Laporan_praktikum_hewan.docx

  • Uploaded by: Hayani hayani
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Laporan_praktikum_hewan.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,386
  • Pages: 24
Judul: Hewan

I.

KAJIAN PUSTAKA

A. Definisi Sularmi dan Wijayanti (2009: 6) menyatakan “Hewan merupakan organisme eukariota, multiseluler, dan heterotrofik”. Berbeda dengan nutrisi autotrosik pada tumbuhan, hewan memasukkan bahan organik yang sudah jadi ke dalam tubuhnya dengan cara menelan atau memakan organisme lain, atau memakan bahan organik yang terurai. B. Uniseluler dan Multiseluler Subardi (2009: 130) menyatakan “Organisme uniseluler merupakan organisme bersel satu atau tunggal dan diklasifikasikan sebagai Prokariota karena tidak memiliki struktur yang kompleks”. Organisme uniseluler memiliki ukuran yang mikroskopis, meskipun terdapat beberapa yang memiliki ukuran makroskopis. Organisme uniseluler biasanya hidup dengan dua cara, yaitu secara individual, dan berkoloni. Berkembang biak dengan cara seksual dan aseksual. Contoh uniseluler dari protista yaitu Desmid. Organisme multiseluler merupakan organisme yang memiliki beberapa sel dalam tubuhnya. Organisme multiseluler memiliki ukuran yang lebih besar, dan bentuk tubuh yang lebih kompleks jika dibandingkan dengan organisme uniseluler. Organisme multi seluler meliputi beberapa kingdom, yaitu beberapa organisme

1

2

dalam kingdom protista, beberapa dari kingdom fungi, kingdom animalia, dan kingdom plantae. Contoh multiseluler dari fungi yaitu Basidiomycota. C. Invertebrata Wariyono (2009: 142) menyatakan “Invertebrata merupakan hewan yang tidak bertulang belakang, memiliki anatomi tubuh yang jauh lebih sederhana dan primitif apabila dibandingkan dengan jenis hewan vertebrata”. Invertebrata meliputi filum Porifera, Coelenterata, Platyhelminthes, Nemathelminthes, Annelida, Mollusca, Arthropoda dan Echinodermata. 1.

Porifera Porifera merupakan metazoa, permukaan tubuhnya berpori, dan hidup dalam

air, terutama di laut. Bentuk tubuh seperti vas bunga atau tabung. Dilihat dari jumlah lapisan jaringan embrionalnya, Porifera tergolong diploblastik. Reproduksi secara seksual dan aseksual. Filum Prorifera terbagi menjadi tiga kelas yaitu, kelas Corcorea, kelas Hexactinelida, dan kelas Demospangia. 2.

Coelenterata Berdasarkan lapisan jaringan embrionya Coelenterata masih tergolong

diploblastik. Coelenterata dapat berkembang biak secara aseksual dan seksual. Reproduksi secara seksual dan aseksual. 3.

Platyhelminthes Platyhelminthes disebut juga cacing pipih. Tubuh pipih, simetri bilateral,

terdapat bagian anterior (depan) dan posterior (belakang). Cacing pipih bersifat triploblastik, artinya memiliki tiga lapisan jaringan embrional, yakni epidermis,

3

mesodermis, dan endodermis. Hewan ini ada yang hidup bebas, ada juga yang parasit pada hewan atau manusia. 4.

Nemathelmintes Nama lain Nemathelminthes adalah Nematoda. Cacing yang tergolong dalam

filum Nemathelminthes bentuk tubuhnya bulat panjang, bilateral simetris, tidak bersegmen, triploblastik, dan memiliki rongga tubuh semu. Reproduksi cacing gilig secara seksual, ovipar, dan jenis kelamin terpisah. Cacing jantang lebih kecil daripada cacing betina. 5.

Annelida Cacing yang tergolong dalam Annelida yaitu cacing yang tubuhnya terdiri atas

segmen-segmen seperti gelang dengan berbagai sistem organ yang baik dengan sistem peredaran darah tertutup. Filum Annelida terdiri dari tiga kelas, yakni Polychaeta, Olygochaeta, dan Hirudinae. Contoh Olygochaeta yaotu, Lumbricus 6.

Mollusca Mollusca disebut juga binatang lunak. Hal ini karena tubuhnya lunak, tanpa

rangka. Tubuh Mollusca pada dasarnya bersifat bilateral simetris, terbungkus dalam cangkang berkapur dari sekretnya sendiri. Contohnya, siput, gurita dan cumi-cumi. 7.

