Higiene Industri 2 LASER Disusun Oleh:
dr. Achmad Agoesmandi S
1406655684
dr. RA Ermita Putri A
1406655822
dr. Sri Habibah Sari Melati
1406655860
Universitas Indonesia Fakultas Kedokteran Program Studi Magister KedokteranKerja Jakarta,November 2015
DAFTAR ISI BAB I .......................................................................................................................................................................................................3 PENDAHULUAN.................................................................................................................................................................................3 I.1. Latar Belakang ........................................................................................................................................................................3 I.2. Tujuan .........................................................................................................................................................................................5 BAB II.......................................................................................................................................................................................................6 TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................................................................................................6 II.1. Definisi ......................................................................................................................................................................................6 II.2. Sifat dan Cara Kerja Laser ................................................................................................................................................6 II.3. Nilai Ambang Batas Laser ................................................................................................................................................8 II.4. Klasifikasi Laser ....................................................................................................................................................................8 II.5. Pengukuran Radiasi Optik ............................................................................................................................................ 10 II.6. Jenis-jenis Laser ................................................................................................................................................................. 10 II.7. Penggunaan Laser ............................................................................................................................................................. 11 BAB III .................................................................................................................................................................................................. 13 PEMBAHASAN .................................................................................................................................................................................. 13 III.1. Pengaruh Laser terhadap Kesehatan...................................................................................................................... 13 III.2. Standar Keselamatan Laser ........................................................................................................................................ 14 III.3. Medical surveillance....................................................................................................................................................... 17 DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................................................................................... 18
2
BAB I PENDAHULUAN
