Laporan Tutorial.docx

  • Uploaded by: Ryan Dananjaya
  • 0
  • 0
  • July 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Laporan Tutorial.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 4,877
  • Pages: 20
LAPORAN TUTORIAL BLOK 1.4 PENCERNAAN, METABOLISME DAN HORMON SKENARIO 2 : MASALAH PENCERNAAN

Pembimbing : Dra. Elly Usman Msi. Apt KELOMPOK 31 Ketua : Masyfuk Zuhdi Jamhur Sekertaris meja : Ryan Dananjaya Sekertaris papan : Viola Annisa Anggota: 1. Adwillia pratiwi

5. Mala Azitha

2. Aulia pratiwi

6. Nur Izzah athirah

3. Hasyyati Imanina

7. Putri Rahmadhani

4. Indah ridhoila

PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS TA 2013/ 2014

MODUL 2 SKENARIO 2: MASALAH PENCERNAAN

Gastri, 20 tahun seorang mahasiswa FK sering mengeluh nyeri pada ulu hati serta mual dan muntah. Siang ini, Gastri akan mengikuti ujian tulis akhir blok, dia menjadi stress dan nyeri ulu hatinya semakin bertambah. Sejak pagi Gastri mengalami diare sampai empat kali, padahal biasanya dia sering mengalami konstipasi. Gastri yang biasanya membawa obatobatan untuk keluhan akibat peningkatan asam lambung terbantu dengan obat-obatan tersebut. Setelah keluhannya mulai berkurang, Gastri dan temannya pergi ke kafe, mereka memesan makanan dan minuman. Teman Gastri terlihat sangat lapar, saat melihat makanan diantar ke meja mereka sudah terbit air liurnya, tidak sabar ingin makan. Setelah selesai ujian, teman Gastri mengajaknya makan bakso karena dia merasa lapar lagi. Gastri heran melihat temannya yang “tukang makan” tersebut, belum dua jam selesai makan sudah mau makan lagi. Dia bertanya dalam hati apakah penyerapan makanan pada temannya lebih cepat dibandingkan dirinya. Sampai di rumah, Gastri bertemu dengan neneknya yang baru datang dari kampung. Nenek mengeluh giginya sudah banyak yang lepas, sehingga ia sulit mengunyah makanan. Ibu Gastri berjanji akan membawa nenek ke dokter gigi, untuk dibuatkan gigi tiruan. Gastri berfikir, ternyata berbagai masalah bisa terjadi pada sistem pencernaan, mulai dari mulut sampai ke usus besar. Bagaimana anda menjelaskannya?

A. Langkah 1: Mengklarifikasi terminologi dan konsep 1. Uluh hati : regio abdomen di daerah bawah proc xyphoideus atau ujung sternum. 2. Stress : suatu keadaan di bawah tekanan, bentuk ketegangan dari fisik atau psikis seseorang, dan biasanya disebabkan oleh pikiran. 3. Diare : pengeluaran feses dalam bentuk cair dibanding dengan normal. 4. Konstipasi : kelainan pencernaan yang menyebabkan feses mengeras, dan sulit dikeluarkan. Disebabkan karena asupan serat dan air yang kurang 5. Mual : rasa tidak nyaman pada perut, kerongkongan yang menyebabkan muntah dipengaruhi otak, karena iritasi saluran pencernaan. 6. Asam lambung : zat asam yang dikeluarkan sel parietal untuk membunuh bakteri, juga berfungsi untuk mengaktifkan enzim yang berada pada ginjal. 7. Muntah : pengeluaran reflux dari isi lambung ditandai dengan rasa mual, dan merupakan usaha membersihkan saluran pencernaan sebagai akibat iritasi. 8. Air liur : carian bening yang dihasilkan oleh kelenjar air luir, yang bermuara pada rongga mulut, bersifat basa, berfungsi sebagai perekat makanan, dan sistem imun. 9. Nyeri : sensasi tidak menyenangkan, karena cidera dan kerusakan jaringan tubuh, biasanya berupa rasa sakit, panas, atau gemetar.

B. Langkah 2: Menentukan masalah 1. Mengapa Gastri merasa nyeri uluh hati serta mual dan muntah? 2. Adakah pengaruh umur, sehingga menyebabkan terjadi nyeri pada uluh hati serta mual dan muntah? 3. Apakah terdapat hubungan stress dengan nyeri uluh hati? 4. Mengapa Gastri yang biasanya mengalami konstipasi bisa mengalami diare? Dan apa hubungan dengan nyeri uluh hati? 5. Bagamana diare dan konstipasi bisa terjadi? 6. Mengapa obat-obatan dapat membantu mengatasi keluhan akibat asam lambung? 7. Bagaimana hubungan asam lambung dengan uluh hati? 8. Mengapa air liur keluar ketika melihat makanan? 9. Apa yang terkandung dalam air liur? Serta manfaatnya.

10. Mengapa teman Gastri cepat merasa lapar? 11. Bagaimana proses penyerapan makanan pada manusia? 12. Apakah ada perbedaan penyerapan makanan pada setiap orang? 13. Apa faktor penyebab gigi nenek terlepas? 14. Apa fungsi dari gigi? Dan apa fungsi dari gigi tiruan?

