Lapsus Iii Depresi Ringan.docx

  • Uploaded by: dea
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Lapsus Iii Depresi Ringan.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,416
  • Pages: 19
LAPORAN KASUS DEPRESI BERAT TANPA GEJALA PSIKOTIK

Disusun oleh: Dea Novianda Geovanni 1610221122

Pembimbing: dr. Mardi Susanto, Sp.KJ (K) dr. Tribowo T Ginting, Sp.KJ

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN JIWA RUMAH SAKIT UMUM PUSAT PERSAHABATAN PERIODE 12 MARET – 14 APRIL 2018

IDENTITAS PASIEN Nama

: Ny. EN

Usia

: 60 th

Jenis Kelamin

: Perempuan

Agama

: Kristen

Pendidikan

: SMA

Status

: Menikah

Pekerjaan

: Ibu rumah tangga

I.

RIWAYAT PSIKIATRI Autoanamnesa langsung kepada pasien dilakukan di Poliklinik Jiwa RS

Persahabatan pada tanggal 31 Maret 2018 pukul 10.00. Hasil yang didapatkan sebagai berikut. A. Keluhan Utama Pasien kontrol datang ingin meminta obat B. Riwayat Gangguan Sekarang Pasien datang ke poliklinik jiwa RS Persahabatan untuk kontrol karena obat sudah habis. Pasien datang bersama dengan anak keduanya. Pasien datang menggunakan pakaian daster dan sendal, pasien berpenampilan sesuai umur. Selain itu pasien juga memiliki keluhan sedih yang sangat dalam. Pasien mengatakan rasa sedih ini sudah dirasakannya selama kurang lebih 1 bulan. Anak pasien mengatakan pasien lebih sering menangis karena selalu teringat dengan almarhum ayah. Rasa sedih yang pasien rasakan disebabkan karena pasien selalu mengingat almarhum suami pasien yang meninggal kurang lebih 1 bulan. Pasien mengatakan

sejak suami meninggal pasien tidak memiliki semangat lagi untuk melakukan aktifitas, dan pasien merasa energi pasien hilang. Pasien mengatakan rasa sedih pasien makin menjadi jika pasien melihat barangbarang almarhum suami pasien dirumah. Pasien mengatakan jika pasien berada dirumah pasien hanya mau menonton tv. Pasien juga mengatakan napsu makan pasien berkurang, dan pasien sulit tidur. Jikapun pasien sanggup tidur pasien akan terbangun tiba-tiba, kemudian pasien tidak dapat tidur kembali dan pasien melek hingga siang. Pasien juga mengatakan jika pasien memiliki rasa ingin mati saja menyusul suaminya, supaya tidak sedih lagi seperti ini. Pasien ingin minum obat yang banyak supaya keracunan obat dan mati menyusul suami pasien, pasien tidak ingin hidup tanpa suami pasien. Anak pasien mengatakan bahwa pasien sering berbicara seperti ini kurang lebih 2 minggu ini. Pasien mengatakan rasa ingin mati ini muncul dari dalam dirinya sendiri, tidak ada yang menyuruh pasien untuk bunuh diri. Pasien mengatakan bahwa setelah suami pasien meninggal keluarga suami pasien datanng kepada pasien dan ribut masalah harta. Pasien merasa jengkel dan sedih akan hal tersebut. Pasien mengatakan saat suami pasien sakit keluarga tidak ada yang peduli. Setelah suami pasien meninggal semua keluarga datang namun hanya meributkan tentang harta warisan. Sejak saat itu hubungan pasien dengan keluarga suami tidak baik. Pasien mengatakan lebih nyaman untuk tetap didalam rumah dari pada bersosialisasi dengan tetangga. Walaupun pasien memiliki banyak teman, namun pasien hanya mengobrol seperlunya. Pasien saat ini tinggal di rumah sendiri didaerah cakung. Pasien tinggal dirumah bersama anak pertama pasien dan pembantu. Saat ini pasien hidup dari penghasilan anak pertama pasien dan dari harta peninggalan suami pasien. Pasien jika pergi kemana kemana bersama dengan pembantu pasien, jika minum obat juga yang mengawasi pembantu pasien. Kemudian pasien mulai diberikan beberapa pertanyaan untuk mencari kemungkinan adanya gangguan mental organik, yang dinilai dari fungsi kognitif, memori serta orientasi. Pasien diberikan berupa hitungan sederhana 100-7 pasien menjawab 93, 93-7 pasien menjawab 86, 86-7 pasien menjawab 79. Pasien dapat

