Laporan Tutorial Sianosis.docx

  • Uploaded by: Andri Imbar
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Laporan Tutorial Sianosis.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,604
  • Pages: 10
LAPORAN TUTORIAL MODUL “AIR KENCING MERAH”

KELOMPOK 3 KETUA SEKERTARIS ANGGOTA

: CHANDRA PARDEDE : PUTRI A F ABAS : FEBRIANTI ANDINI DIAN PERMATA SITI HAJAR ANSAR ALKEN ROS OCEANA L YUSRIL AMIEN ANDRI W J IMBAR SHAKILA IDRUS SAFITRI ARYA N USMAN

(09401711002) (09401711043) (09401711005) (09401711013) (09401711014) (09401711018) (09401711031) (09401711033) (09401711039) (09401711046)

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KHAIRUN TERNATE 2019

SKENARIO

Seorang anak perempuan berusia 5 tahun dibawa orangtuanya ke puskesmas dengan keluhan kencing berwarna merah. Riwayat malaria dan ISPA 2 bulan yang lalu. Pemeriksaan tanda vital dalam batas normal

KLARIFIKASI KATA SULIT TIDAK ADA

KLARIFIKASI KATA/KALIMAT KUNCI -

Anak perempuan berusia 5 tahun

-

Keluhan kencing berwarna merah

-

Riwayat malaria dan ISPA 2 bula yang lalu

-

Pemeriksaan tenda vital dalam batas normal

PERTANYAAN 1. 2. 3. 4.

Jelaskan anatomi dan fisiologi dari system urogenitalia ? Jelaskan definisi dan etiologi dari kencing berwarna merah ? Bagaimana terjadinya kencing berwarana merah dengan riwayat penyakit? Sebutkan dan jelaskan differential diagnosa pada scenario ?

JAWABAN

1. Jelaskan anatomi dan fisiologi dari system urogenetalia ?



Anatomi Fisiologi pembentukan urin Anatomi dan Fisiologi Sisfem Perkemihan

Sistem perkemihan merupakan suatu sistem dimana terjadinya proses penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh larut dalam air dan dikeluarkan

berupa urin (air kemih) (Speakman, 2008). Susunan sistem perkemihan terdiri dari: a) dua ginjal (ren) yang menghasilkan urin, b) dua ureter yang membawa urin dari ginjal ke vesika urinaria (kandung kemih), c) satu vesika urinaria tempat urin dikumpulkan, dan d) satu uretra urin dikeluarkan dari vesika urinaria (Panahi, 2010).

Gambar 2.l. Anatomi Saluran Kemih 1. Ginjal (Ren) Ginjal terletak pada dinding posterior di belakang peritoneum pada kedua sisi vertebra torakalis ke12 sampai vertebra lumbalis ke-3. Bentuk ginjal seperti biji kacang. Ginjal kanan sedikit lebih rendah dari ginjal kiri, karena adanya lobus hepatis dextra yang besar. Fungsi ginjal adalah memegang peranan penting dalam pengeluaran zat-zat toksis atau racun, mempertahankan suasana keseimbangan cairan, mempertahankan keseimbangan kadar asam dan basa dari cairan tubuh, dan mengeluarkan sisa-sisa metabolisme akhir dari protein ureum, kreatinin dan amoniak. 1.

Fascia renalis Fascia renalis terdiri dari: a) fascia (fascia renalis), b) jaringan lemak perirenal, dan c) kapsula

yang sebenarnya (kapsula fibrosa), meliputi dan melekat dengan erat pada permukaan luar ginjal. 2. Stuktur ginjal Setiap ginjal terbungkus oleh selaput tipis yang disebut kapsula fibrosa, terdapat korteks renalis di bagian luar, yang berwarna cokelat gelap, medulla renalis di bagian dalam yang berwarna cokelat lebih terang dibandingkan korteks. Bagian medulla berbentuk kerucut yang disebut piramides renalis, puncak

kerucut tadi menghadap kaliks yang terdiri dari lubang-lubang kecil yang disebut papilla renalis (Panahi, 2010). Hilum adalah pinggir medial ginjal berbentuk konkaf sebagai pintu masuknya pembuluh darah, pembuluh limfe, ureter dan nervus. Pelvis renalis berbentuk corong yang menerima urin yang diproduksi ginjal. Terbagi menjadi dua atau tiga calices renalis majores yang masing-masing akan bercabang menjadi dua atau tiga calices renalis minores. Struktur halus ginjal terdiri dari banyak nefron yang merupakan unit fungsional ginjal. Diperkirakan ada 1 juta nefron dalam setiap ginjal. Nefron terdiri dari: glomerulus, tubulus proximal, ansa henle, tubulus distal dan tubulus urinarius (Panahi, 2010).

