Laporan_polifenol_thp.docx

  • Uploaded by: Yogi Endi
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Laporan_polifenol_thp.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 5,178
  • Pages: 34
LAPORAN PRAKTIKUM MATA KULIAH TEKNOLOGI PANGAN FUNGSIONAL

MATERI PENGUJIAN TOTAL POLIFENOL

Disusun Oleh: Daniar Wira Nugraha/131710101097 Kelompok I/Kelas C

JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS JEMBER November, 2015

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Tanaman

pangan

banyak

mengandung

komponen

bioaktif

yang

dapat

dimanfaatkan sebagai ingredien dalam pembuatan pangan fungsional. Senyawa polifenol banyak terkandung pada teh, kakao, rempah-rempah, biji-bijian, serealia, buah-buahan, bunga, sayuran, dan lain-lain. Banyak senyawa polifenol menunjukkan aktivitasnya sebagai antioksidan. Polifenol merupakan salah satu dari komponen bioaktif non giizi memberikan efek fungsional sehat pada tubuh. Senyawa polifenol banyak terkandung pada teh, rempahrempah, kakao, biji-bijian, serealia, bunga, sayuran, dan lain-lain. Banyak senyawa polifenol yang menunjukkan aktifitasnya sebagai antioksidan. Polifenol memilki sifat fungsional salah satunya antioksidan. Antioksidan adalah senyawa kimia yang dapat menyumbangkan satu atau lebih elektron kepada radikal bebas, sehingga radikal bebas tersebut dapat diredam (Nely, 2007). Polifenol ini berperan melindungi sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas dengan cara mengikat radikal bebas sehingga mencegah proses inflamasi dan peradangan pada sel tubuh. Kandungan polifenol pada suatu bahan pangan berbeda-beda, tergantung pada bahan pangan tersebut. Kandungan total polifenol pada bahan dapat diukur menggunakan metode Folin-Ciocalteu, dimana reagen Folin-Ciocalteu (campuran campuran fosfomolibdat dan fosfotungstat) memiliki kemampuan dalam mereduksi gugus hidroksi dan polifenol. Pada penentuan kadar fenolat total digunakan standart asam galat. Oleh karena itu, dilakukan pengujian kandungan polifenol pada beberapa pangan secara spektrofotometri dengan menggunakan metode folin-ciocalteau. 1.2 Tujuan Praktikum ini bertujuan untuk : 1. Mengetahui kandungan komponen bioaktif polifenol sebagai antioksidan dari berbagai macam sampel yang digunakan. 2. Mengetahui cara pengujian total senyawa komponen bioaktif polifenol dari sampel. 3. Mengetahui total polifenol dari berbagai sampel.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Polifenol

Gambar 1. Struktur dasar polifenol Senyawa fenol dapat di definisikan secara kimiawi oleh adanya satu cincin aromatik yang membawa satu (fenol) atau lebih (polifenol) substitusi hydroksil, termasuk derifat fungsionalnya. Polifenol adalah kelompok zat kimia yang ditemukan pada tumbuhan. Zat ini memiliki tanda khas yakni memiliki banyak gugus fenol dalam molekulnya. Polifenol memiliki spektrum luas dengan sifat kelarutan pada suatu pelarut yang berbeda-beda. Hal ini disebabkan oleh gugus hidroksil pada senyawa tersebut yang dimiliki berbeda jumlah dan posisinya. Turunan polifenol sebagai antioksidan dapat menstabilkan radikal bebas dengan melengkapi kekurangan elektron yang dimiliki radikal bebas, dan menghambat terjadinya reaksi berantai dari pembentukan radikal bebas. Polifenol merupakan komponen yang bertanggung jawab terhadap aktivitas antioksidan dalam buah dan sayuran (Hattenschwiler dan Vitousek, 2000).

2.2 Metode Pengujian Polifenol 1. Metode Folin-Ciocalteu Prinsip metode Folin-Ciocalteu adalah reaksi oksidasi dan reduksi kolorimetrik untuk mengukur semua senyawa fenolik dalam sampel uji. Pereaksi Folin-Ciocalteu merupakan larutan kompleks ion polimerik yang dibentuk dari asam fosfomolibdat dan asam heteropolifosfotungstat. Pereaksi ini terbuat dari air, natrium tungstat, natrium molibdat, asam fosfat, asam klorida, litium sulfat, dan bromin (Folin dan Ciocalteu, 1944). Pada kenyataannya reagen ini mengandung rangkaian polimerik yang memiliki bentukan umum dengan pusat unit tetrahedral fosfat (PO4)3- yang dikelilingi oleh beberapa unit oktahedral asam-oksi molibdenum. Struktur tungsten dapat dengan bebas bersubstitusi dengan molibdenum. Prinsip metode Folin-Ciocalteu adalah oksidasi gugus fenolik hidroksil. Pereaksi ini mengoksidasi fenolat (garam alkali), mereduksi asam heteropoli menjadi suatu

