Laporanisidrying.docx

  • Uploaded by: Nina Sari P
  • 0
  • 0
  • July 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Laporanisidrying.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,857
  • Pages: 24
LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 1 “DRYING” UPN”VETERAN”JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Drying atau pengeringan adalah proses pengurangan kadar air dalam padatan dengan cara menguapkan airnya. Pada proses drying terjadi dua proses perpindahan massa yang berlangsung seri, yaitu perpindahan massa H 2O dari dalam padatan ke permukaan padatan dan perpindahan massa H2O dari permukaan padatan ke udara.Dasar dari proses pengeringan adalah terjadinya penguapan air ke udara karena perbedaan kandungan uap air antara udara dan bahan yang dikeringkan . Pada proses pengeringan air nantinya diuapkan menggunakan udara tidak jenuh yang dihembuskan pada bahan yang akan dikeringkan , jadi menggunakan medium berupa gas atau udara yang dilewatkan menuju bahan sehingga kandungan cairan berkurang karena menguap. Adapun prosedur dalam percobaan drying ini yang pertama , memotong labu menjadi beberapa bentuk dan ukuran yang berbeda . Kemudian pemanas oven dihidupkan dan mengatur suhu yang diinginkan, dan oven dilengkapi dengan pengontrol suhu . lalu jika oven siap dan sudah sampai pada suhu yang diinginkan, maka labu yang telah dipersiapkan tadi dimasukkan ke dalam oven. Selama setiap interval waktu yang ditentukan, bahan dikeluarkan dan ditimbang. Langkah ini diulang hingga beratnya konstan atau dibandingkan dengan hasil penimbangan sebelumnya . Setelah itu data berat yang diperoleh dianalisa. Pada percobaan drying ini bertujuan untuk membuat grafik kecepatan pengeringan versus kadar air pada padatan . Kemudian untuk menentukan koefisien perpindahan massa air dari padatan keudara pada periode kecepatan pengeringan tetap . Yang terakhir untuk membuat grafik lain yaitu kadar air versus waktu dan kecepatan pengeringan versus waktu. Selain itu , pengeringan merupakan salah satu penanganan bahan pangan untuk menjaga keawetan bahan pangan lebih lama

Praktikum Operasi Teknik Kimia I

Page 1

LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 1 “DRYING” UPN”VETERAN”JAWA TIMUR

I.2 Tujuan 1. Untuk membuat grafik kecepatan pengeringan versus kadar air dalam padatan. 2. Untuk membuat grafik tambahan yaitu kadar air dalam padatan versus waktu dan kecepatan pengeringan versus waktu. 3. Untuk mencari harga koefisien perpindahan massa H2O dari padatan ke udara pada periode kecepatan pengeringan tetap . I.3 Manfaat 1. Agar praktikan dapat mengetahui pengaruh perbedaan luas permukaan bahan terhadap kecepatan pengeringan. 2. Agar praktikan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pengeringan. 3. Agar praktikan mengetahui proses perpindahan massa air dan pemisahan molekul-molekul air dari bahan padatan .

Praktikum Operasi Teknik Kimia I

Page 2

LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 1 “DRYING” UPN”VETERAN”JAWA TIMUR

