LAPORAN PRAKTIKUM SUMBER TENAGA PERTANIAN Mengetahui Rangkaian Listrik Pada Motor Bakar
Oleh: Kelompok/Shift
: 3/A2
Nama dan NPM
: Sridevi Ayu M
(240110170031)
Anindita Dyah Kirana
(240110170040)
Rike Salsabila
(240110170050)
Three Boy Sinaga
(240110170051)
Hari, Tanggal
: Kamis, 28 Maret 2019
Waktu
: 09.30 WIB – 11.30 WIB
Asisten
: 1. Cecep Permana 2. Fajar Maulana 3. Irene Pratiwi Larasati 4. Marsya Sekar Arum 5. Muhamad Joedy 6. Riza Fajrun
LABORATORIUM ALAT DAN MESIN PERTANIAN DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN DAN BIOSISTEM FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN UNIVERSITAS PADJADJARAN 2019
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Motor bakar merupakan sumber penggerak yang sering dipakai di bidang
pertanian. Motor bakar yang sering digunakan untuk pertanian antara lain seperti traktor, dan traktor tangan. Contoh pemanfaatan motor bakar pada pertanian yaitu sebagai alat untuk membajak. Motor bakar tentunya terdapat mesin di dalamnya. Motor bakar tersebut tidak bisa dipakai secara terus menerus. Apabila motor bakar bekerja terus menerus maka akan menyebabkan mesinnya panas dan menyebabkan keausan. Motor kehilangan daya dan juga menyebabkan mesin akan cepet rusak bahkan dapat terbakar. Oleh karena itu mesin biasanya dilengkapi dengan sistem pendinginan, untuk mengawetkan mesin motor serta melancarkan ataupun menstabilkan kerja motor. Sistem pengapian pada motor bensin berfungsi mengatur proses pembakaran campuran bensin dan udara di dalam silinder sesuai waktu yang sudah ditentukan yaitu pada akhir langkah kompresi. Permulaan pembakaran diperlukan karena, pada motor bensin pembakaran tidak bisa terjadi dengan sendirinya. Pembakaran campuran bensin-udara yang dikompresikan terjadi di dalam silinder setelah busimemercikkan bunga api, sehingga diperoleh tenaga akibat pemuaian gas(eksplosif) hasil pembakaran, mendorong piston ke TMB menjadi langkah usaha. Agar busi dapat memercikkan bunga api, maka diperlukan suatu sistem kelistrikan pada motor bakar. Sistem kelustrikan mesin adalah rangkaian energi listrik yang dibuat untuk membantu menghidupkan mesin dan mempertahankan proses kerja mesin secara efisien.
1.2
Tujuan Praktikum Tujuan dari praktikum Sumber Tenaga Pertanian kali ini adalah Memahami
alur kerja kelistrikan pada motor bakar.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Konsep Kelistrikan Body Sistem kelistrikan body motor adalah segala fitur yang terdapat pada body
motor yang memerlukan lampu. Tentu lampu menjadi salah satu sistem kelistrikan body motor. Cara kerja sistem kelistrikan body, itu tergantung pengemudi. Saat menekan saklar yang berada di stang motor otomatis sistem elektrikal body akan aktif, saat ini terjadilah aliran arus dari power source menuju beban. Beban langsung mengubah energi listrik menjadi energi yang diinginkan misal cahaya lampu. Bagian-bagian yang termasuk di dalam sistem kelistrikan body sepeda motor antara lain (Aman, 2017): a. Lampu kepala termasuk lampu dekat dan jauh b. Lampu sein c. Lampu stop d. Klakson e. Lampu variasi Komponen sistem kelistrikan body ini terdiri dari empat bagian utama yakni (Aman, 2017): a. Power source (aki), baterai atau bahasa tenarnya aki merupakan sumber arus utama didalam kendaraan. Namun pada sepeda motor, aki tidaklah bertugas sebagai power source yang utama. Yang mengemban tugas utama sebagai penyedia arus listrik adalah spul, sementara aki bertugas sebagai source pada sistem starter dan pada sistem elektrikal lain saat mesin mati. b. Switch, saklar adalah alat input untuk mengaktifkan atau menonaktifkan suatu sistem kelistrikan. Pada kelistrikan body, hampir semua sistem ada saklarnya sehingga sebuah sistem misal klakson bisa dinyalakan saat ada halangan didepan. c. Beban, beban merupakan komponen utama untuk mengubah energi listrik menjadi energi yang diinginkan. Misal pada lampu menjadi cahaya, dan pada klakson menjadi suara.
d. Wiring, wiring menjadi komponen yang menghubungkan semua sistem kelistrikan body dari power source menuju saklar dan menuju beban tanpa tertukar dan tanpa terjadi kosleting.