kompleks molibdenum-tungsten (Mo-W). Fenolat hanya terdapat pada larutan basa, tetapi pereaksi Folin-Ciocalteu dan produknya tidak stabil pada kondisi basa. Selama reaksi belangsung, gugus fenolik-hidroksil bereaksi dengan pereaksi Folin-Ciocalteu, membentuk kompleks fosfotungstat-fosfomolibdat berwarna biru dengan struktur yang belum diketahui dan dapat dideteksi dengan spektrofotometer. Warna biru yang terbentuk akan semakin pekat setara dengan konsentrasi ion fenolat yang terbentuk, artinya semakin besar konsentrasi senyawa fenolik maka semakin banyak ion fenolat yang akan mereduksi asam heteropoli sehingga warna biru yang dihasilkan semakin pekat (Singleton dan Rossi, 1965) 2. Uji ORAC Total kapasitas antioksidan dapat digambarkan dalam sebuah spektrum luas dari kapasitas antioksidan melawan berbagai radikal oksigen/nitrogen yang sangat reaktif. Uji ORAC (oxygen radical absorbance capacity) akan mengukur efek kerusakan yang ditimbulkan oleh radikal bebas pada probe yang berpendar (fluorescent). Setiap perubahan dari intensitas pendar, menunjukkan indeks kerusakan akibat radikal bebas. Dengan adanya pengaruh antioksidan, perlambatan dari dampak kerusakan akan mencerminkan kapasitas antioksidan dalam menetralisir radikal bebas. 3. Uji ABTS Asam 2,2’-Azinobis(3-etilbenzatiazolin)-6-sulfonat (ABTS) merupakan substrat dari peroksidase yang jika dioksidasi oleh H2O2 akan membentuk senyawa radikal kation metastabil (kestabilan kritis) yang menunjukan absorbansi kuat pada panjang gelombang 414 nm. Akumulasi dari ABTS• dapat dihambat oleh antioksidan yang bergantung pada lamanya reaksi dan jumlah antioksidannya. Kemampuan relatif antioksidan untuk mereduksi ABTS• dapat diukur dengan spektrofotometri pada panjang gelombang 734 nm karena panjang gelombang ini mendekati daerah inframerah sehingga dapat meminimalkan interfensi dari absorbansi komponen lain. Hasil pengukuran dengan spektrofotometer selanjutnya dibandingkan dengan standar baku dari antioksidan sintetik, yaitu trolox yang analog dengan vitamin E. Hasil perbandingan ini diekspresikan sebagai TEAC (Trolox Equivalent Antioxidant Activity). TEAC adalah konsentrasi (dalam milimolar) larutan trolox yang memiliki efek antioksidan ekuivalen dengan 1,0 mM larutan zat uji. TEAC mencerminkan kemampuan relatif dari antioksidan untuk menangkap radikal ABTS dibandingkan dengan kemampuan trolox.

2.3 Karakteristik Komponen Antioksidan Teh, Kopi, dan Kakao 1. Teh Senyawa fenol yang paling utama dalam teh adalah tanin/katekin. Tanin disebut juga sebagai asam tanat atau asam galotanat. Tanin tidak berwarna sampai berwarna kuning atau coklat. Tanin meliputi Substansi fenol yang merupakan senyawa paling penting pada daun teh adalah tanin/catechin. Tanin merupakan senyawa paling kompleks dan tidak berwarna. Perubahannya di dalam pengolahan langsung atau tidak langsung selalu dihubungkan dengan semua sifat teh yang siap dikonsumsi, yaitu rasa, warna dan aroma. Tanin sebagian besar tersusun atas: katekin, epikatekin, epikatekin galat, epigalo katekin, epigalo katekin galat, galo katekin. Dari seluruh berat kering daun teh terdapat catechin sekitar 20-30% (Hamdani, dkk. 2009). 2. Kopi Kafein adalah suatu senyawa kimia yang banyak terdapat dalam minuman seperti kopi, teh, soft drink dan makanan seperti chocolate. Kafein merupakan alkaloid dengan rumus senyawa kimia C8H10N4O2, dan rumus bangun 1,3,7-trimethylxanthine (Saputra E., 2008). Kafein berbentuk kristal panjang, berwarna putih seperti sutra dan memiliki rasa pahit (Ridwansyah, 2002). Menurut Bhara L.A.M.(2005) kafein berfungsi sebagai unsur rasa dan aroma. Kadar kafein padakopi dipengaruhi oleh tempat tumbuh dan cara penyajian kopi Kopi instan mempunyai kandungan kafein sebesar 6998 mg per sachet kopi dalam 150 ml air (Dollemore D. dan Mark Giuliucci, 2001) Kopi bubuk mempunyai kandungan kafein sebesar 115 mg per 10 gram kopi (± 1-2 sendok makan) dalam 150 ml air (Dollemore D. dan Mark Giuliucci, 2001). 3. Kakao Biji kakao mengandung berbagai macam komponen kimia, zat gizi, dan senyawa bioaktif di dalamnya. Komposisi kimia ini bervariasi setelah mengalami proses pengolahan menjadi produk. Komposisi kimia bubuk kakao berbeda dengan mentega kakao dan pasta coklat. Komposisi kimia bubuk kakao (natural) per 100 gram adalah mengandung kalori 228,49 Kkal, lemak 13,5 g, karbohidrat 53,35 g, serat 27,90 g, protein 19,59 g, air 2,58 g, dan kadar abu 6,33, yang meliputi : kalium 1495,5 mg, natrium 8,99 mg, kalsium 169,45 mg, besi 13,86 mg, seng 7,93 mg, tembaga 4,61 mg, dan mangan 4,73 mg. Komponen senyawa bioaktif dalam bubuk kakao adalah senyawa polifenol yang berfungsi sebagai antioksidan. Kandungan polifenol total dalam bubuk kakao lebih tinggi dibandingkan dalam anggur maupun teh. Kelompok senyawa polifenol yang banyak terdapat pada kakao adalah flavonoid yaitu senyawa

yang mengandung 15 atom karbon yang 8 terdiri dari dua cincin benzene yang dihubungkan oleh rantai karbon (Wahyudi et al. 2008).

BAB III. BAHAN DAN METODE

3.1 Bahan 3.1.1 Bahan pangan yang digunakan dalam analisa: a. Bubuk kakao b. Bubuk kopi c. Teh 3.1.2 Bahan kimia yang digunakan dalam analisa: a. Aquades b. Asam galat c. Folin Cealteau d. Na2CO3 3.2 Persiapan Bahan Dalam praktikum ini tidak dilakukan preparasi bahan

3.3 Ekstraksi Senyawa Polifenol 3.3.1 Ekstraksi sampel padat Sampel bubuk

Penimbangan 1,5 gram +Air hangat 50 ml

Pelarutan 10 menit

Penyaringan

Residu

Filtrat

Tera 50 ml Melakukan penimbangan sampel padat yang berupa bubuk seberat 1,5 gram. Sampel tersebut dilarutkan dalam air panas dengan suhu 50°C selama 10 menit sambil dilakukan pengadukan secara konstan. Hal tersebut bertujuan untuk melarutkan sampel dan mengekstraksi seluruh kandungan dalam sampel. Larutan selanjutnya disaring menggunakan kertas saring, penyaringan ini bertujuan untuk memisahkan

antara filtrat dengan residu. Filtrat kemudian ditera dengan akuades hingga mencapai 50 ml yang berfungsi untuk mengencerkan larutan. Sampel sebanyak 0,1 ml diambil dari larutan yang telah ditera tadi kemudian dimasukkan ke dalam tabung reaksi untuk selanjutnya dilakukan pengujian aktivitas antioksidan. 3.3.2 Ekstraksi sampel cair

Sampel cair

Pengambilan 0,1 ml

Pemasukan dalam tabung reaksi Sampel cair yang berupa minuman teh komersial diambil sebanyak 0,1 ml dan kemudian dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang selanjutnya akan dilakukan pengujian aktivitas antioksidan.

