Laporan Tutorial Skenario 1 Blok 4.docx

  • Uploaded by: Eva Nur Chanifah
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Laporan Tutorial Skenario 1 Blok 4.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 12,611
  • Pages: 65
LAPORAN TUTORIAL BLOK BIOLOGI MOLEKULER SKENARIO 2

A GIRL WHO KEEPS FALLING

KELOMPOK A-V ATIKA RIZKI YERMAN

G0016031

BINTANG ADITYA SETIAWAN

G0016045

EVA NUR CHANIFAH R.I.

G0016069

FINA ZAKIYYAH

G0016083

GRADHIKA DESKARA

G0016095

KHUSNUN ALIFAH

G0016129

MASMAHATHIR MOHAMAD

G0016145

MONICA BELLA E.

G0016147

RATU NURUL FADHILAH

G0016181

SANDY AKBAR PERDANA P.

G0016195

TIARA MAHZA WARDHANI

G0016215

YUDHISTIRA ANDARUSUKMA

G0016235

TUTOR : dr. Briandani Subriyanti

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN Buruh Yang Cepat Lelah Saat jam isturahat di lokasi pembangunan gedung pendidikan doter UNS tahun 2014, terlihat percakapan antara dua orang buruh bangunan. Buruh Abdul (35 tahun): “Min sekrang kok saya gampang lelah ya? Dulu saya kuat angkat 10 sak semen tidak capek, tapi sekarang saya baru 5 sak saja sudah merasa kelelahan.” Buruh Parimin (37 tahun): “Lho kenapa, saya saja masih kuat dari dulu sampai sekarang angkat 10 sak. Jangan-jangan kamu sakit?” Buruh Abdul: “Saya tidak sakit kok” Buruh Paimin: “Lha makanmu bagaimana? Saya jarang lihat kamu makan sayur dan buah, hanya makan nasi dan lauk saja” Buruh Abdul: “Memangnya kenapa harus makan sayur dan buah?” Buruh Paimin: “Kata petugas pusekesmas saat penyuluhan kemari, makanan yang sehat harus beragam dan bervariasi. Jadi setiap makan harus ada nasi, daging atau tempe, sayur dan buah serta cukup minum” Buruh Abdul: “Apa mungkin makanan saya kurang banyak?” Buruh Paimin:”Wah saya tidak tahu, nanti saya tanyakan petugas puskesmas” Berikut ini hal-hal yang akan ditanyakan Paimin ke petugas puskesmas: 1. Kenapa makan nasi, daging atau tempe, sayur dan buah, serta cukup minum bisa menjadi energi sehingga kuat bekerja? 2. Kenapa temannya sudah makan nasi dan lauk, tetapi energinya masih kurang?

3. Apakah kandungan buah, sayur dan air berhubungan dengan peningkatan energi?

BAB II PEMBAHASAN JUMP 1 Tidak Ada JUMP 2 Merumuskan Permasalahan 1. Kenapa makan nasi, daging dan tempe, sayur & buah serta cukup minum bisa menjadi energi sehingga kuat bekerja? 2. Kenapa temannya sudah makan nasi & lauk tetapi energinya masih kurang? 3. Hubungan antara kelalahan dengan makanan dengan makanan bervariasi? 4. Apakah kekurangan mineral & vitamin menyebabkan malnutrisi? 5. Apakah kelelalahan dapat dihubungkan dengan sindrom metabolisme? 6. Apa fungsi makanan gizi seimbang? 7. Bagaimana mekanisme sintesis energi? 8. Sebutkan macam-macam energi? 9. Bagaimana metabolisme yang normal? 10. Bagaimana proses pencernaan vitamin & mineral apa yang menghasilkan energi? 11. Apa yang menyebabkan kelalahan yang berhubungan dengan nutrisi? 12. Bagaimana pengertian gizi seimbang? 13. Bagaimana fungsi koordinasi organ pada proses metabolisme? 14. Jelaskan perbedaan mikro dan makronutrien? a. Definisi b. Jenis c. Proses metabolisme 15. Bagaimana proses pencernaan normal terhadap mikro & makronutrien? 16. Apakah kandungan buah & sayur yang berhubungan dengan peningkatan energi? 17. Bagaimana perhitungan kalori yang tepat?

18. Bagaimana pengaruh frekuensi makanan & waktu dalam pembentukan energi? 19. Sebutkan jenis asam amino & lipid kaitannya dengan metabolisme?

JUMP 3 Melakukan Curah Pendapat dan Membuat Pernyataan Sementara Mengenai Permasalahan (Dalam Jump 2)

1.

Apa saja sumber energi?

Sumber energi manusia berasal dari makanan yang mengandung karbohidrat, lemak, protein, vitamin, air, dan mineral yang penting bagi manusia untuk pertumbuhan dan perkembangan manusia, memelihara proses tubuh dan sebagai penyedia energi untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Berikut akan diuraikan satu persatu mengenai sumber energi manusia : a. Karbohidrat : Karbohidrat merupakan bahan makanan penting dan merupakan sumber tenaga yang terdapat dalam tumbuhan dan daging hewan. Selain itu, karbohidrat juga menjadi komponen struktur penting pada mahluk hidup dalam bentuk serat (fiber), seperti selulosa, pectin, serta lignin. Karbohidrat menyediakan kebutuhan dasar yang diperlukan tubuh. Tubuh menggunakan karbohidrat seperti layaknya mesin mobil menggunakan bensin sebagai bahan bakar.glukosa, karbohidrat yang paling sederhana mengalir dalam aliran darah sehingga tersedia bagi seluruh sel tubuh. Sel-sel tubuh tersebut menyerap glukosa dan mengubahnya menjadi tenaga untuk menjalankan sel-sel tubuh. b. Lemak : 1) Lemak merupakan sumber energi paling padat yang menghasilkan 9 kalori untuk setiap gram, yaitu 2,5 kali besar 17 energi yang dihasilkan oleh karbohidrat dan protein dalam jumlah yang sama. 2) Lemak merupakan sumber asam lemak esensial, asam linoleat, dan linolinat. 3) Alat angkut vitamin larut lemak yaitu membantu transportasi dan absorpsi vitamin larut lemak A, D, E, dan K. 4) Menghemat penggunaan protein untuk sintesis protein, sehingga protein tidak digunakan sebagai sumber energi. 5) Memberi rasa kenyang dan kelezatan,

lemak memperlambat sekresi asam lambung, dan memperlambat pengosongan lambung, sehingga lemak memberi rasa kenyang lebih lama. Disamping itu lemak memberi tekstur yang disukai dan memberi kelezatan khusus pada makanan. 6) Sebagai pelumas dan membantu pengeluaran sisa pencernaan. 7) Memelihara suhu tubuh, lapisan lemak dibawah kulit mengisolasi tubuh dan mencegah kehilangan panas secara cepat, dengan demikian lemak berfungsi juga dalam memelihara suhu tubuh. 8) Pelindung organ tubuh, lapisan lemak yang menyelubungi organ tubuh seperti jantung, hati, dan ginjal membantu menahan organ tersebut tetap di tempatnya dan melindungi terhadap benturan dan bahaya lain. c. Protein : Diperlukan untuk pembentukan dan perbaikan semua jaringan di dalam tubuh termasuk darah, enzim, hormon, kulit, rambut, dan kuku. Protein pembentukan hormon untuk pertumbuhan dan mengganti jaringan yang aus, perkembangan seks dan metabolisme. Disamping itu, protein berguna untuk melindungi supaya keseimbangan asam dan basa di dalam darah dan jaringan terpelihara, selain itu juga mengatur keseimbangan air di dalam tubuh. Selain fungsi tersebut protein juga berfungsi sebagai: a) Membangun sel tubuh b) Mengganti sel tubuh c) Membuat air susu, enzim dan hormon d) Membuat protein darah e) Menjaga keseimbangan asam basa cairan tubuh f) Pemberi kalori d. Vitamin : Vitamin adalah senyawa organik yang terdapat dalam jumlah yang sangat sedikit di dalam makanan dan sangat penting peranannya dalam reaksi metabolisme. Menurut Sunita Almatsier (2009: 151) vitamin adalah zat-zat organik kompleks yang dibutuhkan dalam jumlah sangat kecil dan pada umumnya tidak dapat dibentuk oleh tubuh. Oleh karena itu, harus didatangkan dari makanan. Vitamin termasuk kelompok zat pengatur pertumbuhan dan pemeliharaan kehidupan. Tiap vitamin mempunyai tugas spesifik di dalam tubuh. Karena vitamin adalah zat organik maka vitamin dapat rusak karena penyimpanan dan pengolahan. Fungsi utama vitamin adalah mengatur proses

metabolisme protein, lemak, dan karbohidrat. Menurut sifatnya vitamin digolongkan menjadi dua, yaitu vitamin larut dalam lemak vitamin A, D, E, dan K, dan vitamin yang larut dalam air yaitu vitamin B dan C. e. Air : Air merupakan komponen terbesar dalam struktur tubuh manusia, kurang lebih 60-70 % berat badan orang dewasa berupa air, sehingga air sangat diperlukan oleh tubuh. Air berfungsi sebagai zat pembangun yang merupakan bagian dari jaringan tubuh dan sebagai zat pengatur yang berperan sebagai pelarut hasil-hasil pencernaan. 22 Dengan adanya air pula sisa-sisa pencemaran dapat dikeluarkan dari tubuh, baik melalui paru-paru, kulit, ginjal maupun usus. Air juga berfungsi sebagai pengatur panas tubuh dengan jalan mengalirkan semua panas yang dihasilkan ke seluruh tubuh. Menurut Djoko Pekik Irianto (2006: 21) sebagai komponen terbesar, air memiliki manfaat yang sangat penting, yaitu: 1) Sebagai media transportasi zat-zat gizi, membuang sisa-sisa metabolisme, hormon ke organ sasaran (target organ). 2) Mengatur temperatur tubuh terutama selama aktifitas fisik. 3) Mempertahankan keseimbangan volume darah. f. Mineral : Tubuh manusia tidak dapat 21 mensintesa mineral, sehingga harus memperoleh dari makanan. Mineral dibutuhkan tubuh dalam jumlah sedikit. Mineral merupakan zat penting untuk kesehatan tubuh, karena semua jaringan dan air di dalam tubuh mengandung mineral. Demikian mineral merupakan komponen penting dari tulang, gigi, otot, jaringan, darah dan saraf. Mineral penting dalam pemeliharaan dan pengendaliaan semua proses faal di dalam tubuh, mengeraskan tulang, membantu kesehatan jantung, otak dan saraf. Mineral juga membantu keseimbangan air dan keadaan darah agar jangan terlalu asam atau terlalu basa selain itu mineral juga membantu dalam pembuatan anti bodi, yaitu sel-sel yang berfungsi membunuh kuman. Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa mineral adalah merupakan senyawa organik yang mempunyai peranan penting dalam tubuh. Mineral dibutuhkan tubuh sebagai zat

pembangun dan zat pelindung. Banyak terdapat dalam lauk pauk atau sayuran, misalnya Fe (zat besi) terdapat dalam bayam, kangkung, dan katuk, telur dan sayuran hijau lainnya. Sumber : Djoko Pekik Irianto 2006 (eprints.uny.ac.id)

2.

Apa pengertian makronutrien dan mikronutrien ?

a. Makronutrien : zat gizi (nutrien) yang dibutuhkan dalam jumlah besar dan dapat menghasilkan kalori karena masuk ke dalam siklus krebs. Makronutrien terdiri dari karbohidrat, protein, dan lemak. b. Mikronutrien : zat gizi (nutrien) yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah sedikit dan tidak dapat menghasilkan kalori tetapi mempunyai peran yang penting bagi tubuh yaitu

untuk

pembentukan

hormon,enzim,sistem

imun,

dan

reproduksi.

Mikronutrien terdiri dari vitamin dan mineral (Fe,Mn,Cu,Zn,dll) Sumber

:

web.unair.ac.id

thn

2014

dengan

judul

Gangguan

Nutrisi

Neurobehaviour

3.

Apakah fungsi gizi seimbang?

