LAPORAN KASUS GIGI TIRUAN IMIDIAT RAHANG ATAS DAN KASUS PROSTO PERIO RAHANG BAWAH Oleh : Silvia Naliani Pembimbing: Taufik Sumarsongko.drg., Sp. Pros (K)
Gigi tiruan imidiat (immediate denture) adalah gigi tiruan penuh atau gigi tiruan sebagian lepasan yang dibuat untuk menggantikan gigi segera setelah dilakukan ekstraksi gigi asli. Gigi tiruan imidiat dapat berupa overdenture, dan bisa pada satu atau kedua rahang.1 Bertahun-tahun lalu profesi dokter gigi dikenal dan menerima keinginan pasien untuk menghindari periode edentulous, yang menyebabkan pembuatan gigi tiruan yang bisa diletakkan di mulut pasien segera setelah pencabutan gigi, terutama gigi anterior. Saat ini dokter gigi diharapkan untuk membuat gigi tiruan imidiat, dan pasien yang memintanya meningkat, terutama untuk alasan estetika dan psikologis. Keberhasilan gigi tiruan ini bergantung pada indikasi yang benar dan pelaksanaan yang tepat secara klinis dan prosedur laboratorium. Walaupun pasien mungkin memiliki banyak kesulitan selama tahun pertama pemakain gigitiruan, mayoritas pasien umumnya puas.1 Saat ini ada dua tipe gigi tiruan imidiat, yaitu conventional (classic) immediate denture (CID) dan interim (transitional / nontraditional) immediate denture (IID). Gigi tiruan imidiat konvensional adalah gigi tiruan imidiat yang setelah dipasang dan penyembuhan luka telah selesai, gigi tiruan dilakukan
1
refitting dan relining untuk digunakan sebagai protesa permanen jangka panjang. Sedangkan, gigi tiruan imidiat interim adalah gigi tiruan imidiat dimana pembuatan dan penyembuhan selesai akan dibuat gigi tiruan lengkap baru sebagai protesa permanen. Gigi tiruan interim ini didesain untuk meningkatkan estetik, stabilisasi, dan/atau fungsi untuk waktu terbatas, yang setelahnya akan dibuatkan protesa definitif.2
KEUNTUNGAN GIGI TIRUAN IMIDIAT Kehadiran gigi asli dalam mulut pasien selama pembuatan gigi tiruan imidiat memungkinkan pemilihan gigi tiruan yang sesuai ukuran, bentuk dan warna dan penempatan mereka untuk tempat di mana gigi asli berada. Dengan cara ini penampilan semula pasien dapat dikembalikan. Jika gigi yang tersisa dari pasien memberikan hubungan vertikal dan horisontal yang benar antara rahang, fungsi habitual yang kontinyu dan benar bisa dicapai, yang akan memfasilitasi fungsi pengunyahan,penelanan dan bicara. Namun harus diingat bahwa gigi asli yang tersisa tidak selalu memberikan dimensi vertikal akurat yang dapat digunakan dalam pembuatan gigi tiruan imidiat. Walaupun gigi asli membantu dalam pengaturan gigi tiruan, reproduksi posisi mereka tidak selalu diinginkan. Posisi dan penampilan dari gigi asli seringkali tidak memuaskan. Penempatan gigi tiruan yang benar dapat mengubah ini dan dengan demikian meningkatkan penampilan pasien.1 Sebuah gigi tiruan imidiat memiliki efek terapi dan profilaksis. Gigi tiruan ini digunakan sebagai penutup (bandage) untuk luka ekstraksi, mencegah
2
perdarahan, melindungi luka terhadap trauma, mencegah masuknya makanan dan cairan ke dalam luka, melindungi bekuan darah dan mempercepat penyembuhan, dan juga memungkinkan pembentukan sisa linggir yang lebih baik. Semua fungsi difasilitasi karena lidah, bibir dan pipi tidak mengubah posisi mereka, karena gigi tiruan berfungsi sebagai dukungan bagi mereka. Hal ini lebih mudah bagi pasien untuk memutuskan tindakan ekstraksi pada gigi asli mereka ketika mereka menyadari bahwa mereka akan mendapatkan gigi tiruan imidiat sehingga memungkinkan tidak adanya hambatan dalam urusan bisnis dan urusan sosial.1
