Laporan tahunan unit farmasi rumah sakit khusus bedah diponegoro dua satu klaten
2016
BAB I PENDAHULUAN
A. Tujuan Unit Farmasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pelayanan kesehatan rumah sakit yang utuh dan berorientasi kepada pelayanan pasien, penyediaan obat yang bermutu, termasuk pelayanann farmasi klinik yang terjangkau bagi semua lapisan masyarakat. Pembuatan laporan tengah semester tahun 2016 unit farmasi ini sebagai bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan program kerja. Dan laporan tengah semester ini digunakan sebagai acuan, evaluasi kegiatan satu tahun ini. B. Tugas Pokok dan Fungsi 1. Tugas Tugas Pokok Unit Farmasi a. Melaksanakan pelayanan farmasi yang optimal b. Menyelenggarakan kegiatan pelayanan farmasi profesional berdasarkan prosedur kefarmasian dan etik profesi c. Melaksanakan komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) d. Memfasilitasi dan mendorong tersusunnya standart pengobatan dan formularium rumah sakit 2. Fungsi Fungsi Unit farmasi A. Pengelolaan Perbekalan Farmasi a. Memilih perbekalan farmasi sesuai kebutuhan pelayanan rumah sakit b. Merencanakan kebutuhan perbekalan farmasi secara optimal perencanaan yang telah dibuat sesuai ketentuan yang berlaku c. Menerima perbekalan farmasi sesuai denga spesifikasi dan ketentuan yang berlaku d. Menyimpan perbekalan farmasi sesuai dengan spesifikasi dan persyaratan kefarmasian e. Mendistribusikan perbekalan farmasi ke unit-unit pelayanan rumah sakit B. Pelayanan Kefarmasian Dalam Penggunaan Obat dan Alat Kesehatan a. Mengkaji instruksi pengobatan atau resep pasien b. Mencegah dan mengatasi masalah yang berkaitan dengan obat dan alat kesehatan
1
Laporan tahunan unit farmasi rumah sakit khusus bedah diponegoro dua satu klaten
2016
c. Memantau efektivitas dan keamanan penggunanan obat dan alat kesehatan d. Memberikan informasi kepada petugas kesehatan, pasien atau keluarga. C. Peran Unit Kerja dalam Sistem Organisasi Rumah Sakit Unit Farmasi merupakan bagian dari sistem organisasi Rumah Sakit yang berperan sebagai bagian dari penunjang medis, yang dapat mengakomodasi penyelenggaraan pengelolaan perbekalan farmasi, pelayanan farmasi klinik, dan managemen mutu sesuai harapan pelanggan. Unit farmasi juga berperan aktif dan Panitia Farmasi dan Terapi yang mewakili hubungan komunikasi antara para staf medis dengan staf farmasi. D. Identifikasi Masalah Dalam kurun waktu tahun 2016 unit farmasi masih menemukan beberapa macam permasalahan. Berbagai macam permasalahan tersebut meliputi: 1. Sumber Daya Manusia a. Belum berjalan secara maksimal fungsi farmasi klinik karena keterbatasan apoteker. 2. Fasilitas, Sarana dan Prasarana a. Belum adanya almari penyimpanan sediaan narkotik dan psikotropika b. Belum adanya wash bak untuk mencuci peralatan meracik obat c. Belum adanya termometer digital untuk pengamatan suhu penyimpanan obat di kulkas.
2
Laporan tahunan unit farmasi rumah sakit khusus bedah diponegoro dua satu klaten
2016
Direktur BAB II STRUTUK ORGANISASI DANMedik TATA KERJA Bidang Penunjang
A. Strukutur Organisasi Unit Farmasi Kepala Unit Farmasi ADMINISTRASI
GUDANG DAN DISTRIBUSI PERBEKALAN FARMASI
PELAKSANA GUDANG DAN DISTRIBUSI .
