Laporan Studi Lapangan.docx

  • Uploaded by: Nuril jannatin Laily
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Laporan Studi Lapangan.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,441
  • Pages: 23
STUDI LAPANGAN REKYASA HIDROLOGI PENGAMATAN ALAT PENGUKUR CURAH HUJAN BIASA

Oleh : Kelompok I 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

Teofilus korain Nuril J. Laily Gihon Alfons Sumule Alfa A. S. Bame Hendrawan Saputra Gregorius S. Yudha Elce Bayage Abed N. N. Chiwo

17 – 111 – 093 17 – 111 – 011 17 – 111 – 114 17 – 111 – 059 17 – 111 – 085 17 – 111 – 038 17 – 111 – 021 15 – 111 – 046

JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERECANAAN

UNIVERSITAS SAINS DAN TEKNOLOGI JAYAPURA 2018

i

LEMBAR PENGESAHAN

Di terima oleh : Jurusan Teknik Sipil Universitas Sains dan Teknologi Jayapura

STUDI LAPANGAN REKAYASA HIDROLOGI PENGAMATAN ALAT UKUR CURAH HUJAN BIASA

Di susun oleh : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

Teofilus Korain Nuril J. Laily Gihon Alfons Sumule Alfa A. S. Bame Hendrawan Saputra Gregorius S. Yudha Elce Bayage Abed N. N. Chiwo

17 – 111 – 093 17 – 111 – 011 17 – 111 – 114 17 – 111 – 059 17 – 111 – 085 17 – 111 – 038 17 – 111 – 021 15 – 111 – 046

Program studi : Teknik Sipil Disahkan oleh : Dosen Jurusan Teknik Sipil

Jayapura, 24 September 2018 Dosen yang bersangkutan:

DR.JUNUS BHOTMIR.ST.MT

ii

DAFTAR ISI

Kata Pengantar............................................................................................................................i Lembar Pengesahan..................................................................................................................ii Daftar Isi...................................................................................................................................iii BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang.....................................................................................................................1 1.2 Maksud dan Tujuan.............................................................................................................2 1.3 Landasan Teori ....................................................................................................................3 1.4 Rumusan Masalah................................................................................................................5 1.5 Batasan Masalah...................................................................................................................6 1.6 Sistimatikan Penulisan.........................................................................................................7 1.7 Metode Pengumpulan Data..................................................................................................8 1.8 Lokasi Studi..........................................................................................................................9 BAB II. PEMBAHASAN TUGAS PENGAMATAN ALAT UKUR CURAH HUJAN BIASA 2.1 Alat curah hujan biasa dan komponen-komponennya.......................................................10 2.2 Letak alat ukur curah hujan biasa di pasang......................................................................16 2.3 Syarat-syarat pemasangan alat ukur curah hujan biasa.....................................................16 2.4 Cara mendapatkan data dari alat curah hujan biasa...........................................................16 2.5 Manfaaat dan kekurangan alat ukur curah hujan biasa.....................................................17 2.6 Cara memelihara alat ukur curah huajn biasa....................................................................17 BAB III. PENUTUP 3.1 Kesimpulan.........................................................................................................................18 3.2 Saran ..................................................................................................................................18 DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................19 LAMPIRAN ...........................................................................................................................20

iii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Perkembangan pembangunan terus berjalan dan banyak perubahan serta peningkatan dalam pembangunan. Misalkan seperti bangunan rumah tinggal, gedung – gedung, jembatan, jalan raya dan bandara. Uutuk mendapatkan hasil optimum dalam merancangkan serta mendirikan seuatu bangunan, perlu ada penelitian terhadap kekuatan tanah untuk menahan bangunan tersebut agar tetap kokoh. Kekuatan tanah berkurang atau daya dukung berkurang bisa dipengaruhi oleh intensitas curah hujan yang tinggi di wilayah tersebut. Untuk menjawab semua kebutuhan itu maka di bantulah alat ukur curah hujan. Alat ukur curah hujan berfungsi untuk mengukur jumlah curah hujan yang jatuh ke permukaan bumi. Alat ukur curah hujan di bagi ke dalam dua jenis. Pertama alat ukur hujan otomastis (Weighing bucket rain gauge dan Tipping bucket ). Kedua alat ukur curah hujan manual. Alat penakar hujan manual pada dasarnya hanya berupa container atau ember yang telah diketahui diameternya. Pengukuran hujan dengan menggunakan alat ukur manual dilakukan dengan cara air hujan yang tertampung dalam tempat penampungan air hujan tersebut diukur volumenya setiap interval waktu tertentu atau setiap satu kejadian hujan. Dengan cara tersebut hanya diperoleh data curah hujan selama periode tertentu Dan ini juga sebagai salah satu tugas dari materi rekayasa hidrologi untuk melakukan pengamatan secara langsung terhadap alat ukur curah hujan.