2.2
Sistem Starter Motor yang diproduksi diatas tahun 2000 semuanya sudah menerapkan
sistem elektrik starter. Sistem starter berfungsi memberikan tenaga putar bagi mesin untuk memulai siklus kerja mesin. Motor starter pada motor secara umum sama seperti sistem starter mobil dimana tugas utama sistem ini diemban oleh sebuah motor listrik yang berada didekat roda gigi poros engkol (Sumarsono, 2012). Ketika menekan tombol starter maka akan ada aliran listrik menuju motor starter yang membuat poros engkol mesin berputar. Cara kerjanya, ketika kita tekan tombol starter maka relay starter atau dikenal dengan bandig starter akan terhubung akibatnya arus listrik dari baterai langsung mengalir ke motor starter. Disini solenoid didalam starter bertugas dalam pengaitan roda gigi pinion sebelum motor starter berputar (Aman, 2017).
Gambar 2. Sketsa Sistem Starter (Sumber: Aman, 2017) 2.2.1 Pembagian Sistem Starter Sepeda Motor Secara Umum 1. Sistem Starter Elektrik Pada umumnya menggunakan motor listrik, yang dipasangkan/ dihubungkan dengan poros engkol menggunakan perantara roda gigi maupun rantai. Sumber tegangan diperoleh dari tegangan baterai, dan motor starter harus dapat menghasilkan momen yang besar dari tenaga yang kecil yang tersedia pada baterai. Hal lain yang harus diperhatikan
adalah konstruksi motor starter harus sekecil mungkin. Kebanyakan sistem starter menggunakan motor seri arus searah (DC). 2.
Sistem Starter Manual / Kick Starter Merupakan sistem starter dengan menggunakan tuas/engkol, dan dihubungkan ke poros engkol melalui serangkaian mekanisme poros, pegas dan roda gigi penghubung. Sistem starter tipe ini dioperasikan secara manual, untuk dapat menghidupkan mesin Sistem Starter Sepeda Motor/SPD. OTO 225 – O3 10 maka kita perlu mengoperasikan sistem starter dengan cara menekan/menginjak tuas/engkol starter sampai mesin hidup.
2.3
Sistem Pengisian (Charging System) Sistem pengisian merupakan sistem yang berfungsi untuk menyediakan arus
listrik yang nantinya dimanfaatkan oleh komponen kelistrikan pada kendaraan tersebut dan sekaligus mengisi ulang arus pada baterai, karena seperti yang kita ketahui baterai pada automobile berfungsi untuk mensuplai kebutuhan listrik dalam jumlah yang cukup besar pada bagian–bagian kelistrikan.Akan tetapi, kapasitas baterai terbatas dan tidak mampu memberikan semua tenaga yang diperlukan secara terus menerus oleh mobil (Khusen, 2010). Sistem pengisian akan memproduksi tenaga listrik untuk mengisi baterai serta untuk memberikan arus yang dibutuhkan oleh bagian–bagian kelistrikan yang cukup selama mesin bekerja. Sistem pengisian bekerja apabila mesin dalam keadaan berputar, selama mesin hidup sistem pengisian yang akan menyuplai arus listrik bagi semua komponen kelistrikan yang ada, namun jika pemakaian arus tidak terlalu banyak dan ada kelebihan arus, maka arus akan mengisi muatan di baterai. Dengan demikian baterai akan selalu penuh muatan listriknya dan semua kebutuhan listrik pada mobil dapat terpenuhi (Khusen, 2010).
2.4
Sistem Penerangan Sistem penerangan berfungsi sebagai penerangan utama sepeda motor pada
saat beroperasi pada keadaan jalan yang gelap (terutama pada malam hari) (Aman, 2017). Sistem Penerangan Sepeda Motor dibagi 2 :
1) Sistem Penerangan Tipe AC Sumber tegangan didapat dari alternator, sehingga arus yang digunakan merupakan arus bolak-balik (AC). Sistem penerangan tipe AC banyak digunakan pada kendaraan tipe Cub. Sistem penerangan tipe AC mempunyai kelemahan dimana untuk mengoperasikan lampu harus menyalakan motor terlebih dahulu, disamping itu nyala lampu tidak stabil, sangat tergantung kepada naik-turunnya putaran motor (rpm). 2) Sistem Penerangan Tipe DC Sumber tegangan diperoleh dari tegangan baterai (yang disuplay oleh sistem pengisian), sehingga arus yang digunakan merupakan arus searah (DC). Keuntungan sistem penerangan tipe DC : a) Lampu penerangan dapat dioperasikan walaupun motor dalam kondisi dimatikan. b) Nyala lampu terang dan stabil, tidak tergantung kepada putaran motor (rpm).