Gizi seimbang adalah susunan pangan sehari-hari yang mengandung zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan memperhatikan prinsip keanekaragaman pangan, aktivitas fisik, perilaku hidup bersih dan mempertahankan berat badan normal untuk mencegah masalah gizi. Fungsi gizi seimbang untuk berbagai kelompok umur adalah a. Gizi Seimbang untuk Ibu Hamil dan Ibu Menyusui

Gizi Seimbang untuk Ibu Hamil dan Ibu Menyusui mengindikasikan bahwa konsumsi makanan ibu hamil dan ibu menyusui harus memenuhi kebutuhan untuk dirinya dan untuk pertumbuhan serta perkembangan janin/bayinya. Oleh karena itu ibu hamil dan ibu menyusui membutuhkan zat gizi yang lebih banyak dibandingkan dengan keadaan tidak hamil atau tidak menyusui, tetapi konsumsi pangannya tetap beranekaragam dan seimbang dalam jumlah dan proporsinya. Janin tumbuh dengan mengambil zat-zat gizi dari makanan yang dikonsumsi oleh ibunya dan dari simpanan zat gizi yang berada di dalam tubuh ibunya. Selama hamil atau menyusui seorang ibu harus menambah jumlah dan jenis makanan yang dimakan untuk mencukupi kebutuhan pertumbuhan bayi dan kebutuhan ibu yang sedang mengandung bayinya serta untuk memproduksi ASI. Bila makanan ibu sehari-hari tidak cukup mengandung zat gizi yang dibutuhkan, maka janin atau bayi akan mengambil persediaan yang ada didalam tubuh ibunya, seperti sel lemak ibu sebagai sumber kalori; zat besi dari simpanan di dalam tubuh ibu sebagai sumber zat besi janin/bayi. Demikian juga beberapa zat gizi tertentu tidak disimpan di dalam tubuh seperti vitamin C dan vitamin B yang banyak terdapat di dalam sayuran dan buahbuahan. Sehubungan dengan hal itu, ibu harus mempunyai status gizi yang baik sebelum hamil dan mengonsumsi makanan yang beranekaragam baik proporsi maupun jumlahnya. Kenyataannya di Indonesia masih banyak ibu-ibu yang saat hamil mempunyai status gizi kurang, misalnya kurus dan menderita Anemia. Hal ini dapat disebabkan karena asupan makanannyaselama kehamilan tidak mencukupi untuk kebutuhan dirinya sendiri dan bayinya. Selain itu kondisi ini dapat diperburuk oleh beban kerja ibu hamil yang biasanya sama atau lebih berat dibandingakan dengan saat sebelum hamil. Akibatnya, bayi tidak mendapatkan zat gizi yang dibutuhkan, sehingga mengganggu pertumbuhan dan perkembangannya. Demikian pula dengan konsumsi pangan ibu menyusui harus bergizi seimbang agar memenuhi kebutuhan zat gizi bayi maupun untuk mengganti zat gizi ibu yang dikeluarkan melalui ASI. Tidak semua zat gizi yang diperlukan bayi dapat dipenuhi dari simpanan zat gizi ibu, seperti

vitamin C dan vitamin B, oleh karena itu harus didapat dari konsumsi pangan ibu setiap hari. b. Gizi Seimbang untuk Bayi 0-6 bulan Gizi seimbang untuk bayi 0-6 bulan cukup hanya dari ASI. ASI merupakan makanan yang terbaik untuk bayi oleh karena dapat memenuhi 9 semua zat gizi yang dibutuhkan bayi sampai usia 6 bulan, sesuai dengan perkembangan sistem pencernaannya, murah dan bersih. Oleh karena itu setiap bayi harus memperoleh ASI Eksklusif yang berarti sampai usia 6 bulan hanya diberi ASI saja. c. Gizi Seimbang untuk Anak 6-24 bulan Pada anak usia 6-24 bulan, kebutuhan terhadap berbagai zat gizi semakin meningkat dan tidak lagi dapat dipenuhi hanya dari ASI saja. Pada usia ini anak berada pada periode pertumbuhan dan perkembangan cepat, mulai terpapar terhadap infeksi dan secara fisik mulai aktif, sehingga kebutuhan terhadap zat gizi harus terpenuhi dengan memperhitungkan aktivitas bayi/anak dan keadaan infeksi. Agar mencapai gizi seimbang maka perlu ditambah dengan Makanan Pendamping ASI atau MP-ASI, sementara ASI tetap diberikan sampai bayi berusia 2 tahun. Pada usia 6 bulan, bayi mulai diperkenalkan kepada makanan lain, mula-mula dalam bentuk lumat, makanan lembik dan selanjutnya beralih ke makanan keluarga saat bayi berusia 1 tahun. Ibu sebaiknya memahami bahwa pola pemberian makanan secara seimbang pada usia dini akan berpengaruh terhadap selera makan anak selanjutnya, sehingga pengenalan kepada makanan yang beranekaragam pada periode ini menjadi sangat penting. Secara bertahap, variasi makanan untuk bayi usia 6-24bulan semakin ditingkatkan, bayi mulai diberikan sayuran dan buah-buahan, lauk pauk sumber protein hewani dan nabati, serta makanan pokok sebagai sumber kalori. Demikian pula jumlahnya ditambahkan secara bertahap dalam jumlah yang tidak berlebihan dan dalam proporsi yang juga seimbang. d.

Gizi Seimbang untuk Anak usia 2-5 tahun

Kebutuhan zat gizi anak pada usia 2-5 tahun meningkat karena masih berada pada masa pertumbuhan cepat dan aktivitasnya tinggi. Demikian juga anak sudah mempunyai pilihan terhadap makanan yang disukai termasuk makanan jajanan. Oleh karena itu jumlah dan variasi makanan harus mendapatkan perhatian secara khusus dari ibu atau pengasuh anak, terutama dalam “memenangkan” pilihan anak agar memilih makanan yang bergizi seimbang. Disamping itu anak pada usia ini sering keluar rumah sehingga mudah terkena penyakit infeksi dan kecacingan, sehingga perilaku hidup bersih perlu dibiasakan untuk mencegahnya. e.

Gizi Seimbang untuk Anak 6-9 tahun

Anak pada kelompok usia ini merupakan anak yang sudah memasuki masa sekolah dan banyak bermain diluar, sehingga pengaruh kawan, tawaran makanan jajanan, aktivitas yang tinggi dan keterpaparan terhadap sumber penyakit infeksi menjadi tinggi. Sebagian anak usia 6-9 tahun sudah mulai 10 memasuki masa pertumbuhan cepat pra-pubertas, sehingga kebutuhan terhadap zat gizi mulai meningkat secara bermakna. Oleh karenanya, pemberian makanan dengan gizi seimbang untuk anak pada kelompok usia ini harus memperhitungkan kondisi-kondisi tersebut diatas. f.

Gizi Seimbang untuk Remaja (10-19 tahun)

Kelompok ini adalah kelompok usia peralihan dari anak-anak menjadi remaja muda sampai dewasa. Kondisi penting yang berpengaruh terhadap kebutuhan zat gizi kelompok ini adalah pertumbuhan cepat memasuki usia pubertas, kebiasaan jajan, menstruasi dan perhatian terhadap penampilan fisik “Body image” pada remaja puteri. Dengan demikian perhitungan terhadap kebutuhan zat gizi pada kelompok ini harus memperhatikan kondisi-kondisi tersebut. Khusus pada remaja puteri, perhatian harus lebih ditekankan terhadap persiapan mereka sebelum menikah. g.

Gizi Seimbang untuk Dewasa

Perilaku konsumsi pangan bergizi seimbang dapat terganggu oleh pola kegiatan kelompok usia dewasa saat iniyaitu persaingan tenaga kerja yang ketat, ibu bekerja diluar rumah, tersedianya berbagai makanan siap saji dan siap olah, dan ketidaktahuan tentang gizi menyebabkan keluarga dihadapkan pada pola kegiatan yang cenderung pasif atau “sedentary life”, waktu di rumah yang pendek terutama untuk ibu, dan konsumsi pangan yang tidak seimbang dan tidak higienis. Oleh karena itu, perhatian terhadap perilaku konsumsi pangan dengan gizi seimbang, termasuk kegiatan fisik yang memadai dan memonitor BB normal, perlu diperhatikan untuk mencapai pola hidup sehat, aktif dan produktif. h.

Gizi Seimbang untuk Usia Lanjut

Dengan bertambahnya usia, khususnya usia di atas 60 tahun, terjadi berbagai perubahan dalam tubuh yaitu mulai menurunnya fungsi berbagai organ dan jaringan tubuh, oleh karenanya berbagai permasalahan gizi dan kesehatan lebih sering muncul pada kelompok usia ini. Perubahan tersebut meliputi antara lain organ pengindra termasuk fungsi penciuman sehingga dapat menurunkan nafsu makan; melemahnya sistem organ pencernaan sehingga saluran pencernaan menjadi lebih sensitif terhadap makanan tertentu dan mengalami sembelit; gangguan pada gigi sehingga mengganggu fungsi mengunyah; melemahnya kerja otot jantung; pada wanita memasuki masa menopause dengan berbagai akibatnya; dan lain-lain. Hal tersebut menyebabkan kelompok usia lanjut lebih rentan terhadap berbagai penyakit, termasuk terlalu gemuk, terlalu kurus, penyakit hipertensi, penyakit jantung, diabetes mellitus, osteoporosis, osteoartritisdll. Oleh karena itu kebutuhan zat gizi pada kelompok usia lanjut agak berbeda pada kelompok dewasa, sehingga pola konsumsi agak berbeda, misalnya membatasi konsumsi gula, garam dan 11 minyak, makanan berlemak dan tinggi purin. Mengonsumsi sayuran dan buahbuahan dalam jumlah yang cukup. (depkes,2014) 4.

Apakah kandungan buah dan sayur berhubungan dengan peningkatan energi?

Hubungan antara buah dan sayur dengan peningkatan energi terletak pada kandungan micronutrient yang banyak terdapat pada kedua makanan tersebut. Pengubahan makronutrient menjadi ATP, yang nantinya akan digunakan sebagai energi bagi tubuh, membutuhkan micronutrient sebagai salah satu factor penggerak terjadinya sintesis energi. Sebagai contoh, micronutrient dibutuhkan sebagai koenzim dan kofaktor dari proses enzimatis (Huskisson et al, 2007). 5.

Apakah kelelahan dalam tubuh dapat dihubungkan dengan sindrom metabolism?

Sindrom metabolism adalah sebutan bagi sekelompok factor risiko yang menyebabkan kemungkinan seseorang terkena penyakit jantung kesehatan lainnya, seperti diabetes dan stroke meningkat.

atau masalah

JUMP 4 Membuat Problem Tree sesuai pokok bahasan

JUMP 5 Merumuskan Tujuan Pembelajaran 1.

Mengetahui dan memahami konsep dasar metabolisme makronutrien.

2.

Mampu mengetahui dan menjelaskan jenis-jenis makronutrien dan mikronutrien.

3.

Mengetahui dan memahami mengenai proses pencernaan manusia mulai dari masuknya nutrisi ke dalam tubuh hingga diperolehnya energi.

JUMP 6 Mengumpulkan Informasi Baru dengan Belajar Mandiri

JUMP 7 Melaporkan, membahas, dan menata kembali informasi baru yang diperoleh METABOLISME 1. Bagaimanakah proses metabolisme normal?

1. Metabolisme Karbohidrat Metabolisme

karbohidrat

mencakupi

sintesis

(anabolisme),

penguraian

(katabolisme) dan perubahan antar bentuk pada karbohidrat di dalam organisme. Karbohidrat atau Hidrat Arang adalah suatu zat gizi yang fungsi utamanya sebagai penghasil energi, dimana setiap gramnya menghasilkan 4 kalori (Hutagalung, 2004). Karbohidrat setelah dicerna di usus, akan diserap oleh

dinding usus halus dalam bentuk monosakarida. Monosakarida

dibawa

oleh

aliran

darah

sebagian besar menuju hati, dan sebagian lainnya dibawa ke sel jaringan tertentu, dan mengalami proses metabolisme lebih lanjut. Pada

proses

metabolisme,

terjadi

reaksi

anabolisme, yang terdiri dari: Glikogenesis dan glikoneogenesis; serta katabolisme yang terdiri dari glikolisis, dekarbokilasi oksidatif, siklus asam sitrat, serta transport elektron.

a. Katabolisme Karbohidrat Karbohidrat paling

besar

merupakan untuk

tubuh

sumber

energi

kita.

Ketika

karbohidrat diproses karbohidrat tidak langsung masuk dengan molekul sebesar itu tetapi akan diuraikan terlebih dahulu. Karbohidrat atau amilum awalnya akan diurai terlebih dahulu dengan enzim karbohidrase atau amilasi menjadi maltosa atau disakarida. Oleh enzim maltase maltosa akan diubah menjadi 2 molekul glukosa (monosakarida) yang berupa monosakarida. Glukosa inilah yang akan mulai masuk ke tahap pertama yaitu proses glikosis pada respirasi sel.

1.) Glikolisis Menurut Bender dan Mayes (2009), glukosa merupakan kebutuhan substansial bagi otak. Sementara glikolisis merupakan rute utama metabolisme glukosa serta metabolisme fruktosa, galaktosa, dan karbohidrat lain yang berasal dari makanan. Glikolisis, yaitu jalur utama metabolisme glukosa, terjadi di sitosol semua sel.

Jalur ini unik karena dapat berfungsi baik dalam keadaan aerob

maupun

anaerob,

bergantung pada ketersediaan oksigen dan rantai

transpor

elektron.

Eritrosit yang tidak memiliki mitokondria, bergantung sepenuhnya pada glukosa setragai bahan bakar metaboliknya,

dan

memetabolisme melalui

glikolisis

glukosa anaerob.

Namun, untuk mengoksidasi glukosa melewati piruvat (produk akhir glikolisis) oksigen dan sistem enzim mitokondria diperlukan, misalnya kompleks piruvat dehidrogenase, siklus asam sitrat, dan rantai respiratorik.

Menurut Fakhri (2014), glikolisis terdiri dari 2 fase: 1. Fase preparasi (preparatory phase) : fosforilasi glukosa dan konversinya menjadi gliseraldehid 3-fosfat. 2. Fase pembayaran (payoff phase) : konversi oksidatif gliseraldehid 3-P menjadi piruvat disertai pembentukan ATP dan NADH.

Reaksi glikolisis : Glukosa + 2NAD+ + 2ADP + 2Pi 2Piruvat + 2NADH + 2H+ + 2ATP + 2H2O

Menurut Hall (1997), sejauh ini cara terpenting untuk rnelepaskan energi dari molekul glukosa dimulai dengan proses glikolisis. Produk akhir glikolisis selanjutnya

dioksidasi

untuk

menghasilkan

energi.

Glikolisis

berarti

memecahkan molekul glukosa untuk membentuk dua molekul asam piruvat. Glikolisis terjadi melalui 10 reaksi kimia yang berurutan dan masing-masing langkah dikatalisis paling sedikit oleh satu enzinm protein yang spesifik. Perhatikan bahwa glukosa mula-mula diubah menjadi fruktosa 1,6-difbsfat dan kemudian dipecahkan menjadi dua molekul dengan tiga atom karbon, gliseraldehid-3-fosfat yang masing-masing kernudian diubah menjadi asam piruvat melalui 5 langkah tambahan. Walaupun terdapat banyak reaksi kimia dalam rangkaian proses glikolisis, hanya sebagian kecil energi bebas dalam molekul glukosa yang dibebaskan di sebagian besar langkah. Akan tetapi, di antara tahap 1,3-asam difusfogliserat dan 3-asam fosfogliserat dan sekali lagi di antara tahap asam fosfoenolpiruvat dan asam piruvat, jumlah energi yang dibebaskan lebih dari 12.000 kalori per mol, yaitu jumlah yang dibutuhkan untuk membentuk ATP, dan reaksi digandakan sedemikian rupa hingga terbentuk ATP. Jadi, terdapat total 4 molekul ATP yang sudah dibentuk dari setiap molekul fruktosa 1,6difosfat yang diuraikan menjadi asam piruvat.

