Laporan Uts Sk.docx

  • Uploaded by: Radik Bayu Febrian
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Laporan Uts Sk.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,805
  • Pages: 14
LAPORAN Pendukung Mata Kuliah Struktur Konstruksi 5

GOR KRIDOSONO

OLEH:

KELOMPOK 11 AGUSTINA EKA KUSUMA RADIK BAYU FEBRIAN THALIA PUTRI T CLARISA VALENSIA GUNANTO ADELIA NUR AISHA NAFI’A KENDRICK MARZUKI

15/378730/TK/42672 15/378751/TK/42693 15/378754/TK/42696 15/37968/TK/43133 15/384769/TK/43431 15/381331/TK/43399 15/384787/TK/43449

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR DEPARTEMEN TEKNIK ARSITEKTUR DAN PERENCANAAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS GADJAH MADA 2016

1

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................................ 1 DAFTAR ISI ......................................................................................................................... 2 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG .......................................................................................... 3 B. TUJUAN OBSERVASI ....................................................................................... 4 C. MANFAAT HASIL PENELITIAN ..................................................................... 4 BAB II STUDI PUSTAKA A. KLASIFIKASI SISTEM STRUKTUR MODERN ..............................................5 B. SISTEM STRUKTUR VEKTOR AKTIF ............................................................ 6 BAB III METODE PENELITIAN A. B. C. D.

WAKTU DAN TEMPAT .................................................................................... 12 METODE PENELITIAN..................................................................................... 12 ALAT.................................................................................................................... 12 RENCANA JADWAL PENELITIAN..................................................................12

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA BANGUNAN A. DESKRIPSI UMUM BANGUNAN ................................................................

13

B. SISTEM STRUKTUR BANGUNAN...............................................................

13

BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN .................................................................................................... 14 B. SARAN................................................................................................................. 14 C. DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 14 LAMPIRAN .......................................................................................................................... 16

2

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Bangunan bentang lebar dapat didefinisikan sebagai bangunan yang memungkinkan untuk dibangun dengan penggunaan ruang bebas kolom yang selebar dan sepanjang mungkin. Bangunan bentang lebar biasanya digolongkan secara umum menjadi 2, yaitu bentang lebar sederhana dan bentang lebar kompleks. Bentang lebar sederhana berarti bahwa konstruksi bentang lebar yang ada dipergunakan langsung pada bangunan berdasarkan teori dasar dan tidak dilakukan modifikasi pada bentuk yang ada. Sedangkan bentang lebar kompleks merupakan bentuk struktur bentang lebar yang melakukan modifikasi dari bentuk dasar, bahkan kadang dilakukan penggabungan terhadap beberapa system struktur bentang lebar. Dalam pembangunan bangunan bentang panjang, fungsi utama dari pendirian struktur bangunan bentang lebar ialah menciptakan ruangan bebas kolom yang cukup luas. Dengan tidak adanya tiang-tiang kolom, maka suatu ruangan akan terasa lebih lapang dan bebas dan menciptakan rasa megah dalam ruang. Biasanya aplikasi struktur bangunan ini banyak diterapkan di gedung stadion, gedung teater, gedung auditorium, gedung exhibition, dan gedung pameran. Contoh bangunan yang pengaplikasian struktur bentang panjang di sekitar Yogyakarta misalnya adalah Gedung Olahraga Kridosono (GOR) Kotabaru, Gondokusuman. GOR Kridosono ini terletak di bundaran Jalan Yos Sudarso. Sesuai dengan namanya, gedung sarana olahraga ini dikelola oleh salah satu pengelola swasta sebagai salah satu unit usaha. Gedung ini sering digunakan untuk melaksanakan event olahraga, khususnya adalah Futsal serta Basket karena GOR Kridosono ini memnag memiliki fungsi sebagai courtplay untuk melakukan kedua aktivitas tersebut. Fasilitas yang ada di dalam GOR Kridosono ini adalah satu lapangan yang dapat difungsikan jadi lapang basket atau futsal serta tribun penonton di tiga penjuru bangunan.

