Laporan Tutorial Blok 5 Modul 2.docx

  • Uploaded by: Wirahul Ikhsan
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Laporan Tutorial Blok 5 Modul 2.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 5,924
  • Pages: 21
LAPORAN TUTORIAL BLOK 5 MODUL 2 “TUMBUH KEMBANG OROFACIAL POSTNATAL”

Kelompok 2 Tutor : Drg. Rahmi Khairani Aulia

Ketua : Aisya dalvi Sekretaris Meja : Almira Ulfa Harda Sekretaris Papan : Nazifa Khairunnisa

Anggota :

Atika rahmayeni Elsa Febri Hanesty Hanifa Safira Putri Amelia Rahma Fuaddiah Ulfa Rizalni M. iqbal

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS ANDALAS 2016

MODUL 2 SKENARIO 2 “Wajah adek mirip siapa ya? ”

Melati mahasiswa baru FKG, senang dengan kehadiran adiknya yang baru dilahirkan 1 minggu yang lalu di rumah sakit. Tapi melati takut untuk menggendongnya karena adiknya masih tampak lemah,banyak diam dan hanya terdengar suara tangisan. Tiga bulan kemudian sewaktu libur melati bertemu adiknya. Ia terkejut melihat wajah adiknya yang jauh berbeda sewaktu baru lahir. Sekarang wajah adiknya mirip sekali dengan ayahnya. Bibirnya akan memberi repon bila disentuh,reflek menghisapnya juga kuat sewaktu menyusu,tangan dan kakinya pun sudah lincah bergerak serta adik akan tenang jika melati mengelus elus dahinya. Melati bertanya kepada ibu apakah secepat ini pertumbuhan dan perkembangan bayi setelah lahir? Ibu menjawab sesuai penjelasan dokter bahwa pertumbuhan dan perkembangan postnatal pada facial dan cavum oris sangat cepat. Untuk itu ibu harus menjaganya dan memberikan nutrisi yang cukup dan sesuai dengan bertambahnya usia sehingga proses pertumbuhan dan perkembangan berjalan baik dan tidak terjadi gangguan pertumbuhan dan perkembangan. Bagaimana saudara menjelaskan keadaan adiknya melati?

I.

TERMINOLOGI

Postnatal

: Masa pasca kelahiran yang berhubungan dengan pertumbuhan dan perkembangan dari pasca kelahiran hingga maturitas

orofasial : Bagian mulut dan wajah Cavum Oris : Rongga mulut atau jalan masuknya makanan menuju organ pencernaan dan berisi bagian acsesori yang berfungsi dalam proses awal pencernaan II.

RUMUSAN MASALAH 1. Apa saja tahap tumbuh kembang postnatal? 2. Bagaimana perkembangan fasial pada masa postntal? 3. Faktor apa saja yang mempengaruhi tumbuh kembang pada masa postnatal? 4. Apa hubungan keterkaitan waktu dengan tumbuh kembang postnatal? 5. Bagaimana respon rangsang pada masa postnatal? 6. Apa saja nutrisi yang dibutuhkan pada masa postnatal? 7. Apa saja gangguan tumbuh kembang pada masa postnatal?

III.

ANALISIS MASALAH

1.

TAHAP TUMBUH KEMBANG POST NATAL



Ukuran kepala relatif lebih besar dengan perbandingan 1/3 dari tebal tubuh

  

Lebar wajah 2/3 dari wajah orang dewasa Sinus ethmoid masih kecil Cranial umur 4-5 tahun sudah mencapai 90% otak dewasa

-

Ruang cranial : membentuk tutup kepala Untuk melindungi otak Basis cranium : Dasar cranium,dibawah otak. Untuk menjaga dan meindungi otak dan tulang spinal serta juga berguna untuk menegakkan tubuh

Maksila     

Bersatu dengan basis cranium Pertumbuhannya tergantung sutura dan aposisi cranium Berkembang secara vertical Faktor yang mempengaruhi perkembangannya adalah fungsi, sinus, dan erupsi gigi Panjangnya maksila karena tuberositas maxilla

  

Cavum oris Terbentuk dari proc maxillaris Dikelilingi oleh labium oris, pipi, dan palatum molle Terdapat lingua dan gigi geligi



Mandibula Pertumbuhannya ada 2 macam:  Pola pertama : bagian posterior mandibula dan basis cranium tetap, sementara dagu bergerak kearah bawah dan kedepan  Pola kedua : dagu dan korpus mandibula hanya berubah sediit sementara pertumbuhan sebagian besar terjadii pada tepi post ramus, kronoid dan kondilus mandibula

2. PERKEMBANGAN FACIAL  Cranial ( ruang cranial & basis cranial)  Ruang cranial Pembentukannya langsung mengalami klasifikasi berdasarkan sutura-sutura Fasial lebih besar dari cranium.  Basis cranial Terletak dibawah otak dan merupakan batas cranium dan wajah  Maxilla  Mandibula 3. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TUMBANG POST NATAL  Nutrisi : ASI  Budaya : ras dan suku

     

Lingkungan fisik Status sosial ekonomi Pengetahuan ibu Faktor psikologis Lingkungan biologis Hormon : - Growth Hormone (GH) - Paratiroid - Tiroid

4. KETERKAITAN WAKTU TERHADAP TUMBANG POST NATAL Sangat berpengaruh karna setiap bagian dari tubuh akan mengalami waktu untuk tumbuh (penyempurnaan bentuk) dan waktu untuk menyusut. Cth : gigi geligi (mempunyahi tahun atau umur tertentu untuk tumbuh dan mengalami erupsi)

-

5. RESPON RANGSANG TERHADAP POSTNATAL Jaringan syaraf : ujung ujung syarafnya ada repon mekanik ,termal, kimia Repon imun : hormon timosin, sel limfosit Organ limfosit bayi (pertahanan pada bayi) Orang dewasa (mengalami athrofi)

Respon ada karena adanya resptor, yaitu resptor taktil yang terdapat pada bagian kulit dan jaringan dibawah kulit. Respon ini berperan dalam memahami dan mengetahui kemungkinan kelainan patologis sejak dini, dinilai dari tahap pematangan dan repo neurologik dengan memperhatikan jenis refleks tubuh bayi terhadap rangsangan -