2.5
Sistem Pengapian Sistem pengapian berfungsi menghasilkan percikan bunga api pada busi
pada saat yang tepat untuk membakar campuran bahan bakar dan udara di dalam silinder. Sistem pengapian mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembangkitan tenaga (daya) yang dihasilkan oleh suatu mesin bensin. Apabila sistem pengapian tidak bekerja dengan baik dan tepat, maka kelancaran proses pembakaran campuran bahan bakar dan udara di dalam ruang bakar akan terganggu sehingga tenaga yang dihasilkan oleh mesin berkurang (Aman, 2017).
BAB III METODOLOGI
3.1
Alat dan Bahan
3.1.1 Alat Alat yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu mesin motor otto 4 tak. 3.1.2 Bahan Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu: 1. Accu 2. Bensin 3. Busi 4. CDI (Capacitor Discharge Ignition) 5. Gear 6. Distributor 7. Kabel tegangan tinggi (High Tension Cord) 8. Karburator 9. Kiprok 10. Koil 11. Kunci kontak 12. Poros engkol 13. Silinder blok 14. Udara
3.2
Prosedur Praktikum Prosedur yang dilakukan pada praktikum kali ini adalah :
1. Masing-masing komponen pada setiap subsistem pelistrikan diamati dan disebutkan namanya; 2. Fungsi dan mekanisme kerja masing-masing komponen pelistrikan diuraiakan; 3. Mesin pertama yangg tidak memiliki bensin, motor dinyalakan dengan memutar engkol menggunakan tangan lalu memperhatikan busi menghasilkan percikan api atau tidak; dan
4. Mesin kedua yang memiliki bensis, dinyalakan dengan menyalak kunci kontak terlebih dahulu kemudia memutar engkol menggunakan tangan.
BAB IV HASIL PRAKTIKUM
4.1
Hasil Tabel 1.1 Nama dan Fungsi Komponen-komponen pada Mekanisme Kelistrikan Motor Otto 4 tak No
Nama
1.
Accu
Busi 2.
(Spark Plus)
Gambar
Fungsi Berfungsi sebagai sumber tegangan
penghasil
loncatan
bunga
api
sehingga dapat membakar campuran udara-bahan
bakar
yang
telah
dikompresi dalam ruang bakar.
CDI (Capaci
3.
tor
Mengendalikan
ignition
coil
Dischar
sehingga menghasilkan api pada
ge
busi.
Ignition )
4.
Gear
Mengubah gerak translasi menjadi gerak rotasi.
5.
Sebagai
alat
untuk
membagi-
Distribu
bagikan
tegangan
tor
diperoleh dari ignition coil ke busi
tinggi
yang
yang terdapat pada tiap silinder. Kabel teganga n tinggi 6.
(Hightension cord)
7.
Karbur ator
Penghantar tegangan tinggi yang dihasilkan ignition coil ke busi-busi melalui
distributor
tanpa
ada
kebocoran.
1. Mengatur RPM 2. Mencampur udara dan bahan bakar sesuai dengan perbandingan.
1. Penstabil arus dan tegangan dari spul sebelum dialirkan ke aki. 2. Mengubah atau penyearah arus yang dihasilkan spul, di mana tegangan listrik yang dihasilkan oleh 8.
Kiprok
spul dengan jenis AC (alternating current), diubah menjadi DC (direct current). 3.
Penstabil
arus
ke
lampu,
menyesuaikan dengan kebutuhan arus lampu
Komponen
ini
berfungsi
untuk
menaikan tegangan rendah (12 V) 9.
Koil
menjadi tegangan tinggi (15 KV sampai 20 KV) yang diperlukan untuk pengapian. Komponen
10.
ini
berfungsi
Kunci
menghubungkan dan memutuskan
Kontak
aliran arus listrik dari baterai ke ignition coil.
Mengubah gerak naik turun piston 11.
Engkol
(torak) menjadi gerak putar yang akhirnya dapat menggerakkan roda gila (fly wheel).
12.
Silinder blok
Tempat bergeraknya piston.