I.1. LATAR BELAKANG Laser merupakan sinar yang diciptakan manusia yang telah banyak memberikan manfaat kepada kesejahteraan manusia. Teknologi laser diaplikasikan pada berbagai bidang diantaranya bidang ilmu pengetahuan, bidang kedokteran, militer, pertanian dan komunikasi. Walaupun pemanfaatan laser telah meluas, tapi juga dapat memberikan efek yang buruk bagi manusia.1 Pada awal perkembangannya, orang tidak menyebut dengan nama laser. Para ahli pada masa itu menyebutnya sebagai MASER (Microwave Amplification by the Stimulated Emission Radiation). Dan orang yang disebut-sebut pertama kali mengungkapkan keberadaan maser adalah Albert Einstein antara tahun 1916 - 1917. Ilmuwan tersebut juga yang pertama kali berpendapat bahwa cahaya atau sinar bukan hanya terdiri dari gelombang elektromagnetik, tetapi juga bermuatan partikel dan energi, yang dikenal sebagai radiasi. Pada tahun-tahun berikutnya, terutama pada perang dunia kedua, Maser lebih banyak digunakan untuk kepentingan militer. Hingga akhirnya Charles H. Townes, James Gordon dan Herbert Zeiger berhasil membuat Maser dengan menggunakan gas ammonia, yang merupakan Maser pertama buatan manusia dan memiliki satu tingkat energi. Hingga akhirnya sebelum memasuki tahun 1960, Theodore Maiman bisa mewujudkan kerja sinar laser (Maser Optik). Sekilas bahwa Theodore Maiman dianggap sebagai orang yang pertama kali berhasil membuat laser, tapi sebenarnya ada orang lain yang telah mendahuluinya yaitu Gordon Gould pada tahun 1958. Bahkan Gordon Gould merupakan orang yang pertama kali menggunakan istilah Laser (Light Amplification by the Stimulated Emission of Radiation).2 Sejak pertama kali dikembangkan pada tahun 1960, LASER telah menjadi perangkat biasa di industri, perdagangan, hiburan dan obat-obatan. Laser pointer, perangkat pena-seperti genggam yang memproyeksikan sinar laser cahaya cepat mengganti
3
pointer kayu tradisional yang digunakan oleh dosen selama presentasi. Namun, pointer tersebut dapat disalahgunakan, misalnya, oleh siswa di kelas atau anak-anak di rumah, dan hal ini terkait masalah keamanan. Saat ini telah terdapat laporan kebutaan sementara, disorientasi dan sakit kepala oleh sopir bus, pilot, polisi dan guru. Sehingga produsen mulai menghasilkan perangkat laser bertenaga rendah yang sama seperti yang terdapat pada mainan.3 Sinar laser adalah emisi energi tinggi yang dihasilkan dari kegiatan pengelasan, pemotongan, pelapisan, alat-alat optis, pembuatan mesin-mesin mikro dan operasi kedokteran. Bahan yang digunakan, untuk menghasilkan sinar laser antara lain, berupa bahan laser gas (helium - Neon, Argon, CO2, N2+) laser Kristal padat (ND3, C23+) dan laser semikonduktor. Pengaruh utama dari sinar laser terhadap kesehatan pekerja yaitu terhadap mata dan kulit. Dapat menyebabkan kerusakan mata yang berupa efek termis pada retina, sehingga terjadi kerusakan retina dan mengakibatkan kebutaan. Untuk mencegah kelainan kulit, maka batas aman radiasi yaitu 1.0 W/cm2 pada diameter pupil 7 mm.4 Laser merangsang emisi radiasi, atau instrumen yang menghasilkan dan memancarkan sinar intensitas tinggi. Cahaya yang dihasilkan oleh laser diproduksi oleh mekanisme nuklir (mekanisme yang menghasilkan energi di dalam sel). Laser memiliki sejumlah karakteristik yang unik dan sengaja dihasilkan (misalnya intensitas sinar cahaya), tetapi juga dapat menimbulkan risiko kesehatan. Cahaya yang dipancarkan dari laser mencakup berbagai panjang gelombang spektrum cahaya yaitu berupa sinar ultraviolet, cahaya optik dan cahaya infra merah. Sinar ultraviolet dengan panjang gelombang 85 - 400 nanometer yang tidak terlihat dengan mata manusia. Sinar ultraviolet adalah komponen dari sinar matahari yang berbahaya bagi kulit manusia dan menyebabkan kanker kulit. Cahaya optik atau cahaya yang terlihat oleh mata manusia dengan panjang gelombang 400-750 nanometer. Cahaya infra merah atau sinar cahaya dengan panjang gelombang 750 nanometer- 1 mikrometer.5 Sinar ultraviolet yang dipancarkan oleh laser berhubungan dengan berbagai risiko kesehatan. Namun, ada berbagai macam laser, digunakan untuk berbagai tujuan, bervariasi dalam kekuatan outputnya, serta jenis sinar cahaya yang dipancarkan (beberapa menghasilkan cahaya ultraviolet sementara yang lainnya tidak). Oleh karena itu, bahaya kesehatan berhubungan dengan berbagai jenis laser sangat bervariasi.5
4
Bahaya laser tidak seburuk sinar nuklir ataupun gelombang mikro. Laser dapat dikendalikan melalui aturan-aturan keselamatan yang telah ditetapkan oleh institusiinstitusi tertentu antara lain oleh ACGIH (The American Conference of Government Industrial Hygienist).1
I.2. TUJUAN 1. Mengetahui definisi, sejarah dan cara kerja laser. 2. Mengetahui jenis, penggunaan dan aplikasi laser dalam berbagai bidang. 3. Mengetahui potensi bahaya, pencegahan dan prinsip keselamatan penggunaan laser.