menjawab dengan benar, hal ini menunjukkan fungsi kognitif pasien masih baik. Kemudian diberikan pertanyaan mengenai pengetahuan umum. Pertanyaan yang diberikan adalah Presiden Pertama Indonesia, pasien Soekarno. Pasien menjawab dengan benar sehingga pengetahuan umum pasien baik. Selanjutnya pasien diberi pertanyaan untuk menilai memori jangka panjang, pendek, dan segera. Pasien diberi pertanyaan dimana dulu pasien sekolah dari SD hingga SMA. Pasien dapat mengingat dimana dulu pasien sekolah. Kemudian ditanyakan apa yang dilakukan pasien dua minggu terakhir ini, pasien menjawab bahwa pasien hanya dirumah, menonton tv, makan masakan pembantu. Pasien juga ditanya dengan siapa dan menggunakan apa pasien pergi ke rumah sakit hari ini. Pasien menjawab bahwa ia datang bersama anak kedua menggunakan mobil pribadi untuk ke rumah sakit. Selanjutnya, pasien diminta untuk mengingat 3 kata benda yang diberikan yaitu pulpen, pensil, dan

penghapus. Kemudian dokter mengalihkan

dengan memberi pertanyaan lain mengenai sudah punya berapa anak dan sejak kapan menikah. Kemudian, ditanyakan lagi 3 kata benda tadi yang perlu diingat, dan pasien menjawab dengan benar. Hal ini membuktikan bahwa tidak terdapat masalah pada memori jangka panjang, menengah, pendek dan segera. Kemudian pasien diberi pertanyaan untuk menilai orientasi tempat, waktu, personal dan situasi. Pasien ditanya sedang berada dimana apakah pagi atau malam hari, pasien menjawab bahwa pasien berada di rumah sakit Persahabatan, dan saat ini pagi hari. Pertanyaan selanjutnya adalah dengan siapa pasien berada, pasien menjawab bahwa pasien berada bersama dokter. Selanjutnya pasien ditanya kegiatan apa yang sedang dilakukan saat ini, pasien menjawab sedang konsultasi. Hal ini menunjukkan tidak ada disorientasi tempat, waktu, personal dan situasi pada pasien. Kemudian pasien ditanyakan arti dari peribahasa ‘Kura-kura dalam perahu’. Pasien menjawab bahwa peribahasa tersebut pura-pura tidak tahu. Hal ini membuktikan bahwa daya abstraksi pasien baik. Kemudian pasien diberikan pertanyaan untuk menguji daya nilai. Pasien diberikan pertanyaan jika saat ini terjadi kebakaran apa yang akan dilakukan paseien. Pasien menjawab akan pergi menyelamatkan diri. Berdasarkan jawaban pasien dapat dinilai uji daya nilai pasien optimal.