3
FARMASI KLINIK
Laporan tahunan unit farmasi rumah sakit khusus bedah diponegoro dua satu klaten
2016
Gambar 1
B. Tugas dan Fungsi Kepala Unit Farmasi 1. Merencanakan pengembangan SDM Farmasi 2. Merencanakan peningkatan ketrampilan SDM di lingkungan unit farmasi 3. Merencanakan program pengendalian mutu di Unit Farmasi 4. Merencanakan kebutuhan sediaan farmasi dan alat kesehatan 5. Mengorganisir penyelenggaraan pengelola farmasi rumah sakit yang efektif dan efisien sesuai ketentuan yang beraku 6. Melakukan koordinasi dan integritas di lingkungan unit farmasi 7. Mengadakan koordinasi dengan ketua dan anggota komite farmasi dan terapi serta tim pengadaan barang khusus farmasi
4
Laporan tahunan unit farmasi rumah sakit khusus bedah diponegoro dua satu klaten
2016
8. Mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan pengelolaan pelayanan instalasi farmasi sesuai dengan prosedur yang berlaku, mengawasi disiplin kerja karyawan di lingkungan farmasi , mengawasi dan mengendalikan pengunaan peralatan dan pemeliharaannya 9. Melakukan evaluasi secara berkala terhadap sistem penyelenggaraan pengelolaan farmasi rumah sakit a. Membuat laporan bulanan dan tahunan b. Melakukan evaluasi terhadap disiplin dan produktifitas kerja tenaga farmsi c. Melakukan program peningktan mutu farmasi sebagai bagian dari program peningkatan mutu rumah sakit Administrasi 1. Mengumpulkan, mencatat, melaporkan dan mengarsipkan laporan yang benar dan tepat waktu. 2. Menjaga dan memelihara kerapian, keamanan dan kebersihan dokumen apotik dari resiko kehilangan atau kerusakan. 3. Memasukkan faktur pembelian dari distributor ke dalam map. 4. Memasukkan transaksi pengeluaran barang dari gudang ke unit lain yang membutuhkan ke kartu stok/stelling. 5. Menyimpan arsip surat masuk/surat keluar Farmasi Klinik 1. Mendukung penyelenggaraan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan rawat darurat sesuai visi, misi dan tujuan yang telah ditetapkan. 2. Mampu berkomunikasi dengan pasien, dokter, apoteker dan semua tenaga kesehatan. 3. Menyebarluaskan informasi mengenai obat baru atau penemuan baru. 4. Melakukan konseling untuk pasien rawat jalan. 5. Melakukan visite pasien rawat inap dan UDD. 6. Melakukan evaluasi penulisan obat rasional. 7. Menyimpan buku-buku/arsip/bulletin/artikel maupun jurnal mengenai informasi obat sebagai sarana pemberian informasi.
5
Laporan tahunan unit farmasi rumah sakit khusus bedah diponegoro dua satu klaten
2016
8. Melakukan KIE (komunikasi. Informasi dan edukasi) mengenai obat. 9. Melangsungkan pelayanan farmasi yang optimal. 10. Melakukan dan memberi pelayanan bermutu melalui analisa, telaah dan evaluasi pelayanan. 11. Mampu melaksanakan penelitian dan pengembangan bidang farmasi klinik Perbekalan Farmasi 1. Pengelolaan barang Medis. a. Merekap permintaan obat, bahan habis pakai, alat kesehatan, reagen, dan film dari bagian lain. b. Merencakan kebutuhan obat, bahan habis pakai, alat kesehatan, reagen dan film selanjutnya menjadukan kepada Panitia Pengadaan untuk dipesankan. c. Menerima barang dari Panitia Penerima barang kemudian dilaporkan ke bagian Administrasi. d. Mencatat barang datang ke dalam Buku Penerimaan barang. e. Melayani permintaan obat, bahan habis pakai, alat kesehatan, reagen dan film dari bagian lain (HD, OK, Laboratorium, Unit Radiologi dan UPSRS). f. Mencatat barang keluar ke dalam kartu stok gudang dan buku mutasi barang. g. Menata, merawat dan menjaga keamanan barang dari kerusakan. h. Melaksanakan stok opname secara periodik.
2. Pengelolaan Gas Medis. a. Merencanakan kebutuhan tabung gas medis dan memonitor isi gas medis liquid bila menunjukkan kosong 5 tabung. Selanjutnya mengajukan kepada Panitia Pengadaan untuk dipesankan. b. Bersama Panitia Penerima Barang menerima tabung gas medis dan pengisian tangki gas medis liquid dari rekanan. c. Mencatat pemasukan gas medis ke dalam kartu stok. d. Melayani pemasangan gas tabung dari bangsal yang membutuhkan dan mengganti tabung yang kosong dengan tabung yang penuh.