BAB II TINJUAN PUSTAKA II.1 Secara Umum II.1.1 Pengertian Drying Pada umumnya pengeringan (drying) zat padat berarti pemisahan sejujmlah kecil air atau zat cair lain dari bahan padat, sehingga mengurangi kandungan sisa zat cair di dalam zat padat itu sampai suatu nilai rendah yang dapat diterima. Pemisahan air atau zat cair lain dari zat padat dapat dilakukan dengan memeras zat cair itu secara mekanik hingga keluar, atau dengan pemisah sentrifugal, atau dengan penguapan secara termal.Pengeringan adalah suatu istilah yang relatif dan hanya mengandung arti bahwa terdapat pengurangan kadar zat cair dari suatu nilai awal menjadi suatu nilai akhir yang dapat diterima . Kandungan zat cair di dalam bahan yang dikeringkan berbeda dari satu bahan ke bahan lain. Kadang-kadang bahan yang tidak mengandung zat cair sama sekali disebut kering-tulang (bone-dry). Namun pada umumnya, zat padat masih mengandung sedikit zat cair. Zat padat yang dikeringkan biasanya terdapat dalam berbagai bentuk serpih (flake), bijian (granule), Kristal (crystal), serbuk (powder), lempeng (slab), atau lembaran-sinambung (continous-sheet) – dengan sifat-sifat yang mungkin sangat berbeda satu sama lain. (Mc.cabe, 1999) II.1.2 Klasifikasi pengering Tidak ada cara yang sederhana untuk mengklasifikasikan peralatan pengering. Ada pengering yang beroperasi secara kontinu (sinambung) dan ada pula yang secara tumpak (batch). Pada beberapa pengering zat padatnya ada yang diaduk, tetapi ada pula yang zat padatnya boleh dikatakan tidak diaduk. Namun, kita dapat membuat pembagian pokok sebagai berikut: 1. Pengering-pengering dimana zat padat itu bersentuhan langsung dengan gas panas (biasanya udara)

Praktikum Operasi Teknik Kimia I

Page 3

LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 1 “DRYING” UPN”VETERAN”JAWA TIMUR

2. Pengering-pengering dimana kalor berpindah ke zat padat dari suatu medium luar, misalnya uap yang kondensasi , biasanya melalui permukaan logam yang bersentuhan dengan zat padat itu . Pengering dimana zat padat bersentuhan langsung dengan gas panas disebut pengering adiabatic (adiabatic dryer) atau pengering langsung (direct dryer). Sedang jenis yang satu lagi, dimana perpindahan kalor berlangsung dari suatu medium luar, dinamakan pengering nonadiabatik (nonadiabatic dryer) atau pengering tak langsung (indirect dryer). Pada beberapa unit terdapat gabungan pengeringan adiabatic dan nonadiabatik; pengering jenis ini biasa disebut pengering-langsung-tak langsung (direct-indirect dryer). II.1.3 Perpindahan Kalor di Dalam Pengering Pengeringan zat padat basah menurut definisinya adalah suatu proses termal . Walaupun prosesnya bertambah rumit karena adanya difusi di dalam zat padat atau melalui gas , kita masih dapat mengeringkan berbagai bahan hanya dengan memanaskannya sampai suhu diatas titik didih zat cair – kadang-kadang sampai jauh diatasnya , untuk membebaskan sisa-sisa runutan bahan yang teradsorpsi . Zat padat basah , umpamanya dapat dikeringkan dengan membuatnya terkena pada uap yang sangat panas lanjut (super-heated steam ) . Dalam hal ini tidak terdapat difusi , dan masalahnya menjadi masalah perpindahan kalor sematamata . Laju total perpindahan kalor dapat dihitung sebagai berikut , jika rhs ialah massa zat padat kering tulang yang akan dikeringkan persatuan luas (waktu) dan xa dan xb . Kandungan zat cair awal dan akhir dinyatakan dalam massa zat cair permassa zat padat kering tulang , maka kuantitas kalor yang berpindah persatuan massa zat padat qt/ms ialah qt =c ps ( T sb−Tsa ) + x a c pL ( T v −T sa ) + ( x a−x b ) λ+ x b c pL ( T sb−T v ) +(x a −x b)c pv (T vb −T v ) ms ………………………………………………..(1)

Praktikum Operasi Teknik Kimia I

Page 4

LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 1 “DRYING” UPN”VETERAN”JAWA TIMUR

Dimana : Tsa = Suhu Umpan

(K)

Tv = Suhu Penguapan

(K)

Tsb = Suhu Akhir zat padat (K) Tvb = Suhu akhir uap d = Kalor penguapan

(K) (j/mol)