Namun 2 molekul ATP dibutuhkan untuk fosforilasi glukosa asal untuk membentuk fruktosa 1,6-difosfat sebelum glikolisis dapat dimulai. Oleh karena itu, perolehan akhir molekul ATP dari keseluruhan proses glikolisis hanya 2 molekul untuk setiap molekul glukosa yang dipakai. Jumlah energi yang mencapai 24.000 kalori ini dihantarkan ke ATP, tetapi selama glikolisis, total energi sebanyak 56.000

kalori

dilepaskan dari glukosa

asal,

yang memberikan keseluruhan efxiensi untuk pembentukan ATP hanya sebesar 43 persen. Sisa energi sebesar 57 persen hilang dalam bentuk panas. 2.) Dekarboksilasi Oksidatif Tahap berikut dalam degradasi glukosa adalah konversi dua tahap dari dua molekul asam piruvat menjadi dua molekul asetil koenzim A (asetil-KoA) didalam matrik mitokondria, sesuai dengan reaksi berikut :

Dari reaksi ini, dapat dilihat bahwa 2 molekul karbondioksida dan 4 atom hidrogen dilepaskan, sedangkan bagian lain dari 2 molekul asam piruvat bergabung dengan koenzim A, suatu derivat vitamin asam pantotenat, untuk membentuk 2 molekul asetil-KoA. Dalam konversi ini, ATP tidak dibentuk ndmun 6 molekul ATP akan dibentuk ketika 4 atom hidrogen yang dilepaskan tersebut dioksidasi kemudian, yang akan dibicarakan nanti.

3.) Siklus Asam Sitrat

Tahap berikutnya dalam degradasi rnolekul glukosa disebut siklus asam sitrat (juga disebut siklus asam trikarboksilat atau siklus Krebs). Siklus ini merupakan suatu lanjutan reaksi kimia saat gugus asetil dari asetil-KoA dipecah menjadi karbon dioksida dan atom hidrogen. Semua reaksi ini terjadi didalam matriks mitokondria. Atom hidrogen yang dilepaskan kemudian akan menambah jumlah atom hidrogen yang dioksidasi kemudian (yang akan dibicarakan nanti), yang akan melepaskan sejumlah besar energi untuk membentuk ATP. Pada tahap awal siklus asam sitrat, asetil-KoAbergabung dengan asam

oksaloaselat untuk membentuk asam sitrat. Gugus koenzim A dari asetil-KoA dilepaskan dan dapat dipakai berulang kali untuk pembentukan lebih banyak lagi asetil-KoA dari asam piruvat. Akan tetapi, gugus asetil menjadi suatu bagian utuh dari molekul asam sitrat. Selama tahapan siklus asam sitrat yang berurutan berlangsung, beberapa molekul air ditambahkan, serta atom hidrogen dilepaskan

pada tahap lain dari siklus, Hasil akhir keseluruhan siklus asarn sitrat menunjukkan bahwa untuk setiap molekul glukosa asal yang dimetabolisme, 2 molekul asetil-KoA masuk ke dalam siklus asam sitrat bersama dengan 6 molekul air. Molekul-molekul tersebut kemudian diuraikan menjadi 4 molekul karbon dioksida, 16 atom hidrogen, dan 2 molekul koenzim A. Dua molekul ATP dibentuk melalui cara berikut ini (Guyton dan Hall, 1997)

4.) Transpor Elektron Menurut Panji (2015), Transfer elektron atau transpor elektron merupakan proses produksi ATP (energi) dari NADH dan FADH2 yang dihasilkan dalam glikolisis, dekarboksilasi oksidatif, dan siklus krebs. Transfer elektron terjadi di membran dalam mitokondria, yang dibantu oleh kelompokkelompok protein yang terdapat pada membran tersebut. Proses ini disebut juga dengan fosforilasi oksidatif dan ditemukan pada tahun 1948 oleh Eugene Kennedy dan Albert Lehninger. Transfer elektron merupakan tahapan terakhir dari respirasi aerob yang nantinya akan menghasilkan ATP dan H2O sebagai hasil akhirnya. Dalam transfer elektron, oksigen berperan sebagai penerima elektron terakhir yang nantinya akan membentuk H2O yang akan dikeluarkan dari sel. Disebut dengan transfer elektron karena dalam prosesnya terjadi transfer elektron dari satu protein ke protein yang lain. Elektron yang ditransfer berasal dari NADH dan FADH2 yang telah terbentuk sebelumnya.

Elektron akan

ditransfer dari tingkat energi tinggi menuju tingkat energi yang lebih rendah sehingga akan melepaskan energi yang akan digunakan untuk membentuk ATP. Pada membran dalam mitokondria terdapat komplek protein I, komplek protein II, ubiquinon (Q), komplek protein III, sitokrom c (cyt c), dan komplek protein IV. Elektron akan ditransfer ke masing-masing protein tersebut untuk membentuk ATP. Sedangkan molekul O2 akan berperan sebagai penerima

elekron terakhir yang nantinya akan berubah menjadi H2O. ATP akan dihasilkan oleh enzim ATP sintase melalui proses yang disebut kemiosmosis. Tahapan transfer elektron adalah sebagai berikut. 1. NADH akan melepaskan elektronnya (e-) kepada komplek protein I. Peristiwa ini membebaskan energi yang memicu dipompanya H+ dari matriks mitokondria menuju ruang antar membran. NADH yang telah kehilangan elektron akan berubah menjadi NAD+. 2. Elektron akan diteruskan kepada ubiquinon. 3. Kemudian elektron diteruskan pada komplek protein III. Hal ini akan memicu dipompanya H+ keluar menuju ruang antar membran. 4. Elektron akan diteruskan kepada sitokrom c. 5. Elektron akan diteruskan kepada komplek protein IV. Hal ini juga akan memicu dipompanya H+ keluar menuju ruang antar membran. 6. Elektron kemudian akan diterima oleh molekul oksigen, yang kemudian berikatan dengan 2 ion H+ membentuk H2O. 7. Bila dihitung, transfer elektron dari bermacam-macam protein tadi memicu dipompanya 3 H+ keluar menuju ruang antar membran. H+ atau proton tersebut akan kembali menuju matriks mitokondria melalui enzim yang disebut ATP sintase. 8. Lewatnya H+ pada ATP sintase akan memicu enzim tersebut membentuk ATP secara bersamaan. Karena terdapat 3 H+ yang masuk kembali ke dalam matriks, maka terbentuklah 3 molekul ATP. 9. Proses pembentukan ATP oleh enzim ATP sintase tersebut dinamakan dengan kemiosmosis.

Penjelasan di atas adalah proses transfer elektron yang berasal dari molekul NADH. Sementara FADH2 akan mentransfer elektronnya bukan kepada komplek protein I, namun pada komplek protein II. Transfer pada komplak

protein II tidak memicu dipompanya H+ keluar menuju ruang antar membran. Setelah dari komplek protein II, elektron akan ditangkap oleh ubiquinon dan proses selanjutnya sama dengan transfer elektron dari NADH. Jadi pada transfer elektron yang berasal dari FADH2 , hanya terjadi 2 kali pemompaan H+ keluar menuju ruang antar mebran. Oleh sebab itu dalam proses kemiosmosis hanya terbentuk 2 molekul ATP saja.

b. Anabolisme Karbohidrat Anabolisme adalah proses sintesis molekul kompleks dari senyawa-senyawa kimia yang sederhana secara bertahap. Proses ini membutuhkan energi dari luar. Energi yang digunakan dalam reaksi ini dapat berupa energi cahaya ataupun energi kimia. Energi tersebut, selanjutnya digunakan untuk mengikat senyawasenyawa sederhana tersebut menjadi senyawa yang lebih kompleks. Jadi, dalam proses ini energi yang diperlukan tersebut tidak hilang, tetapi tersimpan dalam bentuk ikatan-ikatan kimia pada senyawa kompleks yang terbentuk.

1.) Glikogenesis

Secara kimiawi, glukosa-6-fosfat dapat diubah menjadi glukosa-1-fosfat, yang kemudian diubah menjadi uridin difosfat glukosa, yang akhirnya diubah meniadi glikogen Beberapa enzim khusus dibutuhkan untuk menyebabkan perubahanperubahan ini, dan setiap monosakarida yang dapat diubah menjadi glukosa dapat masuk ke dalam reaksi tersebut. Senyawa tertentu yang lebih kecil meliputi asam laktat, gliserol, asam piruvat, dan beberapa asam amino deaminasi, dapat juga diubah menjadi glukosa atau senyawa yang hampir serupa dan kemudian diubah menjadi glikogen.

2.) Glikoneogenesis Menurut Guyton dan Hall (1997), bila simpanan karbohidrat tubuh berkurang di bawah normal, glukosa dalam jumlah sedang dapat dibentuk dari asam amino

dan

dari

gugus

gliserol

lemak.

Proses

ini

disebut

glukoneogenesis.

Glukoneogenesis sangat penting untuk menghambat penurunan yang berlebihan kadar glukosa darah selama puasa. Glukosa'merupakan substrat utama untuk menghasilkan energi di jaringan seperti otak dan sel darah merah, serta jumlah glukosa yang adekuat harus tersedia selama beberapa jam di antara waktu-waktu makan. Hati berperan utama dalam mempertahankan kadar glukosa darah selama puasa dengan mengubah simpanan glikogennya menjadi glukosa (glikogenolisis) dan dengan.mensintesis glukosa, terutama dari asam laktat dan asam amino (glukoneogenesis). Sekitar 25 persen glukosa yang diproduksi hati selama puasa berasal dari glukoneogenesis, yang membantu mempertahankan suplai glukosa ke otak. Pada puasa yang berkepanjangan, ginjaljuga mensintesis sejumlah glukosa dari asam amino dan prekursor lainnya. Sekitar 60 persen asam amino dalam protein tubuh dapat diubah dengan mudah menjadi karbohidrat; sedangkan 40 peisen sisanya mempunyai konfigurasi kimia yang menyulitkan atau tidak memungkinkan pengubahan tersebut. Setiap asam amino diubah menjadi glukosa melalui proses kimia yang sedikit berbeda. Misalnya, alanin dapat diubah secara langsung menjadi asam piruvat hanya melalui deaminasi; asam piruvat kemudian diubah menjadi glukosa atau glikogen yang disimpan. Beberapa asam amino.yang lebih rumit dapat diubah menjadi berbagai gula yang mengandung tiga, empat, lima, atau tujuh atom karbon; gula-gula ini kemudian dapat memasuki jalur fosfoglukonat dan akhirnya membentuk glukosa. Jadi, melalui deaminasi ditambah beberapa konyersi sederhana, banyak asam amino yang dapat berubah menjadi glukosa. Interkonversi yang serupa dapat mengubah gliserol menjadi glukosa atau glikogen. Berkurangnya karbohidrat di dalam sel dan berkurangnya gula darah merupakan rangsangan dasar untuk meningkatkan kecepatan glukoneogenesis. Berkurangnya karbohidrat dapat langsung membalikkan banyak reaksi glikolisis dan reaksi fosfoglukonat,

sehingga

memungkinkan

perubahan

asam

amino

yang

terdeaminasi dan gliserol menjadi karbohidrat. Selain itu, hormon kortisol sangat penting dalam pengaluran ini. sebagai berikut. Bila karbohidrat tidak tersedia dalam jumlah yang normal untuk sel, adenohipofisis, untuk sebab yang belum diketahui denganjelas, mulai meningkatkan jumlah sekresi hormon kortikotropin. Kortikotropin akan merangsang korteks adrenal untuk menghasilkan sejumlah besar hormon glukokortikoid, terutama kortisol. Selanjutnya, kortisol memobilisasi protein terutama dari semua sel tubuh, yang menyebabkan protein tersedia dalam bentuk asam amino didalam cairan tubuh. Sejumlah besar asam amino tersebut segera mengalami deaminasi di hati dan menghasilkan substrat yang ideal untuk diubah menjadi glukbsa. Jadi, salah satu cara terpenting untuk meningkatkan glukoneogenesis adalah melalui pelepasan glukokortikoid dari korteks adrenal.

2. Metabolisme Protein Menurut Rochem (2012), asam amino yang dibuat dalam hati, maupun yang dihasilkan dari proses katabolisme protein dalam hati, dibawa oleh darah kedalam jaringan untuk digunakan.proses anabolik maupun katabolik juga terjadi dalam jaringan diluar hati.asam amino yang terdapat dalam darah berasal dari tiga sumber, yaitu absorbsi melalui dinding usus, hasil penguraian protein dalam sel dan hasil sintesis asam amino dalam sel. Banyaknya asam amino dalam darah tergantung keseimbangan antara pembentukan asam amino dan penggunaannya. Hati berfungsi sebagai pengatur konsentrasi asam amino dalam darah.

a.