3.4 Prosedur Analisa 3.4.1 Kurva standar

Asam galat konsentrasi 5 mg/ml 0, 50, 100, 150, 200, 250, 300, 350, 400, 450, 500 μl

Pemasukkan dalam tabung reaksi

+ aquadest

Tera hingga 5 ml

+ 0,5ml Folin Ciocalteau Vortex Pendiaman 5 menit

+ 1 ml Na2CO3

Pendiaman 60 menit dalam tempat gelap

Pengukuran nilai absorbansi λ = 765 nm

Perhitungan polifenol berat sampel sesuai kurva × pengenceran jumlah cuplikan Penggunaan Asam galat dengan konsentrasi 5 mg/ml diambil sebanyak 0, 50, 100, 150, 200, 250, 300, 350, 400, 450, 500 μl, berfungsi sebagai sebagai standar pengukuran dikarenakan asam galat merupakan senyawa polifenol yang terdapat di hampir semua tanaman. Kandungan fenol asam organik ini bersifat murni dan stabil (Kusumaningati 2009). Asam galat tersebut dimasukkan ke dalam tabung reaksi kemudian diencerkan dengan cara ditera hingga mencapai 5 ml menggunakan akuades. Reagen Folin Ciocalteu sebanyak 0,5 ml ditambahkan untuk mereduksi

gugus hidroksi dari asam galat. Inti aromatis pada senyawa polifenol, yang berupa gugus hidroksi polifenol, dapat mereduksi fosfomolibdat dan fosfotungstat menjadi molibdenum yang berwarna biru. Larutan kemudian divorteks untuk menghomogenkan larutan kemudian didiamkan selama 5 menit dan ditambahkan 1 ml Na2CO3 untuk menciptakan suasana basa yang dapat mendorong terjadinya reaksi antara senyawa polifenol dengan reagen Folin. Larutan kemudian didiamkan selama 60 menit di tempat yang gelap agar polifenol tidak mengalami oksidasi yang diakibatkan oleh cahaya. Setelah didiamkan, larutan selanjutnya diukur nilai absorbansinya dengan panjang gelombang 765 nm. Dari nilai absorbansi yang didapat, kemudian dibuat kurva standar asam galat.

Gambar 1. Grafik Kurva Standar

3.4.2 Analisis Total Polifenol 0,1 ml ekstrak sampel

Pemasukkan dalam tabung reaksi

+ aquadest

Tera hingga 5 ml

+ 0,5ml Folin Ciocalteau Vortex

Pendiaman 5 menit

+ 1 ml Na2CO3

Vortex

Pendiaman 60 menit dalam tempat gelap

Pengukuran nilai absorbansi λ = 765 nm

Perhitungan polifenol berat sampel sesuai kurva × pengenceran jumlah cuplikan Melakukan pengambilan ekstrak sampel sebanyak 0,1 ml dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi untuk dilakukan uji total polifenol. Sampel tersebut ditera hingga menjadi 5 ml untuk mengencerkan sampel kemudian ditambahkan folin sebanyak 0,5 ml. Reagen Folin Ciocalteu ditambahkan karena merupakan pereaksi spesifik untuk senyawa fenol (Waterhouse, 1999), semakin tinggi kandungan fenolnya maka semakin tinggi pula nilai absorbansinya. Larutan tersebut divorteks agar menjadi homogen.

Setelah divorteks, larutan didiamkan selama 5 menit dan ditambahkan Na2CO3 sebanyak 1 ml untuk menciptakan suasana basa yang dapat mendorong terjadinya reaksi antara senyawa polifenol dengan reagen Folin. Larutan kemudian didiamkan selama 60 menit di tempat yang gelap agar tidak terjadi oksidasi yang diakibatkan oleh cahaya. Setelah didiamkan, larutan selanjutnya diukur nilai absorbansinya dengan panjang gelombang 765 nm. Nilai yang didapat selanjutnya dilakukan perhitungan berat sampel sesuai kurva jumlah cuplikan

dengan rumus

× pengenceran untuk mendapatkan nilai total

polifenol. 3.4.3

Contoh perhitungan

C5 1. Y

= 12,558 x - 0,0125

0,328 = 12,558 x - 0,0125 X

= 0,0271

Total polifenol =

0,0271 𝑚𝑔 0,1 𝑚𝑙

x

50 𝑚𝑙 1,5 𝑔

x

10 𝑚𝑙 1 𝑚𝑙

= 90,3333 mg GAE/g 2. Y

= 12,558 x - 0,0125

0,336 = 12,558 x - 0,0125 X

= 0,0278

Total polifenol =

0,0278 𝑚𝑔 0,1 𝑚𝑙

x

50 𝑚𝑙 1,5 𝑔

x

10 1

= 92,6667 mg GAE/g Rata-rata =

90,3333+92,6667 2

= 91,5 mg GAE/g (90,3333−91,5)^2 −(92,6667−91,5)^2

=√

SD

(2−1)

= 1,65 RSD

=

1,65 91,5

x 100%

= 1,8032% C6 1. Y

= 12,558 x - 0,0125

0,424 = 12,558 x - 0,0125 X

= 0,0348

Total polifenol =

0,0348 𝑚𝑔 0,1 𝑚𝑙

= 0,0035 mg GAE/g 2. Y

= 12,558 x - 0,0125

0,398 = 12,558 x - 0,0125 X

= 0,0327

Total polifenol =

0,0327 𝑚𝑔 0,1 𝑚𝑙

= 0,0033 mg GAE/g Rata-rata =

0,0035+0,0033 2

= 0,0034 mg GAE/g SD

(0,0035−0,0034)^2 −(0,0033−0,0034)^2

=√

(2−1)