3. Proses pembentukan urin a. Proses filtrasi, di glomerulus. Terjadi penyerapan darah yang tersaring adalah bagian cairan darah kecuali protein. Cairan yang tersaring ditampung oleh simpai bowmen yang terdiri dari glukosa, air, sodium, klorida, sulfat, bikarbonat dll, diteruskan ke tubulus ginjal. Cairan yang disaring disebut filtrat glomerulus. b. Proses reabsorbsi Pada proses ini terjadi penyerapan kembali sebagian besar dari glukosa, sodium, klorida fosfat dan beberapa ion bikarbonat. Prosesnya terjadi secara pasif (obligator reabsorbsi) di tubulus proximal. Sedangkan pada tubulus distal terjadi kembali penyerapan sodium dan ion bikarbonat bila diperlukan tubuh. Penyerapan terjadi secara aktif (reabsorbsi fakultatif) dan sisanya dialirkan pada papilla renalis.

c. Proses sekresi Sisa dari penyerapan kembali yang terjadi di tubulus distal dialirkan ke papilla renalis selanjutnya diteruskan ke luar (Rodrigues, 2008).

4.

Pendarahan Ginjal mendapatkan darah dari aorta abdominalis yang mempunyai percabangan arteri renalis, arteri ini berpasangan kiri dan kanan. Arteri renalis bercabang menjadi arteri interlobularis kemudian menjadi arteri akuarta. Arteri interlobularis yang berada di tepi ginjal bercabang manjadi arteriole aferen glomerulus yang masuk ke gromerulus. Kapiler darah yang meninggalkan gromerulus disebut arteriole eferen gromerulus yang kemudian menjadi vena renalis masuk ke vena cava inferior (Barry, 201l).

5. Persarafan ginjal. Ginjal mendapatkan persarafan dari fleksus renalis (vasomotor). Saraf ini berfungsi untuk mengatur jumlah darah yang masuk ke dalam ginjal, saraf ini berjalan bersamaan dengan pembuluh darah yang masuk ke ginjal (Barry, 2011).

6. Ureter Terdiri dari 2 saluran pipa masing-masing bersambung dari ginjal ke vesika urinaria. Panjangnya ±25-34 cm, dengan penampang 0,5 cm. Ureter sebagian terletak pada rongga abdomen dan sebagian lagi terletak pada rongga pelvis. Lapisan dinding ureter menimbulkan gerakan-gerakan peristaltik yang mendorong urin masuk ke dalam kandung kemih. Lapisan dinding ureter terdiri dari: a. Dinding luar jaringan ikat (jaringan fibrosa) b. Lapisan tengah lapisan otot polos c. Lapisan sebelah dalam lapisan mukosa

8. Vesika urinaria (kandung kemih) Vesika urinaria bekerja sebagai penampung urin. Organ ini berbentuk seperti buah pir (kendi). Letaknya di belakang simfisis pubis di dalam rongga panggul. Vesika urinaria dapat mengembang dan mengempis seperti balon karet.

9. Uretra Merupakan saluran sempit yang berpangkal pada vesika urinaria yang berfungsi menyalurkan air kemih ke luar. Pada laki-laki panjangnya kira-kira 13,7-16,2 cm, terdiri dari: a. Uretra pars prostatika b. Uretra pars membranosa c. Uretra pars spongiosa. Uretra pada wanita panjangnya kira-kira 3,7-6,2 cm. sphincter uretra terletak di sebelah atas vagina (antara clitoris dan vagina) dan uretra disini hanya sebagai saluran ekskresi

10. Urin. Sifat fisis air kemih, terdiri dari: o Jumlah ekskresi dalam 24 jam ±1.500 cc tergantung dari pemasukan (intake) cairan dan faktor lainnya. o Warna bening kuning muda dan bila dibiarkan akan menjadi keruh. o

Warna kuning tergantung dari kepekatan, diet, obat-obatan dan sebagainya.

o

Bau, bau khas air kemih bila dibiarkan lama akan berbau amoniak.

o

Berat jenis 1,015-1,020.

o

Reaksi asam, bila lama-lama menjadi alkalis, juga tergantung daripada diet (sayur menyebabkan reaksi alkalis dan protein member reaksi asam). Komposisi air kemih, terdiri dari:

o

Air kemih terdiri dari kira-kira 95% air.

o

Zat-zat sisa nitrogen dari hasil metabolisme protein, asam urea, amoniak dan kreatinin.

o

Elektrolit natrium, kalsium, NH3, bikarbonat, fosfat dan sulfat.

o

Pigmen (bilirubin dan urobilin).

o

Toksin.

o

Hormon .