Katabolisme Pada proses katabolisme protein asam-asam amino tidak dapat disimpan oleh tubuh. Jika jumlah asam amino berlebihan atau terjadi kekurangan sumber energi lain (karbohidrat dan protein), tubuh akan menggunakan asam amino sebagai sumber energi. Tidak seperti karbohidrat dan lipid, asam amino memerlukan

pelepasan gugus amina. Gugus amin ini kemudian dibuang karena bersifat toksik bagi tubuh. Secara sederhana, yang dimaksud dengan katabolisme protein adalah jalur metabolisme yang melepaskan energi simpanan dengan memecah molekul kompleks dari protein itu sendiri. Lebih lanjut, proses katabolisme ini dibagi lagi ke dalam dua kelompok yakni katabolisme aerob (melibatkan oksigen) dan juga anaerob

(tanpa

melibatkan

oksigen).

Dalam katabolisme aerob, terdapat 3 tahapan utama yakni: 1. Mikro molekul sel dipecah menjadi sejumlah unit pembangun utama. 2. Unit pembangun yang dihasilkan pada tahapan pertama tadi kemudian dirubah menjadi molekul yang jauh lebih sederhana lagi. 3. Hasil produk pada tahapan kedua kemudian memasuki lintas akhir yakni pada tahap ketiga. Di tahapan akhir ini, akan terjadi proses oksidasi nutrisi yang akhirnya akan menghasilkan karbon dioksida, ammonia dan juga air. Metabolisme protein pada akhirnya akan menghasilkan asam amino (esensial dan non esensial) yang akan diserap tubuh. Sebelum diserap, asam amino dari protein ini akan melalui serangkaian proses katabolisme asam amino dengan 3 jalur metabolik utama, yakni: 1. Tahapan di mana produksi asam amino yang berasal dari pembongkaran protein di dalam tubuh, digesti oleh protein diet dan dintesis asam amini di dalam organ hati. 2. Tahapan kedua mencakup pengambilan nitrogen dan juga asam amino. 3. Tahapan terakhir adalah katabolisme asam amino yang akan diurai menjadi energi melalui dua siklus yakni siklus asam serta siklus urea yang merupakan proses pengolahan hasil sampingan dari pemecahan asam amino itu sendiri. Pada bagian akhirnya, adalah proses di mana sintesis protein berupa asam-asam amino yang telah dihasilkan tadi. Reaksi asam amino dengan jalan melepas gugus amino dan selanjutnya merubah kerangka karbon yang ada pada molekul asam amino tersebut. Proses pelepasan

ini mencakup deaminasi dan juga transminasi. Yang dimaksud dengan deaminasi adalah oksidatif pelepasan amino yang ada di glutamate untuk kemudian menghasilkan ion ammonium. Sementara itu, transminiansi adalah proses katabolisme protein yang mencakup proses pemindahan gugus amino dari asam amino yang satu ke asam amnino lainnya.

b.

Anabolisme Menurut Kholifah (2015), anabolisme adalah reaksi pembentukan molekul sederhana menjadi molekul yang kompleks. Reaksi anabolisme merupakan peristiwa sintesis atau penyusunan sehingga memerlukan energi, dan dibentuk reaksi endergonik. Contoh reaksi anabolisme di antaranya adalah fotosintesis atau sintesis karbohidrat dengan bantuan energi cahaya matahari, kemosintesis dengan bantuan energi kimia.

1.) Sintesis Asam Amino Non Esensial Sintesis protein di dalam sel tersusun atas asam amino dan terjadi dengan melibatkan DNA, RNA dan ribosom. Suatu ikatan molekul peptida terbentuk apabila gugus amino dari satu asam amino berikatan dengan gugus karboksil dari asam amino lain. Secara berurutan, apabila dua asam amino bergabung, maka akan terbentuk molekul dipeptida, bila tiga asam amino berikatan, maka akan terbentuk molekul tripeptida, dan seterusnya. Dengan demikian, apabila terjadi penggabungan asam amino dalam jumlah besar, maka akan terbentuk molekul yang disebut sebagai polipeptida. Pada dasarnya, protein adalah suatu polipeptida.Setiap sel dari organisme berkemampuan untuk mensintesis proteinprotein tertentu yang sesuai dengan keperluannya.Sintesis protein dalam sel dapat terjadi, karena pada inti sel terdapat suatu zat (substansi) yang berperan penting sebagai pengatur sintesis protein sel. Substansi-substansi tersebut adalah DNA dan RNA. Semua jaringan memiliki kemampuan beberapa untuk sintesis dari asam amino esensial-tidak , remodeling asam amino, dan konversi asam amino non karbon-

kerangka menjadi asam amino dan turunan lainnya yang mengandung nitrogen. Namun, hati adalah situs utama dari metabolisme nitrogen dalam tubuh. Pada saat surplus makanan, racun yang berpotensi nitrogen asam amino dieliminasi melalui transaminations, deaminasi, dan pembentukan urea, kerangka karbon umumnya dilestarikan sebagai karbohidrat, melalui glukoneogenesis , atau sebagai asam lemak melalui sintesis asam lemak jalur. Dalam hal ini asam amino yang terbagi dalam tiga kategori: glucogenic, ketogenic, atau glucogenic dan ketogenic. asam amino Glucogenic adalah mereka yang menimbulkan produksi bersih piruvat atau siklus TCA perantara, seperti α-ketoglutarate atau oksaloasetat, yang semuanya prekursor untuk glukosa melalui glukoneogenesis. Semua asam amino lisin dan leusin kecuali setidaknya sebagian glucogenic.Lisin dan leusin adalah satu-satunya asam amino yang bertanggung ketogenic, sehingga menimbulkan hanya untuk acetylCoA atau acetoacetylCoA, baik yang dapat membawa glukosa produksi bersih sekitar. Sekelompok kecil asam amino terdiri dari isoleusin, fenilalanin, treonin, triptofan, dan tirosin menimbulkan prekursor dan asam lemak glukosa baik dan karena itu ditandai sebagai glucogenic dan ketogenic.Akhirnya, harus diakui bahwa asam amino memiliki nasib yang mungkin ketiga.Selama masa kelaparan kerangka karbon yang dikurangi digunakan untuk produksi energi, dengan hasil bahwa dioksidasi menjadi CO 2 dan H 2 O. Kira-kira 75% asam amino digunakan untuk sintesis protein.Asam-asam amino dapat diperoleh dari protein yang kita makan atau dari hasil degradasi protein di dalam tubuh kita. Degradasi ini merupakan proses kontinu. Karena protein di dalam tubuh secara terus menerus diganti (protein turnover).Contoh dari protein turnover, tercantum pada tabel berikut. 2.) Aktivasi Asam Amino Non Esensial Terjadi didalam sitosol, bukan pada robosom masing-masing dari 20 asam amino ini diikat secara kovalen dengan suatu RNA pemindah spesifik, dengan memenfaatkan energi ATP.Reaksi ini dikatalisis oleh enzim pengaktif yang

memerlukan Mg2+ sebagai kofaktor, masing-masing spesifik bagi satu asam amino dan bagi tRNA nya. Pada tahap pertama biosintesis protein, yang terjadi didalam sitosol sel, ke-20 jenis asam amino berikatan ester dengan tRNA masing-masing dengan dikatalisis oleh

20

jenis

enzim

pengaktif,

yang

dinamakan

aminoasil-

tRNAsintetase.Masing-masing spesifik bagi asam amino dan tRNAnya. Hampir semua aminoasil-tRNAsintetase E.coli telah disiolasi oelh jenis lain yang telah berhasil dikristalisasi.

Asam amino + tRNA + ATP +

aminoasil-tRNA + AMP + PPi

Reaksi aktivasi terjadi dalam dua tahap yang terpisah pada tempat katalitik enzim.Pada

tahap

pertama,

suatu

senyawa

yang

terikat

oleh

enzim

aminoasiladenilat dibentuk oleh reaksi ATP dan asam amino pada tempat aktif.Pada reaksi ini, gugus karboksil pada asam amino terikat oleh ikatan anhidrida dengan gugus 5’-Posfat AMP dengan pelepasan pirofosfat.

Asam amino + ATP + E = E-(aminoasiladenilat) +PPi Pada tahap yang terakhir ini, gugs aminoasil dipindahkan ke gugus 2’ atau 3’ hidroksil pada residu terminal A molekul tRNA akan tetapi sekali terikat aminoasil ini dapat loncat (bulak-balik) diantara gugus 2’ dan 3’ hidroksil

E-(aminoasiladenilat) + tRNA = aminoasil-tRNA + adenilat + E

3. Metabolisme Lemak Menurut Judarwanto (2015), ketika tubuh memerlukan energi, glukosa akan dikonversi melalui proses glikolisis untuk menjadi asam piruvat dan adenosin trifosfat. Asam piruvat kemudian dikonversi menjadi asetil-KoA,

kemudian menjadi asam sitrat dan masuk ke dalam siklus asam sitrat. Pada saat otot berkontraksi, asam piruvat tidak dikonversi menjadi asetil-KoA, melainkan menjadi asam laktat. Setelah otot beristirahat, proses glukoneogenesis akan berlangsung guna mengkonversi asam laktat kembali menjadi asam piruvat. Lemak yang terkandung di dalam bahan makanan juga dicerna dengan asam empedu menjadi misel. Misel akan diproses oleh enzim lipase yang disekresi pankreas menjadi asam lemak, gliserol, kemudian masuk melewati celah membran intestin. Setelah melewati dinding usus, asam lemak dan gliserol ditangkap oleh kilomikron dan disimpan di dalam vesikel. Pada vesikel ini terjadi reaksi esterifikasi dan konversi menjadi lipoprotein. Kelebihan lemak darah, akan disimpan di dalam jaringan adiposa, sementara yang lain akan terkonversi menjadi trigliserida, HDL dan LDL. Lemak darah adalah sebuah istilah ambiguitas yang merujuk pada trigliserida sebagai lemak hasil proses pencernaan, sama seperti penggunaan istilah gula darah walaupun trigliserida terjadi karena proses ester di dalam vesikel kilomikron lemak yang dihasilkan oleh proses pencernaan adalah berbagai macam asam lemak dan gliserol. Ketika tubuh memerlukan energi, baik trigliserida, HDL dan LDL akan diurai dalam sitoplasma melalui proses dehidrogenasi kembali menjadi gliserol dan asam lemak. Reaksi yang terjadi mirip seperti reaksi redoks atau reaksi Brønsted–Lowry; asam + basa  garam + air; dan kebalikannya garam + air  asam + basa Proses ini terjadi di dalam hati dan disebut lipolisis. Sejumlah hormon yang antagonis dengan insulin disekresi pada proses ini menuju ke dalam hati, antara lain: 

Glukagon, sekresi dari kelenjar pankreas



ACTH, GH, sekresi dari kelenjar hipofisis



Adrenalin, sekresi dari kelenjar adrenal



TH, sekresi dari kelenjar tiroid

Lemak di dalam darah yang berlebih akan disimpan di dalam jaringan adiposa. Lebih lanjut gliserol dikonversi menjadi dihidroksiaketon, kemudian menjadi dihidroksiaketon fosfat dan masuk ke dalam proses glikolisis. Sedangkan asam lemak akan dikonversi di dalam mitokondria dengan proses oksidasi, dengan bantuan asetil-KoA menjadi adenosin trifosfat, karbondioksida dan air. Kejadian ini melibatkan sintesis asam lemak dari asetil-KoA dan esterifikasi asam lemak pada saat pembuatan triasilgliserol, suatu proses yang disebut lipogenesis atau sintesis asam lemak. Asam lemak dibuat oleh sintasa asam lemak yang mempolimerisasi dan kemudian mereduksi satuan-satuan asetil-KoA. Rantai asil pada asam lemak diperluas oleh suatu daur reaksi yang menambahkan gugus asetil, mereduksinya menjadi alkohol, mendehidrasinya menjadi gugus alkena dan kemudian mereduksinya kembali menjadi gugus alkana. Enzim-enzim biosintesis asam lemak dibagi ke dalam dua gugus, di dalam hewan dan fungi, semua reaksi sintasa asam lemak ini ditangani oleh protein tunggal multifungsi, sedangkan di dalam tumbuhan, plastid dan bakteri memisahkan kinerja enzim tiap-tiap langkah di dalam lintasannya. Asam lemak dapat diubah menjadi triasilgliserol yang terbungkus di dalam lipoprotein dan disekresi dari hati. Sintesis asam lemak tak jenuh melibatkan reaksi desaturasa, di mana ikatan ganda diintroduksi ke dalam rantai asil lemak. Misalnya, pada manusia, desaturasi asam stearat oleh stearoil-KoA desaturasa-1 menghasilkan asam oleat. Asam lemak tak jenuh ganda-dua (asam linoleat) juga asam lemak tak jenuh ganda-tiga (asam linolenat) tidak dapat disintesis di dalam jaringan mamalia, dan oleh karena itu asam lemak esensial dan harus diperoleh dari makanan. Sintesis triasilgliserol terjadi di dalam retikulum endoplasma oleh lintasan metabolisme di mana gugus asil di dalam asil lemak-KoA dipindahkan ke gugus hidroksil dari gliserol-3-fosfat dan diasilgliserol. Terpena dan terpenoid, termasuk karotenoid, dibuat oleh perakitan dan modifikasi satuan-satuan isoprena yang disumbangkan dari prekursor reaktif