C. Langkah 3: Menganalisis masalah melalui brainstorming dengan menggunakan prior knowledge.

1. Karena peningkatan asam lambung di dalam lambung, yang bersifat asam kuat dapat mengikis lapisan mukosa yang berbatasan dengan lumen. Nyeri uluh hati yang dirasakan Gastri merupakan rasa sakit karena mengikisnya lapisan mukosa lambung. Mual dan muntah, merupakan respon pembersihan saluran pencernaan pada lambung.

2. Tidak, karena yang menyebabkan terjadinya mual dan muntah adalah iritasi pada saluran pencernaan.

3. Ada, karena stess akan memacu sekret dari asam lambung. Dan akan menyebabkan sakit pada uluh hati.

4. Karena stress menyebabkan diare psikogenik, dengan peningkatan serotonin pada darah yang membuat pencernaan menjadi cepat dan tidak efektif sehingga menyebabkan diare.

5. Diare, dapat terjadi karena infeksi virus, bakteri, atau stress. Namun, konstipasi terjadi karena asupan serat, air, atau penahan dari proses defekasi.

6. Dengan menetralkan pH di dalam lambung, karena saat nyeri, pH lambung bersifat sangat asam karena asam lambung yang meningkat. Dan akan dinetralkan dengan obat yang bersifat basa.

7. Asam lambung membuat lambung sakit, dan menekan regio yang dekat dengan hati. 8. Karena merupakan respon, dan bagian dari fase siap untuk menerima makanan. Dipengaruhi saraf viseral, seperti n.opticus, dan n.olfactory.

9. Enzim amilase, air, mukus, imunoglobin A. 10. Pada manusia yang berjenis kelamin pria, metabolisme dilakukan lebih cepat. 11. Diawali di mulut, kimiawi dengan enzim amilase dan mekanik dengan mastikasi. Lalu berlanjut ke esofagus, hanya mekanik yaitu peristaltik. Lalu lambung, dengan bantuan enzim, serta proses pencampuran. Juga terdapat proses absorpsi, terhadap zat yang larut daam lemak. Berlanjut ke duodenum, jejenum, dan ileum sebagai inti dari proses absorpsi. Terakhir pada usus besar atau kolon, dan dibuang melalui rektum dan berakhir di lubang anus.

12. Ada, beberapa orang mempunyai mekanisme pencernaan yang sama. Namun, kualitas yang berbeda. Bisa disebabkan karena hormon, gen, maupun lingkungan.

13. Ligamentum periodental menipis, yang merupakan perekat gigi pada gusi. 14. Gigi seri(incisivus) berfungsi untuk memotong, gigi taring(caninus) berfungsi untuk merobek, gigi geraham(molar dan premolar) berfungsi sebagai pengunyah. Gigi tiruan berfungsi sebagai pengganti gigi asli.

D. Langkah 4 : Membuat pengkajian yang sistematik dari berbagai penjelasan yang didapatkan pada langkah 3 Sistem Persarafan

Stres

Mual

Diare

Asam lambung

Nyeri uluh hati

Muntah

Sistem hormonal

Enzim Makanan

Sistem pencernaan

Mekanik Sekresi Kimiawi

Absorpsi Ekskresi

E. Langkah 5: Memformulasikan tujuan pembelajaran

1. Mahasiswa mampu menjelaskan zat-zat dalam makanan. 2. Mahasiswa mampu menjelaskan proses pencernaan secara mekanik 3. Mahasiswa mampu menjelaskan proses pencernaan secara kimiawi. 4. Mahasiswa mampu menjelaskan pengaturan sistem pencernaan oleh sistem hormon.

5. Mahasiswa mampu menjelaskan pengaturan sistem pencernaan oleh sistem saraf. 6. Mahasiswa mampu menjelaskan enzim-enzim yang berperan pada proses pencernaan. 7. Mahasiswa mampu menjelaskan proses absorpsi pada proses pencernaan. 8. Mahasiswa mampu menjelaskan gangguan pencernaan. 9. Mahasiswa mampu menjelaskan faktor yang menyebabkan gangguan pencernaan.

F. Langkah 6 : Mengumpulkan informasi di perpustakaan, internet, dll Mahasiswa mencari materi sesuai dengan learning objective yang sudah ditentukan, dilakukan secara mandiri melalui buku ajar, internet, dan jurnal yang berkaitan dengan pembahasan learning objective.

G. Langkah 7 : Sintesa dan uji informasi yang telah diperoleh

1. Mahasiswa mampu menjelaskan zat-zat dalam makanan Makanan merupakan hal yang penting bagi tubuh, karena merupakan cara utama tubuh untuk mendapatkan energi, energi yang terdapat dalam makanan digunakan tubuh dengan terebih dahulu dicerna oleh saluran pencernaan, dengan cara mekanik, kimiwawi maupun keduanya. Zat-zat penghasil energi bagi tubuh, terdiri dari karbohidrat, lemak dan protein. Karbohidrat merupakan zat terpenting dan utama bahan bakar energi tubuh. Sedangkan lemak dan protein digunakan apabila cadangan glukosa dalam tubuh telah habis. Ketiga zat tersebut dapat dikelompokkan lagi yaitu: I.

Karbohidrat : polihidroksi aldehid atau keton, terdiri dari karbohidrat yang dapat dihidrolisis(contoh:polisakarida) dan tidak dapat dihidrolisis(contoh:monosakarida). Fungsi : sebagai tonggak kehidupan, bahan bakar metabolik utama, prekirsor bagi sintesis karbohidrat lain. a.

