1
PENDAHULUAN Latar Belakang Tumpangsari adalah bentuk pola tanam yang membudidayakan lebih dari satu jenis tanaman dalam satuan waktu tertentu, dan tumpangsari ini merupakan suatu upaya dari program intensifikasi pertanian dengan tujuan untuk memperoleh hasil produksi yang optimal, dan menjaga kesuburan tanah. (Prasetyo,dkk, 2009). Sistem tanam tumpang sari mempunyai banyak keuntungan yang tidak dimiliki pada pola tanam monokultur. Be-berapa keuntungan pada pola tumpang sari antara lain: 1) akan terjadi peningkatan efisiensi (tenaga kerja, pemanfaatan lahan maupun penyerapan sinar matahari), 2) populasi tanaman dapat diatur sesuai yang dikehendaki, 3) dalam satu areal diperoleh produksi lebih dari satu komoditas, 4) tetap mempunyai peluang mendapatkan hasil manakala satu jenis tanaman yang diusahakan gagal, dan 5) kombinasi beberapa jenis tanaman dapat menciptakan stabilitas biologis sehingga dapat menekan serangan hama dan penyakit serta mempertahankan kelestarian sumber daya lahan dalam hal ini kesuburan tanah. (Warsana,2009). Tujuan dari sistem tanam tumpang sari adalah untuk mengoptimalkan penggunaan hara, air, dan sinar matahari seefisien mungkin untuk mendapatkan produksi maksimum (Marliah,dkk 2010). Tumpangsari antara jagung dan kacang tanah, memperlihatkan tinggi tanaman kacang tanah yang lebih tinggi dibandingkan dengan tinggi kacang tanah yang ditanam secara monokultur, penyebabnya adalah tanaman yang dinaungi akan memperbesar luas daun dan mempertinggi batang (Buhaira, 2007).
2
Dalam sistem tumpangsari waktu Tanam juga mempunyai peranan yang penting terutama pada tanaman yang peka terhadap naungan.Tumpangsari antara jagung dan kacang tanah sering berakibat ternaungi kacang tanah oleh tanaman jagung manis. Untuk mengurangi pengaruh tersebut, waktu tanam jagung dan kacang tanah harus diatur agar pada periode kritis dari suatu pertumbuhan terhadap persaingan dapat ditekan (Marthiana dan Justiaka,1982). Tujuan Praktikum Adapun tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui tentang pola bercocok tanam antara jagung (Zea mays L.) dengan Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) secara tumpang sari. Kegunaan Penulisan Adapun kegunaan penulisan laporan ini sebagai salah satu syarat untuk dapat memenuhi komponen penilaian Praktikum Dasar Agronomi dan dapat digunakan untuk menambah wawasan kita mengenai Tumpang Sari antara jagung (Zea mays L.) dengan Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.)
3
TINJAUAN PUSTAKA Botani Jagung Tanaman jagung diklasifikasikan sebagai berikut
Kingdom: Plantae ;
Divisio: Spermatophyta ;Sub Divisio: Angiospermae ; Kelas : Monocotyledone ; Ordo : Graminae ; Family: Graminaceae ; Genus: Zea ; Spesies: Zea mays L. (Tjitrosoepomo,1983). Akar tanaman jagung merupakan akar serabut yang tumbuh di bagian pangkal batang dan menyebar luas sebagai akar lateral.Kemudian akar seminal yang tumbuh ke bawah dari lembaga Biji jagung. (Kasryno,2002). Batang tanaman jagung bulat silindris dan beruas-ruas,dan pada bagian pangkal batang beruas cukup pendek dengan jumlah sekitar 8 –20 ruas. Dan rata-rata tinggi tanaman jagung antara satu sampai tiga meter dia atas permukaan tanah. (Subekti et al., 2007). Daun tanaman jagung berbentuk pita atau garis dan jumlah daunnya sekitar 8 –48 helai tiap batangnya, tergantung pada jenis atau varietas yang ditanam. Panjang daun 30 cm –45 cm dan lebarnya antara 5 cm –15 cm. (Warisno, 1998). Setiap tanaman jagung biasanya terdapat bunga jantan dan bunga betina yang letaknya terpisah. Bunga jantan terdapat pada malai bunga di ujung tanaman, sedangkan bunga betina terdapat pada tongkol jagung. Bunga jantan yang terdapat di ujungtanaman masak lebih dahulu dari pada bunga betina. Persarian yang terbaik terjadi pada pagi hari, jumlah serbuk sari yang ada diperkirakan sekitar dua sampai lima juta per tanaman. Pada waktu itu terjadi proses penempelan
4
serbuk sari pada rambut. Serbuk sari terbentuk selama 7–15 hari. Persarian jagung umumnya dibantu oleh angin. (Warisno, 1998). .
