Laporan_praktikum_kfa_iv_vitamin_neneng.docx

  • Uploaded by: reffyikafitria
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Laporan_praktikum_kfa_iv_vitamin_neneng.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,033
  • Pages: 12
LAPORAN PRAKTIKUM III KIMIA FARMASI ANALITIK 1 (KFA 1) GOLONGAN VITAMIN

Disusun oleh Neneng Mustikasari (31111089) Farmasi 3B

PROGRAM STUDI S-1 FARMASI SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BAKTI TUNAS HUSADA TASIKMALAYA 2013

A. NomorPraktikum

: 04

B. Hari/TanggalPraktikum

: Kamis/ 24 Oktober 2013

C. JudulPraktikum

:Identifikasi Golongan Vitamin

D. TujuanPraktikum

:

 Untuk mengidentifikasi senyawa vitamin pada sampel.  Untuk mengetahui cara pemisahan analit dari matriksny, baik untuk vitamin larut dalam air atau vitamin larut dalam lemak. E. DasarTeori Vitamin adalah sekelompok senyawa organik berbobot molekul kecil yang memiliki fungsi vital dalam metabolisme organisme. Dipandang dari sisi enzimologi (ilmu tentang enzim), vitamin adalah kofaktor dalam reaksi kimia yang dikatalisasi oleh enzim. Istilah "vitamin" sebenarnya sudah tidak tepat untuk dipakai tetapi akhirnya dipertahankan dalam konteks ilmu kesehatan dan gizi. Nama ini berasal dari gabungan kata latin vita yang artinya hidup dan amina (amine) yang mengacu pada suatu gugus organik yang memiliki atom nitrogen (N), karena pada awalnya vitamin dianggap demikian. Kelak diketahui bahwa banyak vitamin sama sekali tidak memiliki atom N. Vitamin adalah suatu zat senyawa kompleks yang sangat dibutuhkan oleh tubuh kita yang berfungsi untuk mambantu pengaturan atau proses kegiatan tubuh, dan tidak berfungsi menghasilkan energi. Tanpa vitamin, manusia, hewan dan makhluk hidup lainnya tidak akan dapat melakukan aktifitas hidup dan kekurangan vitamin dapat menyebabkan memperbesar peluang terkena penyakit pada tubuh kita. Tubuh memerlukan vitamin dalam jumlah sedikit, tetapi jika kebutuhan yang sedikit itu diabaikan, akan mengakibatkan terganggunya metabolisme di dalam tubuh kita karena fungsinya tidak dapat digantikan oleh senyawa lain. Kondisi kekurang vitamin disebut avitaminosis. Bedasarkan kelarutannya vitamin dibagi menjadi dua kelompok, yaitu vitamin yang larut dalam air (vitamin C dan semua golongan vitamin B) dan yang larut dalam lemak (vitamin A, D, E, dan K). Oleh karena sifat kelarutannya

tersebut, vitamin yang larut dalam air tidak dapat disimpan dalam tubuh, sedangkan vitamin yang larut dalam lemak dapat disimpan dalam tubuh. Vitamin A merupakan zat penting untuk mensintesis pigmen sel-sel retina yang fotosintesis, dan diferensiasi normal struktur epitel penghasil lender. Kekurangan yang parah menyebabkan rabun senja serosis, dan keratinisasi konjungtiva dan kornea (Arisman, 2004). Vitamin A merupakan zat gizi yang penting (esensial) bagi manusia, karena gizi ini tidak dapat dibuat oleh tubuh, sehingga harus dipenuhi dari luar tubuh. Tubuh dapat memperoleh vitamin A melalui bahan makanan seperti bayam, daun singkong, papaya matang, hati, kuning telur, dan juga ASI. Kemudian juga dapat diperoleh melalui kapsul vitamin A dosis tinggi. (depkes RI, 1995). Fungsi Vitamin A secara umum yaitu membantu pembentukan jaringan tubuh dan tulang, meningkatkan penglihatan dan ketajaman mata, memelihara kesehatan kulit dan rambut, meningkatkan kekebalan tubuh, memproteksi jantung, anti kanker dan katarak, pertumbuhan dan reproduksi (Purwitasari dan Maryanti, 2009). Anak-anak yang cukup mendapat vitamin A bila terkena diare, campak atau penyakit infeksi lain, maka penyakit tersebut tidak mudah parah, sehingga tidak membahayakan jiwa anak (Depkes RI, 1995). Sumber dari vitamin A terdapat didalam pangan hewani, sedangkan karoten terutama di dalam pangan nabati. sumber karoten adalah sayuran berwarna hijau tua serta sayuran dan buah-buahan yang berwarna jingga, seperti daun singkong, daun kangkung, bayam, nangka, jeruk (Almatsier, 2001). Dan didalam sediaan farmasi suplemen vitamin A ini biasanya tersedia dalam bentuk serbuk. Vitamin B terdiri dari 8 macam, yaitu B1 (tiamin), B2 (riboflavin), B3 (niasin), B5 (asam pantotenat), dan B12 (kobalamin). Vitamin-vitamin tersebut kita butuhkan untuk meningkatkan fungsi mental, membuat kita tetap

