LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM TEKNIK KIMIA 2 SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2018/2019
MODUL
: Pengadukan dan Pencampuran (Mixing)
PEMBIMBING
: Ir. Umar Chayam
Oleh : Kelompok
: VII
Nama
:
Kelas
: 2B - D3 Teknik Kimia
PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIA JURUSAN TEKNIK KIMIA POLITEKNIK NEGERI BANDUNG 2019
I.
DATA PENGAMATAN 1.1 Pola Aliran Hasil Pengadukan Tipe pengadukan yang digunakan : Tree Blade (Marrine Propeller) Diameter pengaduk (Da)
: 20 cm = 0,2 m
Diamater tangki (Dt)
: 30 cm = 0,3 m
Tinggi tangki
: 90 cm = 0,9 m
RUN 1
RPM 97,8
2
127,1
3
159,2
Tampak Atas
Tampak Samping
Keterangan Pada tampak atas, terlihat partikel padat sebagian besar masih berputar di sekitar poros. Pada tampak samping, partikel padat berputar mengikuti arus air yang terbentuk di dalam tangki.
Pada tampak atas, partikel padat berputar menjauhi poros namun masih terlihat menyatu atau tidak menyebar dan vortex mulai terbentuk. Pada tampak samping, partikel padat mulai berputar cepat dengan penyebaran sebagian besar masih di bawah tangki. Pada tampak atas, vortex semakin besar sehingga partikel padat berputar menjauhi poros dan menyebar hampir menyentuh dinding tangki. Pada tampak samping, partikel padat berputar menyebar dari atas hingga bawah namun tidak sampai kebagian atas hanya sampai ketinggian setengah dari tinggi tangki.
4
178,4
5
191,2
Pada tampak atas, vortex semakin besar sehingga partikel padat berputar menyebar menjauh dari pusat poros air hingga menyentuh dinding tangki. Pada tampak samping, partikel padat berputar lebih menyebar pada bagian bawah dan arah perputaran partikel padat mengalami naik turun tidak beraturan. Pada tampak atas, vortex semakin besar sehingga partikel padat berputar menyebar hingga menyentuh dinding tangki dan partikel padat yang di pusat poros hanya sedikit. Pada tampak samping, partikel padat lebih menyebar daripada run sebelumnya dan arah alirannya terlihat bergelombang naik turun dan partikel padat menyentuh bagian atas tangki.
1.2 Waktu Pengadukan Variasi Fluida
Kecepatan
t1
t2
t rata-rata
(rpm)
(detik)
(detik)
(detik)
1
41.1
20,74
40,81
30,775
2
101,8
11,83
19,43
15,63
ρ = 1000 kg/m3
3
178,2
9,51
16,21
12,86
μ = 2.5×10-3 kg/ms
4
241,5
8,71
14,66
11,685
5
301,1
2,14
7,61
4,875
1
44
60,10
59,21
59,655
2
113
24,23
23,31
23,77
ρ = 1,7725 gr/mL
3
170
18,56
18,40
18,48
= 1772,5 kg/m3
4
255
12,37
11,09
11,73
5
378
06,41
06,22
6,315
Fluida Encer (Air)
Skala
T = 26,2°C
Fluida Pekat (Tepung Kanji) T = 28,4°C
μ = 8.4×10-3 kg/ms
II.