5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. DEFINISI Laser adalah suatu singkatan yang dapat diartikan sebagai suatu penguatan cahaya dengan merangsang emisi radiasi.6 Laser (Light Amplification by Stimulated Emission of Radiation) merupakan mekanisme suatu alat yang memancarkan radiasi elektromagnetik. Biasanya dalam bentuk cahaya yang tidak dapat dilihat maupun dapat dilihat dengan mata normal, melalui proses pancaran terstimulasi. Pancaran laser biasanya tunggal, memancarkan foton dalam pancaran koheren. Laser juga dapat dikatakan efek dari mekanika kuantum.7 Kerja laser adalah dengan memompa elektron yang ada di dalam “lasing media” (bahan yang digunakan untuk menghasilkan sinar laser) dengan energi yang kuat dan energi yang keluar ditunjukkan dalam bentuk sinar radiasi. Jadi sinar laser sesungguhnya adalah emisi energi yang sangat kuat.6
II.2. SIFAT DAN CARA KERJA LASER Laser menghasilkan radiasi, lebih sering disebut sebagai cahaya, dengan sifat unik yang membedakan sinar laser yang dihasilkan dari cahaya dari sumber yang lebih akrab seperti matahari atau lampu domestik umum. Lampu domestik memancarkan cahaya yang sangat berbeda, yaitu, yang menyebar keluar hampir sama di semua arah dari lampu. Lampu ini memiliki banyak panjang gelombang yang berbeda (warna), yang bersamasama memberikan karakteristik warna lampu. Sebaliknya, laser menghasilkan cahaya dalam panjang gelombang band yang sangat sempit, begitu sempit bahwa laser ini disebut sebagai monokromatik (satu warna), atau panjang gelombang tunggal, sumber. Laser juga dapat menghasilkan sinar yang sangat sempit yang menyimpang sedikit. Perbedaan rendah ini berarti bahwa cahaya laser sangat terarah, membentuk balok pensil-seperti dan muncul sebagai tempat kecil ketika bersinar ke permukaan, bahkan pada jarak ratusan meter. Sebagai konsekuensinya, laser daya tinggi dapat berbahaya bagi mata jarak yang cukup. Karena sinar laser adalah monokromatik dan pada dasarnya rendah divergen, balok lebih
6
baik fokus dengan lensa mata dari sumber cahaya lain, sehingga menghasilkan gambar pada retina dengan intensitas yang jauh lebih besar daripada yang mungkin dengan lampu dalam negeri.3 Sumber energi yang dipompa seperti kilatan cahaya lampu atau elektrde yang dipasang (ditanamkan) di dalam tabung yang berisi gas “lasing media” yang memancarkan radiasi ketika dipompa. Energi yang dipompa berasal dari kilatan cahaya lampu yang memiliki intensitas tinggi, menabrak (menumbuk) electron-elektron dari atom-atom di dalam “lasing media” yang secara cepat kehilangan energi pompa sebagai radiasi. Radiasi laser memiliki sifat yang khas. Radiasi sinar laser adalah sinar monokromatis. Bahan yang dapat digunakan untuk menghasilkan sinar laser yang jumlahnya banyak sekali, dan dapat berupa gas, Kristal (padat) ataupun semikonduktor. Beberapa contoh dari “lasing media” antara lain yaitu Helium-Kadmium, argon, krypton, helium-neon, karbondioksida, hydrogen fluoride, uap air, hydrogen sianida, dan juga bahan pewarna organik. Umumnya setiap bahan (lasing media) akan menghasilkan sinar radiasi dengan panajng gelombang tertentu, jadi panjang gelombang yang dimiliki sinar radiasi suatu bahan tertentu akan berbeda dengan panjang gelombang yang dikeluarkan oleh “lasing media” yang lain. “Lasing media” dari bahan pewarna organik juga dapat digunakan, karena panjang gelombang yang dikeluarkan dapat diatur sesuai dengan keinginan si pemakai, tidak seperti “lasing media” ;ainnya yang hanya memiliki satu panjang gelombang. Dioda bahan padat dibuat dari campuran senyawa gallium sianida yang dapat digunakan untuk menghasilkan di dalam tangga (urutan) inframerah A. Sumber energi yang digunakan umumnya arus listrik