6. NUTRISI YANG DIBUTUHKAN PADA MASA POSTNATAL CA : untuk pertumbuhan tulang Lemak : untuk tumbuh kembang otak, terbagi atas lemak essensial dan non essensial Vitamin (A,B,C,D,E,K) Zat besi : untuk pembentukan sel sel darah merah ASI ekslusif Iodium Air

-

7. GANGGUAN TUMBANG OROFASIAL PADA POSTNATAL Labio palato

-

Anodonsia (kehilangan gigi seluruh atau sebagian) Mikrodonsia (ukuran gigi kecil) Makrodonsia (ukuran gigi besar) Trauma Bad habbit (menghisap jempol/ postur tubuh) Kelainan pada gigi (gigi Hatinson) Gangguan celah wajah  Unilateral : proc. Nasalis medialis dan proc. maxilaris gagal bergabung pada salah 

IV.

satu gigi Bilateral : tidak sempurnanya pertemuan pembentukan kedua proc. Nasalis

SKEMA Adik melati

Saat umur 1 minggu

Wajah miri ayah, reflek menghisap, tangan kaki lincah

Tampak lemah, banyak diam,tangisan

Saat umur 3 bulan

Pertumbuhan dan perkembangan postnatal

Tahap tumbang orofasial

Faktor yang mempengaruhi

Kebutuha n nutrisi

Respon terhadap rangsang

kelainan

V. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan Tumbang orofasial pada masa postnatal

2. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan Respon sistem orofasial terhadap rangsangan 3. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan Faktor yang mempengaruhi tumbang postnatal 4. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan Gangguan Tumbang postnatal 5. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan Kebutuhan gizi pada masa postnatal VI.

KUMPULAN INFORMASI

1. Tumbuh Kembang Orofacial Postnatal

Tumbuh kembang wajah postnatal

 Tumbuh kembang wajah postnatal Lebar wajah ketika bayi lahir adalah dua pertiga besar wajah dewasa, tinggi wajah adalah setengahnya dan kedalaman wajah adalah sepertiga kedalaman dewasa. Bagian rangka wajah yang terletak di bawah bidang Frankfort adalah kira-kira seperdelapan besar cranium ketika bayi lahir. Pada saat dewasa besarnya meningkat menjadi sepertiga besar cranium, atau dengan kata lain regio infraorbitalis atau bagian rangka wajah yg berhubungan dengan mastikasi, tumbuh lebih besar setelah bayi lahir dari pada cranium, regio olfactoris, dan regio orbitalis dari wajah. Kecepatan pertumbuhan dari lahir hingga dewasa sewaktu lahir, kepala membentuk sekitar seperempat dari tinggi total tubuh. Pada orang dewasa, kepala membentuk seperdelapan dari tinggi total tubuh. Oleh karena itu antara lahir sampai maturitas, tubuh tentunya tumbuh lebih pesat baik pada proporsi maupun ukuran dibandingkan dengan kepala. Pada waktu lahir, lengan terlihat sepertiga dari panjang badan, namun setelah dewasa hamper setengahnya. Terlihat ada pertumbuhan yang lebih pada tungkai bawah daripada yang atas selama kehidupan postnatal. Perubahan ini merupakan pola pertumbuhan normal, yang menunjukkan pertumbuhan sefalokaudal. Ada wajah dan kepala, tingkat pertumbuhan sefalokaudal sangat mempengaruhi proporsi dan menyebabkan perubahan proporsi melalui pertumbuhan. Proffit dan Fields(1993, 2007) membagi kraniofasial menjadi empat daerah pertumbuhan karena cara pertumbuhan masing-masing daerah berbeda yaitu :    

Kranial vault Basis kranium Maksila Mandibula

Pertumbuhan kranium terjadi sangat cepat pada tahun pertama dan kedua setelah lahir dan lambat laun akan menurun kecepatannya. Pada anak usia 4-5 tahun, besar kranium sudah mencapai 90% kranium dewasa. Kranium terbagi dua yaitu :  Ruang kranial (kranial vault) Ruang kranial adalah bagian kranium yang membentuk tutup kepala atau menutupi otak terdiri dari sejumlah tulang pipih yang terbentuk langsung melalui pembentukan tulang intramembranus, tanpa didahului pembentukan cartilago. Fungsi utama ruang kranial adalah melindungi otak. Pertumbuhan kranial vault akan sejalan dan seiring dengan pertumbuhan otak itu sendiri. Kebanyakan pertumbuhan pada daerah ini sudah selesai seluruhnya pada usia 7 tahun.  Basis Kranium Basis kranium merupakan dasar kranium. Terletak di bawah otak dan merupakan batas antara kranium dan wajah. Fungsinya selain mendukung dan melindungi otak dan tulang spinal, juga berguna untuk menegakan tubuh, melindungi persendian tengkorak, kolumna vertebrata, mandibula dan sebagian maksila. Fungsi terpenting lainnya adalah sebagai daerah penjaga di antara otak, wajah dan region faringeal, dimana pertumbuhan berjalan dengan cara berlainan. Pertumbuhan basis kranium dipengaruhi oleh suatu keseimbangan yang kompleks antara pertumbuhan sutura, perpanjangan sinkondrosis, perpanjangan sikondrosis, pergerakan kortikal yang luas serta remodeling. Basis kranium terbagi dua yaitu : basis kranium anterior dan basis kranium posterior. Basis kranium anterior dimulai dari sela tursika sampai nasion, sedangkan basis cranial posterior dimulai dari basis osipital sampai sela tursika. Pertumbuhan basis kranium anterior lebih cepat selesai dibandingkan basis kranium posterior. Basis kranium posterior akan terus akan terus meluas karena adanya speno osipital sinkondrosis. Speno osipital sinkondrosis adalah suatu kartilago yang menghubungkan tulang sphenoid dengan tulang osipital. Pertumbuhan basis kranial kearah antero – posterior terjadi dengan adanya pertumbuhan endokondral pada speno osipital sinkondrosis, pertumbuhan sutura pheno ethmoidalis dan sutura fronto ethmoidalis. Pertumbuhan basis kranium mempunyai efek langsung terhadap pertumbuhan muka bagian tengah dan mandibula. Kranium yang tumbuh dengan cepat sebelum lahir, akan terus tumbuh dengan cepat sampai usia 1 tahun, untuk tempat otak. Setelah itu laju pertumbuhan menurun dan pada usia 7 tahun, kranium sudah mencapai 90%. Sejak usia ini, kranium akan membesar dengan perlahan sampai maturitas. Wajah berkembang kearah depan dan bawah dalam kaitannya dengan kranium. Bertambah lebarnya rangka wajah postnatal terutama dipengaruhi oleh deposisi permukaan dan resorbsi internal pada cavitas orbitalis, cavum nasi, cavitas paranasalis, dan cavum oris. Maksila