= 0,0001 RSD

=

0,0001 0,0034

x 100%

= 4,1595%

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Tabel 1. Total kandungan polifenol bubuk kakao, bubuk kopi, dan teh Sampel

Total Polifenol (mg GAE/g)

SD

RSD

13,8424

0,0000

0,0000

6,5961

6,9943

0,5631

8,0505

8,5868

9,5955

9,0912

0,7133

7,8456

A4

4,8176

5,1096

4,9636

0,2065

4,1598

B1

25,0703

25,7605

25,4154

0,4880

1,9203

B2

11,6128

13,2054

12,4091

1,1261

9,0751

B3

0,117

0,114

0,1155

0,0021

1,8366

B4

9,4667

9,3333

9,4000

0,0943

1,0035

B5

31,7062

36,8291

34,2677

3,6224

10,5710

B6

6,1714

6,2245

6,1980

0,0375

0,6058

B7

11,3739

8,985

10,1795

1,6892

16,5943

B8

27,1673

40,3594

33,7634

9,3282

27,6283

C1

49,4373

49,4373

0,0000

0,0000

C2

0,0044

0,0038

0,0041

0,0004

10,3479

C3

12,2498

38,3952

25,3225

18,4876

73,0085

C4

0,0038

0,0052

0,0045

0,0010

21,9989

C5

90,3333

92,6667

91,5000

1,6500

1,8032

C6

0,0035

0,0033

0,0034

0,0001

4,1595

C7

26,9815

35,7674

31,3745

6,2126

19,8014

C8

0,0054

0,0057

0,0056

0,0002

3,8222

C9

23,8759

22,0444

22,9602

1,2951

5,6405

C10

0,0025

0,003

0,0028

0,0004

12,8565

Ulangan 1

Ulangan 2

A1

13,8424

13,8424

A2

7,3924

A3

Rata-rata

4.2 Pembahasan 100 80 60 40 20 0 C10 C6 C2 C4 C8 B3 A4 B6 A2 A3 B4 B7 B2 A1 C9 C3 B1 C7 B8 B5 C1 C5 -20

Berdasarkan pengukuran nilai absorbansi sampel teh, kopi dan kakao, didapatkan nilai kandungan total polifenol yang ditunjukkan dalam grafik. Pada sampel kakao, sampel A1 memiliki kandungan total polifenol tertinggi sebesar 13,8424 mg GAE/g dan pada sampel A4 memiliki kandungan total polifenol terendah 4,9636 mg GAE/g. Diduga kandungan polifenol pada kakao dipengaruhi oleh campuran komposisi dalam minuman tersebut. Sampel yang memiliki total polifenol tertinggi (A1) memiliki komposisi berupa, kakao, vanili, dan soda kue. Pada sampel yang memiliki total polifenol terendah (A4) memiliki komposisi berupa, sari jahe segar, gula pasir, serbuk kakao, serai, dan garam. Hal ini membuktikan bahwa penggunaan komposisi campuran yang banyak digunakan akan mengurangi proporsi bahan kakao yang digunakan dalam campuran minuman, sehingga mempengaruhi kandungan total polifenol bahan. Pada sampel kopi bubuk, sampel yang mengandung polifenol tertinggi adalah sampel B5 sebesar 34,2677 mg GAE/g sedangkan yang terendah adalah B3 sebesar 0,1155 mg GAE/g. Diduga pada sampel B5 merupakan kopi robusta tanpa tambahan apapun sedangkan kopi B3 adalah campuran dari kopi robusta dan arabika, hal dapat terlihat dari kadar polifenol pada sampel. Kadar polifenol pada biji kopi arabika bervariasi antara 6 - 7 %, sedangkan pada robusta sekitar 10 % (Septianus, 2011). Selain jenis kopi, proses pengolahan kopi juga akan memberikan pengaruh terhadap ketersediaan senyawa polifenol dan aktivitas antioksidannya. Jumlah total polifenol untuk secangkir kopi rata-rata berkisar antara 200-550mg. Senyawa polifenol yang utama dalam kopi adalah asam klorogenat dan asam kafeat. Jumlah asam klorogenat mencapai 90% dari total fenol yang terdapat pada kopi (Najiyati, 2004)

Pada sampel teh celup (serbuk), Sampel C5 memiliki kadar polifenol tertinggi yang merupakan teh hijau Tong Tji sebesar 91,5 mg GAE/g dan yang terendah adalah teh C9 yang merupakan teh hitam sebesar 22,9602 mg GAE/g.Perbedaan pengolahan menimbulkan adanya perbedaan yang cukup berarti dalam kandungan zat aktifnya terutama polifenol. Daun teh hijau memiliki kandungan polifenol tertinggi, lalu teh oolong kemudian teh hitam (Fulder, 2004). Teh hijau mengandung 30-40% polifenol sedangkan teh hitam hanya 3-10%. Kandungan fenol teh hijau lebih tinggi dibanding teh hitam. Komponen katekin (EC, EGC, ECG, EGCG) lebih banyak terdapat dalam teh hijau dibandingkan teh hitam. Dalam teh hitam, sebagian besar katekin dioksidasi menjadi teaflavin dan tearubigin (Kamal, 2009). Perbedaan umur daun teh ini juga menentukan kandungan senyawa polifenol pada daun teh, yang akan berpengaruh juga pada rasa, aroma, dan warna. Pada sampel teh siap minum, kadar polifenol tertinggi dimiliki oleh sampel C8 yang merupakan Zestea sebesar 0,0056 mg GAE/g dan yang terendah adalah sampel C10 yang merupakan Teh Pucuk sebesar 0,0028 mg GAE/g. Tinggi atau rendahnya kandungan polifenol sampel teh siap minum diduga karena penambahan komposisi daun teh yang ditambahkan, serta jenis tehnya. Hal tersebut mengakibatkan hanya ada sedikit kandungan polifenol yang terdapat dalam teh siap minum. Pada praktikum ini dilakukan analisa nilaiRSD dan SD, nilai ini menunjukkan tingkat ketelitian analisis. Jika nilai SD dan RSD semakin tinggi maka analisis yang dilakukan semakin buruk. Melalui Perhitungan Standar Deviation (SD) dan Relative Standar Deviation (RSD) harga SD < 2 dan harga RSD < 2 % dapat dikatakan mempunyai harga ketelitian yang baik (Harminta, 2004). Pada sampel kakao, nilai SD dan RSD terendah dimiliki oleh sampel A1 sedangkan nilai SD tertinggi dimiliki oleh sampel A3 dan sampel A2 memiliki nilai RSD sebesar yaitu 8,0505%. Pada sampel kopi, sampel B1 memiliki nilai SD terendah yaitu 0,488 dan sampel B6 memiliki nilai RSD terendah yaitu 0,6058%. Sampel B8 memiliki nilai SD dan RSD tertinggi yaitu sebesar 9,3282 dan 27,6283%. Pada sampel teh celup nilai Sd terendah dimiliki oleh sampel C9 yani sebesar 1,2951 dan sampel C5 memiliki nilai RSD yang paling rendah yaitu 1,8032% sedangkan nilai SD dan RSD yang paling tinggi adalah sampel C3 dengan nilai sebesar 18,4876 dan 73,0085%. Pada sampel teh siap minum nilai SD terendah dimiliki oleh sampel C^ dengan nilai 0,0001 dan sampel C8 memiliki nilai RSD yang paling rendah yaitu 3,82222% sedangkan sampel C4 memiliki nilai SD dan RSD tertinggi yaitu sebesar 0,001 dan 21,9989%.