isopentenil pirofosfat dan dimetilalil pirofosfat. Prekursor ini dapat dibuat dengan cara yang berbeda-beda. Pada hewan dan archaea, lintasan mevalonat menghasilkan senyawa ini dari asetil-KoA, sedangkan pada tumbuhan dan bakteri lintasan non-mevalonat menggunakan piruvat dan gliseraldehida 3-fosfat sebagai substratnya. Satu reaksi penting yang menggunakan donor isoprena aktif ini adalah biosintesis steroid. Di sini, satuan-satuan isoprena digabungkan untuk membuat skualena dan kemudian dilipat dan dibentuk menjadi sehimpunan cincin untuk membuat lanosterol. Lanosterol kemudian dapat diubah menjadi steroid, seperti kolesterol dan ergosterol. Mengenai degradasi, oksidasi beta adalah proses metabolisme di mana asam lemak dipecah di dalam mitokondria dan/atau di dalam peroksisoma untuk menghasilkan asetil-KoA. Sebagian besar, asam lemak dioksidasi oleh suatu mekanisme yang sama, tetapi tidak serupa dengan, kebalikan proses sintesis asam lemak. Yaitu, pecahan berkarbon dua dihilangkan berturut-turut dari ujung karboksil dari asam itu setelah langkah-langkah dehidrogenasi, hidrasi, dan oksidasi untuk membentuk asam keto-beta, yang dipecah dengan tiolisis. AsetilKoA kemudian diubah menjadi Adenosina trifosfat, CO2, dan H2O menggunakan daur asam sitrat dan rantai pengangkutan elektron. Energi yang diperoleh dari oksidasi sempurna asam lemak palmitat adalah 106 ATP. Asam lemak rantai-ganjil dan tak jenuh memerlukan langkah enzimatik tambahan untuk degradasi. 4. Metabolisme Vitamin Menurut Notosusilo (2014), vitamin yang larut lemak atau minyak, jika berlebihan tidak dikeluarkan oleh, tubuh, melainkan akan disimpan. Sebaliknya, vitamin yang larut dalam air, yaitu vitamin B kompleks dan C, tidak disimpan, melainkan akan dikeluarkan oleh sistem pembuangan tubuh. Akibatnya, selalu dibutuhkan asupan vitamin tersebut setiap hari. Vitamin yang alami bisa didapat dari sayur, buah dan produk hewani. Seringkali vitamin yang terkandung dalam makanan atau minuman tidak berada dalam keadaan bebas, melainkan terikat,

baik secara fisik maupun kimia. Proses pencernaan makanan, baik di dalam lambung maupun usus halus akan membantu melepaskan vitamin dari makanan agar bisa diserap oleh usus. Vitamin larut lemak diserap di dalam usus bersama dengan lemak atau minyak yang dikonsumsi. Vitamin diserap oleh usus dengan proses dan mekanisme yang berbeda. Terdapat perbedaan prinsip proses penyerapan antara vitamin larut lemak dengan vitamin larut air. Vitamin larut lemak akan diserap secara difusi pasif dan kemudian di dalam dinding usus digabungkan dengan kilomikron (lipoprotein) yang kemudian diserap sistem limfatik, baru kemudian bergabung dengan saluran darah untuk ditransportasikan ke hati. Sedangkan vitamin larut air langsung diserap melalui saluran darah dan ditransportasikan ke hati. Proses dan mekanisme penyerapan vitamin dalam usus halus diperlihatkan pada tabel berikut: Jenis Vitamin

Mekanisme Penyerapan

Vitamin A, D, E, K dan Dari micelle, secara difusi pasif, digabungkan beta-karoten

dengan kilomikron, diserap melalui saluran limfatik.

Vitamin C

Difusi pasif (lambat) atau menggunakan Na+ (cepat)

Vitamin B1 (Tiamin)

Difusi pasif (apabila jumlahnya dalam lumen usus

sedikit),

dengan

bantuan

Na+

(bila

jumlahnya dalam lumen usus banyak). Vitamin B2 (Riboflavin)

Difusi pasif

Niasin

Difusi pasif (menggunakan Na+)

Vitamin B6 (Piridoksin)

Difusi pasif

Folasin (Asam Folat)

Menggunakan Na+

Vitamin B12

Menggunakan bantuan faktor intrinsik (IF) dari

lambung.

2. Apakah kelelahan bisa disebut dengan sindroma metabolisme? Tidak,karena kita dapat mengetahui dari definisi Sindroma Metabolisme itu sendiri bahwa hingga saat ini ada 3 definisi SM yang telah di ajukan, yaitu definisi World Health Organization (WHO), NCEP ATP–III dan International Diabetes Federation (IDF). Ketiga definisi tersebut memiliki komponen utama yang sama dengan penentuan kriteria yang berbeda. Pada tahun 1988, Alberti dan Zimmet atas nama WHO menyampaikan definisi SM dengan komponen – komponennya antara lain : (1) gangguan pengaturan glukosa atau diabetes (2) resistensi insulin (3) hipertensi (4) dislipidemia dengan trigliserida plasma >150 mg/dL dan/atau kolesterol high density lipoprotein (HDL– C) 0,90; wanita: waist–to– hip ratio >0,85) dan/atau indeks massa tubuh (IMT) >30 kg/m2; dan (6) mikroalbuminuria (Urea Albumin Excretion Rate >20 mg/min atau rasio albumin/kreatinin >30 mg/g).Terjadinya SM juga bukan dikarenakan seseorang kelelahan,tetapi karena terjadinya obesitas sentral (lingkar perut >90 cm untuk pria Asia dan lingkar perut >80 cm untuk wanita Asia) ditambah 2 dari 4 faktor berikut : (1) Trigliserida >150 mg/dL (1,7 mmol/L) atau sedang dalam pengobatan untuk hipertrigliseridemia; (2) HDL–C: 130 mmHg atau diastolik >85 mmHg atau sedang dalam pengobatan hipertensi; (4) Gula darah puasa (GDP) >100 mg/dL (5,6 mmol/L), atau diabetes tipe 2.Yang menjadi komponen utama terjadinya SM adalah obesitas. Obesitas yang diikuti dengan meningkatnya metabolisme lemak akan menyebabkan produksi Reactive Oxygen Species (ROS) meningkat baik di sirkulasi maupun di sel adiposa. Meningkatnya ROS di dalam sel adipose dapat menyebabkan keseimbangan reaksi reduksi oksidasi (redoks) terganggu, sehingga enzim antioksidan menurun di dalam sirkulasi. Keadaan ini disebut dengan stres oksidatif. Meningkatnya stres oksidatif menyebabkan disregulasi jaringan adiposa dan

merupakan

awal

patofisiologi

terjadinya

SM,

hipertensi

dan

aterosklerosis.Kelelahan ini bukan termasuk sindroma metabolic,terjadinya kelelahan

karena kadar oksigen dalam tubuh semakin menurun disebabkan aktivitas-aktivitas yang dilakukan.terus-menerus.hal ini menyebabkan terjadinya proses anaerob yang menghasilkan asam laktat.Jadi intinya SM ini lebih menuju kepada orang-orang yang terkena obesitasdan tidak ada kaitannya dengan kelelahan.(Rini A,2015) 3. Bagaimanakah proses pencernaan protein, karbohidrat, dan lemak di dalam tubuh? Pencernaan Karbohidrat Agar karbohidrat dapat dipergunakan untuk keperluan tubuh maka, karbohidrat harus dipecah menjadi senyawa yang sederhana sehingga dapat melewati dinding usus kemudian masuk ke sirkulasi darah.Monosakharida adalah karbohidrat sederhana yang secar normal bisa melewati dinding usus. Proses pemecahan karbohidrat kompleks menjadi sederhana disebut proses pencernaan karbohidrat.Di dalam mulut, makanan bercampur dengan amylase yang akan mengubah starch/pati menjadi dekstrin. Umumnya hanya sebagian kecil yang dapat dicerna. Sebelum makanan bereaksi asam dengan adanya HCL yang diproduksi lambung, pati akan diubah sedapat-dapatnya menjadi disakharida. Di dalam lambung tidak ada pemecahan pati, kemudian dari lambung makanan masuk ke usus, media yang sedikit basa adalah penting untuk bekerjanya “starch splitting enzym” yang disekresikan oleh kelenjar dinding usus. Pancreatic amylase memecah pati menjadi disakharida. Perubahan akhir pemecahan sukrosa > fruktosa + glukosa dilakukan oleh enzim intestinal sukrase. Maltosa > glukosa + glukosa dilakukan oleh enzim intestinal maltase. Laktosa > galaktosa + glukosa dilakukan oleh enzim intestinal laktase. Pencernaan Lemak Lemak yangdidapat dari makanan terdiri dari dua bentuk: Sebagai lemak yang telah diemulsikan (emulsified fat).Sebagai lemak yang belum diemulsikan (unemulsified fat).Pencernaan lemak dimulai di lambung, lemak yang belum diemulsi di lambung dengan bantuan empedu diubah menjadi lemak yang telah diemulsi dan selanjutnya bersama-sama dengan lemak yang sudah diemulsi akan masuk ke dalam usus halus.Setelah di usus halus dengan bantuan enzim intestinal lipase dan pancreatic

lipase, lemak akan dipecah menjadi struktur yang lebih sederhana sehingga lemak bisa melalui selaput membran Tractus Gastro Intestinal selanjutnya masuk ke sirkulasi darah dan kemudian dibawa ke jaringan tubuh.Lemak dipecah menjadi > asam lemak + gliserol (40% -50%), dipecah menjadi monogliserida (40 –50%), sisanya akan diserap dalam bentuk digliserida, trigliserida kira-kira 10 –20 %. Pada tubuh yang sehat lemak dapat dicerna 95 -100 %

Pencernaan Protein Enzim pengubah protein, menurut penelitian para pakar, ternyata tidak terkandung pada saliva, dengan demikian perombakan terhadap protein tidak terjadi di dalam mulut. Perombakan protein baru dimulai di dalam lambung dengan media cairan lambung yang asam sangat membantu dan mempermudah pepsin untuk bekerja merombak rantaian spesifik ikatan peptida dari asam amino yang rantainya lebih pendek yang disebut pepton. Selanjutnya sebagian protein yang sudah dicerna masuk ke dalam usus, di sini ditemukan bahwa media yang asam dari cairan lambung telah dinetralisasi menjadi sedikit alkalis dan disini pula diketahui bahwa cairan pancreas mengandung 2 macam enzim pengubah protein, yaitu: a. Protease pankreaatik ( tripsin dan khimotripsin sekitar 30 % protein dirombak menjadi asam amino sederhana yang langsung dapat diserap oleh usus. Sekitar 70 % lagi protein dipecah menjadi dipeptida, tripeptida atau terdiri atas lebih dari 3 asam amino. b. Enzim proteolitik yang lain yang berkemampuan memecah protein yaitu Karboksi peptidase, amino peptidase . Protein komplek dipeptida asam amino + asam amino. Enzim pengubah protein besifat hidrolik sehingga memerlukan air pada proses perombakan atau pelepasan asam amino. C. Penyerapan Karbohidrat, Lemak dan Protein Penyerapan Karbohidrat Starch atau pati setelah mengalami proses pencernaan sempurna yang dimulai di lambung, akan diserap melalui pump mechanism yang membutuhkan energy dan

perlu bantuan “Carrier”(transporting agents). Perlu diingat berbagai jenis gula di dalam tubuh akan diubah menjadi glukosa. Glukosa ini akan dikirim ke hati melalui pembuluh darah vena porta, setelah itu akan dikirim ke seluruh jaringan tubuh sesuai kebutuhan.Sebagian glukosa disimpan di otot dan di hati sebagai cadangan yang disebut glikogen. Kapasitas pembentukan glikogen ini sangat terbatas, kelebihan karbohidrat akan diubh menjadi lemak dan ditimbun di dalam jaringan lemak /jaringan adiposa. Fruktosa dan galaktosa akan diubah menjadi glukosa terutama di hati dan akan disirkulasikan di dalam darah dalam bentuk glukosa (gula darah). Kadar gula darah normal berkisar 80 -120 mg per 100 ml darah. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyerapan karbohidrat:Hormon insulin akan meningkatkan transport glukosa ke dalam jaringan sel. Berarti mempertinggi oksidasi glukosa di dalam jaringan, akibatnya akan mempercepat perubahan glukosa menjadi glikogen dalam hati.Tiamin (vit.B1), piridoksin, asam panthotenat, hormon tiroksin berperan besar terhadap penyerapan dan metabolisme karbohidrat. Penyerapan Lemak Pada penyerapan lemak dapat diperhatikan tentang keadaaanlemak yang tidak dpat larut dalam air, agar lemak dapat diserap perlu dilakukan pencernaan-pencernaan dengan bantuan beberapa reaksi C. Jaadi pencernaan lemak dapat dibedakan berdasarkan pada panjangnya rantai C yaitu:Asam lemak berantai C pendek akan mudah diserap, biasanya langsung penyerapannya melalui vena portal hati.Asam lemak berantai sedang : gliserol, trigliserida berantai sedang diserp dalam jejunum melalui system darah portal (melalui vena portalhati) Asam lemak berantai panjang : monogliserida, digliserida, digliserida, diserap melalui system limfatik.Jadi gliserol yang larut dalam air dapat langsung diserap dinding ususu melalui vena portal hati, sedangkan asam lemak yang tidak larut dalam air akan berikatan dengan garam empedu, sertelah melalui membran usus, asam lemak melepaskan lagi ikatannya dengan empedu, selanjutnya