Pertumbuhan postnatal maksila seluruhnya terjadi dengan osifikasi intramembran karena tidak terdapat kartilago. Pertumbuhan maksila terjadi melaui 2 cara yaitu aposisi sutura-sutura yang menghubungkan maksila dengan kranium dan basis cranial serta

remodeling tulang. Sementara maksila tumbuh ke bawah dan depan, permukaan anteriornya mengalami remodeling. Hampir seluruh permukaan anterior maksila mengalami resorpsi, kecuali daerah kecil di sekitar spina nasalis anterior. Sementara terjadi pertumbuhan maksila ke bawah dan depan, ruangan antara sutura yang terbuka diisi oleh proliferasi tulang. Aposisi terjadi pada kedua sisi sutura sehingga tulang-tulang tempat perlekatan maksila bertambah besar. Tepi posterior maksila yang merupakan daerah tuberositas mengalami aposisi sehingga menambah ruangan untuk tempat erupsi gigi molar tetap. Panjang maksila bertambah setelah umur dua tahun yang terjadi akibat dari tuberositas maksila dan dengan pertumbuhan sutura sepanjang tulang palatal. Aposisi permukaan terjadi sebelah anterior lengkung tulang maksila. Mandibula Mandibula merupakan tulang kraniofasial yang sangat mobil dan merupakan tulang yang sangat penting karena terlibat dalam fungsi-fungsi vital antara lain : pengunyahan, pemiliharaan jalan udara, berbicara, dan ekspresi wajah. Mandibula adalah tulang pipih berbentuk U dengan mekanisme pertumbuhan melalui proses osifikasi endokondral dan aposisi periosteal ( osifikasi intramembranous ) dan padanya melekat otot-otot dan gigi. Pertumbuhan mandibula ada 2 macam :  Pola pertama Bagian posterior mandibula dan basis kranium tetap, sementara dagu bergerak ke bawah dan depan  Pola kedua Dagu dan Korpus mandibula hanya berubah sedikit sementara pertumbuhan sebagian besar terjadi pada tepi posterior ramus, koronoid, dan kondilus mandibula. Gerakan pertumbuhan mandibula pada umumnya dipengaruhi oleh perubahan-perubahan yang terjadi dimaksila. Dagu bergerak kebawah dan depan hanya sebagai akibat pertumbuhan kondilus dan tepi posterior ramus mandibula. Korpus mandibula bertambah panjang melalui aposisi tepi posteriornya, sementara ramus bertambah tinggi melalui osifikasi endokondral pada kondilus dan remodeling tulang. Selain tumbuh ke bawah dan depan, mandibula juga tumbuh ke lateral melalui aposisi permukaan lateral korpus, ramus dan alveolaris mandibula. Untuk mengimbangi aposisi lateral, terjadi resorpsi pada permukaan lingualnya. Processus alveolaris pembentukannya dikontrol oleh erupsi gigi dan diresorpsi bila gigi tanggal dan diekstraksi. Gigi pada kedua lengkung tidak menjadi protusif ketika maksila dan mandibula tumbuh dan berpindah tempat, karena adanya relasi intercuspal gigi. Pertumbuhan processus alveolaris sangat aktif selama erupsi dan berperan sangat penting selama erupsi awal hubungan antar tonjol dan terus memelihara hubungan oklusal selama pertumbuhan vertical maksila dan mandibula.  Labium Oris

Tumbuh kembang cavum oris postnatal

Menurut penelitian dari Frazer, labium oris terbentuk dari processus maksilaris. Mesoderma maksilaris tampak meluas ke bagian bawah processus frontonasalis sampai kedua perluasan dari setiap sisi saling bertemu pada garis median. Pipi

Pipi terbentuk dari jaringan yang berasal dari processus mandibularis maupun processus maksilaris. Pada kedua sisi cavum oris pada region pipi terlihat adanya kantung kecil dari cavum oris yang meluas keluar, terletak tidak jauh antara processus maksilaris dibagian atas dan processus mandibularis dibagian bawah. Batas luar dari kantung tersebut terletak pada epithelium cavum oris, meluas dari processus maksilaris ke processus mandibularis dan mengelilingi permukaan dalam pipi. Lingua Lingua yang terlihat pada cavum oris adalah permukaan atas atau dorsum lingua, 2 terutama bagian anterior dan facies ventral atau inferior. Selama masa kehidupan vetus 3 dan tahun pertama kelahiran, lingua umumnya relatif besar dalam cavum oris dan sering meluas diantara gingival, terutama dibagian depan sehingga berkontak dengan labium oris dan pipi. Lingua berperan dalam proses pengunyahan, menelan, mengisap, dan bicara. Pada keadaan istirahat dan ketika cavum oris tertutup, lingua akan mengisi cavum oris, terletak bersandar terhadap permukaan lingual geligi dibalik permukaan inferior palatum molle dan palatum durum. Ujung lingua biasanya berkontak dengan palatum durum dibalik incisivus atas. Gigi geligi Gigi geligi atas dan bawah, didukung oleh proc alveolaris tempat terletaknya soket gigi. Umumnya membentuk arcus yang sesuai denga bentuk lengkung. Tiap gigi terbentuk dari jaringan kalsifikasi, enamel, dentin, cementum, dan cavum pulpa yang terdiri dari jaringan ikat, pembuluh darah, dan saraf. Tiap gigi melekat padad proc alveolaris melalu ligamentum periodontal. Gingiva Gingiva pada tepi bebasnya membentuk penggabungan antara epitel cavum oris dengan epitel yang menutupi sebagian enamel gigi yang tidak terlihat damlam cavum oris. Gingiva melekat erat pada leher masing-masing gigi. Perlekatan gusi ini mempunyai sifat ganda. Epithelial attachment, terdiri dari penggabungan epithelium gingiva dan epithelium enamel dari mahkota gigi. Berperan penting dalam proses pembentukan penyakit-penyakit gingiva. Subepithelial attachment, dibawah epithelium gingiva terdapat serabut kolagen yang melintas dari cementum gigi didekat pertemuan enamel – cementum dan dari proc alveolaris ke gusi, membentuk mucoperiosteum yang melekat erat disekitar leher gigi. 2. Respon Orofacial Posnatal terhadap Rangsang Aktifitas motorik sistem orofacial

