LAPORAN TAMADUN DAN TUNJUK AJAR MELAYU “Kejayaan Peradaban Maitim dan Hakekat Peradaban Melayu di pulau penyengat”
Di susun oleh: 1. Rahmat Ramadhan ( 170155201046 ) 2. Dismiratika
( 170155201060 )
3. Nazimudin
( 170155201052 )
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TAHUN AJARAN 2018 – 2019
Kata Pengantar Puji syukur kehadirat ALLAH SWT karen atas limpahan rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan tamadun dan tunjuk ajar melayu kami mengenai “Kejayaan Peradaban Maitim dan Hakekat Peradaban Melayu di pulau penyengat” pada laporan ini kami banyak mengambil dari berbagai sumber dan refrensi dan pengarahan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, dalam kesempatan ini kami mengucapkan banyak terima kasih yang sebesar besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Penyusunan laporan ini menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini sangat jauh dari sempurna, untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna kesempurnaan laporan ini. Akhir kata dalam penyusun mengucapkan terima kasih dan semoga laporan yang dibuat dapat bermanfaat untuk semua yang telah membacanya.
Tanjungpinang, 26 maret 2019 Penyusun,
Kelompok II
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ........................................................................................................................ 1 Daftar Isi ................................................................................................................................... 2 BAB I Pendahuluan ................................................................................................................. 3 1.1 Latar Belakang ................................................................................................................... 3 1.2 Tujuan ................................................................................................................................. 3 BAB II Penbahasan.................................................................................................................. 4 2.1 Peninggalan Sejarah di Pulau Penyengat ........................................................................ 4 1. Perahu ........................................................................................................................ 4 2. Masjid Raya Sultan Riau ........................................................................................... 4 3. Mushaf al-Quran ........................................................................................................ 4 4. Istana Kantor .............................................................................................................. 4 5. Balai Adat Melayu .............................................................................................................. 4 2.2 Masa Kejayaan Pulau Penyengat ..................................................................................... 5 2.3 Peradaban Pulau Penyengat ............................................................................................. 5 BAB III Penutup ...................................................................................................................... 6 3.1 Kesimpulan ......................................................................................................................... 6 3.2 Saran ................................................................................................................................... 6 Daftar Ganbar .......................................................................................................................... 7
BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara maritim yang berbentuk kepulauan. Karena hampir dua pertiga luas wilayah indonesia adalah lautan yang ditaburi oleh kurang lebih 17.000 pulaupulau besar dan kecil yang membujur kurang lebih 5000 km sepanjang khatulistiwa luas daratan indonesia mencapai 1.922.570 km 2, dan luas perairan 3.257.483 km 2. Selain sebagainegara kepulauan, sejarah juga menceritakan bahwa bangsa indonesia sejak dahulu telah menguasai jalur pelayaran laut dengan armada yang cukup tangguh. Negara indonesia adalah negara yang terdiri dari belasan ribu pulau bisa disebut sebagai negara kepulauan atau Archipelagic State. Kata kepulauan sendiri berarti kumpulan pulau-pulau, sedangkan istilah Arhipelago berasal dari bahasa latin, yaitu Archipelagus yang terdiri dari dua kata yaitu Arci yang berarti laut dan pelagus yang berarti utama sehinnganya menjadi laut utama. Pulau penyengat merupakan pulau yang bersejarah dan memiliki kedudukan yang penting dalam peristiwa jatuh bangunnyaimperium melayu, yang sebelumnya terdiri dari wilayah kesultanan johor, pahang, siak dan lingga, khususnya di bagian selatan dari semenanjung melayu. Peran penting tersebut berlangsung selama 120 tahun, sejak berdirinya kepulauan riau di tahun 1722, sampai akhirnya diambil alih sepenuhnya oleh belana pada tahun 1911.
1.2 Rumusan Masalah 1. apa saja bukti peninggalan sejaah melayu di pulau penyengat? 2. apa saja kerajaan yang berjaya di pulau penyengat? 3. apa saja peradaban orang melayu pulau penyengat ?
