Lapsus Gin Chelss.pptx

  • Uploaded by: shary
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Lapsus Gin Chelss.pptx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,182
  • Pages: 34
BAGIAN ILMU OBSTETRI DAN GINEKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PATTIMURA

LAPORAN KASUS

KONDILOMA AKUMINATA Chelsea B. Frabes (2017-84-045) Pembimbing: dr. Janne Pattiasina, Sp.OG

Identitas pasien

Anamnesis Keluhan utama : gatal pada kemaluan dan anus

Pasien datang ke klinik kandungan RSUD dr. M. Haulussy membawa pengantar dari dr. Erwin Rahakbauw, Sp.OG dengan diagnosa kondiloma akuminata. Pasien mengalami rasa gatal yang hebat pada area kemaluan dan sekitar anus sejak ±2 bulan SMRS. Gatal hilang timbul, paling sering pada malam hari. Keluhan disertai dengan tumbuhnya segerombolan daging yang berjonjot-jonjot seperti kembang kol dengan ukuran yang berbeda-beda, tersebar di kemaluan dan paling banyak di anus. Tidak nyeri dan tidak berdarah/bernanah. Selain itu, pasien mengaku sudah lama mengalami keputihan yang cukup kental, banyak dan berbau. Nyeri perut (-), demam (-), nyeri BAK (-), BAB dan BAK lancar. Pasien mengaku sudah melakukan hubungan seksual sebanyak 5 kali dalam 8 bulan terakhir dengan orang yang sama. Pasien tidak mengetahui adanya penyakit menular seksual dan tidak memperhatikan ada atau tidaknya gejala yang sama yang dialami oleh pasangan seksualnya.

Riw. menstruasi

• • • •

Riw. Pernikahan, obgyn

• Pasien belum menikah • Belum memiliki anak • Tidak ada peny.reproduksi lain

Peny. Dahulu/kebiasaan, pengobatan

Menarche : 13 tahun Siklus : teratur ± 28 hari/bulan Lamanya : 4-5 hari Banyaknya : 2-3x ganti pembalut/hari

• (-) • Merokok (-), alkohol (-) • Cetrizine dari PKM

Pemfis

Pemfis

Status ginekologis • Inspeksi: pada vulva dan sekitar anus nampak vegetasi berupa lesi multipel berjonjot-jonjot ukuran bervariasi, warna seperti kulit sekitar. Lesi bergabung membentuk tampilan seperti bunga kol. • Palpasi: konsistensi seperti kulit tebal, nyeri tekan (-) • Inspekulo: pada dinding vagina dan sekitar porsio tampak lesi multipel berbentuk tunas berwarna putih, perdarahan (-), porsio licin, sekret (+) • Vaginal Touche : tidak dilakukan

Pem.penunjang

Resume ANAMNESA: Pasien perempuan, 20 thn datang dengan keluhan rasa gatal yang hebat pada area kemaluan dan sekitar anus sejak ±2 bulan SMRS + tumbuhnya segerombolan daging dengan ukuran yang berbeda-beda, tersebar di kemaluan dan paling banyak di anus. Selain itu, pasien sudah lama mengalami keputihan yang cukup kental, banyak dan berbau. Pasien mengaku sudah melakukan hubungan seksual sebanyak 5x dalam 8 bulan dengan orang yang sama.

PEMFIS: status generalis dan TTTV dbn, status ginekologis: • Inspeksi: pada vulva dan sekitar anus nampak vegetasi berupa lesi multipel berjonjot-jonjot ukuran bervariasi, warna seperti kulit sekitar. Lesi bergabung membentuk tampilan seperti bunga kol. • Palpasi: konsistensi seperti kulit tebal, nyeri tekan (-) • Inspekulo: pada dinding vagina dan sekitar porsio tampak lesi multipel berbentuk tunas berwarna putih, perdarahan (-), porsio licin, sekret (+) PEM.PENUNJANG: darah rutin, kimia, EKG dbn.

Diagnosa • Kondiloma akuminata

Tatalaksana • • • • • • •

Pro kauterisasi (30/01/2019) IVFD RL 20 tpm Ceftriaxone 1 gram/IV Ondancentrone 1 amp/IV Ranitidine 1 amp/IV Konsul anestesi Puasa 8 jam sebelum kauterisasi

• Kauterisasi 30/01/2019 pukul 14.15-14.45 WIT (30 menit) • Diagnosa post operasi : kondiloma akuminata vulvovaginal + perianal • Setelah tindakan, pasien dikembalikan ke ruang ginekologi

Laporan operasi 1. Pasien dalam posisi litotomi, anestesi spinal 2. Dilakukan tindakan antisepsis genitalia eksterna dan sekitarnya 3. Kandung kemih dikosongkan 4. Pada inspeksi tampak massa seperti kembang kol mulai dari vulva, perineum sampai perianal sesuai untuk kondiloma akuminata 5. Dipasang speculum SIMS atas dan bawah, pada eksplorasi porsio licin, tampak kondiloma di dinding vagina 6. Dilakukan kauterisasi 7. Tindakan selesai

Post op • Observasi TTV, baring 24 jam dengan posisi head up 30o • Setelah 8 jam post op boleh makan minum sedikitsedikit • IVFD RL + tramadol 1 amp / 8 jam • Ranitidine 1 amp/12 jam/IV • Paracetamol 3 x 500 mg/IV • Ceftriaxone 1 x 2 gram/IV • Ketorolac 2 x 1 amp/IV • Nebacetyn zalf 2x /hari pada daerah kauterisasi • Foley catheter 1x24 jam

