Lbm 3 Sgd 10.docx

  • Uploaded by: Jonathan Ingram
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Lbm 3 Sgd 10.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,887
  • Pages: 6
STEP 1  



      

Survey Peninjauan secara langsung , bersifat sekilas Clinical Reasoning Penalaran klinis yaitu proses berfikir untuk memberi makna dari suatu temuan klinis yang diperlukan untuk mengevaluasi dan mengelola masalah medis dengan cara anamnesis dan pemeriksaan fisik untuk mendiagnosis pasien Diagnosis Suatu kegiatan bertujuan untuk menemukan dan menentukan masalah atau penyakit yang diderita pasien. Critical thinking (berpikir kritis) Cara berfikir dengan memahami,menerapkan,mensitesis,mengevaluasi suatu informasi untuk memutuskan kebenaran dan ketepatan sehingga dapat memberi kesimpulan yang logis dan bertanggung jawab Critical thinker Orang yang berfikir kritis Praktek dokter Layanan Primer Pelayanan yang dibutuhkan pertama kali oleh pasien Critical Participation Suatu tindakan/partisipasi untuk mengatasi masalah dengan cara berpikir kritis di masyarakat Terapi Suatu tindakan yang dapat dilakukan seorang untuk memulihkan suatu penyakit yang diderita dan dilakukan secara berulang-ulang Poli rawat jalan Upaya pelayanan tingkat satu (primer) dimana pasien hanya diberikan pelayanan umum tanpa rawat inap. Prosedur medis Tindakan2 yang dilakukan dalam penanggulangan msalah kesehatan yang tahap2nya telah ditentukan. Refleksi Pemikiran mengevaluasi pengalaman sebagai proses internal pembelajaran untuk menjadi yang lebih baik.

Step 2 1. 2. 3. 4. 5.

Bagaimana langkah2 melakukan CThinking Kendala dan solusi CThinking Apa hubungan critical thinking dengan clinical reasoning . bagaimana prosesnya !!!! Mengapa CThinking wajib dikembangkan sejak dini (sejak di FK) Mengembangkan CThinking

6. Kapan critical partisipation dilakukan ? 7. Ciri2 Critical Thinker 8. Penerapan CThinking pada mahasiswa FK 9. Strategi CThinking dalam belajar 10. Prosedur medis dalam melayani pasien 11. Bagaimana seharusnya seorang dokter berbicara dengan pasien ? 12. Bagaimana langkah – langkah memutuskan diagnosis ? 13. Jelaskan mengenai pelayanan primer ! 14. Apa perbedaan layanan primer dan layanan sekunder ? 15. Mengapa seorang dokter harus menerapkan CT agar dapat melakukan CP 16. Manfaat CThinking untuk dokter ? 17. Apa yang terjadi jika dokter tidak CThinker

Step 3

1. Bagaimana langkah2 melakukan CThinking Interpretasi : kemampuan untuk memahami dan menjelaskan dari situasi Analisis : mengidentifikasi hubungan antar pertanyaan untuk merefleksikan pemikiran Evaluasi : kemampuan menguji kredibilitas pernyataan yang dipergunakan untuk menyatakan pemikiran inverensi : kemampuan intk mengidentifikasi dan memilih elemen yang dibutuhkan untuk menyusun simpulan 2. Bagaimana strategi mengembangkan Critical thinking ? Duch et. al. (2001) menyatakan bahwa pembelajaran dengan menggunakan PBL dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan analisis, memecahkan masalah yang kompleks ataupun masalah nyata dalam keseharian, bekerja sama dalam kelompok, dan menunjukkan keterampilan komunikasi yang efektif baik lisan maupun tulisan. Hal tersebut dikuatkan dengan hasil penelitian Yuan, et.al. (2009) yang menunjukkan bahwa pembelajaran dengan PBL mampu meningkatkan kemampuan critical thinking daripada pembelajaran dengan menggunakan literatur. maka dapat disimpulkan bahwa model PBL merupakan model pembelajaran inovatif yang dapat diterapkan dalam pembelajaran sains, yang dapat memberikan banyak manfaat. PBL memberikan kondisi belajar aktif pada siswa untuk mengkonstruksi konsep-konsep yang dipelajarinya, dan mengembangkan kemampuannya sebagai pembelajar dengan menerapkan metode ilmiah dalam memecahkan masalah dan mengembangkan berpikir kritis. Dengan demikian, diharapkan siswa dapat menjadi generasi yang siap menghadapi masalah nyata dan kompleks dalam kehidupan sehari-hari. Pengembangan Critical Thinking melalui Penerapan Model PBL (Problem Based Learning) dalam Pembelajaran Sains. Asri Widowati. FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta. Seluruh kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan baik kuliah, praktikum di laboratorium, skill lab, tutorial, rotasi klinik, Collaborative-learning, problembased learning (PBL), clinically oriented physiology teaching (COPT), evidencebased medicine (EBM), problem solving clinical seminars (PSCS) semua dapat dimanfaatkan untuk menumbuh kembangkan kemampuan critical thinking. CRITICAL THINKING GUIDELINES BAGI STAF AKADEMIK. Dra. Endang Lestari, M.Pd. M.PdKed 3. kendala dan solusi Cthinking bagi orang yang kurang berpikir kritis Kendala : kesulitan menanggapi , mengomentari dan bertindak menyelesaikan suatu masalah , selalu cepat merasa puas dengan informasi yang diterima tanpa berpikir panjang Solusi : berlatih diskusi, meningkatkan kepercayaan diri, menambah pengetahuan, 4. Mengapa CThinking wajib dikembangkan sejak dini (sejak di FK) ???