untuk menimbulkan kilatan cahaya lampu atau bunga api kuat dari elektroda. Laser digunakan dalam fisika dan elektroda - optik. Di dalam bidang bio-medis laser digunakan untuk bedah mikro. Di dalam laboratorium laser digunakan untuk emisi spektroskopi, juga untuk holografi. Sedangkan di lingkungan industri, laser digunakan untuk pengelasan, pengeboran, pemotongan, pelapisan, komunikasi dan sistem komputer. Di dalam kemiliteran, laser digunakan untuk komunikasi dan persenjataan. Laser dapat dioperasikan dalam 2 cara seperti kebanyakan sinar radiasi yang lain, yaitu dengan denyutan dan dengan gelombang kontinu (CW/ Continous Waves). Standar pajanan
7
dari laser yang dihasilkan dengan denyutan, pajanannya relative singkat dan satuannya dinyatakan dalam J/cm2 (Joule/ cm2). Standar pajanan dari laser yang dikeluarkan dengan gelombang yang kontinu (continuous wave = CW), satuannya dinyatakan dalam W/cm2.6
II.3. NILAI AMBANG BATAS LASER Standar atau nilai ambang batas laser adalah pajanan radiasi laser pada suatu keadaan dimana hampir semua tenaga kerja terpajan tanpa mengalami gangguan kesehatan. Nilai ambang batas tersebut harus digunakan sebagai pedoman dalam pengendalian pajanan dan harus tidak diartikan sebagai garis pemisah antar tingkat kondisi yang berbahaya. Nilai ambang batas yang dinyatakan sebagai pajanan radiasi atau irradiance adalah rata-rata lubang lensa mata dari 1 mm, 3.5 mm, atau 7 mm, tergantung kepada kondisi pajanan seperti terlihat pada tabel di bawah ini6 : Daerah Spektrum
Lama Pajanan
Lobang Lensa Mata
Kulit
180 mm – 400 mm
1 ns – 0.25 s
1mm
3.5 mm
180 mm – 400 mm
0.25s – 30 ks
3.5 mm
3.5 mm
400 mm – 1400 mm
1 ns – 0.25 s
7 mm
3.5 mm
400 nm – 1400 nm
0.25s – 30 ks
7 mm
3.5 mm
1400nm – 0.1 mm
1 ns – 0.25 s
1 mm
3.5 mm
1400nm – 0.1 mm
0.5 s – 30 ks
3.5 mm
3.5 mm
0.1 mm – 1.0 mm
1 ns – 30 ks
11 mm
11 mm
II.4. KLASIFIKASI LASER Laser pointer diklasifikasikan menurut International Electrotechnical Commission (IEC) standar keselamatan laser. Standar ini menetapkan persyaratan untuk laser untuk memastikan bahwa risiko paparan disengaja diminimalkan melalui penggunaan fitur kontrol teknik dan bahwa ada label produk dan informasi keselamatan. IEC juga menetapkan lima kelas laser: 1, 2, 3A, 3B dan 4. Klasifikasi ini memberikan pengguna indikasi dari tingkat bahaya laser.
8
a.
Kelas 1 laser memiliki daya output yang di bawah tingkat di mana cedera mata dapat terjadi.
b.
Kelas 2 laser memancarkan cahaya tampak dan terbatas daya output maksimum 1-milliwatt (mW). Seseorang menerima paparan mata dari Kelas 2 laser akan dilindungi dari cedera dengan refleks berkedip alami mereka, respon disengaja yang menyebabkan orang untuk berkedip dan putar kepala mereka, sehingga menghindari paparan mata.
c.
Laser kelas 3A mungkin memiliki daya output maksimum 5 mW. Batas ini membatasi kekuatan memasuki mata manusia sepenuhnya melebar (diambil sebagai aperture 7 mm) ke 1 mW. Dengan demikian, kecelakaan paparan laser Kelas 3A sebaiknya tidak lebih berbahaya daripada paparan Kelas 2 laser. Namun, Kelas 3A laser pointer berbahaya bila dilihat dengan bantuan optik seperti teropong dan karena itu tidak cocok untuk konsumen umum.
d.
Kelas 3B laser memiliki daya output hingga 500 mW, cukup untuk menyebabkan cedera mata. Luas dan keparahan dari cedera mata akan tergantung pada beberapa faktor termasuk kekuatan laser memasuki mata dan durasi paparan. Kelas 1, kelas 2, kelas 3A dan 3B kelas laser tidak memiliki kekuatan yang cukup untuk menyebabkan cedera kulit.
e.
Kelas 4 laser memiliki daya output yang lebih besar dari 500 mW dan mampu menyebabkan cedera pada kedua mata dan kulit dan akan menjadi bahaya kebakaran jika kekuatan output yang cukup tinggi digunakan.