Buah tanaman jagung terdiri atas tongkol, biji dan daun pembungkus.
Tanaman jagung mempunyai satu atau dua tongkol tergantung varietas. Tongkol jagung yang terletak pada bagian atas umumnya lebih dahulu terbentuk dan lebih besar dibanding yang terletak pada bagian bawah.Setiap tongkol terdiri atas 10-16 baris biji yang jumlahnya selalu genap. (Subekti et al., 2007). Biji jagung mempunyai bentuk, warna dan kandunganendosperm yang bervariasi, tergantung pada jenisnya. Pada umumnya jagung memiliki barisan biji yang melitit secara lurus atau berkelok-kelok pada tongkol dan berjumlah antara 8-20 baris biji. Biji jagung terdiri atas tiga bagian utama yaitu kulit biji, endosperm dan embrio. (Syafruddin & Fadhly, 2004). Pada biji normal jagung terdapat bagian embryo, kulit biji (seed coat), dan endosperm merupakan bagian terbesar kecuali pada jarak pada waktu matang Biji berkecambah relatif lambat, karena proses penyerapan air dan pencernaan baru dimulai sewaktu biji tersebut ditanam. (Kamil,1979). Biji jagung berkeping tunggal, berderet rapi pada tongkolnya. Pada setiap tanaman jagung ada satu tongkol , kadang kadang ada yang dua. Setiap tongkol 14 terdapat 10-14 deret biji jagung yang terdiri dari 200-400 butir biji jagung. (Suprapto & Marzuki, 2005). Biji jagung terdiri atas tiga bagian utama, yaitu pericarp, berupa lapisan luar yang tipis, berfungsimencegah embrio dari organisme pengganggu dan kehilangan air; endosperm, sebagai cadangan makanan, mencapai 75% daribobot biji yangmengandung 90% pati dan 10% protein, mineral, minyak, dan lainnya;
5
danembrio (lembaga), sebagai calon tanaman yang terdiri atas plamule akar radikal, scutelum, dan koleoptil (Subekti, 2010). Syarat Tumbuh Iklim Suhu optimum untuk pertumbuhan tanaman jagung rata-rata 260C sampai 300C dan pH tanah 5.7 –6.8 (Subandi dalam Iriany et al., 2007). Agar dapat tumbuh dengan baik, tanaman jagung memerlukan temperatur rata-rata antara 14 30 0C, dengan curah hujan sekitar 600 mm –1 200 mm per tahun yang didistribusikan rata selama musim tanam (Kartasapoetra, 1988). Intensitas cahaya matahari sangat diperlukan untuk pertumbuhan yang baik. Tanaman jagung membutuhkan cahaya matahari secara langsung bukan di tempat-tempat terlindung karena dapat mengurangi hasil (Sudjana et al., 1991). Hari panas dan suhu malam yang tinggi meningkatkan pertumbuhan secara
keseluruhan,
dan
walaupun
suhu
panas
adalah
ideal
untuk
pertumbuhanvegetatif dan tongkol, suhu sedang adalah optimum untuk akumulasi karbohidrat.(Rubatzky dan yamaguchi,1998). Tanah Tanaman jagung dapat tumbuh pada hampir semua jenis tanah mulai tanah dengan tekstur berpasir hingga tanah liat, akan tetapijagung akan tumbuhbaik pada tanahyang gembur dan kaya akan humus dengan tingkat derajat keasaman (pH) tanah antara 5,5-7,5, dengan kedalaman air tanah 50-200 cm dari permukaan tanah dan kedalaman permukaan perakaran (kedalaman efektiftanah) mencapai 20-60 cm dari permukaan tanah. (Subekti et al., 2007).