Monosakarida : gula sederhana yang terdiri dari oleh poihidroksi aldehid/keton, contoh :glukosa, fruktosa, galaktosa.

Bersifat : tidak berwarna, tidak larut dalam pelarut non polar, mempunya rasa manis b.

Disakarida : 2 monosakarida yang satukan oleh oglikosidat, terdiri dari : i.

Maltosa : glukosa+glukosa dengan ikatan α(14), contoh : pati/amilum

ii.

Laktosa : glukosa+galaktosa dengan ikatan β(14), contoh : gula susu

iii.

Sukrosa : glukosa+fruktosa dengan ikatan α(1-2) contoh : gula pasir.

c. Oligosakarida : sebagai komponen yang bergabung dengan senyawa lain menjadi glikoprotein atau glikolipid misalnya dalam imunoglobulin/protein fibrinogen. Gugus karbohidrat dari glikoprotein dan glikolipid tersimpan dalam membran sel yang ada di permukaan ekstrasel. d. Polisakarida : terdiri dari >10 monosakarida. Terdiri dari : i.

Amilum : bentuk karbohidrat simpanan tumbuhan yang dapat dihidrolisis oleh air menjadi amilosa (glukosa rantai panjang tidak bercabang disatukan oleh α(1-4) dan amilopektin (rantai glukosa dengan ikatan α(1-6)

ii.

Glikogen : simpanan hewan, terdiri dari residu glukosa rantai panjang yang disatukan oleh α(14), kecuali di titik cabang memiliki ikatan α(1-6)

iii.

Mukopolisakarida : bentuk panjang, tidak bercabang (contoh: asam hialuronat, heparin), bentuk menyerupai sikat botol disebut proteoglikan. Terdapat di sinovium sendi, cairan vitreus humor.

II.

Protein : gabungan beberapa asam amino yang terikat oleh ikatan peptida. Terdiri dari 20 asam amino essensial(yang tidak dapat disintesis tubuh) dan asam amino nonessensial(yang dapat disintesis tubuh). Asam amino

mengandung gugus amina(NH2), gugus karboksil (COOH) , dan alkil (R). Berdasarkan ikatan dibagi menjadi :

a. Struktur primer : urutan linear asam amino yang disatukan oleh ikatan peptida, tidak ada percabangan b. Struktur sekunder : terjadi akibat adanya ikatan hidrogen antara atom-atom ikatan peptida c. Struktur tersier : berbentuk globuler dan fibrosa, terjadi penglipatan rantai α-helix/konformasi β membentuk globular struktur 3 dimensi yang lebih rumit d. Struktur kuartener : contoh hemoglobin

III.

Lipid : kelompok heterogen (contoh: asam lemak, minyak, steroid, dan wax) berbeda-beda namun sifat kimianya di dalam tubuh sama. Sifat : tidak larut dalam air dan larut pada pelarut non polar. Terbagi atas : a. Lipid sederhana : ester asam lemak dengan berbagai alkohol b. Lipid kompleks : ester asam lemak dengan berbagai alkohol beserta gugus lain, seperti : i.

Fosfolipid : selain asam lemak dan alkohol, juga ada residu asam fosfat, contoh : gliserofosfolipid dan sfingofosfolipid.

ii.

Glikolipid : mengandung asam lemak, sfingosin dan karbohidrat.

iii.

Sulfolipid : aminolipid, dan lipoprotein.

c. Derivat lipid : berupa asam lemak, gliserol, steroid, aldehid lemak. d. Lipid setral : kolesterol, ester kolesterol. Asam lemak terdiri dari asam lemak jenuh(tidak punya ikatan rangkap) dan asam lemak tidak jenuh(punya ikatan rangkap terbagi atas monounsaturated dan polyunsaturated). Triasilglisero(trigliserida) dibentuk di usu halus, asam lemak beraksi dengan 3 gugus OH pada gliserol membentuk ester.

2.

Mahasiswa mampu menjelaskan proses pencernaan secara mekanik Pencernaan secara mekanik merupakan hal penting, dengan menghaluskan

makanan dan memperluas luas permukaan agar mempermudah enzim-enzim pencernaan bekerja. Bila pencernaan mekanik terganggu, maka pencernaan secara keseluruhan akan terhambat dan terganggu. Beberapa proses pencernaan mekanik dilakukan di saluran pencernaan. Beberapa tahap pencernaan mekanik di saluran pencernaan diurutkan menjadi : I. Mulut Mastikasi atau mengunyah merupakan pencernaan pertama saat makanan masuk ke mulut. Yang berperan adalah lidah dan gigi. Gigi untuk mengiris, merobek, dan menggiling makanan. Lidah untuk membantu membolak balikkan makanan. Fungsi mengunyah: a. Untuk mengiling dan memecahkan makanan menjadi potongan-potongan yang lebih kecil sehingga makanan mudah ditelan dan untuk meningkatkan luas permukaan makanan yang akan terkena enzim. b. Mencampur makanan dengan liur. c. Merangsang kuncup kecap, mekanisme feedforward, yaitu mekanisme saat menguyah secara reflex meningkatkan sekresi liur, pancreas, lambung dan empedu. Makanan yang di kunyah di mulut menjadi lembut dan mudah dicerna disebut bolus.