6
Laporan tahunan unit farmasi rumah sakit khusus bedah diponegoro dua satu klaten
2016
e. Mencatat pengeluaran gas medis ke dalam kartu stok. f. Melaksanakan stok opname secara periodik. Gudang Distribusi 1. Pelaksana Gudang Distribusi bertugas membantu Kepala Unit Farmasi dalam pelayanan farmasi rawat inap/rawat jalan/rawat darurat/Hemodialisis/OK yang dibutuhkan, agar dapat memberikan pelayanan yang baik, kepada pasien. 2. Bertugas menyediakan fasilitas dan peralatan farmasi yang selalu dalam keadaan siap pakai untuk pelayanan kepada pasien. 3. Menerima barang dari Panitia Penerima barang kemudian menyimpannya di gudang dengan memperhatikan syarat-syarat penyimpanan masing-masing item barang. 4. Mencatat barang datang ke dalam Buku Penerimaan barang . 5. Membantu Kepala Unit Farmasi dalam membuat laporan dan evaluasi program secara tertulis dan berkala kepada Direksi. 6. Memberikan masukan dan usulan kepada Kepala Unit Farmasi dalam proses pengambilan keputusan. 7. Melaksanakan stok opname periodik. 8. Menata, merawat dan menjaga keamanan barang.
C. Hubungan Dengan Unit Lain
Direktur
Administrasi
Farmasi
7
Laporan tahunan unit farmasi rumah sakit khusus bedah diponegoro dua satu klaten
OK
Rawat Inap
Rawat Jalan
IGD
2016
UPSRS
- Poliklinik - Hemodialisa
- Bangsal - Kemoterapi - HCU
Laboratorium
Radiologi
Keterangan : 1. Garis Merah : kerja unit farmasiGambar 2 2. Garis hitam No. 1.
: kerja unit terkait
Direktur
Kerja unit terkait Dari ACC
2.
Radiologi
Order film
Kerja unit farmasi - Membuat laporan harian,bulan dan tahunan. - Membuat perencanaan/pengadaan. Menyediakan film
3.
Laboratorium
Meminta reagen
Menyediakan reagen
4.
IGD Rawat jalan - Poliklinik - Hemodialisa - Rawat Inap - Bangsal - HCU - Kemoterapi UPSRS
Memintakan resep Melayani resep dokter dan diberikan unit farmasi.
5.
Meminta kebutuhan Menyediakan alat medis habis pakai alat medis habis pakai yang di gunakan di rumah sakit
8
Laporan tahunan unit farmasi rumah sakit khusus bedah diponegoro dua satu klaten
2016
6.
Administrasi
Meminta rincian harga Menghargai resep dan membuat rincian. obat yang digunakan oleh pasien.
7.
Kamar Operasi
Meminta obat dan Menyediakan obat dan alkes yang alkes yang akan dibutuhkan di kamar operasi. digunakan di kamar operasi.
BAB III SUMBER DAYA INSTALASI
A. Sumber Daya Manusia Unit Farmasi dikepalai oleh seorang apoteker dan mempunyai bawahan langsung tiga tenaga teknis kefarmasian dan lima tenaga administrasi, berikut data sumber daya manusia di unit farmasi: No
Nama
Kategori SDM
9
Ijazah
Kualifikasi
Keterangan
Laporan tahunan unit farmasi rumah sakit khusus bedah diponegoro dua satu klaten
1.
2.
Immawati
Sri Apoteker
2016
S1 Farm + S1 Farm + Sesuai
Wulandari, S. Farm.,
Profesi
Profesi
Apt
Apoteker
Apoteker
SMF
SMF
Sesuai
D3 Farmasi
D3 Farmasi
Sesuai
D3 Farmasi
D3 Farmasi
Sesuai
D3 Farmasi
D3 Farmasi
Sesuai
D3 Farmasi
D3 Farmasi
Sesuai
Nefi Kusumaningrum
Tenaga Teknis Kefarmasian
3.
Putri
prastiwi
A, Tenaga
Amd. Farm
Teknis Kefarmasian
4.
Novia
Indriastuti, Tenaga
Amd. Farm
Teknis Kefarmasian
5.
Rohma
Tenaga
Riyatmi,A.md.Farm
Teknis Kefarmasian
6.
Dyah Ayu
Tenaga
Rukmini,A.md.Farm.
Teknis Kefarmasian
7.
Anis Mudriyah
Administrasi
SLTA
SLTA
Sesuai
8.
Nunuk Tri Setyorini
Administrasi
SLTA
SLTA
Sesuai
9.
Intan Permata CPA
Administrasi
D1 Farmasi
SLTA
Sesuai
10. Sriyani
Administrasi
SLTA
SLTA
Sesuai
11.