Sridevi Ayu M 240110170031 BAB V PEMBAHASAN
Praktikum kali ini mengenai pengenalan rangkaian listrik. Prinsip kerja dari motor bakar terdiri dari empat prinsip, yaitu sistem pengapian (ignition), sistem karburasi atau pengkabutan (carburation) yang terjadi pada karburator, sistem pelumasan (lubrication), dan sistem pendinginan (cooling) untuk mengatur suhu selama operasi dan mencegah panas berlebih pada mesin. Sistem pengapian (ignition) sering sebut sebagai sistem penyalaan motor bakar. Hal tersebut penting agar motor bakar bensin menghasilkan daya dan perlu diketahui bahwa daya yang dihasilkan oleh suatu motor pada hakekatnya diperoleh dari transfer energi yang dihasilkan oleh pembakaran bahan bakar. Proses energi kimia yang terkandung di dalam bahan bakar akan diubah menjadi energi termal melalui pembakaran. Energi termal ini kemudian akan dikonversi menjadi energi mekanaik dalam bentuk gerakan engkol, sehingga penyalaan merupakan suatu proses yang sangat penting bagi bekerjanya motor. Motor bensin penyalaan dilakukan dengan bantuan busi yang memercikkan api elektrik, karena itu motor bensin juga dinamakan motor letup atau motor ignisi. Penyalaan motor bakar bensin dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan diselah (menghidupkan motor dengan starter kaki) atau dengan cara memencet tombol starter. Tegangan yang dibutuhkan dalam proses kerja motor adalah sebesar 15. 000 volt. Sumber tegangan motor adalah accu, accu hanya menghasilkan tegangan 12 volt sehingga diperlukannya penambahan atau kenaikan tegangan agar proses kerja motor dapat berjalan. Proses perubahan tegangan yang berasal dari accu yaitu 12 volt menjadi 15000 volt adalah dilakukan oleh koil atau lilitan. Koil dapat menaikkan tegangan hingga ribuan volt, tegangan 1500 volt diperlukan mesin motor untuk disalurkan ke busi dan menghasilkan pijaran bunga api untuk kemudian dibutuhkan pada proses pengapian. Komponen yang termasuk kedalam sistem penyalaan motor atau sistem kelistrikan motor diantaranya adalah generator AC atau sering dikenal dengan spul. Komponen ini berfungsi sebagai pembangkit listrik pada motor dan memberikan arus listrik pada seluruh komponen motor dengan mengubah energi mekanik menjadi energi listrik.
Kumparan ini akan menghasilkan medan magnet ketika terdapat arus listrik yang melewatinya, dan akan menghasilkan gaya gerak listrik pada saat mesin dinyalakan. Komponen lainnya adalah baterai atau lebih dikenal dengan aki (accu). Aki pada motor memiliki fungsi yaitu sebagai komponen penyimpan energi listrik yang dihasilkan oleh generator/spul. Energi listrik yang tersimpan ini kemudian dipakai untuk menghidupkan mesin melalui starter, sebagai sumber energi untuk sistem penerangan motor, klakson, lampu indikator, penyuplai energi pada CDI/ECU, dan lain-lain, oleh karena itu, fungsi lain dari aki adalah sebagai sumber energi listrik untuk beberapa komponen dengan tegangan rendah sekitar 12 Volt. Sistem pengapian pada sepeda motor merupakan suatu sistem yang mengatur proses pembakaran campuran bensin dan udara dalam silinder. Sistem pengapian terdiri dari beberapa komponen yaitu kunci kontak sebagai pemutus dan penghubung arus listrik, CDI (Capacitor Discharge Ignition) berfungsi untuk memutus arus, koil yang berfungsi untuk mengubah tegangan rendah (12 Volt) menjadi tegangan tinggi, pulser, dan busi sebagai alat penyalur listrik bertegangan tinggi dan mengubahnya menjadi bunga api untuk membakar campuran gas yang telah terkompresi dalam silinder.
Anindita Dyah Kirana 240110170040 Praktikum sumber tenaga pertanian kali ini membahas mengenai rangkaian listrik pada motor bakar. Mesin yang digunakan merupakan mesin motor suzuki shogun. Suzuki shogun merupakan mesin sepeda motor model lama, yaitu mesin motor yang memiliki 4 silinder. Sistem kelustrikan mesin adalah rangkaian energi listrik yang dibuat untuk membantu menghidupkan mesin dan mempertahankan proses kerja mesin secara efisien. Dengan kata lain, dengan adanya kelistrikan pada mesin maka sebuah mesin bisa hidup (menghasilkan putaran) dengan lembut dan berkelanjutan. Sistem pengapian yang sudah menggunakan bantuan aki /bateray spull berfungsi untuk menyalurkan api ke kiprok. Kiprok digunakan sebagai penstabil arus dan tegangan dari spul sebelum dialirkan ke aki. Bila arus yang mengalir ke aki terlalu besar bisa overcharge, sebaliknya jika arusnya terlalu kecil malah tekor, jadi tegangannya harus seimbang. Selain itu, fungsi kiprok ini untuk mengubah atau penyearah arus yang dihasilkan spul, di mana tegangan listrik yang dihasilkan oleh spul dengan jenis AC (alternating current), diubah menjadi DC. Untuk itu sangat diperlukan suatu alat pengubah sistem arah arus dari AC menjadi DC. Selanjutnya arus listrik ini disimpan di aki untuk menyuplai kebutuhan listrik pada motor (lampu, klakson, sein, dan sebagainya). Kiprok/regulator tersambung ke baterai/aki dan melakukan pengisian/charging sebagai tempat penyimpanan tenaga listrik. Arus dari baterai/aki dilanjutkan ke kunci kontak dan CDI, Fungsi utamanya adalah sebagai penyalur tegangan ke coil melalui prinsip discharge. Didalam CDI unit terdapat komponen capasitor. fungsi koil pada sistem pengapian kendaraan sangat sederhana, yaitu menaikkan tegangan listrik dari aki yang hanya dihasilkan sebesar 12 volt, menjadi ribuan volt. Tegangan Energi listrik tersebut mencapai 30.000 V DC. Ssaat arus listrik mengalir ke terminal positif, maka lilitan primer akan dialiri arus listrik. Hal ini akan menyebabkan kemagnetan pada lilitan primer. Arus listrik akan mengalir dari lilitan primer
menuju terminal negatif.