KEKURANGAN GIGI TIRUAN IMIDIAT Prosedur pembuatan gigitiruan imidiat berlangsung lebih lama dan lebih banyak kunjungan, terutama selama tahap adaptasi pasien untuk gigi tiruan. Sebuah gigitiruan imidiat juga dapat menjadi transisi gigi tiruan lengkap jika pasien tidak sepenuhnya diinformasikan tentang kompleksitas dari prosedur klinis dan laboratorium, perawatan gigi tiruan yang diperlukan, dan biaya tambahan Sehubungan dengan gigitiruan pembuatan imidiat. Resorpsi tulang setelah pencabutan gigi sering lebih cepat, dan perubahan jaringan lunak juga terjadi. Hal ini terjadi secara individual dan tidak terjadi dengan intensitas yang sama. Perubahan dalam landasan gigi tiruan menyebabkan retensi gigi tiruan yang kurang di dasar gigi tiruan. Pencetakan lagi dan rebasing diperlukan dalam rangka meningkatkan adaptasi jaringan serta retensi dan stabilisasi gigi tiruan. Setelah setiap rebasing gigi tiruan harus dipasang kembali ke dalam artikulator dan oklusi disesuaikan.1
3
RIWAYAT PASIEN, PEMERIKSAAN DAN DIAGNOSA Sebelum membuat keputusan akhir pada pembuatan gigitiruan imidiat perlu untuk mengumpulkan lebih banyak informasi selengkapnya dari pasien tentang kesehatan umumnya. Jika pasien mempunyai suatu penyakit, maka perlu diketahui apakah dia dalam pengobatan dan obat-obatan apa yang dikonsumsi. Jika perlu bisa untuk berkonsultasi dengan dokter pribadi pasien tentang apakah pasien dapat menjalani prosedur pembuatan gigitiruan imidiat. Hal ini penting untuk mengetahui keinginan pasien dan menjelaskan kepada dia mengenai keterbatasan dan kemungkinan pembuatan restorasi yang memuaskan secara estetika dan fungsional. Sebuah gigitiruan imidiat dapat menggantikan satu gigi, beberapa gigi atau semua gigi pada salah satu atau kedua rahang. Kadangkadang pasien perlu rawat inap untuk melaksanakan prosedur pra operasi dan pasca operasi yang lebih mudah dan aman.1 Pemeriksaan ekstraoral dan intraoral yang rinci merupakan dasar untuk diagnosis yang benar, indikasi dan rencana perawatan. Pemeriksaan inspeksi, palpasi dan radiologi akan membantu dalam penilaian kondisi jaringan lunak, periodonsium dari gigi yang tersisa, tulang, sendi temporomandibular dan otot. Hal ini terutama berguna untuk mengumpulkan dan menyimpan data gigi pasien. Dengan cara ini informasi tentang bentuk, ukuran, warna dan posisi gigi, serta hubungan vertikal dan horizontal rahang bawah dan atas dapat diperoleh. Gigi asli pasien, cetakan diagnostik, gigi tiruan yang lama dan foto yang paling membantu.1
4
KONTRAINDIKASI Pembuatan GTL imidiat adalah kontraindikasi pada orang yang menjalani radioterapi di kepala dan leher. Gigi tiruan imidiat tidak dibuat pada pasien dengan kelainan jantung, penyakit sistemik, disfungsi kelenjar, gangguan pembekuan darah, penyembuhan luka yang sulit dan regenerasi jaringan yang terganggu. Orang tua dan sakit sulit untuk bertahan terhadap tindakan ekstraksi gigi pada saat yang lama dan perawatan khusus harus diberikan kepada mereka. Orang mengalami gangguan mental dan orang-orang dengan keterbatasan kemampuan mental yang tidak mampu untuk bekerja sama atau untuk merawat gigi tiruan dan kebersihan mereka. Gigitiruan imidiat tidak dianjurkan ketika diperlukan koreksi bedah hubungan interarch atau bila posisi yang buruk dari gigi membutuhkan pengurangan luas dari sisa linggir.1
PENJELASAN PADA PASIEN Penjelasan pada pasien mengenai keterbatasan gigi tiruan imidiat harus diberikan. Penjelasan yang diberikan antara lain: (1) Gigi tiruan imidiat tidak akan cekat seperti gigi tiruan lengkap. Gigi tiruan imidiat membutuhkan lining sementara berupa tissue conditioner dan mungkin membutuhkan denture adhesive. (2) Gigi tiruan imidiat dapat menyebabkan rasa tidak nyaman. Rasa sakit setelah ekstraksi dan luka yang disebabkan gigi tiruan imidiat akan membuat satu atau dua minggu pertama setelah insersi membuat pasien sulit merasa nyaman. (3) Susah untuk makan dan berbicara.
