LAPORAN TUTORIAL BLOK 18 : PARADIGMA SEHAT
SKENARIO 1 : PERILAKU KESEHATAN Kelompok Tutorial 1
Anggota Kelompok: 1. Rosellina Charisma Ilman
(161610101001)
2. Shania Rada Chairmawati
(161610101002)
3. Lifia Mufida
(161610101003)
4. Salsabila Dewinta Anggi P
(161610101004)
5. Shabrina Widya A
(161610101005)
6. Alda Utami Hidayana
(161610101006)
7. Rafi Ihya Insani Tahir
(161610101007)
8. Mahardiani Dwi A
(161610101008)
9. Najwa Hana
(161610101009)
10. Nina Raditya S
(161610101010)
Tutor : drg. Elyda Akhya Afida Misrohmasari, MIPH
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS JEMBER 2018 1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas laporan tutorial dengan judul Perilaku Kesehatan. Laporan ini disusun untuk memenuhi hasil diskusi tutorial kelompok 1 pada skenario Blok Paradigma Sehat. Penulisan laporan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena itu penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada : 1.
drg. Elyda Akhya Afida Misrohmasari, MIPH selaku pembimbing tutor yang telah membimbing jalannya diskusi tutorial kelompok 1, dan telah memberi masukan yang membantu bagi pengembangan ilmu yang telah didapatkan.
2.
Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Dalam penyusunan laporan ini tidak lepas dari kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan untuk perbaikan–perbaikan demi kesempurnaan laporan ini dan masa mendatang. Semoga laporan ini dapat berguna bagi kita semua.
Jember, 1 Maret 2019
Tim Penyusun
2
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ………………………………………………………………
2
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………..
3
SKENARIO I PERILAKU KESEHATAN…………………………………………
4
STEP 1 KLARIFIKASI ISTILAH………………………………………………….
5
STEP 2 RUMUSAN MASALAH…………………………………………………..
6
STEP 3 BRAINSTORMING……………………………………………………….
6
STEP 4 MAPPING………………………………………………………………….
10
STEP 5 LEARNING OBJECTIVE…………………………………………………
11
STEP 6 SELF STUDY ……………………………………………………………..
11
STEP 7 REPORTING GENERALISATION………………………………………
11
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………
25
3
SKENARIO 1. PERILAKU KESEHATAN
Seorang mahasiswa FKG terlihat tidur di kelas pagi hari pada saat kegiatan perkuliahan berlangsung. Ketika dosen menanyakan alasannya, mahasiswa tersebut menyampaikan bahwa dia tidak bisa istirahat cukup malam harinya karena mengerjakan laporan tutorial. Istirahat yang cukup merupakan salah satu perilaku hidup sehat (healthy life style) yang penting sebagai upaya untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatan. Konsep perilaku hidup sehat penting untuk difahami oleh mahasiswa FKG tidak hanya untuk kepentingannya sendiri, tetapi juga terkait tugasnya nanti sebagai pelayan kesehatan. Idealnya, mahasiswa FKG mempunyai pengetahuan yang cukup tentang perilaku kesehatan. Pengetahuan merupakan bagian dari domain perilaku kesehatan. Namun, terkadang pada praktiknya, masih dijumpai mahasiswa FKG yang mempunyai pola hidup tidak sehat. Proses terjadinya perilaku sebagai respon dari rangsangan bisa berbentuk tertutup ataupun terbuka. Berbagai teori determinan perilaku kesehatan diungkapkan untuk menganalisa realitas perbedaan perilaku kesehatan yang dilakukan oleh manusia. Sebelum melanjutkan tutorial ini buatlah cek list apa saja perilaku hidup sehat individu. Silahkan tanyakan pada teman di samping anda, apakah telah melakukan perilaku hidup sehat tersebut (healthy life style)?