Cps , CpL , Cpv = berturut-turut , kalor spesifik zat padat , zat cair , dan uap (j/K mol) . Dalam persamaan (1) diandaikan bahwa semua kalor spesifik dan kalor penguapan adalah konstan dan bahwa seluruh penguapan berlangsung pada suhu konstan Tv . Kondisi ini jarang ditemui dalam praktek , namun persamaan (1) memberikan pendekatan mengenai laju perpindahan kalor , jika suhu diketahui atau dapat diperikirakan . Dalam pengeringan adiabatik , Tv ialah suhu cembulbasah gas sedang Tvb ialah suhu gas keluar Thb . Kalor yang berpindah ke zat padat , zat cair dan uap sebagai mana dapat dari persamaan (1) berasal dari pendinginan gas , pada pengering adiabatik kontinu neraca kalor mengahasilkan : qT =m g(1+ Η a)C sa (T ha−T hb)

…………………………......(2)

Dimana : mg = laju massa gas kering

(kg/jam)

Ha = kelembaban gas pada waktu masuk Csa = kalor lembab gas pada kelembaban waktu masuk (Btu/lb-ºF) Koefisien perpindahan kalor , dalam perhitungan pengeringan berlaku persamaan dasar perpindahan kalor qT =U A ΔT

………………………………………………….

(3) Dimana : U

= Koefisien menyeluruh

A = Luas perpindahan kalor (m2) ΔT = bada suhu rata-rata

(K)

Banyak pengering yang dirancang atas dasar koefisien perpindahan kalor volumetrik Ua dimana a ialah luas bidang , perpindahan kalor per satuan luas volume pengering .

Praktikum Operasi Teknik Kimia I

Page 5

LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 1 “DRYING” UPN”VETERAN”JAWA TIMUR

qT =´u a ´v ∆ T

…………………………………………………….(4)

Dimana : ua = koefisien perpindahan kalor volumetric v´

= Volume pengering (ft3 atau m2 )

ΔT = beda suhu rata-rata (K) (Mc.cabe, 1999) II.1. 4 Prinsip Dasar Mekanisme Pengeringan Pada proses pengeringan ini air diuapkan menggunakan udara tidak jenuh yang dihembuskan pada bahan yang akan dikeringkan . Air atau cairan lain menguapan pada suhu yang lebih rendah dari titik didihnya karena adanya perbedaan kandungan pipa (uap air) pada bidang antar-muka bahan padat-gas dengan kandungan uap air pada fase gas . Gas panas disebut medium pengering , menyediakan panas yang diperlukan untuk penguapan air dan sekaligus membawa air keluar . Proses pengeringan diperoleh dengan cara penguapan air . Cara tersebut dilakukan dengan mengalirkan udara panas di sekeliling bahan , sehingga tekanan uap air di udara . Perbedaan tekanan itu menyebabkan terjadinya aliran uap air dari bahan ke udara . (Tindaon,2013) II.1.5 Titik Akhir Pengeringan Ada sejumlah pendekatan untuk menentukan akhir dari proses pengeringan . Yang paling umum adalah untuk membuat sebuah kurva pengeringan dengan mengambil sampel pada berbagai tahap siklus pengeringan terhadap waktu pengeringan dan membangun kurva pengeringan terhadap waktu pengeringan dan membangun kurva pengeringan . Ketika yang spesifik titrasi Karl Fischer dan analisa penyusutan pada pengeringan uap air (LOD) juga secara rutin digunakan dalam proses batch . Penyerapan uap air secara isotherm diukur dengan menggunakan alat penyerapan kelembaban gravimetri dengan kemampuan vakum pengeringan . Untuk mengukur kadar air dalam biji-bijian , kayu , makanan , tekstil , pulp , kertas , bahan kimia , mortir , tanah , kopi , rami , tembakau dan beton menggunakan ohmmeter . Jenis alat yang beroperasi pada prinsip hambatan listrik

