Laporan Sph 6.docx

  • Uploaded by: khoiriyah
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Laporan Sph 6.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,558
  • Pages: 16
BAB l PENDAHULUAN 1.1 Tujuan 1. Untuk mengetahui pengaruh asap rokok terhadap struktur histologi darah mencit.

1.2 Dasar Teori Rokok mengandung lebih dari 4.000 zat berbahaya

dianatarnya tar, arsen,

formaldehid dan benzo (a) piren yang bersifat karsinogenik. Tar bersifat direk karsinogenik sehingga tidak memerlukan promotor untuk dapat menimbulkan kanker. Didalam asap rokok juga menandung karbon monoksida (CO), hidrogen sianida, nitrogen oksida dan ammonia (Cancerresearchuk 2006). Radikal bebas rokok berasal dari asap rokok yang menyebabkan iritasi dan efek inflamasi (Winarsi 2007). Walaupun paru-paru memiliki sistem pertahanan yang strategis dengan cara menghisap banyak oksigen pada pada saat inspirasi, meningkatnya asupan asap rokok dapat menyebabkan kerusakan jaringan paru-paru (Arkeman, 2006). Terjadinya kerusakan pada jaringan paru-paru dapat kita amati melalui suatu teknik mikroteknik taitu teknik mengamati jaringan yang mengalami suatu perubahan (abnormal/rusak) serta perubahan akibat suatu penambahan zat tertentu. Rokok adalah salah satu hasil olahan tembakau dengan menggunakan bahan ataupun tanpa bahan tambahan (Bindar, 2000). Saat ini orang pada umumnya mengkonsumsi tembakau melalui rokok atau cara lain. Para perokok yang telah kecanduan cenderung memandang rokok sebagai sesuatu yang dapat menenangkan. Sekarang terdapat bukti yang sangat kuat bahwa merokok berbahaya bagi kesehatan. Merokok mengganggu tenggorokan dan saluran pernafasan, serta kadang-kadang dikaitkan dengan hilangnya nafsu makan, rasa mual, nafas pendek, dan tidak keteraturan detak jantung. Bahkan telah diketahui bahwa merokok (sigaret) menyebabkan penyakit saluran pernafasan kronis dan sering membawa kematian. Perokok berpeluang besar terkena kanker paru-paru, tenggorokan, dan lidah. Selain itu, perokok juga dapat terkena emfisema dan bronchitis (Pratiwi et al, 2004). Rokok elektronik menjadi salah satu pilihan alternatif bagi para perokok aktif yang secara perlahan ingin berhenti dari kebiasaan merokok konvensional. Rokok elektrik dianggap sebagai rokok sehat dengan kandungan tar yang lebih rendah dibandingkan dengan rokok konvensional.

Dampak yang ditimbulkan akibat kebiasaan merokok dapat menyebabkan perubahan struktur dan fungsi saluran napas dan jaringan paru-paru. Pada saluran nafas besar, sel mukosa membesar (hyperthropy) dan kelenjar mukus bertambah banyak (hyperplasia) sehingga terjadi penyempitan saluran napas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek dari asap rokok elektrik terhadap histologi sel paru-paru (pulmo) mencit dan mengetahui perbedaan histologis sel paru-paru yang terpapar asap rokok elektrik dengan kandungan rasa tambahan (strawberry) dan kandungan rasa rokok konvensional (tembakau murni). Merokok dapat meningkatkan morbiditas dan mortalitas penyakit kardiovaskuler. Perokok aktif memiliki resiko 80% kemungkinan terkena penyakit jantung koroner, sedangkan perokok pasif yang terpapar 1/100 asap dari perokok aktif memiliki resiko 30 % (Ambrose & Rajat, 2004; Law et.al, 1997). Asap rokok mengandung 4000 jenis bahan kimia berbahaya yang pada rokok konvensional terdapat pada dua fase dalam penggunaannya, yakni fase gas dan fase partikel. Pada fase gas mengandung >1015 radikal bebas/ hisapan yang terdiri dari karbon monoksida, nitrogen oksida, nitrosamin, nitrosopirolidin, formaldehid, piridin. Sedangkan pada fase partikel mengandung >1017 radikal bebas/g yang terdiri dari benzopirin, nikel, arsen, nikotin, fenol dan tar (Pryor & Stone,1993; Putra, 2015). Karbon monoksida pada rokok konvensional diduga berperan utama menyebabkan penyakit kardiovaskuler dan