 



Aktifitas motorik = aktifitas refleks = jawaban atas rangsangan Refleks sederhana menggunakan satu nukleus motorik saraf otak, jalur aferen dan interneuron yang terletak disatu nukleus motorik ( reflek rahang dan refleks lidah) Refleks lebih komplek berhubungan dengan sekelompok motoneron pada lebih dari satu nukleus motorik. Maka refleks yang terjadi disebut reflek sinergis

Indra somatik : o Mekanisme syaraf yang mengumpulkan informasi sensorik dari tubuh. o Diklasifikasikan menjadi 3 tipe fisiologis -

 Indera somatik Mekanoreseptif meliputi sensasi taktil dan posisi Dirangsang Pemindahan secara mekanis beberapa jaringan tubuh  Indera termoreseptif Guna : Mengetahui perubahan suhu panas dan dingin  Indera rasa nyeri dapat diaktifkan oleh setiap faktor yang merusak jaringan.

Walaupun sensasi raba, tekan dan getaran sering digolongkan secara terpisah, tetapi semua dideteksi oleh reseptor yang sama. Terdapat 3 prinsip yang berbeda antara mereka:   

Sensasi Raba disebabkan perangsangan reseptor taktil yang terdapat di kulit dan jaringan tepat dibawah kulit. Sensasi tekan disebabkan adanya perubahan yang lebih dalam Sensasi getaran disebabkan sinyal sensorik yang datang berulang – ulang

1) RESEPTOR TAKTIL a) Ujung saraf bebas. dapat dijumpai disemua bagian kulit dan jaringan-jaringan lainya, dapat mendeteksi rabaan dan tekanan b) Badan Meissner. Juluran ujung saraf bermielin yang dapat merangsang serabut saraf sensorik besar bermielin( Jenis Aβ ). reseptor ini dapat dijumpai pada bagian kulit yang tidak berambut seperti: Ujung jari, bibir dan daerah kulit lainya. -

 Serabut bermyelin: Kecepatan hantar tinggi Ambang rangsang rendah Menghantarkan impuls sensorik yang tajam.

-

 Serabut tak bermyelin: kecepatan hantar relatif rendah. ambang rangsang tinggi.

-

menghantar impuls nyeri yang tumpul dan lama. c) Diskus merkel bagian kulit yang berambut banyak mengandung ujung saraf yang melebar . Reseptor ini menjalarkan sinyal yang mulanya kuat namun daya adaptasinya lambat. d) Organ ujung rambut ( hair end organ ) reseptor ini mendeteksi terutama pergerakan objek pada permukaan tubuh atau kontak awal dengan tubuh. e) Ujung Organ Ruffini Adaptasi ujung organ ini sangat kecil, sehingga reseptor ini berguna untuk menjalarkan sinyal perubahan bentuk kulit dan jaringan yang lebih dalam. f) Badan Paccini, dibawah kulit. Hanya dapat dirangsang oleh pergerakan jaringan yang cepat karena reseptor ini dapat beradaptasi dalam waktu sepersekian ratus detik.

Gag Reflex merupakan sensasi subjektif yang berawal dari tingkat cortical. Gag reflex 

merupakan suatu reflex bawaan yang bertujuan untuk melindungi sistem pernafasan dan sistem pencernaan dari benda asing yang dapat merusaknya.



Walaupun bisa juga reflex yang didapat yang dikondisikan oleh berbagai rangsangan seperti : visual, olfaktori, akustik, fisik, kimia atau racun yang disebarkan lewat aliran darah atau cairan serebrospinal

2) SENSASI TERMAL  Gradasi termal dapat dibedakan 3 macam reseptor: 

Reseptor dingin



reseptor hangat



reseptor rasa nyeri : hanya dirangsang oleh gradasi panas atau dingin yang ekstrem.

RESEPTOR SENSORIK PADA GIGI o Satu-satunya sensasi yang timbul pada rangsangan gigi adalah NYERI o Satu-satunya reseptor = Nosiseptor o Nosiseptor = Ujung saraf bebas serabut saraf bermielin dan tanpa mielin. o Nosiseptor terminalnya terletak pada dentin, predentin dan pulpodentinal junction.

Nyeri Orofasial  Yaitu nyeri - manifestasi di daerah oral- fasial, walau fokusnya bukan di oral-fasial. 

daerah pemicu (trigger zone) di oralfasial, walau manifestasinya bukan di oral fasial.

 Faktor pemicu ( reseptor nyeri) terdapat di : -

Otot-otot pengunyahan Persendian gigi. Jaringan sekitar gigi.

 Nyeri Orofasial nyeri wajah dan rongga mulut.  Jenisnya : -

a. Superficial pain. biasa muncul pada karies superficialis kerusakan pada email tubuli dentinalis terbuka dan pulpa belum ada kelainan sensasi nyeri nyeri hilang bila rangsangan hilang. Rangsangan termal ( Panas atau dingin) akan memberikan reaksi positif. b. Deep pain = nyeri dalam biasa timbul karena pulpitis totalis akut radang menyebar keseluruh pulpa. dengan gejala : o Sakit berdenyut o terus menerus siang malam o Periodontitis ( Sakit ketika disentuh)

JALUR NYERI ORO-FASIAL o Dari daerah rongga mulut impuls nyeri  oleh saraf trigeminus ke ganglion gasseri ke nukleus spinalis saraf trigeminus dihantarkan oleh traktus trigeminotalamik sampai ke hipotalmus akirnya berproyeksi menjadi nyeri di korteks serebri. o Dari daerah wajah. impuls nyeri  oleh saraf facial di sampaikan ke nukleus kaudalis saraf trigeminus selanjutnya dihantarkan oleh traktus trigeminotalamik ke hipotalamus akhirnya sampai ke pusat nyeri di sentral serebri.

