LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOLOGI “TOKSISITAS AKUT DENGAN BSLT (BRINE SHRIMP LETALITY TEST”
Disusun oleh : Kelompok 4 C Dewi Anggun Lestari
(11161020000051)
Nadilla Sofa Rahmah
(11161020000054)
Rifa Mufidah
(11161020000057)
Farda Labibah
(11161020000058)
Pebriana Astuti
(11161020000061)
Vini Almira
(11161020000073)
PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Mei / 2018
BAB I PENDAHULUAN 1.1.
1.2.
Latar Belakang Toksisitas adalah efek berbahaya dari bahan kimia atau suatu obat pada organ target. Umumnya setiap senyawa kimia mempunyai potensi terhadap timbulnya gangguan atau kematian jika diberikan kepada organisme hidup dalam jumlah yang cukup. Uji toksisitas merupakan uji pendahuluan untuk mengamati aktivitas farmakologi suatu senyawa. Prinsp uji toksisitas adalah bahwa komponen bioaktif selalu bersifat toksik jika diberikan dengan dosis tinggi dan menjadi obat pada dosis rendah. Metode Brine Shrimp letality Test (BSLT) dengan menggunakan hewan laut yaitu larva udang Artemia salin Leach, merupakan salah satu metode awal yang sering dipakai untuk mengamati toksisitas senyawa kimia dalam ekstrak tanaman. Metode ini sering dipakai karena relatif murah, cepat dan hasilnya dapat dipercaya dan merupakan salah satu uji praklinik dari serangkaian penelitian berkesinambungan terkait efek farmakologi, farmakokinetik, zat khasiat, penetapan mutu dan keamanan bahan baku ekstrak yang digunakan dalam penunjang kesehatan. Tujuan Setelah melakukan praktikum ini diharapkan mahasiswa mampu : 1. Terampil dalam melakukan uji toksisitas akut dengan metode BSLT. 2. Mengetahui cara perhitungan LD50 dengan metode BSLT. 3. Mampu elaksanakan pengujian toksisitas secara in vitro dengan metode BSLT. 4. Mampu menetapkan LC50 sebagai parameter ketoksikan akut berdasarkan analisa probit.
BAB II DASAR TEORI Toksikologi adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang efek racun dari suatu obat terhadap tubuh dan termasuk ke dalam kelompok farmakodinamik, karena efek terapeutik obat berhubungan erat dengan efek toksiknya. Toksisitas dari suatu senyawa secara umum dapat diartikan kepada potensi dari suatu senyawa kimia untuk dapat menyebabkan kerusakan ketika senyawa tersebut mengenai atau masuk ke dalam tubuh manusia. Suatu senyawa kimia dikatakan bersifat racun jika senyawa tersebut dapat menimbulkan efek racun dalam jangka waktu yang panjang. Pada hakikatnya setiap obat dalam dosis yang cukup tinggi dapat bekerja sebagai racun (Tjay, 2002) Pengetahuan mengenai toksisitas suatu bahan kimia dikumpulkan dengan mempelajari efek-efek dari pemaparan bahan kimia terhadap hewan percobaan, pemaparan bahan kimia terhadap organisme tingkat rendah seperti bakteri dan kultur sel-sel dari manusia di laboratorium dan pemaparan bahan kimia terhadap manusia. Efek toksik, atau toksisitas suatu obat dapat diidentifikasi melalui pemantauan batas terapeutik obat tersebut dalam plasma (serum). Tetapi, untuk