merupakan zat yang berbahaya karena sebagai radikal

bebas dan sifatnya yang memiliki afinitas yang tinggi terhadap hemoglobin (Hb) membentuk COHb (Zevin, 2001). Saat terjadi pertukaran oksigen di paru-paru, oksigen akan kalah berikatan dengan Hb. Jika jumlah COHb lebih banyak beredar pada pembuluh darah, yang dimana dari paru-paru, aliran darah akan berlanjut ke jantung melalui ruang atrium dan ventrikel kiri, CO dapat menyebabkan sel-sel pada organ jantung nmengalami kekurangan oksigen yang dapat

menyebabka kematian selDampak yang ditimbulkan

akibat kebiasaan merokok dapat menyebabkan perubahan struktur dan fungsi saluran napas dan jaringan paru-paru. Pada saluran nafas besar, sel mukos membesar (hyperthropy) dan kelenjar mukus bertambah banyak (hyperplasia) sehingga terjadi penyempitan saluran napas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek dari asap rokok elektrik terhadap histologi sel paru-paru (pulmo) mencit dan mengetahui perbedaan histologis sel paru-paru yang terpapar asap rokok elektrik dengan kandungan rasa tambahan (strawberry) dan kandungan rasa rokok konvensional (tembakau murni).

BAB ll METODOLOGI

2.1 Alat dan Bahan Alat dan bahan

yang digunakan pada praktikum kali ini adalah mikroskop, optilab,

pensil warna, blood lancet, kandang mencit, cover glass, gelas objek dan bahan-bahannya antara lain mmersion oil, mencit, pewarna gimsa 3%, methanol 100%, paper lans, pakan, sekam, rokok kretek dan komersil.

2.2 Cara Kerja 1. Aklimasi Hewan Uji Hewan uji yang digunakan pada praktikum ini adalah mencit (Mus musculus) jantan yang berumur 10-12 minggu dengan kisaran berat badan 20-22 g. mencit dipelihara didalam kandang beralaskan sekam dengan priode penyinaran selama 12 jam terang dan 12 jam gelap di dalam ruangan bersuhu 24-280c dengan kisaran kelembapan 6075%. Mencit diadaptasikan selama 7 hari. Pada hari ke 8 dilakukan pengamatan terhadap histologi darah mencit.

2.Perlakukan Paparan Asap Rokok Paparan asap rokok adalah asap rokok kretek dan komersil yang diberikan kepada mencit jantn sebanyak 1 batang rokok setiap hari selama satu minggu. Rokok yang digunakan adalah rokok merek ( kondisional) dan roko kretek dengan kandungan mg tar mg

nikotin / batang. Dosis rokok yang digunakan dibakar daan asapnya

dipaparkan kemncit melalui suatu pipa sedangkan sisi kandang lainnya ditutupi dengan kain. 3.Pembuatan Preparat Histologi Darah Mencit Prosedur sesuai dengan acara praktikum ke lV dengan sampel yang berbeda yaitu darah mencit.

BAB III HASIL PENGAMATAN

3.1

Tabel Hasil Pengamatan No Perlakuan 1.

Paparan asap rokok

Dokumentasi

Keterangan

Paru-paru

kretek kelompok 1

Paru-paru berwarna pink

pucat

terdapat

dan bintik-

bintik hitam pada bagian

belakang

paru-paru

Jaringan darah

Jaringan yang

darah ditemukan

yaitu eritrosit dan leukosit. yang

Eritrosit ditemukan

rusak atau pecah. Leukosit dengan

ditandai warna

ungu. 2.

