Laporan_praktikum.docx

  • Uploaded by: dyah
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Laporan_praktikum.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,152
  • Pages: 11
LAPORAN PRAKTIKUM MANAJEMEN KESEHATAN HEWAN DI LAHAN KERING

“ PEMERIKSAAN PADA TERNAK KAMBING ”

Oleh

NAMA:

LIBYE S. LIUFETTO

NIM : 1009012009

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS NUSA CENDANA KUPANG 2015

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Untuk mengetahui suatu penyakit di dalam tubuh seekor hewan, perlu dilakukan bukan saja pemeriksaan fisik tapi juga pemeriksaan laboratorium seperti pemeriksaan darah, urin dan feses untuk mempertegas diagnosa. Dalam melakukan pengambilan sampel baik itu darah, urin, feses maupun dalam melakukan tindakan pengobatan, perlu dilakukan restrain dengan tujuan untuk meminimalisir pergerakan hewan yang mungkin dapat membahayakan petugas dan hewan itu sendiri. Pemeriksaan laboratorium yang dilaksanakan dalam praktikum ini adalah dengan pemeriksaan darah dan pemeriksaan feses. Pemeriksaan darah dilakukan untuk mengetahui kadar PCV, dan berat jenis sel darah. Pada praktikum ini adalah dimulai dari cara mengendalikan hewan yang dipakai yaitu ternak kambing, cara pengambilan darah pada ternak kambing dan dilanjutkan pada pemeriksaan darah untuk mengetahui PCV dan berat jenis sel darah.

1.2. Tujuan Adapun tujuan dari pelaksanaan praktikum ini adalah: 1. Untuk mengetahui cara restrain pada kambing, 2. Untuk mengetahui cara pengambilan darah pada kambing, 3. Untuk mengetahui cara pemeriksaan darah yakni perhitungan berat jenis dan PCV pada kambing, 4. Sebagai acuan untuk praktikum-praktikum lanjutan

1.3. Pelaksanaan Praktikum Praktikum ini dilaksanakan pada: Hari / tanggal : Pukul

: 13.00-17.30 Wita

Tempat

: Kandang dan Laboratorium Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Nusa Cendana

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

3.1. Restrain Dan Casting Restrain

adalah

menghalangi

gerak/aksi

dari

hewan

sehingga

dapat

menghindari/mengurangi bahaya untuk dokter hewan, asisten maupun ternak itu sendiri. Bahaya tersebut dapat berupa sepakan, desakan, injakan dari ternak pada waktu ternak akan diperiksa kesehatannya , dilakukan pemeriksaan, pengobatan, dioperasi, dibersihkan, maupun pada waktuakan diperah. Bahaya atau resiko untuk ternaknya sendiri dapat berupa luka benturan karena sepakan yang mengenai dinding kandang yang tajam atau keras seperti paku, potongan kayu danlain sebagainya yang dapat menyebabkan luka memar atau tergores dan pendarahan sampai patah tulang. Metode restrain ada bermacam-macam dan sangat tergantung pada cara penanganan yangbaik adalah penanganan yang lembut tetapi tegas. Dalam melakukan restrain haruslah tenang, percaya pada kemampuan, tidak ragi-ragu, waspada, dan tidak sembarangan. Sebelum bertindak haruslah merencanakan metodenya serta menyiapkan peralatannya. Macam-macam restrain adalah Restrain ekor, Restrain hidung, Restrain telinga, Restrain kaki depan, Restrain kaki belakang, Restrain kastrasi, Restrain dekornin. 3.2. Pengambilan Darah Pengambilan darah (venesectio) merupakan salah satu hal yang terpenting dari kegiatan peternakan. Tujuan pengambilan darah ternak yaitu untuk mengetahui tingkat kadar suatu zat yang terkandung dalam darah ternak tersebut. Pada dasarnya teknik pengambilan sampel darah pada berbagai jenis ternak hampir sama. Perbedaan yang mendasar hanya pada tempat pengambilan sampel darah dan ukuran jarum yang digunakan. Namun pada prosedur dan tehniknya hampir sama. Posisi ternak yang akan diambil sampel darahnya harus dalam posisi yang nyaman dan kondisi ternak tenang. Selain akan mempermudah dalam pengambilan sampel darah, juga akan lebih meminimalisir rasa sakit pada ternak dan hal tersebut merupakan salah satu kaidah “animal welfare” atau yang biasa di sebut kesejahteraan hewan. Untuk sebagian ternak yang ukuran tubuhnya agak besar sehingga susah untuk diposisikan dalam posisi yang tepat, maka bisa digunakan penjepit atau kerangka. Namun untuk ternak yang ukuran tubuhnya kecil maka cukup dipegang oleh praktikan pada bagian tertentu.