5
(4) Estetika tidak dapat diduga, karena tidak dilakukan try-in, penampilan gigi tiruan imidiat dapat berbeda dari yang diharapkan pasien maupun dokter gigi. (5) Kemungkinan terjadinya kelainan lain seperti kecenderungan gagging, saliva bertambah, dan kontur wajah. (6) Kemungkinan sulit untuk insersi gigi tiruan imidiat saat kunjungan pertama. Bila tidak dapat diinsersi, gigi tiruan akan diinsersi atau dibuat ulang sesegera mungkin. (7) Gigi tiruan imidiat harus dipakai dan tidak boleh dilepaskan pada 24 jam pertama. Bila dilepaskan, gigi tiruan imidiat tidak dapat dimasukkan lagi selama 3-4 hari. Dokter gigi akan melepasnya saat kunjungan setelah 24 jam. (8) Karena perubahan jaringan lunak tidak terduga, gigi tiruan imidiat dapat longgar selama 1-2 tahun pertama. Pasien akan menanggung semua biaya untuk refiting atau relining gigi tiruan. Klinisi juga harus menyertakan informed consent dengan pernyataan yang spesifik mengenai gigi tiruan imidiat.2
PROSEDUR PEMBUATAN Prosedur pembuatan gigi tiruan imidiat serupa dengan pembuatan gigi tiruan lengkap, dengan beberapa modifikasi. Jika overdenture akan dibuat, preparasi akhir abutment overdenture dan penempatan coping atau attachment dilakukan setelah gigi tiruan imidiat dipasang dan penyembuhan linggir pasien sempurna.2 Cetakan awal dibuat dengan irreversible hydrocolloid (alginate) pada sendok cetak sediaan metal atau plastik. Untuk melindungi gigi yang goyang dari
6
ekstraksi selama pencetakan awal atau prosedur pencetakan akhir untuk gigi tiruan imidiat. Gigi yang goyang dapat di block-out dengan menambah wax perifer pada daerah servikal, dengan mengaplikasi medium lubrikasi ke gigi, dengan meletakkan copper band pada gigi yang goyang, dengan meletakkan plastic vacuum pada gigi, atau dengan memberi lubang pada sendok cetak dan menggunakan amalgam condenser untuk melepaskan sendok cetak dari gigi yang goyang.2 Ada dua cara untuk membuat sendok cetak akhir, tergantung lokasi gigi yang tersisa dan pilihan operator. Kedua tipe tersebut antara lain: 1) Tipe I : Single Full Arch Custom Impression Tray Metode ini mirip dengan pembuatan sendok cetak perorangan untuk gigi tiruan sebagian lepasan. Metode ini dapat digunakan untuk gigi tiruan imidiat tapi merupakan satu-satunya sendok cetak yang dapat digunakan untuk transition imidiate denture. Tipe sendok cetak ini hanya efektif bila hanya gigi anterior yang tersisa atau bila yang tersisa gigi anterior dan posterior. Proses pembuatan sendok cetak perorangan dengan metode ini sebagai berikut: (1) Area cast dengan gigi yang masih ada di-block out dengan ketebalan dua lempeng wax seperti pembuatan sendok cetak perorangan gigi tiruan cekat. Undercut di area edentulous di-block out seperti sendok cetak perorangan untuk gigi tiruan lengkap.