Paparan asap rokok kretek kelompok 2

Paru-paru bewarna Paru-paru

lebih

gelap

dibagian belakang terdapat hitam.

bintik Bagian

belakang paru-paru terdapat 2 warna yang bagian berwarna terang

berbeda, atas lebih (orange

kemerahan)

dan

bagian bawah lebih gelap.

Ukuran

paru-paru membengkak memiliki

dan bintik

hitam sedikit. Jaringan darah

Pada

pengamatan

darah

mencit

terdapat

eritrosit

dan juga leukosit. Eritrosit didarah ini sudah leukosit

rusak

dan pada

sampel darah ini berwarna ungu.

3.

Tanpa paparan asap

Paru-paru

Paru-paru

rokok / control

mencit

control pink

berwarna segar,

dan

berukuran normal, tanpa ada bintikbintik

Jaringan darah 1. Eritrosit 1

2. Neutrofil

2 3. Monosit 3 4. Leukosit 4 5. Eosinofil 6. Makrofag 6 4.

Paparan asap rokok

Paru-paru

filter kelompok 4

5 Paru-paru berwarna pucat

dan

tidak

terdapat

bintik-

bintik

hitam.

Ukuran

paru-paru

sedikit membengkak Jaringan Jaringan darah

yang

darah ditemukan

adalah

eritrosit.

Eritrosit

yang

ditemukan

tidak

terlihat

pecah

ataupun rusak.

5.

Paparan asap rokok filter kelompok 5

paru-paru Paru-paru

mencit

yang terpapar oleh asap rokok filter warna paru- paru lebih

pucat

dibandingkan rokok kretek dan lebih

hitam

dibandingkan dengan

yang

normal Jaringan darah Jaringan yang

darah ditemukan

adalah

eritrosit.

Eritrosit

yang

ditemukan

tidak

terlihat ataupun rusak

pecah

BAB lV PEMBAHASAN Acara pada praktikum kali ini adalah Histologi Darah Mencit yang Terpapar Asap Rokok mempunyai tujuan

untuk mengatahui pengaruh asap rokok terhadap struktur

histologi darah mencit. Adapun prosedur dan hasil dari histologi darah mencit yang terpapar aasap rokok dan yaang control akan dijabarkan sebagai berikut: 4.1 Komponen Rokok Rokok adalah hasil olahan tembakau yang terbungkus, dihasilkan dari tanaman Nicotiana Tabacum, Nicotiana Rustica dan spesies lainnya atau sintetisnya yang mengandung nikotin dan tar dengan atau tanpa bahan tambahan. Bahan baku yang digunakan untuk membuat rokok adalah sebagai berikut tembakau, Jenis tembakau yang dibudidayakan dan berkembang di Indonesia termasuk dalam spesies Nicotiana tabacum kemudian yang kedua adalah cengkeh. Cengkeh Bagian yang biasa digunakan adalah bunga yang belum mekar. Bunga cengkeh dipetik dengan tangan oleh para pekerja, kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari, kemudian cengkeh ditimbang dan dirajang dengan mesin sebelum ditambahkan ke dalam campuran tembakau untuk membuat rokok kretek. Kemudian bahan yang krtiga adalah saus rahasia, Saus ini terbuat dari beraneka rempah dan ekstrak buah-buahan untuk menciptakan aroma serta cita rasa tertentu. Saus ini yang menjadi pembeda antara setiap merek dan varian kretek. Rokok mengandung kurang lebih 4000 lebih elemen-elemen dan setidaknya 200 diantaranya berbahaya bagi kesehatan. Racun utama pada rokok adalah tar, nikotin, dan karbon monoksida. Selain itu, dalam sebatang rokok juga mengandung bahan-bahan kimia lain yang tak kalah beracunnya. Zat-zat beracun yang terdapat dalam rokok antara lain adalah sebagai berikut : 1. Karbon monoksida (CO). Gas CO adalah sejenis gas yang tidak memiliki bau. Unsur ini dihasilkan oleh pembakaran yang tidak sempurna dari unsur zat arang atau karbon. Gas CO yang dihasilkan sebatang rokok dapat mencapai 3 – 6%, gas ini dapat di hisap oleh siapa saja. Oleh orang yang merokok atau orang yang terdekat dengan si perokok, atau orang yang berada dalam satu ruangan. Seorang yang merokok hanya akan menghisap 1/3 bagian saja, yaitu arus yang tengah atau mid-stream, sedangkan arus pinggir (side – stream) akan tetap berada diluar. Sesudah itu perokok tidak akan menelan semua asap tetapi ia semburkan lagi keluar.