Administrasi
D1
SLTA
Sesuai
Nunik Pratiwi
Administrasi
B. Sarana Prasarana Unit Farmasi memiliki beberapa ruangan yang terdiri dari: 1. Ruang Konsultasi 2. Ruang Penyimpanan 3. Ruang Peracikan 4. Ruang Distribusi/ pelayanan
10
Laporan tahunan unit farmasi rumah sakit khusus bedah diponegoro dua satu klaten
2016
Unit Farmasi memiliki peralatan yang hampir memenuhi persyaratan yang ditetapkan terutama untuk perlengkapan dispensing. Peralatan minimal yang tersedia: a. b. c. d. e.
peralatan untuk peracikan peralatan kantor untuk administrasi dan arsip lemari penyimpanan khusus untuk narkotika lemari pendingin dan AC untuk obat yang termolabil penerangan, ventilasi dan sistem pembuangan limbah.
BAB IV Rencana Kerja Tahun 2016 A. Program Kerja Program Peningkatan pelayanan
No. 1. 2. 3. 4 5
Peningkatan sarana dan prasarana
1 2 3 4
Pelaksanaan kegiatan Pengadaan obat-obatan life seving/yang lebih lengkap. Sistem ODD untuk pasien rawat inap. Komunikasi yang efektif ke pasien (konseling obat). Fisite bangsal. Home care. Pengadaan computer. Pengadaan wastafle dan almari narkotika. Pengadaan ruang khusus untuk peracikan obat. Pengadaan APD untuk peracikan obat.
11
Bulan 7 8 V
1
2
3
4
5 6
V
V
V
V
V V
V
V
V
V
V
V V
V
V
V
V
V
V
V
V
9 V
10 V
11 V
12 V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V V
V
V
V
V
V V
V V
V
V V
V V
V V
V V
V V
V V
V V
V
V
V V
V
V
V
V
V
V
V
V
V V
V
V
V
V
V
V
Laporan tahunan unit farmasi rumah sakit khusus bedah diponegoro dua satu klaten
5
6
Peningkatan SDM
1 2 3 4
Keselamatan pasien RS
1 2 3
P.P.I
1 2 3
K3
1 2 3
Peningkatan mutu
1 2 3 4
Pengadaan label peringatan obat (high alert,lasa,kocok dulu, dihabiskan dan tanda kadaluwarsa). Perluasan ruang gudang dan ruang apotik. Penambahan 1 tanaga apoteker pendamping. Diikutsertakan dalam seminarseminar kefarmasian. Pelatihan good dispencing. Study banding untuk pelayanan kefarmasian di RS yang sudah terakreditasi minimal B. Mengundang motivator untuk penyemangat kerja. Identifikasi dengan benar,nama,tanggal lahir,nomor rekam medic. Pelatihan KPRS. Pembuatan laporan insiden salah obat,dosis,cara pakai,salah pasien. Penggunaan APD dengan benar. Cuci tangan dengan benar pada saat sebelum dan sesudah meracik obat. Melakukan bongkar tiap 1 bulan sekali. Pemeriksaan kadaluwarsa obat, high alert dan lasa. Pemasangan label high alert dan lasa. Penyimpanan obat sesuai dengan standart.
Penghitungan standar pelayanan minimal farmasi (SPM). Penghitungan respon time. Analisa kepuasan pelanggan. Kalibrasi alat (untuk mengukur suhu ruangan dan kulkas).
12
V
V
V
V
V
V
V
2016
V V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V V
V
V
V
V
V
V
V
V
V V
V
V
V
V
V
V
V
V
V V
V
V
V
V
V
V
V
V
V V
V
V
V
V
V
V
V
V V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V
V V
V
V
V
V
V
V
V V
V V
V V
V V
V V V V
V V
V V
V V
V V
V V
V V
V
V
V
V
V V
V
V
V
V
V
V
Laporan tahunan unit farmasi rumah sakit khusus bedah diponegoro dua satu klaten
13
2016
B. Hasil Evaluasi Kegiatan Program
Kegiatan yang sudah dilakukan Peningkatan - Pengadaan wastafle sarana dan dan alamri prasarana narkotika. - Pengadaan label peringatan obat (high alert. Lasa, kocok dulu, dihabiskan dan tanda ED.)