Pasien mengaku bahwa pasien tidak merokok, tidak pernah mengkonsumsi alkohol, NAPZA atau obat-obatan terlarang lainnya. Sehingga hal ini membuktikan bahwa pasien tidak mengalami Gangguan Mental dan Perilaku Akibat Zat Psikoaktif. Pasien tidak mendengar suara-suara atau bisikan yang tidak ada sumbernya dan tidak didengar oleh orang lain. Pasien tidak pernah melihat hal-hal aneh yang hanya bisa dilihat oleh pasien sendiri. Pasien juga mengaku tidak merasa ada menyentuh tubuhnya namun tidak ada sumbernya. Hal tersebut menandakan bahwa pasien tidak memiliki halusinasi auditorik, visual, dan taktil. Ketika pasien diberi pertanyaan apakah pasien pernah merasa orang disekitarnya sedang membicarakan pasien meskipun saat itu orang lain tersebut tidak mengenal pasien ataupun tidak sedang melakukan apapun, pasien menjawab tidak pernah merasa seperti itu. Dari pertanyaan diatas berarti pasien tidak memiliki gangguan berupa waham rujuk. Pasien juga tidak merasa pikirannya seperti tersedot dan merasa kosong, pikirannya hilang begitu saja. Hal tersebut berarti pasien tidak memiliki thought withdrawl. Pasien juga tidak merasakan bahwa ada orang disekitarnya seperti surat kabar dan televisi yang membicarakan dirinya. Hal tersebut berarti pasien tidak memiliki delusion of reference. Pasien tidak merasa bahwa orang-orang seperti sudah mengetahui isi pikiran pasien. Pasien tidak merasa asing terhadap lingkungan sekitar ataupun asing terhadap dirinya sendiri bahwa yang ada dalam dirinya bukanlah dirinya. Pasien juga tidak merasa seperti ada yang mengkontrol dirinya. Dari pertanyaan diatas maka pasien tidak memiliki thought of broadcasting, depersonalisasi, derealisasi, dan delution of control. Kemudian pasien ditanya apakah pasien mengalami rasa sedih yang berlebihan. Pasien mengaku pernah mengalami rasa sedih karena memikirkan suaminya yang menderita batu ginjal dan menjalani operasi namun tidak berlebihan. Saat sedih pasien juga pernah merasa sampai kehilangan minat. Pasien juga mengaku tidak pernah mengalami kegembiraan yang berlebih. Menurut pasien, saat senang atau gembira pasien hanya sewajarnya saja, dan tidak ada aktivitas yang berlebihan.

Pasien kemudian ditanya mengenai adanya keluhan cemas. Pasien mengaku tidak merasakan cemas. Selanjutnya pasien ditanya mengenai kehidupan sosialnya. Pasien bercerita bahwa selama sekolah pasien memiliki banyak teman. Selama sekolah pasien tidak pernah memiliki musuh. Pasien mudah bersosialisasi dengan sekitar. Saat ini pasien memiliki masalah dengan keluarga dari suami. Permasalahan yang sedang di persoalkan adalah tentang harta waris suami pasien. Menurut ingatan pasien dari orangtua pasien, Pasien lahir melalui proses persalinan normal. Tumbuh kembang pasien sesuai usia. Pasien merupakan anak kedua dari 3 bersaudara. Dalam keluarga pasien tidak ada yang memiliki keluhan serupa. Pasien sudah menikah dan memilik dua orang anak. Saat ini pasien tinggal bersama pembantu dan anak pertamanya. Anak kedua pasien sudah berkeluarga, tinggal sendiri didaerah tambun. Ketika ditanya bagaimana perasaan pasien saat ini, pasien menjawab bahwa dirinya merasa sangat sedih. Saat ditanya apakah pasien mengerti tentang kondisinya saat ini pasien menjawab ia mengetahui sakit yang diderita namun tidak mengetahui apakah obat dapat menolong kesedihannya. Tiga harapan pasien yaitu ingin sembuh, ingin anak-anaknya tetap sehat, dan ingin masalah keluarganya cepat selesai. C. Riwayat Gangguan Sebelumnya 1. Riwayat Gangguan Psikiatri Pasien tidak ada riwayat gangguan psikiatri lain 2. Riwayat Gangguan Medik Pasien memiliki hipertensi dan parkinson 3. Riwayat Penggunaan NAPZA Pasien tidak ada riwayat penggunaan NAPZA 4. Riwayat Gangguan Neuorologi Pasien tidak ada riwayat cedera pada kepala.

D. Riwayat Kehidupan Pribadi 1. Riwayat prenatal : Menurut pengakuan pasien, seingat pasien orangtua pasien lahir secara normal 2. Riwayat masa kanak-kanak awal : Menurut pasien, tumbuh kembang pasien sesuai usia, tidak terdapat masalah dalam pertumbuhan maupun perkembangan. 3. Riwayat masa kanak-kanak akhir : Pasien tumbuh baik. Pasien memiliki banyak teman dan tidak ada masalah dalam bersosialisasi. 4. Riwayat masa remaja : Saat remaja pasien mengaku memiliki banyak teman. 5. Riwayat pendidikan : Pendidikan terakhir pasien SMA 6. Riwayat pekerjaan : Saat ini pasien bekerja sebagai ibu rumah tangga 7. Riwayat pernikahan : Pasien sudah pernah menikah, namun ditinggal suami karena meninggal kurang lebih 1 bulan. Pasien memiliki 2 orang anak. 8. Riwayat Beragama: Pasien beragama Kristen 9. Riwayat Keluarga: Pasien mengaku di keluarganya tidak ada yang memiliki keluhan yang sama dengan pasien.