obat-obat yang mempunyai indeks terapeutik yang lebar, batas terapeutik jarang diberikan. Untuk obat-obat yang mempunyai indeks terapeutik sempit, seperti antibiotika aminoglikosida dan antikonvulsi, batas terapeutik dipantau dengan ketat. Jika kadar obat melebihi batas terapeutik, maka efek toksik kemungkinan besar akan terjadi akibat dosis yang berlebih atau penumpukan obat (Kee, 1996). Untuk skrining dan fraksionasi fisiologi aktif dari ekstrak tanaman dapat dilakukan uji standar toksisitas akut (jangka pendek). Suatu metode yang digunakan secara luas dalam penelitian bahan alam untuk maksud tersebut adalah Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) (Meyer, 1982). BSLT merupakan salah satu cara yang cepat dan murah untuk uji aktivitas farmakologi dari ekstrak tanaman dengan menggunakan hewan laut yaitu larva udang Artemia salina Leach. Uji ini dilakukan untuk mengetahui mortalitas larva udang yang disebabkan oleh senyawa uji. Senyawa yang aktif akan menghasilkan mortalitas yang tinggi. Uji toksisitas dengan metode BSLT ini memiliki spektrum aktivitas farmakologi yang luas, prosedurnya sederhana, cepat dan tidak membutuhkan biaya yang besar, serta hasilnya dapat dipercaya. Suatu senyawa dinyatakan mempunyai potensi toksisitas akut jika mempunyai harga LC50 kurang dari 1000 μg/mL (ppm). LC 50 (Lethal Concentration 50) merupakan konsentrasi zat yang menyebabkan terjadinya kematian pada 50 % hewan percobaan yaitu larva Artemia salina Leach. Angka kematian hewan coba dihitung sebagai Median Lethal Dose (LD50) atau Median Lethal Concentration (LC50). Penggunaan LC50 dimaksudkan untuk pengujian ketoksikan dengan perlakuan terhadap hewan coba secara inhalasi atau menggunakan media air. Kematian pada hewan percobaan digunakan sebagai pedoman untuk memperkirakan dosis kematian pada manusia (Cassaret, 1975).
BAB III METODE KERJA 3.1. Alat dan Bahan 1. ALAT a. Beaker glass b. Stopwatch 2. BAHAN a. Ikan guppy 10 ekor b. Aminofilin 24mg/ml 3.2. Prosedur Kerja 1. Siapkan aminofilin dengan konsentrasi 24 mg/ml sebanyak 10 ml 2. Masukkan aminofilin 10 ml ke dalam beaker glass dan tambahkan air sampai 100 ml (beaker 1); untuk kelompok 1 3. Ambil 50 ml dari beaker 1, tambahkan 50 ml air sampai 100 ml (beaker 2); untuk kelompok 2 4. Ambil 50 ml dari beaker 2, tambahkan 50 ml air sampai 100 ml (beaker 3); untuk kelompok 3 5. Ambil 50 ml dari beaker 3 (beaker 4); untuk kelompok 4 6. Masukkan 10 ekor ikan guppy ke dalam masing-masing beaker glass 7. Hitung jumlah ikan gapi yang mati selama 60 menit 8. Hitung LC50
BAB IV HASIL PENGAMATAN 4.1.
Analisis Data Konsentras i (Ppm) (x) 2400 1200 600 300
4.2.
Log Konsentras i
Total
Jumlah Hidup
Jumlah Mati
% Kematian
% Probit (y)
10
5
5
50%
5%
10
10
0
0%
-
10 10
10 10
0 0
0% 0%
-
3,38021 1 3,07918 1 2,778151 2,477121
Kurva Regresi Linear
Hubungan Konsentrasi-%Probit 6 5
%Probit
4
f(x) = 0x - 1.52 R² = 0.84
3 2 1 0
0
500
1000
1500
2000
2500
3000
Konsentrasi
4.3.