4
STEP 1 – UNFAMILIAR TERMS 1. Perilaku sehat Pengetahuan , sikap dan tindakan proaktif untuk memelihara dan mencegah resiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit serta aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat. Perilaku yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan tujuannya untuk meningkatkan pengetahuan , kesadaran , kemauan dan kemampuan agar hidup bersih dan sehat. Segala upaya untuk menerapkan kebiasaan baik yang akan menciptakan hidup sehat dan menghindari kebiasaan-kebiasaan yang buruk yang dapat mengganggu kesehatan. Kegiatan sehari hari yang dilakukan untuk pemeliharaan kesehatan yang dipengaruhi aspek sosial budaya serta dapat untuk mengatur apakah perilaku tersebut sudah sesuai atau perlu diubah. Perilaku merupakan suatu respon terhadap stimulus dan kegiatan atau aktivitas yng dilalkukan dalam rangka pemenuhan keinginan, kehendak dan kebutuhan. 2. Domain perilaku kesehatan Domain : kelompok a. Health knowledge b. Health practice c. Health attitude 3. Teori determinan Determinan : faktor-faktor yang menentukan perilaku kesehatan baik dari dalam (motivasi, emosi, intellegensi) maupun dari luar (lingkungan fisik dan polsosbud)
5
STEP 2 – IDENTIFICATION PROBLEM 1. Apa itu pengertian perilaku sehat? 2. Apa yang dimaksud dari perilaku sebagai respon dari rangsangan bisa berbentuk tertutup dan terbuka? 3. Apa saja domain dari perilaku kesehatan? 4. Apa saja teori determinan perilaku hidup sehat? 5. Bagaimana perbedaan perilaku berdasarkan teori determinan secara nyata? 6. Apa saja perilaku kesehatan yang idealnya diketahui oleh mahasiswa FKG? 7. Bagaimana cara perilaku hidup sehat diaplikasikan secara baik?
STEP 3 - BRAINSTORMING 1. Perilaku merupakan suatu respon terhadap stimulus dan kegiatan atau aktifitas dalam rangka pemenuhan keinginan dan kebutuhan. Perilaku merupakan respon individu terhadap suatu rangsangan yang memiliki tujuan baik, baik disadari maupun tidak Perilaku terbentuk melalui beberapa proses yaitu: 1) Kesadaran 2) Teratrik 3) Evaluasi 4) Trial, mulai mencoba 5) Adoption, berperilaku sesuai pengetahuan dan kesadaran Sekumpulan perilaku yang dimiliki manusia dipengaruhi oleh adat, sikap, emosi,nilai, etika, kekuasaan persuasi dan genetik. Perilaku sehat merupakan suatu respon terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit juga dnegan sistem pelayanan kesehatan juga tentang lingkungan sehat Perilaku hidup sehat dibagi menjadi 2: a. Healthy behavior, merupakan perilaku preventif dan promotif b. Health seeking behavior, merupakan perilaku kuratif dan rehabilitatif 6
Perilaku hidup sehat ada 2 sifat a. Pasif : yang tidak secara langsung dilihat orang lain pengetahuan, persepsi dan sifat b. Aktif : yang secara jelas dapat diobservasi secara langsung
2. Respon dari rangsangan a. Perilaku tertutup Respon terhadap stimulus bentuknya terselubung, reaksi terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan dan sikap. Belum bisa diamati oleh orang lain b. Perilaku terbuka Perilaku yang bentuk tindakan nyata. Respon berupa tindakan/praktik dan dapat diamati orang lain
3. Domain perilaku kesehatan a. Pengetahuan Sesuatu yg diketahui individu tentang cara memelihara kesehatan, contoh : pengetahuan penyakit menular b. Sikap Pendapat/ penilaian sesorang terhadap pemeliharaan kesehatan c. Praktik Aktivitas individu dalam rangka memelihara kesehatan
4. Teori determinan a. Teori lawrence Ada 3 faktor yang mempengaruhi seseorang -
Faktor predisposisi : umur (makin tua makin dewasa ), pendidikan dan pekerjaan
-
Faktor enabling : berupa lingkungan fisik sekitar seperti fasilitas kesehatan
-
Faktor penguat/ reinforcing : berupa sikap, perilaku petugas kesehatan
b. Teori Snehandu B karr
7
Bertitik tolak bahwa perilaku itu merupakan fungsi dari niat seseorang, didukung oleh sosial dari masyarakat, ada tidaknya informasi kesehatan , otonomi pribadi dalam hal memutuskan suatu keputusan, situasi yang memungkinkan untuk bertindak c. Teori WHO Menurut pemikiran dan perasaan, referensi dari seseorang, sumber daya yg tersedia, sosbud setempat, pengetahuan (didadapat dari pengalaman sendiri, kepercayaan), sikap