Mahasiswa kedokteran harus dididik dan dilatih menggunakan keterampilan berpikir kritis untuk menghubungkan konsep dasar dengan situasi yang sebenarnya di lapangan. Institusi penyelenggara pendidikan dokter harus mampu membangun suatu bentuk pendidikan yang mengasah kemampuan berpikir kritis dan membantu mahasiswa untuk mengembangkan kemampuan berfikir kritisnya, baik untuk menyelesaikan persoalan pasien, maupun untuk berkontribusi memberikan penyelesaian persoalan masyarakat terkait dengan masalah kesehatan. Seluruh proses pendidikan yang dilaksanakan harus mengarahkan siswa pada pencapaian kemampuan critical thinking tersebut. Peran dosen / tutor /dan instruktur sangat penting, untuk memastikan pelaksanaan dan ketercapaian tujuan tersebut. CRITICAL THINKING GUIDELINES BAGI STAF AKADEMIK. Dra. Endang Lestari, M.Pd. M.PdKed 5. Ciri2 Critical Thinker 1. Mengemukakan pertanyaan-pertanyaan dan masalah penting, merumuskannya dengan jelas dan teliti 2. Memunculkan ide-ide baru yang berguna dan relevan untuk melakukan tugas. Pemikiran kritis memiliki peran penting untuk menilai manfaat ide-ide baru, memilih ide-ide yang terbaik, atau memodifikasi ide-ide jika perlu 3. Mengumpulkan dan menilai informasi-informasi yang relevan, dengan menggunakan gagasan abstrak untuk menafsirkannya dengan efektif 4. Menarik kesimpulan dan solusi dengan alasan yang kuat, bukti yang kuat, dan mengujinya dengan menggunakan kriteria dan standar yang relevan 5. Berpikir terbuka dengan menggunakan berbagai alternatif sistem pemikiran, sembari mengenali, menilai, dan mencari hubungan-hubungan antara semua asumsi, implikasi, akibat-akibat praktis 6. Mampu mengatasi kebingungan, mampu membedakan antara fakta, teori, opini, dan keyakinan 7. Mengkomunikasikan dengan efektif kepada orang lain dalam upaya menemukan solusi atas masalahmasalah kompleks, tanpa terpengaruh oleh pemikiran orang lain tentang topik yang bersangkutan 8. Jujur terhadap diri sendiri, menolak manipulasi, memegang kredibilitas dan integritas ilmiah, dan secara intelektual independen, imparsial, netral

Dr. Bhisma Murti, MPH, MSc, PhD – Institute for Health Economic and Policy Studies (IHEPS)/ Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret Ciri – ciri Critical thinker (menurut Nickerson (1987) 1. Menggunakan bukti ilmiah dengan baik dan berimbang 2. Mengelola pikiran dan menyampaikannya secara konsiten dan jelas 3. Membedakan sesuatu secara logis dan inferens 4. Menangguhkan keputusan bila terdapat kurang bukti yang mendukung 5. Mengerti perbedaan antara memberi alasan dan mencari alasan 6. Berusaha mengantisipasi kemungkinan konsekuensi alternatif pilihan 7. Memahami pendapat berdasarkan derajat kepercayaan 8. Mencari kemiripan dan analogi pada keadaan yang tidak jelas 9. Mampu belajar secara mandiri dan tidak mudah putus asa dalam mengerjakan sesuatu 10. Menerapkan teknik problem-solving 11. Dapat menyampaikan struktur informal dengan jalan pikiran formal 12. Dapat memberi argumen secara lisan bila terdapat ketidaksesuaian 13. Membiasakan meragukan pendapat sendiri dan berusaha memahaminya 14. Peka terhadap perbedaan antara kebenaran dan intensitas 15. Menyadari bahwa kemampuan memahami sesuatu adalah terbatas 16. Mengakui kemungkinan pendapatnya sendiri keliru BERPIKIRKRITIS ( CRITICAL THINKING) DALAM PROFESI DOKTER.Cholis Abrori Fakultas Kedokteran Universitas Jember 6. Penerapan CThinking pada mahasiswa FK Belajar mandiri, mengupdate informasi, SQ3R, concept mapping, diskusi. 7. Manfaat CThinking untuk dokter ?