IEC memberikan saran tentang penggunaan laser untuk demonstrasi, menampilkan dan pameran dan menyatakan bahwa hanya Kelas 1 atau Kelas 2 perangkat harus digunakan di daerah-daerah tanpa pengawasan kecuali di bawah kendali berpengalaman, operator terlatih. Laser pointer digunakan oleh, misalnya, dosen profesional di tempat kerja dianggap berada dalam kategori ini. Persyaratan pelatihan ditentukan untuk operator menggunakan laser dari kelas yang lebih tinggi untuk tujuan ini, karena ada risiko cedera mata. Di Amerika Serikat, klasifikasi laser yang berbeda ada untuk perangkat bertenaga rendah. Sebuah laser kelas 3B diklasifikasikan oleh standar IEC, dan memiliki kekuatan hingga 5 mW, diklasifikasikan sebagai IIIA dalam standar Amerika. Penggunaan angka
9
Romawi harus menunjukkan bahwa laser telah diklasifikasikan menurut standar Amerika. Dalam prakteknya, contoh terjadi di mana 3A label pantas telah diganti untuk label IIIA.3
II.5. PENGUKURAN RADIASI OPTIK Terdapat 2 jenis alat detektor yang banyak digunakan yaitu thermal detector dan kuantum detektor. Thermal detektor pada dasarnya tidak ada perbedaan dengan globe thermometer yang digunakan dalam tekanan panas. Alat ini terdiri dari sebuah sensor yang ditempatkan di dalam benda yang berwarna gelap untuk menyerap radiasi infra merah, memanaskan dan menghasilkan respons yang dapat diukur di dalam detector. Detektor ini relatif kecil, ringan dan cocok untuk sensor panas, karena mengubah suhu dengan cepat (namun belum cukup cepat untuk mengukur denyutan laser). Suatu jenis thermal detektor adalah pyroelektrik detektor, dengan beberapa peringatan, alat ini dapat digunakan untuk mengukur denyutan laser secara berulang-ulang. Thermal detektor adalah alat yang terbaik untuk mengukur radiasi infra merah. Lapisan pengabsorbsi panas bermacam-macam dalam cara mengabsorbsi infra merah, sehingga orang harus mendapatkan informasi tentang sifat-sifat absorbs dari pelapis sebelum membeli thermal sensor. Kuantum detektor memanaskan elektron dalam merespon adanya radiasi dan terbaik untuk digunakan dalam ultraviolet, visible dan tangga infra merah (sampai 1100 mm). Detektor ini dapat mengukur dengan cepat. Detektor sering dibuat dari campuran logam seperti sesium telluride atau timbal selenida dan respons detektor terhadap radiasi yang berbeda, panjang gelombangnya adalah berbeda.6
II.6. JENIS-JENIS LASER Ada berbagai jenis laser berdasarkan mediumnya, yaitu bisa medium padat, gas, cair atau semikonduktor. Laser biasanya ditentukan oleh jenis bahan yang digunakan oleh penguatnya.
10
a.
Solid-state laser material telah dikuatkan terdistribusi dalam matriks padat (seperti Ruby atau Neodymium, yttrium-aluminium garnet laser yag). Laser neodymium-yag memancarkan cahaya inframerah pada 1064 nanometer (nm).
b.
Laser Gas (Helium dan helium neon, hene, merupakan laser gas yang paling umum). memiliki output utama dari lampu inframerah. CO2 laser memancarkan energy jauh dari inframerah, dan digunakan untuk memotong material keras.
c.
Laser Excimer (nama ini berasal dari istilah excited dan dimers) menggunakan gas reaktif, seperti klorin dan fluorin, dicampur dengan gas inert seperti argon, krypton, atau xenon. Ketika elektrik dirangsang, molekul pseudo (dimer). Ketika laser, dimer menghasilkan cahaya dalam kisaran ultraviolet.
d.
Dye laser menggunakan pewarna organic kompleks, seperti rhodamine 6g, dalam larutan cair atau suspense sebagai media penguat.
e.