Pertama-tama cari titik pada tubuh ternak yang banyak mempunyai pembuluh darah sehingga akan mempermudah dalam pengambilan darah. Bagian tersebut sebelumnya perlu dibersihkan dengan alkohol. Pembersihan tersebut berfungsi untuk menghindarkan dari adanya bakteri (sterilisasi). Selain untuk sterilisasi, pembersihan dengan alkohol dapat meminimalisir terjadinya infeksi pada ternak setelah dilakukan pengambilan sampel darah. Jarum yang merupakan alat suntik yang digunakan dalam pengambilan sampel darah ini memepunyai bermacam-macam ukuran. Ukuran tersebut telah disesuaikan dengan tempat pengambilan sampel darah supaya jarum tersebut tepat sasaran dan tidak melukai bagian yang lain. Apabila jarum tersebut tidak sesuai dengan ukuran tempat pengambilan sampel darah, maka pengambilan sampel darah akan sulit dilakukan. Alat suntik diposisikan secara tepat ketika pengambilan sampel darah. Bagian jarum yang runcing berada di bawah (posisi jarum menengadah ke atas) sehingga fungsinya berjalan dengan baik yaitu untuk menngambil darah supaya terhisap oleh tabung hisap. Selain itu, ujung jarum usahakan masuk atau tertutupi sehingga darah akan mudah masuk pada jarum tersebut. Alat suntik tersebut di suntikkan berlawanan arah dengan pembuluh darah dan di masukkan dengan lurus tidak keluar dari pembuluh darah. Pada saat jarum suntik telah masuk ke dalam pembuluh darah ternak, diusahakan jangan menggerakan alat suntik karena bisa merobek pembuluh darah pada ternak dan dapat mengakibatkan pembengkakan pada bagian tersebut akibat pembuluh darahnya pecah. Apabila itu terjadi, maka dapat membahayakan ternak dan kesehatan ternak akan terganggu akibat rasa sakit yang ditimbulkan dari daerah yang membengkak tersebut.Terdapat dua metode untuk mengambil sampel darah pada ternak yaitu dengan menggunakan vacuum tube dan dengan menggunakan suntikan. Berikut adalah beberapa tempat pengambilan darah pada beberapa hewan, yakni: 1. Vena Jugularis Pembuluh darah ini terletak pada bagian ventrolateral leher. Tempat ini biasanya dilakukan pada hewan sapi, kuda, domba, kambing dan babi. Prosedur pengambilan darah adalah sebagai berikut : a.

Rambut di sekitar ventral leher dicukur bila perlu

b.

Pembuluh darah dibendung pada 1/3 distal leher.

c.

Setelah darah terbendung, daerah tersebut diusap dengan kapas yang dibasahi alcohol, tujuannya adalah untuk desinfeksi.

d.

Jarum suntik steril ditusukkan dengan sudut 300 ke arah atas pada pembuluh darah dengan lubang jarum menghadap ke atas.

e.

Setelah jarum masuk, dilakukan aspirasi untuk mengambil darah yang dibutuhkan.

f.

Jika darah tidak terhisap, artinya jarum belum masuk ke dalam pembuluh darah.

g.

Untuk hewan babi ukuran kecil sampai dengan sedang, hewan di rebahkan dengan posisi tulang belakang dibawah, moncong babi di tekan secara perlahan. lalu dioleskan alcohol setelah itu jarum dimasukkan dengan sudut kemiringan 300.

Gambar 1. Teknik pengambilan darah di vena jugularis pada kambing (Balai Besar Veteriner Maros, 2012)

2. Vena Cephalica AntibrachiiAnterior Pembuluh darah ini terletak pada bagian distal anterior kaki depan. Ini bisa dilakukan pada hewan anjing, kucing, ruminansia kecil (domba dan kambing yang terukuran kecil, jika ternak tersebut direbahkan). Prosedur pengambilan darah adalah sebagai berikut: a.

Rambut di sekitar pembuluh darah dicukur bila perlu.

b.

Pembuluh darah dibendung pada bagian siku.

c.

Setelah darah terbendung, daerah tersebut diusap dengan kapas yang dibasahi alkohol. Tujuannya adalah untuk desinfeksi.

d.

Jarum suntik steril ditusukkan dengan sudut 300 ke arah atas pada pembuluh darah dengan lubang jarum menghadap ke atas.

e.