a. b.

Berpikir kritis juga berguna untuk mengekspresikan ide-ide. untuk menganalisis dan mengkaji keyakinan, pengetahuan yang dimiliki, dan kesimpulan yang dibuat, dengan menggunakan bukti-bukti yang mendukung c. memiliki kemampuan untuk mengenali masalah dengan lebih tajam, d. menemukan cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut, mengumpulkan informasi yang relevan, mengenali asumsi dan nilai-nilai yang ada di balik keyakinan, pengetahuan, maupun kesimpulan. Dr. Bhisma Murti, MPH, MSc, PhD – Institute for Health Economic and Policy Studies (IHEPS)/ Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret 8. Apa yang terjadi jika dokter tidak Cthinker ? Berakibat fatal pada pasien, salah diagnosis, mal praktek, dituntut. 9. Apa hubungan critical thinking dengan clinical reasoning . bagaimana prosesnya ???? Pada banyak kondisi klinik, seorang dokter dituntut untuk membuat keputusan secara cepat dan akurat. Dalam praktek seorang dokter cenderung menggunakan strategi non-analitik dalam clinical reasoning. Strategi nonmanalitik yang digunakan oleh dokter dalam clinical reasoning memungkinkan terjadinya bias kognitif. Strategi clinical reasoning juga memerlukan pemahaman terhadap materi pengetahuan kedokteran, cara pengorganisasian pengetahuan, serta pengalaman menggunakan pengetahuan. Proses membangun informasi merupakan proses aktif menggunakan informasi dan mengevaluasi hasil kesimpulan yang dibuat terhadap permasalahan yang dihadapi. Proses tersebut memerlukan berbagai macam ketrampilan seperti: - Ketrampilan interpretasi untuk memahami argumentasi dan pendapat orang lain - Ketrampilan untuk mengevaluasi secara kritis argumentasi dan pendapat - Ketrampilan untuk mengembangkan dan mempertahankan argumentasi yang dibuat Jadi clinical reasoning merupakan kemampuan utama yag harus dimiliki seorang dokter yang memerlukan kemampuan berpikir kritis baik dalam proses mengkonstruksi pengetahuan maupun maupun proses pengambilan keputusan terhadap pasien. Dalam pendidikan kedokteran berpikir kritis menjadi alat untuk memperoleh pemahaman materi pengetahuan serta kompetensi yang dikembangkan agar lulusannya dapat bekerja dengan baik. dengan landasan yang kuat. Clinical Reasoning dan Berpikir Kritis. Ditulis oleh Sudaryanto. Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang Sabtu, 04 Desember 2010 00:00 - Terakhir Diperbaharui Rabu, 04 May 2011 04:32 10. Apakah clinical rasoning hanya untuk mendiagnosis pasien ? apakah dapat diterapkan dalam masalah medis yg lain ? Tidak Untuk menentukan terapi dan memberikan edukasi kepada pasien 11. Langkah – langkah clinical rasoning ? Interpretasi : menggali info sebanyak2nya Analisis: menganalisa info dg menghubungkan dg bukti yang ada Evaluasi: mengkaji bukti yang ada supaya bisa ditetapkan menjadi diagnosis Inferensi: penyimpulan diagnosis dan rencana terapi bagi pasien Explanasi: penjelasan yang baik dan benar serta etis kepada pasien Self regulation: apakah tindakan2 td sudah benar?? Kuliah Pakar Ibu Putri R. Ayuningtyas

12. Kapan critical partisipation dilakukan ? Saat menghadapi masalah – masalah yang ada di masyarakat. Dapat juga selain masalah medis. Misalnya : dalam hal kerja bakti dan contoh2 lainnya. 13. Prosedur medis dalam melayani pasien 1. Menyelenggarakan pelayanan komprehensif dengan pendekatan holistik