3

B. Tujuan Observasi Berdasarkan latar belakang di atas, maksud dan tujuan penulisan laporan ini adalah: 1. Untuk memahami tentang pengetahuan teknis struktur, bahan, dan konstruksi bentang panjang, khususnya pada bangunan GOR Kridosono. 2. Untuk memahami proses desain teknis yang terintegrasi antara struktur, fungsi ruang dan bahan, dan mampu untuk melakukan eksplorasi desain terkait struktur dan desain GOR Kridosono. 3. Untuk memaparkan hasil dari eksplorasi desain konstruksi bentang lebar dari Gedung GOR Kridosono.

C. Manfaat Hasil Penelitian Mahasiswa dapat memahami tentang pengetahuan teknis struktur, bahan, dan konstruksi bentang panjang serta proses pembangunan serta desainnya, dan juga dapat memaparkan hasil dari eksplorasi desain dari hasil penelitian ini.

4

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Klasifikasi Sistem Struktur Modern Menurut Engel (1999), terdapat empat jenis mekanisme dalam tindakan struktur yaitu form-active, vector-active, section-active, dan surface-active. a. Form-active, adalah sebuah sistem struktur yang fleksibel dan tidak rigid, dimana pengalihan beban dipengaruhi oleh bentuk itu sendiri dan karakteristiknya yang menimbulkan sebuah stabilitas. b. Vector-active, merupakan sistem struktur yang pendek, solid, dan berupa garis lurus yang linear, dimana pengalihan beban dipengaruhi oleh pembagian vektor, seperti beban searah yang diteruskan ke segela arah. c. Section-active, merupakan sistem struktur yang rigid, solid, dengan elemen-elemen yang linear, dimana pengalihan beban dipengaruhi oleh gaya-gaya internal yang terbagi-bagi. d. Surface-active, adalah sistem struktur yang fleksibel namun dengan bidang yang rigid dimana pengalihan beban dipengaruhi oleh resistansi permukaan dan bentuk permukaan yang partikular.

Place (2007) membagi sistem struktur modern menjadi 5, yaitu: 

Axial members



Beams

5



Trusses



Compression structure



Tensile spanning structure

B. Sistem Struktur Vector Active Sistem struktur jenis ini merupakan sistem struktur gaya tarik dan gaya tekan. Jadi, sistem struktur vektor aktif menekankan gabungan komposisi kekuatan gaya yang bekerja pada batang tarik dan tekan. Sistem ini antara lain sebagai berikut: 1. Sistem kuda-kuda rangka datar (tegak) (Flat Truss) 2. Sistem kuda-kuda rangka lengkung (Curved Truss) 3. Sistem kuda-kuda rang ruang (Space Truss)

6

Ciri-ciri sistem struktut vektor aktif, sebagai berikut: a. Terdiri atas bagian-bagian tarik dan tekan b. Tersusun dengan suatu pola c. Dipersatukan dalam sistem sambungan sendi d. Membentuk mekanisme penyaluran gaya dan pemindahan beban pada jarak yang panjang tanpa adanya pendukung di tengah e. Merupakan susunan dari segitiga yang terdiri atas elemen-elemen garis lurus membentuk bentuk segitiga f. Sudut terbaik ialah 45°-60° terhadap arah gaya, yang dapat menyalurkan gaya dengan efektif g. Sistem yang memiliki multi komponen

1. Rangka Batang (Truss System) Rangka batang adalah suatu struktur rangka dengan rangkaian batang-batang berbentuk segitiga. Elemen rangka batang terbuat dari material kayu, baja, aluminium, dan sebagainya. Dalam struktur rangka batang, dipilih bentuk segitiga karena bentuk segitiga adalah suatu bentuk yang stabil, tidak mudah berubah. Pada struktur rangka batang, titik buhul sebagai sambungan tetap/stabil dianggap atau berperilaku sebagai sendi. Untuk menyambung titik buhul digunakan plat buhul. Pada struktur baja sambungansambungan pada plat buhul digunakan baut, paku keling atau las, sedangkan pada konstruksi kayu menggunakan sambungan baut, pasak atau paku.

