Laprak Modul 3.pdf

  • Uploaded by: fionatasha
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Laprak Modul 3.pdf as PDF for free.

More details

  • Words: 1,380
  • Pages: 9
LAPORAN PRAKTIKUM KI3261 BIOKIMIA UMUM MODUL III PENENTUAN KADAR GLUKOSA DARAH

NAMA

: FIONA NATASHA

NIM

: 11217028

KELOMPOK

:4

SHIFT

: JUMAT PAGI

TANGGAL PERCOBAAN

: 8 MARET 2019

TANGGAL PENGUMPULAN LAPORAN

: 15 MARET 2019

ASISTEN

: RISKA S (20511047)

LABORATORIUM BIOKIMIA PROGRAM STUDI KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2019

I.

TUJUAN 1. Menentukan kurva standar glukosa pada variasi konsentrasi 0,02 , 0,03 , 0,04 , 0,04, dan 0,06 mg/ml. 2. Menentukan kadar glukosa dalam sampel darah pada sampel filtrasi darah bebas protein dengan spektrofotometer.

II.

TEORI DASAR Darah merupakan cairan yang terdapat dalam tubuh yang berfungsi mengangkut zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan bahan kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri. Darah terdiri daripada beberapa jenis korpuskula(45%) dan plasma darah(55%). Korpskula terdiri dari eritrosit (sekitar 99%), trombosit (0,6 - 1,0%), leukosit (0,2%). Plasma darah pada dasarnya adalah larutan air yang mengandung albumin, bahan pembeku darah, immunoglobin (antibodi), hormone, berbagai jenis protein, berbagai jenis garam (Waterbury, 1998). Glukosa merupakan salah satu senyawa yang terkandung dalam plasma darah. Glukosa, suatu gula monosakarida adalah salah satu karbohidrat terpenting yang digunakan sebagai sumber tenaga bagi hewan dan tumbuhan. Di alam, glukosa terdapat dalam buah-buahan dan madu lebah (Poedjiaji, 1994). Gluksoa dapat dioksidasi oleh zat pengoksidasi lembut seperti pereaksi Tollens sehingga sering disebut sebagai gula pereduksi (Budiman, 2009). Struktur glukosa adalah sebagai berikut:

Gambar2. 1 (a) Struktur glukosa rantai lurus (b) Struktur glukosa berbentuk cincin

Kadar glukosa dalma darah adalah 70-110mg/Dl. Kadar glukosa yang terlalu tinggi dalam darah menunjukkan bahwa seseorang mengalami penyakit diabetes.Pada sapi, kadar glukosa normal pada umumnya berkisar antara 40-60 mg/mL. Di suatu

percobaan yang terdiri dari 75 kali tes pada 44 sapi disimpulkan bahwa konsentrasi rata-rata gula pada darah sapi adalah 51,75 mg/dL(Hodgson, R. E., Riddel, W. H., & Hughes, J. S.). Apabila konsentrasi gula darah pada sapi berada di bawa 40 mg/ml, maka sapi tersebut dapat dianggap hipoglikemik, sedangkan jika diataas 60mg/ml, maka sapi dapat dianggap hiperglikemik. Metode yang digunakan adalah Metode Folin-Wu. Metode Folin-Wu dikenalkan pertama kali oleh Folin dan Wu pada tahun 1919 (Berkman, 2002). Metode ini merupakan metode yang digunakan untuk membuat filtrat darah bebas protein dengan cara pengendapan protein oleh pembentukan asam tungstat. Endapan terjadi akibat adanya kombinasi anion asam dengan bentuk kationik dari protein. Metode ini memiliki bebrapa keuntungan, yaitu hanya dibuhkan 2 pelarut, lalu filtrat yang terbentuk lebih netral, dan proses filtrasi lebih cepat (Suharso, 2008). Untuk menentukan kadar glukosa dalam darah, digunakan metode Nelson Somogyi. Setelah protein dipartisi dan diendapkan, lalu larutan dipanaskan dengan larutan Cu2+ dalam suasana basa sehingga mengoksidasi glukosa sehingga ion Cu 2+ akan tereduksi menjadi CuO (Solomons, T.W.G. and Fryhle, C.B. , 2011). Pada suasana basa bentuk hemiasetal berada dalam jumlah dominan dan mereduksi ion Cupri. Cu 2O yang terbentuk kemudian akan mereduksi asam fosfomolibdat sehingga akan memberikan warna biru. Keunggulan metode ini adalah metode ini lebih spesifik dalam penetapan kadar gula pereduksi pada sampel yang memiliki senyawa gula campuran di dalamnya. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut: Cu2+ + glukosa Cu2O + fosfomolibdat