10. Situasi sosial sekarang: Pasien tinggal di rumah pribadi pasien, pasien tinggal bersama pembantu pasien dan anak pertama pasien. Semua kebutuhan pasien diatur atau dipenuhi oleh pembantu pasien. Pasien sudah pernah menikah, namun ditinggal meninggal oleh suami pasien kurang lebih 1 bulan. Kebutuhan pasien saat ini dipenuhi dari anak pertama pasien dan dari harta peninggalan suami. Hubungan pasien dengan keluarga suami saat ini tidak baik, karena rebutan harta warisan suami. Pasien berobat menggunakan BPJS 11. Persepsi pasien tentang dirinya dan kehidupannya: Keinginan pasien saat ini: - Ingin melihat sembuh - Ingin anak-anaknya sehat - Serta ingin masalah keluarganya segera selesai

II.

STATUS MENTAL

A. Deskripsi Umum 1. Penampilan Perempuan usia 60 tahun, datang sendiri ke RS Persahabatan. Berpakaian sedikit kurang rapih sesuai usia, tenang dan sopan. a. Kesadaran

: Compos Mentis

b. Kontak Psikis

: Kontak psikis dan komunikasi baik

2. Perilaku dan Aktivitas Psikomotor a. Cara berpakaian

: Baik, namun kurang rapih

b. Cara berjalan

: Pasien dapat berjalan namun dengan bantuan orang,

karena pasien jalan kaku

c. Aktivitas psikomotor: pasien tenang, kooperatif, menjawab pertanyaan dengan baik, tidak ada gerakan involunter. 3.

Pembicaraan a. Kuantitas : Baik, pasien dapat menjawab pertanyaan dokter dan dapat mengungkapkan isi hatinya dengan jelas. b. Kualitas : Bicara spontan, volume cukup, artikulasi jelas, pembicaraan terarah dan isi pembicaraan dapat dimengerti.

4.

Sikap terhadap pemeriksa : Pasien kooperatif

B. Keadaan Afektif 1. Mood

: hipothimia, pasien mengatakan sangat sedih perasaannya 2 minggu

ini 2. Afek

: sempit

3. Keserasian : Mood dan afek serasi 4. Empati : Pemeriksa dapat merasakan apa yang dirasakan pasien C. Fungsi Intelektual dan Kognitif 1. Taraf pendidikan, pengetahuan umum dan kecerdasan Pendidikan terakhir pasien adalah SMA. Pengetahuan umum dan kemampuan berhitung pasien baik. 2. Daya konsentrasi Daya konsentrasi pasien baik. Pasien dapat mengikuti wawancara dengan baik dari awal sampai akhir. Pasien dapat menjawab hitungan aritmatika dengan benar. Pasien juga dapat mengulang kembali 3 nama benda yang diucapkan pemeriksa.

3. Orientasi a. Waktu

: Baik, pasien dapat mengetahui waktu saat berobat yaitu pagi hari

b. Tempat

: Baik, pasien dapat mengetahui sedang berada di Rumah Sakit Persahabatan

c. Personal : Baik, pasien mengetahui sedang berbicara dengan dokter d. Situasi

: Baik, pasien menyadari sedang berkonsultasi dengan dokter

4. Daya ingat a. Daya ingat jangka panjang Baik, pasien masih mengingat tentang kehidupan masa kecilnya, dan jenjang pendidikannya b. Daya ingat jangka menengah Baik, pasien masih mengingat kegiatan yg dilakukan 2 minggu yang lalu pasien hanya dirumah menonton tv dan makan masakan pembantu c. Daya ingat jangka pendek Baik, pasien dapat mengingat bahwa pasien datang kerumah sakit bersama anak keduanya menggunakan mobil pribadi d. Daya ingat segera Baik, pasien dapat mengulang menyebutkan 3 benda yang disebutkan. 5. Pikiran abstrak Baik, pasien dapat mengerti kiasan kura-kura dalam perahu 6. Kemampuan menolong diri sendiri Kurang Baik, pasien tidak begitu mampu mengerjakan segala sesuatu dan mengurus diri sendiri tanpa bantuan orang lain, pasien melakukan segala sesuatu dibantu oleh pembantunya

D.