5. Contoh aplikasi dari teori determinan a. Teori lawrence : Contoh : ibu yang membawa anaknya ke posyandu karena penting untuk perkembangan anaknya (faktor predisposisi) Fasilitas yg tersedia seperti puskesmas, rumah sakit (faktor pendukung) Sikap/perilaku ibu untuk membawa anaknya ke posyandu (faktor pendorong) b. Teori Karr Contoh : hak untuk membawa anaknya ke posyandu atau tidak (otonomi pribadi) mampu membawa anak ke posyandu walaupun jarak jauh (fasilitas dan kemampuan) c. Teori Who Contoh : ada kekhawatiran dari masyarakat tentang suatu penyakit yang menyebabkan masyarakat mau datang ke rumah sakit dan adanya sumber daya yang mendukung yaitu ada rumah sakit yang dapat dijangkau
6. Perilaku sehat yang harus diketahui mahasiswa : a. Olahraga teratur b. Minum air putih 1-2 liter per hari c. Aktivitas fisik 30 menit setiap hari sebelum makan atau 2 jam setelah makan. Yang dimaksud yaitu aktivitas fisik setiap hari seperti berjalan, latihan fisik (aktivitas yang teratur untuk meningkatkan kebugaran seperti joging, bersepeda). Olahraga (aktivitas fisik yang teratur dan berkesinambungan) 8
d. Makanan seimbang Mengkonsumsi 60-70% karbo, 10%protein, 10% lemak, sisanya mineral e. Kegiatan fisik teratur : olahraga rutin minimal 2 hari sekali 30-60 menit f. Tidak merokok dan tidak menggunakan narkoba g. Istirahat yg cukup minimial 8 jam perhari yang dapat memiliki manfaat memelihara fisik dan mental h. Menjaga tangan dan tubuh tetap bersih i. Menggunakan air bersih j. Mencuci tangan menggunkan sabun k. Membuang sampah pada tempatnya l. Mengendalikan stres dgn cara refreshing, jalan-jalan, main game
7. Agar perilaku sehat berjalan dengan baik : a. Niat dari dalam diri sendiri untuk melakukan perilaku sehat b. Konsisten dan komitmen untuk menjaga dan meningkatkan perilaku hidup sehat
9
STEP 4 - MAPPING Konsep Perilaku
Aplikasi Perilaku Kesehatan
Perilaku Kesehatan
Domain Perilaku Kesehatan
Teori Determinan Perilaku Kesehatan t
10
STEP 5 – LEARNING OBJECTIVE 1. Mahasiswa mampu mengkaji tentang konsep perilaku 2. Mahasiswa mampu mengkaji tentang perilaku kesehatan 3. Mahasiswa mampu mengkaji tentang domain perilaku kesehatan 4. Mahasiswa mampu mengkaji tentang klasifikasi perilaku kesehatan 5. Mahasiswa mampu mengkaji tentang teori determinan perilaku kesehatan 6. Mahasiswa mampu mengkaji tentang aplikasi perilaku kesehatan STEP 6 – SELF STUDY STEP 7 LO 1. Mahasiswa mampu mengkaji tentang konsep perilaku Perilaku secara psikologi diartikan sebagai kecenderungan untuk merespon berbagai kondisi ataupun situasi (Ajzen, 2005). Perilaku juga diartikan sebagai segala sesuatu aktivitas seseorang yang tampak dan dapat diobservasi oleh orang lain secara langsung (Lahey, 2009) Menurut Skiner (1938) dalam Notoadmodjo (2007) Merumuskankan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut merespons, maka teori Skiner ini disebut teori “ S-O-R” atau stimulus organisme. Skiner membedakan adanya dua respons yaitu: a. Respondenst respon atau reflexive, yakni respons yang ditimbulkan oleh rangsanganrangsangan (stimulus) tertentu. Stimulus semacam ini disebut eliciting stimulation karena menimbulkan respons-rspons yang relatif tetap. Misalnya: makanan yang lezat menimbulkan keinginan untuk makan, cahaya terang menyebabkan mata tertutup, dan sebagainya. Respondens respons ini juga mencakup perilaku emosional, misalnya mendengar berita musibah menjadi lebih sedih atau menangis, lulus ujian meluapkan kegembiraannya dengan mengadakan pesta, dan sebagainya. 11
b. Operant respons atau instrumental respons, yakni respons yang timbul dan berkembang kemudian diikuti oleh stimulus atau perangsang tertentu. Perangsang ini disebut reinforcing stimulation atau reinforcer, karena memperkuat respons. Misalnya apabila seseorang petugas kesehatan melaksanakan tugasnya dengan baik (respon terhadap uraian tugasnya atau job skripsi) kemudian memperoleh penghargaan dari atasanya (stimulus baru), maka petugas kesehatan tersebut akan lebih baik lagi dalam melaksanakan tugasnya.
Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Penelitian Rogers (1974) mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru), di dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yakni : a. Awareness (kesadaran), yakni orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui stimulus (objek) terlebih dahulu, b.
Interest, yakni orang mulai tertarik kepada stimulus,
c. Evaluation (menimbang-nimbang baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya). Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi, d. Trial, orang telah mulai mencoba perilaku baru, e. Adoption, subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus.
