Legal Etik Keperawatan Maternitas 1. Pengertian Etika “Etos” (Yunani) Berhubungan dengan pertimbangan pembuatan keputusan benar tidaknya suatu perbuatan. Hal yang berhubungan dengan pertimbangan perawatan yang mengarah ke pertanggungjawaban moral yang mendasar asuhan keperawatan.
2. Macam – macam Legal Etik Keperawatan Maternitas 1) Aborsi a) Pengertian Menggugurkan kandungan atau dalam dunia kedokteran dikenal dengan istilah ”aborsi”, berarti pengeluaran hasil konsepsi (pertemuan sel telur dan sel sperma) sebelum janin dapat hidup diluar kandungan. Aborsi provocatus merupakan istilah lain yang secara resmi dipakai dalam kalangan kedokteran dan hukum. Ini adalah suatu proses pengakhiran hidup dari janin sebelum diberi kesempatan untuk bertumbuh. b) Macam – macam aborsi
Aborsi/ Pengguguran kandungan Procured Abortion/ Aborsi Prvocatus/ Induced Abortion, yaitu penghentian hasil kehamilan dari rahim sebelum janin bisa hidup diluar kandungan.
Miscarringe/ Keguguran, yaitu terhentinya kehamilan sebelum bayi hidup di luar kandungan (viabilty).
Aborsi Therapeutic/ Medicalis, adalah penghentian kehamilan dengan indikasi medis untuk menyelamatkan nyawa ibu, atau tubuhnya yang tidak bisa dikembalikan.
Aborsi Kriminalis, adalah penghentian kehamilan sebelum janin bisa hidup di luar kandungan dengan alasan-alasan lain, selain therapeutik, dan dilarang oleh hukum.
Aborsi Eugenetik, adalah penghentian kehamilan untuk meghindari kelahiran bayi yang cacat atau bayi yang mempunyai penyakit ginetis. Eugenisme adalah ideologi yang diterapkan untuk mendapatkan keturunan hanya yang unggul saja.
Aborsi langsung – tak langsung, adalah tindakan (intervensi medis) yang tujuannya secara langsung ingin membunuh janin yang ada dalam rahim sang ibu. Sedangkan aborsi tak langsung ialah suatu tindakan (intervensi medis) yang mengakibatkan aborsi, meskipun aborsinya sendiri tidak dimaksudkan dan bukan jadi tujuan dalam tindakan itu.
Selective Abortion. Adalah penghentian kehamilan karena janin yang dikandung tidak memenuhi kriteria yang diiginkan. Aborsi ini banyak dilakukan wanita yang mengadakan ”Pre natal diagnosis” yakni diagnosis janin ketika ia masih ada di dalam kandungan.
Embryo reduction (pengurangan embrio), pengguguran janin dengan menyisahkan satu atau dua janin saja, karena dikhawatirkan mengalami hambatan perkembangan, atau bahkan tidak sehat perkembanganya.
Partia Birth Abortion, merupakan istilah politis/hukum yang dalam istilah medis dikenal dengan nama dilation and extaction. Cara ini pertama-tama adalah dengan cara memberikan obat-obatan kepada wanita hamil, tujuan agar leher rahim terbuka secara prematur.
c) Aborsi menurut Hak Asasi Manusia
UU HAM, pasal 53 ayat 1(1): Setiap anak sejak dalam kandungan berhak untuk hidup, mempertahankan hidup & meningkatkan taraf kehidupannya.
UU Kesehatan, pasal 15 ayat 1 dan 2 : -
Dalam keadaan darurat sebagai upaya untuk menyelamatkan jiwa ibu hamil atau janinnya dapat dilakukan tindakan medis tertentu.
-
Tindakan medis tertentu sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) hanya dapat dilakukan : 1) Berdasarkan indikasi medis yang mengharuskan diambilnya tindakan tersebut. 2) Oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian & kewenangan untuk itu & dilakukan sesuai dengan tanggungjawab profesi serta berdasarkan pertimbangan tim ahli. 3) Dengan persetujuan ibu hamil yang bersangkutan atau suami atau keluarganya. 4) Pada sarana kesehatan tertentu.
2) Amniosintesis Amniosintesis telah ada lebih dari satu dekade dan diskusikan secara lengkap pada bab 13. Masalah etik dan hukum mengenal prosedur ini mencakup kesalahan kelalaian dan kesalahan perbuatan. Contohnya jika seorang wanita yang dicalonkan untuk menjalani tes karena usia (diatas 35 tahun ) melahirkan dengan anak anomali kromosom atau memiliki riwayat penyakit genetik dan tidak diperhatikan pada saat tes, profesional perawat kesehatan dapat bertanggung jawab jika ia melahirkan bayi yang cacat. Resiko dan keuntungan tes juga harus dijelaskan kepada klien, dan harus mendapat persetujuan tindakan. Jika ibu telah dites, diberi tahu bahaya janinnya normal, kemudian melahirkan bayi yang cacat, profesional perawat kesehatan dan laboraturium yang melakukan tes harus bertanggung jawab. Meskipun profesional kesehatan mempunyai keyakinan pribadi tentang efektifitas tes, memiliki pendapat mengenai apakah pendapat tentang wanita harus menggugurkan kandungan jika hasil tes adanya janin yang cacat, atau memiliki keberatan berdasarkan moral, etika atau agama berdasarkan tes tersebut, profesional
keperawatan kesehatan tetap berkewajiban memberi tahu klien tentang tes dan merujuk ketempat lain 3) Inseminasi a) Pengertian Inseminasi merupakan sperma pada os serviks atau didalam uterus secara mekanis, dapat dilakukan dengan dua metode. Dalam inseminasi buatan dari suami (artificial insemiation from the husband, AIH), sperma yang berasal dari suami klien disimpan dalam saluran reproduksi istrinya. b) Legal Etik Inseminasi Kewajiban hukum dipenuhi berdasarkan persetujuan tindakan tertulis yang ditandatangani oleh semua pihak istri, suami dan donor. Direkomendasikan agar seluruh pihak tidak menuliskan nama. Direkomendasikan juga agar dokter diberi wewenang untuk memilih donor. Rekomendasi ini menimbulkan pertanyaan tentang batas kewenang profesional, terutama karena akhir- akhir ini terdapat sekandal jika dokter diberi hak ini; persetujuan biasanya meliputi ketentuan bahwa rofesional kesehatan tidak bertanggung jawab jika anak itu lahir dengan abnomarlitas. 4) Dekapitasi a) Pengertian Suatu tindakan untuk memisahkan kepala janin dari tubuhnya dengan cara memotong leher janin agar janin dapat lahir per vaginam. Dekapitasi dilakukan pada persalinan yang macet pada letak lintang dan janin sudah meninggal.
DAPUS : 1) Dinda NS, 2018, Makalah Dekapitasi Janin, PDFCOKE Diakses : https://id.pdfcoke.com/document/373366732/Makalah-Dekapitasi-Janin 2) Suryadipta, 2017, Aspek Legal Etik Keperawatan Maternitas, PDFCOKE Diakses Maternitas
:
https://id.pdfcoke.com/doc/219435323/Aspek-Legal-Etik-Keperawatan-