Semiconductor laser, kadang-kadang disebut dengan diode laser. Laser yang tidak solid-state. Perangkat elektronik yang menggunakan ini umumnya sangat kecil dan menggunakan daya yang rendah. Mereka dapat dibangun menjadi array yang lebih besar, seperti sumber penulisan dalam beberapa printer laser atau CD player.2
II.7. PENGGUNAAN LASER Dalam kehidupan sehari-hari, laser digunakan pada berbagai bidang. Dalam penggunaannya, energi laser yang terpancar tiap satuan waktu dinyatakan dengan orde dari beberapa mW (Laser yand digunakan dalam system audio laser disk) sampai dengan beberapa MW (Laser yang digunakan untuk senjata). Besarnya energi laser yang dipilih bergantung pada penggunaannya. Pemanfaatan sinar laser misalnya pada bidang kedokteran, pelayanan (jasa), industri, astronomi, fotografi, elektronika, dan komunikasi. a.
Dalam bidang kedokteran dan kesehatan, sinar laser digunakan antara lain untuk mendiagnosis penyakit, pengobatan penyakit, dan perbaikan suatu cacat serta penbedahan.
11
b.
Pada bidang industri, sinar laser bermanfaat untuk pengelasan, pemotongan lempeng baja, serta untuk pengeboran.
c.
Pada bidang astronomi, sinar laser berdaya tinggi dapat digunakan untuk mengukur jarak Bumi - Bulan dengan teliti.
d.
Dalam bidang fotografi, laser mampu menghasilkan bayangan tiga dimensi dari suatu benda, disebut holografi.
e.
Dalam bidang elektronika, laser solid-state berukuran kecil digunakan dalam sistem penyimpanan memori optik dalam komputer.
f.
Dalam bidang komunikasi, laser berfungsi untuk memperkuat cahaya sehingga dapat menyalurkan suara dan sinyal gambar melalui serat optik.2
12
BAB III PEMBAHASAN III.1. PENGARUH LASER TERHADAP KESEHATAN Risiko kesehatan akibat laser sangat bervariasi, tergantung pada jenis cahaya yang dipancarkan. Laser yang ditemukan dalam produk konsumen biasanya aman, karena daya emisinya rendah. Namun, terdapat sejumlah risiko kesehatan yang berhubungan dengan penggunaan laser khusus, yang memancarkan sinar cahaya yang lebih intens. a.
Kerusakan termal Kerusakan termal adalah jenis kerusakan jaringan yang paling umum yang terkait dengan penggunaan laser dan kontak kulit disengaja. Hasil kerusakan dari peningkatan tajam dalam suhu yang terjadi saat kulit terkena sinar laser dan harus menyerap energi laser. Kerusakan termal biasanya terkait dengan laser di spektrum cahaya optik dan inframerah, dan waktu paparan> 10 mikrodetik.
b.
Reaksi Fotokimia Reaksi fotokimia adalah perubahan kulit sel mengalami ketika mereka
terkena
sinar
ultraviolet.
Reaksi-reaksi
fotokimia
dapat
menyebabkan perubahan karsinogenik dalam sel-sel kulit, dan dengan demikian merupakan tahap pertama dalam pembentukan tumor kanker. Laser yang memancarkan cahaya dalam spektrum ultraviolet yang berhubungan dengan reaksi fotokimia, namun biasanya paparan harus terjadi selama> 10 detik untuk reaksi fotokimia yang diinduksi. c.