Gas CO mempunyai kemampuan mengikat hemoglobin (Hb) yang terdapat dalam sel darah merah (eritrosit) lebih kuat dibanding oksigen, sehingga setiap ada asap rokok disamping kadar oksigen udara yang sudah berkurang, ditambah lagi sel darah merah akan semakin kekurangan oksigen, oleh karena yang diangkut adalah CO dan bukan O2 (oksigen). Sel tubuh yang menderita kekurangan oksigen akan berusaha meningkatkan yaitu melalui kompensasi pembuluh darah dengan jalan menciut atau spasme. Bila proses spasme berlangsung lama dan terus menerus maka pembuluh darah akan mudah rusak dengan terjadinya proses aterosklerosis (penyempitan). Penyempitan pembuluh darah akan terjadi dimana-mana. Di otak, di jantung, di paru, di ginjal, di kaki, di saluran peranakan, di ari-ari pada wanita hamil. 2. Nikotin Nikotin yang terkandung di dalam asap rokok antara 0.5 – 3 ng, dan semuanya diserap, sehingga di dalam cairan darah atau plasma antara 40 – 50 ng/ml. Nikotin bukan merupakan komponen karsinogenik. Hasil pembusukan panas dari nikotin seperti dibensakridin, dibensokarbasol, dan nitrosamin-lah yang bersifat karsinogenik. Pada paru, nikotin dapat menghambat aktivitas silia. Seperti halnya heroin dan kokain, nikotin juga memiliki karakteristik efek adiktif dan psikoaktif. Perokok akan merasakan kenikmatan, kecemasan berkurang, toleransi dan keterikatan fisik. Hal itulah yang menyebabkan mengapa sekali merokok susah untuk berhenti. Efek nikotin menyebabkan perangsangan terhadap hormon kathekolamin (adrenalin) yang bersifat memacu jantung dan tekanan darah. Jantung tidak diberikan kesempatan istirahat dan tekanan darah akan semakin meninggi, berakibat timbulnya hipertensi. Efek lain merangsang berkelompoknya trombosit (sel pembekuan darah), trombosit akan menggumpal dan akhirnya akan menyumbat pembuluh darah yang sudah sempit akibat asap yang mengandung CO yang berasal dari rokok. 3. Tar Tar adalah sejenis cairan kental berwarna coklat tua atau hitam yang merupakan substansi hidrokarbon yang bersifat lengket dan menempel pada paru-paru. Kadar tar pada rokok antara 0,5-35 mg per batang. Tar merupakan suatu zat karsinogen yang dapat menimbulkan kanker pada jalan nafas dan paru-paru. 4. Kadmium Kadmium adalah zat yang dapat meracuni jaringan tubuh terutama ginjal.