II. Faring dan Oesofagus Menelan merupakan proses memidahkan makanan dari mulut melalui esophagus ke lambung. 1. Tahap orofaring Merupakan tahap pemindahan bolus dari mulut melalui faring ke esophagus yang berlangsung sangat cepat, yaitu satu detik. Bolus yang masuk ke faring dicegah untuk masuk ke lubang-lubang yang lain, seperti hidung, trakea dan mulut. Mekanisme ini diatur oleh : a. Lidah menekan langit-langit agar makanan tidak kembali ke mulut. b. Uvula terangkat menekan bagian belakang tenggorokan, menutup saluran hidung dan faring sehingga makanan tidak masuk ke hidung. c. Penutupan erat pita suara di glottis/pintu laring supaya tidak masuk ke trakea. Bolus juga mendorong epiglotis untuk menutup glottis. d. Tidak bernapas saat menelan. e. Otot-otot faring berkontraksi mendorong bolus ke dalam esophagus

Semua proses kontraksi otot diawali dengan potensial aksi dimana pada sistem pencernaan terdapat sel interstisial cajal, pacemaker listrik sel otot polos yang berbentuk suatu jaringan satu sama lain dan menyelip di antara lapisan otot polos dengan perhubungan mirip sinaps dan perubahan siklik akan mengakibatkan kanal ion yang secara berkala membuka dan menghasilkan aliran masuk. Sel ini bersifat sinsitium dimana bila suatu otot polos menerima potensial aksi maka akan menyebar ke semua arah dalam otot.

2. Tahap esophagus Pusat menelan di otak memicu gelombang peristaltic primer dari pangkal ke ujung esophagus. Gelombang ini mendorong bolus menelusuri esofagus ke lambung. Gelombang peristaltic memerlukan 5-9 detik untuk sampai di ujung bawah esophagus. Jika bolus besar dan lengket, teraktifkan gelombang peristaltic kedua yang tidak melibatkan pusat menelan dan gerakannya tidak disadari.

III. Lambung Volume lambung saat kosong adalah 50 ml. Saat makan lambung bisa menampung hinga 1000ml, kira-kira 20 kali lipat ukuran semula. Bagian interior lambung berbentuk lipatan-lipatan. Saat makan, lipatan-lipatan tersebut mengecil bahkan nyaris datar, disebut mekanisme relaksasi reseptif, yaitu meningkatkan kemampuan lambung menampung tambahan volume makanan. Secara normal, makanan yang masuk ke dalam lambung menimbulkan rangsang taktil yang memulai terjadinya refleks vagal yang mengakibatkan tonus otot dinding lambung berkurang secara progressive sehingga makanan dapat ditumpuk lebih banyak lagi didalam lambung sampai mencapai limit kira-kira 1.5 liter.

a. Makanan disimpan di korpus Makanan dapat tinggal didalam fundus selama lebih dari satu jam tanpa tercampur dengan cairan lambung. Sekelompok sel di fundus menghasilkan potensial gelombang lambat yang menyapu ke bawah menuju sfingter pylorus. Pola depolarisasi spontan yang terus menerus disertai kontraksi lapisan otot sirkular. Gelombang menyebar dari fundus ke korpus ke antrum dan sfingter pylorus. Lapisan otot fundus tipis menyebabkan kontraksi ototnya lemah. Di fundus dan korpus gerakan mencampur lemah sehingga makanan dari esophagus disimpan di bagian korpus yang relative tenang. Fundus mengandung kantung gas. Akan tetapi, bila limit telah tercapai, maka dinding lambung mengalami distensi (regangan), sehingga timbullah refleks untuk memulai motilitas (pergerakan) lambung.

b. Pencampuran makanan di antrum Kontraksi peristaltic antrum kuat mencampur makanan dengan sekresi lambung yang menghasilkan kimus. Setiap gelombang peristaltik mendorong kimus ke sfingter pylorus. Gelombang sampai di sfingter menyebakan sfingter kontraksi kuat dan menutup. Kimus tertahan mendadak dan makanan memantul balik ke dalam antrum dam seterusnya. Gerakan maju mundur ini mencampur kimus secara merata di antrum.

c. Pengosongan lambung Gelombang peristaltik yang kuat yang sampai di antrum mendorong kimus keluar dari sfingter pylorus yang belum tertutup rapat. Isi lambung harus diubah menjadi bentuk cair kental merata sebelum disalurkan ke duodenum. Semakin cepat tingkat keenceran yang sesuai, semakin cepat isi lambung dievakuasi.

Faktor duodenum yang menghambat pengosongan lambung : i.

Lemak Lemak dicerna dan diserap lebih lama. Lemak dicerna di usus halus. Saat lemak sudah ada di duodenum, pengosongan lambung terhenti.

ii.

Asam Kimus dari lambung asam, dinetralkan dulu di duodenum oleh nantrium bikarbonat.

iii.

Peregangan Kimus terlalu banyak di duodenum menghambat pengosongan isi lambung karena duodenum punya waktu untuk memproses kelebihan kimus sebelum menerima yang baru.

IV. Usus halus Fungsi motalitas yang terjadi dalam usus halus mencakup : Segmentasi yang merupakan proses mencampur dan mendorong secara perlahan kimus. Kontraksi segmental mendorong kimus ke depan dank e belakang. Kecepatan segmentasi di duodenum adalah 12 kontraksi/menit, sedangkan kecepatan di ileum adalah 9 kontraksi/menit. Kontraksi lebih sering terjadi di bagian awal usus daripada di bagian akhir, maka lebih banyak kimus yang terdorong ke depan daripada ke belakang. Akibatnya kimus secara perlahan bergerak maju ke bagian belakang usus halus dan selama proses ini kimus mengalami proses maju mundur sehingga terjadi pencampuran dan penyerapan yang optimal.