1

1.2 Maksud dan Tujuan Adapun maksud dan tujuan dari penelitian alat ukur curah hujan biasa ini adalah sebagai berikut: 1.2.1 Agar mahasiswa dapat mengetahui alat – alat yang digunakan di BMKG, terlebih alat ukur curah hujan bisa 1.2.2 Untuk mengetahui secara fisik atau nyata alat ukur curah hujan biasa 1.2.3 Supaya mengetahui proses/ prinsip kerja alat ukur curah hujan 1.2.4 Untuk mengetahui cara memelihara alat ukur curah hujan biasa 1.2.5 Untuk mengetahui syarat-syarat pemasangan alat ukur curah hujan biasa 1.2.6 Agar mengetahui komponen-komponen apa saja yang ada pada alat ukur curah huja biasa

2

1.3 Landasan Teori Alat Untuk Mengukur Curah Hujan Manual Dan Otomatis. Besarnya curah hujan yang turun diukur dengan alat ukur curah hujan atau biasa dikenal dengan istilah ombrometer. Alat ukur curah hujan ini dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu : 1.3.1 Alat ukur hujan manual Alat ukur curah hujan manual adalah alat ukur curah hujan standar dimana pencatatan data curah hujan berlangsung secara manual (tidak otomatis). Alat ini dibuat berupa tabung dalam bentuk bulat memanjang arah vertikal dengan diamater tertentu. Diameter dan ketinggian bidang penangkap air hujan dari permukaan tanah bervariasi, tapi ukuran standar yang digunakan adalah diameter 20 cm dan ketinggian 79 cm dari permukaan tanah. Hujan yang tertampung dalam tabung selanjutnya diukur volumenya, tetapi jika curah hujan melebihi kapasitas tabung, maka data curah hujan tidak akan tercatat.

1.3.2 Alat ukur curah hujan otomatis. Alat ukur curah hujan otomatis adalah alat ukur hujan dengan mekanisme pencatatan curah hujan otomatis (mencatat sendiri) untuk data curah hujan yang diperoleh selama periode waktu tertentu. Selain besarnya curah hujan dapat dicatat, besarnya intensitas curah hujan dan lama waktu terjadinya hujan juga tercatat. Ada dua jenis alat ukur hujan otomatis yang banyak digunakan yaitu : Weighing bucket rain gauge dan Tipping bucket. Jenis alat ukur hujan otomatis pertama yaitu weighing bucket rain gauge terdiri dari corong penangkap air hujan yang ditempatkan di atas tabung penampung air yang terletak di atas timbangan dan dilengkapi dengan alat pencatat otomatis. Alat pencatat atau pen pada timbangan dihubungkan ke permukaan kertas grafik yang tergulung pada sebuah tabung silinder. Dengan demikian, setiap ada air hujan yang tertampung dalam corong akan mengalir kedalam tabung pengukur yang terletak di atas timbangan. Setiap ada penambahan air hujan kedalam tabung maka timbangan akan bergerak turun. Gerakan timbangan ini akan menggerakkan alat pencatat yang terhubung dengan kertas grafik sedemikian rupa sehingga perubahan volume air hujan yang masuk dapat tercatat di atas kertas grafik. Setiap periode waktu tertentu gulungan kertas grafik dilepaskan untuk dianalisis dan secara periodik kertas grafik dan tinta perlu diganti dengan yang baru.