Gangguan Persepsi 1. Halusinasi a. Halusinasi Auditorik : Tidak Ada b. Halusinasi Visual

: Tidak Ada

c. Halusinasi Taktil

: Tidak Ada

d. Halusinasi Olfaktorik : Tidak Ada e. Halusinasi Gustatorik : Tidak Ada 2. Depersonalisasi dan Derealisasi a. Depersonalisasi : Tidak Ada b. Derealisasi E.

: Tidak Ada

Proses Pikir 1. Arus pikir a. Produktivitas: baik, pasien mampu menjawab pertanyaan dengan spontan b. Kontinuitas: baik, pasien mampu menjawab semua pertanyaan dengan baik dan koheren 2. Isi pikiran a. Preokupasi: ada, pasien memikirkan keluhan nyeri dan panas yang menjalar dari perut kepunggung dan saat ini hingga dada kanan b. Gangguan pikiran 1. Delusion of control

: tidak ada

2. Delusion of reference

: tidak ada

3. Delusion of grandiosity

: tidak ada

4. Delusion of persecution : tidak ada

5. Thought of broadcasting : tidak ada

F.

Pengendalian Impuls Selama melakukan tanya jawab pasien tenang, kooperatif, tidak terdapat gerakan involunter.

G.

Daya Nilai 1. Nilai Sosial Pasien dapat bersosialisasi dan berkomunikasi dengan orang sekitar dengan baik. 2. Uji Daya Nilai Daya nilai pasien optimal. Ketika pasien diberi pertanyaan “Jika saat ini sedang terjadi kebakaran, maka apa yang akan pasien lakukan?” Pasien menjawab akan pergi menyelamatkan diri. 3. Penilaian Realitas Pasien tidak memiliki gangguan dalam menilai realita berupa waham dan halusinasi.

H.

Persepsi Pemeriksa terhadap Diri dan Kehidupan Pasien Pasien menyadari dirinya sakit. Pasien datang kontrol atas kemauan diri sendiri.

I.

Tilikan Pasien ini memiliki tilikan derajat 6 karena pasien menyadari situasi yang

terjadi pada dirinya bahwa dirinya sakit dan tahu penyebabnya disertai motivasi untuk mencapai perbaikan dengan cara berobat ke dokter. J.

Taraf dapat Dipercaya Pemeriksa memperoleh kesan secara menyeluruh bahwa jawaban pasien dapat

dipercaya karena pasien menjawab dengan konsisten terhadap pertanyaan yang diberikan dari awal hingga akhir.

III.