Perhitungan LC50 y= 0,0025x-1,5217 5= 0,0025x-1,5217
0,0025x X LC50
= 5+1,5217 = 2.608,68 µg/ml = 2.608,68 ppm
BAB V PEMBAHASAN BSLT atau Brine Shrimp Lethal Test merupakan metode uji standar toksisitas akut (jangka pendek). Pada praktikum kali ini yaitu uji toksisitas akut LD 50 yang dilakukan dengan menggunakan 10 ekor ikan guppy (Poecilia reticulate). Hewan uji dimasukkan ke dalam gelas beaker berisi obat aminofilin yang telah diencerkan dengan masing-masing konsentrasi sebesar 300 ppm, 600 ppm, 1200 ppm dan 2400 ppm selama 1 jam. Dilakukan pengunjian terhadap hewan uji dengan air sebagai media. Setelah didiamkan selama 1 jam didapatkan hasil aminofilin dengan konsentrasi sebesar 300 ppm, 600 ppm dan 1200 ppm tidak terdapat ikan yang mati dan pada konsentrasi 2400 ppm terdapat ikan yang mati sebanyak 5 ekor. Berdasarkan hasil pengamatan, aminofilin yang dapat menyebabkan kematian sebanyak 50% pada ikan adalah aminofilin dengan konsentrasi 2400 ppm. Suatu ekstrak atau obat dalam uji toksisitas akut dinyatakan bersifat toksik menurut metode BSLT yaitu jika memiliki nilai LC 50 < 1000 ppm dan senyawa murni dikatakan toksik bila mempunyai LC50 ≤ 30 ppm (Meyer, 1982). LC50 merupakan konsentrasi suatu senyawa di udara atau air yang dapat menyebabkan 50% kematian pada suatu populasi hewan uji. Dari hasil perhitungan analisa probit diperoleh nilai LC50 yaitu sebesar 2608,68 ppm. Hal ini menunjukkan bahwa aminofilin bersifat non toksik terhadap ikan.
BAB VI KESIMPULAN Toksisitas adalah efek berbahaya dari bahan kimia atau suatu obat pada organ target. Uji toksisitas merupakan uji pendahuluan untuk mengamati aktivitas farmakologi suatu senyawa. Prinsp uji toksisitas adalah bahwa komponen bioaktif selalu bersifat toksik jika diberikan dengan dosis tinggi dan menjadi obat pada dosis rendah. Metode Brine Shrimp letality Test (BSLT) merupakan salah satu metode awal yang sering dipakai untuk mengamati toksisitas senyawa kimia dalam ekstrak tanaman. Suatu senyawa dinyatakan mempunyai potensi toksisitas akut jika mempunyai harga LC50 kurang dari 1000 μg/mL (ppm). LC50 (Lethal Concentration 50) merupakan konsentrasi zat yang menyebabkan terjadinya kematian pada 50 % hewan percobaan. Kematian pada hewan percobaan digunakan sebagai pedoman untuk memperkirakan dosis kematian pada manusia. Pada praktikum kali ini uji toksisitas akut LD50 dilakukan dengan menggunakan 10 ekor ikan guppy (Poecilia reticulate). Hewan uji dimasukkan ke dalam gelas beaker berisi obat aminofilin yang telah diencerkan dengan masingmasing konsentrasi sebesar 300 ppm, 600 ppm, 1200 ppm dan 2400 ppm selama 1 jam. Berdasarkan hasil pengamatan, aminofilin yang dapat menyebabkan kematian sebanyak 50% pada ikan adalah aminofilin dengan konsentrasi 2400 ppm. Dari hasil perhitungan analisa probit menunjukkan bahwa aminofilin bersifat non toksik terhadap ikan.
DAFTAR PUSTAKA Cassaret, L. J. and Doull, J. 1975. Toxicology: The Basic Science of Poisons.MacMillan Publishing Co., Inc. New York. Kee, Joyce L. 1996. Farmakologi Pendekatan Proses Keperawatan. Jakarta: EGC Meyer, B. N., Ferrigni ML. 1982. Brine Shrimp: A Convenient General Bioassay for Active Plant Constituents. Journal of Medicinal Plant Research. West Lafayette: Purdue University. Tjay, Tan Hoan. 2002. Obat-Obat Penting. Jakarta: Gramedia