3

Jenis alat ukur hujan otomatis kedua yaitu tipping bucke, alat ini lebih canggih, beroperasi secara otomatis dan tidak memerlukan tinta atau kertas untuk mencatat data curah hujan. Cara kerja alat sesuai dengan namanya, yaitu dengan cara tipping atau seperti cara kerja timbangan duduk dimana salah satu bucket atau tabung penampung air bergerak ke bawah setiap kali menampung air hujan. Dengan cara ini, air hujan dihitung dan dicatat oleh alat pencatat otomatik (logger) yang diletakkan terpisah dari alat ukur tipping bucket. Pada alat tipping bucket tipe Argio setiap "tipping" atau jatuhnya tabung setara dengan 0.2 mm. Dengan mengetahui jumlah tipping dan lama waktu hujan, maka dapat diketahui intensitas hujan untuk setiap kejadian hujan. Pencatatan data dilakukan dengan bantuan komputer karena data hujan dan waku hujan tersimpan dalam data logger. Untuk keperluan khusus, misalnya pemantauan curah hujan untuk pengendalian banjir atau pembangkit listrik tenaga air, maka alat ukur hujan otomatis dihubungkan ke pusat pemantauan hujan melalui satelit. Sehingga hanya dalam waktu beberapa detik hujan yang terjadi di daerah yang jaraknya puluhan kilometer dapat dimonitor oleh pusat pemantauan hujan. Agar alat pencatat curah hujan dapat memberikan hasil pencatatan yang lebih teliti, maka yang terpenting adalah penempatan lokasi alat. Alat ukur curah hujan harus ditempatkan jauh dari bangunan dan bebas dari pepohonan. Anonym : http://materipelajaranterbaruipa.blogspot.com/2016/05/alat-untuk-mengukurcurah-hujan-manual.html

4

1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas, maka yang menjadi masalahan dari studi lapangan ini adalah sebagai berikut : 1.1.1 Apa saja komponen – komponen alat ukur curah hujan biasa? 1.1.2 Dimana letak alat ukur curah hujan bisa dipasang 1.1.3 Apa saja syarat-syarat pemasangan alat ukur curah huja biasa? 1.1.4 Bagaimana cara mendapatkan data dari alat ukur curah hujan biasa? 1.1.5 Apa kelebihan dan kekurangan alat ukur curah hujan biasa? 1.1.6 Bagaimana cara memelihara alat pengukur curah hujan biasa?

5

1.5 Batas Masalah Batas masalah dalam penulisan laporan ini adalah penelitian terhadap alat ukur curah hujan biasa di Badan Metreologi Klimatologi dan Geofisika ( BMKG ).

6

1.6 Sistimatika Penulisan Dalam sistematika penulisan laporan ini, kami membagi ke dalam beberapa bab : BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Maksud dan Tujuan 1.3 Landasan Teori 1.4 Rumusan Masalah 1.5 Batasan Masalah 1.6 Sistimatikan Penulisan 1.7 Metode Pengumpulan Data 1.8 Lokasi Studi BAB II. PEMBAHASAN TUGAS PENGAMATAN ALAT UKUR CURAH HUJAN BIASA 2.1 Mengenal alat ukur curah hujan biasa dan Komponen – komponen alatnya 2.2 Letak alat ukur curah hujan biasa di pasang 2.3 Syarat-syarat pemasangan alat ukur curah hujan biasa 2.4 Cara mendapatkan data dari alat curah hujan biasa 2.5 Kelebihan dan kekurangan alat ukur curah hujan biasa 2.6 Cara memelihara alat pengukur curah hujan biasa BAB III. PENUTUP 3.3 Kesimpulan 3.4 Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

7

1.7 Metode Pengumpulan Data Metode yang kami gunakan untuk mengumpulkan data adalah metode survey dan wawancara langsung dengan narasumber.