Pada analisis kali ini terdapat satu sampel yang menunjukkan tingkat ketelitian yang sangat tinggi, yaitu sampel A1. Sampel tersebut memiliki nilai SD dan RSD sebesar 0. Hal tersebut menunjukkan tingginya tingkat ketelitian anailisis. Sampel B8 memiliki nilai RSD tertinggi yaitu sebesar 27,6283%, nilai yang sangat tinggi tersebut menunjukkan bahwa tingkat ketelitian analisis sampel tersebut sangatlah rendah. Tingkat ketelitian dapat dilihat pada tiga jenis penetapan,yaitu repeatabilitas (keterulangan), presisi antara dan reproduksibilitas. Selain itu, kondisi sampel yang telah melalui proses ektraksi dan penyaringan mengalami perubahan kondisi sampel, sehingga menunjukkan nilai absorbansi yang berbeda signifikan (beberapa sampel.

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa : 1. Kandungan polifenol dari sampel kakao adalah katekin, teh adalah katekin, dan kopi adalah asam kafeat. 2. Untuk mengetahui total polifenol dari sampel dapat menggunakan metode Folin Ciocalteu yang menggunakan reagen Folin. Pada prinsipnya kandungan total polifenol pada bahan dapat diukur berdasarkan kemampuan reagen FollinCiocalteau (campuran fosfomolibdat dan fosfotungstat) dalam mereduksi gugus hidroksi dari polifenol. Inti aromatis pada senyawa polifenol, yang berupa gugus hidroksi polifenol, dapat mereduksi fosfomolibdat dan fosfotungstat menjadi molibdenum yang berwarna biru. Kandungan total polifenol dalam bahan dinyatakan dalam GAE (Gallic Acid Equivalent). 3. Total polifenol tertinggi dimiliki oleh sampel teh hijau Tong Tji yaitu sebesar 91,5 mg GAE/g sedangkan yang terkecil adalah sampel Teh Pucuk 0,0028 mg GAE/g.

DAFTAR PUSTAKA

Bhara L.A.M., 2009. Pengaruh Pemberian Kopi Dosis Bertingkat Per Oral 30 Hari terhadap Gambaran Histology Hepar Tikus Wistar. Skripsi. Universitas Diponegoro, Fakultas Kedokteran. 15-17 Dollemore D. dan Mark Giuliucci. 2001. Rahasia Awet Muda bagi Pria. Penerjemah : Alex Tri Kantjono Widodo. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Folin, dan Ciocalteu. 1944. On Tyrosine and Tryptophane Determinations in Proteins. Jour.Bio.Chem., 73 : 627-650, 1927, in. Todd-Sanford, 10, 412. Hamdani., R. Seprima., A. Suranto dan D. Wiranda., 2009. Laporan Praktek Kerja Lapangan Pengolahan Teh. USU-Press, Medan. Hattenschwiller, S dan Vitousek, P. M. 2000. The Role Of Polyphenols Interrestrial Ecosystem Nutrient Cycling. Review PII: S0169-5347(00)01861-9 TREE vol. 15, no. 6 June 2000. Kamal, M. 2009. Dasar-dasar Pengolahan Hasil Perkebunan. Lembaga Pendidikan Perkebunan, Yogyakarta. Najiyati, S., dan Danarti. 2004. Kopi Budidaya dan Penanganan Lepas Panen. Edisi Revisi. Penebar Swadaya. Jakarta Saputra, E., 2008. Kopi. Harmoni, Yogyakarta. Singleton, V.L. and Rossi, J.A., 1965. Colorimetry of Total Phenolic with Phosphomolybdic-Phosphotungstic Acid Reagent, Am. J. Enol.Vitic, 16. Wahyudi, T., T. R. Panggabean, dan Pujiyanto. 2008. Panduan Lengkap Kakao:Manajemen Agribisnis dari Hulu hingga Hilir. Penebar Swadaya, Jakarta.