PENGOLAHAN DATA 2.1. Pada Fluida Encer
Menghitung Bilangan Reynold (Reynold Number) 𝑵𝒓𝒆 =
𝑫𝟐 𝑵𝝆 𝝁
a. Kecepatan 41,1 rpm kg 41,1 60 𝑟𝑝𝑠) (1000 m3 ) 𝑘𝑔 2,5 𝑥 10−3 𝑚𝑠
(0,2 𝑚)2 ( 𝑁𝑟𝑒 = = 10.960
b. Kecepatan 101,8 rpm kg 101,8 𝑟𝑝𝑠) (1000 ) 60 m3 𝑘𝑔 2,5 𝑥 10−3 𝑚𝑠
(0,2 𝑚)2 ( 𝑁𝑟𝑒 =
= 2,7146 x 104
c. Kecepatan 178,2 rpm kg 178,2 60 𝑟𝑝𝑠) (1000 m3 ) 𝑘𝑔 2,5 𝑥 10−3 𝑚𝑠
(0,2 𝑚)2 ( 𝑁𝑟𝑒 =
= 4,7520 x 104
d. Kecepatan 241,5 rpm kg 241,5 60 𝑟𝑝𝑠) (1000 m3 ) 𝑘𝑔 2,5 𝑥 10−3 𝑚𝑠
(0,2 𝑚)2 ( 𝑁𝑟𝑒 = = 6,44 x 104
e. Kecepatan 301,1 rpm kg 301,1 𝑟𝑝𝑠) (1000 ) 60 m3 𝑘𝑔 2,5 𝑥 10−3 𝑚𝑠
(0,2 𝑚)2 ( 𝑁𝑟𝑒 =
= 8,0293 x 104
Menghitung mixing time factor dengan menggunakan grafik
a. Kecepatan 41,1 rpm Nre = 10.960 10x
= 10.960
x
log10 = log 10.960
x
= 4,03
10x
=
104,03 diplotkan pada grafik ntT vs Nre
Maka didapatkan ntT
= 102,2 = 1,58 x 102
b. Kecepatan 101,8 rpm Nre = 2,7146 x 104 10x
= 2,7146 x 104
x
log10 = log 2,7146 x 104
x
= 4,43
10x
=
104,43 diplotkan pada grafik ntT vs Nre
Maka didapatkan ntT
= 102,1 = 1,26 x 102
c. Kecepatan 178,2 rpm Nre = 4,7520 x 104 10x
= 4,7520 x 104
x
log10 = log 4,7520 x 104
x
= 4,67
10x
=
104,67 diplotkan pada grafik ntT vs Nre = 102,1
Maka didapatkan ntT
= 1,26 x 102 d. Kecepatan 241,5 rpm Nre = 6,44 x 104 10x
= 6,44 x 104
x
log10 = log 6,44 x 104
x
= 4,8
10x
=
104,8 diplotkan pada grafik ntT vs Nre = 102,1
Maka didapatkan ntT
= 1,26 x 102 e. Kecepatan 301,1 rpm Nre = 8,0293 x 104 10x
= 8,0293 x 104
x
log10 = log 8,0293 x 104
x
= 4,9
10x
=
104,9 diplotkan pada grafik ntT vs Nre
Maka didapatkan ntT = 102,1 = 1,26 x 102
Menghitung Blending Time Factor
Da f t ntT Dt
3/ 2
Dt H
1/ 2
g 2 n Da
3
1
1/ 6
a. Kecepatan 41,1 rpm f
t
2 0,2 2 0,3 2
9,8
1 6
= 1,58 x 10 [0,3] [0,9] [412 𝑥0,2]
= 27,54 menit
b. Kecepatan 101,8 rpm 3
f
c.
t
1
2 0,2 2 0,3 2
9,8
1 6
= 1,26 x 10 [0,3] [0,9] [101,82𝑥0,2]
= 16,22 menit
Kecepatan 178,2 rpm 3
f
1
0,2 2 0,3 2
1 6
9,8
= 1,26 x 102 [0,3] [0,9] [178,22𝑥0,2]
t
= 13,45 menit
d. Kecepatan 241,5 rpm 3
f
t
1
2 0,2 2 0,3 2
9,8
1 6
9,8
1 6
= 1,26 x 10 [0,3] [0,9] [241,52𝑥0,2]
= 12,16 menit
e. Kecepatan 301,1 rpm 3
f
t
1
2 0,2 2 0,3 2
= 1,26 x 10 [0,3] [0,9] [301,12 𝑥0,2]
= 11,30 menit
3.2 Pada Fluida Pekat
Menghitung Bilangan Reynold (Reynold Number) 𝑵𝒓𝒆 =
𝑫𝟐 𝑵𝝆 𝝁
a. Kecepatan 44 rpm kg 44 60 𝑟𝑝𝑠) (1772,5 m3 ) 𝑘𝑔 8.4 × 10−3 𝑚𝑠
(0,2 𝑚)2 ( 𝑁𝑟𝑒 = = 6189,68
b. Kecepatan 113 rpm kg 113 60 𝑟𝑝𝑠) (1772,5 m3 ) 𝑘𝑔 8,4 𝑥 10−3 𝑚𝑠
(0,2 𝑚)2 ( 𝑁𝑟𝑒 =
= 1,5896 x 104
c. Kecepatan 170 rpm kg 170 60 𝑟𝑝𝑠) (1772,5 m3 ) 𝑘𝑔 8,4 𝑥 10−3 𝑚𝑠
(0,2 𝑚)2 ( 𝑁𝑟𝑒 =