8

1.8 Lokasi Studi Lapangan Lokasi Studi ( Balai besar BMKG Taman Alat ) : Hari / Tanggal

: Jumat, 14 September 2018

Alamat

: Jln. Raya Abepura, Entrop Jayapura

Waktu Pelaksanaan

: Di Luar Jam Kuliah

9

BAB II PEMBAHASAN TUGAS PENGAMATAN ALAT UKUR CURAH HUJAN BIASA 2.1 Alat ukur curah hujan biasa (Manual)/observatorium (OBS) Alat ini lebih dikenal dengan dengan nama Penakar Hujan OBS atau Penakar Hujan Manual, sedang di kalangan pertanian dan pengairan biasa disebut ombrometer. Sebuah alat yang digunakan untuk menakar atau mengukur hujan harian. Penakar Hujan Obs ini merupakan jejaring alat ukur cuaca terbanyak di Indonesia. Penempatannya 1 PH Obs mewakili luasan area 50 km² atau sampai radius 5 km. Fungsinya yang vital terhadap deteksi awal musim (Hujan/kemarau) menjadikannya sebagai barang yang dicari dan sangat diperlukan oleh penyuluh, P3A dan kelompok tani yang tersebar keberadaannya dll. Bahan yang digunakan adalah semurah dan semudah mendapatkannya. Tujuan akhir pengukuran curah hujan adalah tinggi air yang tertampung, bukan volumenya. Hujan yang turun jika diasumsikan menyebar merata, homogen dan menjatuhi wadah (kaleng) dengan penampang yang berbeda akan memiliki tinggi yang sama dengan catatan factor menguap, mengalir dan meresap tidak ada. 2.1.1 Komponen-komponen alat ukur curah hujan biasa

- Corong, pipa dan kran terbuat dari kuningan - Badan terbuat dari seng kualitas baik dengan ketebalan 0.8 mm atau stainless steel (DOP) ketebalan 0.5 mm. - Dilengkapi dengan water pass. - Luas corong : 100 cm2 - Diameter badan terlebar : 21.5 cm - Tinggi badan : 60 cm - Gelas ukur - Sangkar meteorologi

10

Gambar 2.1.1 Alat Ukur Curah Hujan Biasa/ Manual (Observatorium)

11

Gambar 2.1.2 Tampak corong pada alat ukur curah hujan biasa

12

Gambar 2.1.3 Tampak kran air pada alat ukur curah hujan biasa

13

Gambar 2.1.4 Sangkar meteorologi untuk menyimpan gelas ukur alat curah hujan biasa

14

Gambar 2.1.5 detail keterangan alat dalam sangkar

15

2.2 Letak alat ukur curah hujan biasa di pasang Letak alat ukur curah hujan biasa di letakkan di taman alat BMKG dengan dikelilingi pagar. Disekitarnya. Jarak alat curah hujan biasa dengan pagar berkisar 1,5m dan dengan alat lainnya jaraknya 1m. Letak taman alat jauh dari Gedung BMKG dan pepohonan. Tinggi pagar 1m. 2.3 Syarat-syarat pemasangan alat ukur curah hujan biasa a. Penakar hujan harus dipasang pada lapangan terbuka.jarak yang terdekat antara pohon / bangunan dengan penakar hujan adalah 1 kali tinggi pohon / bangunan tersebut. b. Penakar hujan tidak boleh dipasang pada tanah miring (lereng bukit), puncak bukit, diatas dinding atau atap. c. Penakar dipasang dengan cara disekrup / dipaku pada balok bulat yang dicat putih dan ditanam pada pondasi beton, tinggi penakar hujan dari permukaan corong sampai permukaan tanah 120 Cm. letak penampang corong harus datar (horizontal) bukaan kran diberi kunci gembok sebagai pengaman. d.Penakar harus dipagar keliling dengan kawat, ukuran 1.5 m x 1.5 m dengan tinggi 1m, agar tidak dapat diganggu binatang dan orang yang tidak berkepentingan. 2.4 Cara mendapatkan data dari alat curah hujan biasa dan prinsip kerja alat curah hujan biasa - Prinsip kerja alat ini adalah:    

Saat terjadi hujan air masuk ke dalam corong penakar. Air yang masuk ke dalam penakar dialirkan dan terkumpul di dalam tabung penampung. Pada jam-jam pengamatan air hujan yang tertampung diukur dengan menggunakan gelas ukur. Apabila jumlah curah hujan yang tertampung melebihi kapasitas gelas ukur, maka pengukuran dilakukan beberapa kali hingga air hujan yang tertampung dapat terukur semua. - Cara pengambilan data curah hujan