LAMPIRAN PERHITUNGAN

Total Polifenol  

Y = 12,558 x - 0,0125 𝑥 𝑚𝑔 Total polifenol = 0,1 𝑚𝑙 x pengenceran



SD= √



(𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑜𝑙𝑖𝑓𝑒𝑛𝑜𝑙 𝑢𝑙 1 − 𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎)2 −(𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑜𝑙𝑖𝑓𝑒𝑛𝑜𝑙 𝑢𝑙 2 −𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎)2 (2−1)

𝑆𝐷 𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎

RSD=

x 100%

A1 1. Y = 12,558 x - 0,0125 0,509 = 12,558 x - 0,0125 X = 0,0415 Total polifenol =

0,0415 𝑚𝑔 0,1 𝑚𝑙

x

50 𝑚𝑙 1,5 𝑔

= 13,8424 mg GAE/g 2. Y = 12,558 x - 0,0125 0,509 = 12,558 x - 0,0125 X = 0,0415 Total polifenol =

0,0415 𝑚𝑔 0,1 𝑚𝑙

x

50 𝑚𝑙 1,5 𝑔

= 13,8424 mg GAE/g Rata-rata =

13,8424+13,8424 2

= 13,8424 mg GAE/g (13,8424−13,8424)^2 −(13,8424−13,8424)^2

=√

SD

(2−1)

=0 RSD

0

= 13,8424 x 100% = 0%

A2 1. Y = 12,558 x - 0,0125 0,266 = 12,558 x - 0,0125 X = 0,0222

Total polifenol =

0,0222 𝑚𝑔 0,1 𝑚𝑙

x

50 𝑚𝑙 1,5 𝑔

= 7,3924 mg GAE/g 2. Y = 12,558 x - 0,0125 0,236 = 12,558 x - 0,0125 X = 0,0198 Total polifenol =

0,0198 𝑚𝑔 0,1 𝑚𝑙

x

50 𝑚𝑙 1,5 𝑔

= 6,5961 mg GAE/g Rata-rata =

7,3924+6,5961 2

= 6,9943 mg GAE/g (7,3924−6,9943)^2 −(6,5961−6,9943)^2

=√

SD

(2−1)

= 0,5631 RSD

0,5631

= 6,9943 x 100% = 8,0505%

A3 1. Y = 12,558 x - 0,0125 0,311 = 12,558 x - 0,0125 X = 0,0258 Total polifenol =

0,0258 𝑚𝑔 0,1 𝑚𝑙

x

50 𝑚𝑙 1,5 𝑔

= 8,5868 mg GAE/g 2. Y = 12,558 x - 0,0125 0,349 = 12,558 x - 0,0125 X = 0,0288 Total polifenol =

0,0288 𝑚𝑔 0,1 𝑚𝑙

x

50 𝑚𝑙 1,5 𝑔

= 9,5955 mg GAE/g Rata-rata =

8,5868+9,5955 2

= 9,0912 mg GAE/g SD

(8,5868−9,0912)^2 −(9,5955−9,0912)^2

=√

(2−1)

= 0,7133 RSD

=

0,7133 9,0912

x 100%

= 7,8456% A4 1. Y = 12,558 x - 0,0125 0,169 = 12,558 x - 0,.0125 X = 0,0145 Total polifenol =

0,0145 𝑚𝑔 0,1 𝑚𝑙

x

50 𝑚𝑙 1,5 𝑔

= 4,8176 mg GAE/g 2. Y 0,18 X

= 12,558 x - 0,0125 = 12,558 x - 0,0125 = 0,0153

Total polifenol =

0,0145 𝑚𝑔 0,1 𝑚𝑙

x

50 𝑚𝑙 1,5 𝑔

= 5,1096 mg GAE/g Rata-rata =

4,8176+5,1096 2

= 4,9636 mg GAE/g (4,8176−4,9636)^2 −(5,1096−4,9636)^2

=√

SD

(2−1)

= 0,2065 RSD

0,2065

= 4,9636 x 100% = 4,1598%

B1 1. Y = 12,558 x - 0,0125 0,932 = 12,558 x - 0,0125 X = 0,0752 Total polifenol =

0,0752 𝑚𝑔 0,1 𝑚𝑙

x

50 𝑚𝑙 1,5 𝑔

= 25,0703 mg GAE/g 2. Y = 12,558 x - 0,0125 0,958 = 12,558 x - 0,0125

X

= 0,0773

Total polifenol =

0,0773 𝑚𝑔 0,1 𝑚𝑙

x

50 𝑚𝑙 1,5 𝑔

= 25,7605 mg GAE/g Rata-rata =

25,0703+25,7605 2

= 25,4154 mg GAE/g (25,0703−25,4154)^2 −(25,7605−25,4154)^2

=√

SD

(2−1)

= 0,488 RSD

=

0,488 25,4154

x 100%

= 1,9203% B2 1. Y = 12,558 x - 0,0125 0,425 = 12,558 x - 0,0125 X = 0,0348 Total polifenol =

0,0348 𝑚𝑔 0,1 𝑚𝑙

x

50 𝑚𝑙 1,5 𝑔

= 11,6128 mg GAE/g 2. Y = 12,558 x - 0,0125 0,485 = 12,558 x - 0,0125 X = 0,0396 Total polifenol =

0,0396 𝑚𝑔 0,1 𝑚𝑙

x

50 𝑚𝑙 1,5 𝑔

= 13,2054 mg GAE/g Rata-rata =

11,6128+13,2054 2

= 12,4091 mg GAE/g SD

(11,6128−12,4091)^2 −(13,2054−12,4091)^2

=√

= 1,1261 RSD

1,1261

= 12,4091 x 100% = 9,0751%

(2−1)

B3 1. Y = 12,558 x - 0,0125 0,135 = 12,558 x - 0,0125 X = 0,0117 Total polifenol =

0,0117 𝑚𝑔 0,1 𝑚𝑙

x

10 𝑚𝑙 1 𝑚𝑙

= 0,117 mg GAE/g 2. Y = 12,558 x - 0,0125 0,131 = 12,558 x - 0,0125 X = 0,0114 Total polifenol =

0,0114 𝑚𝑔 0,1 𝑚𝑙

x

10 𝑚𝑙 1 𝑚𝑙

= 0,114 mg GAE/g Rata-rata =

0,117+0,114 2

= 0,1155 mg GAE/g (0,117−0,1155)^2 −(0,114−0,1155)^2

=√

SD

(2−1)

= 0,0021 RSD

0,0021

= 0,1155 x 100% = 1,8366%

B4 1. Y = 12,558 x - 0,0125 0,344 = 12,558 x - 0,0125 X = 0,0284 Total polifenol =