Program
Pencapaian (%) 100%
Bulan 1 – 12 80%
Kegiatan yang belum terlaksana -Penggadaan Komputer.
ruang
Bulan 9 - 12
80%
Pengadaan obatobatan life saving/yang lebih lengkap. - Sistem ODD untuk pasien rawat inap. - Komunikasi yang efektif ke pasien (konseling obat). Kegiatan yang sudah dilakukan
Bulan 8 – 12
100%
-Fisite Bangsal
100%
-Home care
-
Perluasan gudang.
80%
Waktu Pelaksanaan
Pencapaian (%)
14
Ruangan sempit.
yang
ruang
Bulan 1 – 12
Bulan 1 - 12
Kendala
- Pengadaan ruang khusus untuk peracikan obat. - Pengadaan APD untuk peracikan obat. - Perluasan farmasi
Peningkatan pelayanan
Waktu Pelaksanaan Bulan 1 – 12
Kegiatan yang belum terlaksana
- Tidak ada waktu, karena jumlah Apoteker tidak sesuai dengan jumlah pasien. - Belum ada SDM. Kendala
Peningkatan SDM
Keselamatan Identifikasi dengan pasien Rumah benar, nama, tanggal Sakit. lahir, nomor RM. Pelatihan KPRS. Pembuatan laporan insiden salah obat, dosis, cara pakai, salah pasien. PPI Cuci tangan dengan benar pada saat
Bulan 1 – 12
100%
Bulan 4 – 12 Bulan 1 – 12
100% 80%
Bulan 1 – 12
100%
15
Penambahan 1 tenaga apoteker pendamping. Diikutsertakan dalam seminar-seminar kefarmasian. Pelatihan good dispencing. Studi banding untuk pelayanan kefarmasian di Rumah Sakit yang sah terakreditasi minimal B. Mengundang motivator unit penyemangat kerja.
Belum di ACC.
Penggunaan dengan benar.
Pengadaan belum terpenuhi.
APD
Belum diadakan seminar kefarmasian. Belum ada studi banding.
Belum mengundang motivator.
K3
Peningkatan Mutu
sebelum dan sesudah meracik obat. Melakukan bongkar tiap 1 bulan sekali. Pemeriksaan ED obat, high alert dan lasa. Pemasangan label high alert dan lasa. Penghitungan standar pelayanan minimal farmasi (SPM). Penghitungan respon time. Analisa kepuasan pelanggan.
Bulan 1 – 12
100%
Bulan 1 – 12
80%
Bulan 1 - 12
80%
Bulan 1 – 12
80%
Bulan 1 – 12 Bulan 1 - 12
80% 80%
16
BAB V KINERJA A. Kinerja Operasional Kinerja Operasional dapat dilihat dari pelayanan resep yang telah dilakukan oleh Unit Farmasi selama Tahun 2016 sebagai berikut: a.
Jumlah lembar Resep Rawat Jalan, UGD dan Rawat Inap No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.
Bulan JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER DESEMBER
Jumlah Lembar Resep 3203 2583 2985 2873 2790 2704 2552 2934 2805 3317 3196 3117
17
UGD -
Rawat Inap 1400 932 1192 1128 1073 1020 986 1075 1000 1230 1262 1163
Rawat Jalan 1803 1651 1793 1745 1717 1684 1566 1859 1805 2087 1934 1954
b.
Resep Berdasarkan Jumlah Obat Generik dan Obat Paten Di Rawat Jalan
No
Bulan
Jumlah Lembar R/ keseluruhan
Jumlah R/ Generik
Jumlah R/ Paten
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.
JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER DESEMBER
5932 4793 4840 5020 2965 4684 4693 5351 4736 3679 3196 3117
4273 3435 4106 3815 2185 3698 3868 4165 3759 2856 4971 5827
1659 1358 734 1205 780 986 825 1186 977 823 1882 1756
c.
Resep Berdasarkan Jumlah Obat Generik dan Obat Paten Di Rawat Inap No
Bulan
Jumlah Lembar R/ keseluruhan
Jumlah R/ Generik
Jumlah R/ Paten
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.
JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER DESEMBER
6196 2921 2058 3267 3151 1714 2156 2797 3764 3052 3196 3117
3998 2113 1299 2091 2103 1126 1478 2078 2789 1877 3135 3096
2198 808 759 1176 1048 588 678 719 975 1175 1634 1507
18
B. Kinerja Mutu Kinerja Mutu dapat dilihat dari resep yang telah dilayani dan belum terlayani oleh Unit Farmasi. belum terlayani resep tersebut karena memang obat tersebut tidak masuk dalam formularium. berikut adalah data dan prosentase obat yang terlayani dan belum terlayani selama tahun 2016 di Unit Farmasi. a. Rawat Inap No
Bulan
Jumlah Lembar Resep
Jumlah Obat Non Formularium
Pesentase Formularium (%)
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.
JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER DESEMBER
1400 932 1192 1128 1073 1020 986 1075 1000 1230 1262 1163
2 3 0 1 1 5 1 2 0 4 0 2
99,85 99,68 100 99,91 99,91 99,51 99.90 99,81 100 99,67 100 99,83
b.
Kesesuaian
Rawat Jalan
No
Bulan
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.
JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER DESEMBER
Jumlah Lembar Resep 1803 1561 1793 1745 1717 1684 1566 1859 1805 2087 1934 1954
Jumlah Obat Non Formularium 0 1 4 7 2 4 0 1 0 0 0 0
19
Pesentase Formularium (%) 100 99,93 99,78 99,60 99,88 99,76 100 99,95 100 100 100 100
Kesesuaian
Kinerja mutu juga dapat dilihat dari respon time pelayanan resep di Unit Farmasi. Berikut adalah data respon time selama tahun 2016 No
Bulan
Jumlah resep Rawat Jalan
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.
JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER
251
242 270 261 260 251 220 272
260
NOVEMBER DESEMBER
264 263 262
Rata-rata
3, 36 menit
20
Total Respon Time (menit) 950 986 1003 991 936 867 820 816 811 819 777 707
Rata- rata Respon Time (menit) 3,70 4 3,70 3,70 3,60 3,4 3,7 3 3 3,1 2,9 2,6
C. Standart Pelayanan Minimal Standar Pelayanan Minimal (SPM) Januari- Desember 2016 No
Indikator
Bulan Jan
Feb
Mar
April
Mei
Juni
Jul
Agst
Sept
Okt
Nov
Des
i 1.
2.
Angka Kejadian Resep Tidak Terlayani Sesuai Standart a. Obat jadi ≤ 30 menit
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
b. Obat racikan ≤ 60 menit
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Angka Kejadian adanya kesalahan pemberian obat a. Rawat Jalan
15
20
15
17
19
22
15
17
13
10
15
13
b. Rawat Inap
19
15
20
23
20
15
18
15
17
12
10
15
3.
Kepuasan Pelanggan
4.
Angka kejadian penulisan resep tidak sesuai formularium a. Rawat Jalan
0
1
4
7
2
4
0
1
0
0
0
2
b. Rawat Inap
2
3
0
1
1
5
1
2
0
4
0
0
21
22
BAB VI PEMBAHASAN
A. REVIEW MANAGEMEN FARMASI
Perencanaan Dan Pengadaan Perbekalan Farmasi: a) Ketidaktepatan perencanaan kebutuhan perbekalan farmasi hampir 80% perencanaan pengadaan perbekalan farmasi Rumah Sakit Khusus Bedah Diponegoro Dua Satu Klaten pada bulan juni 2016 sampai dengan akhir tahun infus RL dan Nacl kosong. b) Ketepatan pengiriman pesanan perbekalan farmasi. Dari pemenuhan kebutuhan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai, dalam kurun waktu tahun 2016 ada keterlambatan pengiriman dikarenakan memang infus RL dan Nacl kosong PBF. Contoh : Infus RL (untuk mengisi kekosongan infus RL diganti dengan infus Asering).
Untuk menghindari kejadian kekosongan obat/alat kesehatan dan bahan medis habis pakai, bagian pengadaan melakukan pengecekan stock obat, alat kesehatan, bahan habis pakai, cairan infus setiap minggu untuk mengevaluasi pengeluaran obat, alat kesehatan, infus dan bahan medis habis pakai yang sering dipakai. Ketidaksesuaian pesanan dengan barang yang dikirim oleh distributor, ketidaksesuaian pesanan sediaan farmasi, obat, alkes dan bahan medis habis pakai seperti spesifikasi (merk, dosis, bentuk sediaan) dan kualitas yang dikirim oleh distributor ke rumah sakit dalam kurun waktu tahun 2016 ada beberapa produk obat dan alkes yang tidak sesuai dengan pesanan. Seperti pesanan Farmavon syrup tetapi dikirim Farmavon tablet dari PBF Kebayoran. Setelah dikonfirmasi ke PBF ada kesalahan dibagian gudang PBF dan oleh PBF dengan obat yang sesuai dengan pesananan.