Perilaku dapat diberi batasan sebagai suatu tanggapan individu terhadap rangsangan yang berasal dari dalam maupun luar diri individu tersebut. Secara garis besar bentuk perilaku ada dua macam menurut Notoatmodjo2007 , yaitu : a. Perilaku Pasif (respons internal) Perilaku yang sifatnya masih tertutup, terjadi dalam diri individu dan tidak dapat diamati secara langsung. Perilaku ini sebatas sikap belum ada tindakan yang nyata. b. Perilaku Aktif (respons eksternal) Perilaku yang sifatnya terbuka, perilaku aktif adalah perilaku yang dapat diamati langsung, berupa tindakan yang nyata. 12
Jenis-jenis perilaku individu : 1.
Perilaku sadar, perilaku yang melalui kerja otak dan pusat susunan saraf,
2.
Perilaku tak sadar, perilaku yang spontan atau instingtif,
3.
Perilaku tampak dan tidak tampak,
4. Perilaku sederhana dan kompleks 5. Perilaku kognitif, afektif, konatif, dan psikomotor (Siti Halimah, 2018)
Karakteristik Perilaku menurut Morrisan,2013: 1. Perilaku adalah perkataan dan perbuatan individu, jadi apa yang dikatakan dan dilakukan oleh seseorang merupakan karateristik perilakunya. 2. Perilaku mempunyai satu atau lebih dimensi yang dapat diukur, yaitu : frekuensi, durasi, dan intensitas. 3. Perilaku dapat di observasi, dijelaskan dan direkam oleh orang lain atau orang yang terlihat dalam perilaku tersebut. 4. Perilaku mempengaruhi lngkungan, lingkungan fisik maupun lingkungan sosial. 5. Perilaku dipengaruhi oleh lingkungan (lawful) 6. Perilaku bisa tampak maupun tidak tampak. Perilaku yang tampak bisa diobservasi oleh orang lain. Sedangkan perilaku yang tidak tampak merupakan kejadian atau hal pribadi yang hanya bisa dirasakan oleh individu itu sendiri atau individu lain yang terlibat dalam perilaku tersebut.
13
LO 2. Mahasiswa mampu mengkaji tentang perilaku kesehatan Perilaku kesehatan adalah semua akitivitas atau kegiatan seseorang baik yang dapat diamati (observable) maupun yang tidak dapat diamati (unobservable) yang berkaitan dengan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan. Pemeliharaan Kesehatan ini mencakup mencegah atau melindungi diri dari penyakit serta masalah kesehatan lain, meningkatkan kesehatan dan mencari penyembuhan apabila sakit (Notoatmodjo, 2010). Perilaku kesehatan menurut Skiner adalah suatu respons seseorang (organisme) terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan makanan, dan minuma, serta lingkungan (Notoatmodjo, 2007) Menurut Sarafino (2006) perilaku kesehatan adalah setiap aktivitas individu yang dilakukan untuk mempertahankan atau meningkatkan kondisi kesehatan tanpa memperhatikan status kesehatan. Pengetahuan perilaku hidup sehat tidak hanya terbatas hanya mengetahui saja tetapi yang terpenting adalah aplikasinya dalam kehidupan. Pengetahuan hanya menjadi dasar dalam perilaku dan akhirnya menjadi kebiasaan. Faktor yang mempengaruhi hidup sehat adalah faktor biologis, faktor lingkungan, dan faktor kegiatan (Wasis, 2014). LO 3. Mahasiswa mampu mengkaji tentang domain perilaku kesehatan Perilaku mencakup 3 domain , yakni : pengetahuan, sikap dan tindakan (Notoatmodjo,2003). Oleh sebab itu, mengukur perilaku dan perubahannya khususnya perilaku kesehatan juga mengacu kepada 3 domain tersebut. Secara rinci dijelaskan sebagai berikut : a. Pengetahuan (Knowledge) Pengetahuan merupakan dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu, sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang
14
sangat penting dalam pembentukan tindakan seseorang over (over behavior) (Priyoto, 2015). Contoh :
Pengetahuan tentang risiko yang bias terjadi saat kehamilan
Pengetahuan tentang factor-faktor yang terkait dan atau mempengaruhi kesehatan kehamilan.
Pengetahuan tentang fasilitas pelayanan kesehatan yang professional maupun tradisional.
