“VIABILITAS”
LAPORAN PRAKTIKUM
Oleh: NAMA : Satrya Adhimas Eka Putra NIM : 175040201111010
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2019
2 1. PENDAHULUAN 1.1
Latar belakang Teknologi dalam memproduksi benih ialah termasuk dalam satu dari
beberapa bagian terpenting dalam kaitannya untuk perkembangan pertanian. Mulai dari menghasilkan benih untuk kebutuhan hingga bagaimana menghasilkan benih yang tidak saja untuk kebutuhan tetapi lebih kepada benih yang berkualitas . Benih berkualitas adalah benih yang memiliki mutu fisik dan daya kecambah yang tinggi. Untuk mengetahui daya berkecambah atau yang lebih dikenal dengan viabilitas maka diperlukan suatu pengujian. Pengujian tersebut dinamakan dengan “Pengujian Viabilitas Benih ”. Viabilitas benih adalah daya hidup atau kemampuan hidup benih pada kondisi lingkungan tumbuh optimum. Kemampuan hidup benih dapat diduga dengan berbagai pendekatan. Diantaranya pendekatan fisik, fisiologis , dan biokimia. Pendekatan fisik dapat menduga viabilitas benih melalui pengukuran terhadap bobot 1000 butir , berat jenis benih , persentase benih retak , tingkat kecerahan kulit benih. Pendekatan fisiologis dapat dilakukan melalui pengamatan terhadap pertumbuhan dari embrio dan kotiledon benih menjadi struktur penting kecambah. Daya kecambah benih merupakan pendekatan fisiologis yang banyak digunakan dan merupakan pengukuran standar untuk menduga viabilitas benih. Pendekatan biokimiawi dilakukan melalui pengukuran terhadap senyawa – senyawa kimia benih yang sangat erat kaitannya dengan kemampuan tumbuh benih , seperti kandungan karbohidrat ,lemak , protein , atau seperti asam fitat. Pengukuran daya kecambah benih dilakukan dengan mengecambahkan benih pada subtrat pengujian yang dapat berupa kertas , pasir , tanah.Kondisi dilapangan, tanah merupakan faktor utama tempat tumbuh kembangnya benih dan merupakan media substat yang di bahas dalam makalah ini. Benih yang telah berkecambah harus dievaluasi agar dapat dinilai dengan benar apakah kecambah tersebut termasuk kecambah normal , kecambah abnormal , benih mati , benih segar , atau benih keras. Penilaian terhadap kecambah benih yang diamati memerlukan ketelitian dan keahlian. Struktur kecambah yang dinilai adalah poros embrio dan kotiledonnya untuk tanaman dikotil , sedangkan penilaian kecambah pada tanaman monokotil adalah poros embrio dan pertumbuhan akar seminal.Kecambah juga dapat dibedakan antara tipe epigeal dan hypogeal. Epigeal adalah tipe kecambah yang kotiledonnya akan terangkat keatas permukaan tanah jika ditanam dilapang , dan hipogeal adalah tipe kecambah yang kotiledonnya tidak terangkat kepermukaan tanah.
3 1.2
Tujuan
Untuk mengetahui kemampuan pertumbuhan benih jagung
Untuk mengetahui metode uji viabilitas terhadap benih jagung
4 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1
Metode Uji Viabilitas Benih Daya pertumbuhan pada benih dapat diuji melalui beberapa metode
antara lain : a.
Metode Pengusangan Cepat (Accelerated Aging Methods). Menurut ISTA, 2010 dalam Ekowahyuni, 2012 Metode pengusangan cepat yang telah divalidasi oleh International Seed Testing Association (ISTA) adalah metode pengusangan cepat (AAM) menggunakan suhu tinggi 41±0.3 ºC dan RH tinggi ≈95% terhadap benih kedelai (Glycine max L.), konduktivitas listrik pada benih pea (Pisum sativum) dan Phaseolus vulgaris serta controlled deterioration test pada benih Brassica sp.
b.
Metode Uji Di Atas Kertas (UDK) Menurut ISTA, 2010 dalam Ekowahyuni, 2012 metode uji di atas kertas (UDK) menggunakan kertas Whatman dalam cawan petri berukuran diameter 8 cm dengan 25 benih per cawan. Enam buah cawan petri dimasukkan dalam germinator standar suhu berganti 25-30 °C (Seedburo, type 1-800-284-5779) selama 14 hari. Pengamatan dilakukan terhadap daya berkecambah benih (DB), panjang radikula (PR), panjang hipokotil (PH), kecepatan tumbuh (KCT), daya hantar listrik (DHL) dan indeks vigor (IV).
c.