Arthropoda Arthropoda merupakan kelompok hewan yang kaki dan tubuhnya beruas-ruas.

Tubuhnya terdiri dari bagian kepala, dada, dan perut. Habitatnya di darat, air tawar, maupun di laut. Arthropoda ada yang hidup bebas, ada pula yang parasit pada tumbuhan, hewan atau manusia.

4

Arthropoda terbagi atas beberapa kelas yaitu: a.

Crustacea Kelas ini sebagian besar anggotanya hidup di air, bernapas dengan insang.

Tubuhnya terdiri dari bagian kepala dan dada yang bersatu dan perut. Crustacea dibedakan menjadi dua, yaitu Entomostraca (mikro Crustacea), misalnya Daphnia sp, dan Malacostraca (makro Crustacea), misalnya Pinnaeus monodon (udang windu), Cancer sp (kepiting), Panulirus sp (lobster). b.

Myriapoda Hewan yang tergolong kelas Myriapoda memiliki banyak segmen tubuh, dapat

mencapai 100 – 200 ruas. Tubuh terdiri dari kepala yang kecil, berada pada ruas pertama, dan perut yang pada tiap ruasnya memiliki sepasang atau dua pasang kaki. Habitatnya di darat, bernapas dengan paru-paru buku. Pada bagian kepala hewan ini terdapat sepasang mandibula dan dua pasang maksila. Kelas ini terdiri Chilopoda dan Diplopoda. c.

Arachnida Arachnida tubuh terdiri dari bagian kepala dan dada yang menyatu dan perut

yang bulat. Kepala kecil, tanpa antena, terdapat beberapa mata tunggal. Contoh, kalajengking, dan laba-laba. d. Insecta Tubuh Insecta terdiri dari tiga bagian, yaitu kepala, dada, dan perut. Di kepala terdapat bermata tunggal, mata majemuk, alat-alat mulut, mungkin juga antena. Dada terdiri dari tiga ruas, yaitu protoraks, mesotorak dan metatoraks. Kaki dan sayap

5

terdapat di bagian dada. Insecta memiliki tiga pasang kaki, bersayap sepasang atau dua pasang, meski ada sebagian Insecta yang tidak bersayap. Habitat di darat, air tawar (terutama pada stadium muda), dan beberapa jenis hidup di laut. Ukuran tubuhnya mulai dari beberapa milimeter sampai beberapa sentimeter (Insecta terpanjang, Pharmacia serratipes, panjangnya mencapai 26 cm). Tipe mulut Insecta bermacam-macam (mengisap, menusuk dan mengisap, menggigit, mengunyah). Bernapas dengan trakea yang bercabang-cabang dan terbuka pada sepasang spirakulum pada sisi-sisi tubuh. Insecta mengalami metamorfosis, baik metamorfosis sempurna maupun tidak sempurna (beberapa golongan serangga tidak mengalami metamorfosis). Mempunyai sistem saraf tangga tali. Peredaran darah terbuka. Pengangkutan dan peredaran gas pernapasan (O2 dan CO2) pada Insecta dilaksanakan oleh sistem trakea. 8.

Echinodermata (Hewan Berkulit Duri) Tubuh Echinodermata radial simetris, permukaannya ditutupi oleh kulit

berduri, memiliki lima lengan tersusun radier. Habitat Echinodermata di laut. Sistem pencernaannya lengkap berupa mulut, kerongkongan, lambung, usus, dan anus. Pergerakan dilakukan dengan bantuan kaki ambulakral. Echinodermata tidak memiliki sistem respirasi dan ekskresi yang khusus. Jenis kelaminnya terpisah. Fertilisasi hewan ini terjadi secara eksternal di dalam air.

6

D. Vertebrata Dikatakan vertebrata karena sudah memiliki ruas-ruas tulang belakang yang merupakan perkembangan dari notokorda. Subfilum vertebrata terdiri dari lima kelas, yaitu Pisces, Amphibia, Reptilia, Aves, dan Mamalia. 1.

Pisces (Ikan) Pisces merupakan hewan akuatik, bernapas dengan insang, kadang-kadang

terdapat gelembung renang/gelembung udara sebagai alat bantu pernapasan. Alat gerak berupa sirip dan berkembang biak secara seksual, ovipar (bertelur). Contohnya, semua jenis ikan. 2.