23
obat
ditukar
Penyimpanan Penyimpanan persediaan perbekalan farmasi di Rumah Sakit Khusus Bedah Diponegoro Dua Satu Klaten meliputi:
a. Penyimpanan di gudang farmasi Perbekalan farmasi disimpan sesuai jenisnya: obat tablet, injeksi, cairan dan alkes (obat BPJS dan Reguler). Obat yang disimpan dalam suhu ≤ 15 0C sudah disimpan dalam almari pendingin. Penyimpanan sediaan yang mudah terbakar dan berbahaya sudah ada almari B3. Setelah
diamati beberapa bulan terakhir suhu penyimpanan dialmari
pendingin yang ada digudang farmasi sesuai dengan standart. Penyimpanan obat / cairan yang disimpan di suhu ruangan digudang farmasi menunjukkan suhu rata-rata 250C, hal ini tidak sesuai dengan standart. Dikarenakan pendingin ruangan rusak kemudian melapor ke UPRS dan sudah ditindaklanjuti. Kelembaban uangan digudang farmasi sesuai dengan standart. b. Penyimpanan obat di unit farmasi Obat disimpan sesuai kelas terapi dan sesuai abjad. Obat-obat yang masuk dalam daftar obat high alert dan LASA sudah diberi label. Obat-obat psikotropika
dan narkotika sudah
disimpan dalam almari
khusus dan selalu terkunci. Pemantauan suhu di unit farmasi sudah dapat dilaksanakan karena sudah terpasang AC. Suhu ruangan di unit farmasi rata-rata menunjukkan suhu 250C tidak sesuai dengan standart karena alat sensor suhu tidak berfungsi dengan baik. Penyimpanan suhu kulkas di unit farmasi setelah dilakukan pengamatan pada bulan desember 2016 menunjukkan suhu 90C hal ini tidak sesuai standart
24
karena alat sensor suhu di almari es tidak berfungsi. Kelembaban ruangan di unit farmasi sesuai dengan standart. Obat yang masuk dan keluar sudah tercatat dalam buku dari kartu stelling (dilakukan setiap hari). c. Penyimpanan obat di unit kamar operasi Obat disimpan sesuai kelas terapi dan sesuai abjad. Obat-obat yang masuk dalam daftar obat high alert dan LASA sudah diberi label. Pemantauan suhu di unit kamar operasi sudah bisa dipantau karena sudah terpasang AC. Obat yang masuk dan keluar sudah tercatat dalam buku stok pemakaian kamar operasi. Suhu ruangan di unit kamar operasi belum bisa terpantau, karena belum terpasang sensor. Penyimpanan suhu kulkas di unit kamar operasi setelah dilakukan pengamatan sudah sesuai dengan standar yaitu rata-rata 50C. Kelembaban ruangan di unit kamar operasi setelah dilakukan pengamatan pada bulan desember 2016 menunjukkan kelembaban 70. Hal ini tidak sesuai standart karena alat pemantau tidak berfungsi dengan baik. Setelah dilaporkan ke UPSRS dan dicek ternyata baterainya habis.
Pemesanan / peresepan dan pemantauan
Peresepan rawat jalan selama tahun 2016 sebanyak 21.508 lembar dan paling banyak pada bulan oktober. Untuk peresepan rawat inap selama tahun 2016 sebanyak 13.461 lembar. Dan paling banyak pada bulan januari untuk peresepan hampir 99 0C memakai obat generic.
Persiapan dan penyaluran
Sebagian besar peresepan memakai sediaan obat jadi. Untuk pencapaian respon time sudah memenuhi standart yang sudah ditetapkan dalam standart minimal di unit farmasi.
25
Pemberian dan pemantauan
Pemberian obat selama tahun 2016 ini memakai sistem UDD. Selama ini sistem tersebut sudah berjalan, akan tetapi pelaksanaannya kurang maksimal karena keterbatasan personel di unit farmasi.