Uji Antar Kertas (UAK), digunakan untuk benih-benih yang tidak peka cahaya dalam perkecambahannya (Purbojati. 2006)
d.
Uji Kertas Digulung (UKD), digunakan untuk benih-benih berukuran besar yang tidak peka cahaya dalam perkecambahannya. Jika dalam pemakaiannya digunakan plastik sebagai alas kertas maka disebut Uji Kertas Digulung Didirikan dengan Plastik (UKDdp) (Sadjad, 1993 dalam Purbojati. 2006)
2.2
Penilaian Hasil Uji Viabilitas Viabilitas benih diartikan sebagai kemampuan benih untuk tumbuh
menjadikecambah. Istilah lain untuk viabilitas benih adalah daya kecambah benih,persentase kecambah benih atau daya tumbuh benih. Viabilitas benih merupakandaya kecambah benih yang dapat ditunjukkan melalui gejala metabolisme ataugejala pertumbuhan, selain itu daya kecambah juga merupakan tolok ukurparameter viabilitas potensial benih (Sadjad, 1993 dalam Purbojati. 2006). Perkecambahan benih mempunyai hubungan erat dengan
5 viabilitas benih dan jumlah benih yangberkecambah dari sekumpulan benih yang merupakan indeks viabilitas benih. Pada umumnya parameter untuk viabilitas benih yang digunakan adalah
persentase
perkecambahan
yang
cepat
dan
pertumbuhan
perkecambahan kuat.Dalam hal ini mencerminkan kekuatan tumbuh yang dinyatakan sebagai laju perkecambahan. Perbedaan laju perkecambahan dan kemampuan benih berkecambah secara normal menunjukkan perbedaan tingkat
viabilitas
benih
yangdihasilkan.
Penilaian
dilakukan
dengan
membandingkan antara kecambah satudan kecambah lainnya berdasarkan kriteria kecambah normal, abnormal, dan mati (Sutopo, 2002). 2.3
Gambar Kriteria Uji Viabilitas Komoditas Uji
6 3. BAHAN DAN METODE 3.1 No. 1.
Alat dan Bahan Nama Alat
Fungsi
Gunting
Untuk memotong kertas
2.
Kamera
Untuk mendokumentasikan kegiatan
3.
Cawan Petri
Tempat meletakkan biji
4.
Germinator
Tempat Perkecambahan
Botol Semprot
Wadah Air
Nama Bahan
Fungsi
1.
Air
Untuk merendam biji
2.
Benih Jagung
Spesimen percobaan
3.
Kertas Merang
Wadah Pembungkus
5.
No.
Biji
3.2
Cara kerja A. Uji Antar Kertas Menyiapkan alat dan bahan
Menggunting 2 kertas merang berbentuk lingkaran sesuai dengan ukuran cawan petri membasahi kertas merang dengan air meletakkan 10 benih jagung diatas kertas merang yang sudah lembab dalam cawan dan menutupnya dengan kertas lain yang sudah lembab
7
Memasukkan ke germinator
Mengamati 2,3,4 dan 5 HST dan setiap pengamatan kertas merang dilembabkan serta didokumentasi B. Uji diatas kertas
Menyiapkan Alat dan bahan Menggunting 1 kertas merang berbentuk lingkaran sesuai dengan ukuran cawan petri
Membasahi kertas merang dengan air
Meletakkan 10 benih jagung diatas kertas merang yang sudah lembab dalam cawan Memasukkan ke germinator
Mengamati 2,3,4 dan 5 HST dan setiap pengamatan kertas merang dilembabkan serta didokumentasi C. Uji Kertas Digulung didirikan dalam kertas Menyiapkan alat dan bahan
Menyiapkan plastik yang seukuran kertas dan meletakkan dibawah kertas
Meletakkan 10 benih jagung diatas kertas merang yang sudah lembab
Menggulung kertas merang beserta plastiknya dan mengikat dengan karet
Memasukkan ke germinator dengan posisi didirikan
Mengamati 2,3,4 dan 5 HST dan setiap pengamatan kertas merang dilembabkan serta didokumentasi
8 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 TABEL DATA PENGAMATAN NO
VARIABEL PENGAMATAN
1
PANJANG KECAMBAH % TUMBUH
2
UAK
UDK
UKDdp
4.2 TABEL DATA JUMLAH KECAMBAH PER KRITERIA NO TIPE UJI NORMAL ABNORMAL SEGAR TAK TUMBUH 1 UAK ......
........
4.3 Pembahasan
DEAD
9 5. PENUTUP 5.1
Kesimpulan
10 DAFTAR PUSTAKA .