Praktikum Operasi Teknik Kimia I

Page 6

LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 1 “DRYING” UPN”VETERAN”JAWA TIMUR

yang bervariasi dan teliti sesuai dengan kadar air dari bahan yang diukur . Untuk mengukur kadar air dalam gulungan kertas atau tumpukan kertas menggunakan metode canggih seperti penggunaan metode kapasitansi frekuensi radio (RF) , alat ini dipengaruhi oleh ada atau tidak nya kelembaban . (Parikh , 2014) II.1.6 Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Pengeringan 1. Luas Permukaan Makin luas permukaan bahan makin cepat bahan menjadi kering Air menguap melalui permukaan bahan, sedangkan air yang ada di bagian tengah akan merembes ke bagian permukaan dan kemudian menguap. 2. Perbedaan Suhu dan Udara Sekitarnya Semakin besar perbedaan suhu antara medium pemanas dengan bahan pangan makin cepat pemindahan panas ke dalam bahan dan makin cepat pula penghilangan air dari bahan. Air yang keluar dari bahan yang dikeringkan akan menjenuhkan udara sehingga kemampuannya untuk menyingkirkan air berkurang. Jadi dengan semakin tinggi suhu pengeringan maka proses pengeringan akan semakin cepat. 3. Kecepatan Aliran Udara Makin tinggi kecepatan udara, makin banyak penghilangan uap air dari permukaan bahan sehinngga dapat mencegah terjadinya udara jenuh di permukaan bahan . 4. Tekanan Udara Semakin kecil tekanan udara akan semakin besar kemampuan udara untuk mengangkut air selama pengeringan . 5. Kelembapan Udara Makin lembab udara maka Makin lama kering , sedangkan Makin kering udara maka makin cepat pengeringan. (Tindaon, 2013).

II.1.7 Rumus Dalam Drying Kadar air dalam setiap saat dapat dihitung dari berat bahan pada saat tersebut dengan rumus : Praktikum Operasi Teknik Kimia I

Page 7

LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 1 “DRYING” UPN”VETERAN”JAWA TIMUR

xi

[

]

g H2 O w −w k = i g padatan kering wk

…………………………………….(5) Keterangan : xi = kadar air dalam bahan (%) Wi = berat bahan mula-mula (gram) Wk = berat bahan akhir , tidak mengandung air (gram) Kecepatan pengeringan pada interval waktu ti dan ti+1 atau kadar air xi sampai xi+1 dapat didekati dengan diferensiasi numeris : 1 ( wi−wi+ 1) ………………………………………(6) A ∆t Keterangan : N = kecepatan pengeringan (gr/cm2 menit) A = luas permukaan bahan (cm2) Δt = waktu pengeringan (menit) Wi = berat mula-mula (gram) Wi+1 = berat akhir / berat kering (gram) (TimDosen,2017) ¿ →i+1=

Praktikum Operasi Teknik Kimia I

Page 8

LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 1 “DRYING” UPN”VETERAN”JAWA TIMUR

II.2 Sifat Bahan 1. Labu Kuning A. Sifat Fisika 1. Berbentuk bulat pipih , lonjong atau panjang 2. Memiliki banyak alur (15-30) alur 3. Ukuran pertumbuhan 350 gram /hari 4. Ukuran buahnya besar , berwarna hijau apabila masih muda , yang lebih tua berwarna kuning B. Sifat kimia 1. Labu kuning kaya akan kerotenoid 2. Memiliki kandungan karoten sebesar 1,18 mg/100 gr 3. Memiliki kandungan fosfor sebesar 64 mg (Anonim,2016)

II.3 Hipotesa

Praktikum Operasi Teknik Kimia I

Page 9

LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 1 “DRYING” UPN”VETERAN”JAWA TIMUR

Semakin besar luar permukaan suatu bahan , maka semakin cepat pula waktu pengeringannya . Lalu jika kadar air banyak dalam suatu bahan maka semakin lama kecepatan pengeringan serta waktunya .