Monitoring pelaksanaan formularium
Dalam kurun waktu tahun 2016 belum ada penambahan obat baru. Persentase obat yang ada di Rumah Sakit Khusus Bedah Diponegoro Dua Satu Klaten ada sebanyak 15,11% yang tidak sesuai dengan formularium nasional. B. KINERJA OPERASIONAL Resep yang telah dilayani oleh unit farmasi dari mulai bulan Januari – Desember 2016 sebanyak 35.095 lembar dengan sebaran resep UGD sebanyak 0 lembar resep, rawat jalan 21.598 lembar resep dan 13.461 lembar resep rawat inap. Jumlah resep terbanyak sepanjang tahun 2016 yaitu pada bulan Januari sebanyak 1400 lembar resep dan resep yang diperoleh paling sedikit adalah bulan Februari sebanyak 932 lembar resep. Untuk jumlah resep generic rawat jalan diperoleh sebanyak 46.958 lembar resep rawat jalan yang diperoleh selama tahun 2016. Untuk jumlah resep generic rawat inap diperoleh sebanyak 21.763 lembar resep rawat inap yang diperoleh selama tahun 2016. Rata-rata perbulan untuk resep generic rawat jalan adalah 3913 lembar. Rata-rata perbulan untuk resep generic rawat inap adalah 2265 lembar C. KINERJA MUTU Dalam melayani permintaan obat dari dokter yang diresepkan kepada pasien, unit farmasi masih belum bisa memenuhi keseluruhan dari resep yang tertulis. Ada beberapa faktor yang menyebabkan beberapa obat tersebut belum bisa dilayani oleh unit farmasi yaitu obat tersebut belum pernah diresepkan dan memang belum masuk di formularium rumah sakit. Untuk mengantisipasi tidak terlayani resep tersebut, unit farmasi kemudian mengkonfirmasi ke dokter untuk memberikan alternatif obat yang ada dalam
26
formularium. Dari data bulan Januari- Desember 2016 ada sekitar 40 resep yang belum terlayani unit farmasi karena tidak sesuai dengan formularium. D. STANDART PELAYANAN MINIMAL Standart Pelayanan Minimal pada tahun 2016 ini menunjukkan terpenuhinya standart waktu tunggu pelayanan obat jadi yaitu 100%. Kemudian untuk standart pelayanan minimal tidak adanya kesalahan dalam pemberian obat baik di semester 1 dan 2 pada tahun 2016 ini masih terdapat kesalahan pemberian obat. Hal ini paling banyak terjadi pada penghitungan dosis obat untuk anak-anak dengan sediaan sirup. Upaya dari unit farmasi untuk mengurangi kejadian ini yaitu dengan memberikan informasi kepada dokter untuk dosis sirup untuk anak-anak.
E. LAPORAN KESALAHAN OBAT DAN KNC Selama kurun waktu 1 tahun terjadi beberapa kejadian Kesalahan Obat Dan KNC antara lain: 1. Pada bulan Februari 2016 berupa pemberian obat tidak sesuai instruksi dokter. 2. Pada Bulan Mei 2016 terjadi 2 kejadian yaitu salah memasukkan dosis obat dan obat yang dibeli dari luar ternyata sudah kadaluarsa. Dengan adanya kejadian tersebut sudah dilakukan tindak lanjut diantaranya: 1. 2. 3. 4. 5.
Menginformasikan SPO peracikan obat kepada TTK Baru Melakukan double cek untuk semua resep Membuat SPO penerimaan obat dari luar Unit farmasi selalu melakukan identifikasi obat dengan tepat Sosialisasi bila ada obat yang kekuatannya berbeda dari obat yang biasanya
dipakai 6. Resosialisasi 6 langkah benar pemberian obat kepada perawat. BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN
27
A. Kesimpulan Dari hasil pemaparan bab- bab sebelumnya dapat disimpulkan: 1. Program unit farmasi tahun 2016 telah berjalan sesuai dengan rencana, meskipun ada beberapa yang belum seperti penambahan apoteker pendamping. 2. Selama kurun waktu satu tahun unit farmasi telah melayani sebanyak 35.095 lembar resep baik dari ugd, rawat inap dan rawat jalan. 3. Presentase obat yang sesuai dengan formularium adalah 99,91 % 4. Rata-rata respon time pelayanan rawat jalan 3,36 menit/lembar resep 5. Angka kejadian kesalahan pemberian resep paling banyak karena kesalahan perhitungan dosis untuk pasien anak- anak. B. Saran 1. Obat yang belum terlayani karena tidak masuk formularium harus dilakukan review apakah nantinya bisa dimasukkan formularium ataukah tetap tidak dimasukkan ke dalam formularium 2. Angka kejadian kesalahan pemberian obat harus diperhatikan secara baik, agar kasus kejadiannya tidak tyerulang kembali di tahun 2016
Klaten, 4 Januari 2017 Kepala Unit Farmasi Rumah Sakit Khusus Bedah Diponegoro Dua Satu Klaten
Immawati Sri Wulandari, S. Farm., Apt NIP. 2012 09 77
28
29