Setelah jarum masuk, dilakukan aspirasi untuk mengambil darah yang dibutuhkan. Jika darah tidak terhisap, artinya jarum belum masuk ke dalam pembuluh darah maka spuit ditarik sedikit dan dimasukkan se dengan arah pembuluh darah, untuk mengidentifikasi terisap atau tidaknya darah ada baiknya sebelum diberikan sedikit udara (dengan menarik sedikt spuit) sebelum menusuk. (Alfinus. 2012)

3. Vena Saphena Magna Pembuluh darah ini terletak pada daerah lateral kaki belakang dan menyilang dengan arah cranioventral pada sekitar tendo achilles. Ini bisa dilakukan pada hewan anjing dan kucing. Prosedur pengambilan darah adalah sebagai berikut: a.

Rambut di sekitar pembuluh darah dicukur bila perlu

b.

Pembuluh darah dibendung pada bagian proksimal.

c.

Setelah darah terbendung, daerah tersebut diusap dengan kapas yang dibasahi alkohol. Tujuannya adalah untuk desinfeksi.

d.

Jarum suntik steril ditusukkan dengan sudut 300 ke arah atas pada pembuluh darah dengan lubang jarum menghadap ke atas.

e.

Setelah jarum masuk, dilakukan aspirasi untuk mengambil darah yang dibutuhkan. Jika darah tidak terhisap, artinya jarum belum masuk ke dalam pembuluh darah maka spuit ditarik sedikit dan dimasukkan se dengan arah pembuluh darah, untuk mengidentifikasi terisap atau tidaknya darah ada baiknya sebelum diberikan sedikit udara (dengan menarik sedikt spuit) sebelum menusuk. (Alfinus. 2012)

4. Vena Femoralis Pembuluh darah ini terletak pada daerah proksimomedial kaki belakang. Pengambilan darah pada daerah ini cukup sulit. Lebih mudah dilakukan jika domba direbahkan. Prosedur pengambilan darah adalah sebagai berikut: a.

Rambut di sekitar pembuluh darah dicukur bila perlu.

b.

Pembuluh darah dibendung pada bagian proksimal.

c.

Setelah darah terbendung, daerah tersebut diusap dengan kapas yang dibasahi alkohol. Tujuannya adalah untuk desinfeksi.

d.

Jarum suntik steril ditusukkan dengan sudut 300C ke arah atas pada pembuluh darah dengan lubang jarum menghadap ke atas.

e.

Setelah jarum masuk, dilakukan aspirasi untuk mengambil darah yang dibutuhkan.

f.

Jika darah tidak terhisap, artinya jarum belum masuk ke dalam pembuluh darah. (Alfinus. 2012)

5. Vena Coccigea Pembuluh darah ini terletak pada daerah ventral tulang ekor ke 2 atau 3, ini biasanya dilakukan pada ternak sapi di mana pada lokasi pengambilan darah di pembuluh darah Jugularis mengalami kesulitan misalnya terlalu tebalnya gelambir.

Prosedur pengambilan darah sebagai berikut : a.

Hewan sebaiknya di restrain dengan baik dengan mengunakan kandang jepit.

b.

Angkat keatas ekor sapi keatas,

c.

Lalu raba tulang ekor pertama (pada pangkal ekor) lalu kedua.

d.

Oleskan alcohol 70% sebagai desinfektan.

e.

Pada pada tengah tulang ekor terdapat celah, lalu jarum dimasukkan kedalamnya dan disusul dengan tabung venoject steril. (Alfinus. 2012)

6. Vena Auricularis; Pengambilan darah ini biasanya dilakukan pada hewan yang memiliki pembuluh darah yang besar di telinga, biasanya pada hewan kelinci dan babi. Prosedur Pengambilan Sampel Darah pada Kelinci a.

Siapkan kelinci pada kotak kekang

b.

Praktikan menahan kepala kelinci

c.

Bersihkan bagian yang akan ditusuk dengan kapas yang telah dibasahi alkohol

d.

Darah diambil dengan cara menusukkan jarum di vena lateralis yang berada di atas telinga

e.

Tampung darah menggunakan vacum tube sesuai dengan kebutuhan.

f.

Vena pada daerah ini sangat tipis sehingga mudah terjadi hematom (pendarahan). (Alfinus. 2012)

7. Vena Pectoralis Pengambilan sampel darah pada ayam di lakukan pada vena pectoralis. Pembuluh darah ini terletak pada bagian bawah sayap ayam. a.

Prosedur Pengambilan Sampel Darah pada Ayam

b.

Siapkan ayam dalam posisi berbaring sambil dipegang

c.

Praktikan menahan kepala ayam ke satu sisi dan membuka sayap

d.

Bersihkan bagian yang akan ditusuk dengan kapas yang telah dibasahi alkohol

e.

Darah diambil dengan cara menusukkan jarum di vena pectoralis yang berada di bawah sayap.

f.

Sebaiknya pengambilan secara Intramuskular agar bila terjadi hematoma darah tidak keluar.

g.