melakukan ikatan kembali dengan gliserol dan sejumlah kecil protein (disebut chilomicron) yang diserap ke dalam lacteral/sistem limfatik dan selanjutnya disampaikan ke seluruh tubuh melalui pembuluh limfe ductus thoracicus jantung. Penyerapan Protein Setelah protein dipecah menjadi asam amino yang ternyata larut dalam air maka penyerapan mudah dilakukan yaitu melalui : proses difusi pasif dan selektif diantara yang aktif. Dengan demikian lebih memudahkan dalam penyerapannya.Penyerapan berlangsung setelah melaui membrane usus vena portal hati masuk sirkulasi darah ke jaringan di seluruh tubuh. Penyerapan asam amino terutama berlangsung pada bagian atas usus. Jelasnya: 60 % dari asam amino bebas diserap di usus halus, 28 % di usus besar atau colon, 12 % telah di mulai di lambung. Sistem pencernaanya secara keseluruhan yaitu, Di mulai dari mulut. Di mulut terdapat kelenjari ludah, dimana kelenjar ludah tersebut menghasilkan ludah setiap harinya sekitar 1 sampai 2,5 liter ludah. Kandungan ludah pada manusia adalah : air, mucus, enzim amilase, zat antibakteri, dll.Fungsi ludah adalah melumasi rongga mulut serta mencerna karbohidrat menjadi disakarida Esofagus (Kerongkongan)- Merupakan saluran yang menghubungkan antara rongga mulut dengan lambung. Pada ujung saluran esophagus setelah mulut terdapat daerah yang disebut faring. Pada faring terdapat klep, yaitu epiglotis yang mengatur makanan agar tidak masuk ke trakea (tenggorokan). Fungsi esophagus adalah menyalurkan makanan ke lambung. Agar makanan dapat berjalan sepanjang esophagus, terdapat gerakan peristaltik sehingga makanan dapat berjalan menuju lambung. Lambung adalah kelanjutan dari esophagus,berbentuk seperti kantung. Lambung dapat menampung makanan 1 liter hingga mencapai 2 liter. Dinding lambung disusun oleh otot-otot polos yang berfungsi menggerus makanan secara mekanik melalui kontraksi otot-otot tersebut. Ada 3 jenis otot polos yang menyusun lambung, yaitu otot memanjang,otot melingkar, dan otot menyerong. Selain

pencernaan mekanik, pada lambung terjadi pencernaan kimiawi dengan bantuan senyawa kimia yang dihasilkan lambung. Senyawa kimiawi yang dihasilkan lambung adalah :Senyawa Kimia: Fungsi Asam HCl mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin. Sebagai

disinfektan,

serta

merangsang

pengeluaran

hormon

sekretin

dan

kolesistokinin pada usus halus. Lipase memecah lemak menjadi asam lemak dan gliserol.Namun lipase yang dihasilkan sangat sedikit.Renin mengendapkan protein pada susu (kasein) dari air susu (ASI). Hanya dimiliki oleh bayi.Mukus melindungi dinding lambung dari kerusakan akibat asam HCl.Hasil penggerusan makanan di lambung secara mekanikdan kimiawi akan menjadikan makanan menjadi bubur yang disebut bubur kimsus halus merupakan kelanjutan dari lambung. Usus halus memiliki panjang sekitar 6-8 meter. Usus halus terbagi menjadi 3 bagian yaitu duodenum (± 25 cm), jejunum (± 2,5 m), serta ileum (± 3,6 m). Pada usus halus hanya terjadi pencernaan secara kimiawi saja, dengan bantuan senyawa kimia yang dihasilkan oleh usus halus serta senyawa kimia dari kelenjar pankreas yang dilepaskan ke usus halus.Senyawa yang dihasilkan oleh usus halus adalah :Senyawa Kimia Fungsi

Disakaridase

menguraikan

disakarida

menjadi

monosakarida.

Erepsinogen:Erepsin yang belum aktif yang akan diubah menjadi erepsin.Erepsin mengubah pepton menjadi asam amino.Hormon Sekretin:Merangsang kelenjar pancreas mengeluarkan senyawa kimia yang dihasilkan ke usus halus. Hormon CCK (Kolesistokinin) merangsang hati untuk mengeluarkan cairan empedu ke dalam usus halus. Selain itu, senyawa kimia yang dihasilkan kelenjar pankreas adalah : Bikarbonat :Menetralkan suasana asam dari makanan yang berasal dari lambung Enterokinase: Mengaktifkan erepsinogen menjadi erepsin serta mengaktifkan tripsinogen menjadi tripsin. Tripsin mengubah pepton menjadi asam amino. Amilase :Mengubah amilum menjadi disakarida Lipase :Mencerna lemak menjadi asam lemak dan gliserol Tripsinogen:Tripsin yang belum aktif. Kimotripsin: Mengubah peptone menjadi asam amino Nuklease: Menguraikan nukleotida menjadi nukleosida dan gugus pospat

Hormon Insulin: Menurunkan kadar gula dalam darah sampai menjadi kadar normal Hormon Glukagon: Menaikkan kadar gula darah sampai menjadi kadar normal PROSES PENCERNAAN MAKANAN Pencernaan makanan secara kimiawi pada usus halus terjadi pada suasana basa. Prosesnya sebagai berikut : a.Makanan yang berasal dari lambung dan bersuasana asam akan dinetralkan oleh bikarbonat dari pancreas. b.Makanan yang kini berada di usus halus kemudian dicerna sesuai kandungan zatnya. Makanan dari kelompok karbohidrat akan dicerna oleh amylase pancreas menjadi disakarida. Disakarida kemudian diuraikan oleh disakaridase menjadi monosakarida, yaitu glukosa. Glukaosa hasil pencernaan kemudian diserap usus halus, dan diedarkan ke seluruh tubuh oleh peredaran darah. c.Makanan dari kelompok protein setelah dilambung dicerna menjadi pepton, maka pepton akan diuraikan oleh enzim tripsin, kimotripsin, dan erepsin menjadi asam amino. Asam amino kemudian diserap usus dan diedarkan keseluruhtubuh oleh peredaran darah. d.Makanan dari kelompok lemak, pertama-tama akan dilarutkan (diemulsifikasi) oleh cairan empedu yang dihasilkan hati menjadi butiran-butiran lemak (droplet lemak). Droplet lemak kemudian diuraikan oleh enzim lipase menjadi asam lemak dan gliserol. Asam lemak dan gliserol kemudian diserap usus dan diedarkan menuju jantung oleh pembuluh limfe. Usus Besar (Kolon) Merupakan usus yang memiliki diameter lebih besar dari usus halus. Memiliki panjang 1,5 meter, dan berbentuk seperti huruf U terbalik. Usus besar dibagi menjadi 3 daerah, yaitu : Kolon asenden, Kolon Transversum, dan Kolon desenden. Fungsi kolon adalah : a.Menyerap air selama proses pencernaan. b.Tempat dihasilkannya vitamin K, dan vitamin H (Biotin) sebagai hasil simbiosis dengan bakteri usus, misalnya E.coli.

c.Membentuk massa feses d.Mendorong sisa makanan hasil pencernaan (feses) keluar dari tubuh. Pengeluaran feses dari tubuh ddefekasi. Rektum dan Anus Merupakan lubang tempat pembuangan feses dari tubuh. Sebelum dibuang lewat anus, feses ditampung terlebih dahulu pada bagian rectum. Apabila feses sudah siap dibuang maka otot spinkter rectum mengatur pembukaan dan penutupan anus. Otot spinkter yang menyusun rektum ada 2, yaitu otot polos dan otot lurik.

4. Apakah pengaruh frekuensi makan dalam pembentukan energi? Kebiasaan makan terbentuk dari empat komponen, yaitu (1) konsumsi makanan (pola konsumsi), meliput i jumlah,jenis frekuensi dan proporsi makanan yang dikonsumsi atau komposisi makanan; (2) freferensi terhadap makanan, mencakup sikap terhadap makanan (suka atau tidak suka terhadap makanan); (3) ideologi atau pengetahuan terhadap makanan, terdiri atas kepercayaan dan tabu; (4) sosisal budaya makanan, meliputi umur, asal, pendidikan, kebiasaan membaca, besar keluarga, mata pencaharian atau pekerjaan, luas pemilikan lahan, dan ketersediaan makanan (Sanjur 1982). Apabila konsumsi makanan sehari-hari kurang beranekaragam, maka akan timbul ketidakseimbangan antara asupan makanan dan kebutuhan zat gizi yang diperluka n untuk hidup sehat dan produktif.Dengan mengkonsumsi makanan sehari-hari yang beranekaragam, kekurangan zat gizi pada jenis makanan yang satu akan dilengkapi oleh keunggulan susunan zat gizi jenis makanan lain, sehingga diperolehmasukan zat gizi yang seimbang (Depkes 2005). Dianjurkan makan makanan yang dengan kadar(frekuensi) yang cukup dan mengandung sumber zat tenaga atau energi. Kebutuhan energi dapat dipenuhi dengan mengkonsumsi sumber karbohidrat, lemak, dan protein. Kecukup an energi bagi

seseorang ditandai dengan berat badan yang normal.Kekurangan energi akan mengakibatkan penurunan berat badan (Hardinsyah dan Nadiya M 2002). Kekurangan energi yang berlangsung lama pada seseorang akan mengakibatkan penurunaan berat badan dan kekurangan zat gizi lain. Penurunan berat badan yang berlanjut akan menyebabkan keadaan gizi kurang. Keadaan gizi kurang akan membawa akibat terhambatnya proses tumbuh kembang pada anak. Dampaknya pada saat ia mencapai usia dewasa, tinggi badannya tidak mencapai ukuran normal dan kurang tangguh. Selain itu ia mudah terkena penyakit infeksi (Depkes 2005). Penelitian yang dilakukan oleh Andyca (2012), menunjukkan bahwa kecenderungan anak dengan frekuensi makan karbohidrat sering >3x sehari mempunyai faktor resiko kegemukan. Pengaturan makanan selanjutnya harus disesuaikan dengan usia. Makanan harus mengandung energi dan semua zat gizi (karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral) yang dibutuhkan pada tingkat usianya. Jadi ,Frekuensi makanan setiap usia itu berbeda-beda, dan tentunya berpengaruh pada pembentukan energinya. Jika frekuensi makanan tidak sesuai dengan kebutuhan gizi yang ada, bisa menimbulkan malnutrisi. Malnutrisi berhubungan dengan gangguan gizi, yang dapat diakibatkan oleh pemasukan makanan yang tidak adekuat, gangguan pencernaan atau absorbsi, atau kelebihan makan. Kekurangan gizi 10 merupakan tipe dari malnutrisi. Asupan makan yang dikonsumsi kemudian akan menghasilkan dampak pada pertumbuhan dan perkembangan anak. Pertumbuhan anak yang dapat dilihat dari status gizinya .

KEBUTUHAN KALORI DAN NUTRISI 1. Apa saja sumber energi? Menurut Soebandono (2016), sumber energi yang dapat diolah oleh tubuh adalah karbohidrat, protein, dan lemak. Hal itu terjadi karena ketiganya dapat masuk ke

siklus krebs. Karbohidrat harus diubah dulu menjadi asam piruvat terlebih dahulu, lemak dipecah menjadi asam lemak dan griserol, dan protein dipecah menjadi NH3 dan asam amino. Asam piruvat dan asam lemak kemudian masuk ke siklus krebs melalui asetil coA, sedangkan asam amino dapat masuk melalui berbagai jalur. Secara spesifik, karbohidrat, protein, dan lemak dikelompokkan menjadi: a. Karbohidrat Menurut Bender, D.A. (2012) dan Mayes, P.A. (2012) dalam buku Biokimia Harper, Karbohidrat dibagi menjadi: i. Monosakarida Monosakarida adalah karbohidrat paling sederhana yang tidak dapat dipecah lagi. Menurut gugus atom C, monosakarida dibagi menjadi triosa, tetrosa, pentose, heksosa, dan heptosa. Masing-masing gugus memiliki peran sendirisendiri. Misalnya adalah gula pentosa yang berperan dalam proses sintesis protein. Selain itu, berdasarkan gugus pembentuknya dibedakan menjadi aldosa (aldehid) dan ketosa (keton). Gugus aldehid atau keton yang telah direduksi akan menjadi alcohol polihidrat/poliol yang digunakan sebagai makanan penurun berat badan dan gula bagi penderita diabetes mellitus. Berdasarkan fisiologis, monosakarida sendiri dibagi menjadi: 

Glukosa

: ditemukan pada gula tebu dan sari buah



Fruktosa

: ditemukan pada madu dan sari buah



Galaktosa : merupakan hasil pemecahan laktosa

ii. Disakarida Disakarida adalah produk kondensasi dua unit monosakarida. Disakarida dibagi menjadi: 

Sukrosa

: merupakan gabungan fruktosa dan glukosa. Ditemukan pada

gula tebu, beberapa buah, dan beberapa sayuran 

Maltosa dan sereal

: merupakan gabungan dua glukosa. Ditemukan pada gandum



Laktosa

:

merupakan gabungan galaktosa dan glukosa. Ditemukan

pada susu iii. Oligosakarida Olisakarida adalah produk kondensasi tiga sampai sepuluh monosakarida. Sebagian olisakarida tidak dapat dicerna oleh enzim di dalam tubuh manusia. iv. Polisakarida Polisakarida adalah produk kondensasi lebih dari sepuluh monosakarida. Polisakarida dibedakan lagi menjadi: 

Pati (Dapat dicerna) Contohnya adalah monosakarida, disakarida, pati, dan dekstrin. Struktur utama pati adalah amilosa yang memiliki rantai linier (20%) dan amilopektin yang mempunyai rantai bercabang (80%). Pada manusia dan hewan, karbohidrat disimpan dalam bentuk glikosen yang sering disebut pati hewani. Glikogen memiliki cabang lebih banyak daripada amilopektin. Semakin banyak cabang, maka pati akan semakin sulit dicerna.



Non Pati (Tidak dapat dicerna) Contohnya adalah selulosa, hemiselulosa, dan lignin.

b. Protein 1.) Berdasarkan struktur Menurut Kennelly dan Rodwell dalam buku Biokimia Harper (2012), berdasarkan tingkatan strukturnya protein dibedakan menjadi: i.

Struktur primer Merupakan urutan asam amino dalam suatu rantai polipeptida

ii. Struktur sekunder Merupakan pelipatan segmen pendek yang berdekatan (3-30 residu) polipeptida menjadi satuan yang tersusun secara geometrik. Terdiri dari alfa heliks dan beta sheet iii. Struktur tersier

Merupakan perakitan satuan structural sekunder menjadi satuan fungsional yang lebih besar seperti polipeptida matang dan domain komponennya iv. Struktur quartener Merupakan jumlah dan jenis satuan polipeptida dari protein oligomerik dan penyusunan ruangnya. 2.) Menurut sumbernya i.