5. Akrolein Akrolein merupakan zat cair yang tidak berwarna seperti aldehid. Zat ini sedikit banyak mengandung kadar alcohol. Artinya, akrolein ini adalah alcohol yang cairannya telah diambil. Cairan ini sangat mengganggu kesehatan. 6. Amoniak Amoniak merupakan gas yang tidak berwarna yang terdiri dari nitrogen dan hydrogen. Zat ini tajam baunya dan sangat merangsang. Begitu kerasnya racun yang ada pada ammonia sehingga jika masuk sedikit pun ke dalam peredaran darah akan mengakibatkan seseorang pingsan atau koma. 7. Asam Format Asam format merupakan sejenis cairan tidak berwarna yang bergerak bebas dan dapat membuat lepuh. Cairan ini sangat tajam dan menusuk baunya. Zat ini dapat menyebabkan seseorang seperti merasa digigit semut. 8. Hidrogen Sianida/HCN Hidrogen sianida merupakan sejenis gas yang tidak berwarna, tidak berbau dan tidak memiliki rasa. Zat ini merupakan zat yang paling ringan, mudah terbakar dan sangat efisien untuk menghalangi pernapasan dan merusak saluran pernapasan. Sianida adalah salah satu zat yang mengandung racun yang sangat berbahaya. Sedikit saja sianida dimasukkan langsung ke dalam tubuh dapat mengakibatkan kematian. 9. Nitrous Oxid Nitrous oxide merupakan sejenis gas yang tidak berwarna, dan bila terhisap dapat menyebabkan hilangnya pertimbangan dan menyebabkan rasa sakit. Nitrous oxide ini adalah sejenis zat yang pada mulanya dapat digunakan sebagai pembius waktu melakukan operasi oleh dokter. 10. Formaldehid Formaldehid adalah sejenis gas tidak berwarna dengan bau tajam. Gas ini tergolong sebagai pengawet dan pembasmi hama. Gas ini juga sangat beracun keras terhadap semua organisme hidup. 11. Fenol Fenol adalah campuran dari kristal yang dihasilkan dari distilasi beberapa zat organic seperti kayu dan arang, serta diperoleh dari tar arang. Zat ini beracun dan membahayakan karena fenol ini terikat ke protein dan menghalangi aktivitas enzim.

12. Asetol Asetol adalah hasil pemanasan aldehid (sejenis zat yang tidak berwarna yang bebas bergerak) dan mudah menguap dengan alcohol. 13. Hidrogen sulfida Hidrogen sulfida adalah sejenis gas yang beracun yang gampang terbakar dengan bau yang keras. Zat ini menghalangi oksidasi enzim (zat besi yang berisi pigmen). 14. Piridin Piridin adalah sejenis cairan tidak berwarna dengan bau tajam. Zat ini dapat digunakan mengubah sifat alcohol sebagai pelarut dan pembunuh hama. 15. Metil Klorida Metil klorida adalah campuran dari zat-zat bervalensi satu antara hydrogen dan karbon merupakan unsurnya yang utama. Zat ini adalah senyawa organic yang beracun. 16. Metanol Metanol adalah sejenis cairan ringan yang mudah menguap dan mudah terbakar. Meminum atau menghisap methanol mengakibatkan kebutaan dan bahkan kematian. 4.2 Hasil Pengamatan Paru-Paru Hasil pengamatan paru-paru mencit yang telah dibedah pada praktikum kali ini adalah berbeda-beda. Namun, sebelumnya perlu diketahui bagaimana prosedur kerja dalam melakukan pembedahan pada mencit tersebut. Adapun hasilnya dari pengamatan paruparu mencit yang telah dibedah adalah paru-paru mencit yang diberi hisap rokok kretek memiliki warna merah muda pucat dan terdapat bintik-bintik hitam bagian belakang paru-paru hal ini dikarenakan zat-zat rokok yang terhirup oleh mencit tersebut. Selain itu, warna paru-paru tersebut lebih gelap dan dibagian belakang terdapat 2 warna yang berbeda yaitu bagian atas lebih terang kemerahandan bagian bawah lebih gelap dari pada bagian atas. Bentuk paru-paru membengkak. Hasil pengamatan paru-paru mencit yang diberikan asap rokok merek filter adalah paru-paru mencit berwarna coklat lebih pucat dibandingkan dengan paru-paru mencit yang diberikan asap rokok kretek, warnanya lebih hitam dibandingkan dengan paru-paru yang normal, ukuran paru-paru yang dikasih asap rokok kretek pada hasil pengamatan dibawah mikroskop adalah ukurannya sedikit bengkak serta tidak terdapat bintik-bintik hia dibagian paru-paru tersebut. Hasil pengamatan pada paru-paru mencit yang control atau normal ( tanpa asap rokok kretek dan filter) adalah paru-paru mencit pada saat dibedah dan diamati menggunakan lup berwarna merah muda segar dan ukurannya normal, tidak terdapat bintik-bintik di