3) RANGSANG KIMIA  Sensasi pengecapan 

Pengecapan adalah fungsi utama dari test bud/kuncup pengecap yang terdapat dimukosa lidah, palatum, laring dan faring.  Penelitian yang bersifat psikofisiologik dan neurofisiologik mengenali sedikitnya 13 reseptor kimia yang ada pada sel-sel pengecap. - 2 reseptor natrium - 2 reseptor kalium - 1 reseptor klorida - 1 reseptor adenosin - 1 reseptor ionosin - 2 reseptor manis - 2 reseptor pahit - 1 reseptor glutamat - 1 reseptor ion hidrogen  Dari analisa pengecapan praktis kemampuan reseptor diatas dikelompokkan menjadi 4 kategori umum yang disebut Sensasi utama pengecapan yaitu : 1. Asam 2. Asin 3. Manis 4. Pahit 3. Faktor yang mempengaruhi tumbang postnatal 1) Faktor heriditer/ genetik Faktor heriditer Pertumbuhan adalah suatu proses alamiah yang terjadi pada individu, yaitu secara bertahap, berat dan tinggi anak semakin bertambah dan secara simultan mengalami peningkatan untuk berfungsi baik secara kognitif, psikososial maupun spiritual. Merupakan faktor keturunan secara genetik dari orang tua kepada anaknya. Faktor ini tidak dapat berubah sepanjang hidup manusia, dapat menentukan beberapa karkteristik seperti jenis kelamin, ras, rambut, warna mata, pertumbuhan fisik, dan beberapa keunikan sifat dan sikap tubuh seperti temperamen. Faktor ini dapat ditentukan dengan adanya intensitas dan kecepatan dalam pembelahan sel telur, tingkat sensitifitas jaringan terhadap rangsangan, umur pubertas, dan berhentinya pertumbuhan tulang. Potensi genetik yang berkualitas hendaknya dapat berinteraksi dengan lingkungan yang positif agar memperoleh hasil yang optimal. 2) Faktor Status Sosial ekonomi Status sosial ekonomi dapat berpengaruh pada tumbuh kembang anak. Anak yang lahir dan dibesarkan dalam lingkungan status sosial yang tinggi cenderung lebih dapat tercukupi kebutuhan gizinya dibandingkan dengan anak yang lahir dan dibesarkan dalam status ekonomi yang rendah. 3) Faktor nutrisi

Nutrisi adalah salah satu komponen penting dalam menunjang kelangsungan proses tumbuh kembang. Selama masa tumbuh kembang, anak sangat membutuhkan zat gizi seperti protein,

karbohidrat, lemak, mineral, vitamin, dan air. Apabila kebutuhan tersebut tidak di penuhi maka proses tumbuh kembang selanjutnya dapat terhambat. 4) Faktor kesehatan

Status kesehatan dapat berpengaruh pada pencapaian tumbuh kembang. Pada anak dengan kondisi tubuh yang sehat, percepatan untuk tumbuh kembang sangat mudah. Namun sebaliknya, apabila kondisi status kesehatan kurang baik, akan terjadi perlambatan.

Perkembangan Postnatal

Lingkungan fisik Suhu luar Stimulasi sensoris

Sebelum lahir Cairan Tetap Terutama kinestetik / vibrasi

Gizi

Tergantung pada zat – zat gizi yang terdapat dalam darah ibu

Penyediaan oksigen

Berasal dari ibu ke janin melalui plasenta

Pengeluaran hasil metabolisme

Dikeluarkan ke sistem peredaran darah ibu

Setelah lahir Udara Berubah – ubah Bermacam – macam stimuli Tergantung pada ketersedianya bahan makanan dan kemampuan saluran cerna Berasal dari paru-paru ke pembuluh darah paru – paru Dikeluarkan melalui paru – paru, kulit, ginjal, dan saluran pencernaan

5) Faktor lingkungan /eksternal Digolongkan menjadi :

a. Lingkungan Biologis 1.

Ras / Suku bangsa : Pertumbuhan somatik juga dipengaruhi oleh ras / suku bangsa. Bangsa kulit putih / ras Eropa mempunyai pertumbuhan somatik lebih tinggi daripada bangsa Asia. 2. Jenis kelamin : Dikatakan anak laki - laki lebih sering sakit dibandungkan anak perempuan, tetapi belum diketahui secara pasti mengapa demikian. 3. Umur : Umur yang paling rawan adalah masa balita, oleh karena pada masa itu anak mudah sakit dan mudah terjadi kurang gizi. Disamping itu masa balita merupakan dasar pembentukan kepribadian anak. Sehingga diperlukan perhatian khusus. 4. Gizi : Makanan memegang peranan penting dalam proses tumbuh kembang anak. Pada masa pertumbuhan dan perkembangan, terdapat kebutuhan zat gizi yang diperlukan seorang anak, seperti : protein, karbohidrat, lemak, mineral, vitamin, dan air. Seorang anak yang