7

Dalam analisis sebuah struktur rangka batang memimiliki ciri-ciri, sebagai berikut: 1. Batang-batang (members) saling terhubung pada titik buhul (joint) dengan hubungan sendi (pin jointed) 2. Sumbu-sumbu batang bertemu di satu titik dalam joint tsb 3. Beban-beban yang bekerja dan reaksi-reaksi tumpuan berupa gayagaya terpusat yang bekerja pada titik-titik buhul (joint)

Hubungan sendi pada rangka batang: 1. Dapat memberi tahanan translasional pada arah manapun 2. Tidak dapat memberikan tahanan rotasional (momen)

Dibandingkan dengan struktur masif (balok penampang penuh), penggunaan struktur rangka batang memberikan keuntungan sebagai berikut: 1. Elemen/batang2 yang diperlukan dapat disesuaikan (jenis bahannya maupun besar penampangnya ) dengan sifat dan besar gaya yang harus didukung. 2. Pada umumnya diperoleh struktur yang lebih ringan, lebih kuat dan lebih kaku. Namun demikian struktur rangka biasanya memerlukan ruang yang lebih besar dan proses pembuatannya lebih mahal.

Rangka batang dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu: a. Plane truss Struktur terbentuk dari elemen-elemen batang lurus yang dirangkai dalam bidnag datar, dengan sambungan antar ujung-ujung batang diasumsikan “sendi sempurna”. Beban luar yang bekerja harus berada di titik-titik buhul (titik sambungan) dengan arah sembarang namun harus sebidang dengan bidnag struktur tersebut. Posisi 8

tumpuan yang dapat berupa sendi atau rol juga harus berada pada titik-titik buhul. Berdasarkan pertimbangan stabilitas struktur, bentuk dasar dari rangkaian batangbatang tersebut umumnya adalah bentuk segitiga.Apabila semua persyaratan tersebut dipenuhi maka dapat dijamin bahwa semua elemen-elemen pembentuk sistem rangka batang 2-dimensi (plane truss system) tersebut hanya akan mengalami gaya aksial desak atau tarik. • Bahan: dapat dibuat dari bambu, kayu, baja ringan, baja profil, baik dalam bentuk flat maupun “pitch” • Statika gaya: Batang-batang linier hanya menerima satu jenis gaya axial (gaya tarik atau gaya tekan) • Jangkauan bentang: Plane Truss ini mampu menjembatani bentang sebesar: 15100 m jika dibuat dari baja. • Pemakaian: Biasa digunakan untuk rangka atap, jembatan, lantai, • StandardI Rasio: Depth to Span Ratio (Ratio Tinggi — Bentang balok ini adalah 1/12 Span (bentang), artinya, jika bentangnya L = 24 m maka tinggi rangka (h = 200 cm) Terdapat dua bentuk dasar dari plane truss, yaitu: 1.

Pitched truss atau common truss dapat dibedakan dari bentuk segitiganya. Tipe ini sering digunakan untuk konstruksi atap. Beberapa tipe rangka ini dinamai sesuai dengan web configuration nya. Ukuran elemen dan web configuration ditentukan berdasarkan bentang, bebab, dan spasi

2.

Parallel chord truss atau flat truss digunakan untuk konstruksi lantai

3.

Kombinasi dari dua bentuk tersebut adalah tractical truss, digunakan pada konstruksi atap hip

Berikut ini adalah tipe-tipe plane truss: 1.

Pratt Truss Tipe ini dipatenkan pada tahun 1844 oleh Caleb Pratt dan putranya Thomas Willis Pratt. Didesain menggunakan balok vertikal untuk memikul gaya tekan dan balok horizontal untu memikul gaya tarik. Bentuk ini masih populer

9

dipertahankan dalam desain bahkan sejak masih digunakannya material kayu dan hingga kini baja.

2.

Virendeel Truss Tipe ini ialah rangka yang elemennya tidak membentuk segitika melainkan membentuk bukaan segi empat dan merupakan frame dengan sambungan jepit yang mampu mentransfer bending moment. Tipe truss ini dinamai demikian sesuai dengan insyinyur Belgia yang mengembangkannya pada tahun 1896, yaitu Arthur Vierendeel

3.