hubungan antara terminal negatif
Saat platina membuka , maka
ke massa akan terputus. Arus listrik dari
terminal positif tidak akan mengalir ke lilitan primer. Hal ini akan mengakibatkan kemagnetan pada lillitan primer menjadi hilang. Dengan hilangnya kemagnetan pada lilitan primer , maka timbullah induksi pada lilitan sekunder. Di mana pada
lilitan sekunder akan menghasilkan listrik dengan tegangan yang sangat tinggi. Listrik yang dihasilkan pada lilitan sekunder ini akan dialirkan ke terminal sekunder untuk diteruskan ke kabel tegangan tinggi. Ketika terjadi pemutusan arus yang mengisi kumparan primer koil pengapian, akibatnya timbul tegangan induksi pada kumparan primer dan kumparan sekunder dan menghasilkan loncatan bunga api pada busi untuk proses pembakaran dalam ruang pembakaran. Komponen dari sistem pengapian pada sepeda motor ada 2 macam. Tipe yang pertama adalah tipe konvensional dan tipe yang kedua adalah tipe CDI. Untuk tipe konvensional adalah masih menggunakan platina. Tipe konvensional pada tipe ini masih menggunakan platina. Namun untuk sepeda motor keluar sekarang tipe ini sudah tidak ada. Komponen sistem pengapian dari tipe ini adalah sepul pengapian, Platina, kondensor, koil, Busi. Selain tipe konvensional terdapat pula tipe CDI Pada tipe ini platina digantikan oleh komponen elektronika yang bernama CDI. Sistem pengapian tipe ini lebih akurat. Maka itu tipe inilah yang digunakan pada sepeda motor sekarang. Komponen sistem pengapian CDI adalah sepul pengapian, CDI koil dan Busi.
Rike Salsabila 240110170050 ddadsad
Three Boy Sinaga 240110170051 Rangkaian kelistrikan dalam motor bakar diantaranya yaitu penyalaan, pengisian, dan starter. Sistem penyalaan listrik (pengapian) terdapat pada motor bakar guna menghasilkan suhu yang cukup tinggi untuk memulai pembakaran dengan cara menyalakan busi di ruang bakar di dalam silinder. Pada motor diesel tidak dilengkapi sistem penyalaan listrik karena untuk menghasilkan suhu yang cukup tinggi untuk memulai pembakaran ditempuh dengan cara memampatkan (mengompresi) udara yang masuk ke ruang bakar di dalam silinder. Penyalaan pada motor bensin, pembakaran di ruang bakar dalam silinder pada motor bensin dapat berlangsung apabila ketiga syarat pembakaran terpenuhi, yaitu: (1) bahan bakar (bensin), (2) udara (oksigen), dan (3) suhu yang cukup tinggi untuk memulai pembakaran. Suhu yang cukup tinggi untuk memulai pembakaran pada motor bensin diperoleh dari percikan atau loncatan bunga api listrik (spark) pada busi (spark plug). Bunga api listrik dihasilkan oleh sistem penyalaan listrik (ignition system) berupa unit alat penyala listrik (ignition unit), yaitu terdiri atas dua jenis: (1) unit alat penyala baterai (battery ignition unit), dan (2) unit alat penyala magnet (magneto ignition unit). Fungsi alat penyala listrik suhu yang cukup tinggi untuk memulai pembakaran pada motor bensin diperoleh dari loncatan (percikan) bunga api listrik antara elektroda busi pada saat torak menjelang mencapai TMA (titik mati atas) pada akhir langkah kompresi. Saat terjadinya percikan tersebut ditentukan oleh unit alat penyala listrik.Unit alat penyala listrik (ignition unit) berfungsi untuk menghasilkan percikan bunga api listrik pada busi pada sesaat menjelang torak mencapai TMA pada akhir langkah kompresi. Rangkaian yang kedua yaitu pengisian. Sistem pelistrikan juga memiliki fungsi sebagai sistem pengisian kembali. Ada dua jenis sistem pengisian kembali pada motor bakar, yaitu generator dan generator regulator. Bagian-bagian dari generator adalah magnet kumparan, kawat, magnet permanen, saklar, accu, sikat dan komutator. Pengisisan baterai mengunakan generator yang diputar oleh motor itu sendiri untuk menghasilkan listrik. Karena tegangan dan arus yangg dihasilkan generator tidak konstan maka agar proses pengisian berjalan dengan baik diperlukan generator regulator. Generator regulator terdiri dari generator yang berfungsi sebagai penghasil tegangan, cut out relay (COR) yang berfungsi untuk