kebutuhan zat gizinya kurang atau tidak terpenuhi, maka dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangannya. 5. Perawatan kesehatan : Perawatan kesehatan yang teratur, tidak saja kalau anak sakit, tetapi pemeriksaan kesehatan dan menimbang anak secara rutin setiap bulan, akan menunjang pada tumbuh kembang anak. Oleh karena itu, pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan dianjurkan untuk dilakukan secara komprehensif, yang mencakup aspek - aspek promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. 6. Kepekaan terhadap penyakit : Dengan memberikan imunisasi, maka diharapkan anak terhindar dari penyakit-penyakit yang sering menyebabkan cacat atau kematian. Dianjurkan sebelum anak berumur satu tahun sudah mendapatkan imunisasi BCG, Polio 3 kali, DPT 3 kali. Hepatitis – B 3 kali, dan campak. Disamping itu imunisasi, gizi juga memegang peranan penting dalam kepekaan terhadap penyakit. 7. Penyakit kronis : Anak yang menderita penyakit menahun akan terganggu tumbuh kembanganya dan pendidikannya, disamping itu anak juga mengalami stres yang berkepanjangan akibat dari penyakitnya. 8. Fungsi metabolisme : Khusus pada anak, karena adanya perbedaan yang mendasar dalam proses metabolisme pada berbagai umur, maka kebutuhan akan berbagai nutrient harus didasarkan atas perhitungan yang tepat atau setidak - tidaknya memadai. 9. Obat – obatan : Beberapa obat - obatan dikenal dapat menyebabkan terlambatnya pertumbuhan, seperti kortikosteroid, antibiotik golongan quinolon, pemakaian obat perangsang susunan saraf pusat. Pemakaian kortikosteroid jangka lama akan menghambat pertumbuhan, demikian halnya dengan pemakaian obat perangsang terhadap susunan saraf yang menyebabkan terhambatnya produksi hormon pertumbuhan. 10. Hormon  Somatotropin atau "Growth Hormone" (GH = hormon pertumbuhan) : Merupakan pengatur utama pada pertumbuhan somatik terutama pertumbuhan kerangka. Pertambahan tinggi badan sangat dipengaruhi hormon ini. GH merangsang terbentuknya somatomedin yang kemudian berefek pada tulang rawan. GH mempunyai "circadian variation" dimana aktivitasnya meningkat pada malam hari pada waktu tidur, sesudah makan, sesudah latihan fisik, perubahan kadar gula darah dan sebagainya.  Homon tiroid : Hormon ini mutlak diperlukan pada tumbuh kembang anak karena mempunyai fungsi pada metabolisme protein, karbohidrat dan lemak. Maturasi tulang juga dibawah pengaruh hormon ini. Demikian pula dengan pertumbuhan dan fungsi otak sangat tergantung pada tersedianya hormon tiroid dalam kadar yang cukup. Defisiensi hormon tiroid mengakibatkan retardasi fisik dan mental yang kalau berlangsung lama dapat menjadi permanen. Sebaliknya pada hipertiroidisme dapat mengakibatkan gangguan pada kardiovaskular, metabolisme, otak, mata, seksual, dll. Hormon ini mempunyai interaksi dengan hormon - hormon lain seperti somatotropin.  Glukokortikoid : Mempunyai fungsi yang bertentangan dengan somatotropin, tiroksin serta androgen, karena kortison berlebihan akan mengakibatkan pertumbuhan terhambat / terhenti dan terjadinya osteoporosis.  Hormon – hormon seks : Terutama mempunyai peranan dalam fertilitas dan reproduksi. Pada permulaan pubertas, hormon seks memacu pertumbuhan badan, tetapi sesudah beberapa lama justru menghambat pertumbuhan. Androgen disekresi kelenjar adrenal (dehidroandrosteron) dan testis (testosteron), sedangkan estrogen terutama diproduksi oleh ovarium.



Insulin like growth factors (IGFs) Merupakan somatomedin yang kerjanya sebagai mediator GH dan kerjanya mirip dengan insulin. Fungsinya selain sebgaai mediator GH aktifitasnya mirip insulin, efek mitogenik terhadap kondrosir, osteoblas dan jaringan lainnya. IGFs diproduksi oleh berbagai jaringan tubuh, tetapi IGFs yang beredar dalam sirkulasi terutama diproduksi di hepar. b. Lingkungan fisik

1.

Cuaca, musim, keadaan geografis suatu daerah : Musim kemarau yang panjang / adanya bencana alam lainnya, dapat berdapak pada tumbuh kembang anak antara lain sebagai akibat gagalnya panen, sehingga banyak anak yang kurang gizi. Demikian pula gondok endemik banyak ditemukan pada daerah pegunungan, dimana air tanahnya kurang mengandung yodium. 2. Sanitasi : Sanitasi lingkungan memiliki peran yang cukup dominan dalam penyediaan lingkungan yang mendukung kesehatan anak dan tumbuh kembangnya. Kebersihan, baik kebersihan perorangan maupun lingkungan memegang peranan penting dalam timbulnya penyakit. Akibat dari kebersihan yang kurang, maka anak akan sering sakit, misalnya diare, kecacingan, tifus abdominalis, hepatitis, malaria, demam berdarah, dan sebagainya. Demikian pula dengan polusi udara baik yang berasal dari pabrik, asap kendaraan atau asap rokok, dapat berpengaruh terhadap tingginya angka kejadian ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut). Kalau anak sering menderita sakit, maka tumbuh kembangnya pasti terganggu. 3. Keadaan rumah (struktur bangunan, ventilasi, cahaya dan kepadatan hunian) : Keadaan perumahan yang layak dengan konstruksi bangunan yang tidak membahayakan penghuninya, serta tidak penuh sesak akan menjamin kesehatan penghuninya. 4. Radiasi : Tumbuh kembang anak dapat terganggu akibat adanya radiasi tinggi. c. 1.

Faktor psikososial

Stimulasi : Stimulasi merupakan hal yang penting dalam tumbuh kembang anak. Anak yang mendapat stimulasi yang terarah dan teratur akan lebih cepat berkembang dibandingkan anak yang kurang / tidak mendapat stimulasi. 2. Motivasi belajar : Motivasi belajar dapat ditimbulkan sejak dini, dengan memberikan lingkungan yang kondusif untuk belajar, misalnya adanya sekolah yang tidak terlalu jauh, buku buku, suasana yang tenang serta sarana lainnya. 3. Ganjaran ataupun hukuman yang wajar : Kalau anak berbuat benar, maka kita wajib memberinya ganjaran, misalnya pujian, ciuman, belaian, tepuk tangan, dan sebagainya. Ganjaran tersebut akan menimbulkan motivasi yang kuat bagi anak untuk mengulangi tingkah lakunya. Sedangkan menghukum dengan cara - cara yang wajar kalau anak berbuat salah masih dibenarkan. Yang penting hukuman dilakukan secara objektif disertai pengertian dan maksud dari hukuman tersebut. Bukan hukuman untuk melampiaskan kebencian dan kejengkelan terhadap anak. Sehingga anak tahu, mana yang baik dan mana yang tidak baik, akibatnya akan menimbulkan rasa percaya diri pada anak yang penting untuk kepribadian anak kelak di kemudian hari. 4. Kelompok sebaya : Untuk proses sosialisasi dengan lingkungannya, anak memerlukan teman sebaya. Tetatpi perhatian dari orangtua tetap diperlukan untuk memantau dengan siapa anak tersebut bergaul. Khususnya bagi remaja, aspek lingkungan sebaya menjadi sangat penting dengan makin meningkatnya kasus-kasus penyalahan obat-obatan dan narkotika.

5.