II. 4 Diagram Alr

Praktikum Operasi Teknik Kimia I

Page 10

LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 1 “DRYING” UPN”VETERAN”JAWA TIMUR

Siapkan dan potong labu kuning dengan bentuk balok , trapesium , dan prisma segitiga

Timbang dan catat berat labu

Hitung luas permukaan labu yang berbentuk balok ,trapesium,dan prisma segitiga

Hidupkan dan atur oven pada suhu 100-110ºC Ambil Labu dari Oven lalu timbang

Masukkan labu kedalam ovensampai dengandiperoleh interval waktu 15 menit Lakukan pengovenan kembali berat kering (wk) konstan

BAB III PELAKSANAAN PRAKTIKUM III.1 Bahan yang digunakan 1. Labu Kuning III.2 Alat yang digunakan 1. Oven 2. Loyang Praktikum Operasi Teknik Kimia I

Page 11

LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 1 “DRYING” UPN”VETERAN”JAWA TIMUR

3. 4. 5. 6.

Timbangan Stopwatch Desikator Penggaris

III.3 Gambar alat

Loyang

Desikator

Oven

Timbangan

Penggaris

III.4 Rangkaian Alat

Praktikum Operasi Teknik Kimia I

Page 12

stopwatch

LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 1 “DRYING” UPN”VETERAN”JAWA TIMUR

III.5 Prosedur Praktikum 1. 2. 3. 4.

Potong labu menjadi beberapa bentuk balok , trapesium, dan segitiga prisma timbang dan catat berat labu. Hitung luas permukaan masing-masing bentuk bahan yang sudah dipotong. Bahan yang akan dikeringkan disiapkan di loyang dan panaskan oven hingga suhu oven mencapai suhu yang diinginkan , oven dilengkapi dengan

pengontrol suhu 5. Setelah suhu oven mencapai yang diinginkan , maka masukkan labu ke dalam oven 6. Pada setiap interval waktu 15 menit, bahan dikeluarkan dari oven kemudian ditimbang. 7. Penimbangan harus dilakukan dengan cepat, sehingga bahan tidak terlalu lama berada diluar. 8. Catat waktu setiap pengovenan

Praktikum Operasi Teknik Kimia I

Page 13

LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 1 “DRYING” UPN”VETERAN”JAWA TIMUR

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1. Tabel Hasil Pengamatan 1. Luas Permukaan Bahan

Labu Kuning

Bentuk Bahan

Luas Permukaan (cm2)

Balok

45.74

Trapesium

45

Segitiga prisma

33.75

2. Berat Kering Pada Interval Waktu BAHA N

Bentuk Bahan (cm2)

Berat Basah (gr)

Labu Kuning

Balok

23.76

Trapesium

27.53

Segitiga prisma

24.94

Praktikum Operasi Teknik Kimia I

Interval Waktu ( 15 menit) (gram) 15

30

45

60

75

90

105

120

135

150

165

180

22.4 7 25.9 3 23.7 1

20.9 7 24.1 4 22.3 6

19.5

18.2 3 21.2

16.7 6 19.6 3 18.0 6

15.5 6 18.1 9 16.8 3

14.4

13.3 3 15.6 4 14.5 1

13.2

13.1 5 13.1 4 14.3 6

13.1 2 12.1 4 14.2 5

13.0 5 12.0 5 14.1 2

Page 14

22.6 2 20.8 3

19.5 6

16.9 6 15.5 7

14.3 5 14.4

LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 1 “DRYING” UPN”VETERAN”JAWA TIMUR IV. Tabel Hasil Perhitungan 1. Kadar Air BAHAN

Bentuk Bahan (cm2)

Kadar Air Dalam Bahan (%) 15

30

45

60

75

90

105

120

135

150

165

180

Balok

72.184

60.690

49.425

39.693

28.429

19.234

10.345

2.146

1.149

0.76 6

0.53 6

0

Trapesium

115.187

100.332

87.718

75.934

62.905

50.954

40.747

29.793

19.087

9.04 6

0.74 7

0

Segitiga Prisma

67.918

58.357

47.521

38.527

27.904

19.193

10.269

2.762

1.983

1.70 0

0.92 1

0

Labu Kuning

2. Kecepatan Pengeringan BAHA N

Bentuk Bahan (cm2)