V. Usus besar Dalam keadaan normal kolon menerima 500 ml kimus dari usus halus setiap hari. Isi usus yang disalurkan ke kolon terdiri dari residu makanan yang tidak dapat dicerna,

komponen empedu yang tidak diserap, dan sisa cairan. Zat-zat yang tersisa untuk dieliminasi adalah feses. Usus besar menghasilkan lendir dan berfungsi menyerap air dan elektrolit dari tinja. Ketika mencapai usus besar, isi usus berbentuk cairan, tetapi ketika mencapai rektum bentuknya menjadi padat. Banyaknya bakteri yang terdapat di dalam usus besar berfungsi mencerna beberapa bahan dan membantu penyerapan zat-zat gizi. Bakteri di dalam usus besar juga berfungsi membuat zat-zat penting, seperti vitamin K. Bakteri ini penting untuk fungsi normal dari usus. VI. Rektum Rektum adalah sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar (setelah kolon sigmoid) dan berakhir di anus. Biasanya rektum ini kosong karena tinja disimpan di tempat yang lebih tinggi, yaitu pada kolon desendens. Jika kolon desendens penuh dan tinja masuk ke dalam rektum, maka timbul keinginan untuk buang air besar. Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana bahan limbah keluar dari tubuh. Sebagian anus terbentuk dari permukaan tubuh (kulit) dan sebagian lainnya dari usus. Suatu cincin berotot (sfingter ani) menjaga agar anus tetap tertutup.

3. Mahasiswa mampu menjelaskan proses pencernaan secara kimiawi Proses pencernaan secara kimiawi yaitu pencernaan yang dilakukan dengan bantuan berbagai enzim sebagai biokatalisator. Pencernaan secara kimiawi merupakan bagian penting dalam proses pencernaan. Karena berfungsi untuk memecah zat yang ada dalam makanan sehingga dapat diserap, dan digunakan oleh tubuh. Rangkaian proses kimiawi di dalam tubuh yaitu : a. Amilum diubah menjadi maltosa, maltriosa dan dextrin menggunakan enzim amilase, di dalam mulut. Dengan cara menghidrolisis ikatan 1-4 glikosida. b. Di lambung, ada enzim pepsin yang awalnya pepsinogen, setelah diaktifkan oleh hcl. Berfungsi untuk mengubah protein menjadi pepton, akan memecah ikatan polipeptida protein. Selain itu, enzim renin berfungsi menggumpalkan protein susu. c. Di duodenum, pankreas akan menyekresikan enzim-ezim seperti enzim amilolitik(pemecah amilum), lipolitik(lipase, memecah trigliserida menjadi monogliserida dan asam lemak). Mukosa usus memiliki getah usus yang terdiri dari enzim-enzim seperti : eksopeptidase(hidrolisis ikatan peptida di sebelah asam amino terminal dipeptidase), maltase(memisahkan glukosa dari 1-4 oligosakarida), isomaltase(memisahkan ikatan 1-6 dekstrin), laktase(memisahkan galaktosa dari laktosa, sukrase(hidrolisis sukrosa), fosfatase(hidrolisis fosfat dari fosfat organik).

4. Mahasiswa mampu menjelaskan pengaturan sistem pencenaan oleh sistem homon

Sistem pencernaan diatur oleh sistem hormon, hormon merupakan suatu zat atau protein yang dapat memengaruhi sel yang jaraknya jauh maupun yang dekat melalui aliran darah. Beberapa hormon yang terlibat dengan pengaturan sitem pencernaan yaitu :

a. Motilin Motilin disekresikan oleh mukosa duodenum yeyunum bagian atas. Efek motilin adalah merangsang motilitas lambung dan duodenum. b. Polipeptida Pankreas Polipeptida pankreas disekresikan oleh pulau-pulau Langerhans pankreas sebagai respon terutama terhadap masuknya protein ke dalam lumen saluran pencernaan. Efek dari polipeptida pankreas adalah inhibisi terhadap pankreas, yaitu menghambat sekresi pankreas. c. Enteroglukagon Enteroglukagon disekresikan oleh mukosa ileum sebagai respon terhadap masuknya glukosa dan lemak ke dalam saluran pencernaan. Efek dari enteroglukagon adalah merangsang peningkatan kadar glukosa di dalam darah.

