Laporan_resmi_mikro_materi_3_&_4[1].docx

  • Uploaded by: Hasyid
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Laporan_resmi_mikro_materi_3_&_4[1].docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,390
  • Pages: 18
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI TEKNIK DASAR INOKULASI DAN TRANSFER MIKROBA SECARA ASEPTIS & POLA PERTUMBUHAN DAN MORFOLOGI KOLONI MIKROBA

Disusun oleh : Kelompok 8 - Anisa Suhartati (2018130071) - Helmi Pangestu (2018130074)

Prodi : D3-Farmasi Kelas : A

Fakultas Farmasi Universitas Pancasila Jakarta 2019

BAB I PENDAHULUAN I.

Latar Belakang  Teknik Dasar Inokulasi Dan Transfer Mikroba Secara Aseptis Teknik transfer aseptis adalah suatu metode atau teknik untuk memindahkan atau mentransfer kultur bakteri dari satu media ke media lain secara aseptis. Beberapa prosedur yang umum untuk menghindari kontaminan dari peralatan utama yang kita pakai sebagai berikut: - Jarum ose - Erlenmeyer - Cawan petri Beberapa teknik yang harus dipahami dalam teknik transfer aseptis antara lain, inokulasi dengan jarum ose, pipetting (mentransfer dengan pipet), dan alcohol flaming (mentransfer dengan forsep yang dibakar dengan alcohol). Pada media agar tegak, dilakukan metode tusuk menggunakan jarum ose. Pada media agar miring, dilakukan metode gores dengan menggunakan loop ose. Pada media lempeng/cawan petri, dapat digunakan metode streak plate (metode gores), pour plate (metode tuang), atau spread plate (metode sebar). Teknik inokulasi merupakan suatu pekerjaan memindahkan bakteri dari medium yang lama ke medium yang baru dengan tingkat ketelitian yang sangat tinggi. Dengan demikian akan diperoleh biakan mikroorganisme yang dapat digunakan untuk pembelajaran mikrobiologi. Pada praktikum ini akan dilakukan teknik inokulasi biakan mikroorganisme pada medium steril untuk mempelajari mikrobiologi dengan satu kultur murni saja. Identifikasi biakan mikroorganisme seringkali memerlukan pemindahan ke biakan segar tanpa terjadi pencemaran. Pemindahan mikroorganisme ini dilakukan dengan teknik aseptik untuk mempertahankan kemurnian biakan selama pemindahan berulang kali. Mikroorganisme dapat ditumbuhkan dalam biakan cair atau padat. Kekeruhan dalam kaldu menunjukkan terjadinya pertumbuhan mikroorganisme. Bila mikroorganisme menumpuk pada dasar tabung maka akan membentuk sedimen, sedangkan pada permukaan kaldu pertumbuhannya terlihat sebagai pelikel.  Pola pertumbuhan dan morfologi koloni mikroba

II.

III.

Tujuan a. Melakukan teknik transfer aseptis dari kultur cair ke media cair, media miring dan pencawanan, dari kultur miring ke media miring,media cair ke pencawanan. b. Membedakan karakteristik kultural mikroorganisme yang menjadi syarat utama dalam upaya mengidentifikasikan dan mengklasifikasikan organisme dalam kelompok taksonominya. Rumusan Masalah 1. Apa saja media yang dipakai pada saat melakukan teknik transfer aseptis ? 2. Bagaimana cara membedakan karakteristik kultural mikroorganisme ?