PEMERIKSAAN FISIK

A. Status Generalis ▪ Keadaan Umum/Kesadaran : Baik, compos mentis ▪ Tanda Vital • TD

: 110/70 mmHg

• Nadi

: 86 x/menit

• RR

: 18 x/menit

• Suhu

: 36,5˚C

▪ Sistem Kardiovaskuler

: Tidak ada kelainan

▪ Sistem Muskuloskeletal : Tidak ada kelainan ▪ Sistem Gastrointestinal

: Tidak ada kelainan

▪ Sistem Urogenital

: Tidak ada kelainan

▪ Gangguan Khusus

: Tidak ada kelainan

B. Status Neurologis ▪ Saraf Kranial

: Kesan dalam batas normal

▪ Saraf Motorik

: Kesan dalam batas normal

▪ Sensibilitas

: Kesan dalam batas normal

▪ Susunan Saraf Vegetative : Tidak ada kelainan ▪ Fungsi Luhur

: Tidak ada kelainan

▪ Gangguan khusus

: Tidak ada kelainan

Ikhtisar Penemuan Bermakna

a. Pasien perempuan berusia 60 tahun datang ke Poliklinik Kesehatan Jiwa Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan untuk kontrol karena obat sudah habis b. Pasien merasakan sedih yang mendalam karena kepergian suami kurang lebih 1 bulan. c. Nafsu makan menurun, pasien tidak memiliki semangat, pasien seperti kehilangan energi, pasien memiliki ide ingin mati, pasien ingin bunuh diri dengan mengkonsumsi obat yang banyak supaya dapat menyusul suami pasien, pasien sulit tidur, pasien sering menangis. d. Pasien tidak pernah melihat bayangan-bayangan orang lain. e. Pasien tidak pernah merasakan adanya bisikan bisikan yang tidak jelas sumbernya. f. Pasien juga tidak pernah merasakan ada yang menyentuh tubuh pasien saat tidak ada orang disekitar pasien. g. Pasien tidak pernah merasa orang disekitarnya sedang membicarakan pasien h. Pasien tidak merasakan bahwa ada orang disekitarnya yang ingin berbuat jahat terhadap dirinya. i. Pasien tidak merasa saat menonton berita di tv pasien merasa penyiar berita tersebut sedang membicarakan pasien. j. Pasien tidak merasa pikirannya terasa seperti tersedot dan merasa kosong, pikirannya hilang begitu saja k. Pasien tidak merasa saat pasien memiliki ide ide dalam benaknya, orangorang seperti sudah mengetahui isi pikiran pasien dan ingin mencuri ide tersebut. Pasien juga tidak merasa seperti ada yang mengkontrol dirinya. l. Pasien tidak merasa asing terhadap lingkungan sekitar ataupun asing terhadap dirinya sendiri bahwa yang ada dalam dirinya bukanlah dirinya. m. Tidak ada riwayat trauma kepala. Kesadaran, orientasi, fungsi kognitif, daya ingat jangka panjang, menengah, pendek dan segera baik. n. Pasien tidak mengkonsumsi NAPZA, alkohol ataupun rokok semenjak sekolah o. Pasien mengatakan selalu berdoa, shalat lima waktu dan rutin mengikuti pengajian. p. Pasien merupakan tamatan SMA dan bekerja sebagai ibu rumah tangga. q. Pasien memilik masalah kesehatan, yaitu Hipertensi dan parkinson.

r. Pasien saat ini tinggal dirumah sendiri, pasien tinggal dengan anak pertama dan pembantu, pasien saat ini hidup dari penghasilan anak pertama dan harta peninggalan suami pasien, pasien memiliki masalah keluarga dengan keluarga dari suami karena perebutan harta suami. Pasien berobat dengan BPJS s. Pasien ini memiliki gejala sedang berat, diabilitas sedang

IV. FORMULASI DIAGNOSIS Berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan yang telah dilakukan pada pasien, terdapat gejala yang menimbulkan penderitaan bagi pasien. Keluhan yang awalnya dirasakan sekarang sudah tidak dirasakan lagi, oleh karena itu disimpulkan pasien mengalami Gangguan jiwa. a.

Diagnosis Aksis I 

Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang telah dilakukan tidak terdapat penyakit yang menyebabkan disfungsi otak. Hal ini dapat dinilai dari pemeriksaan kesadaran, hasil pemeriksaan fungsi kognitif, daya nilai, orientasi, daya ingat, pengetahuan umum, daya nilai serta abstrak. Karena tidak ditemukan adanya gangguan, sehingga pasien ini adalah bukan penderita Gangguan Mental Organik (F.0).



Dari anamnesis dan pemeriksaan yang dilakukan terhadap pasien tidak ditapatkan riwayat penggunaan NAPZA, alkohol dan rokok, sehingga pasien bukan Gangguan Mental dan Perilaku Akibat Penggunaan Zat Psikoaktif (F.1)



Dari anamnesis dan pemeriksaan yang dilakukan terhadap pasien, diketahui tidak terdapat gangguan dalam menilai realita, yaitu waham dan halusinasi. Maka pasien ini bukan Gangguan Psikotik (F.20)



Dari anamnesis dan pemeriksaan yang dilakukan, pasien mengatakan adanya suasana perasaan sedih yang mendalam yang dirasakan kurang lebih 1 bulan ini karena itu pasien menderita gangguan suasana perasaan (F3), pasien memiliki afek depresif, pasien kehilangan semangat, pasien seperti tidak memiliki energi, pasien sulit tidur, kehilangan napsu makan, pasien memiliki ide untuk mati, pasien juga merasa pesimis maka pasien penderita Gangguan