= 2,3914 x 104
d. Kecepatan 255 rpm (0,2 𝑚)2 ( 𝑁𝑟𝑒 =
kg 241,5 60 𝑟𝑝𝑠) (1772,5 m3 ) 𝑘𝑔 8,4 𝑥 10−3 𝑚𝑠
= 3,5872 x 104
e. Kecepatan 378 rpm kg 378 60 𝑟𝑝𝑠) (1772,5 m3 ) 𝑘𝑔 8,4 𝑥 10−3 𝑚𝑠
(0,2 𝑚)2 ( 𝑁𝑟𝑒 =
= 5,3175x 104
Menghitung mixing time factor dengan menggunakan grafik
a. Kecepatan 44 rpm Nre = 6189,68 10x
= 6189,68
x
log10 = log 6189,68
x
= 3,79
10x
=
103,79 diplotkan pada grafik ntT vs Nre
Maka didapatkan ntT
= 102,37 = 2,34 x 102
b. Kecepatan 113 rpm Nre
= 1,5896 x 104
10x
= 1,5896 x 104
x
log10
= log 1,5896 x 104
x
= 4,2
10x
=
104,43 diplotkan pada grafik ntT vs Nre
Maka didapatkan ntT
= 102,1 = 1,26 x 102
c. Kecepatan 170 rpm Nre = 2,3914 x 104 10x
= 2,3914 x 104
x
log10 = log 2,3914 x 104
x
= 4,37
10x
=
104,37 diplotkan pada grafik ntT vs Nre
Maka didapatkan ntT
= 102,1 = 1,26 x 102
d. Kecepatan 255 rpm Nre = 3,5872 x 104 10x
= 3,5872 x 104
x
log10 = log 3,5872 x 104
x 10x
= 4,55 =
104,55 diplotkan pada grafik ntT vs Nre
Maka didapatkan ntT
= 102,1 = 1,26 x 102
e. Kecepatan 378 rpm Nre = 5,3175x 104 10x
= 5,3175x 104
x
log10 = log 5,3175x 104
x
= 4,72
10x
=
104,72 diplotkan pada grafik ntT vs Nre
Maka didapatkan ntT = 102,1 = 1,26 x 102
Menghitung Blending Time Factor
Da f t ntT Dt
3/ 2
Dt H
1/ 2
g 2 n Da
3
1
1/ 6
a. Kecepatan 44 rpm f
t
2 0,2 2 0,3 2
9,8
= 2,34 x 10 [0,3] [0,9] [442 𝑥0,2]
1 6
= 39,84 menit
b. Kecepatan 113 rpm 3
f
c.
t
1
2 0,2 2 0,3 2
9,8
= 1,26 x 10 [0,3] [0,9] [1132 𝑥0,2]
1 6
= 15,66 menit
Kecepatan 170 rpm 3
f
t
1
2 0,2 2 0,3 2
9,8
= 1,26 x 10 [0,3] [0,9] [1702 𝑥0,2]
1 6
= 13,67 menit
d. Kecepatan 255 rpm 3
f
t
1
2 0,2 2 0,3 2
9,8
1 6
9,8
1 6
= 1,26 x 10 [0,3] [0,9] [2552 𝑥0,2]
= 11,94 menit
e. Kecepatan 378 rpm 3
f
t
1
2 0,2 2 0,3 2
= 1,26 x 10 [0,3] [0,9] [3782 𝑥0,2]
= 10,47 menit
2.2. Penyajian Hasil Percobaan Variasi Fluida
Skala
Kecepatan
t rata-rata
Bilangan
Mixing
Blending
(rpm)
(detik)
Reynold
Time
Time Factor
Factor
(menit)
1
41,1
30,775
10960
158
27,54
2
101,8
15,63
27146
126
16,22
3
178,2
12,86
47520
126
13,45
4
241,5
11,685
64400
126
12,16
5
301,1
4,875
80293
126
11,3
1
44
59,655
6189,68
234
39,84
2
113
23,77
15896
126
15,66
ρ = 1,7725 gr/mL
3
170
18,48
23914
126
13,67
= 1772,5 kg/m3
4
255
11,73
35872
126
11,94
5
378
6,315
53175
126
10,47
Fluida Encer (Air) T = 26,2°C ρ = 1000 kg/m
3
μ = 2.5×10-3 kg/ms
Fluida Pekat (Tepung Kanji) T = 28,4°C
μ = 8.4×10-3 kg/ms
a. Gambar pola aliran dari berbagai variasi kecepatan putar pengaduk No.
1.
Kecepatan (rpm)
97,8
Tampak Atas
Tampak Samping
2.
127,1
3.
159,2
4.
178,4
5.