Tanpa pengetahuan seseorang tidak mempunyai dasar untuk mengambil keputusan dan menentukan tindakan terhadap masalah yang dihadapi. Ada empat macam pengetahuan (Widodo, 2006), yaitu: 1. Pengetahuan Faktual (Factual knowledge) Pengetahuan yang berupa potongan - potongan informasi yang terpisah-pisah atau unsur dasar yang ada dalam suatu disiplin ilmu tertentu. Pengetahuan factual pada umumnya merupakan abstraksi tingkat rendah. Ada dua macam pengetahuan faktual yaitu pengetahuan tentang terminologi (knowledge of terminology) mencakup pengetahuan tentang label atau simbol tertentu baik yang bersifat verbal maupun non verbal dan pengetahuan tentang bagian detail dan unsur-unsur (knowledge of specific details and element) mencakup pengetahuan tentang kejadian, orang, waktu dan informasi lain yang sifatnya sangat spesifik. 2. Pengetahuan Konseptual Pengetahuan yang menunjukkan saling keterkaitan antara unsur-unsur dasar dalam struktur yang lebih besar dan semuanya berfungsi bersama - sama. Pengetahuan konseptual mencakup skema, model pemikiran, dan teori baik yang implisit maupun eksplisit. Ada tiga macam pengetahuan konseptual, yaitu pengetahaun tentang kelasifikasi dan kategori, pengetahuan tentang prinsip dan generalisasi, dan pengetahuan tentang teori, model, dan sruktur. 3. Pengetahuan Prosedural
15
Pengetahuan tentang bagaimana mengerjakan sesuatu, baik yang bersifat rutin maupun yang baru. Seringkali pengetahuan prosedural berisi langkah-langkah atau tahapan yang harus diikuti dalam mengerjakan suatu hal tertentu. 4. Pengetahuan Metakognitif Mencakup pengetahuan tentang kognisi secara umum dan pengetahuan tentang diri sendiri. Penelitian-penelitian tentang metakognitif menunjukkan bahwa seiring dengan perkembangannya siswa menjadi semakin sadar akan pikirannya dan semakin banyak tahu tentang kognisi, dan apabila siswa bisa mencapai hal ini maka mereka akan lebih baik lagi dalam belajar.
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang dalam hal ini pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan (Notoadmojo, 2003), yaitu : o Tahu (know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. o Memahami (comprehension) Memahami diartikan sebagai kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari. o
Aplikasi (aplication) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi di sini dapat
16
diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. o Analisis (analysis) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya. o Sintesis (synthesis) Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari
formulasi-formulasi
yang
ada.
Misalnya
dapat
menyusun,
dapat
merencanakan, dapat meringkaskan, dapat menyesuaikan, dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada. o Evaluasi (evaluation) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.
b. Sikap (Attitude) Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. New Comb, salah seorang ahli psikologi social menyatakan bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu (Priyoto, 2015). Sikap belum bisa dipastikan terwujud dalam suatu tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2010). Selanjutnya untuk lingkungan fisik itu sendiri merupakan segala 17
sesuatu yang berada disekitar seseorang baik berupa benda hidup maupun benda mati, benda nyata atau abstrak, termasuk manusia lainnya serta suasana yang terbentuk karena terjadinya elemenelemen yang ada di alam (Triwibowo dan Pushpandani, 2015). Sedangkan pemahaman mengenai tokoh masyarakat itu sendiri yaitu seseorang yang dapat mempengaruhi dan ditokohkan oleh lingkungan atau masyarakatnya. Segala tindakan maupun ucapannya diikuti oleh masyarakat sekitarnya (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional, 2008).
Contoh :
Sikap terhadap risiko yang bias saja terjadi selama kehamilan.
Sikap tentang factor-faktor yang terkait dan atau mempengaruhi kesehatan
Sikap tentang fasilitas pelayanan kesehatan yang professional maupun tradisional.
c. Praktik/practice Setelah seseorang mengetahui stimulasi atau objek kesehatan, kemudian mengadakan penilaian atau pendapatan terhadap apa yang diketahui, proses selanjutnya diharapkan akan melaksanakan atau mempraktikkan apa yang diketahuinya (Priyoto, 2015). Contoh : Tindakan atau praktik sehubungan dengan risiko yang bias saja terjadi selama kehamilan. Tindakan tentang factor-faktor yang terkait dan atau mempengaruhi kesehatan. Tindakan atau praktik sehubungan fasilitas pelayanan kesehatan yang profesional maupun tradisional (Notoatmodjo, 2003).
LO 4. Mahasiswa mampu mengkaji tentang klasifikasi perilaku kesehatan Perilaku kesehatan dapat diklasifikasikan menjadi 3 kelompok. 1.