Protein hewani Merupakan protein yang didapatkan dari hewan. Contoh: daging sapi

ii. Protein nabati Merupakan protein yang didapatkan dari tumbuhan. Contoh: kacang-kacangan 3.) Menurut kebutuhannya Menurut sulistiyani, berdasarkan kebutuhannya protein dibedakan menjadi: i.

Protein esensial Merupakan protein yang dibutuhkan karena tidak diproduksi oleh tubuh, biasanya didapatkan dari protein nabati. Contoh: histidin, isoleusin, leusin, metionin, arginin, treonin, triptofan, valin, fenilalanin

ii. Protein non esensial Merupakan protein yang diproduksi di dalam tubuh manusia. Contoh:glisin, alanin, serin, glutamat, glutamin, tirosin, sistein, prolin, asparagin, asam aspartat 4.) Berdasarkan komposisi kimia Menurut sulistiyani, berdasarkan komposisi kimia protein dibedakan menjadi: i.

Protein sederhana Merupakan protein yang terdiri dari asam amino.

ii. Protein kompleks Merupakan protein yang terdiri dari asam amino dan unsure lain.

 Lipoprotein  Hemoprotein  Glikoprotein  Fosfoprotein  Metaloprotein Contoh: Hb 5.) Berdasarkan kelarutannya dalam air Menurut Kenelly dan Rodwell (2012) dalam buku Biokimia Harper protein berdasarkan kelarutannya digolongkan menjadi: i.

Soluble Merupakan protein yang dapat larut dalam air dengan pH fisiologi dan kekuatan ion

ii. Non-soluble Merupakan protein yang tidak dapat larut dalam air dan butuh komponen transport 6.) Menurut bentuknya Menurut Kenelly dan Rodwell (2012) dalam buku Biokimia Harper protein berdasarkan bentuknya digolongkan menjadi: i.

Protein Globular Merupakan molekul padat, bulat, kasar yang memiliki rasio sumbu (rasio dimenasi terpendek terhadap terpanjang) tidak lebih dari 3. Sebagian besar enzim adalah protein globular.

ii. Protein Fibrosa Merupakan protein yang memiliki rasio sumbu simetri 10 atau lebih. Sebagian protein structural tergolong dalam protein fibrosa. c. Lipid 1.) Menurut Botham dan Mayes (2012) dalam buku Biokimia Harper, lipid berdasarkan komponen penyusunnya dikelompokkan menjadi:

i.

Lipid sederhana Merupakan ester asam lemak dengan berbagai alcohol



Lemak (fat) : ester asam lemak dengan gliserol. Minyak (oil) adalah lemak dalam keadaan cair.



Wax (malam)

: ester asam lemak dengan alcohol monohidrat berberat

molekul tinggi.

ii. Lipid kompleks Merupakan asam lemak yang mengandung gugus-gugus selain alkohol dan asam lemak. 

Fosfolipid Merupakan lipid yang mengandung suatu residu asam fosfor, selain asam lemak dan alkohol. Lipid ini sering memiliki basa yang mengandung nitrogen dan substituent lain, misalnya alkohol paa sfingofosfolipid adalah sfingosin.



Glikolipid Disebut juga glikosfingolipid. Merupakan lipid yang mengandung asam lemak, sfingosin, dan karbohidrat.



Lipid kompleks lain Merupakan lipid yang seperti sulfolipid dan aminolipid. Lipoprotein juga dapat dimasukkan ke dalam kelompok ini.

iii. Prekursor dan lipid turunan Kelompok ini mencakup asam lemak,

gliserol, steroid, alkohol lain,

aldehida lemak, badan keton, hidrokarbon, vitamin larut lemak, dan hormon. 2.) Menurut Botham dan Mayes (2012) dalam buku Biokimia Harper, lipid berdasarkan jenis rantai kimianya dikelompokkan menjadi: i.

Lemak jenuh

Asam lemak jenuh tidak mengandung ikatan rangkap sehingga tidak dapat bereaksi lagi. Asam lemak jenuh dapat digambarkan berbasis asam asetat sebagai anggota pertama rangkaian dengan –CH2 ditambahkan secara bertahap. Asam lemak jenuh terutama terdapat dalam wax. ii. Lemak tak jenuh Asam lemak tak jenuh mengandung satu atau lebih ikatan rangkap. Asam lemak tak jenuh dapat dibagi menjadi asam tidak jenuh tunggal, asam tidak jenuh ganda, dan aikosanoid.

2. Apa perbedaan makronutrien dan mikronutrien? i. Definisi Menurut Azmi (2010), definisi makronutrien dan mikronutrien adalah: a. Makronutrien: merupakan zat makanan yang dibutuhkan dalam jumlah besar. b. Mikronutrien : merupakan zat makanan yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit. ii. Jenis Menurut Azmi (2010), jenis-jenis makronutrien dan mikronutrien adalah: a. Makronutrien: karbohidrat, protein, lemak b. Mikronutrien: vitamin dan mineral 

Vitamin terdiri dari vitamin yang larut dalam lemak dan vitamin larut dalam air. Contoh vitamin yang larut dalam lemak adalah A, D, E, K dan contoh vitamin yang larut dalam air adalah B1, B6, B12.



Contoh mineral yang dibutuhkan tubuh adalah Fe, Zn, Ca, Na, K

iii. Metabolisme Menurut Stryer (2010), metabolism makronutrien dan mikronutrien adalah:

a. Makronutrien Makronutrien diproses melalui proses glikolisi, lipolisis, dan pemecahan protein kemudian masuk ke siklus krebs sebagai komponen utamanya. b. Mikronutrien Mikronutrien berperan sebagai co-enzim dalam reaksi pemecahan makronutrien. Secara spesifik akan dijelaskan dalam pertanyaan no 1 metabolisme dalam tutorial ini.

3. Mengapa kita harus mengonsumsi makanan gizi seimbang? Apa pengertian gizi seimbang? Gizi seimbang merupakan zat gizi yang beraneka ragam dari sumer yang beragam dan bervariasi dengan memperhatikan kebutuhan dan kemampuan tubuh dalam mencerna makanan. Mengonsumsi gizi seimbang sangat penting bagi tubuh, karena tubuh membutuhkan energi untuk melakukan

aktivitasnya.

Selain

itu

mengonsumsi gizi seimbang juga dapat mencegah berbagai macam penyakit, terutama penyakit tidak menular seperti diabetes mellitus, penyakit kardiovaskuler, dan lain-lain. Kebanyakan dari penyakit-penyakit

tersebut

disebabkan

karena

kelebihan

mengakibatkan kegemukan atau obesitas.

4. Mengapa mengonsumsi nasi dan lauk namun masih tetap lemas?

gizi

yang

Untuk

memenuhi

energi,

tidak

mengonsumsi

kebutuhan

serta makanan

merta dalam

jumlah banyak, tetapi harus tetap berpedoman pada gizi seimbang dan mencukupi kebutuhan kalori. Dalam

siklus

asam

sitrat,

makronutrien berperan penting sebagai “bahan bakar” dalam prosesnya. Tetapi mikronutrien juga mengambil bagian dalam proses tersebut. Misalnya, terdapat 4 macam vitamin B yang berperan dalam metabolisme penghasil energi, yaitu: a. Riboflavin

: Flavin Adenine Nukleotida (FAD), kofaktor untuk

suksinat dehidrogenase b. Niasin

: Nikotinamid Adenin Dinukleotida (NAD), akseptor

elektron untuk isositrat dehidrogenase, α-ketoglutarat dehidrogenase, dan malat dehidrogenase c. Tiamin

: Tiamin difosfat, koenzim untuk dekarboksilasi

dalam reaksi α-ketoglutarat dehidrogenase d. Asam pantotenat : bagian dari koenzim A. Dari siklus asam sitrat tersebut sudah jelas bahwa mikronutrien juga berperan penting dalam proses metabolisme penghasil energi, sehingga apabila mengonsumsi makanan yang mengadung karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral, dan air tentu energi yang dihasilkan lebih banyak dari pada yang hanya mengonsumsi nasi dan lauk.

5. jelaskan fungsi makanan! (meliputi makronutrien dan mikronutrien) Makronutrien A. Karbohidrat  Fungsi utamanya sebagai sumber enersi (1 gram karbohidrat menghasilkan 4 kalori) bagi kebutuhan sel-sel jaringan tubuh. Sebagian dari karbohidrat diubah langsung menjadi enersi untuk aktifitas tubuh, clan sebagian lagi disimpan dalam bentuk glikogen di hati dan di otot. Ada beberapa jaringan tubuh seperti sistem syaraf dan eritrosit, hanya dapat menggunakan enersi yang berasal dari karbohidrat saja.  Melindungi protein agar tidak dibakar sebagai penghasil enersi. Kebutuhan tubuh akan enersi merupakan prioritas pertama; bila karbohidrat yang di konsumsi tidak mencukupi untuk kebutuhan enersi tubuh dan jika tidak cukup terdapat lemak di dalam makanan atau cadangan lemak yang disimpan di dalam tubuh, maka protein akan menggantikan fungsi karbohidrat sebagai penghasil enersi. Dengan demikian protein akan meninggalkan fungsi utamanya sebagai zat pembangun. Apabila keadaan ini berlangsung terus menerus, maka keadaan kekurangan enersi dan protein (KEP) tidak dapat dihindari lagi.  Membantu metabolisme lemak dan protein dengan demikian dapat mencegah terjadinya ketosis dan pemecahan protein yang berlebihan.  Di dalam hepar berfungsi untuk detoksifikasi zat-zat toksik tertentu.  Beberapa jenis karbohidrat mempunyai fungsi khusus di dalam tubuh. Laktosa rnisalnya berfungsi membantu penyerapan kalsium. Ribosa merupakan merupakan komponen yang penting dalam asam nukleat.  Selain itu beberapa golongan karbohidrat yang tidak dapat dicerna, mengandung serat (dietary fiber) berguna untuk pencernaan, memperlancar defekasi. (Hutagalung,2010) B. Protein  Menyokong berbagai aktivitas pada organ tubuh dan pula metabolisme tubuh.

 Pada setiap gramnya, protein dapat menghasilkan molekul-molekul protein sebanyak 4,1 kalori, yang sangat dibutuhkan oleh tubuh sebagai sumber energi.  Sebagai sarana untuk mengatur metabolisme pada tubuh.  Untuk menyeimbangkan cairan dalam tubuh dengan asam basa. Sehingga kestabilan PH cairan pada tubuh kita akan berjalan dengan normal.  Dapat digunakan untuk seseorang yang sedang menjalani diet gula untuk dijadikan sebagai asupan energi utama dalam tubuhnya.  Protein merupakan bahan sintetis substansi yang sangat dibutuhkan tubuh seperti organel sel, zat antibody, dan juga hormone.  Dapat difungsikan juga sebagai zat pembangun untuk membantu proses pertumbuhan pada anak-anak dan remaja. Karena protein akan memberikan asupan yang sangat cukup terhadap sel-sel dalam tubuh.  Protein juga dapat menangkal radikal bebas ataupun zat-zat asing yang akan merusak dan menelusup pada tubuh kita untuk menghancurkanya, sehingga kesehatan tubuh akan sangat terjaga.  Fungsi protein bagi tubuh manusia yang paling utama yaitu untuk pembentukan serta sel-sel pada tubuh. Dan protein akan jadi makananya otot supaya dapat tumbuh dan berkembang. Jadi jika otot terpenuhi oleh protein, maka otot akan terpelihara dengan baik. Sehingga dapat membantu pembakaran lemak untuk menyeimbangkan berat badan supaya tetap ideal.  Protein sebagai peranan dalam mempercepat reaksi biologis.  Protein juga dapat berfungsi untuk mengangkut serta menyimpan zat yang akan berubah menjadi protein yang terdapat pada hemoglobin, sehingga dapat mengangkut oksigen pada eritrosit, dan protein yang terdapat pada mioglobin juga dapat mengangkut oksigen dalam otot C. Lipid  Menjadi cadangan energi dalam bentuk sel lemak. 1 gram lemak menghasilkan 39.06

kjoule

atau

9,3

kcal.

Lemak mempunyai fungsi selular dan komponen struktural pada membran sel yang berkaitan dengan karbohidrat dan protein demi menjalankan aliran air, ion dan

molekul

lain,

keluar

dan

masuk

ke

dalam

sel.