Amphibia (Amfibi) Amfibi dikenal sebagai hewan yang hidup di dua alam, karena kemampuannya

bertahan hidup baik di darat maupun di air. Tubuh ditutupi kulit yang selalu basah dan tidak bersisik. Sebagian besar amfibi mengalami metamorfosis, fase larva bernapas dengan insang dan hidup di air, setelah dewasa bernapas dengan paru-paru dan kulit, dan hidup di darat. Jantungnya beruang tiga, terdiri atas dua atrium (serambi) dan satu ventrikel (bilik). Pada amfibi, jenis kelamin terpisah dan pembiakan bersifat ovipar. Contohnya, katak. 3.

Reptilia Reptilia (hewan melata) berkulit kering, tertutup oleh sisik-sisik atau papan

epidermal. Fertilisasi pada Reptilia terjadi secara internal dan pembiakan bersifat ovipar atau ovovivipar. Contohnya, ular.

7

4.

Aves Aves merupakan vertebrata yang tubuhnya ditutupi bulu, bersayap, dan dapat

terbang. Anggota gerak depan pada Aves berupa sepasang sayap, dan anggota gerak belakang berupa sepasang kaki yang berfungsi untuk berjalan, bertengger, atau berenang. Fertilisasi pada Aves internal. Contohnya, elang 5.

Mamalia Mamalia merupakan anggota vertebrata yang tubuhnya ditutupi rambut.

Mamalia betina mempunyai glandula mammae yang berkembang. Anggota gerak pada mamalia berfungsi untuk berjalan, memegang, dan berenang. Pada jari-jarinya terdapat kuku dan cakar. Mamalia bernapas dengan paru-paru. Jantungnya terdiri empat ruang (dua serambi, dua bilik) dengan sekat yang sempurna. Pembiakan pada mamalia terjadi secara Vivipar dan fertilisasi internal. Embrio berkembang dalam uterus, pertukaran zat metabolik antara embrio dan induk berlangsung melalui plasenta (baik nutrisi maupun respirasi). Contohnya, monyet.

8

II. PELAKSANAAN PRATIKUM

A. Pratikum I: Uniseluler 1.

Alat

a.

Mikroskop

b.

Toples

c.

Pipet tetes

d.

Kaca preparat

2.

Bahan

a.

Air rendaman jerami.

b.

Air kolam/ air selokan.

3.

Langkah Kerja

a.

Menyiapkan semua alat dan bahan yang dibutuhkan.

b.

Mengambil satu tetes air rendaman menggunakan pipet tetes dan meletakkan di kaca preparat.

c.

Kemudian mengamati bentuk organisme dan menggambarkan yang terlihat.

d.

Mengambil beberapa tetes air selokan dan tempatkan di kaca preparat, mengamati dan menggambarkan organisme yang terdapat pada air selokan menggunakan mikroskop.

e.

Membuat kesimpulan dari pengamatan yang telah dilakukan.

9

B. Pratikum II: Multiseluler Invertebrata 1.

Alat

a.

Kaos tangan.

b.

Koran bekas.

2.

Bahan

a.

Cacing tanah (Pheretima sp).

b.

Belalang (Valanga sp)

3.

Langkah Kerja

a.

Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.

b.

Menempatkan belalang dan cacing tanah pada kertas koran.

c.

Mengamati ciri-ciri morfologi dari cacing tanah dan belalang.

d.

Mengusahakan saat mengamati hewan tetap dalam keadaan hidup.

e.

Menggambarkan dan memberi keterangan bagian-bagian tubuh hewan yang diamati.

f.

Membuat kesimpulan dari pengamatan yang telah dilakukan.

10

C. Pratikum III: Multiseluler Vertebrata 1.

Alat

a.

Botol pembunuh.

b.

Baki bedah.

c.

Pentul 4 buah.

d.

Alat bedah (gunting, pinset, scalpel).

e.

Kapas

2.

Bahan

a.

Katak sawah.

b.

Alkohol

3.

Langkah Kerja

a.

Mematikan Katak

1) Mematikan katak, mengambil segumpal kapas (sebesar ruas empu jari tangan), basahi dengan eter/ alkohol, lalu memasukkan ke dalam botol pembunuh, segera pula memasukkan katak ke dalam botol tersebut, menutup dengan rapat. Biarkan sampai katak mati. 2) Mengeluarkan katak yang telah mati dan meletakkannya di atas baki bedah. Membiarkan kapas dalam botol dan menutupnya dengan rapat (uapnya berbahaya). 3) Menggambar dari arah perut. 4) Membuat kesimpulan hasil pengamatan.