7
(2) Stop effect dibuat dengan memberi lubang pada wax di anterior pada satu atau dua gigi dan di posterior pada tuberositas atau daerah posterior palatal seal. (3) Buat outline tepi 2-3 mm lebih pendek dari vestibulum dan untuk memperluas, termasuk batas posterior (daerah posterior palatal seal dan hamular notch) (4) Autopolymerizing acrylic resin atau light-cured resin diadaptasikan pada cast, ke dalam stop, dan outline yang direncanakan. Handle ditambahkan pada anterior palatum atau di tengah-tengah palatum, dimana lebih menguntungkan karena jika handle anterior terlalu panjang, dapat mempengaruhi batas tepi vestibulum anterior (gambar 1). Tray dibiarkan mengeras. (5) Tray dipoles, dicobakan ke pasien, dan dibebaskan dari otot. Batas tepi dibuat, adhesive ditambahkan, dan cetakan akhir dibuat dari bahan elastomer.2
Gambar 1.Sketsa outline dan block-out wax single full arch custom impression tray untuk gigi tiruan imidiat. A. Wax spacer. B. Stop. C. Wax block out.
8
2) Tipe II : Two-tray atau Sectional custom impression tray Metode ini hanya digunakan bila tidak ada gigi posterior pada pembuatan gigi tiruan imidiat. Pembuatannya melibatkan pembuatan dua sendok cetak pada satu cast, satu di posterior yang dibuat seperti complete denture tray dan satu di anterior (backless tray). Proses pembuatan sendok cetak perorangan dengan metode ini sebagai berikut: (1) Buat outline tepi tray 2-3 mm lebih pendek dari vestibulum tapi menutupi batas posterior (post palatal seal dan hamular notch) dan retromolar pad. (2) Gunakan melted wax untuk block out undercut jaringan, interdental space dan undercut di sekitar gigi anterior. Lembaran wax ganda tidak digunakan karena adaptasi yang rapat diinginkan untuk tray. (3) Adaptasikan autopolymerizing acrylic resin atau light-cured resin pada daerah edentulous di posterior. Bagian ini hanya menutupi permukaan lingual gigi dan mencapai incisal edge gigi, yang termasuk handle (gambar 2).
Gambar 2. Sketsa two tray atau metode sectional custom impression, yang dapat digunakan hanya jika tidak ada gigi posterior. A. posterior tray; garis putus-putus, anterior tray/bahan cetak; gigi tiruan imidiat.
9
(4) Untuk tray bagian anterior, bahan cetak harus menutupi permukaan labial gigi dan daerah vestibulum. Ada beberapa teknik: a. Membuat Custom tray b. Memotong dan memodifikasi plastic stock tray c. Alternatif lain: beberapa operator tidak menggunakan tray, tapi menggunakan bahan cetak plaster atay elastomer heavy mix langsung di dalam mulut.
Gambar 3. Teknik sectional tray menggunakan posterior custom impression tray, yang dapat ditutup oleh anterior custom impression tray (A) atau tray sediaan (B).
(5). Posterior sectional tray: dicobakan, dibebaskan dari otot seperti sendok cetak gigi tiruan lengkap, di border moulded, dan diberi adhesive. Lalu pencetakan posterior dibuat dengan bahan cetak yang diinginkan (zinc oxide-eugenol paste, polysulfide rubber base, polyvinyl silicones, polyether). Bahan cetak ini tidak harus elastomer karena akan mengunci ke undercut gigi (karena termasuk daerah lingual gigi dan posterior ridge).
10
Jika terdapat undercut di posterior ridge yang besar, bahan cetak elastomer harus digunakan. (6). Hasil cetakan posterior dilepas dan periksa. Bahan yang berlebih dihilangkan, lalu diletakkan kembali dalam mulut.