Stress : Stres pada anak juga berpengaruh terhadap tumbuh kembangnya, misalnya anak akan menarik diri, rendah diri, terlambat bicara, nafsu makan menurun, dan sebagainya. 6. Sekolah : Dengan adanya wajib belajar 9 tahun sekarang ini diharapkan setiap anak mendapatkan kesempatan duduk di bangku sekolah minimal 9 tahun. Sehingga dengan mendapatkan pendidikan yang baik, maka diharapkan dapat menaikkan taraf hidup anak - anak tersebut. Yang masih menjadi masalah sosial sekarang ini adalah masih banyaknya anak - anak yang terpaksa meninggalkan bangku sekolah karena harus membantu mencari nafkah untuk keluarganya. 7. Cinta dan kasih sayang : Salah satu hak anak adalah hak untuk dicintai dan dilindungi. Anak memerlukan kasih saying dan perlakuan yang adil dari orangtuanya. Agar kelak kemudian hari menjadi anak yang tidak sombong dan bisa memberikan kasih sayangnya pula terhadap sesamanya.Sebaliknya kasih sayang yang diberikan secara berlebihan yang menjurus ke arah memanjakan akan menghambat bahkan mematikan perkembangan kepribadian anak. Akibatnya anak akan menjadi manja, kurang mandiri, pemboros, sombong, dan kurang bisa menerima kenyataan. 8. Kualitas interaksi anak – orang tua : Interaksi timbal balik antara anak dan orangtua, akan menimbulkan keakraban dalam keluarga. Anak akan terbuka terhadap orangtuanya, sehingga komunikasi bisa 2 arah dan segala permasalahan dapat dipecahkan bersama karena adanya keterdekatan dan kepercayaan antara orangtua dan anak. Interaksi tidak ditentukan dengan seberapa lama kita bersama anak, tetapi lebih ditentukan oleh kualitas interaksi tersebut, yaitu pemahaman terhadap kebutuhan masing - masing dan upaya optimal untuk memenuhi kebutuhan tersebut yang dilandasi oleh rasa saling menyayangi. d. Faktor keluarga dan adat istiadat 1. 2.

3.

4.

5.

Pekerjaan / pendapatan keluarga : Pendapatan keluarga yang memadai akan menunjang tumbuh kemabang anak karena orangtua dapat menyediakan semua keperluan anak, baik yang primer maupun yang sekunder. Pendidikan ayah / ibu : Pendidikan orangtua merupakan salah satu faktor yang penting dalam tumbuh kembang anak. Karena dengan pendidikan yang baik, maka orangtua dapat menerima semua informasi terutama cara pengasuhan anak yang baik, bagaimana menjaga kesehatan anaknya, pendidikannya, dan sebagainya. Jumlah saudara : Jumlah saudara yang banyak pada keluarga yang keadaan sosial ekonominya cukup akan mengakibatkan berkurangnya perhatian dan kasih sayang yang diterima anak. Lebih - lebih kalau jarak umur anak terlalu dekat. Sedangkan pada keluarga dengan keadaan sosial ekonominya kurang, jumlah anak yang banyak akan mengakibatkan selain kurangnya kasih sayang dan perhatian pada anak, juga kebutuhan primer seperti makanan, sandang dan perumahan pun belum terpenuhi oleh karena itu keluarga berencana tetap diperlukan. Jenis kelamin dalam keluarga : Pada masyarakat tradisional, wanita memiliki status yang lebih rendah dibandingkan laki - laki. Sehingga angka kematian bayi dan malnutrisi masih tinggi pada wanita, demikian pula dengan pendidikan, masih banyak ditemukan wanita yang buta huruf. Stabilitas rumah tangga : Stabilitas keharmonisan rumah tangga mempengaruhi tumbuh kembang anak. Tumbuh kembang anak akan berbeda pada keluarga yang harmonis dibandingkan dengan mereka yang kurang harmonis.

6.

Kepribadian ayah / ibu : Kepribadian ayah dan ibu yang terbuka untuk pengaruhnya berbeda terhadap tumbuh kembang anak, bila dibandingkan dengan mereka yang kepribadiannya tertutup. 7. Adat istiadat, norma – norma, tabu – tabu : Adat istiadat yang berlaku di tiap daerah akan berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak. Misalnya di Bali karena seringnya upacara agama yang diadakan oleh suatu keluarga, dimana harus disediakan berbagai makanan dan buah-buahan, maka sangat jarang terdapat anak yang gizi buruk karena makanan dan buahbuahan tersebut akan dimakan bersama setelah selesai upacara. Demikian pula dengan normanorma dan tabu-tabu yang berlaku di masyarakat, berpengaruh pula terhadap tumbuh kembang anak. 8. Agama : Pengajaran agama harus ditanamkan pada anak - anak sedini mungkin, karena dengan memahami agama akan menuntun umatnya untuk berbuat kebaikan dan kebajikan. 9. Urbanisasi. 10. Kehidupan politik dalam masarakat yang mempengaruhi prioritas kepentingan anak, anggaran, dll. 4. Kelainan orofasial pada masa postnatal 1) Protruded Maxilla (upper jaw) Yang dimaksud dengan protruded maxilla adalah rahang bagian atas bersama dengan gigi atas terletak terlalu ke depan. Dengan keadaan seperti ini, seseorang mengalami kesulitan untuk menutup bibir. Gigi selalu terlihat dan dalam kebanyakan kasus seluruh gusi terlihat sewaktu tersenyum (gummy smile). Gummy smile terjadi akibat pertumbuhan vertikal rahang atas yang berlebihan. 2) Retruded Maxilla Kelainan bentuk ini terjadi akibat perkembangan rahang bawah yang kurang. Biasanya terlihat pada orang dengan celah bibir atau langit-langit. Setelah bedah koreksi celah bibir atau langitlangit di usia muda, pertumbuhan dari rahang atas terhambat dan terjadi perpindahan atau kerusakan benih gigi. Akibatnya muka terlihat seperti dish shape face dengan hidung yang lebar dan gigi tidak pada tempatnya, rotasi atau missing. 3) Protruded Mandible (lower jaw) Pada beberapa orang, perkembangan rahang bawah berlebihan sehingga menyebabkan rahang terlalu panjang. Wajah menjadi sangat panjang dengan gigi pada rahang bawah lebih ke depan dan bibir tebal. Normalnya, gigi-gigi rahang bawah berada di bagian dalam dari gigi-gigi rahang atas sewaktu posisi menggigit. Sedangkan pada kasus ini, posisi gigi rahang bawah berada di bagian depan daripada gigi rahang atas. 4) Asimetri wajah Kadang-kadang beberapa bagian wajah lebih berkembang atau kurang berkembang sehingga salah satu bagian wajah menjadi lebih besar atau lebih kecil.