bagian paru-pru tersebut serta ukuran dari paru-paru mencit tidak mengalami pembengkakan dan bentuknya sangat normal (sehat) hal ini disebabkan karena paru-paru mencit tidak terkontaminasi oleh zat-zat yang berbahaya seperti kandungan yang ada pada rokok. 4.3 Hasil Pengamatan Darah Hasil pengamatan pada darah mencit baik yang Kontrol ataupun yang tidak control adalah paru-paru yang terkontaminasi oleh asap rokok (kretek dan filter) darahnya terdapat 2 jenis yang ditemukan dibawah mikroskop yaitu berupa sel darah merah (eritrosit) dan sel darah putih ( leukosit). Tetapi sel darah merah pada preparat yang telah dibuat dari darah mencit yang terkontaminasi asap rokok mengalai perpecahan sedangkan sel darah putihnya Nampak kelihatan dengan pertanda warna ungu agak buram. Sedangkan hasil pengamatan darah yang tidak terkontaminasi dengan asap rokok ( terkontrol) sel darah merahnya terlihat sangat jelas dan tidak mengalami perpecahan dan sel darah putihnya terlihat sangat jelas dan yang nampak yaitu monost dan elosinofil. 4.4 Perbandingan Literatur Untuk Hasil Pengamatan Paru-Paru dan Darah Apabila dibandingkan dengan literature yang telah didapatkan bahwasanya Gambaran morfologi paru-paru antara kelompok kontrol dan perlakuan (terkena asap rokok) tidak jauh berbeda. Warna paru-paru antara kelompok kontrol (P0) dan kelompok perlakuan pemaparan asap rokok tidak jauh berbeda Berat rata-rata antara kedua kelompok yaitu 0,2 g dan paru berwarna putih kemerahan serta memiliki struktur yang kenyal. Pada kelompok perlakuan asap rokok, terdapat sedikit perbedaan, yaitu berat rata-rata 0,21 g dan memiliki warna putih kemerahan serta agak gelap. Ditemukan juga bercak-bercak hitam pada permukaan paru. Pada saat merokok, berbagai bahan kimia terserap masuk dan bila terjadi dalam jangka waktu lama akan menyebabkan penghambatan kerja paru, misalnya CO, keberadaannya dalam paru akan mengurangi kemampuan darah untuk mengikat O2 dari paru. Hal ini terjadi karena sel darah merah memiliki afinitas yang lebih kuat terhadap CO dibandingkan dengan O2. Selain CO, tar dan bahan-bahan kimia pengganggu lainnya juga akan menyelimuti paru-paru dan pada saat bersamaan akan terjadi pengurangan kekenyalan kantung udara di dalamnya. Keadaan ini menyebabkan sesak napas dan batuk hebat dalam waktu lama. Sedangkan untuk preparat darah yang telah dibuat melalui metode mikroteknik jaringan darah jika dibandingkan dengan literatur antara kelompok perlakuan pemaparan asap rokok filter dan kretek dan perlakuan yang kontrol. Hal ini sesuai dengan hasil analisa statistik dari data kerusakan jaringan paru-paru. Untuk perlakuan yang control