6
Jagung manis tumbuh baik pada tanah dengan pH antara 6,5 sampai 7,0, tetapi masih cukup toleran pada tanah dengan tingkat kemasaman yang relatif tinggi, dan dapat beradaptasi pada keracunan Al (Thompson and Kelly, 1957). Jagung umumnya ditanam di dataran rendah, di lahan sawah tadah hujan maupun sawah irigasi, tetapi terdapat juga di daerah dataran tinggi pada ketinggian 1000 m - 1800 m di atas permukaan laut. Tanah dengan kemiringan sampai 8% masih dapat ditanami jagung dengan arah barisan tegak lurus terhadap miringnya tanah, dengan maksud untuk mencegah erosi yang terjadi pada waktu turun hujan besar. Tanah lempung berdebu adalah yang paling baik bagi pertumbuhan jagung manis. (Kartasapoetra, 1988). Botani Kacang Tanah Klasifikasi tanaman kacang tanah adalah Kingdom : Plantae ; Divisi: Spermatophyta ; Subdivisi : Angiospermae ; Kelas : Dicotyledone ; Ordo : Leguminales ; Family : Papilionnaceae ; Genus : Arachis ; Spesies : Arachis hypogaea L. (Steenis,2008). Perakaran kacang tanah banyak, dalam, dan berbintil. Panjang akarnya dapat mencapai dua meter. Kacang tanah berakar tunggang dengan akar cabang yang tumbuh tegak lurus pada akar tunggang tersebut. Akar cabang ini mempunyai akar-akar yang bersifat sementara dan berfungsi sebagai alat penyerap. Akar-akar ini dapat mati dan dapat juga menjadi akar yang permanen. Bila menjadi akar permanen,
maka
akan
berfungsi
kembali
sebagai
penyerap
makanan.
(Suprapto, 1999). Batang tanaman kacang tanah berukuran pendek, berbuku-buku dengan tipe pertumbuhan tegak atau merumpun. Pada awalnya batang tumbuh tunggal,
7
namun lambat laun bercabang banyak seolah-olah merumpun. Tinggi tanaman berkisar antara 30-50 cm atau lebih tergantung jenis atau varietas kacang tanah (Rukmana,1997). Daun kacang tanah adalah daun majemuk bersirip genap, terdiri atas empat anak daun yang bentuknya bulat, elip atau agak lancip dan berbulu. Bunga kupukupu,tajuk 4 daun berjumlah 5 dan 2 diantaranya bersatu berbentuk seperti perahu.Mahkota bunga berwarna kuning kekuningan. Buah berbentuk polong berada di dalam tanah. Buah berisi sesuai varietas, kulit tipis ada yang berwarna putih dan ada yang merah serta biji berkeping dua (Balai Pengkajian Teknologi Pertanian, 2006). Bunga berbentuk kupu-kupu berwarna kekuning-kuningan dan bertangkai panjang yang tumbuh dari ketiak daun. Fase berbunga biasanya berlangsung setelah tanaman berumur 4-6 minggu. Bunga kacang tanah menyerbuk sendiri (Selfing) pada malam hari dan hanya 70-75 % yang membentuk bakal polong (Ginofora) Bunga mekar selama 24 jam kemudian layu dan
gugur
(Sumarno,1986). Polong kacang tanah berkulit keras dan berwarna putih kecoklatan dan setiap polong mempunyai 1-4 biji. Polong terbentuk setelah terjadi pembuahan. Bakal buah tersebut tumbuh memanjang, hal ini disebut ginofor yang akan menjadi tangkai polong. Ginopor terbentuk diudara, sedangkan polong terbentuk di dalam tanah. Biji kacang tanah berbentuk agak bulat sampai lonjong, terbungkus kulit biji tipis berwarna putih dan merah (Marzuki, 2007).