BAB II TINJAUAN PUSTAKA “Teknik Dasar Inokulasi Dan Transfer Mikroba Secara Aseptis” Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari semua makhluk mikroskopik dalam bentuk sel tunggal, multisel, maupun aselular seperti bakteri, microfungi, kapang, mikroalga, protozoa, dan Archaea. Selain itu, virus merupakan makhluk mikro aseluler sehingga sering dikaji dalam ilmu mikrobiologi meskipun tidak dapat sepenuhnya dikatakan sebagai makhluk hidup. Mikrobiologi dimulai sejak ditemukannya mikroskop dan berkembang menjadi ilmu yang multidisipliner. Dalam penerapannya di masa kini, mikrobiologi tidak dapat dipisahkan dengan ilmu yang lain dalam aplikasinya di bidang farmasi, kedokteran, teknik kimia, arkeologi, pertanian, gizi dan kesehatan, serta pangan (Madigan, 2006). Mikroorganisme dalam alam hampir selalu dalam keadaan tercampur. Campuran ini dapat sangat kompleks artinya banyak jenisnya atau walaupun jenisnya sedikit sifatnya berbeda. Mungkin pula terdapat perbedaan sifat khusus yang agak jauh walaupun dari sifat umumnya sama (Mulyono, 1992). Satu spesies mikroba didalam komunitas ini dapat mempengaruhi spesies lain dengan berbagai caracara beberapa bersifat menguntungkan beberapa merugikan. Oleh karena itu, dalam mempelajarinya, bakteri harus diambil dari alam lalu diisolasikan dalam suatu biakan murni. Biakan murni adalah biakan yang hanya berisi satu jenis bakteri (Pelczar, 1986) Pemindahan bakteri dari medium lama ke medium yang baru atau dikenal dengan istilah inokulasi bakteri ini memerlukan banyak ketelitian. Terlebih dahulu kita harus mengusahakan agar semua alatalat yang akan digunakan untuk pengerjaan medium dan pengerjaan inokulasi benar-benarr steril. Hal ini untuk menghindari terjadinya kontaminasi, yaitu masuknya mikroba lain yang tidak diinginkan sehinggabiakan yang tumbuh di dalam medium adalah benar-benar biakan murni (Dwidjoseputro, 1980). Metode spread plate atau metodesebar adalah metode yang digunakan dalam melakukan suatu proses inokulasi untuk menumbuhkan mikroorganisme pada media agar dengan cara menuangkan kultur mikroba dan meratakannya di atas media agar yang telah memadat menggunakan hockey stick. Kelebihan dari metode ini yaitu mikroba dapat menyebar rata pada media agar. Hal ini sesuai dengan pendapat hal ini sesuai dengan pernyataan (Pelczar dan Chan 2008). Metode pour plate atau metode tuang adalah suatu metode yang digunakan dalam suatu proses inokulasi dimana pada metode ini menuangkan media terlebih dahulu, kemudian suspensi hasil pengennceran bertingkat dan menuangkan kembali media pada cawan. Hal ini sesuai dengan pendapat (Pelczar dan Chan 2008).

“Pola pertumbuhan dan morfologi koloni mikroba”

BAB III ALAT DAN BAHAN I.

II.

Alat dan bahan A. Alat  Jarum Ose  Pipet Volume  Api Bunsen atau Api Spiritus  Kultur Biakan Miring Isolat Bakteri Dan jamur  Kultur Biakan Cair Isolat Bakteri  Media Steril Cair  Media Steril Miring  Media Steril Dalam Cawan B. Bahan  PDA  NA  Alcohol  Escherichia coli  Staphylococcus aureus  Candida albicans Cara Kerja Inoculating dengan Jarum Ose 1. Bakar jarum ose dari bagian pangkal dalam terus hingga kebagian lup (ujung) sampai berpijar merah. 2. Biarkan selama beberapa detik sampai pijar menghilang, kemudian segera ambil tabung reaksi yang berisi kultur bakteri, buka penutupnya dengan ketiga jari tengah, manis dan kelingking sedangkan jari telujuk dan ibu jari memegang jarum ose. 3. Bakar bibir tabung reaksi dengan cara memutar tabung sehingga semua bagian bibir tabung terkena api. 4. Segera masukkan jarum ose kedalam tabung reaksi, lalu segera keluarkan. Usahakan ketika memasukkan jarum ose dengan sampai menyentuh dinding tabung dan lakukan didekat pembakaran bunsen. 5. Bajar kembali bibir tabung reaksi dan segera tutup. Ingat, jarum ose jangan dibakar kembali karena akan membunuh bakteri yang akan diinokulasikan. 6. Ambil tabung reaksi lainnya yang akan diinokulasi, buka tutupnya dengan tangan kanan dan bakar bibirnya tabung. 7. Segera masukaan jarum ose kedalam tabung. 8. Bakar bibir tabung reaksi dan tutup dan makar kembali jarum ose. 9. Lakukan kembali dengan cara yang sama apabila diperlukan dilusi atau pengenceran.