11

b. Pengamatan Sistem Pencernaan 1.

Mengamati rongga perut yang berisi jeroan. Mengamati bentuk dan warnanya:

(a) Hati sebelah kanan, ada berapa lobus, cari kantong empedu, bagaiamana warnanya. (b) Lambung di sebelah kiri hati, angkat sedikit akan tampak duodenum dan pankreas. (c) Runut terus usus halus sampai usus tebal. Memperhatikan pertemuannya. (d) Rektum yang belok ke kloaka. 2.

Membuat kesimpulan hasil pengamatan.

c.

Pengamatan Sistem Peredaran Darah

1.

Mengarahkan kepala dari hati, tampak jantung dalam selaput.

2.

Mengamati bentuk jantung dan paru-paru katak, kemudian menggambarkannya.

3.

Membuat kesimpulan hasil pengamatan.

d. Pengamatan Sistem Eksresi dan Reproduksi 1.

Mencari dan mengamati kloaka pada katak.

2.

Membuat kesimpulan dari hasil pengamatan.

12

III. HASIL PENGAMATAN PRATIKUM

A. Hasil Pengamatan Pratikum I: Uniseluler

13

B. Hasil Pengamatan Pratikum II: Multiseluler Invertebrata

14

C. Hasil Pengamatan Pratikum III: Multiseluler Vertebrata

15

1.

Morfologi Katak

16

2.

Sistem Pencernaan Katak

17

3.

Sistem Peredaran Darah Katak

18

4.

Sistem Eksresi dan Reproduksi Katak

19

IV. ANALISIS HASIL PENGAMATAN PRATIKUM

A. Analisis Hasil Pengamatan Pratikum I: Uniseluler Pengamat pertama-tama menyiapkan alat berupa mikroskop, toples, pipet tetes, dan kaca preparat. Bahan berupa air rendaman jerami, dan air kolam atau air selokan. Pengamat selanjutnya mengambil air rendaman jerami yang sudah di siapkan sebelumnya. Pengamat kemudian mengambil satu tetes air rendaman jerami menggunakan pipet tetes dan meletakkannya di atas kaca preparat. Selanjutnya, pengamat mengamati bentuk organisme yang terdapat pada air rendaman jerami dan menggambarkan bentuk organisme uniseluler yang didapatkan. Pengamat kemudian melakukan pengamatan terhadap air selokan dengan meletakkannya di atas kaca preparat dan mengamati bentuk organisme yang terdapat pada air selokan serta menggambarkannya. Pengamat selanjutnya membuat kesimpulan dari pengamatan yang telah dilakukan. Hasil yang diperoleh adalah pada air rendaman jerami ditemukan organisme uniseluler. Sedangkan pada air selokan organisme uniseluler tidak ditemukan. Berdasarkan pengamatan di atas diketahui bahwa air rendaman jerami yang direndam selama satu minggu terdapat organisme uniseluler. Sedangkan pada air selokan, organisme uniseluler tidak ditemukan, tetapi pada umumnya di dalam air selokan yang tergenang terdapat banyak organisme uniseluler.

20

B. Analisis Hasil Pengamatan Pratikum II: Multiseluler Invertebrata Pengamat pertam-tama menyiapkan alat berupa kaos tangan dan koran bekas. Bahan berupa cacing tanah dan belalang. Pengamat selanjutnya memakai kaos tangan dan menyiapkan koran bekas di atas meja. Pengamat kemudian mengambil cacing tanah dan meletakkanya di atas koran bekas yang telah disiapkan. Selanjutnya, pengamat mengamati bagian-bagian cacing tanah. Pengamat kemudian mengambil belalang dan mengamati bagian-bagain tubuh belalang tersebut. Pengamat selanjutnya menggambar morfologi cacing tanah dan belalang dengan memberi keterangan pada setiap bagian-bagian tubuhnya. Pengamat kemudian membuat kesimpulan dari pengamatan yang telah dilakukan. Hasil yang diperoleh adalah morfologi cacing tanah terdiri dari mulut, perut dan ekor. Sedangkan morfologi belalang terdiri dari antena, kepala, mata majemuk, mulut, sayap depan, sayap belakang, dada, perut, paha, tulang sendi lutut, kaki depan, kaki tengah dan kaki belakang. Berdasarkan pengamatan di atas diketahui bahwa morfologi setiap hewan berbeda-beda meskipun keduanya sama-sama merupakan hewan invertebrata.