2. Jelaskan definisi dan etiologi dari kencing berwarna merah ? a) Definisi warna kencing normal apabila air kencing berwarna kuning cerah. Sedangkan bila air kencing berwarna merah hal ini menunjukan warna air kencing tersebut tidak normal yang disebabkan oleh faktor tertentu.

b) Etiologi Urine merah atau merah muda Urine dengan warna merah atau merah muda mungkin tampak mengerikan dan mengkhawatirkan. Meski bisa mengindikasi adanya penyakit, warna merah muda juga bisa disebabkan oleh makanan. Beberapa hal yang dapat mengubah warna urine menjadi merah atau merah muda antara lain:  Darah Hal-hal yang bisa menyebabkan hematuria atau sel darah merah dalam urine adalah infeksi saluran kemih, pembesaran prostat, tumor kanker, kista ginjal, lari jarak jauh, batu ginjal, dan kandung kemih. Bila kita mengeluarkan urine disertai darah dan terasa sakit, hal ini mungkin disebabkan adanya infeksi saluran kemih dan batu ginjal. Sementara kalau tidak terasa sakit, biasanya ada masalah yang lebih serius, seperti kanker.  Makanan Buah-buahan seperti buah bit, blackberry, dan buah naga dapat membuat warna urine menjadi merah atau merah muda.  Obat-obatan Rifampin (Rifadin, Rimactane) merupakan jenis antibiotik yang sering digunakan untuk mengobati tuberkulosis dan dapat mengubah warna urine. Hal ini juga bisa terjadi bila seseorang mengonsumsi phenazopyridine (Pyridium), obat yang membuat ketidaknyamanan pada saluran kemih, dan obat yang mengandung senna.  Terdapat hemoglobin atau mioglobin dalam urine. Hemoglobinuria dapat terjadi akibat hemolisis intravascular, koagulasi intravascular diseminata, dan penyebab hemolisis lainnya. Mioglobinuria dapat ditemukan dalam keadaan rabdomiolisis sekunder akibat cedera, luka bakar, miositis, atau asfiksia.

3. Bagaimana terjadinya kencing berwarna merah dengan riwayat penyakit ? 

Malaria

Hubungan riwayat sakit malaria dengan Gejala (kencing berwarna merah) Black water fever (malaria hemoglobinuria)

Pelepasan Hemoglobin karna infeksi

Cause of Parasit Plasmodium Falciparum

Gagal Ginjal (urine berwarna merah)

Hemoglobinuria

Demam air hitam atau Blackwater fever (Malarial hemoglobinuria) adalah komplikasi malaria yang paling berbahaya.[1] Demam ini terjadi karena infeksi dari parasit Plasmodium falciparum.[1][2] Infeksi ini dapat menyebabkan kematian.[1] Gejala dari penyakit ini adalah denyut nadi menjadi cepat, demam tinggi dan menggigil, anemia berlangsung cepat serta urin berwarna hitam atau merah tua.[1] Warna urin tersebut terjadi karena adanya kandungan hemoglobin yang dilepaskan saat mengalami infeksi.[1] Orang yang menderita penyakit ini sering mengalami anemia karena kekurangan sel darah merah.[1] Demam air hitam umumnya terjadi di Afrika dan Asia Tenggara.[1] Orang yang rentan terhadap penyakit ini adalah non-imun imigran dan orang yang terpapar malaria.[1] Penyakit ini jarang muncul sampai seseorang mengalami malaria setidaknya empat kali.[1] Pengobatan yang dapat dilakukan untuk menyembuhkan penyakit ini adalah dengan memberikan obat antimalaria, transfusi darah secara menyeluruh dan istirahat total.[1] Akan tetapi, pengobatan yang dijalankan tersebut masih memungkinkan adanya mortalitas (kematian) sekitar 25 persen sampai 50 persen.[1]



Hubungan Riwayat ISPA dengan Gejala

ISPA (cause of GABHS)

Hemoglobinuria

GABHS menyebar melalui darah (hematogen)

Hemolisis Intravascular

Menuju Ginjal

Menginfeksi Glomerulus

Hematuria

GNAPS lebih sering terjadi pada anak usia 6 sampai 15 tahun dan jarang pada usia di bawah 2 tahun.1,2 GNAPS didahului oleh infeksi GABHS melalui infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) atau infeksi kulit (piodermi) dengan periode laten 1-2 minggu pada ISPA atau 3 minggu pada pioderma. Penelitian multisenter di Indonesia menunjukkan bahwa infeksi melalui ISPA terdapat pada 45,8% kasus sedangkan melalui kulit sebesar 31,6%.1.

4. Sebutkan dan jelaskan differential diagnosa pada scenario ? Kalimat Kunci

GNAPS

Sindrom Nefrotik

Pria usia 5 thn

+

+

Kencing warna merah

+

+

Riwayat Malaria

+

+

Riwayat Ispa

+

+

Tanda Vital Normal

-/+

-

Related Documents


More Documents from ""