Pipetting 1. Ambil pipet yang telah disteril, buka pembungkusnya dan pasang katup karetnya. 2. Bakar ujungnya dibakar atas bunsen selama beberapa detik. 3. Ambil tabung reaksi yang berisi kuktur bakteri, buka penutupnya dengan kedua jari manis dan kelingking sedangkan jari telunjuk, jari tengah dan ibu jari memegang pipet. 4. Segera masukkan pipet kedalam tabung reaksi, tekan katup penghisap tombol [S] lalu segera keluarkan. Usahakan ketika memasukkan pipet jangan sampai terkena dinding tabung dan dilakukan didekat bakar bunsen. 5. Bakar kembali tabung reaksi dan segera tutup. 6. Ambil tabung reaksi lainnya yang akan diinokulasi, buka tutupnya dan bakar bibir tabungnya. 7. Segera masukkan pipet dalam tabung tadi, kemudian keluarkan cairan yang telah diinokulasi dari pipet dengan menekan tombol [E]. 8. Bakar bibir tabung reaksi dan tutup. 9. Pindahkan pipet dan ganti dengan pipet baru apabila akan melakukan pipetting kembali dan lakukan kembali dengan cara yang sama apabila diperlukan dilusi atau pengenceran.

Alcohol Flamming 1. Ambil forcep, celupkan ujungnya kedalam alkohol, lalu segera bakar ujungnya diatas bunsen selama beberapa detik secara mendatar. 2. Ambil kertas cakram steril atau instrumen lainnya dengan forsep tadi 3. Ambil tabung reaksi berisi zat antimikrobial, celupkan kertas cakram tadi ke dalam cairan didalam tabung reaksi. 4. Ambil cawan petri yang telah diisi biakan bakteri di dalam agar, buka penutupnya dengan cara memiringkan beberapa derajat sehingga hanya pada satu sisi bagian saja yang terbuka. Ingat jangan terlalu lebar membukanya aatau membuka seluruh tutup dari cawan. 5. Segera masukkan kertas cakram steril aau instrumen lainnya dengan forsep secara hati-hati agar tidak merusak permukaan agar. Lakukan dekat pembakaran bunsen. 6. Segera tutup dan bakar kembali bibir cawan dan lakukan kembali dengan cara yang sama apabila diperlukan. Teknik inokulasi dan transper aseptis dan kultur agar miring kemedia agar miring, dan agar cawan : 1. Lihat gambar dibawah ini dan lakukan teknik transfer aseptis dan teknik inokulasi seperti prosedur dibawah ini. 2. Inkubasi kultur selama 24 jam untuk kultur bakteri dan 3-5 hari untuk kultur jamur.

Teknil Streak Plate (Lempeng Gores) 1. Tuang media cair (NA dan PDA) kedalam cawan petri steril, lalu biarkan hingga mengeras. 2. Bakar jarum ose dari bagian pangkal dalam terus hingga ke bagian lup (ujung) sampai berpijar merah. 3. Bakar bibir tabung reaksi yang berisi kultur bakteri dengan cara memutar tabung sehingga semua bagian bibir tabung terkena api. 4. Segera masukkan jarum ose ke dalam tabung reaksi, lalu segera keluarkan. Usahakan ketika memasukkan jarum ose jangan sampai menyentuh dinding tabung dan lakukan didekat pembakaran bunsen. 5. Bagi empat permukaa atas cawan petri yang akan distreak dengan spidol atau lainnya. Sebelum berpindah dari satu kuadran berikutnya lakukan pemanasan/pensterilan ose, selanjutnya goreskan ose dan ujung terakhir kuadran satu krkuadran lainnya. 6. Streak keatas permukaan agar dengan perlahan-lahan. Usahakan agar menurut prmbagian bidang tadi. 7. Inkubasi dilakukan pada suhu kamar, untuk bakteri selama 24 jam sedang untuk jamur dilakukan inkubasi minimal selama 3 x 4 jam. Inkubasi dilakukan dengan posisi cawan terbalik. 8. Teknik menggores lainnya yang dapat digunakan seperti yang diajarkan.