Menopang fungsi senyawa organik sebagai penghantar sinyal, seperti pada prostaglandin dan steroid hormon dan kelenjar empedu.  Menjadi suspensi bagi vitamin A, D, E dan K yang berguna untuk proses biologis  Berfungsi sebagai penahan goncangan demi melindungi organ vital dan melindungi tubuh dari suhu luar yang kurang bersahabat.  Lemak juga merupakan sarana sirkulasi energi di dalam tubuh dan komponen utama yang membentuk membran semua jenis sel.  Vitamin-vitamin yang “larut di dalam lemak” (A, D, E, dan K1) – yang merupakan lipid berbasis isoprena – gizi esensial yang tersimpan di dalam jaringan lemak dan hati, dengan rentang fungsi yang berbeda-beda. Asil-karnitina terlibat di dalam pengangkutan dan metabolisme asam lemak di dalam dan di luar mitokondria, di mana mereka mengalami oksidasi beta. Poliprenol dan turunan terfosforilasi juga memainkan peran pengangkutan yang penting, di dalam kasus ini pengangkutan oligosakarida melalui membran. Fungsi gula fosfat poliprenol dan gula difosfat poliprenol di dalam reaksi glikosilasi ekstrasitoplasmik,

di

dalam

biosintesis

polisakarida

ekstraselular

(misalnya,

polimerisasi peptidoglikan di dalam bakteri), dan di dalam protein eukariotik Nglikosilasi. Kardiolipin adalah sub-kelas gliserofosfolipid yang mengandung empat rantai asil dan tiga gugus gliserol yang tersedia melimpah khususnya pada membran mitokondria bagian dalam. Mereka diyakini mengaktivasi enzim-enzim yang terlibat dengan fosforilasi oksidatif. Mikronutrient A. Vitamin

VITAMIN A

Fungsi vitamin A (Retinol) bagi tubuh manusia yaitu untuk menjaga kesehatan bagi kulit, sebagai antioksidan, sebagai pendukung dalam perkembangan janin di dalam rahim, dan sebagai kesehatan mata. Akibat kekurangan vitamin A yaitu penyakit katarak, daya tahan tubuh melemah, dan penuaan lebih dini. Sedangkan akibat kelebihan vitamin A yaitu gangguan pada kulit, dan bagi wanita haid tidak lancar. Makanan sumber Vitamin A berasal dari susu, sayuran hijau, hati dan wortel. VITAMIN B1 Fungsi vitamin B1 (Thiamine) bagi tubuh manusia yaitu mencegah penyakit beriberi, menjaga kesehatan fungsi saraf dan kesehatan bagi jantung. Makanan sumber Vitamin B1 berasal dari susu, roti, daging tanpa lemak, gandum, dan kacangankacangan. Dampak kekurangan Vitamin B1 yaitu akan terjadi gangguan kulit, penyakit beri-beri, imunitas tubuh menurun dan susah buang air besar (BAB). Sedangkan dampak kelebihan Vitamin B1 yaitu akan sistem keseimbangan tubuh tidak normal dan refleks otot berkurang. VITAMIN B2 Fungsi vitamin B2 (Riboflavin) untuk tubuh manusia adalah untuk perkembangan sistem tubuh dan kesehatan kulit. Makanan Sumber Vitamin B2 berupa susu, daging tak berlemak, buah pisang, kacang kedelai, kacang hijau dan sayuran hijau. Dampak kekurangan Vitamin B2 yaitu bibir kering dan pecah-pecah, gangguan kulit, dan menurunnya daya tahan tubuh. VITAMIN B3

Fungsi Vitamin B3 (Niacinamide) bagi tubuh manusia adalah meningkatkan nafsu makan, meningkatkan sistem saraf, dan sebagai pengubah kalori menjadi energi. Makanan Sumber Vitamin B3 berupa susu, roti, sayuran hijau, ikan, daging, brokoli dan alpokat. Dampak kekurangan Vitamin B3 yaitu otot mudah tegang, susah tidur (insomnia), nafsu makan berkurang, dan badan cepat letih. VITAMIN B12 Fungsi Vitamin B12 (Methylcobalamin) yaitu mencegah penyakit anemia dan menjaga kesehatan sistem saraf. Makanan sumber Vitamin B12 yaitu daging warna merah, susu serta sayuran hijau. VITAMIN C Fungsi Vitamin C (asam Askorbat) untuk tubuh manusia adalah untuk kesehatan gigi dan gusi, pembentuk sel darah merah, menjaga sistem imun tubuh, dan antioksidan. Makanan sumber vitamin C yaitu ikan, mentega, dan buah-buahan. VITAMIN D Fungsi Vitamin D (Kalsiferol) bagi tubuh manusia adalah untuk pembentukan gigi dan tulang. Makanan sumber Vitamin D yaitu susu. Selain itu, pancaran sinar matahari pagi hari juga merupakan vitamin D alami yang diperlukan oleh kesehatan tubuh kita. VITAMIN E Fungsi vitamin E (Tocopherols) bagi tubuh yaitu menjaga kesehatan kulit dan mengendalikan kelebihan asam lemak. Makanan sumber Vitamin E yakni minyak ikan, minyak sayur, dan gandum.

VITAMIN K Fungsi vitamin K (Menaquinones) untuk kesehatan tubuh yaitu mencegah osteoporosis dan diabetes. Dampak kelebihan vitamin K yaitu bisa menyebabkan hemolisis sel darah merah. Makanan sumber vitamin K adalah sayuran hijau dan buah alpukat B. Mineral  Berperan penting untuk menjaga kesehatan tulang Untuk menjaga kesehatan dan kekuatan gigi dan tulang sebaiknya kosumsilah makanan yang banyak mengandung mineral. Zat-zat yang terkandung dalam mineral membuat gigi dan tulang tidak gampang keropos. Contoh makanan yang kaya mineral adalah sayuran hijau seperti kangkung, sawi, dan bayam.  Mencegah terjadinya gangguan pada otot Tidak hanya dibutuhkan oleh tulang, mineral juga sangat penting untuk otot kita. Seseorang yang terlalu sedikit mengkonsumsi mineral akan sering mengalami lemas otot, atau nyeri otot.  Dapat membantuk pembentukan hemoglobin Mineral juga membantu proses pembentukan hemoglobin atau sel-sel darah merah. Oleh karena itu, bila seseorang terkena sakit anemia, dianjurkan untuk banyak makan makanan yang bermineral.  Untuk kecantikan kulit Untuk urusan kecantikan, biasanya dianjurkan untuk banyak mengkonsumsi vitamin. Namun sebenarnya, dalam proses mempercantik kulit, vitamin tidak bekerja sendirian. Vitamin bekerja sama dengan mineral untuk menjaga kesehatan kulit seseorang. Agar kulit selalu sehat, disarankan untuk memakan buah pepaya karena pepaya mengandung vitamin dan mineral yang kompleks.  Menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh

Yang dimaksud menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh adalah mengatur dan membatasi jumlah cairan yang keluar masuk pembuluh darah.  Memperlancar metabolisme Salah satu fungsi mineral bagi tubuh manusia adalah membantu proses metabolisme. Mineral membantu proses peredaran dan penyaluran seluruh zat yang terdapat dalam tubuh seseorang.  Memelihara fungsi otak Sebagai organ vital dalam tubuh manusia, otak membutuhkan banyak asupan nutrisi. Salah satu zat yang dapat menjaga kesehatan otak adalah mineral.  Zat mineral berfungsi untuk mebjaga kesehatan seseorang Banyak sekali penyakit yang disebabkan karena seseorang kekurangan zat mineral. Contoh penyakit akibat kekurangan zat mineral adalah anemia, osteoporosis dan sakit gondok. Supaya tidak terkena bermacam-macam penyakit tersebut, makan cukupilah kebutuhan mineral untuk tubuh kita.

6. Bagaimana perhitungan kalori yang dibutuhkan tubuh kita? Perhitungan kalori yang dibutuhkan setiap orang BMR×0,25(cewek)/0,30(cowok)+BMR Jika seorang wanita, membutuhkan sekitar 12 kalori untuk setiap pon (0,4kg) dari berat tubuh (wanita seberat 150 pon (68)kg memerlukan sekitar 1,800 kalori per hari). Jika seorang pria, memerlukan sekitar 14 kalori untuk setiap pon (0,4kg) dari berat tubuh. (laki-laki seberat 200 pon (90,7.kg) memerlukan 2,800 kalori per hari) *BMR=Body Massa Rate (U.S. Departement of Health and human service)

BAB III PENUTUP 1. Kesimpulan Proses

metabolisme sendiri

terdiri

atas metabolisme makronutrien &

mikronutrien. Makronutrien sendiri terdiri atas protein, karbohidrat, & lemak. Sedangkan, untuk mikronutrien terdiri atas vitamin & mineral. Metabolisme makronutrien dapat dikatakan sebagai proses katabolisme karna memecah partikel yang berukuran besar menjadi partikel yang paling sederhana. Partikel besar seperti protein akan dipecah menjadi asam amino, karbohidrat menjadi monosakarida & lipid menjadi asam lemak & gliserol. Kemudian partikel kecil tersebut semuanya akan diproses di asetil Ko-A dilanjutkan di siklus asam sitrat. Hasil dari proses berupa air, CO2 & NH3. Begitu halnya dengan proses metabolisme pada mikronutrien. Sementara itu, anabolisme berkebalikan dengan katabolisme yakni partikel kecil dibentuk menjadi partikel yang kompleks.

2. Saran Alhamdulillah, puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena diskusi tutorial dan laporan skenario 1 pada blok 4 kali ini telah berjalan dengan lancar. Namun, ada hambatan, kesalahan, saran, sekaligus harapan yang akan kami jabarkan dari kelompok kami untuk ke depannya. Dalam melakukan diskusi tutorial skenario 1 pada blok 4 ini, ada beberapa hambatan. Yang pertama adalah masalah prior knowledge. Prior knowledge kami masih terbatas, ada beberapa pertanyaan yang ditanyakan pada jump 2 yang belum sempat terjawab dalam jump 3 karena terbatasnya prior knowledge yang kami miliki. Selain itu, penyebab ada pertanyaan pada jump 2 yang tidak terjawab adalah adanya keterbatasan waktu. Keterbatasan waktu ini membuat kami terburu-buru dalam menjawab pertanyaan pada jump 2 sehingga jawabannya belum terlalu jelas atau

memang sengaja dilewatkan agar kami bisa membahas jump 4 dan juga jump 5 supaya kami bisa mengategorikan apa saja yang bisa kami pelajari untuk kemudian didiskusikan bersama ketika pertemuan kedua. Namun, pada pertemuan kedua, karena keterbatasan waktu juga, kami belum sempat membahas pertanyaan yang ada pada jump 2 yang belum terjawab pada pertemuan selanjutnya. Selain itu, hambatan yang kedua adalah tidak meratanya keaktifan kami dalam berdiskusi, sehingga pengetahuan hanya berpusat pada beberapa orang saja. Hambatan yang ketiga adalah beberapa dari kami masih ragu untuk mengeluarkan pendapat dari apa yang masingmasing kami ketahui, sehingga apa yang ingin disampaikan kepada kelompok belum tercapai. Kesalahan kami adalah kami tidak memanfaatkan waktu semaksimal mungkin dan seefektif mungkin, sehingga ada beberapa hal yang belum terbahas. Ketika kami sadar bahwa waktu untuk diskusi tutorial terbatas, seharusnya kami bisa lebih mengefektifkan waktu supaya semua dapat terbahas dengan tuntas. Selain itu, kami masih kurang pengetahuan untuk mendiskusikan masalah yang ada pada skenario ini dan juga kami masih kurang percaya diri ketika ingin mengungkapkan suatu pendapat. Seharusnya sebelumnya kami mencari tahu secara mandiri tentang skenario yang akan dibahas serta seharusnya kami lebih terbuka kepada anggota lain dan mengeluarkan semua yang ingin disampaikan supaya bisa didiskusikan bersama. Kemudian, kesalahan kami adalah pada pertemuan kedua, kami masih menyampaikan materi yang berasal dari dosen yang notabene, materi dari dosen adalah suplemen bagi mahasiswa. Seharusnya kami lebih berusaha menyampaikan sesuatu yang sudah diakui oleh dunia nasional maupun internasional tentang keakuratan dan kepercayaannya, seperti buku, jurnal, dan lain sebagainya. Harapan kami untuk diskusi tutorial selanjutnya adalah, semoga kelompok kami mampu belajar dari apa saja kekurangan yang kami lakukan pada skenario kali ini sehingga pada skenario berikutnya, kekurangan dan kesalahan kami lebih diminimalisir kembali. Selain itu, semoga diskusi tutorial ke depannya, aggota kami

dapat lebih aktif lagi dan diskusi yang kami lakukan dapat berjalan dengan lancar dan semua anggota dapat mengambil manfaatnya masing-masing untuk bisa diterapkan di kehidupannya.

DAFTAR PUSTAKA

Azmi, M.I.B. 2010. Malnutrisi dan KEK. Universitas Sumatera Utara Botham, K.M., Mayes, P.A. 2012. Biokimia Harper. Jakarta:EGC, p.159-160 Bender, D.A., Mayes, P.A. 2012. Biokimia Harper. Jakarta:EGC, p.149-154 Cahyani,TG.2014. Asupan Makan Zat Gizi Makro (protein, lemak dan karbohidrat) dan Kesegaran Jasmani Antara Remaja.UMS Dietary Guidelines for Americans, 2005. (Panduan Diet untuk orang Amerika) U.S. Department of Health and Human Services (Departemen Layanan Kesehatan dan Manusia AS) , U.S. Department of Agriculture (Departemen Pertanian) Fakhri, M., 2014. Metabolisme Karbohidrat. Guyton & Hall. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi IX. Jakarta. Hutagalung, 2010. Karbohidrat. Medan. Universitas Sumatera Utara) Hutagalung, H., 2004. Karbohidrat Judarwanto, W., 2015. Proses Lengkap Metabolisme Lemak Tubuh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2014. Pedoman Gizi Seimbang. Komariyah,Lilis.2008.Modul Pencernaan makanan dan metabolisme zat gizi.UPI Murray, R. K., Granner, D. K., dan Rodwell, V. W., 2009. Biokimia Harper (27 ed.). Jakarta: EGC. Kennely, P.J., Rodwell, V.W. 2012. Biokimia Harper. Jakarta: EGC, p.36-37 Khalifah, H.N., 2015. Anabolisme Protein

Notosusilo, A., 2014. Metabolisme Protein Piran,DK. 2014.Pola Nutrisi Seimbang.Universitas Sumatera Utara. Palupi,M.2014.Asupan Makanan.Universitas Diponegoro Panji, T., 2015. Proses dan Tahapan Transfer/ Transpor Elektron. Rochem, 2012. Metabolisme Protein dan Asam Amino Rini A.2015.Sindrom metabolisme.Jurnal Majority,4(4):88-93 Stryer, Lubert. 2010. Biochemistry Edisi 6. Jakarta: EGC Sulistyani. 2012. Protein. Universitas Negeri Yogyakarta

Related Documents


More Documents from "radin ahmad"