Lbm 3 Syaraf.docx

  • Uploaded by: cheesekeju
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Lbm 3 Syaraf.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 826
  • Pages: 3
STEP 1 1. Pupil isokor : reflek pupil yang simetris atau ukurannya sama antara kanan dan kiri 2. Respon withdrawal : respon akibta rangsangan nyeri yang diberikan berupa gerakan adduksi (seakan akan pasien menjauhi rangsangan) STEP 2 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.

Mengapa pasien mendapatkan penurunan kesadaran? Bagaimana interpretasi dari TTV yang didapatkan? Mengapa tamak keluar darah dari telinga dan hidung? Mengapa pasien bau alcohol dan pasien mengorok? Mengapa saat pasien diberikan rangsang nyeri, pasien membuka mata dan memberikan respon withdrawal? Apa kemungkinan yang dialami pasien? Kenapadidapatkan kedua mata pasien isokor dan reflex cahaya postif? Apa jenis2 trauma pada kepala? Bagaimana patofisiologi dari scenario? Apa komplikasi dari kasus di scenario? Bagaimana pentalaksanaan awal pada pasien?

STEP 3 1. Mengapa pasien mendapatkan penurunan kesadaran? Penurunan kesadaran, akibat trauma pada kepala dpt mengakibatkan Blood Brain Barier akibat cedera jar. otak. BBB terganggu  vasodilatasi  eksudasi cairan  edem  tekanan intracranial meningkat (tandanya nyeri kepala hebat) aliran darah ke otak menurun  lama kelamaan, tjd iskemik  kematian sel (co : sel saraf, neuron2) Derajat kesadaran : dipengaruhi neuron aktif, disini banyak neuron mati khusus nya di batang otak impuls spesifik  melewati jaras2, co : nyeri di kaki Impuls non spesifik  sisa dari spesifik yang diteruskan di batang otak, diteruskan di talamas dan membentuk RAS. RAS mengontrol derajat kesadaran

2. Bagaimana interpretasi dari TTV yang didapatkan? Cari ebook ATLS, bab 3 syok hipovolemik Rumus tekanan darah TD : 100/70 mmHg  normal. RR : 40x/menit  naik karena kekurangan oksigen di otak, kompensasi nafas cepat. HR : 120x/menit  naik 3. Mengapa tampak keluar darah dari telinga dan hidung? Kompensasi otak  Hipoptesis Monro Kellie. Berapa maksimum cairan di otak? Hipotesa monro kellie : meningkatnya cairan cerebro spinal di canalis. Berpotensi mengakibatkan kematian karena penuruna lairan darah ke otak, tjd herniasi bila TIK meningkat  berakibat langsung pada fungsi saraf, apabila peningkatan TIK berat dan menetap: maka kompensasi tidak efektif dan menyebabkan kematian neuron Teori Hipotesa monro kellie : tulang tengkorak tidak dapat meluas. Bila salah satu komponen nya meningkat maka komponen lain harus mengkompensasi Karena ada fraktur basis cranii  keluar darah melaui hidung, telinga  Fraktur basis cranii anterior : keluarnya cairan CSF dari hidung  Fraktur basis cranii media : keluar lewat telinga  Fraktur basis cranii posterior 4. Mengapa pasien bau alcohol dan pasien mengorok?  Bau alkohol : pasien sebelumnya mengonsumsi alcohol  kesadaran menurun  Pasien mengorok : sumbatan jalan nafas karena lidah jatuh ke belakang 5. Mengapa saat pasien diberikan rangsang nyeri, pasien membuka mata dan memberikan respon withdrawal? Teknik pemeriksaan GCS  total skor ada 15 Komponen penilaian GCS : E : eye (skor 1-4)  1: tdk membuka mata walau dirangsang nyeri  2: membuka mata jika diberi rangnsang nyeri  3: dengan kata2 akan membuka mata bila diminta  4 : normal V : verbal (skor 1-5)  1 : tdk membirakn jawaban suara apapun  2 : Memberikan jawaban suara tdk jelas  3 : Memberikan jawaban kata tdk jelas, suara jelas  4 : Memberikan jawaban pada pertanyaan tp masih bingung  5 : menjawab dengan baik M : motoric (skor 1-6)  1 : tdk ada respon gerak  2 : respon gerak abnormal spt ekstensi  3 : respon gerak abnormal spt fleksi  4 : gerakan menjauhi rangsang nyeri (withdrawal)  5 : dapat mengerakkan ekstremitas secara terbataskrn nyeri (localized pain)  6 : dapat menggerakkan ekstremitas

Pasien : E2, V2, M4. Skor : 8 (cedera kepala berat) AVPU  Pain. Cepat (primary survey). Tingkat kesadaran 6. Apa kemungkinan yang dialami pasien? Dx : cedera kepala berat (GCS < 9) Etiologi : fraktur basis cranii (khasnya : battle sign) Fossa anterior : brill hematom pada mata 7. Kenapa didapatkan kedua mata pasien isokor dan reflex cahaya pupil postif? Reflex cahaya pupil positif : pupil konstriksi Tidak ada kerusakan mid brain atau mesensefalon Doll’s eye positif : gangguan di batang otak Diameter2 pupil Gangguan korteks serebri 8. Apa jenis2 trauma pada kepala? Trauma kepala  Ringan : kehilangnkesadaran kurang dari 20 mnt gcs 13-15  Sedang : lebih dari sma dengan 20 menit kurang dari 36 jam, GCS 9-12  Berat : kehilangan kesadaran lebih dari 36 jam, GCS nya 3-8 o

o o

 

Primer : kerusakan pada struktur kepala pada jaringan kepala pada saat itu juga. Co : kontasio serebri (pingsan > 10 menit, kerusakan jaringan otak), komosio serebri (tdk ada jarotak rusak tapi fungsi otak), laserasi (kerusakan otak luas) Sekunder : akibat komplikasi cedera primer. co : edem serebri, peningkatan TIK. Terjadi keadaan lanjut spt infeksi Secondary Brain Insult : peristiwa sistemik setelah trauma kepala potensi kerusakan sel saraf akson pada otak. co : hipoksia, hipotensi, kejang, hiperglikemi, ketidakseimbangan elektrolit Terbuka : tengkorak sudah pecah, luka Tertutup : goncangan pada otak

9. Bagaimana patofisiologi dari scenario? 10. Apa komplikasi dari kasus di scenario? 11. Bagaimana pentalaksanaan awal pada pasien? STEP 4

Related Documents

Lbm 3
October 2019 45
Lbm 3.docx
June 2020 13
Lbm 3.docx
June 2020 21
Lbm 3 Syaraf.docx
May 2020 25
Nanda Lbm 3 Kpdl.docx
July 2020 27
Lbm 3.docx
December 2019 50

More Documents from "Yusri"

Lbm 2 Eh.docx
May 2020 24
Lbm 4 Imun.docx
June 2020 24
Penyeluhan Lansia.docx
December 2019 18
Jiwa 1.docx
December 2019 16
Gambar Lbm 1.docx
May 2020 20
Lbm 6.docx
June 2020 17