Teknik pour plate (lempeng tuang)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN I.

Hasil Pengamatan Keterangan* (morfologi dan pola pertumbuhan)

Jumlah koloni**

Nama media

Jenis media

Metode inokulasi

Nutrient Agar

Agar tegak

Metode tusuk

Rhizoid

TBUD

Agar Miring

Metode gores

Effuse (spreading)

TBUD

Metode gores

Bentuk : bulat Tepi : lengkung Elevasi : umbonatus

TBUD

Agar Lempeng

Kaldu pepton

Cair

PDA

Agar Tegak Agar Miring

PDB

Agar Lempeng Cair

Gambar

TBUD Metode tusuk Metode gores Metode gores

TBUD TBUD TBUD TBUD

II.

Pembahasan  Teknik Dasar Inokulasi Dan Transfer Mikroba Secara Aseptis Mikroorganisme dibiarkan di laboratorium pada bahan nutrient yang disebut medium. Banyak sekali medium yang tersedia macamnya yang dipakai bergantung kepada banyak faktor, salah satu di antarnya ialah macam mikroorganisme yang akan ditumbuhkan. Bahan yang diinokulasikan pada medium itu disebut inokulum. Dengan menginokulasi medium agar nutrient (“nutrient agar”) dengan metode cawan gores atau cawan tuang. Teknik transfer aseptis adalah suatu metode atau teknik untuk memindahkan atau mentransfer kultur bakteri dari suatu media ke media lain. Teknik ini harus dilakukan agar tidak terjadi kontaminasi oleh mikroba lain ke dalam kultur. Beberapa prosedur yang umum untuk menghindari kontaminan dari peralatan utama yang kita pakai sebagai berikut : a. Jarum ose (loop) digunakan untuk memindahkan (inokulasi) mikroorganisme dari kultur cair atau padat ke media lainnya. b. Erlenmeyer, sterilisasi mulut tabung reaksi atau Erlenmeyer dilakukan dengan api Bunsen. c. Cawan petri, sebelum cawan petri dibuka untuk diinokulasi maupun setelah diinokulasi tepi cawan petri dilewatkan di api Bunsen.  Teknik streak plate ( lempeng gores) merupakan suatu teknik didalam menumbuhkan mikroba di dalam media agar dengan cara menggores permukaan agar dengan jarum ose yang elah diinokulasikan dengan kultur bakteri dengan pola tertentu dengan harapan pada ujung goresan, hanya sel-sel bakteri tunggal yang terlepas dari ose dan menempel ke media.  Teknik pour plate (lempeng tuang) adalah suatu teknik untuk memperoleh koloni murni dari populasi campuran mikroorganisme.  Teknik tusuk (stab method) inokulasi dilakukan dengan cara memasukkan jarum ose lurus yang telah memuat inokula.  Teknik sebar (spread menthod) dengan menginokulasi suspense ke atas media agar kemudian menyebarkannya secara merata.



Pola Pertumbuhan dan Morfologi Koloni Mikroba

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN I.

Kesimpulan  Teknik Dasar Inokulasi Dan Transfer Mikroba Secara Aseptis Teknik transfer aseptis adalah suatu metode atau teknik untuk memindahkan atau mentransfer kultur bakteri dari suatu media ke media lain. Teknik ini harus dilakukan agar tidak terjadi kontaminasi oleh mikroba lain ke dalam kultur. Beberapa teknik yang harus dipahami dalam teknik transfer aseptis antara lain, inokulasi dengan jarum ose, pipetting (mentransfer dengan pipet), dan alcohol flaming (mentransfer dengan forsep yang dibakar dengan alcohol). Pada media agar tegak, dilakukan metode tusuk menggunakan jarum ose. Pada media agar miring, dilakukan metode gores dengan menggunakan loop ose. Pada media lempeng/cawan petri, dapat digunakan metode streak plate (metode gores), pour plate (metode tuang), atau spread plate (metode sebar). Identifikasi biakan mikroorganisme seringkali memerlukan pemindahan ke biakan segar tanpa terjadi pencemaran. Pemindahan mikroorganisme ini dilakukan dengan teknik aseptik untuk mempertahankan kemurnian biakan selama pemindahan berulang kali. Mikroorganisme dapat ditumbuhkan dalam biakan cair atau padat. Kekeruhan dalam kaldu menunjukkan terjadinya pertumbuhan mikroorganisme. Bila mikroorganisme menumpuk pada dasar tabung maka akan membentuk sedimen, sedangkan pada permukaan kaldu pertumbuhannya terlihat sebagai pelikel.  Pola Pertumbuhan dan Morfologi Koloni Mikroba

II.