0,0284 𝑚𝑔 0,1 𝑚𝑙

x

50 𝑚𝑙 1,5 𝑔

= 9,4667 mg GAE/g 2. Y = 12,558 x - 0,0125 0,339 = 12,558 x - 0,0125 X = 0,0280 Total polifenol =

0,0280 𝑚𝑔 0,1 𝑚𝑙

x

50 𝑚𝑙 1,5 𝑔

= 9,3333 mg GAE/g

Rata-rata =

9,4667+9,3333 2

= 9,4 mg GAE/g (9,4667−9,4)^2 −(9,3333−9,4)^2

=√

SD

(2−1)

= 00943 RSD

=

0,0943 9,4

x 100%

= 1,0035% B5 1. Y = 12,558 x - 0,0125 1,182 = 12,558 x - 0,0125 X = 0,0951 Total polifenol =

0,0951 𝑚𝑔 0,1 𝑚𝑙

x

50 𝑚𝑙 1,5 𝑔

= 31,7062 mg GAE/g 2. Y = 12,558 x - 0,0125 1,375 = 12,558 x - 0,0125 X = 0,1105 Total polifenol =

0,1105 𝑚𝑔 0,1 𝑚𝑙

x

50 𝑚𝑙 1,5 𝑔

= 36,8291 mg GAE/g Rata-rata =

31,7062+36,8291 2

= 34,2677 mg GAE/g (31,7062−34,2677)^2 −(36,8291−34,2677)^2

=√

SD

(2−1)

= 3,6224 RSD

3,6224

= 34,2677 x 100% = 10,5710%

B6 1. Y 0,22 X

= 12,558 x - 0,0125 = 12,558 x - 0,0125 = 0,0185

Total polifenol =

0,0185 𝑚𝑔 0,1 𝑚𝑙

x

50 𝑚𝑙 1,5 𝑔

= 6,1714 mg GAE/g 2. Y = 12,558 x - 0,0125 0,222 = 12,558 x - 0,0125 X = 0,0187 Total polifenol =

0,0187 𝑚𝑔 0,1 𝑚𝑙

x

50 𝑚𝑙 1,5 𝑔

= 6,2245 mg GAE/g Rata-rata =

6,1714+6,2245 2

= 6,198 mg GAE/g (6,1714−6,198)^2 −(6,2245−6,198)^2

=√

SD

(2−1)

= 0,0375 RSD

=

0,0375 6,198

x 100%

= 0,6058% B7 1. Y = 12,558 x - 0,0125 0,416 = 12,558 x - 0,0125 X = 0,0341 Total polifenol =

0,0341 𝑚𝑔 0,1 𝑚𝑙

x

50 𝑚𝑙 1,5 𝑔

= 11,3739 mg GAE/g 2. Y = 12,558 x - 0,0125 0,326 = 12,558 x - 0,0125 X = 0,0270 Total polifenol =

0,0270 𝑚𝑔 0,1 𝑚𝑙

x

50 𝑚𝑙 1,5 𝑔

= 8,9850 mg GAE/g Rata-rata =

11,3739+8,985 2

= 10,1795 mg GAE/g SD

(11,3739−10,1795)^2 −(8,985−10,1795)^2

=√

(2−1)

= 1,6892 RSD

=

1,6892 10,1795

x 100%

= 16,5943% B8 1. Y = 12,558 x - 0,0125 1,011 = 12,558 x - 0,0125 X = 0,0815 Total polifenol =

0,0815 𝑚𝑔 0,1 𝑚𝑙

x

50 𝑚𝑙 1,5 𝑔

= 27,1673 mg GAE/g 2. Y = 12,558 x - 0,0125 1,508 = 12,558 x - 0,0125 X = 0,1211 Total polifenol =

0,1211 𝑚𝑔 0,1 𝑚𝑙

x

50 𝑚𝑙 1,5 𝑔

= 40,3594 mg GAE/g Rata-rata =

27,1673+40,3594 2

= 33,7634 mg GAE/g (27,1673−33,7634)^2 −(40,3594−33,7634)^2

=√

SD

(2−1)

= 9,3282 RSD

9,3282

= 33,7634 x 100% = 27,6283%

C1 1. Y 1,85 X

= 12,558 x - 0,0125 = 12,558 x - 0,0125 = 0,1483

Total polifenol =

0,1483 𝑚𝑔 0,1 𝑚𝑙

x

50 𝑚𝑙 1,5 𝑔

= 49,4373 mg GAE/g Rata-rata = -

SD

=-

RSD

=-

C2 1. Y = 12,558 x - 0,0125 0,541 = 12,558 x - 0,0125 X = 0,0441 Total polifenol =

0,0441 𝑚𝑔 0,1 𝑚𝑙

= 0,0044 mg GAE/g 2. Y = 12,558 x - 0,0125 0,458 = 12,558 x - 0,0125 X = 0,0375 Total polifenol =

0,0375 𝑚𝑔 0,1 𝑚𝑙

= 0,0038 mg GAE/g Rata-rata =

0,0044+0,0038 2

= 0,0041 mg GAE/g (0,0044−0,0041)^2 −(0,0038−0,0041)^2

=√

SD

(2−1)

= 0,0004 RSD

0,0004

= 0,0041 x 100% = 10,3479%

C3 1. Y = 12,558 x - 0,0125 0,449 = 12,558 x - 0,0125 X = 0,0367 Total polifenol =

0,0367 𝑚𝑔 0,1 𝑚𝑙

x

50 𝑚𝑙 1,5 𝑔

= 12,2498 mg GAE/g 2. Y = 12,558 x - 0,0125 1,434 = 12,558 x - 0,0125 X = 0,1152

Total polifenol =

0,1152 𝑚𝑔 0,1 𝑚𝑙

x

50 𝑚𝑙 1,5 𝑔

= 38,3952 mg GAE/g Rata-rata =

12,2498+38,3952 2

= 25,3225 mg GAE/g (12,2498−25,3225)^2 −(38,3952−25,3225)^2

=√

SD

(2−1)

= 18,4876 RSD

=

18,4876 25,3225

x 100%

= 73,0085% C4 1. Y = 12,558 x - 0,0125 0,459 = 12,558 x - 0,0125 X = 0,0375 Total polifenol =