Gambar 4. Komponen anterior teknik sectional impression dan dipasangkan kembali dengan cetakan posterior. A. Cetakan posterior maksila dimasukkan kembali dalam mulut. B. Percobaan bagian anterior tray maksila. C. Cetakan akhir bagian maksila diangkat bersama dan dipasang kembali dengan posterior. D.Cetakan akhir mandibula.
(7). Lakukan pencetakan bagian anterior. Lepaskan dari mulut lalu dicor. Pertimbangan yang paling penting pada teknik sectional tray adalah pemasangan kembali dua komponen terpisah dengan tepat. Jangan sampai terjadi distorsi saat dikeluarkan dari mulut dan selama mencor cetakan. Metode boxing cetakan dengan campuran plaster dan pumice agar paling sedikit terjadi distorsi. Model akhir dirapikan. Prosedur untuk penempatan batas posterior dan pencatatan hubungan rahang sama seperti pada pembuatan gigi tiruang lengkap. Pembuatan landasan
11
dan galangan gigit (occlusion rim) pada master cast. Prosedur pembuatannya adalah sebagai berikut: 1) Daerah undercut di sekitar gigi dan area edentulous di block out dengan wax dan autopolymerizing acrylic resin atau light-cured resin diadaptasikan pada daerah edentulous pada cast. Galangan gigit ditambahkan dengan tinggi dan lebar yang tepat. Gigi yang masih ada dan landmark anatomis, seperti retromolar pad, dapat digunakan sebagai panduan tinggi dari galangan gigit (gambar 5).
Gambar 5. Landasan dan galangan gigit maksila dan mandibula pada final cast untuk gigi tiruan imidiat 2) Landasan dengan galangan gigit dicobakan ke pasien untuk mendapatkan kenyamanan,
kemudian
dikeluarkan.
Batas
posterior
ditandai
dan
dipindahkan landasan gigi tiruan maksila dan pada cast. 3) Evaluasi dimensi vertikal oklusi pasien, tentukan apakah perlu ditahan. Kadang operator ingin mengembalikan dimensi vertikal dengan pembukaan rahang karena hilangnya gigi pasien tidak merata, kegoyangan gigi yang ada, dan adanya tooth wear yang menciptakan overclosure. Kadang dimensi vertikal oklusi perlu diturunkan karena drifting dan ekstrusi menyebabkan gigi pasien terbuka. Ini dapat dilakukan dengan grinding gigi yang ada.
12
4) Galangan gigit (dan gigi tiruannya, jika perlu) disesuaikan ke dimensi vertikal oklusi yang diinginkan. Facebow transfer dan pencatatan relasi sentrik dilakukan. 5) Model kerja ditanamkan ke articulator. 6) Pencatatan relasi protrusi dibuat jika perlu untuk memindahkan hubungannya ke articulator sesuai dengan condylar guidance. Model yang sudah ditanam pada artikulator digunakan untuk penyusunan gigi posterior yang hilang sehingga try-in dapat dilakukan pada pasien.2 Penyusunan gigi anterior untuk gigi tiruan imidiat berbeda dengan pada gigi tiruan lengkap konvensional. Teknik penyusunan gigi yang disarankan antara lain: 1) Tandai masing-masing 1 gigi caninus, insisif sentral, insisif lateral dengan “X” dan trim gigi lainnya (daerah yang akan dicabut pada cast) dengan carbide bur, dan hasilnya harus berbentuk cekung seolah-olah gigi telah dicabut dan bekuan darah telah terbentuk pada daerah tersebut (gambar 6). Kedalaman pocket dapat digunakan sebagai petunjuk batas pengambilan bagian fasial. Lingual dan palatal tidak di trim karena tidak akan hilang setelah ekstraksi.
13
Gambar 6. A. Gunakan tanda “X” untuk menandai gigi yang akan dibuang, dan “O” untuk menandai abutment overdenture, garis untuk menandai interproksimal, garis untuk menandai free gingival margin, dan garis untuk pada gigi yang direncanakan akan dinaikkan posisinya. B. Daerah ekstraksi di trim. C. Daerah ekstraksi harus konkaf. Perhatikan midline dan garis interpupil, yang akan dipindahkan pada dasar cast. 2) Penyusunan setiap set gigi yang telah ditrim, lakukan pada rahang atas lalu dilanjutkan pada rahang bawah. 3) Lanjutkan dengan men-trim gigi lain yang tersisa (yang sebelumnya diberi tanda “X”) kemudian lengkapi seluruh penyusunan gigi. Bawa gigi posterior ke depan, tutup diastema yang ada jika diinginkan, dan selesaikan penyusunan gigi untuk balanced occlusion (gambar 7).