191,2
b. Grafik Kecepatan Putar Pengadukan terhadap Waktu Pengadukan
Fluida Encer
Waktu Pengadukan (sekon)
Grafik Kecepatan Putar (rpm) vs Waktu Pengadukan (s)
40 30
y = -0.084x + 29.669 R² = 0.8371
20 10 0 0
50
100
150
200
250
300
350
Kecepatan Putar Pengadukan (rpm)
Fluida Pekat
Waktu Pengadukan (sekon)
Grafik Kecepatan Putar (rpm) vs Waktu Pengadukan (s) 80 60
y = -0.1369x + 50.277 R² = 0.7136
40 20 0 -20
0
50
100
150
200
250
300
350
400
Kecepatan Putar Pengadukan (rpm)
c. Grafik Kecepatan Putar Pengadukan terhadap Mixing Time Factor
Fluida Encer
Kecepatan Putar (rpm) vs Mixing Time Factor Mixing Time Factor
200 150 100 y = -0.0966x + 149.09 R² = 0.4969
50 0 0
50
100
150
200
250
Kecepatan Putar Pengadukan (rpm)
300
350
Fluida Pekat
Mixing Time Factor
Kecepatan Putar (rpm) vs Mixing Time Factor 250 y = -0.2379x + 193.27 R² = 0.4075
200 150 100 50 0 0
50
100
150
200
250
300
350
400
Kecepatan Putar Pengadukan (rpm)
d. Grafik waktu pengadukan terhadap reynold number Fluida Cair
Grafik Waktu Pengadukan vs Reynold Number 35
Waktu Pengadukan (s)
30 25 y = -0.0003x + 29.669 R² = 0.8371
20 15 10 5 0 0
10,000 20,000 30,000 40,000 50,000 60,000 70,000 80,000 90,000
Reynold Number
Fluida Pekat
Waktu Pengadukan (s)
Grafik Waktu Pengadukan vs Reynold Number 80 60 y = -0.001x + 50.277 R² = 0.7136
40 20 0 -20
0
10000
20000
30000
40000
50000
60000
Reynold Number
e. Grafik Blending Time Factor terhadap Reynold Number
Fluida Cair
Reynold Number
Grafik Blending Time Factor (menit) vs Reynold Number 100,000 y = -3650.9x + 104967 R² = 0.7587
80,000 60,000 40,000 20,000 0 0
5
10
15
20
25
30
Blending Time Factor (menit)
Fluida Pekat Grafik Blending Time Factor (menit) vs Reynold Number Reynold Number
60000 50000 40000 30000 20000 10000 0
y = -1121x + 47542 R² = 0.5615
0
10
20
30
Blending Time Factor (menit)
40
50
f. Grafik Blending Time Factor Terhadap Kecepatan Putar Pengaduk
Fluida Cair Grafik Blending Time Factor (menit) vs Kecepatan Putar Pengaduk (rpm) Kecepatan Putar (rpm)
350 300
250 200
y = -13.691x + 393.63 R² = 0.7587
150 100 50 0 0
5
10
15
20
25
30
Blending Time Factor (menit)
Fluida Pekat Grafik Blending Time Factor (menit) vs Kecepatan Putar Pengaduk (rpm) 400
Kecepatan Putar (rpm)
350 300 250 200
y = -7.9688x + 337.96 R² = 0.5615
150 100 50 0 0
5
10
15
20
25
30
Blending Time Factor (menit)
35
40
45
III.
PEMBAHASAN
IV.
KESIMPULAN Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, didapat beberapa kesimpulan, antara lain: 1.
Variabel yang berpengaruh pada proses pengadukan dan pencampuran antara lain kecepatan pengadukan, densitas larutan, dan viskositas larutan.
2.
Semakin besar nilai kecepatan pengadukan, semakin besar nilai Bilangan Reynold
3.
Semakin besar nilai kecepatan pengadukan, semakin kecil nilai waktu pengadukan
4.
Nilai viskositas suatu larutan berbanding terbalik dengan nilai Bilangan Reynold dan nilai waktu pengadukan.
V.
DAFTAR PUSTAKA Djauhari, A., 2002,”Peralatan Kontak dan Pemisah Antara Fasa”, Dikat Kuliah, hal 55-59, Teknik Kimia Politeknik Negeri Bandung. Buku Petunjuk Praktikum Satuan Operasi, 2004, ”Agitasi dan Pencampuran” Jurusan Teknik Kimia, Politeknik Negeri Bandung. McCabe, W. L., Smith, J.C. and Harriot, P., 1993, “Unit Operation of Chemical Engineering” 5ed., hal 257-260, McGraw-Hill, Singapore.