bersemangat,

meningkatkan

keseimbangan

tubuh,

dan

membantu

mempertahankan kesehatan kulit dan otot. Vitamin B1 atau thiamin mengandung sistem dua cincin, yaitu inti pirimidin dan thiazol. Dalam tanaman, terutama serelia, vitamin B1 terdapat dalam keadaan bebas, sedangkan dalam jaringan hewan terdapat sebagai koenzim, yaitu thiamin pirofosfat (TPP). Thiamin bersifat larut dalam air, tetapi tidak larut dalam pelarut lemak. Dalam larutan netral atau alkalis, thiamin mudah rusak, sedangkan dalam keadaan asam tahan panas. Thiamin stabil pada pemanasan kering, tetapi mudah terurai oleh zat-zat pengoksidasi dan terhadap radiasi sinar ultraviolet. Menurut Darwin Karyadi dan Muhilal dalam bukunya Kecukupan Gizi yang Dianjurkan, kelompok vitamin B sebagaimana vitamin C, termasuk dalam vitamin yang larut dalam air. Karena itu, jika dikonsumsi berlebihan, tidak membahayakan kesehatan karena sebagian besar langsung dikeluarkan melalui air kemih. Namun bila sampai kekurangan, bisa beragam akibatnya, mulai dari cepat lelah, kurang nafsu makan, menurunnya kemampuan kerja, hingga anemia terutama pada ibu hamil. Vitamin C adalah nutrien dan vitamin yang larut dalam air dan penting untuk kehidupan serta untuk menjaga kesehatan. Vitamin ini juga dikenal dengan nama kimia dari bentuk utamanya yaitu asam askorbat. Vitamin C termasuk golongan antioksidan karena sangat mudah teroksidasi oleh panas, cahaya, dan logam, oleh karena itu penggunaaan vitamin C sebagai antioksidan semakin sering dijumpai. Vitamin C di alam terdapat dalam dua bentuk, yaitu bentuk teroksidasi (asam askorbat) dan tereduksi (asam dehidroaskorbat). Keduanya memiliki keaktifan sebagai vitamin C. Sumber vitamin C sebagian besar berasal dari sayur-sayuran berwarna hijau dan buah-buahan terutama yang masih segar. Vitamin C adalah nutrien dan vitamin yang larut dalam air dan penting untuk kehidupan serta untuk menjaga kesehatan. Vitamin ini juga dikenal dengan

nama kimia dari bentuk utamanya yaitu asam askorbat. Vitamin C termasuk golongan antioksidan karena sangat mudah teroksidasi oleh panas, cahaya, dan logam, oleh karena itu penggunaaan vitamin C sebagai antioksidan semakin sering dijumpai. Sumber vitamin C ada dalam jeruk, tomat, kentang, kubis, cabe hijau, apel, nenas, belimbing, mangga, cabe rawit, jambu biji, pisang ambon. Akibat dari kekurangan vitamin ini adalah scurvy (perdarahan, gigi rontok, peradangan gusi). Kebutuhan harian dewasa: 60 miligram. Vitamin C berhasil di isolasi untuk pertama kalinya pada tahun 1928 dan pada tahun 1932 ditemukan bahwa vitamin ini merupakan agen yang dapat mencegah sariawan. Albert Szent-Györgyi menerima penghargaan Nobel dalam Fisiologi atau Kedokteran pada tahun 1937 untuk penemuan ini. Selama ini vitamin C atau asam askorbat lebih terkenal perannya dalam menjaga dan memperkuat imunitas terhadap infeksi. Siapa sangka vitamin C ternyata juga berperan penting dalam fungsi otak, karena otak banyak mengandung vitamin C. Dua peneliti di Texas Woman's University menemukan, murid SMTP yang tingkat vitamin C-nya dalam darah lebih tinggi ternyata menghasilkan tes IQ lebih baik daripada yang jumlah vitamin C-nya lebih rendah. Vitamin C perlu untuk menjaga struktur kolagen, sejenis protein yang menghubungkan semua jaringan serabut, kulit, urat, tulang rawan, dan jaringan lain di tubuh manusia. Struktur kolagen yang baik dapat menyembuhkan luka, patah tulang, memar, perdarahan kecil dan luka ringan.