5. Mahasiswa mampu menjelaskan pengaturan sistem pencernaan oleh sistem saraf Pengaturan oleh Sistem saraf otonom :

Sistem saraf merupakan pusat pengaturan dari seluruh proses dalam tubuh, saah satunya pencernaan. Sistem saraf mengirimkan impulsnya untuk mengatur kecepatan pemrosesan pencernaan, kecepatan sekresi kelenjar pencernaan, dan refleks yang terjadi pada saluran pencernaan. Salah satu sistem saraf yang mengatur pencernaan yaitu sistem saraf otonom. Dan dapat dibagi menjadi :

a. Parasimpatis Menyebabkan peningkatan aktivitas sistem pencernaan. Terbagi 2 :

Divisi Kranial : hampir seluruhnya melalui nervus X, kecuali sinyal untuk bagian mulut dan faring, melalui nervus V,VII,IX,XI,XII. Mensarafi esofagus, gaster, pancreas, sebagian colon proximal, dan sedikit ke intestinum tenue. Divisi sakral : khususnya pada S II – S IV. Berjalan melalui nervus pelvikus ke colon distal khusus bagian sigmoid, rektum, dan anus. Berperan penting dalam defekasi.

b. Simpatis Khusus pada T V – L I. Serat praganglionnya setelah dari medula spinalis berjalan ke ganglia mesentrik, hipogastrik, dan seliaka. Mensekresikan neurotransmitter norepinefrin, yang secara langsung akan mempengaruhi kerja otot polos dan secara tidak langsung mempengaruhi sistem saraf enterik. Otot faring dan ¼ bagian atas esophagus otot lurik, jadi gerak peristaltic dikontrol oleh saraf skeletal yang impulsnya berjalan dalam n.kranial IX dan X. 2/3 bawah esophagus merupakan otot polos, dikontrol oleh saraf otonom n.vagus yang bekerja melalui hubungan dengan sistem saraf enteric melalui mekanisme reflex (reflex vagal)

6. Mahasiswa mampu menjelaskan enzim-enzim yang terlibat pada proses pencernaan

Enzim merupakan suatu substrat yang berfungsi sebagai katalisator suatu reaksi, bila enzim-enzim perncernaan tidak ada. Maka pencernaan yang dilakukan akan membutuhkan waktu yang sangat lama, serta energi yang banyak. Oleh karena itu keberadaan enzim pencernaan sangat dibutuhkan. Enzim dihasilkan dalam bentuk tidak aktif, hal ini menguntungkan karena bila dihasilkan dalam bentuk aktif, enzimenzim pencernaan dapat mencerna protein-protein pada mukosa saluran pencernaan. Yang justru akan menyebabkan gangguan. Peran dari berbagai enzim pencernaan berbeda-beda. Dan terdiri dari : a. Amilase : mengubah amilum menjadi maltosa b. Pepsin : mengubah protein menjadi pepton c. Renin : menggumpalkan protein susu d. Lipase : memecah trigliserida menjadi monogliserida dan asam lemak e. Laktase : memisahkan galaktosa dari laktosa f. Sukrase : hidrolisis sukrosa g. Fosfotase : hidrolisis fosfat dari fosfat organik

7. Mahasiswa mampu menjelaskan proses absorbsi pada sistem pencernaan

Pencernaan merupakan pemecahan makanan menjadi molekul yang cukup kecil untuk di serap ke dalam sistem sirkulasi. Pencernaan mekanik memecah partikel makanan menjadi lebih kecil. Pencernaan kimia melibatkan pemecahan ikatan kovalen pada molekul organik menggunakan enzim pencernaan. Karbohidart dipecah menjadi monosakarida, protein dipecah menjadi asam amino dan lemak dipecah menjadi asam lemak dan gliserol. Absorbsi dan trasportasi akan berlangsung setelah proses pencernaan secara mekanik maupun kimiawi. Absorbsi dan trasportasi yang berarti bahawa molekul tersebut keluar dari sistem pencernaan dan menuju sistem sistem peredaran darah untuk diedarkan ke seluruh tubuh.

Tidak semua zat gizi yang masuk dalam saluran pencernaan akan mengalami proses pencernaan, namun ada beberapa zat gizi seperti vitamin, mineral, dan air tidak dipecah dahulu sebelum diabsorbsi tetapi langsung diabsorbsi setalah sampai di usus halus. Pencernaan dimulai dari rongga mulut dan berlanjut ke lambung dan usus halus, tetapi sebagian besar pencernaan terjadi pada bagian akhir proximal dari usus halus, khususnya di duodenum.

a. Karbohidrat Pemecahan karbohidrat terdiri dari polisakarida utama, seperti amilum, disakarida seperti sukrosa dan laktosa (gula susu) dan monosakarida seperti glukosa dan fruktosa (ditemukan pada banyak buah). Selama proses pencernaan, polisakarida dipecah menjadi rantai yang lebih pendek dan akhirnya menjadi disakarida atau monosakarida. Disakarida dipecah menjadi monosakarida.

Pencernaan karbohidrat dimulai pada bagian rongga mulut dengan mencerna sebagian pati dengan amilase ludah. Pencernaan karbohidrat berlanjut di usus oleh amilase penkreas. Beberapa jenis enzim disakarida yang dihasilkan oleh mikrovili dari epitel usus mencerna disakarida menjadi monosakarida. Monosakarida seperti glukosa dan galaktosa diserap oleh sel epitel usus dengan kotransport yang dipicu oleh gradien konsentrasi ion sodium. Monosakarida seperti fruktosa diserap dengan difusi terfasilitasi. Monosakarida dipindahkan oleh difusi terfasilitasi menuju kapiler dari vili usus dan dibawa oleh sistem porta hepatika ke hati, dimana gula nonglukosa diubah menjadi glukosa.