5) Cleft Lip

Labioskizis atau cleft lip atau bibir sumbing adalah suatu kondisi dimana terdapatnya celah pada bibir atas diantara mulut dan hidung. Kelainan ini dapat berupa takik kecil pada bahagian bibir yang berwarna sampai pada pemisahan komplit satu atau dua sisi bibir memanjang dari bibir ke hidung. Labioskizis dan labiopalatoskizis merupakan deformitas daerah mulut berupa celah atau sumbing atau pembentukan yang kurang sempurna semasa perkembangan embrional di mana bibir atas bagian kanan dan bagian kiri tidak tumbuh bersatu. MACAM-MACAM CLEFT LIP DAN PALATE o Klasifikasi celah bibir - Unilateral Incomplete : Apabila celah sumbing terjadi hanya di salah satu sisi bibir dan tidak memanjang hingga ke hidung. - Unilateral complete : Apabila celah sumbing terjadi hanya di salah satu bibir dan memanjang hingga ke hidung. o Klasifikasi celah palatum : Menurut sistem Veau, sumbing palatum dibagi menjadi empat tipe klinis, yaitu 1) Sumbing dari palatum mole saja 2) Sumbing dari palatum mole dan durum, meluas kedepan ke foramen insisivus 3) Sumbing langit-langit unilateral komplit, biasanya bersamaan dengan sumbing bibir unilateral 4) Sumbing langit-langit bilateral komplit, biasanya bersamaan dengan sumbing bibir bilateral.

5. Kebutuhan Gizi pada Tumbuh Kembang Postnatal 

ASI

Secara alami, ASI mengandung zat-zat gizi yang secara khusus diperlukan untuk menunjang proses tumbuh kembang otak. Zat-zat gizi tersebut antara lain: - Asam lemak esensial ASI merupakan sumber asam lemak esensial (asam lemak yang harus dipenuhi kebutuhannya dari luar tubuh) , yaitu asam linoleat dan asam alfa-linolenat. Kedua asam lemak esensial ini di dalam tubuh bayi diubah menjadi DHA (asam dokosaheksanoat) dan AA (asam arakhidonat). Perlu diketahui, lipid (lemak) di dalam ASI terutama terdapat dalam bentuk trigeliserida (9899%). Sedangkan sisanya, sebanyak 1-2%, adalah fosfolipid dan kolesterol. Komposisi dan kandungan lipid ASI sangat bervariasi bergantung dari tahapan laktasi dan asupan diet ibu. Lipid di dalam ASI berfungsi sebagai sumber energi. Selain itu, sebagian kecil lipid (lipid minor) berfungsi sebagai mikronutrien yang penting bagi pertumbuhan dan perkembangan otak. Lipid sebagai mikronutrien terutama terdapat dalam bentuk fosfolipid. Apabila tubuh bayi mendapat DHA dalam jumlah yang mencukupi melalui ASI ibunya, maka proses pembentukan otak serta pematangan sel-sel saraf di dalam otaknya akan berjalan dengan baik. Semua proses itu terjadi pada waktu bayi tidur nyenyak. Dengan demikian, proses tumbuh kembang dapat berjalan dengan baik. Selain itu, kedekatan dan hubungan batin yang terjalin kuat antara ibu dan bayi ketika memberi ASI merangsang perkembangan kemampuan kognitif bayi. Sedangkan kadar DHA di dalam ASI yang sesuai dengan kebutuhan tubuh bayi, memungkinkan proses plastisitas (proses pembentukan hubungan baru di antara sel-sel saraf) berjalan denganoptimal. Hal ini antara lain ditunjukkan dengan kecerdasan berbahasa yang baik serta IQ ( Intelegence Quotient ) yang tinggi. - Protein Komponen dasar dari protein, yakni asam amino, terutama berfungsi sebagai pembentuk struktur otak. Beberapa jenis asam amino tertentu, yaitu taurin, triptofan, dan fenilalanin merupakan senyawa yang berfungsi sebagai penghantar atau penyampaipesan ( neurotransmitter ). Di dalam ASI terkandung protein sekitar 1,2 gram per 100 ml. - Vitamin B kompleks Beberapa jenis vitamin B yang dibutuhkan untuk tumbuh kembang otak adalah vitamin B1, vitamin B6, dan asam folat (vitamin B9). Bila kebutuhannya tidak terpenuhi, maka akan timbul gangguan terhadap pertumbuhan dan fungsi otak dan sistem saraf. - Kholin Senyawa ini merupakan pembentuk sejenis neurotransmitter yang disebut asetilkolin. Kholin juga merupakan bagian dari lesitin, yaitu suatu fosfolipid yang banyak terdapat di otak sebagai pembentuk membran (dinding) sel saraf.

- Yodium, zat besi, dan zat seng Yodium dibutuhkan untuk pembentukan hormon tiroksin (sejenis hormon yang diperlukan dalam pembentukan protein yang membantu proses tumbuh kembang otak). Zat besi dibutuhkan dalam proses pembentukan mielin. Zat besi disimpan di dalam berbagai jaringan otak selama 12 bulan pertama sejak bayi lahir. Seng merupakan bagian darai sekitar 300 jenis enzim yang membantu pembelahan sel. 18 Kekurangan zat seng di dalam otak dapat menyebabkan gangguan fungsi otak yang disebut ADHD (Attention Deficit Hyperactive Disorder). 

Protein

Protein berfungsi untuk membentuk sel – sel baru yang akan menunjang proses pertumbuhan seluruh organ tubuh, juga pertumbuhan, dan perkembangan otak anak. 

Lemak

Lemak berperan penting dalam proses tumbuh kembang sel – sel saraf otak untuk kecerdasan anak. Lemak yang diperlukan adalah asam lemak esensial (asam linoleat/ omega 6, asam linoleat/ omega 3) dan asam lemak non esensial (asam oleat/ omega 9, EPA, DHA, AA). 

Vitamin A

Vitamin A berfungsi untuk menjaga kesehatan mata, menjaga kelembutan kulit dan pertumbuhan optimal anak. 

Vitamin C

Vitamin C berfungsi untuk pembentukkan kolagen (tulang rawan), meningkatkan daya tahan tubuh dan penyerapan kalsium yang diperlukan untuk pembentukkan tulang dan gigi yang kuat.

Related Documents


More Documents from "ulfa rizalni"