14
Gambar 7. A. Setiap gigi lain disusun pada cast maksila dan mandibula. B. Gigi yang masih ada dibuang. C-F. Penyusunan gigi dan wax up diselesaikan.
4) Kunjungan pasien tambahan untuk melihat wax up akhir, agar meyakinkan pasien dan memberi
pasien kesempatan
memperbaiki
segi
estetik
penyusunan. Gigi tiruan imidiat diproses dan diselesaikan dengan cara yang sama dengan gigi tiruan lengkap. Jika diperlukan, prosedur remount laboratoris dapat dilakukan sebelum mengeluarkan gigi tiruan dari cast dan diselesaikan. Biarkan daerah undercut gigi tiruan sedikit tebal untuk memungkinkan insersi pada undercut. Arah pemasangan gigi tiruan imidiat disesuaikan.2
15
PEMBUATAN SURGICAL TEMPLATE Surgical template adalah bentuk tipis dan transparan permukaan jaringan gigi tiruan imidiat dan digunakan sebagai panduan untuk membentuk prosesus alveolaris secara bedah. Ini dibuat sebelum prosedur bedah dan penting dibuat ketika sejumlah tulang diperlukan untuk di-trimming. Template ini dibuat, biasanya oleh teknisi gigi, dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Membuat cetakan irreversible hydrocolloid (alginate) dari ridge edentulous setelah cast di-trimming saat boil-out 2) Cor cetakan dengan stone. 3) Buat template dari resin clear pada model duplikat ini dengan salah satu cara ini: a. Metode vacuum (lubang ditempatkan pada tengah-tengah model dan lembaran clear di-vacuum pada model. b. Teknik
tabur (sprinkle-on), menggunakan
resin
clear acrylic
(ortodontik). c. Buat template dari resin clear acrylic resin (membuat pola malam, flasking, dan heat process) d. Membentuk template dari bahan clear light-cured
16
Gambar 8. Surgical template dibuat saat boil out master cast (A) dengan membuat bahan cetak irreversible hydrocolloid (alginate). B. cor model dari stone. C. pola lilin selesai. D. Setelah diproses dalam clear resin acrylic.
Pembedahan dan Pemasangan Gigi Tiruan Imidiat Dokter gigi melakukan operasi, kemudian ekstraksi gigi-gigi anterior dengan hati-hati (atraumatik) untuk mempertahankan jaringan lunak dan tulang (plat tulang labial). Biasanya tidak ada tulang yang diratakan, namun bila trimming memang diperlukan, surgical template digunakan sebagai panduan untuk memastikan bone trimming cukup dilakukan. Template harus pas dan berkontak dengan semua permukaan jaringan. Apabila trimming tidak cukup, daerah yang direncanakan untuk dikurangi akan pucat dan terlihat. Operasi
yang
menyertai
pembuatan
gigi
tiruan
imidiat
adalah
alveolektomi. Alveolektomi adalah suatu tindakan pengambilan sebagian prosesus alveolaris. Tindakan ini dilakukan untuk mempermudah pencabutan gigi, memperbaiki sisa alveolar ridge yang tidak teratur sebagai akibat pencabutan satu atau beberapa gigi, dan mempersiapkan sisa ridge agar dapat menerima gigi tiruan dengan baik. Akhir-akhir ini banyak ahli bedah mulut yang menggunakan istilah 17