F. Alat dan Bahan Alat : 1. Tabung reaksi 2. Rak tabung 3. Pipet tetes 4. Beaker glass

5. Cawan uap 6. Kawat kasadan kaki tiga 7. Spirtus 8. Penjepit kayu 9. Gelas ukur 10. Kertas saring 11. Corong

Bahan : 1. Vitamin A 2. Vitamin B (B1, B2, B3, B6, B12) 3. Vitamin C 4. Vitamin K 5. Amilum 6. K3Fe(CN)6 7. HCl 8. NaOH 9. Fehling A dan Fehling B 10. Zwikker 11. As. Sitrat 12. H2SO4 13. Pb. Asetat 14. AgNO3 15. Nessler 16. Na-nitropusid 17. CaSO4 18. Diazo A dan Diazo B

G. Prosedur Kerja Isolasi dari Matriksnya Larut air : Vitamin B dan C Larut minyak : Vit A, D, E, K

Sampel Vitamin Di filtrasi dan ambil filtratnya

Reaksi Warna : Reaksi Penegasan : Vitamin B1 : + NaOH  larutan kuning Zat + Pb. Asetat + NaOH (6N)  warna kuning, dipanaskan di wb  endapan cokelat hitam PbS Vitamin B2 : Zat + AgNO3  merah, setelah lama merah Zat + nessler  merah-jingga Vitamin B6 : Zat + FeCl3  merah darah/merah jingga Zat + na-nitropusid+ NaOH  kuning Vitamin A : Zat + AgNO3  rosa Reaksi Carr Price : zat dalam CHCl3 + SbCl3 dalam CHCL3  beberapa menit ungu merah Vitamin K : Zat + FeCl3  warna hilang Zat + AgNO3  abu-abu hitam

+ Thiokrom  biru-ungu  Vit. B1 +NaOH panaskan  kuning : Vitamin B1 + FeCl3 merah darah : vit. B6 + Fehling A + B  segera terjadi merah bata : vit. C + H2SO4 C  merah-jingga : nikotinamid

H. Hasil Pengamatan 1. Identifikasi sampel no. 26 NO

IDENTIFIKASI

DUGAAN

1

Uji organoleptis

Vit. B1, B2, B3, B6, Sampel

no.

Warna = putih

B12, C

Pyridoxin

Bentuk = serbuk

KESIMPULAN

adalah

26

(B1)

Kelarutan = dalam lemak 2

negatif

Uji Penegasan Zat + AgNO3

Seharusnya Vitamin

putih

Zat + FeCl3 

A

: (larut

minyak)

Zat + NaOH + Diazo A + Diazo B 

2. Identifikasi sampel no. 86 NO

IDENTIFIKASI

DUGAAN

KESIMPULAN

1

Uji organoleptis

Vitamin B dan C

Sampel

nomor

86

Warna = tidak berwarna

adalah

vitamin

B1

Bentuk = cairan

(thiamin)

