Laporan Tutorial 5 Sekenario I

  • Uploaded by: ria
  • 0
  • 0
  • August 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Laporan Tutorial 5 Sekenario I as PDF for free.

More details

  • Words: 2,463
  • Pages: 14
LAPORAN TUTORIAL BLOK 8 : PENYAKIT/KELAINAN GIGI, JARINGAN PERIODONTAL DAN JARINGAN LUNAK RONGGA MULUT

“RAMPAN KARIES”

OLEH : TUTORIAL 7 Windy Nanda E (161610101050) Fairuz Subiantoro (161610101052) Ria inawati (161610101053) Luthfia Choirunnisa (161610101054) Dania Kartikasari (161610101055) Muhammad Akbar R (161610101056) Ghina Lady Salsabila (161610101057) Aruni Kristiana P (161610101058)

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS JEMBER 2017

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..........................................................................................................................2 SKENARIO...........................................................................................................................3 A. STEP 1 (CLARIFYING UNFAMILIAR TERMS)........................................................4 B. STEP 2 (PROBLEM DEFINITION)..............................................................................4 C. STEP 3 (BRAINSTORMING).......................................................................................4 D. STEP 4 (MAPPING)......................................................................................................6 E. STEP 5 (LEARNING OBJECTIVE).............................................................................7 F. STEP 7 (REPORTING/GENERALISATION).............................................................7 DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................13

2

SKENARIO 1

KARIES RAMPAN (drg. Sulistyani, M.Kes)

Seorang anak perempuan umur 5 tahun dating bersama ibunya ke Klinik Kedokteran Gigi Anak RSGM Universitas Jember untuk mengkonsultasikan gigi anaknya. Dari anamnesa diketahui bahwa gigi-gigi anaknya mengalami kerusakan sejak usia 4 tahun. Anak tersebut tidak mempunyai kebiasaan minum menggunakan dot, tetapi sangat menyukai makanan yang manis dan mempunyai kebiasaan tidak segera menelan makanannya. Gigi gerahamnya juga beberapa ada yang lubang. Ibunya menanyakan kepada dokter gigi penyebab gigi-gigi depan atas dan bawah

anaknya

yang

rusak.

Hasil

pemeriksaan

klinis

diperoleh

gigi

51,61,53,63,73,83,54,64,74,84,75 karies dentin. Gigi 52, 62 terjadi arrested caries. Gigi 71, 72, 81, 82, 55, 75, 85 karies enamel. Gambaran radiografi menunjukkan benih gigi permanen lengkap dan tidak ada tanda-tanda keradangan pada periapikal gigi 51, 61, 53, 63, 73, 83, 54, 64, 74, 84, 75.

3

A.

STEP 1 (CLARIFYING UNFAMILIAR TERMS) 1. Karies rampan : karies yang terjadinya dengan cepat, biasanya menyerang anak anak usia 3-5 tahun, pertumbuhannya tidak terkendali, akibat dari demineralisasi enamel atau dentin oleh karena streptococcus mutans. 2. Karies enamel : karies yang terjadi enamel, terdapat dua tipe, yang pertama permukaan kasar dan terdapat noda noda putih kecoklatan, tipe yang kedua sudah dijumpai kavitas. 3. Arrested karies : karies yang terhenti 4. Karies dentin : karies yang terjadi pada dentin, timbul rasa ngilu pada gigi.

B.

STEP 2 (PROBLEM DEFINITION) 1. Apa yang dimaksud karies rampan ? 2. Bagaimana mekanisme terjadinya karies secara umum ? 3. Bagaimana karakteristik karies rampan? 4. Bagaimana hubungan kebiasaan buruk dengan karies rampan ? 5. Apa akibat yang ditimbulkan oleh karies rampan ? 6. Bagaimana cara mencegah karies rampan ? 7. Mengapa gigi 62 dan 52 bisa mengalami arrested karies ? 8. Bagaimana karakteristik arrested caries ?

C.