Cu2O(endapan) oksida Mo(biru tua atau molybdenum blue)

Warna bitu yang terbentuk pada larutan kemudian diukur kadarnya dengan menggunakan sprektrofotometer pada panjang gelombang 630nm. Spektofotometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur energi secara relatif jika energi tersebut ditransmisikan, direfleksikan, atau diemisikan sebagai fungsi dari panjang gelombang. Spektrofotometer menghasilkan sinar dari spektrum dengan panjang gelombang tertentu, dan fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau yang diabsorpsi. Prinsip kerja alat ini berdasarkan hukum Lambert Beer, bila cahaya monokromatik (Io) melalui suatu media (larutan), maka sebagian cahaya tersebut diserap (Ia), sebagian dipantulkan (Ir), dan sebagian

lagi dipancarkan (It). Apabila radiasi atau cahaya putih dilewatkan melalui larutan berwarna, maka radiasi dengan panjang gelombang tertentu akan diserap (absorbsi) secara selektif dan radiasi lainnya akan diteruskan (transmisi). Absorbansi adalah perbandingan intensitas sinar yang diserap dengan intensitas sinar datang. Nilai absorbansi ini akan bergantung pada kadar zat yang terkandung di dalamnya, semakin banyak kadar zat yang terkandung dalam suatu sampel maka semakin banyak molekul yang akan menyerap cahaya pada panjang gelombang tertentu sehingga nilai absorbansi semakin besar atau dengan kata lain nilai absorbansi akan berbanding lurus dengan konsentrasi zat yang terkandung didalam suatu sampel.

III.

DATA PENGAMATAN a. Larutan Gula Standar Absorbansi

Konsentrasi Glukosa (mg/ml)

a b 0.02 0,121 0,128 0.03 0,203 0,154 0.04 0,207 0,218 0.05 0,292 0,287 0.06 0,339 0,301 Tabel 1 Data absorbansi pada larutan gula standar

b. Larutan Sampel Gula Kandungan Sampel 125 µL filtrat darah + 125 µL aquades 250 µL filtrat darah

Absorbansi a

b

0,082

0,098

0,194

0,105

Tabel 2 Data absorbansi pada larutan sampel darah

Gambar 2 Sampel darah sebelum disentrifugasi

Gambar 3 Sampel darah sesudah diberi perlakuan dan disentrifugasi

Gambar 4 Larutan Sampel Glukosa dan Supernatan Sampel Darah Sebelum diberi Fosfomolibdat

Gambar 5 Larutan Sampel Glukosa dan Supernatan Sampel Darah Setelah diberi Fosfomolibdat

IV.

PENGOLAHAN DATA a. Larutan Gula Standar Absorbansi a b Rata-rata 0.02 0,121 0,128 0,1245 0.03 0,203 0,154 0,1785 0.04 0,207 0,218 0,2125 0.05 0,292 0,287 0,2895 0.06 0,339 0,301 0,32 Tabel 3 Data hasil pengilahan nilai absorbansi pada larutan gula standar Konsentrasi Glukosa (mg/ml)

b. Larutan Sampel Gula Absorbansi b

Kandungan Sampel

Rata-rata a 125 µL filtrat darah + 125 µL 0,082 0,098 aquades 0,09 250 µL filtrat darah 0,194 0,105 0,1495 Tabel 4 Data hasil pengilahan nilai absorbansi pada larutan sampel darah c. Pengenceran larutan Untuk mendapatkan konsentrasi larutan gula standar untuk membuat kurva, harus dilakukan pengenceran terlebih dahulu. Rumus pengenceran 𝑀1 𝑉1 = 𝑀2 𝑉2 Konsentrasi gula pada larutan stok adalah sebesar 0,1 mg/ml. Konsentrasi gula yang diingankan adalah sebesar 0,02 mg/ml. Volume akhir yang diinginkan adalah 1 mL. Volume larutan stok yang diambil: 𝑉1 =