Perilaku pemeliharaan kesehatan (Health maintenance)
18
Adalah perilaku atau usaha-usaha seseorang untuk memelihara atau menjaga kesehatan agar tidak sakit adan usaha untuk penyembuhan bilamana sakit. Oleh sebab itu, perilaku pemeliharaan kesehatan ini terdiri dari 3 aspek yaitu: a. Perilaku pencegahan penyakit, dan penyembuhan penyakit bila sakit, serta pemulihan kesehatan bilamana telah sembuh dari penyakit. b. Perilaku peningkatan kesehatan, apabila seseorang dalam keadaan sehat. Perlu dijelaskan disini, bahwa kesehatan itu sangat dinamis dan relatif, maka dari itu orang yang sehat pun perlu diupayakan supaya mencapai tingkat kesehatan yang
seoptimal
mungkin.
Perilaku
yang
berkaitan
dengan
upaya
mempertahankan dan meningkatkan kesehatan, antara lain :
Makan dengan menu seimbang (appropriate diet) Menu seimbang yang dimaksud adalah pola makan sehari-hari yang memenuhi kebutuhan nutrisi baik kuantitas maupun kualitasnya.
Kegiatan fisik secara teratur dan cukup Kegiatan fisik yang dimaksud adalah kegiatan yang memenuhi gerakangerakan fisik secara rutin dan teratur.
Tidak merokok dan minum-minuman keras serta menggunakan narkoba. Merokok adalah kebiasaan yang tidak sehat, namun di Indonesia jumlah perokok cenderung meningkat. Hampir 50% pria dewasa di Indonesia adalah perokok, sedangkan pengguna narkoba dan minum-minuman keras meningkat.
Istirahat yang cukup Istirahat cukup bukan saja berguna untuk memelihara kesehatan fisik tetapi juga untuk memelihara kesehatan mental.
Pengendalian dan manajemen stress Stress adalah bagian dari kehidupan setiap orang, dan yang dapat dilakukan adalah mengatasi, mengendalikan atau mengelola stress tersebut agar tidak mengakibatkan gangguan kesehatan baik fisik maupun mental.
Perilaku atau gaya hidup positif lain untuk kesehatan
19
Inti dari perilaku ini adalah tindakan atau perilaku seseorang agar dapat terhindar dari berbagai masalah kesehatan, termasuk perilaku untuk meningkatkan kesehatan c. Perilaku gizi (makanan) dan minuman. Makanan dan minuman dapat memeliharan serta meningkatkan kesehatan seseorang, tetapi sebaliknya makanan dan minuman dapat menjadi penyebab menurunnya kesehatan seseorang, bahkan dapat mendatangkan penyakit. Hal ini sangat tergantung pada perilaku orang terhadap makanan dan minuman tersebut.
2. Perilaku pencarian dan penggunaan sistem atau fasilitas pelayanan kesehatan, atau sering disebut perilaku pencarian pengobatan (health seeking behavior). Perilaku ini adalah menyangkut upaya atau tindakan seseorang pada saat menderita penyakit dan atau kecelakaan. Tindakan atau perilaku ini di mulai dari mengobati diri sendiri (self treatment) sampai mencari pengobatan ke luar negeri. Pada saat seseorang sakit, ada beberapa tindakan yang dapat dilakukan, yaitu : a. No action Sakit tersebut diabaikan dan tetap menjalankan kegiatan sehari-hari. b. Self treatment atau Self medication Pengobatan ini terdiri dari dua bentuk yakni dengan cara tradisional dan cara modern. c. Mencari penyembuhan keluar Mencari penyembuhan atau pengobatan keluar yang dimaksud adalah dengan mencari fasilitas pelayanan kesehatan yang dibedakan menjadi dua yakni fasilitas pelayanan kesehatan tradisional dan fasilitas kesehatan modern atau profesional seperti puskesmas, poliklinik, rumah sakit dan sebagainya. Menurut Becker (dalam Notoatmodjo,2010), hak dan kewajiban orang sakit merupakan perilaku peran orang sakit yang antara lain: a.
Tindakan untuk memperoleh kesembuhan.
b.
Tindakan untuk mengenal atau mengetahui fasilitas kesehatan yang tepat untuk memperoleh kesembuhan.
20
c.
Melakukan kewajibannya sebagai pasien antara lain melalui nasihat dokter dan perawat untuk mempercepat kesembuhannya.
d.
Tidak melakukan sesuatu yang merugikan bagi proses penyembuhannya.
e.
Melakukan kewajiban agar tidak kambuh penyakitnya dan sebagainya.