Saran  Teknik Dasar Inokulasi Dan Transfer Mikroba Secara Aseptis 1. Sebelum melakukan praktikum harus melakukan teknik transfer aseptis dengan baik dan benar agar terhindar dari kontaminasi. 2. Gunakan metode yang sesuai dengan media yang digunakan, agar bakteri/mikroorganisme bisa tumbuh dengan baik.



Pola Pertumbuhan dan Morfologi Koloni Mikroba

Nama : Helmi Pangestu Illahi Npm : 2018130074 Kelas : A/8 Materi : Teknik Dasar Inokulasi Dan Transfer Mikroba Secara Aseptis



Pembahasan



Kesimpulan



Saran

Nama : Anisa Suhartati Npm : 2018130071 Kelas : A/8 Materi : Pola Pertumbuhan dan Morfologi Koloni Mikroba 

Pembahasan Mikroorganisme dijumpai dimana-mana, di segala lingkungan hidup manusia. Mereka ada di dalam tanah ; di lingkungan akuatik, berkisar dari aliran air sampai pada lautan ; dan atmosfer. Keadaan lingkungan setempat menentukan ciri-ciri populasi mikroba. Mereka dapat ada dalam jumlah yang luar biasa besarnya dan dalam keragaman yang luas. Mikroba ditumbuhkan pada bermacam-macam jenis media, akan mengembangkan perbedaan dalam penampakan makroskopis pada pertumbuhannya. Perbedaan-perbedaan ini disebut karakteristik kultur, dan digunakan sebagai dasar untuk memisahkan mikroorganisme ke dalam kelompok-kelompok taksonomi. Dalam bidang mikrobiologi kita berusaha mengetahui lebih banyak mengenai penyebaran mikroorganisme dalam berbagai tempat lingkungan, jumlah dan jenis yang ada, dan peranan nya dalam lingkungan. Pola pertumbuhan yang ditunjukkan pada masing-masing media dapat diuraikan dibawah ini : - Pada media agar miring. Pertumbuhan ditunjukkan pada garis lurus inokulasi pada permukaan agar. - Pada media agar cawan. Karakteristik koloni yang tumbuh terpisah dengan baik. - Pada media agar cair  Pola pertumbuhan koloni kiroba dalam media cair, yaitu : blangko, pelikel, endapan, kekeruhan, flokulen.  Pola pertumbuhan pada media agar lempeng/agar tegak, yaitu : Bentuk : bulat, tidak beraturan, filament, rhizoid, curled Tepian : lengkung, filament, undulatus, lobatus Elevasi : naik, datar, cembung, umbonatus, tumbuh ke dalam media  Pola pertumbuhan pada agar miring, yaitu : filiform, arborescent, beaded, effuse, rhizoid, echinulate.





Kesimpulan Pola pertumbuhan dan morfologi koloni mikroba berbeda-beda dalam penampakan makroskopis pada pertumbuhannya sesuai dengan media yang digunakan, ada media gara miring, media agar cawan, media cair. Pada media agar lempeng/cawan dapat di lihat dari elevasi, tepian, dan bentuk. Saran 1. Pada saat pengamatan, dilihat baik-baik dan seksama, agar mikroba yang tumbuh dapat diklasifikasikan dengan tepat. 2. Sebelum pengamata, harap dipahami terlebih dahulu tentang pola pertumbuhan dan morfologi koloni mikroba.

BAB VI DAFTAR PUSTAKA 1. Pelczar, Michael. 1986. Dasar-dasar Mikrobiologi 1. Jakarta : UI Press. 2. Tim Dosen. 2019. Penuntun Praktikum Mikrobiologi. Jakarta : Fakultas Farmasi Universitas Pancasila.

More Documents from "Hasyid"