Prognosis • Quo ad Vitam: bonam • Quo ad Fungsionam: bonam • Quo ad Sanationam: dubia ad bonam

KONDILOMA AKUMINATA • = anogenital warts (kutil kelamin) • lesi proliferatif jinak yang disebabkan oleh HPV tipe 6 dan 11 • Ditularkan secara seksual dan biasanya koinfeksi dengan HPV risiko tinggi seperti tipe 16

Epidemiologi • 75% orang dewasa yang aktif secara seksual pernah terinfeksi HPV tipe genital (#asimptomatik) • usia 20-30 tahun • lebih tinggi pada pasien terinfeksi HIV atau memiliki bentuk IMS lainya

Etiologi • • • •

HPV: virus DNA rantai ganda, infeksius 70 subtipe, ± 35 tipe spesifik epitel anogenital Penularan primer lewat aktivitas seksual Masa inkubasi : 3 minggu - 8 bulan

penetrasi virus ke sel epidermal basal  aktivasi pembentukan protein  proliferasi sel meningkat  penebalan lapisan spinosum  terbentuk papil

Diagnosis • pruritus, perdarahan, rasa terbakar, nyeri tekan, vaginal discharge atau nyeri. • Uk. besar  menggangu defekasi, aktivitas seksual, kelahiran per vaginam • biopsi bila diagnosa belum pasti, tidak berespon dengan terapi, immunocompromised, lesi uk. besar atau adanya tanda-tanda yang tidak khas

• Lesi warna merah muda/warna kulit, bentuk papul datar yang lembut sampai papil verukosa. • Lokasi lesi biasanya pada area trauma selama aktivitas seksual • 5-15 lesi, diameter 1-5 mm.

Tatalaksana • Terapi etiologi  belum ada • 3 terapi mayor destruksi kimia terapi imunologis eksisi bedah

Destruksi kimia • Larutan podofilin 25% menghentikan siklus sel  kematian sel Topikal 1-2 kali seminggu Teratogenik

• Podofilox 0.5% (podofilotoksin) topikal 2x1 selama 3 hari, periode istirahat 4 hari, kemudian diulang lagi selama 4x • Asam trikloroasetat (80-90%) menghancurkan jaringan kutil secara fisik melalui koagulasi protein. dapat digunakan untuk lesi internal dan selama kehamilan

Imunomodulasi • Imiquimod krim 5% immune response modifier yang menginduksi sitokin lokal 3x seminggu selama 16 minggu • Interferon alfa Intralesi menurunkan kecenderungan rekurensi setelah eksisi bedah

Bedah • Cryotherapy liquid nitrogen spray atau cryoprobe nitric oxide yang dingin pada lesi aman pada kehamilan nyeri selama aplikasi dan menyebabkan inflamasi lokal • Terapi laser (CO2 atay NdYag) fasilitas kamar operasi dan anestesi Jaringan menyerap energi laser, diubah menjadi energi panas  menguapkan kutil Efek samping: scarring dan nyeri Mahal

Bedah • Prosedur eksisi (pisau, kauter) membutuhkan anestesi risiko infeksi dan perdarahan hasil eksisi  periksa PA

PENCEGAHAN • skrining IMS • proteksi saat melakukan kontak seksual • Vaksin HPV

DISKUSI perempuan, 20 tahun Riw. melakukan hubungan seksual sebanyak 5 kali dalam 8 bulan terakhir Riw. IMS (-)

KA sering dijumpai pada usia 20-30 tahun Orang yang aktif secara seksual pernah terinfeksi HPV genital dan sering disertai dengan infeksi menular seksual lainya

DISKUSI Rasa gatal yang hebat pada area kemaluan dan sekitar anus Tumbuhnya segerombolan daging yang berjonjot-jonjot seperti kembang kol dengan ukuran yang berbeda-beda, tersebar di kemaluan dan paling banyak di anus Tidak nyeri dan tidak berdarah/bernanah.

Keputihan yang cukup kental, banyak dan berbau

Pruritus, perdarahan, rasa terbakar, nyeri tekan, vaginal discharge atau nyeri Pertumbuhan atau vegetasi menyerupai daging yang timbul pada vulva, vagina, serviks, meatus uretra, perineum dan anus. Lesi kecil atau lesi yang bergabung menjadi besar dan nampak seperti kembang kol (cauliflower-like)

DISKUSI

DISKUSI tindakan kauterisasi pada lesi yang ditemukan pada vagina, vulva, perineum dan perianal

3 pendekatan mayor yaitu destruksi kimia, terapi imunologis, dan eksisi bedah

Anestesi SAB

Kauterisasi termasuk dalam eksisi bedah

Tidak dilakukan pemeriksaan PA

Membutuhkan anestesi risiko infeksi dan perdarahan hasil eksisi  periksa PA

Terimakasih

Related Documents

Lapsus Gin Chelss.pptx
April 2020 10
Gin
June 2020 15
Gin A
June 2020 10
Gin Gee
October 2019 34
Cotton Gin
October 2019 27
Lapsus Depresi.docx
December 2019 38

More Documents from "Rebecca Jenkins"