3. Perilaku kesehatan lingkungan Bagaimana seseorang merespons lingkungan, baik lingkungan fisik maupun sosial budaya, dan sebagainya, sehingga lingkungan tersebut tidak mempengaruhi kesehatannya. Dengan perkataan lain, bagaimana seseorang mengelola lingkungannya sehingga tidak mengganggu kesehatannya sendiri, keluarga, atau masyarakatnya. Misalnya bagaimana mengelola pembuangan tinja, air minum, tempat pembuangan sampah, pembuangan limbah, dan sebagianya.
LO 5. Mahasiswa mampu mengkaji tentang teori determinan perilaku kesehatan 1. Teori Lawrence Green Menurut teori Lawrance Green dan kawan-kawan (1980) menyatakan bahwa perilaku manusia dipengaruhi oleh dua faktor pokok, yaitu faktor perilaku (behavior causes) dan faktor diluar perilaku (non behaviour causes). Selanjutnya perilaku itu sendiri ditentukan atau terbentuk dari 3 faktor yaitu: a. Faktor predisposisi (predisposing factors), yang mencakup pengetahuan, sikap dan sebagainya. b. Faktor pemungkin (enabling factor), yang mencakup lingkungan fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas-fasilitas atau sarana-sarana keselamatan kerja, misalnya ketersedianya APD, pelatihan dan sebagainya. c. Faktor penguat (reinforcement factor), faktor-faktor ini meliputi undangundang, peraturan-peraturan, pengawasan dan sebagainya (Notoatmodjo,2003).
2. Teori Snehandu B. Karr 21
Karr seorang staf pengajar departemen pendidikan kesehatn dan ilmu perilaku, mengidentifikasi adanya lima determinan perilaku yaitu: 1. Adanya niat (intention) seseorang yang bertindak sehubungan dengan objek atau stimulus di luar dirinya. 2. Adanya dukungan dari masyarakat sekitarnya (social support). Di dalam kehidupan seseorang di masyarakat, dari masyrakat di sekitarnya. Apabila perilaku tersebut bertentangan atau tidak memperoleh dkungan dari masyarakat, maka ia akan mersa kurang atau tidak nyaman. Demikian pula, untuk berperilaku kesehatan orang memerlukan dukungan masyarakat sekitarnya, paling tidak, tidak menjadi gunjingan atau bahan pembicaraan masyarakat. 3. Terjangkaunnya informasi (accessibility of information), adalah tersedinya informasiinformasi terkait dengan tindakan yang akan diambil oleh seseorang. 4. Adanya otonomi atau kebebasan pribadi (personnal autonomy) untuk mengambil keputusan. 5. Adanya kondisi dan situasi yang memungkinkan (action situation) dalam bertindak di perlukan suatu kondisi dan situasi yang tepat.
3. Teori Preced – Proceed Teori ini dikembangkan oleh Lawrence Green (Kholid.A, 2012), yang dirintis sejak tahun 1980. Lawrence Green mencoba menganalisis perilaku manusia dari tingkat kesehatan. Kesehatan seseorang atau masyarakat dipengaruhi oleh 2 faktor pokok, yakni faktor perilaku (behavior causes) dan faktor di luar perilaku (nonbehavior causes). Selanjutnya perilaku dipengaruhi oleh 3 faktor utama, yang dirangkum dalam akronim PRECEDE : Predisposing, Enabling, dan Reinforcing Causes in Educational Diagnosis and Evaluation. Precede ini adalah merupakan arahan dalam menganalisis atau diagnosis dan evaluasi perilaku untuk intervensi pendidikan (promosi) kesehatan. Precede adalah merupakan fase diagnosis masalah. Dapat disimpulkan bahwa perilaku kesehatan seseorang atau masyarakat ditentukan oleh niat orang terhadap objek kesehatan, ada atau tidaknya dukungan dari masyarakat sekitarnya, ada atau tidaknya informasi tentang kesehatan, kebebasan dari individu untuk mengambil keputusan/bertindak, dan situasi 22
yang memungkinkan ia berperilaku/bertindak atau tidak berperilaku/tidak bertindak (Notoatmodjo, 2014).