Glukosa masuk ke dalam sel tubuh dengan difusi terfasilitasi. Rata –rata pengangkutan glukosa kedalam semua tipe sel sepenuhnya disebabkan oleh insulin dan dapat meningkat 10 kali lipat pada suatu ketika.

b. Lemak lemak adalah molekul yang tidak larut dalam air atau hanya sedikit sekali larut dalam air. Termasuk di dalamnya adalah trigliserida, fosfolipid, kolesterol, steroid dan vitamin larut lemak. Trigliserida juga disebut triasilgliserol, yang terdiri dari 3 molekul asam lemak dan satu molekul gliserol yang bersama membentuk ikatan kovalen. Langkah pertama proses pencernaan lemak adalah emulsifikasi, yang merupakan transformasi tetes lemak yang besar menuju tetes lemak yang cukkup kecil. Enzim yang memecah lipid (lipase pankreas) adalah larut dalam lemak dan dapat mencerna lemak hanya dengan bekerja dalam permukaan dari tetes lipid tersebut. Proses Emulsifikasi meningkatkan bagian muka lipid yang terbuka bagi enzim pencernaan untuk menurunkan ukuran tetes lemak. Emulsifikasi direkomendasikan oleh garam empedu yang disekresikan oleh hati dan disimpan dalam kantung empedu. Lipase mencerna molekul lemak. Lipase dikeluarkan / disekresikan dalam jumlah yang sangant banyak. Jumlah yang kecil lipase lidah disekresikan dalam rongga mulut, lipase tertelan bersama makanan dan mencerna lipid dalam jumlah yang kecil di perut.

Transportasi lemak. Di dalam retikulum endoplasma halus dari sel epitel usus, asam lemak bebas bergabung dengan monogliserida membentuk trigliserida. Sintesis protein di sel epitel berfungsi untuk mengemas trigliserida, fosfolipid dan kolesterol membentuk kilomikron. Pada dasarnya kilomikron mengemulsi lemak sebelum masuk ke aliran darah. Proses ini menyerupai kegiatan lesitin dan asam lemak usus halus dalam upaya mengemulsi lemak makanan selama proses pencernaan. Dalam absorbsi trigliserida dan lipida besar lainnya (kolesterol) yang terbentuk dalam usus halus dikemas untuk diabsorbsi secara aktif dan ditransportasi oleh darah. Bahan bahan ini tergabung dengan protein yang khusus dan membentuk alat angkut lipid yang dinamakan lipoprotein. Tubuh membentuk empat macam lipoprotein, yaitu kilomikron, low density lipoprotein(LDL), very low density lippoprotein(VLDL), dan high density lippoprotein (HDL). Lipoprotein yang mengangkut lemak dari saluran cerna ke dalam tubuh dinamakan kilomikron. Kilomikron diabsorbsi melalui dinding usus halus ke dalam sistem limfe untuk

kemudian melalui duktus torasikus di sepanjang tulang belakang masuk ke dalam vena besar tengkuk dan seterusnya masuk ke dalam aliran darah.

c. Protein Pencernaan protein dimulai dalam lambung, tempat pepsin memecah sejumlah hubungan peptida. Seperti banyak enzim yang berhubungan dalam pencernaan protein, pepsin disekresikan dalam bentuk prekursor tidak aktif (proenzim) dan diaktifasi di dalam tractus gastrointestinalis (Lambung). Prekursor pepsin disebut pepsinogen dan diaktifasi oleh asam hihdroklorida lambung (HCl). Mukosa lambung manusia mengandung sejumlah pepsinogen berhubungan yang dapat dibagi dalam 2 gugusan yang berbeda secara imunohistokimiawi, pepsinogen I dan pepsinogen II. Pepsinogen I hanya ditemnukan di daerah pangkreas asam, sedangkan pepsinogen II selain ditemukan di pankreas asam juga ditemukan di pilorus. Pepsin menghidrolisis ikatan antara asam amino aromatik seperti fenilalanin atau tirosin dan asam amino kedua, sehingga produk pencernaan protein adalah polipeptida yang ukurannya sangat berfariasi. Suatu gelatinase yang mencairkan gelatin juga ditemukan di dalam lambung. Kimosin suatu enzim lambung pembeku susu yang disebut rennin ditemukan di lambung hewan muda, tetapi mungkin tidak ada pada manusia. Didalam usus halus, polipeptida dari hasil pencernaan di lambung dicerna lebih anjut oleh enzim proteolitik kuat pankreas dan mukosa usus. Tripsin, kemotripsin dan elastase bekerja pada ikatan peptida interior dalam molekul peptida dan dinamai endopeptidase. Karboksipeptidase dan aminopeptodase batas sikat sel mukosa merupakan eksopeptidase yang menghirolisis asam amino pada ujung karboksi dan amino dari polipeptida. Sejulmlah asam amino bebas dibebaskan di dalam lumen usus, tetapi lainnya dibebaskan pada pemukaan sel oleh aminopeptodase dan peptidase di dalam batas sikat sel mukosa. Beberapa di- dan tripeptida ditransport secara aktif ke dalam sel usus dan dihidrolisis oleh peptidase intersel bersama asam amino yang memasuki aliran darah. Sehingga pencernaan protein hingga akhir menjadi asam amino timbul dalam 3 lokasi yaitu lumen usus, batas sikat sel mukosa usus halus dan sitoplasma sel mukosa usus halus.