Kerusakan mata Mata bisa menjadi rusak bila terkena sinar cahaya dalam spektrum ultraviolet - inframerah. Ultra-violet paparan radiasi biasanya menyebabkan kerusakan permukaan mata, dan kondisi yang berhubungan dengan paparan ultraviolet termasuk katarak, kerra-konjungtivitis dan iritasi lain dan karsinoma sel skuamosa dari mata. Optik dan ultraviolet cahaya di sisi lain biasanya mempengaruhi retina mata. Dalam paparan khusus untuk bentuk-
13
bentuk cahaya dikaitkan dengan bintik-bintik retina yang timbul dari luka bakar. Tingkat keparahan ini sangat tergantung pada ukuran sinar laser yang mata terkena, dengan balok besar menginduksi kerusakan yang lebih besar.5
III.2. STANDAR KESELAMATAN LASER Keamanan laser adalah desain yang aman, penggunaan dan penerapan laser untuk meminimalkan risiko kecelakaan akibat laser, terutama yang melibatkan cedera mata. Bahkan dalam jumlah yang relatif kecil dari sinar laser dapat menyebabkan cedera mata permanen. Oleh karena itu penjualan dan penggunaan laser harus sesuai dengan peraturan pemerintah yang berlaku. Laser moderat dan berdaya tinggi, berpotensi bahaya dikarenakan dapat retina mata ataupun kulit terbakar. Untuk mengontrol risiko cedera tersebut, terdapat berbagai spesifikasi, misalnya ANSI Z136 di US dan IEC 60825 Internasional, yang mendefinisikan klasifiksai "kelas" laser tergantung dari kekuatan dan panjang gelombangnya. Peraturan ini juga merupakan acuan langkah-langkah keamanan yang diperlukan dalam penggunaan laser, seperti pemberian label peringatan laser, dan juga aturan pemakaian kacamata keselamatan saat mengoperasikan laser.8 Kacamata pelindung harus dipakai setiap kali bekerja dengan Laser Kelas 3b atau 4 laser dengan balok terbuka atau ketika refleksi mungkin terjadi. Secara umum, kacamata laser yang dapat dipilih atas dasar perlindungan terhadap refleksi, yaitu terutama refleksi yang menyebar. Kacamata pelindung dirancang untuk memberikan perlindungan ke tingkat di mana refleks alami akan mencegah cedera mata. Pelindung mata juga dapat dipilih untuk melindungi terhadap refleksi yang tidak terarah. Dalam memilih kacamata pelindung yaitu dengan memilih kacamata yang memungkinkan beberapa visibilitas juga dapat mencegah luka bakar pada kulit. Peningkatan visibilitas kacamata diberikan pada tingkat perlindungan untuk mengurangi potensi kecelakaan lainnya di laboratorium, seperti tersandung. Kacamata dirancang untuk perlindungan terbatas, seperti yang saat ini sedang dibahas. Selain itu, perisai sisi harus menjadi bagian dari setiap kacamata pelindung. Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan kacamata pelindung laser meliputi sebagai berikut:
14
Panjang gelombang atau wilayah spektral radiasi laser. Densitas optik pada panjang gelombang tertentu. Radiasi maksimum (W / cm2) atau kekuasaan balok (W), yang kacamata yang memberikan perlindungan selama minimal 5 detik. Jenis sistem laser. Mode daya, pulsa tunggal, beberapa pulsa atau CW, dan kekuatan, yaitu, baik puncak dan daya rata-rata. Kemungkinan refleksi, specular dan menyebar. Bidang pandang yang disediakan oleh desain. Ketersediaan lensa resep atau ukuran yang cukup frame goggle untuk mengizinkan pemakaian kacamata resep dalam kacamata. Kenyamanan. Port ventilasi untuk mencegah fogging. Efek pada penglihatan warna. Tidak adanya pemutihan ireversibel jika filter terkena irradian puncak tinggi. Dampak resistensi. Kemampuan untuk melakukan tugas-tugas yang diperlukan saat mengenakan kacamata. Untuk sistem gelombang ganda, gelas (kacamata) dapat diperoleh dengan lensa flip-turun untuk melindungi terhadap dua panjang gelombang. Di mana laser menghasilkan sinar terlihat dan balok terlihat, lensa batin dapat dirancang untuk melindungi terhadap radiasi tak terlihat dan lensa flip-turun untuk melindungi terhadap radiasi laser terlihat.9 Beberapa prinsip kunci keamanan dan keselamatan laser :
Kontrol administratif o SOP yang detail o SOP khusus untuk proses alignment alat o Pembatasan orang yang terpapar di lokasi kerja o Alat pengaman
15
Kontrol teknik / engineering o Protective housing o Master switch control o Optical viewing system safety o Beam stop / attenuation o Laser activation warning system o Service across panel o Protective housing interlock requirements.