Tampung darah menggunakan vacum tube atau spuit sesuai kebutuhan. (Alfinus. 2012)

BAB III MATERI DAN METODE

1.1. Materi a. Alat : Spoit 3ml, Rak tabung, Tabung reaksi, Pipet tetes, Gelas ukur, Refractometer, Sentrifuse , Vacum tube heparin (EDTA) dan tanpa heparin. b. Bahan : Kambing, Darah Kambing, Alcohol, Kapas. 1.2. Metode a.

Prosedur kerja pengambilan darah Pembuluh darah ini terletak pada bagian ventrolateral leher. Tempat ini biasanya dilakukan pada hewan sapi, kuda, domba, kambing dan babi. Prosedur pengambilan darah adalah sebagai berikut : 

Rambut di sekitar ventral leher dicukur bila perlu



Membendung Pembuluh darah pada 1/3 distal leher.



Setelah darah terbendung, mengusap daerah tersebut dengan kapas yang dibasahi alcohol, tujuannya adalah untuk desinfeksi.



Lalu menusukkan Jarum suntik steril dengan sudut 300 ke arah atas pada pembuluh darah dengan lubang jarum menghadap ke atas.



Setelah jarum masuk, melakukan aspirasi untuk mengambil darah yang dibutuhkan.



Jika darah tidak terhisap, artinya jarum belum masuk ke dalam pembuluh darah.



Jika penggunakan venojek, ketika jarum sudah berada dalam pembuluh darah, vakum tube didorong ke atas hingga darah masuk ke dalam tabung.

b.

Prosedur pemeriksaan darah 

Mengambil darah ternak lalu menampungnya dalam tabung dengan antikoagulan EDTA,



Dengan ukuran atau volume yang sama dan jumlah yang genap, darah tersebut disentrifuce selama 15 menit dengan kecepatan 5000 rpm.



Selanjutnya dapat digunakan alat Refraktometer tntuk menghutung berat jenis darah.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil a.

Perhitungan PCV PCV merupakan presentase volume sel darah merah di dalam total volume darah. Dengan bagitu, makan estimasi nilai PCV dan panjang endapan ditambah supernatan pada tabung sentrifuce adalah: Tinggi endapan = 0,6 cm Tinggi endapan + plasma = 1,6 cm, maka nilai PCV atau hematokrit adalah 0,6/1,6 x 100% = 56 %. Sedangkan estimasi Hb adalah 0,6/1,6 x 56% = 21 gram%.

b.

Pengukuran Berat Jenis Berdasarkan pemeriksaan tersebut diperoleh berat jenis darah kambing 1,060.

4.2. Pembahasan Untuk menghitung berat jenis darah maka digunakan alat yang disebut dengan refraktometer. Berdasarkan pemeriksaan tersebut diperoleh berat jenis darah kambing 1,060 dilihat dari garis kiri refraktometer dan total protein darah 80% atau 80 gr dilihat dari garis kanan refraktometer. Sedangkan berat jenis kambing normal adalah 1,040 – 1,050. Menurut Suwandi (2002) kenaikan BJ darah disebabkan oleh faktor pakan yaitu kenaikan total bahan kering. Pada praktikum ini diperoleh Packed Cell Volume (PCV) 21%. Sedangkan PCV pada kambing normal berkisar antara 24-48%. Hal ini disebabkan karena kambing yang diambil sampel darah tersebut menderita anemia.

BAB V PENUTUP

4.1. Kesimpulan Sampel

merupakan sumber yang sangat dibutuhkan dalam mendiagnosa

keadaan seekor ternak, khususnya darah. Dari praktikum yang dilakukan ditemui bahwa seekor hewan yang dalam keadaan normal dari fisik luar belum tentu memperlihatkan keadaan yang normal pula pada hasil pemeriksaan laboratorium khususnya pada beberapa pemeriksaan darah yang dilakukan. Pemeriksaan PCV darah dapat diketahui kambing mengalami Anemia dan pada pemeriksaan berat jenis darah dapat diketahui kadar dari bahan pakan yang dikonsumsi (Kering, sedang atau basah).

4.2. Saran Dengan melihat hal tersebut, disarankan agar dalam praktikum seperti ini dilakukan dengan saksama agar dapat diketahui perubahan-perubahan yang terjadi agar dapat segera dicegah sajak dini.

DAFTAR PUSTAKA

Alfinus. 2012. Laporan Apresiasi Keterampilan Laboratorium Medik dan Paramedic Veteriner Se Wilayah Kerja Balai besar Veteriner Maros. Suwandi. 2002. Manfaat Pemeriksaan Gambaran Darah Umum Pada Ternak Ruminansia. Balai Penelitian Ternak. Bogor

More Documents from "dyah"