8
Syarat Tumbuh Iklim Tanaman kacang tanah tumbuh baik pada keadaan pH tanah sekitar 6-6,5. Ketinggian tempat yang baik dan ideal untuk tanaman kacang tanah adalah pada ketinggian dibawah 500 m dpl dan ketinggian maksimum 1000 m dpl kacang tanah dapat tetap tumbuh. Namun, makin tinggi daerah penanaman dari permukaan laut, produksi tanaman kacang tanah cenderung turun (rendah). (Adisarwanto, 2000). Tanaman kacang tanah dapat tumbuh pada daerah tropik, subtropik, serta daerahpada 400 LU-400 LS dengan ketinggian 0-500 m di atas permukaan laut. Kacang tanah menghendaki keadaan iklim yang panas tetapi sedikit lembab,yaitu rata-rata 65-75% dan curah hujan tidak terlalu tinggi, yaitu sekitar 8001300mm/tahun dengan suhu harian 25-350C (Somaatmadja, 1990). Demikian pula pada areal pertanaman yang ternaungi tanaman menjadi kurus dan tinggi, kurang produktif berbunga, sehingga hasilnya rendah. Curah hujan yang cocok untuk bertanam kacang tanah, yaitu pada kisaran antara 800 mm-1300 mm per tahun dan bulan kering rata-rata sekitar 4 bulan/tahun. Secara umum, suhu yang baik untuk pertumbuhan tanaman kacang tanah berkisar antara 28-320C dengan RH 65%-75%. Penyinaran sinar matahari secara penuh sangat dibutuhkan bagi tanaman kacang tanah, terutama kesuburan daun dan perkembangan besarnya kacang. (Adisarwanto, 2000). Tanah Kacang tanah memiliki daya adaptasi yang luas terhadap berbagai jenis tanah, yaitu pada tanah-tanah alluvial, regosol, grumosol, latosol, dan andosol.
9
Pada umumnya tanaman kacang tanah cocok ditanam pada tanah yang ber pH 6,5‒7,0 (Adisarwanto,2005). Derajat keasman tanah yang sesuai untuk budidaya kacang tanah adalah pH antara 6,0-6,5. Tanah berstruktur ringan (remah) menguntungkan bagi tanaman kacang tanah, agar bakal buah (ginofor) mudah masuk ke dalam tanah dan (polong) mudah menembus tanah, perkembangannya normal, serta memudahkan pemanenan. Tanah yang lembab (drainase jelek) menyebabkan akar dan polong kacang mudah busuk. Sebaliknya, tanah yang terlalu kering menyebabkan tanaman tumbuh kerdil, bahkan gagal membentuk buah (polong). Tumpang Sari Tumpangsari merupakan suatu usaha menanam beberapa jenis tanaman pada lahan dan waktu yang sama, yang diatur sedemikian rupa dalam barisanbarisan tanaman. Penanaman dengan cara ini bisa dilakukan pada dua atau lebih jenis tanaman yang relatif seumur, misalnya jagung dan kacang tanah atau bisa juga pada beberapa jenis tanaman yang umurnya berbeda-beda. (warsana,2009). Penanaman tumpangsari biasanya dilakukan dengan dua cara. Cara pertama adalah additive seriespenambahan tanaman sela pada baris antar tanaman sehingga tidak mengubah posisi tanaman. Sedangkan cara kedua yaitu replacement series, adalah penggantian beberapa tanaman utama dengan tanaman sela, sehingga mengubah posisi tanaman utama. (Pratiwi, 2012). Sebagai suatu sistem produksi, pertanaman tumpangsari memiliki beberapa nilai positif, sehingga pertanaman tumpangsari lebih banyak ditemukan di negara-negara berkembang,seperti Indonesia, dengan luas pengelolaan lahan sempit, skala pengusahaan kecil, serta pengelolaan yang beberapa diantaranya