Depresi (F32). Selain itu tidak ditemukan afek elevasi atau euphoria, aktivitas mental dan psikomotor berlebihan maka pasien ini bukan penderita Gangguan Manik. terdapat 3 gejala utama dan 4 gejala lainnya, namun pasien menyangkal adanya halusinasi atau adanya pikiran pikiran aneh, karena itu pasien menderita Episode Depresif Berat Tanpa Gejala Psikotik (F32.2) 

Dari anamnesis dan pemeriksaan yang dilakukan, tidak ditemukan keluhan kecemasan yang disertai rasa takut, sehingga pasien bukan Gangguan Cemas (F.40)

b. Diagnosis Aksis II Dari hasil anamnesis dan pemeriksaan pasien. Pasien memiliki banyak teman semenjak sekolah, sehingga pasien tidak terdapat gangguan kepribadian. Pasien berhasil lulus SD, SMP, SMA, sehingga tidak ada gangguan retardasi mental. Karena tidak terdapat gangguan kepribadian dan retardasi mental, maka diagnosis pasien pada Axis II adalah tidak ada diagnosis

c. Diagnosis Aksis III Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan ditemukan kelainan medis, yaitu pasien menderita Hipertensi dan Parkinson. Maka diagnosis axis III yaitu ada diagnosis. d. Diagnosis Aksis IV Pasien saat ini tinggal dirumah sendiri bersama anak pertama dan pembantu pasien, pasien saat ini hidup dari penghasilan anak pertama pasien dan dengan harta peninggalan suami pasien, pasien berobat menggunakan BPJS. Hubungan pasien dengan keluarga suami kurang baik karena masalah warisan peninggalan suami pasien sehingga diagnosis pasien pada aksis IV adalah ada diagnosis yaitu masalah dengan keluarga suami karena warisan suami. e. Diagnosis Aksis V Pasien ini memiliki gejala sedang dengan disabilitas sedang . Maka pada axis V didapatkan GAF scale 60-51.

V. EVALUASI MULTIAKSIAL Aksis I

: Episode Depresi Berat Tanpa Gejala Psikotik

Aksis II

: Tidak ada diagnosis

Aksis III

: Hipertensi dan parkinson

Aksis IV

: masalah dengan keluarga suami, karena warisan peninggalan

suami Aksis V

: GAF scale 60 - 51

VI. DAFTAR PROBLEM 

Organobiologik

: Hipertensi dan parkinson



Psikologi

: Sulit tidur, nafsu makan menurun dan mudah lelah,

semangat hilang, kesedihan yang dalam, pesimis, tidak ada energi, memiliki ide berbahaya untuk dirinya sendiri 

Sosioekonomi

: Sebagai ibu rumah tangga, kehidupan dari penghasilan

anak pertama dan harta peninggalan suami 

Keluarga

: Pasien tinggal di rumah sendiri bersama anak pertama

dan pembantu. Hubungan pasien dengan keluarga almarhum suami kurang baik saat ini, karena perebutan warisan suami

VI. PROGNOSIS Prognosis ke arah baik: 

Pasien datang untuk berobat atas keinginan sendiri



Pasien mau minum obat



Pasien memiliki keinginan untuk sembuh

Prognosis ke arah buruk: 

Bila pasien tidak mengkonsumsi obatnya, keluhan akan kembali dan dapat memburuk



Kelainan medis lain dapat memperburuk kondisi pasien



Jika tidak ada yang menemani pasien dirumah makan kondisi akan buruk

Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan prognosis pasien: 

Ad vitam: dubia at bonam



Ad functionam: dubia at bonam



Ad sanationam: dubia at malam

VII. TERAPI Psikofarmaka: 

Fluoxetin tab 1x20mg



Lorazepam tab 1x1mg

Psikoterapi: 

Pemeriksa mengedukasi pasien tentang penyakitnya dan minum obat teratur



Curhat ke suami



Melakukan kegemaran pasien



Berolahraga



Berdoa dan shalat agar dapat membantu pasien lebih tenang

DAFTAR PUSTAKA

1. Buku Ajar Psikiatri. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2013 2. Muslim, Rusdi. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa. Jakarta. 2013 3. Muslim, Rusdi. Penggunaan Klinis Obat Psikotropika. Jakarta. 2014

Related Documents


More Documents from "Ndah M"