King Post Truss Merupakan salah satu tipe truss yang paling mudah diimplementasikan, terdiri dari dua tumpuan dengan sudut tertentu yang bertumpu pada tumpuan vertikal.

4.

Queen Post, Sama halnya dengan king post , perbedaan utamanya ialah adanya balok horizontal. Tipe ini hanya cocok untuk bentang pendek.

10

5.

Town’s Lattice Truss Arsitek Amerika Ithiel Town mendesain tipe ini sebagai alternatif heavytimber bridges

b. Space Truss

11

BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Waktu

: 6 Oktober 2017

Tempat

: Gor Kridosono (Jl. Yos Sudarso 9, Kotabaru, Gondokusuman, Yogyakarta)

B. Alat: - Meteran - HP/Kamera C. Metode Metode yang dilakukan adalah observasi, dengan rinciang kegiatan: - Mengukur bangunan - Dokumentasi sistem struktur dan detail D. Rencana jadwal penelitian: 6 Oktober 2017 12.45-13.00

: Berangkat ke Gor Kridosono

13.00-selesai

: Observasi bangunan dan pengumpulan data

7-8 Oktober 2017 Membuat laporan dan maket

12

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA BANGUNAN

A. Deskripsi Umum Bangunan GOR Kridosono menggunakan atap seng dengan struktur atap plane truss baja ringan, memungkinkan GOR Kridosono untuk tidak menggunakan struktur kolom ditengah bangunan. Bentang lebar yang kuranglebih sekitar 20 meter menggunakan perkuatan segitiga pada truss tiap ± 1.5 meter.

B. Sistem Struktur Bangunan Bangunan Kridosono menggunakan struktur bangunan yang terpisah dari atap, yang disambungkan dengan baut. Struktur tengah bangunan menggunakan kolom dan balok beton bertulang dan bata sebagai penutup dinding bangunan. Sistem struktur atap menggunakan baja baja yang disambung dengan konektor yang di las.

13

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Gor Kridosono merupakan bangunan yang berfungsi sebagai tempat mewadahi kegiatan olahraga, seperti basket dan futsal, sehingga membutuhkan ruangan yang luas secara fungsional dengan meniadakan penggunaan kolom di tengah bangunan. Untuk mencapai hal itu, diterapkan sistem struktur bentang panjang pada bangunan Gor Kridosono. Bangunan ini memiliki bentang 20 meter, menggunakan mekanika struktur vektor aktif dengan sistem struktur plane truss. Gor Kridosono memisahkan antara struktur atap dan dinding bangunan. Struktur atap terbuat dari baja konvensional, dihubungkan dengan konektor, dan dirangkai dengan menggunakan las.

B. Saran 1.

Ketika observasi ke lapangan, sebaiknya menyiapkan alat ukur seperti meteran, supaya data pengukuran yang didapatkan lebih valid.

2.

Pemilihan bangunan yang akan diobservasi yang memiliki bentang min 20 meter, menggunakan mekanika struktur vektor aktif, dengan sistem struktur plane truss atau space truss

C. Daftar Pustaka Veltkamp, Martin. Free Form Structural Design: Scheme, Systems & Prototype of Structure for Irregular Shaped of Building. 2007. Amsterdam: IOS Press. McMullin, Paul W. Introduction to Structures. 2016. New York: Routledge Taylor & Francis Group. http://digilib.itb.ac.id/files/disk1/631/jbptitbpp-gdl-irwanfitri-31517-3-2008ta-2.pdf http://zacoeb.lecture.ub.ac.id/files/2014/10/4-Struktur.pdf https://normanray.files.wordpress.com/2009/09/2-rangka-batang.pdf http://burhan.blog.uns.ac.id/files/2010/05/rangka-batang-teori-skrip.pdf http://elisa.ugm.ac.id/user/archive/download/30704/db5ca7ec35d8883b53cf60e4340341 2 14

Related Documents


More Documents from ""