STEP 3 (BRAINSTORMING) 1. Karies rampan adalah karies yang terjadi sangat cepat, menyerang anak usia balita kebanyakan usia 3 tahun, terjadi secara tiba-tiba, menyerang insisivus bawah, bisa disebabkan karena hipoplasia enamel. 2. Proses terjadinya karies gigi dimulai dengan adanya plak di permukaan gigi, sukrosa dan bakteri yang menempel pada gigi kemudian dalam waktu tertentu berubah menjadi asam yang menurunkan pH mulut menjadi kristis yang akan menyebabkan demineralisasi enamel kemudian berlanjut menjadi karies. 3. a. Terjadi secara cepat b. Penyebarannya mengenai seluruh gigi 4

c. Menimbulkan rasa sakit bahkan pembengkakan d. Biasanya menyerang gigi anterior e. Urutan gigi sulung yang rentan terkena karies rampan adalah insisivus bawah, molar bawah, insisivus atas, caninus bawah, molar atas, caninus atas. 4.

a. Kebersihan gigi dan mulut yang kurang karena anak masih sulit menggosok giginya sendiri akan menambah resiko terjadinya karies rampan, karana masih ada sisa sisa makanan yang menempel di gigi anak, terlebih anak-anak suka memakan makanan manis (mengandung sukrosa). b. Adanya kebiasaan menghisap susu botol menjelang tidur malam, karena susu (sukrosa) yang menggenang di mulut merupakan media pertumbuhan bakteri.

5. a. Adanya rasa nyeri yang membuat anak sulit makan akhirnya anak kekurangan nutrisi. b. Bau mulut seperti gas H2S. c. Mengganggu estetika yang dapat menurunkan kepercayaan diri anak. d. Menimbulkan infeksi bagian tubuh lain karena kavitas pada karies yang merupakan tempat bakteri untuk tumbuh dengan subur. 6. a. Memperhatikan oral higiene. b. Orang tua membantu anak untuk menggosok gigi dengan benar. c. Tidak membiarkan anak tidur sambil menghisap dot. d. Mengonsultasikan anak ke dokter gigi pada tahun pertama kelahiran. e. Perawatan fluor. f. Melakukan kontrol diet pada. g. Memperkenalkan anak untuk minum dengan gelas. 7. Kemungkinan besar 62 dan 52 mengalami perbaikan imun, oral higiene juga mendapat perawatan fluor sehingga terjadi arrested karies. 8. a. Terjadi perbaikan imunitas pada gigi yang mengalami karies aktif sehingga menimbulkan arrested caries. b. Karies belum mengenai pulpa, biasanya karies baru mengenai enamel atau dentin. c. Sering terjadi pada bagian labial atau lingual. d. Adanya perbaikan oral higiene. e. Terjadi sklerosis tubulus dentin. f. Terjadi perubahan warna menjadi hitam. 5

9. Tejadi perbaikan oral higiene dan meningkatnya imunitas pada gigi dengan karies aktif, juga mungkin dilakukannya perawatan fluor sehingga akan terjadinya arrested caries.

D.

STEP 4 (MAPPING)

DIET/SUBSTRAT

ANATOMI GIGI LINGKUNGAN RONGA MULUT SALIVA

WAKTU

PH MIKROORGANISME

KARIES RAMPAN

ARRESTED CARIES

GAMBARAN KLINIS

6

E.

STEP 5 (LEARNING OBJECTIVE) 1. Mahasiswa mampu memahami definisi karies rampan, etiologi karies rampan dan faktor predisposisi dari karies rampan. 2. Mahasiswa mampu memahami mekanisme atau patogenesis dari karies rampan. 3. Mahasiswa mampu memahami karakteristik dari karies rampan. 4. Mahasiswa mampu memahami definisi arrested caries, etiologi arrested caries dan faktor predisposisi dari arrested caries. 5. Mahasiswa mampu memahami mekanisme dari arrested caries. 6. Mahasiswa mampu memahami karakteristik dari arrested caries.

F.

STEP 7 (REPORTING/GENERALISATION) 1. PENGERTIAN, ETIOLOGI DAN FAKTOR PREDISPOSISI RAMPAN KARIES a. Pengertian Karies rampan adalah lesi karies yang terjadi cepat, menyebar secara luas dan menyeluruh sehingga cepat mengenai pulpa. Karies ini mengenai beberapa gigi, termasuk gigi yang biasanya bebas karies yaitu gigi anterior bawah, dan banyak dijumpai pada gigi sulung anak karena mengonsumsi makanan dan minuman kariogenik atau pada anak balita yang sering mengudap makanan kariogenik diantara makanan utamanya. Karies rampan juga merupakan lesi akut yang meliputi sebagian atau semua gigi yang telah erupsi, menghancurkan jaringan mahkota gigi dengan cepat termasuk permukaan yang biasanya imun terhadap karies, serta mengakibatkan terkenanya pulpa. Karies rampan yang spesifik ialah baby bottle caries. Terdapat pada anak-anak yang berhubungan dengan riwayat masa bayi, misalnya tertidur dengan botol susu masih di dalam rongga mulut yang berisi sirup atau jus (mengandung gula), pemberian air susu ibu dengan periode lama, atau memakai dot kosong yang dicelupkan dalam madu, sirup, atau gula. Frekuensi makanan karbohidrat yang tinggi pada anak dengan kebiasaan tidur minum susu botol merupakan penyebab utama dari penularan bakteri kariogenik. b. Etiologi Tidak semua factor terjadi pada setiap orang penderita karies. Setiap orang memiliki faktor-faktor tersendiri yang memicu munculnya karies. Penting untuk diketahui 7