d. Air Absorpsi isosmotik Sekitar 9 liter air masuk ke dalam saluran pencernaan setiap hari, sekitar 92% diabsorbsi oleh usus halus, dan lainnya 6-7% diserap di usus besar. Air ditransport kedalam usus melalui proses difusi. Selanjutnya difusi mengikuti hukum osmosis biasa, maksudnya bila kimus cukup encer maka air di absorpsi melalui mukosa kedalam vili melalui proses

osmosis. Sebaliknya, jika air ditransport ke arah berlawanan yaitu dari plasma ke kimus maka dalam beberapa menit, sejumlah air akan dihantarkan melalui osmosis untuk membuat kimus isosmotik dengan plasma

e. Ion Mekanisme trasnpor aktif untuk ion sodium dilakukan dalam sel epitel dari usus halus. Potasium, kalsium, magnesium dan phospat juga menggunakan trasnpor aktif. Ion Klorida bergerak pasif disepanjang dinding usus dari deudonum dan jejenum melanjutkan tugas ion sodium. Tetapi klorida ditranspor secara aktif di ileum. Meskipun kalsium ditranspor secara aktif pada sepanjang permukaan usus halus. Vitamin D dibutuhkan dalam transpor tersebut. Penyerapan kalsium dibawah kendali hormonal, jumlah yang disekresikan dan disimpan. Hormon paratiroid, kalsitonin dan vitamin D semua berperan dalam mengatur konsentrasi kalsium dalam darah pada sistem peredaran darah. Pada permukaan absorpsi usus halus terdapat valvula koniventes atau disebut juga dengan lipatan kercking. Dimana lipatan kercking ini dapat meningkatkan daerah permukaan absorpsi mukosa menjadi 3x lipat. Hal ini sangat berkembang di duodenum dan yeyunum. Selain itu, terdapat berjuta vili kecil yang menonjol kira-kira 1mm dari permukaan mukosa. Vili sendiri dapat memperluas daerah absorpsi total sampai 10x lipat. Kemudian, pada setiap sel-sel epitel usus mempunyai vilus yang ditandai oleh 1 brush border. Dimana 1 brush boreder terdiri atas 1000 mikrovili. Mikrovili meningkatkan daerah permukaan yang terpapar oleh material usus lebih kurang 20x lipat. Sementara itu, jika digabung lipatan kercking dengan vili beserta mikrovili, itu akan meningkatkan daerah permukaan absorpsi menjadi 1000x lipat atau setara dengan 250 m2

7. Mahasiswa mampu menjelaskan gangguan pencernaan Gangguan pencernaan sangat memengaruhi keseluruhan kerja, dan kualitas organorgan lain. Karena merupakan satu-satunya cara tubuh mendapatkan energi. Apabila terjadi gangguan pada salah satu saluran atau kelenjar pencernaan maka organ-organ dalam tubuh akan kekurangan energi. Beberapa contoh dari gangguan pencernaan yaitu: a. Disfagia  sensasi gangguan pasasi makanan dari mulut ke lambung, keluhan berupa rasa sumbatan atau tertahannya makanan di kerongkongan, tidak bisa turun ke lambung. b. Akhalasia  keadaan ditandai gagalnya sfingter esofagus berelaksasi pada proses penelanan sehingga makanan tidak bisa masuk ke lambung

Keadaan tersebut terus menerus menyebabkan makanan menumpuk di esofagus dan dapat memicu Megaesofagus. c. Megacolon ( Hirschprung )  karena plexus mienterikus pada kolon sigmoid absen / jumlahnya kurang, menyebabkan refleks defekasi dan peristaltik lemah, sehingga feses menumpuk dan menyebabkan colon melebar. d. Gastritis  gangguan pada lambung, yaitu terjadi peradangan pada mukosa lambung akibat infeksi e. Aklorhidria  gagalnya lambung menyekresikan asam hcl f. Hipoklorhidria  berkurangnya sekresi asam hcl g. Konstipasi  mengerasnya feses karena hiperabsorpsi air dan ion, biasanya karena penahanan saat defekasi

8. Mahasiswa mampu menjelaskan faktor gangguan pencernaan Gangguan pada pencernaan memiliki beberapa faktor penyebab, faktor penyebab memiliki peran penting sebagai pencetus terjadinya gangguan pencernaan. Beberapa faktor penyebab terjadinya gangguan pencernaan : a. Umur : biasanya dikarenakan jaringan yang sudah mulai menua menyebabkan berkurang elastisitasnya dan fungsinya. b. Infeksi : infeksi virus, jamur, bakteri dapat menyebabkan berbagai hal seperti gangguan fungsi, atau iritasi pada saluran pencernaan c. Gen : gen merupakan hal penting dalam proses pembentukan saluran dan alat pencernaan, sehingga apabila terjadi kecacatan, akan berdampak besar pada fungsi pencernaan. d. Pola makan : merupakan hal biasa terjadi, karena asupan nutrisi terkadang tidak baik, dan sedikit. Membuat pencernaan dan suplai nutrisi berkurang.

Daftar pustaka Guyton, A.C. and Hall, J.E. textbook of medical physiology, W.B. Saunders Company, Philadelphia, 2000. Sherwood, L. Human Physiology from Cells to Systems. West Publishing Company, St. Paul, 1996. Ganong, W.F. Review of Medical Physiology. Lange Medical books. McGraw-Hill, New York, 2003.

Related Documents

Laporan
August 2019 120
Laporan !
June 2020 62
Laporan
June 2020 64
Laporan
April 2020 84
Laporan
December 2019 84
Laporan
October 2019 101

More Documents from "Maura Maurizka"