Laporan Spora Done.docx

  • Uploaded by: Amirah Nvi
  • 0
  • 0
  • July 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Laporan Spora Done.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 982
  • Pages: 8
PEWARNAAN SPORA BAKTERI A.

TUJUAN 1. Untuk memperoleh ketrampilan melalui pewarnaan spora bakteri 2. Untuk mengetahui ada atau tidak adanya spora bakteri

B.

DASAR TEORI Spora pada bakteri adalah bentuk pertahanan diri bakteri terhadap ancaman dari luar. Spora ini memiliki fungsi sama seperti kista Amoeba, karena kista merupakan fase mikroorganisme tersebut mengubah bentuk tubuhnya sebagai pertahanan diri terhadap faktor-faktor luar yang merugikan. Menurut Dwijoseputro (1978), setelah keadaan luar membaik, dinding spora atau kista akan pecah, dan tumbuh bakteri kembali. Menurut Hastuti (2018), jenis-jenis bakteri tertentu terutama pada genus Bacillus dan Clostridium mampu membentuk spora. Letak spora ini di dalam sel sehingga disebut endospora. Bakteri akan membentuk spora ketika kondisi lingkungan tidak optimum lagi untuk tempat pertumbuhan dan perkembangbiakannya, misalnya ketika medium mongering sehingga menyebabkan nutrisi pada medium menyusut. Menurut Kusnadi, dkk (2003), endospore pada bakteri tahan terhadap lingkungan yang tidak optimal. Adapun tipe endospora berdasarkan bentuk dan lokasi pada sel bakteri : a)

Tipe lateral : letak spora berada pada bagian tengah sel dengan sedikit menyamping

b) Tipe terminal : letak spora berada di antara bagian tengah dan ujung sel c)

Tipe sentral : letak spora berada pada bagian tengah sel

C. ALAT DAN BAHAN 1. Alat 

Mikroskop



Kaca Benda



Mangkuk pewarna



Kawat penyangga



Pipet



Pinset



Lampu spiritus



Botol penyemprot

2. Bahan 

Aquades steril



Bikakan murni bakteri



Larutan Hijau Malakit 5 %



Larutan Safranin 0,5%



Kertas lensa



Korek api



Alkohol 70%



Lisol



Sabun cuci



Lap



Kertas tissue

D. CARA KERJA Disediakan kaca benda yang bersih, lalu dilewatkan di atas nyala api lampu spiritus

Diteteskan setetes aquades steril di atas kaca benda tersebut

Secara aseptik diambil inokulum bakteri yang akan diperiksa, lalu diletakkan di atas tetesan aquades tersebut. Kemudian diratakan perlahan-lahan dan ditunggu sampai mengering

Dilakukan fiksasi yaitu sediaan dilewatkan di atas nyala api lampu spiritus dengan cepat

Diteteskan larutan Hijau Malakit di atas sediaan itu, lalu dipanaskan di atas nyala api lampu spiritus selama 3 menit. Sediaan dijaga agar tidak sampai mendidih atau mongering. Jika mengering ditambahkan tetesan larutan hijau malakit.

Sediaan diletakkan di atas lewat penyangga di atas mangkuk pewarna, lalu dibiarkan sampai dingin