bahwa karies tidak akan berkembang sampai semua komponen untuk memicu karies yang berbeda setiap orang ini terkumpul menjadi beberapa komponen yang memicu karies (Fejerskov, 2003). Faktor pemicu karies dan karies rampan diketahui adalah sama, yang membedakan adalah struktur gigi pada host karies rampan yaitu gigi sulung yang memiliki enamel dan dentin lebih tipis daripada gigi permanen sehingga lebih mudah terkena karies. Faktor penyebab karies ini dibagi menjadi 2 yaitu factor utama dan factor predisposisi. c. Faktor utama penyebab karies rampan: 1. Diet (Substrat) Konsumsi makanan kariogenik (memicu karies) dengan kandungan sukrosa tinggi merupakan salah satu pemicu karies. Sukrosa dapat diragikan oleh bakteri tertentu dan membentuk asam sehingga pH plak akan menurun sampai di bawah 5 dalam tempo 1-3 menit. Penurunan pH yang berulang-ulang dalam waktu tertentu akan mengakibatkan demineralisasi permukaan gigi yang rentan dan proses karies rampan dimulai (Syafiudin, 2008). Peran makanan dalam menyebabkan karies bersifat lokal, derajat kariogenik makanan tergantung dari komponennya. Sisa-sisa makanan dalam mulut (karbohidrat) merupakan substrat yang difermentasikan oleh bakteri untuk mendapatkan energi. Sukrosa menyediakan cadangan energy bagi metabolism kariogenik. Sukrosa oleh bakteri kariogenik dipecah menjadi glukosa dan fruktosa, lebih lanjut glukosa ini dimetabolismekan menjadi asam laktat, asam format, asam sitrat dan dekstran (Ramayanti, 2013). 2. Gigi (Host) Morfologisetiap gigi manusia berbeda-beda, permukaan oklusal gigi memiliki lekuk dan fisur yang bermacam-macam dengan kedalaman yang berbeda pula. Gigi dengan lekukan yang dalam merupakan daerah yang sulit dibersihkan dari sisa-sisa makanan yang melekat sehingga plak akan mudah berkembang dan dapat menyebabkan terjadinya karies gigi (Brown, 2008). Karies gigi sering terjadi pada permukaan gigi yang spesifik baik pada gigi susu maupun gigi permanen. Gigi susu akan mudah mengalami karies pada permukaan yang 8

halus sedangkan karies pada gigi permanen ditemukan dipermukaan pit dan fisur (Ramayanti, 2013).

3. Mikroorganisme Mikroorganisme sangat berperan menyebabkan karies. Streptococcus mutans dan Lactobacillus merupakan 2 dari 500 bakteri yang terdapat pada plak gigi dan merupakan bakteri utama penyebab terjadinya karies. Plak adalah suatu massa padat yang merupakan kumpulan bakteri yang tidak terkalsifikasi, melekat erat pada permukaan gigi, tahan terhadap pelepasan dengan berkumur atau gerakan fisiologis jaringan lunak. Plak akan terbentuk pada semua permukaan gigi dan tambalan, perkembangannya paling baik pada daerah yang sulit untuk dibersihkan, seperti daerah tepi gingival, pada permukaan proksimal, dan di dalam fisur. Bakteri yang kariogenik tersebut akan memfermentasi sukrosa menjadi asam laktat yang sangat kuat sehingga mampu menyebabkan demineralisasi (Brown, 2008). 4. Waktu Karies merupakan penyakit yang berkembangnya lambat dan keaktifannya berjalan bertahap serta merupakan proses dinamis yang ditandai oleh periode demineralisasi dan remineralisasi (Brown, 2008). Kecepatan karie sanak-anak lebih tinggi dibandingkan dengan kecepatan kerusakan gigi orang dewasa (Ramayanti, 2013). d. Faktor predisposisi penyebab karies rampan: 1.