21

C. Analisis Hasil Pengamatan Pratikum III: Multiseluler Vertebrata Pengamat pertama-tama menyiapkan alat berupa botol pembunuh, baki bedah, pentul empat buah, alat bedah (gunting, pinset, scalpel), dan kapas. Bahan berupa katak sawah, dan alkohol. Pengamat selanjutnya mematikan katak dengan mengambil segumpal kapas sebesar ruas empu jari yang telah dibasahi dengan eter atau alkohol. Pengamat kemudian memasukkan katak ke dalam toples yang seperempat bagiannya telah diisi dengan alkohol. Pengamat selanjutnya menutup toples tersebut dengan rapat dan menunggu sampai katak lemas atau mati. Pengamat kemudian mengeluarkan katak yang telah mati dan meletakkannya secara terlentang di atas baki bedah dengan memasang pentul pada masing-masing kaki katak. Pengamat selanjutnya menggambar morfologi katak. Pengamat kemudian membuat kesimpulan dari pengamatan yang telah dilakukan. Pengamat selanjutnya membedah katak dengan mengiris kulit katak hingga organ bagian dalam katak terlihat. Pengamat kemudian mengamati rongga perut katak yang berisi jeroan. Pengamat selanjutnya mengamati bentuk dan warna hati katak, pengamat mengamati apakah katak memiliki lobus, dan kantong empedu. Pengamat kemudian mengamati lambung yang terletak di sebelah kiri hati, dan mengangkat lambung tersebut hingga tampak usus besar dan pankreas katak. Pengamat selanjutnya mencari dan memperhatikan pertemuan antara usus halus dan usus besar pada katak. Pengamat kemudian mengamati rektum yang berbelok ke kloaka. Selanjutnya, pengamat membuat kesimpulan hasil pengamatan yang dilakukan.

22

Pengamat kemudian mengamati sistem peredaran darah katak, dengan mengamati bentuk jantungnya dan paru-parunya. Pengamat kemudian mengamati apakah katak memiliki arteri. Pengamat selanjutnya menggambar sistem peredaran darah pada katak. Pengamat kemudian membuat kesimpulan hasil pengamatan yang dilakukan. Pengamat selanjutnya mencari dan mengamati kloaka pada katak yang merupakan alat reproduksi sekaligus alat ekskresi pada katak. Pengamat kemudian membuat kesimpulan hasil pengamatan yang dilakukan. Hasil yang diperoleh adalah katak memiliki morfologi berupa dua tungkai depan dan dua tungkai belakang, kepala, mata, dan mulut. Sistem pencernaan katak terdiri dari rongga mulut, lambung, dan usus. Sistem peredaran darah katak terdiri dari jantung, arteri, dan paru-paru. Serta sistem ekskresi dan reproduksi berupa kloaka. Berdasarkan pengamatan di atas diketahui bahwa katak memiliki morfologi, sistem pencernaan, sistem peredaran darah, serta sistem ekskresi dan reproduksi.

23

V. KESIMPULAN

A. Kesimpulan Pratikum I: Uniseluler Organisme uniseluler memiliki bentuk tubuh mikroskopis, dapat hidup dan berkembang biak dalam air yang tergenang. B. Kesimpulan Pratikum II: Multiseluler Invertebrata Morfologi setiap hewan berbeda, meskipun klasifikasinya sebagai hewan invertebrata sama tetapi berada pada filum yang berbeda. C. Kesimpulan Pratikum III: Multiseluler Vertebrata Vertebrata memiliki bentuk tubuh yang kompleks, memiliki sistem pencernaan, sistem peredaran darah, sistem reproduksi serta sistem eksresi.

24

DAFTAR PUSTAKA

Muslimin, dkk. 2016. Panduan Pratikum Konsep Dasar IPA 2. Makassar: FIP UNM. Rohima, Iip dan Diana Puspita. 2009. Alam Sekitar IPA Terpadu Kelas 7. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Subardi, dan Nuryani. 2009. Biologi Kelas X SMA dan MA. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Sukis Wariyono, dkk. 2009. Mari Belajar Ilmu Alam Sekitar 1 Kelas 7. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Sularmi dan Wijayanti. 2009. Sains Ilmu Pengetahuan Alam Kelas 6. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

More Documents from "Hayani hayani"