10
dilakukan secara subsisten. Tumpangsari yang sering dilakukan petani adalah jagung dan kedelai, karena kedelai termasuk tanaman C3, habitusnya pendek bercabang dan berkanopi yang rapat, sedangkan jagung mempunyai habitus yang tinggi dan kanopinya tidak terlalu rapat yang memungkinkan untuk mendapatkan cahaya secara langsung dan dapat memberikan kesempatan pada tanaman yang kedelai di bawahnya. (Rachmadi,2002). Tumpang sari dari dua jenis tanaman menimbulkan interaksi, akibat masing-masing
tanaman
membutuhkan
ruangan
yang
cukup
untuk
memaksimumkan kerjasama dan meminimumkan kompetisi, sehingga pada sistem tumpang sari ada beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain pengaturan jarak tanam, populasi tanaman, umur panen tiap tanaman dan arsitektur tanaman (Sulivan, 2003 dalam Suwarto dkk, 2005). Tujuan dari sistem tanam tumpang sari adalah untuk mengoptimalkan penggunaan hara, air, dan sinar matahari seefisien mungkin untuk mendapatkan produksi maksimum (Marliah,dkk 2010). Pada periode tertentu tanaman sangat sensitif dan peka terhadap kompetisi sehingga dapat mempengaruhi pertumbuhan dan hasil tanaman tersebut, namun persaingan dapat ditekan sekecil mungkin, dengan cara mengatur sumberdaya yang diperlukan untuk pertumbuhan tanaman tersebut. Faktor utama yang dapat menghambat pertumbuhan dan produksi adalah cahaya matahari. (Herlina 2011). Sistem tanam ganda dapat menekan biaya produksi karena lahan yang diusahkan dapat lebih efisien, kelebihan pupuk yang diberikan pada satu tanaman dapat dimanfaatkan oleh tanaman lain, dan dapat menekan serangan hama dan penyakit tanaman, sehingga dapat meningkatkan hasil.
11
(Silalahi 1991, dalam Prasetyo dkk, 2009) . Dalam sistem tumpangsari waktu Tanam juga mempunyai peranan yang penting terutama pada tanaman yang peka terhadap naungan.Tumpangsari antara jagung dan kacang tanah sering berakibat ternaungi kacang tanah oleh tanaman jagung manis. Untuk mengurangi pengaruh tersebut, waktu tanam jagung dan kacang tanah harus diatur agar pada periode kritis dari suatu pertumbuhan terhadap persaingan dapat ditekan (Marthiana dan Justiaka,1982). Penanaman kacang tanah harus dilakukan lebih dahulu dari pada jagung manis pada sistem tumpang sari karena dari segi morfologi kacang tanah lebih pendek dibandingkan dengan jagung manis.Selain itu, terlihat juga bahwa tanaman jagung lebih cepat tumbuh dari pada tanaman kacang tanah.Oleh karena itu,penanaman jagung yang dilakukan setelah penanaman kacang tanah akan memberikan hasil yang maksimal (Khalil, 2000). Sistem pertanaman tumpangsari memiliki kekurangan yaitu terjadi kompetisi antara tanaman dalam pengambilan unsur hara dalam tanah sehingga pertumbuhan tanaman akan saling menghambat. Dampak negatif dari pengaruh kompetisi dapat dikurangi dengan cara menyediakan nutrisi sesuai kebutuhan tanaman utama dan tanaman sela.(Balitkabi, 2009).