Defisiensi saliva



Biasanya terjadi pada pasien dalam terapi radiasi



Pada anak-anak yang mengonsumsi obat penenang karena masalah psikologis



Penderita xerostomia 2.



Genetik

Kelainan struktur enamel dan perkembangan gigi dapat diturunkan secara genetic sehingga factor genetic berhubungan dengan kejadian karies gigi (Shuler, 2001).



Contohnya enamel hypoplasia, amelogenesis imperfecta, dandentinogenesis imperfecta. 3.

Kebiasaan

 Memberi susu bayi sepanjang malam dengan susu dengan tambahan pemanis, 9

Terutama pada susu formula  Memberi ASI sambil tertidur  Pemakaian dot yang diberi pemanis. 4. 

Psikologis

Gangguan emosional dan tekanan mental, yang menurunkan flow saliva.

2. MEKANISME DAN PATOGENESIS KARIES RAMPAN Proses terjadinya karies menurut teori elektrofisik yang dikemukakan Van Bartheld menyatakan bahwa pada lapisan email yang normal dijumpai keseimbangan ion H dan OH. Bila ada plak terkumpul pada permukaan gigi akan terjadi keadaan asam pada bagian ini karena fermentasi bakteri. Menurut Donnan, keadaan posititf pada dareah pak ini akan menarik unsur OH keluar dari unsur email, sedangkan H tetap tertinggal. Hal ini mengakibatkan konsentrasi H bertambah didalam email sehingga akan terjadi keadaan asam. PH yang rendah ini akan menguraikan unsur-unsur anorganis dari email lapisan dalam, sehingga akan terjadi karies sedangkan bagian luar emailnya masih utuh. Pada anak-anak, kemunduran berjalan lebih cepat dibanding orang tua, hal ini disebabkan: (1) email gigi yang baru erupsi lebih mudah diserang selama belum selesai maturasi setelah erupsi (meneruskan mineralisasi dan pengambilan flourida) yang berlangsung terutama satu tahun setelah erupsi; (2) remineralisasi yang tidak memadai pada anak-anak, bukan karena perbedaan fisiologis, tetapi sebagai akibat pola makannya (sering makan makanan kecil); (3) lebar tumbuli pada anak-anak mungkin menyokong terjadinya sklerotisasi yang tidak memadai; dan (4) diet yang buruk dibandingkan dengan orang dewasa, pada anak-anak terdapat jumlah ludah dari kapasitas buffer yang lebih kecil, diperkuat oleh aktivitas proteolitik yang lebih besar di dalam mulut (Schuurs, 1993).

10

3. KARATERISTIK KARIES RAMPAN a. Rampan karies biasanya terjadi secara cepat dan tiba-tiba. b. Penyebaran rampan karies mengenai seluruh gigi. c. Kavitas pada rampan karies berwarna putih kekuningan. d. Menimbulkan rasa nyeri. e. Disebut rampan karies, bila mengenai semua gigi insisivus mandibula di permukaan proksimal atau servikal. f. Disebut rampan karies bila karies terjadi minimal pada 10 gigi geligi dalam kurun waktu satu tahun. g. Bisa menyerang orang dewasa maupun anak-anak, tetapi lebih sering menyerang anak anak usia balita. h. Lesi dapat berkembang darimana saja, termasuk permukaan yang memiliki resiko karies rendah. i. Dentin menjadi lebih sensitif. 4. PENGERTIAN, ETIOLOGI DAN FAKTOR ARRESTED CARIES Karies terhenti (arrested caries) adalah suatu keadaan yang kontras sekali dengan karies rampan. Istilah ini menggambarkan lesi karies yang tidak berkembang, biasanya terjadi pada lingkungan mulut yang memudahkan timbulnya karies yang berubah menjadi cenderung menghambat karies (Kidd et al., 2002). Karies yang aktif menunjukkan adanya pembentukan kavitas dan permukaan enamel menjadi lebih lunak apabila dilakukan pemeriksaan dengan sonde, sedangkan permukaan enamel pada karies yang tidak aktif (karies terhenti) menunjukkan permukaan enamel yang keras dan permukaan di sekitarnya tidak kehilangan translusensinya. Arrested caries terjadi ketika kemampuan remineralisasi cukup aktif dari demineralisasi. Proses remineralisasi dihasilkan melalui kapasitas io-ion kalsium dan fosfat di dalam saliva. Ion fluoride juga dapat memperkuat reaksi remineralisasi ini. Pada proses remineralisasi, ph akan dinetralisasi sehingga proses larutnya mineral kristal hidroksiapatit dapat dihentikan. Selain itu remineralisasi juga akan membangun kembali bagian kristal hidroksiapatit yang hilang. Tujuan penggunaan fluor adalah untuk melindungi gigi dari karies. Fluor bekerja dengan cara menghambat metabolisma bakteri