mencegah mengalirnya arus listrik dari baterai ke generator pada saat tegangan baterai lebih besar dari generator. Kemudian current regulator (CR) yang berfungsi untuk mengontrol besarnya arus yang terjadi agar tidak terjadi terbakarnya komponen dalam generator dan terakhir adalah voltage regulator (VR) yang berfungsi untuk mengontrol besar tegangan listrik yang berasal dari generator agar tidak merusak alat alat lainnya. Generator regulator juga terdapat baterai. Generator bergerak, ada arus ke CR bila arus tinggi maka COR mengisi baterai, bila arus kecil maka digunakan untuk alat yang lain. Jika tegangan tinggi maka akan diputar melalui resistor dan akan kembali ke CR lagi dan voltage regulator kemudian ke generator. Suatu mesin pembakaran dalam tidak dapat distarter oleh dirinya sendiri, tetapi harus diengkol/ diputar oleh energi lain sehingga mendapatkan pembakaran yakni dengan memutar/ mengengkol poros engkolnya. Pada umumnya metode yang sering digunakan untuk itu adalah dengan sistem elektrik. Sistem starter elektrik terdiri atas beberapa komponen, yaitu baterai, sakelar penyalaan, sakelar inhibitor (untuk kendaraan dengan transmisi otomatis), solenoid, motor starter, peralatan penggerak, roda gigi reduksi, kabel baterai, kabel LT. Pada siklus usaha yaitu pada siklus pembakaran motor yang berfungsi untuk menghasilkan sumber pembakaran adalah rangkaian penyalaan. Kemudian sistem penyalaan atau pengapian dalam motor bakar terbagi menjadi 3 (tiga) yaitu sistem penyalaan baterai konvensional, sistem penyalaan magneto dan sistem penyalaan transistor. Sistem penyalaan baterai konvensional terdiri dari beberapa komponen yaitu batere, kunci kontak dan kil pengapian. Kinerja sistem pengapian sangat besar pengaruhnya terhadap kesempurnaan proses pembakaran di dalam silinder, dengan sistem pengapian yang baik akan diperoleh performa mesin optimal dan pemakaian bahan bakar yang hemat. Agar kinerja sistem pengapian selalu dalam kondisi baik maka sistem ini perlu dirawat dengan baik. Perawatan sistem pengapian dengan cara membersihkan, melumasi dan menyetel komponen atau mesin. Komponen sistem pengapian yang cepat kotor adalah busi, platina, ujung rotor dan terminal pada tutup distributor. Bagian tersebut diatas perlu diperiksa dan dibersihkan kotorannya menggunakan amplas. Bagian sistem pengapian yang perlu diberi pelumas adalah Nok dan Rubbing block, Poros Nok dan Centrifugal
Advancer. Penyetelan sistem pengapian meliputi penyetelan celah busi, celah platina atau besar sudut dwell, dan penyetelan saat pengapian. Kemudian sistem pengapian magnet merupakan sistem pengapian yang paling sederhana dalam menghasilkan percikan bunga api di busi dan telah terkenal penggunaannya dalam pengapian motor-motor kecil sebelum munculnya pengapian elektronik. Sistem pengapian ini mempunyai keuntungan yaitu tidak tergantung pada baterai untuk menghidupkan awal mesin karena sumber tegangan langsung berasal dari source coil (koil sumber/pengisi) sendiri. Sistem pengapian magnet terdiri dari rotor yang berisi magnet permanen/tetap, dan stator yang berisi ignition coil (koil/spool pengapian) dan spool lampu. Arus listrik dihasilkan oleh sistem pengapian magneto adalah arus listrik bolak-balik atau AC (Alternating Currrent). Hal ini terjadi karena arah kutub magnet berubah secara terus menerus dari utara ke selatan saat magnet berputar. Sistem pengapian magnetoter dapat beberapa kekurangan, yaitu kumparan pengapian yang dipakai haruslah mempunyai nilai Induktansi yang besar, sehingga unjuk kerjanya di putaran tinggi mesin kurang memuaskan; Bentuk fisik umparan pengapian yang dipakai relatif besar; pemakaian kontak pemutus (breaker contact) menuntut perawatan dan penggantian komponen tersendiri; dan membutuhkan pencatu daya yang mempunyai keluaran dengan beda potensial listrik yang relatif rendah dan kuat arus listrik yang relatif besar. Hal ini menuntut pemakaian komponen penghubung yang mempunyai nilai Resistansi serendah mungkin. Walaupun