Alat pelindung diri
Protective clothing
Laser barrier dan protective curtain
Protective viewing windows
Pelindung mata, harus diperhatikan optical density dari laser protective eyewear harus sesuai dengan laser yang digunakan (standar ANSI Z-136.1-2007)
Berikut ini adalah komponen penting dari Program keamanan laser : Administrasi •
SOP Kebijakan Keselamatan Laser di tempat kerja.
•
Pemasangan tanda peringatan.
•
Penetapan wewenang dan tanggung jawab untuk evaluasi dan pengendalian bahaya laser kepada Laser Safety Officer.
•
Pengelolaan insiden (near accidents) dan kecelakaan termasuk pelaporan, investigasi, analisa dan tindakan perbaikan.
•
Pelatihan dan pendidikan personel yang terlibat dalam penggunaan dan pemeliharaan laser.
•
Pembentukan Komite Keselamatan Laser.
•
Pembentukan
Program
Jaminan
Kualitas
termasuk
pemeriksaan
rutin
peralatan laser. •
Kehadiran personel lain (buddy sistem) selama pemeliharaan untuk memberikan pertolongan pertama dan untuk meminta bantuan dalam kasus cedera atau kecelakaan.
16
•
Penggantian dan pemeriksaan mata berkala (konsultasikan dengan Standar ANSI Z136.3).
Kontrol Teknik •
Local exaust fan.
•
Fail safe methods (misalnya, jendela otomatis untuk melindungi mata pengguna dari sinar laser yang terpantul).
•
Lock and key system,untuk mencegah aktivasi laser oleh orang yang tidak berwenang.
•
Menghilangkan permukaan ruangan yang reflektif.
•
Penutup Jendela (jika perlu) untuk menyerap sinar laser yang tersebar.
•
Built-in Interlocks akses panel dan penutup otomatis untuk melindungi personil.
•
Penguncian area pengendalian laser agar orang yang tidak berwenang tidak dapat memasuki area tersebut.
Alat Perlindungan Diri •
Pelindung mata yang tepat.
•
Sistem ventilasi yang memadai.
•
Pelindung pakaian dan sarung tangan.
•
Program perlindungan diri termasuk pelatihan dalam pemeliharaan dan penggunaan peralatan pelindung diri.
III.3. MEDICAL SURVEILLANCE Sejak tahun 1975, WHO tidak menganjurkan medical surveillance untuk test fungsi mata secara rutin karena paparan laser hanya bersifat akut dan selalu dideteksi secara cepat. Saat ini, pemeriksaan mata dan penglihatan secara menyeluruh hanya dilakukan pada kasus trauma dan dicurigai overexposure.
Untuk peralatan komersial yang dijual kepada konsumen, WHO merekomendasikan maksimal hanya sampai laser kelas 2 saja.
17
DAFTAR PUSTAKA
Bidin, Noriah. 2001. Keselamatan dan Orientasi Laser. Malaysia: Universiti Teknologi Malaysia.
Zebua, Rahmat Syukur. 2011. Jenis Laser Yang Digunakan Sebagai Modalitas Fisioterapi. Medan: Poltekkes Yayasan RSU Dr. Rusdi.
WHO. Juli 1998. Health Risk From The Use Of Laser Pointers. WHO Information Fact Sheet No. 202.
Suhadri, Bambang. 2006. Perancangan Sistem Kerja Dan Ergonomi Industri Jlid 2. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Diunduh dari www.siapbelajar.com .
Virual Medical Center. 17 Juli 2009. Lasers And Your Health. Diunduh dari www.myvmc.com , tanggal 17 November 2015.
M, Soeripto. 2008. Higiene Industri. Jakarta: FK UI.
Wikipedia. 29 September 2015. Laser. www.id.wikipedia.org . Diunduh tanggal 18 November 2015.
Wikipedia. 16 November 2015. Laser Safety. www.en.wikipedia.org . Diunduh tanggal 17 November 2015.
Northwestern University. Februari 2011. Laser Safety Handbook. Northwestern : Office for Research Safety.
18