11

plak yang dapat memfermentasi karbohidrat melalui perubahan hidroksil apatit pada enamel menjadi fluor apatit. SDF Silver diamine fluoride (SDF) menggabungkan efek penguatan gigi dari natrium fluoride (NaF) dan efek nitrat perak. Sodium fluoride bereaksi dengan hidroksi apatit (HA) untuk membentuk fluorapatite (FA) yang lebih tahan terhadap pembusukan. Klasifikasi Arrested Karies 1. White spot lesion 

Permukaan mengkilap dan biasanya berwarna coklat



Lebih resisten terhadap asam dibandingkan dengan enamel

2. Arrested di dentin 

Warnanya bisa berubah (kuning, coklat dan hitam)



Konsistensi keras karena terbentuk dentin tersier dan sklerotik

5. MEKANISME ARRESTED KARIES Arrested caries biasanya terjadi jika terjadi perubahan linkungan rongga mulut. Ingkungan awal yang mendukung faktor predeposisi karies menjadi lingkungan yang memperlambat terbentuknya karies. Arrested karies terjadi ketika kandungan garam dalam tubulus dentin mengalami penginkatan. Jika produksi asam bakteri berkurang dan nilai meningkat pH, garam mengendap menjadi crystal besar tricalcium phosphate yang secara sementara memblokir tubuli. Jika aktivitas bakteri terus tertekan, makan odontoblast akan mengsekresi kolagen dan garam calcium. Akan terjadi pembentukan crystal hydroxyapatite. 6. KARAKTERISTIK ARRESTED CARIES -

Bias terjadi pada gigi desidui dan gigi permanent

-

Kebanyakan terjadi pada lingual dan labial,kadang-kadang pada interproximal

-

Terjadi pada enamel dan dentin

-

Bias berubah menjadi warna gelap dikarenakan penggabungan pigmen selama proses remineralisasi

-

Warna hitam pada gigi disebabkan karena adanya ferrie sulfide,dari reaksi antara zat besi pada air liur/cairan gingival dan hydrogen sulfide dari bacteria.

12

DAFTAR PUSTAKA

Ami Angela. 2005. Pencegahan primer pada anak yang berisiko karies tinggi. Medan : Maj. Ked. Gigi. (Dent. J.), Vol. 38. No. 3.

Andlaw R.J., Rock W.P. 1992. Alih Bahasa: drg. Agud Djaya. Perewatan gigi anak .2nd Ed. Indonesia. Widya Medika.

Brown JP and Dodds MWJ. 2008.Dental Caries and Associated Risk Factors. In :Cappelli DP and

Mobley

CC.Preventionand

ClinicalOral

Health

Care.Missuori:MosbyElsevier

Cameron AC, Widmer RP. 2007.

Handbook of pediatric dentistry, 2nd edition. Mosby

Company. Sidney-Toronto. Fejerskov& Kidd EAM. 2003. Dental Caries : The Disease and Its Clinical Management. USA : Blackwell Munksgaard Lendrawati. 2011. Penggunaan Silver Diamina Flourida (SDF) 38% Sebagai Arresting Caries Treatment (ACT) pada Anak-anak. Kedokteran Gigi Universitas Andalas : Majalah Kedokteran Andalas No.2. Vol.35.

Millet D, Welbury R. 2005. Clinical problem solving in orthodontics and paediatric dentistry. Sydney-Toronto.

R, Pramod John. 2014.Textbook of oral medicine. jaypee brother. India Ramayanti, Sri. 2013. Peran Makanan terhadap Kejadian Karies Gigi. Jumal Kesehatan Masyarakat, Maret 2013 - September 2013, Vol. 7, No. 2 Rasinta T. 2014. Karies gigi. Juwono L, editor. Edisi 2.Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Schuurs, A. 2013. Pathology of the Hard Dental Tissues, Wiley-Blackwell, Oxford, 1845-1846.

13

Suwelo, Ismu. S. 1992. Karies Gigi pada Anak dengan Pelbagai Faktor Etiologi. Kajian Pada Anak Usia Prasekolah. ECG:Jakarta

14

Related Documents

Tutorial 5
May 2020 17
Tutorial 5
November 2019 20
Tutorial 5
June 2020 11

More Documents from ""