1.3 Tujuan 1. Dapat mengetahui bukti peninggalan sejaah melayu pulau penyengat 2. Dapat mengetahui kerajaan yg berjaya di pulau penyengat 3. dapat mengetahui kebiasaan orang melayu di pulau penyengat
BAB II PEMBAHASAN 2.1 Peninggalan Sejarah di Pulau Penyengat Pada masa Kerajaan Johor-Riau-Lingga, Pulau Penyengat tetap berperan sebagai pusat pertahanan sekaligus tempat kediaman dan pusat pemerintahan dari Yang Dipertuan Muda Johor-Pahang-Riau-Lingga. Di kerajaan Riau-Lingga terdapat dua posisi jabatan utama, yaitu Yang Dipertuan Besar atau Sultan yang berkedudukan di Daik, Lingga dan Yang Dipertuan Muda yang berkedudukan di Pulau Penyengat. Walaupun lebih rendah kedudukan Yang Dipertuan Muda, tetapi dia mengatur pemerintahan, angkatan perang, perekonomian dan masalah-masalah operasional lainnya. 1. Perahu Pada masa sekarang peninggalan perahu yang ada di penyengat sudah tidak ada dikarenakan sudah lama. Fosil fosil mengenai perahu itu pun tidak ditemukan. Pada masa itu perahu, sampan atau alat transportasi laut lainnya itu digunakan untuk media perdangangan antar pulau-pulau dan sebagai mata pencaharian sebagai nelayan. Dulunya sejarah perahu itu masih ada yaitu terletak dipesisir pesisir pantai. 2. Masjid Raya Sultan Riau
Masjid ini awalnya dibangun oleh Sultan Mahmud pada tahun 1803. Kemudian pada masa pemerintahan Yang Dipertuan Muda VII Raja Abdurrahman, tahun 1832 masjid ini direnovasi dalam bentuk yang terlihat saat ini. Bangunan utama masjid ini berukuran 18 x 20 meter yang ditopang oleh 4 buah tiang beton. Di keempat sudut bangunan, terdapat menara tempat Bilal mengumandangkan adzan. Pada bangunan Masjid Sultan Riau terdpat 13 kubah
yang berbentuk seperti bawang. Jumlah keseluruhan menara dan kubah di Masjid Sultan Riau sebanyak 17 buah yang melambangkan jumlah rakaat salat wajib lima waktu sehari semalam. 3. Mushaf al-Quran
Terdapat dua buah al-Quran tulisan tangan yang tersimpan di dalam Masjid Sultan Riau Pulau Penyengat. Salah satu yang diperlihatkan kepada pengunjung adalah hasil goresan tangan Abdurrahman Stambul, seorang penduduk Pulau Penyengat yang dikirim oleh Kerajaan Lingga ke Mesir untuk memperdalam ilmu Agama Islam, sekembalinya dari belajar dia menjadi guru dan terkenal dengan "khat" gaya Istambul. Al-Quran ini diselesaikan pada tahun 1867 sambil mengajar. Keistimewaan al-Quran Mushaf Abdurrahman Stambul ini adalah banyaknya penggunaan "Ya Busra" serta beberapa rumah huruf yang titiknya sengaja disamarkan sehingga membacanya cenderung berdasarkan interpretasi individu sesuai akal dan ilmunya. 4. Istana Kantor
Istana Kantor adalah istana dari Yang Dipertuan Muda Riau VIII Raja Ali (18441857), atau juga yang disebut dengan Marhum Kantor. Selain digunakan sebagai kediaman, bangunan yang dibangun pada tahun 1844 ini juga difungsikan sebagai kantor oleh Raja Ali. Istana Kantor berukuran sekitar 110 m2 dan menempati areal sekitar satu hektar yang seluruhnya dikelilingi tembok. Bangunan dan puing yang masih ada memperlihatkan kemegahannya pada masa lalu. 5. Balai Adat Melayu
Balai Adat Pulau Penyengat adalah replika rumah adat Melayu yang pernah ada di Pulau Penyengat. Bangunan Balai Adat merupakan rumah panggung khas Melayu yang terbuat dari kayu. Balai Adat difungsikan untuk menyambut tamu atau mengadakan perjamuan bagi orang-orang penting. Di dalam gedung, kita dapat melihat tata ruang dan beberapa benda perlengkapan adat resam Melayu, serta berbagai perlengkapan atraksi kesenian yang digunakan untuk menjamu tamu-tamu tertentu. Di bagian bawah Balai Adat ini terdapat sumur air tawar yang konon sudah berabad lamanya dan sampai sekarang airnya masih mengalir dan dapat langsung diminum.
2.2 Masa kejayaan pulau penyengat Kerajaan pertama yang berajaya pada pulau penyengat yang pertama adalah kerajaan riau lingga yang dipimpin oleh Sultan Mahmud kemudian terakhir yaitu dipimpin oleh Sultan Abdurrahman.
2.3. Peradaban Melayu Pulau Penyengat Bahasa melayu itu sudah ada sejak pada nenek moyang dulu. Bahasa melayu itu sendiri dulunya digunakan untuk penghubung antar pulau-pulau yang digunakan sebagai media perdagangan. Karena pada saat itu penjajah mengenal indonesia adalah dengan menunggakan bahasa melayu. Orang melayu dulu menggunakan bahasa melayu untuk memudahkan dalam perdagangan mulai dari china, thailand malaysia dan lain sebagainya yang datang ke wilayah indonesia.
BAB III
Penutup 3.1 Kesimpulan Pulau penyengat merupakan pulau yang bersejarah dan memiliki kedudukan yang penting dalam peristiwa jatuh bangunnyaimperium melayu, yang sebelumnya terdiri dari wilayah kesultanan johor, pahang, siak dan lingga, khususnya di bagian selatan dari semenanjung melayu. Pada masa Kerajaan Johor-Riau-Lingga, Pulau Penyengat tetap berperan sebagai pusat pertahanan sekaligus tempat kediaman dan pusat pemerintahan dari Yang Dipertuan Muda JohorPahang-Riau-Lingga. Saat ini peninggalan perahu yang ada di penyengat sudah tidak ada
dikarenakan peninggalan - peninggalan tersebut sudah musnah. Fosil fosil mengenai perahu itu pun tidak ditemukan tetapi peninggalan perahu tersebut sama bentukanya dengan perahu pada saat ini seperti sampan, pompong dan jenis perahu lainnya. Peradaban bahasa yang digunakan pada saat kerajaan riau lingga juga merupakan bahasa melayu. Bahasa melayu itu sendiri dulunya digunakan untuk penghubung antar pulau-pulau yang digunakan sebagai media perdagangan.
3.2 Saran Berdasarkan simpulan diatas, ada beberapa saran yang yang perlu disampaikan yaitu. 1. perahu bersejarah di pulau penyengat harus tetap dilestarikan karena merupakan identitas bangsa. 2. Sebaiknya para pemuda-pemudi menghargai sejarah bangsa agar dapat dijadikan pemicu semangat untuk kedepannya.
DAFTAR GAMBAR
Dokumentasi wawancara kepada bapak Mustafa mengenai pulau penyengat