pada nantinya dikembangkan sistem pengapian transistor atau TSI (Transistorized Switching Ignition) atau TCI (Transistor Controlled Ignition) yang menggunakan transistor untuk menggantikan kontak pemutus, perlahan-lahan kurang diminati seiring dengan kemajuan teknologi. Sistem pengapian transistor ini hasil modifikasi dari sistem pengapian konvensional. Sistem pengapian transistor merupakan sistem pengapian elektronik yang masih menggunakan platina. Namun demikian, fungsi dari platina (breaker point) tidak sama persis seperti pada pengapian konvensional. Aliran arus dari rangkaian primer tidak langsung diputuskan dan dihubungkan oleh platina, tapi perannya diganti oleh transistor sehingga platina cenderung lebih awet (tidak cepat aus) karena tidak langsung menerima beban arus yang besar dari rangkaian primer
tersebut. Dalam hal ini platina hanyalah bertugas sebagai switch (saklar) untuk meng-on-kan dan meng-off-kan transistor. Arus listrik yang mengalir melalui platina diperkecil dan platina diusahakan tidak berhubungan langsung dengan kumparan primer agar tidak arus induksi yang mengalir saat platina membuka. Terjadinya percikan bunga api pada busi yaitu saat transistor off disebabkan oleh arus dari rangkaian primer yang menuju ke massa (ground) terputus, sehingga terjadi induksi pada koil pengapian. Setiap
sistem
penyalaan
mempunyai
kekurangan
dan
kelebihan
masingmasing. Namun bila dilakukan perbandingan antara ketiga sistem penyalaan tersebut, maka yang paling baik kinerjanya adalah sistem yang menggunakan sistem pengapian transistor. Keuntungan penggunaan transistor akan meningkatkan sistem pengapian, busi akan lebih tahan lama, mesin menjadi irit dan akan lebih cepat distarter pada saat udara dingin. Serta suara mesin yang ditimbulkan akan lebih halus walaupun mesin belum cukup panas. Hal ini dikarenakan pada sistem transistor arus yang dihasilkan lebih stabil, sebab pengaturannya telah dikontrol dengan rangkaian elektronik. Sedangkan pada sistem magneto dan baterai konvensional menggunakan platina yang menempel pada nok camp. Selain itu masih menggunakan kondensator sebagai penyetabil, hal tersebut menambah kerumitan, dan untuk mendapatkan arus yang tepat pada pembakaran masih perlu dilakukan penyetelan pada porsisi nok camp dengan platina. Sistem starter model overrunning dibagi menjadi 2 (dua) yaitu sistem starter model overrunning clucth mekanik dan starter model overrunning clucth magnetik. Starter model overrunning clucth terdiri dari armature, kumparan medan, terminal, switch, tuas, pegas, spline shaft, bushing, pinion, over running clutch, houshing, pole piece, sikat, komutator, dan lubang oli. Kumparan medan berfungsi sebagai penghasil medan magnet. Sedangkan motor starter model overrunning clucth magnetik terdiri dari baterai, lempengan logam, kumparan, switch, batang kumparan, pegas, lengan bobot, gear, bearing, motor starter, dan kabel.
Sridevi Ayu M 240110170031 BAB VI PENUTUP
6.1
Kesimpulan Kesimpulan pada praktikum kali ini adalah :
1. Sistem penyalaan motor memiliki beberapa komponen yaitu generator/spul, regulator/kiprok, baterai/aki, sistem pengapian seperti busi, dan sistem penerangan seperti lampu sorot depan dan lampu-lampu indikator; 2. Sistem pengapian baterai berfungsi mengubah arus listrik DC sebesar 12 volt menjadi tegangan tinggi yang akan menghasilkan loncatan bunga api yang kuat pada celah busi; 3. Bagian yang penting dari sistem penyalaan motor adalah generator/sepur dimana berfungsi untuk menghasilkan energi listrik agar dapat mengisi kembali baterai dan mempertahankan kondisi energi listriknya tetap stabil; 4. Baterai/aki berfungsi sebagai tempat penyimpanan energi listrik dan menyediakan arus istrik bertegangan rendah untuk disalurkan ke sistem lainnya; dan 5. Gear dan rantai pada mesin motor bakar yang memiliki fungsi untuk memutar tensioner yang berfungsi untuk membuka dan menutup klep untuk ruang pembakaran/torak atau berfungsi untuk menggerakan camsharf di cylinder head.