0,0375 𝑚𝑔 0,1 𝑚𝑙

= 0,0038 mg GAE/g 2. Y = 12,558 x - 0,0125 0,645 = 12,558 x - 0,0125 X = 0,0524 Total polifenol =

0,0524 𝑚𝑔 0,1 𝑚𝑙

= 0,0052 mg GAE/g Rata-rata =

0,0038+0,0052 2

= 0,0045 mg GAE/g SD

(0,0038−0,0045)^2 −(0,0052−0,0045)^2

=√

= 0,001 RSD

0,001

= 0,0045 x 100% = 21,9989%

C5

(2−1)

3. Y = 12,558 x - 0,0125 0,328 = 12,558 x - 0,0125 X = 0,0271 Total polifenol =

0,0271 𝑚𝑔 0,1 𝑚𝑙

x

50 𝑚𝑙 1,5 𝑔

x

10 𝑚𝑙 1 𝑚𝑙

= 90,3333 mg GAE/g 4. Y = 12,558 x - 0,0125 0,336 = 12,558 x - 0,0125 X = 0,0278 Total polifenol =

0,0278 𝑚𝑔 0,1 𝑚𝑙

x

50 𝑚𝑙 1,5 𝑔

x

10 1

= 92,6667 mg GAE/g Rata-rata =

90,3333+92,6667 2

= 91,5 mg GAE/g (90,3333−91,5)^2 −(92,6667−91,5)^2

=√

SD

(2−1)

= 1,65 RSD

=

1,65 91,5

x 100%

= 1,8032% C6 3. Y = 12,558 x - 0,0125 0,424 = 12,558 x - 0,0125 X = 0,0348 Total polifenol =

0,0348 𝑚𝑔 0,1 𝑚𝑙

= 0,0035 mg GAE/g 4. Y = 12,558 x - 0,0125 0,398 = 12,558 x - 0,0125 X = 0,0327 Total polifenol =

0,0327 𝑚𝑔 0,1 𝑚𝑙

= 0,0033 mg GAE/g Rata-rata =

0,0035+0,0033 2

= 0,0034 mg GAE/g (0,0035−0,0034)^2 −(0,0033−0,0034)^2

=√

SD

(2−1)

= 0,0001 RSD

0,0001

= 0,0034 x 100% = 4,1595%

C7 1. Y = 12,558 x - 0,0125 1,004 = 12,558 x - 0,0125 X = 0,0809 Total polifenol =

0,0809 𝑚𝑔 0,1 𝑚𝑙

x

50 𝑚𝑙 1,5 𝑔

= 26,9815 mg GAE/g 2. Y = 12,558 x - 0,0125 1,335 = 12,558 x - 0,0125 X = 0,1073 Total polifenol =

0,1073 𝑚𝑔 0,1 𝑚𝑙

x

50 𝑚𝑙 1,5 𝑔

= 35,7674 mg GAE/g Rata-rata =

26,9815+35,7674 2

= 31,3745 mg GAE/g (26,9815−31,3745)^2 −(35,7674−31,3745)^2

=√

SD

(2−1)

= 6,2126 RSD

6,2126

= 31,3745 x 100% = 19,8014%

C8 1. Y = 12,558 x - 0,0125 0,663 = 12,558 x - 0,0125 X = 0,0538 Total polifenol =

0,0538 𝑚𝑔 0,1 𝑚𝑙

= 0,0054 mg GAE/g 2. Y 0,7 X

= 12,558 x - 0,0125 = 12,558 x - 0,0125 = 0,0567

Total polifenol =

0,0567 𝑚𝑔 0,1 𝑚𝑙

= 0,0057 mg GAE/g Rata-rata =

0,0054+0,0057 2

= 0,0056 mg GAE/g (0,0054−0,0056)^2 −(0,0057−0,0056)^2

=√

SD

(2−1)

= 0,0002 RSD

0,0002

= 0,0056 x 100% = 3,8222%

C9 1. Y = 12,558 x - 0,0125 0,887 = 12,558 x - 0,0125 X = 0,0716 Total polifenol =

0,0716 𝑚𝑔 0,1 𝑚𝑙

x

50 𝑚𝑙 1,5 𝑔

= 23,8759 mg GAE/g 2. Y = 12,558 x - 0,0125 0,818 = 12,558 x - 0,0125 X = 0,0661 Total polifenol =

0,0661 𝑚𝑔 0,1 𝑚𝑙

x

50 𝑚𝑙 1,5 𝑔

= 22,0444 mg GAE/g Rata-rata =

23,8759+22,0444 2

= 22,9602 mg GAE/g SD

(23,8759−22,9602)^2 −(22,0444−22,9602)^2

=√

= 1,2951

(2−1)

RSD

1,2951

= 22,9602 x 100% = 5,6405%

C10 1. Y = 12,558 x - 0,0125 0,303 = 12,558 x - 0,0125 X = 0,0251 Total polifenol =

0,0251 𝑚𝑔 0,1 𝑚𝑙

= 0,0025 mg GAE/g 2. Y = 12,558 x - 0,0125 0,362 = 12,558 x - 0,0125 X = 0,0298 Total polifenol =

0,0298 𝑚𝑔 0,1 𝑚𝑙

= 0,003 mg GAE/g Rata-rata =

0,0025+0,003 2

= 0,0028 mg GAE/g SD

(0,0025−0,0028)^2 −(0,003−0,0028)^2

=√

= 0,0004 RSD

0,0004

= 0,0028 x 100% = 12,8565%

(2−1)

LAMPIRAN FOTO

Penimbangan 1,5 gr sampel

Penambahan 50 ml aquadest

Pengadukan

Penyaringan dengan kertas saring

Peneraan dengan aquadest sampai 50ml

Pengambilan 0,1 ml ekstrak

Penambahan aquades hingga volume jadi 5ml

Penambahan 0,5 ml follin ciocalteau

Pengocokan & pendiaman 10 menit

Penambahan 1 ml Na2CO3 10%

Pengukuran absorbansi pada λ=765 nm

Hasil setelah di spektrofotometer

More Documents from "Yogi Endi"