𝑉1 =

𝑀2 𝑥 𝑉2 𝑀1 0.02 𝑥 1 0.1

𝑉1 = 0.2 Volume akuades yang ditambahkan 𝑉𝑎𝑘 = 1 𝑚𝐿 − 𝑉𝑠𝑡𝑜𝑘

𝑉𝑎𝑘 = 1 𝑚𝐿 − 0.2 𝑉𝑎𝑘 = 0.8 mL Lakukan perhitungan tersebut untuk konsentrasi 0.03,0.04,0.05, dan 0.06. Hasil akhir yang akan didapatkan adalah:

Konsentrasi Akhir

Volume Stok (mL)

Volume air (mL)

0.02

0.2

0.8

0.03

0.3

0.7

0.04

0.4

0.6

0.05

0.5

0.5

0.06

0.6

0.4

(mg/ml)

d. Pembuatan kurva baku glukosa Dari data hasil absorbansi pada tabel 3, dapat dibuat grafik kurva baku yang menunjukkan kurva konsentrasi glukosa terhadap nilai absorbansi. Kurva yang didapatkan adalah sebagai berikut:

Kurva Baku Glukosa 0,35

Absorbansi

0,3 0,25 0,2

y = 5,02x + 0,0242 R² = 0,9842

0,15 0,1 0,05 0 0

0,01

0,02

0,03

0,04

Glukosa

Grafik 1 Kurva Baku Glukosa

0,05

0,06

0,07

e. Penentuan Kadar Glukosa dalam Filtrat Sampel Dari grafik tersebut, dapat ditentukan regresi linear dari kurva, yaitu sebesar y = 5.02x + 0.0242 Keterangan: Y = absorbansi x = konsentrasi Dari tabel 3, didapatkan nilai rata rata absorbansi sampel 250 µL filtrat darah adalah sebesar 0.1495. Nilai tersebut dimasukkan ke dalam persamaan sehingga menjadi 0.1495 = 5.02x + 0.0242 Maka didapatkan nilai x sebagai konsentrasi glukosa dalam filtrat sebesar x = 0.125 mg⁄ml = 12,5 mg/dL

Dari tabel 4, didapatkan nilai rata rata absorbansi sampel 125 µL filtrat darah+125 µL aquades adalah sebesar 0.09. Nilai tersebut dimasukkan ke dalam persamaan sehingga menjadi 0.09 = 5.02x + 0.0242 Maka didapatkan nilai x sebagai konsentrasi glukosa dalam filtrat sebesar x = 0.131 mg⁄ml = 13.1 mg/dL Maka rata-rata nilai konsentrasi glukosa pada sampel darah adalah sebesar 12.8 mg/dL.

VI.

KESIMPULAN Dari hasil percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa: 1. Kurva standar glukosa dapat dilihat pada Grafik 1. 2. Kadar glukosa dalam sampel darah sapi 125 μL adalah sebesar 13,1 mg/dL dan untuk sampel darah sapi 250 μL adalah sebesar 12,5 mg/dL sehingga didapatkan rata-rata konsentrasi glukosa pada sampel darah sebesar 12,8 mg/dL.

VII.

DAFTAR PUSTAKA

Berkman, B. (2002). Dasar-Dasar Kimiawi dan Biologis Biokimia. Jakarta: EGC. Budiman, A. (2009). Protein dan Asam Amino. Sumatra: Universitas Sumatra Utara. Hodgson, R. E., Riddel, W. H., & Hughes, J. S. (n.d.). Factors Influencing the BloodSugar Level of Dairy Cattle. Journal of Agricultural Research, 357. Nelson, N., 1944. A photometric adaptation of the Somogyi method for the determination of glucose. Journal Biol. Chem, 153(2), 375-379. Poedjiaji, A. (1994). Dasar-dasar Biokimia. Jakarta: UI Press. Solomons, T.W.G. and Fryhle, C.B. . (2011). Organic Chemistry 10th ed. New Jersey: John Wiley&Sons. Suharso, M. (2008). Enzim dalam Biokimia. Yogyakarta: UGM Press. Waterbury, L. (1998). Buku Saku Hematology.

Related Documents

Laprak Modul 3.pdf
May 2020 4
Laprak Migrasi.docx
June 2020 25
Laprak Kd.docx
December 2019 37
Laprak Las.docx
December 2019 29

More Documents from "Maulana Fikri"

Laprak Modul 3.pdf
May 2020 4
Percobaan Ii.docx
May 2020 13