6.2
Saran Saran pada praktikum kali ini adalah :
1. Sebaiknya praktikan memahami terlebih dahulu sistem kelistrikan sehingga dapat membandingkan dengan apa yang dipraktikumkan agar ketika ada hal yang salah atau kurang jelas dapat didalami lagi saat praktikum; dan 2. Sebaiknya peralatan untuk praktikum tersedia dengan lengkap dan dalam kondisi baik agar tidak menghambat kerja praktikan.
Anindita dyah Kirana 240110170040 6.1
Kesimpulan Kesimpulan praktikum kali ini adalah:
1. Sistem pengapian pada motor bensin berfungsi mengatur proses pembakaran campuran bensin dan udara di dalam silinder; 2. Sistem kelustrikan mesin adalah rangkaian energi listrik yang dibuat untuk membantu menghidupkan mesin dan mempertahankan proses kerja mesin secara efisien; 3. Sistem pengapian yang sudah menggunakan bantuan aki /bateray spull berfungsi untuk menyalurkan api ke kiprok; 4. Kiprok berfungsi untuk mengubah atau penyearah arus yang dihasilkan spul, di mana tegangan listrik yang dihasilkan oleh spul dengan jenis AC diubah menjadi DC; 5. Fungsi utama CDI adalah sebagai penyalur tegangan ke coil melalui prinsip discharge; 6. Fungsi koil pada sistem pengapian kendaraan untuk menaikkan tegangan listrik dari aki yang hanya dihasilkan sebesar 12 volt, menjadi ribuan volt; dan 7. Fungsi
utama busi adalah
memberikan
percikkan
api
dalam ruang
bakar yang telah terkompresi campuran bensin dan udara.
6.2
Saran Saran untuk praktikum rangkaian listrik pada motor bakar kali ini adalah
sebaiknya peraga/model dismpan di tempat yang dapat terlihat oleh semua praktikan dan dapat diputar sehingga dapat dilihat dari berbagai arah.
Rike Salsabila 240110170050 sfsfsfs
Three Boy Sinaga 240110170051 6.1
Kesimpulan Kesimpulan praktikum ini adalah:
1. Sistem kelistrikan motor bakar memiliki komponen-komponen yaitu generator, regulator/kiprok, baterai/aki, sistem pengapian (busi), dan sistem penerangan seperti lampu sorot depan dan lampu-lampu indikator; 2. Jenis Penyalaan pada motor bakar ada tiga macam, yaitu sistem baterai konvensional, CDI/transistor, dan magnetik; 3. Koil berfungsi menaikkan tegangan listrik dari aki, CDI, atau ECM yang kemudian di teruskan ke busi; 4. CDI berfungsi sebagai penyalur tegangan ke coil melalui prinsip discharge; 5. Akumulator berfungsi sebagai peredam kejut dalam sistem dan menyimpan energi dengan menggunakan gas bertekanan sebagai bagian dari common mesin hidrolik; 6. Kiprok berfungsi sebagai pengubah arus (AC menjadi DC) yang dihasilkan spul; dan 7. Busi berfungsi memberikan percikan api di dalam ruang pembakaran yang telah terkoimpresi campuran bensin dan oksigen.
6.2
Saran Saran praktikum ini adalah pengamatan dilakukan perkelompok guna
pengamatan komponen dan analisa sistem motor bakar yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA Aman. 2017. Mengenal Sistem Kelistrikan Sepeda Motor Beserta Macamnya. Terdapat pada: https://www.autoexpose.org/2017/12/sistem-kelistrikansepeda-motor.html. Diakses pada Rabu, 3 April pukul 17.00 WIB. Heri. 2016. Inilah Sistem Kelistrikan Pada Sepeda Motor “Untuk Perlu Di Ketahui. Terdapat pada: http://www.otosena.com/sistem-kelistrikan-sepedamotor/. Diakses pada tanggal Rabu, 3 April pukul 17.30 WIB. Khusen. Dwi Wijanarko dan Pramono 2010. Peningkatan Kompetensi Mendiagnosis Sistem Pengisian Sepeda Motor Menggunakan Media Peraga. Jurnal Pendidikan Teknik Mesin. Volume 10, No. 2: 68-71. Rahmad. 2013. Fungsi Blok Silinder atau Cylinder Block. Terdapat pada: https://www.kitapunya.net/2013/10/fungsi-blok-silinder-atau-cylinderblock.html. Diakses pada tanggal Rabu, 3 April pukul 17.50 WIB. Sumarsono. 2012. Sistem Kelistrikan Engine. Bandung: Yrama Widya.
LAMPIRAN
Gambar 1. Komponen-komponen Kelistrikan Motor Bakar
Gambar 2. Alur Kelistrikan Motor Bakar
Gambar 3. Proses Uji Kelistrikan Motor Bakar