12
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Praktikum Adapun praktikum ini dilakukan di Laboratorium Dasar Agronomi Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara pada tanggal 23 Maret 2018 pukul 08.00 WIB – selesai. Alat dan Bahan Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini adalah cangkul untuk membolak-balik tanah/menggemburkan tanah. Parang untuk memotong/menebas. Bamboo untuk memacak plot. Meteran untuk mengukur panjang lahan. Gembor untuk alat penyirama Adapunbahan yang digunakan pada praktikum ini adalah Benih Jagung, Benih Kacang Tanah, Pupuk Urea, air, pacak. Prosedur praktikum 1. Penanaman Lahan yang digunakan dalam praktikum tumpangsari berukuran 5 x 4 m (20 m2). Untuk jarak tanam jagug manis yang digunakan adalah 200 cm x 10 cm. Sedangkan untuk jarak tanam kacang tanah 50 x 20 cm. Kacang tanah yang digunakan sebagai tanaman sela ditanam tepat ditengah antar barisan jagung manis dengan jarak kacang tanah dalam barisan 20 cm.
13
Gambar petak dan tata letak tumpangsari jagung manis dan kacang tanah 5m 2m
50 cm
50 cm
10 cm 20 cm
U
4m
Keterangan: = jagung manis
= kacang tanah
Adapun berikut langkah- langkah penanaman: 1. ditentukan jarak tanam untuk jagung dan kacang tanah menggunakan kenco (tali). Barisan tanaman pertama merupakan setengah jarak tanam antar barisan dari pinggir petakan. Arah tanam untuk jarak tanam dalam barisan adalah timur ke barat. 2. dibuat lubang tanam dengan sabit sedalam 4-5cm disamping tali yang telah memiliki tanda sesuai jarak tanam. 3. dimasukkan benih (jagung manis 1 benih /lubang dan kacang tanah 1 benih/ lubang beserta furadan (± 5 butir/lubang). 4. disiram air secukupnya pada barisan tanaman jika tidak ada hujan atau keadaan tanah kering.
14
5. diretakkan permukaan tanah pada petakan sehingga tinggi permukaan tanah sama. 2. Pemeliharaan Pemeliharaan yang dilakukan sebagai berikut: 1. dilakukan penyulaman tanaman yang tidak berkecambah pada 1 MST, penyulaman menggunakan bibit kacang tanah dan jagung dengan umur yang sama. 2. disiangi gulma dengan cangkul dan koret dilakukan setiap minggu. Saat penyiangan gulma (umur 30 hari) sekaligus dilakukan pembumbunan untuk kacang tanah dan jagung manis, pembumbunandilakukankembali 5-6 MST. 3. dikendalikan hama melalui penyemprotan insektisda “Factac 15 EC” dan “Curacron 500 EC” dengan dosis 1 ml/l. 4. Pemupukan pertama dilakukan dua minggu setelah tanam yaitu pupuk urea dengan dosis setengah bagian, kemudian empat minggu setelah tanam dipupuk urea kembali. Pemupukan phonska dilakukan pada enam minggu setelah tanam. Dosis urea untuk jagung manis yaitu 200 kg/ha dan phonska 400 kg/ha. Sedangkan dosis urea untuk kacang tanah yaitu 50 kg/ha dan phonska 100 kg/ha.Pemupukandengancaramembuatlarikandengan jarak 5 cm dengan barisan tanaman, kedalaman 5-7 cm. Pupuk ditabur disepanjang larikan, lalu ditutup kembali dengan tanah. 5. Diairi melalui irigasi setiap minggu sekali selama 4 minggu pertama dan penyiraman setiap hari dengan gembor apabila tanah kering.
15
3. Pemanenan Pemanenan dilakukan jika tanaman jagung telah menunjukkan ciri matang panen yang ditandai dengan rambut pada klobot sudah berwarna coklat dan tongkolsudah penuh, serta biji kalau ditekan tidak mengeluarkan cairan putih. Sedangkan untuk tanaman kacang tanah ditandai dengan adanya bercak hitam pada kulit polong bagian dalam serta polong sudah terisi penuh serta daun yang sudah menguning dan rontok.