2. Menyelengarakan pelayanan yang bersinambung (kontinu) 3. Menyelenggarakan pelayanan yang mengutamakan pencegahan 4. Menyelenggarakan pelayanan yang bersifat koordinatif dan kolaboratif 5. Menyelenggarakan pelayanan personal (individual) sebagai bagian integral dari keluarganya 6. Mempertimbangkan keluarga, lingkungan kerja, dan lingkungan 7. Menjunjung tinggi etika, moral dan hukum 8. Menyelenggarakan pelayanan yang sadar biaya dan sadar mutu 9. Menyelenggarakan pelayanan yang dapat diaudit dan dipertangungjawabkan Sistem Pelayanan Dokter Keluarga Meningkatkan Kadar Kesejawatan dan Profesionalisme. Sugito Wonodirekso.Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia. Maj Kedokt Indon, Volum: 59, Nomor: 1, Januari 2009 14. Bagaimana seharusnya seorang dokter berbicara dengan pasien ? Bisa menerapkan 5s pada pasien. Senyum sapa salam sopan santun. Kemampuan berkomunikasi tersebut mencakup kemampuan: (1) bisa mengubah suatu perasaan menjadi milik kita, (2) bisa menanggapi perasaan orang lain, dan (3) bisa menerima perasaan orang lain. Lebih lanjut dijelaskan keterampilan berkomunikasi tersebut berkaitan erat dengan empati, yaitu kemampuan seorang dokter untuk memahami dan ikut serta dalam permasalahan orang lain. KESANTUNAN POSITIF KOMUNIKASI DOKTER-PASIEN DALAM PROGRAM KONSULTASI SEKS. Agung Pramujiono Universitas PGRI Adi Buana (UNIPA) Surabaya. Linguistik Indonesia, Tahun ke 26, No. 2, Agustus 2008. 153 15. Bagaimana langkah – langkah memutuskan diagnosis ? Langkah : o Anamnesis (Keluhan ,penilaian subjektif dari pasien kepada dokter) o Pemeriksaan fisik (upaya mencari tanda-tanda dari hasil pengamatan objektif dokter atau tenaga kesehatan terhadap keluhan pasien berdasarkan apa yang ditemukan pada pemeriksaan ; inspeksi (melihat),palpasi(meraba), perkusi(mengetuk), auskultasi(mendengar)) o Tes pemeriksaan (upaya membantu menegakkan diagnosis dengan pemeriksaan lab atau alat lain ) 16. Jelaskan mengenai pelayanan primer ! Pelayanan yang menjadi kontak pertama dengan pasien dan memberi pembinaan berkelanjutan (continuing care) Membuat diagnosis medis dan penangannnya, Membuat diagnosis psikologis dan penangannya, Memberi dukungan personal bagi setiap pasien dengan berbagai latar belakang dan berbagai stadium penyakit Mengkomunikasikan informasi tentang pencegahan, diagnosis, pengobatan, dan prognosis, dan Melakukan pencegahan dan pengendalian penyakit kronik dan kecacatan melalui penilaian risiko, pendidikan kesehatan, deteksi dini penyakit, terapi preventif, dan perubahan perilaku. (Goroll, 2006) Contohnya : UGD, praktek dokter umum, dokter keluarga 17. Apa perbedaan layanan primer dan layanan sekunder ? Dalam tatanan Sistem Kesehatan Nasional dokter keluarga menempati ranah pelayanan primer sedangkan dokter spesialis menempati ranah pelayanan sekunder. Pemisahan atau pemeringkatan layanan itu diperlukan agar terjadi mekanisme saling kontrol dan saling bina antara SDM di pelayanan primer dan sekunder. Sistem Pelayanan Dokter Keluarga Meningkatkan Kadar Kesejawatan dan Profesionalisme. Sugito Wonodirekso.Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia. Maj Kedokt Indon, Volum: 59, Nomor: 1, Januari 2009

Related Documents

Lbm 3 Sgd 18 Yuhu.docx
June 2020 16
Sgd 1 Lbm 3 Jiwa.docx
July 2020 16
Sgd Lbm 3 Kgd Nadia.pptx
December 2019 18
Sgd 1 Lbm 3.docx
October 2019 21
Lbm 3 Sgd 1.docx
April 2020 42
Lbm 3 Sgd 10.docx
October 2019 21

More Documents from "Jonathan Ingram"

Lbm 3 Sgd 10.docx
October 2019 21
Lbm 4 Sgd 10.docx
October 2019 21
Lbm 2 Sgd 10.docx
October 2019 20
Curriculum Viate
July 2020 18
June 2020 11