Kelarutan = dalam air Bau = berbau 2

B1

Uji Penegasan Zat + NaOH 

setelah dipanaskan

Zat + Lieberman  Zat + Pb-asetat + NaOH 6N  Endapan cokelat

I. Pembahasan Pada saat mengidentifikasi kedua pertama-tama dilarutkan dalam air sehingga terpisah antara bahan tambahan dengan zat yang terlarut. Ketika direaksikan dengan apapun filtrate tidak bereaksi dengan apapun, maka hal ini menunjukkan bahwa sampel tidak terlarut dalam pelarut air dan terlarut dalam pelarut minyak karena vitamin berdasarkan kelarutannya di bagi menjadi dua golongan yaitu vitamin yang larut dalam air dan larut dalam minyak. Vitamin yang larut dalam air adalah vitamin B (B1,B2,B3, B6, dan B12) dan vitamin C, sedangkan yang larut dalam lemak adalah vitamin A, D, E, K. Vitamin tidak mempunyai golongan karena setiap gugus fungsi vitamin berbeda maka hal ini menyebabkan dalam analisis kualitatif tidak ada reaksi penggolongan, setelah reaksi pendahuluan langsung reaksi penegasan karena setiap vitamin mempunya pereaksi yang spesifik untuk reaksi warna. Sampel no. 29 adalah sampel serbuk yang berwarna putih, sedikit berasa manis, sampel dilarutkan dalam air dan dalam lemak karena belum mengetahui analit tersebut larut dalam air atau dalam lemak. Filtrate dari masing-masing larutan di uji dengan reaksi warna, karena sampel dalam larutan air tidak mengandung analit apapun jadi setiap direaksikan dengan pelarut selalu menunjukan hasil yang negative. Adapun ketika direaksikan dengan AgNO3 membentuk endapan putih, itu berasal dari zat tambahan dalam tablet baik itu amylum atau Mg-stearat. Jika direaksikan dengan pelarut yang sama pada larutan minyak terlihat perubahan dan hal tersebut menunjukkan adanya vitamin A. adapun struktur vitamin A :

Mengapa pada data pengamatan disebutkan bahwa disana direaksikan dengan pelarut tidak terjadi reaksi apapun, karena filtrate yang direaksikan adalah filtrate dengan pelarut air sedangkan vitamin A adalah senyawa yang larut dalam minyak. Maka direaksikan dengan apapun tidak bereaksi karena analit tidak ada didalam pelarut air. Selanjutnya sampel yang kedua yaitu sampel no 86 sediaannya berupa sediaan liquid atau cairan berwarna bening yang tidak berasa asam ketika dicicipi. Sudah bisa dipastikan ketika pelarutnya air maka sampel tersebut antara vitamin B dan C. Pada saat dicicipi sampel tidak berasa asam maka dugaan menyempit bahwa sampel tersebut adalah vitamin B. Setelah itu langsung diperiksa dengan reaksi penegasan dimana yang pertama yaitu direaksikan dengan NaOH kemudian dipanaskan diatas penangas air maka 1 menit saja cairan tersebut berubah warna menjadi kuning (dugaan menyempit menjadi vitamin B1). Pemanasan dilakukan untuk mempercepat rekasi. Struktur vitamin B1 :

Kemudian selanjutnya direaksikan dengan Lieberman karena karbohidrat jika direaksikan dengan NaOH membentuk warna kuning, namun setelah direaksikan dengan Lieberman hasilnya negative, hal ini menunjukkan bahwa sampel tersebut adalah B1. Namun untuk lebih memastikan maka sampel direaksikan dengan Pb-asetat 10% dan NaOH 6N lalu setelah dipanaskan muncul endapan cokelat hitam. Hal ini terjadi karena thiamin dapat dirusak dalam suasana netral atau basa. Disamping itu, thiamin terurat oleh zat-zat pengoksidasi dan dalam hal ini terjadi Pb-asetat ditambahkan untuk mengoksidasi thiamin dan ion Pb2+ akan tereduksi menjadi Pb+ yang akhirnya akan mengendap sebagai endapan

berwarna hitam, PbO2. Kemudian campuran tersebut dipanaskan gunanya untuk mempercepat reaksi.

J. Kesimpulan Berdasarkan hasil praktikum, dapat disimpulkan bahwa : 1. Sampel nomor 29 adalah Vitamin A (larut dalam lemak) 2.

Dan sampel no 86 adalah Vitamin B1 (larut air dan bereaksi dengan NaOH membentuk warna kuning).

K. DaftarPustaka Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi IV.Departemen Kesehatan Republik Indonesia ; Jakarta. Fessenden, J, S & Fessenden, R, J. 1994.Kimia Organik edisi ketiga Jilid I. Erlangga ; Jakarta. Farmakope Indonesia edisi ketiga. 1979. Departemen Kesehatan Republik Indonesia G.Ghalib, Ibnu, Prof.Dr.DEA.,Apt dan Rohman, Abdul, M.Si.,Apt. 2007. Kimia Farmasi Analisis. PustakaPelajar; Yogyakarta. Amirudin, A. 1993. Kamus Kimia Organic. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Harjadi, W.1993. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Jakarta : Erlangga. Riawan,S. Kimia Organik. Tangerang : Bina Rupa Aksara . Setiono, L.dkk. 1990. Vogel 1. Jakarta : Kalman Media Pusaka. Poedjiadi, Anna dan F. M. Titin Supriyanti. 2006. Dasar-Dasar Biokimia. UIPress, Jakarta.

More Documents from "reffyikafitria"