     

Pengamatan dilakukan setiap hari pada pukul 07.00 waktu setempat atau pada jam-jam tertentu Letakan gelas penakar di bawak kran dan kran dibuka agar airnya tertampung ke dalam gelas ukur Jika curah hujan melebihi 25mm sebelum mencapai skala 25mm kran dapat ditutup dahulu dan dilakukan pencatatan. Lalu dilanjutkan sampai air dalam baik habis dan dicatat Pembacaan curah hujan pada gelas penakar dilakukan tepat pada dasar menikusnya Bila dasar menikus tidak tepat pada garis skala, diambil garis skala yang terdekat dengan menikusnya Bila dasar menikus tepat pada pertengahan antara dua garis skala, diambil atau dibaca ke angka ganjil, misal 17,5mm menjadi 17mm, 24,5 mm menjadi 25 mm.

16

2.5 manfaat dan kekurangan alat ukur curah hujan biasa - Manfaat alat ukur curah hujan biasa : Dengan mengetahui berapa banyak volume hujan yang jatuh kita dapat mengetahui datangnya musim penghujan di waktu yang akan datang. Dengan mengetahui kapan musim penghujan yang akan datang akan membantu petani agar tahu waktu bertani yang tepat sehingga tidak terjadi gagal panen. Pengukuran curah hujan juga bermanfaat untuk perencanaan bangunan air. - Kekurangan alat ukur curah hujan biasa Alat ukur curah hujan biasa masih menggunakan system mengambil data dengan cara manual yaitu mengganti gelas ukur setiap 24 jam dan harus mencatat data cuah hujan secraa manual.

2.6 Cara memelihara alat pengukur curah hujan biasa a. Alat harus selalu dijaga tetap bersih, dan dicat aluminium. b. Kayu di cat , supaya tahan lama terhadap rayap dan cuaca. c. Corong harus tetap bersih, tidak boleh tertutup oleh benda-benda atau kotoran yang dapat menyumbatnya. d. Kran harus selalu diperiksa, jika bocor (air menetes keluar) sumbu pembuka kran dikeluarkan kemudian diberi gemuk. Apabila badan penakar hujan bocor, maka harus segera diperbaiki dengan disolder. e. Bak penampung air hujan harus sering dikontrol dan dibersihkan dari endapan debu / kotoran, dengan jalan menuangkanairkedalamnyadankrandibuka.

17

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari pembahasan sebelumnya adalah bahwasanya pencatatan curah hujan itu penting untuk kegiatan hidrologi baik itu kegiatan perencanaan bangunan air maupun kegiatan hidrologi yang lainnya dan juga kegiatan masyr. Sehingga pencatatan secara berkala menjadi aspek awal acuan kegiatan hidrologi di suatu daerah tertentu. Pencatatan hujan memiliki berbagai jenis alat yang dibagi menjadi 2 jenis secara umum yaitu manual dan otomatis. Pencatatan otomatis lebih rinci karena waktu dari pencatatan bisa diatur sesuka hati dari pencatatan. Sehingga untuk pengambilan data bisa diambil berdasarkan kebutuhan. Sedangkan untuk manual hanya diambil data harian.

3.2 Saran Pada makalah ini, penulis sadar bahwa banyak hal yang kurang dan perlu dibenahi. Maka dari itu, kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun yang bisa memperbaiki makalah ini sehingga menjadi makalah yang lebih baik lagi.

18

DAFTAR PUSTAKA

http://anadventureinmylife.blogspot.com/2016/03/makalah-alat-pengukur-curah-hujan.html https://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/iklim/alat-pengukur-curah-hujan https://personal.fmipa.itb.ac.id/supri/files/2009/02/JOKIv22_1-7.pdf https://staklimjogja.files.wordpress.com/2017/02/alat-ukur-cuaca-kalibrasi.pdf http://christinmori.blogspot.com/2013/06/alat-ukur-curah-hujan.html https://depiweb.wordpress.com/2016/05/27/makalah-curah-hujan/

19

LAMPIRAN

20

Related Documents


More Documents from "Andi Muhammad Yusuf"