Kelebihan larutan hijau malakit dicuci dengan air kran dalam botol penyemprot

Larutan safranin diteteskan di atas sediaan, lalu dibiarkan selama 3 menit

Kelebihan larutan safranin pada sediaan itu dicuci

Sediaan dikeringkan dengan kertas penghisap dan diamati di bawah mikroskop

E. DATA HASIL PENGAMATAN No.

Ada/ tidak

Koloni

ada spora

I

Ada

Bentuk spora

Letak spora

Oval

Terminal

Lonjong II

Ada

Sentral

Gambar

F. ANALISIS DATA SPORA Pada pengamatan spora bakteri dari hasil inokulasi dilakukan dengan menggunakan dua koloni, yaitu koloni I dan koloni II. Pada hasil praktikum ditemukan spora pada masingmasing koloni namun dengan bentuk dan lokasi yang berbeda. Pada koloni I, spora berbentuk oval dan berada di terminal sel bakteri. Sedangkan pada koloni II spora berbentuk lonjong dan berlokasi di sentral sel bakteri. G. PEMBAHASAN Praktikum kali ini membahas mengenai proses pewarnaan pada spora bakteri. Beberapa jenis bakteri telah teridentifikasi mampu membentuk spora yakni pada golongan genus Bacillus dan Clostridium yang terletak pada bagian dalam sel dan disebut dengan endospore (Hastuti, 2018). Endospore lebih tahan terhadap adanya pengaruh dari kondisi luar yang buruk. Dalam pembentukan spora bakteri ada beberapa tahapan, yaitu: a) tahap permulaan, pertumbuhan pada koloni sangat lambat; b) terbentuk padatan pada salah satu ujung sel yang merupakan bahan lipoprotein; c) terdapat selubung yang menyelimuti atau membungkus bakal spora, selubung tersebut terdiri dari 2 lapis sel yakni kulit luar atau eksin dan kulit dalam atau intin; d) perubahan bentuk maupun volume spora. Endospore dapat tinggal pada salah satu ujung atau pada bagian tengah sel (Dwidjoseputro, 1978). Spora bakteri memiliki bentuk bulat hingga oval, bentuk tersebut berbeda pada setiap spesies. Ukuran endospore juga ada yang lebih kecil bahkan lebih besar dari sel bakterinya. Endospore dapat terletak pada bagian central, terminal dan subterminal. Endospore taha terhadap desinfektan, kekeringan, sinar, panas, dan kedinginan (Pelczar, 2008). Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa bakteri pada koloni 1 sangat terlihat jelas terdapat spora dengan bentuk yang oval dan terletak dibagian terminal sedangkan pada koloni kedua spora berbentuk bulat sedikit memanjang dengan endospore terletak di bagian tengah atau sentral. Sebenarnya pewarnaan spora merupakan pewarnaan yang memerlukan teknik khusus karena endospora adalah suatu substansi yang sulit untuk diwarnai. Oleh karena itu pewarnaan spora ini menggunakan suatu larutan yang dapat menembus dinding spora agar spora tersebut dapat terlihat jelas saat diamati. Maka

dari itu, praktikum ini menggunakan larutan hijau malikat 5% dan larutan safranin 0,5% agar dapat menembus dinding endospore. Menurut Volk & Wheeler (1988), pada saat melakukan pengamatan spora bakteri diperlukan pewarnaan khusus yang mampu menembus masuk dinding tebal spora. Metode pewarnaan yang dimaksud oleh Volk & Wheeler tersebut yakni dengan penggunaan larutan hijau malakit atau Malachite Green sebanyak 5%, dan untuk lebih memperjelas object amatan, sel vegetative juga diberi warna dengan larutan safranin sebanyak 0,5% sehingga sel vegetative pada bakteri berwarna merah, dengan demikian keberadaan spora dapat teramati, bahkan posisi spora yang berada di dalam tubuh sel vegetative juga dapat teramati dan dapat dideskripsikan. Selain itu penggunaan larutan hijau malakit dapat digunakan untuk mewarnai spora bakteri karena dalam bakteri terdapat asam dupikolinat yang dapat berikatan dengan spora pada bakteri.

H. KESIMPULAN Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa pada bakteri koloni 1 dan 2 terdapat spora (endospora) dengan bentuk dan letak yang berbeda, adanya spora (endospore) ditandai dengan adanya warna hijau yang telah diamati.

DAFTAR RUJUKAN Dwidjoseputro. 1978. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Djambatan. Hadioetomo, Teja Mas, S. Sutarmi Tjitrosomo & Sri lestari A. Jakarta: UI Press. Kusnadi, Peristiwati, Ammi S., Widi P., & Diana R. 2003. Mikrobiologi. JICA - IMSTEP. FPMIPA : Universitas Pendidikan Indonesia. Pelczar, M.J & Chan, E.C.S. 2008. Dasar-Dasar Mikrobiolog iJilid 1. Penerjemah Ratna Siri U. S. 2018. Petunjuk Praktikum Mikrobiologi. Malang : UMM Press Volk dan Wheeler. 1988. Mikrobiologi Dasar Edisi Kelima. Jakarta : Penerbit ErlanggaHastuti,

LAMPIRAN

Related Documents


More Documents from "Hayuu ana"