alveoloplasti dan alveoplasti untuk menyatakan tindakan pembentukan kembali prosesus alveolaris dibandingkan pembuangannya. Karena setiap tindakan pencabutan gigi selalu diikuti dengan resorbsi tulang alveolar, maka dalam melakukan tindakan alveolektomi seorang dokter gigi harus berusaha melindungi tulang sebanyak dan sepraktis mungkin, sehingga dapat membentuk suatu jaringan pendukung gigi tiruan yang baik.1 Alveoloplasti dilakukan dengan tujuan untuk membentuk prosesus alveolaris setelah tindakan pencabutan gigi; memperbaiki abnormalitas dan deformitas alveolar ridge yang berpengaruh dalam adaptasi gigi tiruan; membuang bagian ridge prosesus alveolaris yang tajam atau menonjol; membuang tulang interseptal yang terinfeksi pada saat dilakukannya gingivektomi; mengurangi tuberositas agar mendapatkan basis gigi tiruan yang baik, atau untuk menghilangkan undercut-undercut; serta memperbaiki prognatisme maksila sehingga didapatkan estetik yang baik pada pemakaian gigi tiruan. Dalam melakukan tindakan alveoloplasti terdapat beberapa faktor yang harus dipertimbangkan oleh seorang dokter gigi, yaitu : 1) Bentuk Prosesus Alveolaris Pada pembuatan gigi tiruan dibutuhkan bentuk prosesus alveolaris yang dapat memberikan kontak serta dukungan yang maksimal. Karena itu selain menghilangkan undercut yang dapat mengganggu pemasangan gigi tiruan, maka dalam melakukan alveoloplasti harus diperhatikan juga bentuk prosesus alveolaris yang baik, yaitu bentuk U yang seluas mungkin, sehingga dapat menyebarkan tekanan mastikasi pada permukaan yang cukup luas.
18
2) Sifat Tulang Yang Diambil Untuk mendapatkan suatu hasil terbaik maka suatu gigi tiruan harus terletak pada tulang kompakta, bukan tulang spongiosa. Karena itu pada waktu melakukan alveoloplasti dengan pembuangan tulang yang banyak harus diusahakan untuk mempertahankan korteks tulang pada saat membuang tulang medular yang lunak. Hal ini disebabkan karena tulang spongiosa lebih cepat dan lebih banyak mengalami resorbsi dibandingkan dengan tulang kompakta. 3) Usia Pasien Dalam melakukan alveoloplasti usia pasien juga harus dipertimbangkan, karena semakin muda pasien maka jangka waktu pemakaian gigi tiruan semakin lama. Tulang pada pasien muda lebih plastis dan lebih cenderung mengalami resorbsi dibandingkan atrofi, serta pemakaian tulang alveolar lebih lama daripada pasien tua. Jadi pembuangan tulang pada pasien muda dianjurkan lebih sedikit dan mungkin tidak perlu dilakukan trimming tulang. 4) Penambahan Free Graft Jika pada waktu pencabutan gigi atau alveoloplasti dilakukan ada tulang yang secara tidak sengaja terbuang atau terlalu banyak diambil, maka harus diusahakan untuk mengembalikan pecahan tulang ini ke daerah operasi. Pecahan tulang ini disebut free graft. Replantasi free graft ini dapat mempercepat proses pembentukan tulang baru serta mengurangi resorbsi tulang. 5) Proses Resorbsi Tulang Pada periodontitis tingkat lanjut yang ditandai dengan resorbsi tulang interradikular, maka alveoloplasti harus ditunda sampai soket terisi oleh tulang
19