4. Teori WHO WHO merumuskan determinan perilakusangat sederhana. Mereka mengatakan bahwa seseorang berperilaku, karena adanya empat alasan pokok yaitu: 1. Pemikiran dan perasaan (thoughts and feeling) Hasil pemikiran- pemikiran dn perasaan- perasaan seseorang, atau lebih tepat diartikan pertimbangan- pertimbangan pribadi terhadap objek atau stimulus merupakan modal awal untuk bertindak atau berperilaku. 2. Adanya acuan atau referensi dari seseorang atau pribadi yang dipercayai (personnal references). Di dalam masyarakat, di mana sikap paternalistik masih kuat, maka perubahan perilaku masyarakat trgantung dari perilaku acuan (referensi) yang pada umumnya dalah para tokoh masyarakat setempat. 3. Sumber daya (resources) yang tersedia merupakan pendukung untuk terjadinya perilaku seseorang atau masyarakat. Kalau dibandingkan dengan teori Green, sumberdaya ini adalah sama dengan faktor enabling (sarana dan prasarana atau fasilitas). 4. Sosio budaya (culture) setempat biasanya sangat berpengaruh terhadap terbentuknya perilaku seseorang.
LO 6. Mahasiswa mampu mengkaji tentang aplikasi perilaku kesehatan 1) Makan dengan menu seimbang Menu seimbang yang dimaksud adalah pola makan sehari-hari yang memenuhi kebutuhan nutrisi baik kuantitas maupun kualitasnya. 2) Kegiatan fisik secara teratur dan cukup Kegiatan fisik yang dimaksud adalah kegiatan yang memenuhi gerakan-gerakan fisik secara rutin dan teratur. 3) Tidak merokok dan minum-minuman keras serta menggunakan narkoba. 23
Merokok adalah kebiasaan yang tidak sehat, namun di Indonesia jumlah perokok cenderung meningkat. Hampir 50% pria dewasa di Indonesia adalah perokok, sedangkan pengguna narkoba dan minum-minuman keras meningkat 4) Istirahat yang cukup Istirahat cukup bukan saja berguna untuk memelihara kesehatan fisik tetapi juga untuk memelihara kesehatan mental. 5) Pengendalian dan manajemen stress Stress adalah bagian dari kehidupan setiap orang, dan yang dapat dilakukan adalah mengatasi, mengendalikan atau mengelola stress tersebut agar tidak mengakibatkan gangguan kesehatan baik fisik maupun mental (Becker, 1979).
24
DAFTAR PUSTAKA
Ajzen, I. 2005. Attitude, personality, and behaviour. New York: Open University Press. Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional. 2008. Peran Tokoh Masyarakat dalam Kesehatan Reproduksi yang Responsif Gender. Pusat Pelatihan Gender dan Peningkatan Kualitas Perempuan. Jakarta Becker. 1979. Dalam : Notoatmodjo S. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Bab V, Pendidikan dan Perilaku. Halaman Kholid, A. 2012. Promosi Kesehatan: Dengan Pendekatan Teori dan Perilaku, Media, dan Aplikasinya untuk Mahasiswa dan Praktisi Kesehatan Jilid I. Jakarta: Rajawali Press. Lahey, B.B. 2009. Psychology: An Introduction. 10th Edition. Chicago: McGraw Hill. Morissan, M.A. 2013. Psikologi Komunikasi. Bogor : Penerbit Ghalia Indonesia. Notoatmodjo S. 2003. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Notoatmodjo S. 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Notoatmodjo S. 2010. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta Notoatmodjo S. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Notoatmodjo, S. 2014. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: PT RINIKA CIPTA. Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Penerbit Rineka Cipta.Jakarta. Priyoto. 2015. Perubahan Dalam Perilaku Kesehatan. Cetakan I. Penerbit Graha Ilmu. Yogyakarta. Sarafino, E. P. 2006. Health Psychology : Biopsychosocial Interactions. Fifth Edition. USA: John Wiley & Sons. Simbolon, Citra Alfaputri. 2009. Perilaku buang air besar pada ibu rumah 25
Siti, Halimah. 2018. Perilaku Tenaga Kerja Wanita (Tkw) Dalam Mengatasi Kecemasan Di Pjtki Citra Catur Utama Karya Ponorogo. Ponorogo: Universitas Muhammadiyah Ponorogo tangga yang tidak memiliki jamban keluarga di kecamatan Sukaresmi, kabupaten Garut tahun 2009. Jakarta: FKM UI. Diakses pada tanggal 22 Januari 2016. Triwibowo. C, dan Pusphandani M.E. 2013. Pengantar Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Yogyakarta: Nuha Medika Wasis, Slamet. 2014. Tingkat Status Sosial Ekonomi Orang tua dan Pola Hidup sehat Siswa Kelas V Gugus WR Soepratman UPT P dan K Kecamatan Pituruh Kabupaten Purworejo. Jawa Tengah. Skripsi. Yogyakarta:Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negri Yogyakarta. Widodo, A. 2006. Taksonomi Bloom dan Pengembangan Butir Soal. Buletin Puspendik.
26