Labu Kuning

Kecepatan Pengeringan (gr/cm2menit) 15

30

45

60

75

90

105

120

135

150

165

Balok

0.01373

0.01154

0.00940

0.00755

0.00541

0.00366

0.00197

0.00041

0.00022

0.00015

0.00010

18 0 0

Trapesium

0.02056

0.01791

0.01566

0.01356

0.01123

0.00910

0.00727

0.00532

0.00341

0.00161

0.00013

0

Segitiga

0.01894

0.01628

0.01325

0.01075

0.00778

0.00535

0.00286

0.00077

0.00055

0.00047

0.00026

0

Praktikum Operasi Teknik Kimia I

Page 15

LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 1 “DRYING” UPN”VETERAN”JAWA TIMUR

IV.3 Grafik Dari hasil analisis yang di dapat, maka dapat dibuat grafik sebagai berikut: 1.

Kadar Air Vs Waktu

Kadar Air Vs Waktu

Interval Waktu

200 150 Balok Trapesium Segitiga prisma

100 50 0 0.000

50.000

100.000

150.000

Kadar air (%)

2. Kecepatan Pengeringan Vs Waktu

Interval Waktu

Kec.Pengeringan Vs Waktu 200 180 160 140 120 100 80 60 40 20 0 0.000000.005000.010000.015000.020000.02500 Kec.Pengeringan

3. Kec.pengeringan Vs Kadar Air

Praktikum Operasi Teknik Kimia I

Page 16

Balok Trapesium Segitiga Prisma

LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 1 “DRYING” UPN”VETERAN”JAWA TIMUR

Kec.Pengeringan Vs Kadar air 140.000

Kadar air (%)

120.000 100.000

Balok Trapesium Seigitiga Prisma

80.000 60.000 40.000 20.000 0.000 0.00000

0.01000

0.02000

0.03000

Kec.Pengeringan (gr/cm2menit)

IV. 4 Pembahasan Pada praktikum yang telah kami lakukan yaitu tentang percobaan drying dengan menggunakan bahan Labu kuning dengan bentuk yang berbeda yaitu balok, trapesium dan prisma segi tiga dan memiliki luas permukaan , dimana luas permukaan balok 45,74 cm 2 ,trapezium yaitu 45 cm2 , dan pada segitiga prisma 33,75 cm2 . Maksud dari percobaan ini adalah agar praktikan dapat mengetahui pengaruh perbedaan luas permukaan bahan terhadap kecepatan pengeringan, mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kecepatan pengeringan, serta mengetahui macam-macam perbedaan dari grafik yang telah ditentukan. Pada bahan yang digunakan yaitu labu kuning, setelah dilakukan percobaan pengeringan dan digunakan waktu yang konstan yaitu setiap interval 15 menit, didapatkan hasil bahwa masing-masing bentuk memiliki tingkat pengurangan kadar air yang berbeda beda. Semakin lama proses pengeringannya, maka kadar air yang terdapat dibahan semakin sedikit, yang diakibatkan pada waktu proses pengeringan bahan kehilangan kadar air. Begitu pula dengan kecepatan pengeringan pada masing masing bentuk juga memiliki hasil yang berbeda beda. Semakin besar luas permukaan pada labu kuning, maka kecepatan pengeringannya akan

Praktikum Operasi Teknik Kimia I

Page 17

LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 1 “DRYING” UPN”VETERAN”JAWA TIMUR

semakin cepat , hal itu dapat dibuktikan bahwa potongan labu kuning berbentuk balok dengan bentuk potongan balok yaitu 0,01373 memiliki luas permukaan yang paling besar dan kecepatan pengeringannya pun paling cepat kehilangan kadar airnya, sehingga pada menit ke 150-180 . Jika dilihat dari grafik kecepatan pengeringan vs kadar air, dapat dilihat bahwa semakin cepat kecepatan pengeringan, maka tingkat kadar air yang dibahan akan semakin habis dan pada bahan juga akan semakin tinggi. Hal tersebut dapat dilihat di grafik, dibuktikan dengan garis yang selalu naik yaitu dengan besaran 0,0137 untuk kecepatan pengering dan untuk kadar air 67,918 Jika dihubungkan dengan waktu, maka semakin cepat kecepatan pengeringan, maka waktu yang dibutuhkan untuk pengeringan juga akan ikut semakin cepat untuk pengeringan