baru. Penundaan selama 4 - 8 minggu ini dapat menghasilkan bentuk sisa ridge yang lebih baik. Selain itu harus diingat juga bahwa pada setiap pembedahan selalu terjadi resorbsi tulang, maka harus dihindari terjadinya kerusakan tulang yang berlebih akibat suatu tindakan bedah, karena keadaan ini dapat mempengaruhi hasil perawatan. Setelah tindakan bedah dan pencabutan dilakukan, dokter gigi akan meletakkan gigi tiruan sehingga duduk dengan baik pada oklusi bilateral dan tidak terjadi kontak deflektif. Topikal anestesi gel diletakkan pada bagian gigi tiruan yang akan berkontak dengan soket gigi sebelum peletakkan gigi tiruan. Adanya daerah pada gigi tiruan yang menekan dapat diperiksa dengan pressure indicating paste (PIP) lalu ditrim. Jika oklusi tidak benar, gigi tiruan harus diperiksa ulang, terutama ke arah distal, untuk memeriksa adanya interference. Bila ada premature kontak, koreksi oklusal dapat dilakukan untuk mendapatkan kontak bilateral. Relief yang cukup dilakukan di daerah frenulum. Jika gigi tiruan imidiat ditemukan kurang retentif, tissue-conditioning liner dapat diletakkan pada tahap ini, namun bahan ini tidak boleh mengenai daerah ekstraksi.1
LAPORAN KASUS •
Nama
: Tn. S
•
No medrek
: 2007-05060
•
Umur
: 56 tahun
•
Jenis Kelamin
: Pria
•
Pekerjaan
: Sales toko besi
20
Pengalaman perawatan gigi •
Terakhir dicabut : 5 thn yl
•
Sebab pencabutan: karena goyang
•
Pengalaman pendarahan setelah pencabutan : tidak ada
•
Gigi tiruan yang pernah dipakai : GTSL RA dan RB
•
Lamanya memakai gigi tiruan : 5 tahun
•
Kebersihan mulut : sedang
Keluhan utama •
Pasien datang ingin dibuatkan gigi tiruan baru pada rahang atas dan rahang bawah, karena gigi atas dan bawah sudah banyak hilang, sebelumnya os pernah menggunakan gigi tiruan sejak 2007.
Pemeriksaan ekstra oral •
Wajah : persegi
•
Profil : normal
•
Bibir : sedang, hipotonus
•
Lebar bukaan mulut : normal (25-35)
•
Pembesaran kelenjar : tak
•
TMJ
: tak
Pemeriksaan Intra Oral •
Ukuran rahang : sedang
•
Bentuk lengkung : lonjong
•
Kesejajaran linggir : sejajar
•
Jarak antar lengkung rahang: cukup
21
•
Tuberositas maksilaris : normal
•
Torus : tidak ada
•
Bentuk palatum : RA bentuk U, tinggi
•
Frenulum labialis : RA rendah RB rendah
•
Frenulum bukalis : RA tinggi RB rendah
•
Frenulum lingualis : rendah
•
Kebersihan mulut : sedang
•
Ludah : normal
•
Refleks muntah: Normal
Status gigi geligi: x
x
G3 X
G2 G2
G3 x
x
18 17 16 15 14 13
12
11
21
22
23
24
25 26 27 28
48 47 46 45 44 43
42
41
31
32
33
34
35 36 37 38
x
G2 G2
x
x
G2 G3
x
x
x
x
x
x
G3
GAMBARAN KLINIS
22
x
x
x
x
x
x
x
PEMERIKSAAN RADIOLOGIS
RENCANA PERAWATAN RAHANG ATAS: Kennedy kelas 1 modifikasi 1 Pembuatan gigi tiruan imidiat lengkap
Pencabutan gigi 26
Pembuatan model studi
Pembuatan sendok cetak pribadi
Muscle trim
Ujicoba tanggul gigitan, DV, relasi sentrik
Uji coba gigi tiruan malam
Radir model kerja, penyusunan gigi tiruan anterior
Pencabutan gigi 12,13,23
Insersi gigi tiruan
penyesuaian
23
RAHANG BAWAH: Kennedy kelas 1 modifikasi 1
Konsul ke bagian perio untuk scaling, root planing, splinting
Ekstraksi gigi 34
Pembuatan gigi tiruan kerangka logam dengan continuous clasp pada gigi 33, 41, 42, 43, 44
DAFTAR PUSTAKA
1. Kraljevic S,et al. Immediate dentures. Acta Stomat Croat 2001;281-285. 2. Zarb AG, Bolender CL. Prosthodontic treatment for edentulous patients. St. Louis: Mosby. 2004. p.123-59. 3. Information about immediate dentures. 2013. The university of Iowa College of dentistry. Available from: URL: http://www1.dentistry.uiowa.edu/patient-careimmediate-dentures.
24