Praktikum Operasi Teknik Kimia I

Page 18

LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 1 “DRYING” UPN”VETERAN”JAWA TIMUR

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN V.1 Kesimpulan Dari hasil percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulakan bahwa : 1. Semakin lama waktu pengeringan maka kadar air yang berkurang akan semakin banyak, sehingga waktu mempengaruhi dalam proses drying (pengeringan). 2. Labu kuning dengan bentuk prisma segitiga memiliki kecepatan pengeringan yang lebih tinggi dibandingkan bentuk yang lainnya 3. Kecepatan pengeringan juga dipengaruhi luas permukaan bahan.

V.2 Saran 1. Bahan-bahan yang akan di keringkan sebaiknya di masukan kedalam oven saat suhu di dalam oven mencapai 100-110oC 2. Pastikan bahwa berat bahan yang sudah dikeringkan benar-benar konstan agar hasil yang di dapatkan sesuai. 3. Pilihlah bahan dengan kadar air yang relative sedikit agar mempermudah pada saat praktikum drying

Praktikum Operasi Teknik Kimia I

Page 19

LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 1 “DRYING” UPN”VETERAN”JAWA TIMUR

DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2016. “Klasifikasi Labu kuning”. (digilib.unimas.ac.id/files/disk1 /141 /stptunimas-gdl-triayuyuli-7009-3-babii.pdf). Diakses pada & Maret 2017 pukul 17.00 WIB McCabe, Warren L & Smith, J.C. 1987. “Operasi Teknik Kimia”. Penerbit Erlangga : Jakarta. Parikh,Dilip M.2014.”Solid Drying Basic and Appliction”.(www. Chemeng online.com/solids-drying-basics-and-applications/?printmode=1).

Diakses

pada tanggal 7 Maret 2017 pukul 19.00 WIB TimDosen.2017. ‘’Praktikum Operasi Teknik Kimia I Modul I Drying’’, surabaya :Laboratorium Riset dan Operasi Teknik Kimia I UPN “Veteran” Jawa Timur Tindaon, westryan . 2013. “jenis-jenis Alat Pengeringan”.(http://westryantindaon. blogspot.co.id/2013/07/pengeringan.html) . Diakses pada tanggal 7 Maret 2017 pukul 19.30 WIB.

APPENDIX Praktikum Operasi Teknik Kimia I

Page 20

LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 1 “DRYING” UPN”VETERAN”JAWA TIMUR

 Menghitung luas permukaan bahan : Balok : Lp = 2 x (( p x l)+(l x t)+(p x t)) = 2 x ((4,5 x 1,1)+(3,2 x 1,1)+(4,5 x 3,2)) = 45,74 cm2 Trapesium = ½ x rusuk atas x rusuk bawah x t = ½ x 3 x 7,5 x 4 = 45 cm2 Prisma Segi Tiga = (2 x luas alas)+(keliling alas x tinggi) = (2 x ½ x 4,5 x 6)+(4,5x0,5 x 3)) = 33,75 cm2  Menghitung kadar Air yang Berkurang 1. Bentuk Balok Waktu 15 menit: Kadar air yang hilang ( ) =

Berat basah−Berat kering × 100 Berat kering

22,47−13,05 × 100 =72,184 13,05 Waktu 30 menit: ¿

Kadar air yang hilang ( ) =

Berat basah−Berat kering × 100 Berat kering =

20,97−13,05 × 100 =60,690 13,05

Waktu 45 menit: Kadar air yang hilang ( ) =

Berat basah−Berat kering × 100 Berat kering =

19.50−13. ,05 ×100 =3,4 13,05

Waktu 60 menit: Kadar air yang hilang ( ) =

Berat basah−Berat kering × 100 Berat kering =

18,23−13,05 ×100 =39,693 13,05

Waktu 75 menit:

Praktikum Operasi Teknik Kimia I

Page 21

LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 1 “DRYING” UPN”VETERAN”JAWA TIMUR

Kadar air yang hilang ( ) =

Berat basah−Berat kering × 100 Berat kering =

16.76−13,05 × 100 =28,429 13,05

Waktu 90 menit: Kadar air yang hilang ( ) =

Berat basah−Berat kering × 100 Berat kering =

15,56−13,05 × 100 =19,234 13,05

Waktu 105 menit: Kadar air yang hilang ( ) =

Berat basah−Berat kering × 100 Berat kering =

14,4−13,05 ×100 =10,345 13,05

Waktu 120 menit: Kadar air yang hilang ( ) =

Berat basah−Berat kering × 100 Berat kering =

13,33−13,05 ×100 =2,146 13,05

Waktu 135 menit: Kadar air yang hilang ( ) =

Berat basah−Berat kering × 100 Berat kering =

13,20−13,05 × 101,1495 13,05

Waktu 150 menit: Kadar air yang hilang ( ) =

Berat basah−Berat kering × 100 Berat kering =

13,15−13,05 ×100 =0,766 13,05

Waktu 165 menit: Kadar air yang hilang ( ) =

Berat basah−Berat kering × 100 Berat kering =

13,12−13,05 ×100 =0,536 13,05

 Kecepatan Pengeringan 1. Bentuk Kubus  Waktu 15 menit

Praktikum Operasi Teknik Kimia I

Page 22

LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 1 “DRYING” UPN”VETERAN”JAWA TIMUR

Kecepatan Pengeringan = gram 2 menitc m Waktu 30 menit

gH 2 O 22.47−13.05 = waktu ×luas 15 x 45.74

0.01373



Kecepatan Pengeringan = gram menitc m2 Waktu 45 menit

gH 2 O 20.97−13.05 = waktu ×luas 15 x 45.74

=

gH 2 O 19.50−13.05 = waktu ×luas 15 ×45.74

=

gH 2 O 18.23−13.05 = waktu ×luas 15 x 45.74

=

gH 2 O 16.76−13.05 = waktu ×luas 15 x 45.74

=

0.01154



Kecepatan Pengeringan = gram 2 menitc m Waktu 60 menit 0.00940



Kecepatan Pengeringan = gram menitc m2 Waktu 75 menit 0.00755



Kecepatan Pengeringan = gram 2 menitc m Waktu 90 menit 0.00541



Kecepatan pengeringan = gram menitc m2 Waktu 105 menit

gH 2 O 15.56−13.05 = waktu ×luas 15 x 45.74

=

0.00366 

Kecepatan pengeringan =

gH 2 O 14.4−13,05 = waktu ×luas 15 x 45.74

gram menitc m2 Waktu 120 menit 0.00197



Praktikum Operasi Teknik Kimia I

Page 23

=

=

LAPORAN PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA 1 “DRYING” UPN”VETERAN”JAWA TIMUR

Kecepatan pengeringan = gram 2 menitc m Waktu 135 menit

gH 2 O 13.33−13.05 = waktu ×luas 15 x 45.74

=

gH 2 O 13.20−13,05 = waktu ×luas 15 x 45.74

=

gH 2 O 13.15−13.05 = waktu ×luas 15 x 45.74

=

gH 2 O 13.12−13.05 = waktu ×luas 15 x 45.74

=

0.00041 

Kecepatan pengeringan = gram menitc m2 Waktu 150 menit 0.00022 

Kecepatan pengeringan = gram 2 menitc m Waktu 165 menit 0.00015 

Kecepatan pengeringan =

0.00010

gram menitc m2

Praktikum Operasi Teknik Kimia I

Page 24

More Documents from "Nina Sari P"