setelaah diamati dibawah mikroskop jaringan darahnya terlihat jelas yaitu berupa sel darah merah dan sel darah putih, alveolus tersusun atas sel-sel endotel lengkap dan berinti, bentuk alveolus utuh membulat dan struktur alveolus rapat. Sedangkan pada perlakuan diberikan asap rokok jaringan darahnya kurabg jelas, sel darah merahnya pecah dan sel darah putihnya bersifat abstrak atau buram serta membran alveolus tidak berinti dan sel-sel endotelium disekelilingnya tidak tampak, alveolus melebar, hubungan antar alveolus merenggang. 4.5 Hubungan Perlakuan Terhadap Gambaran Hisologis Jaringan Darah Pada Mencit Asap rokok yang masuk ke dalam paru-paru akan menyebabkan gangguan pernapasan, dan kerusakan jaringan paru-paru, seperti alveolus yang melebar sehingga oksigen yang masuk ke alveolus menjadi banyak dan mengakibatkan organ paru-paru menjadi lebih ringan. rokok merupakan faktor resiko utama PPOM (Penyakit Paru Obstruktif Menahun) yang utama. Asap rokok dapat mengganggu aktivitas bulu getar saluran pernapasan, fungsi makrofag, dan mengakibatkan hipertrofi kelenjar mukosa. Efek yang ditimbulkan oleh asap rokok tergantung lamanya pemaparan, konsentrasi pemaparnnya, dan imunitas suatu objek percobaannya. Lebih singkat pemaparannya, tentu konsentrasinya lebih rendah, dan efeknya lebih ringan. Begitu juga jika lebih lama pemaparan asapnya, maka efeknya lebih berat. Jadi dapat disimpulkan bahwasanya hubungan perlakuan terhadap gambaran histologi jaringan darah pada mencit sangat berhubungan yaitu histologi darah mencit yaitu histologi darah mencit yang diperlakukan dengan asap rokok baik itu rokok filter dan kretek adalah sel darah merahnya pecah dan sel darah putihnya terlihat kurang jelas serta terdapat bintik-bintik dibagian belakang paru-paru sedangkan histologi jaringan darah mencit yang control sangat bagus tidak terdapat pembengkakan dan warnanya lebih segar dari pada perlakuan yang diberikan asap rokok. 4.6 Deskripsi Dari Struktur Jaringan Darah pada setiap perlakuan Struktur jaringan darah pada mencit yang mendapatkan perlakuan secara normal adalah Sel darah merah atau secara umum disebut eritrosit memiliki bentuk fisik sel berbentuk cakram yang tidak memiliki inti ketika dewasa. Mereka mengandung senyawa besi yang disebut hemoglobin yang memberikan darah warna merah gelap. Sedangkan struktur sel darah putih atau yang biasanya disebut leukosit pada preparat darah mencit adalah sel darah yang berwarna buram, dan memiliki warna ungu akibat pengaruh pewarna gimsa ( eosin dan metil blue) yang berarti bahwa mereka tampak padat dari pada transparan. Pada sel darah putih di preparat mencit warna ungunya nampak jelas

dan tidak terdapat bintik-bintik pada bagian paru-paru tersebut hal ini disebabkan karena paru-paru pada mencit yang control tidak terkontaminasi oleh asap rokok serta kelihatan lebih segar dan tidak terdaapat pembengkakan. Struktur jaringan darah yang terpapar asap rokok adalah sangat buruk. paru-paru mencit berwarna coklat lebih pucat dibandingkan dengan paru-paru mencit yang diberikan asap rokok kretek, warnanya lebih hitam dibandingkan dengan paru-paru yang normal, ukuran paru-paru yang dikasih asap rokok kretek

pada hasil pengamatan

dibawah mikroskop adalah ukurannya sedikit bengkak serta tidak terdapat bintik-bintik hia dibagian paru-paru tersebut. Sedangkan pada preparat jarinan darahnya yang telah dilakukan mikroteknik jaringan darah sebelumnya adalah sel darah merahnya sudah pecah dan sel darah putihnya kurang jelas sehingga dapat disimpulkan sel darah merah pada darah mencit yang terpapar asap rokok telah rusak disebabkan kandungan zat yeng berbahaya masuk kedalam paru-paru melalui paparan asap rokok yang terhirup. 4.7 Dampak Perlakuan yang Diberikan Terhadap Mencit Pada Fungsi Jaringan Darah Dampak yang ditimbulkan akibat kebiasaan merokok dapat menyebabkan perubahan struktur dan fungsi saluran napas dan jaringan paru-paru. Pada saluran nafas besar, sel mukosa membesar (hyperthropy) dan kelenjar mukus bertambah banyak (hyperplasia) sehingga terjadi penyempitan saluran napas. Pada jaringan paru-paru terjadi peningkatan jumlah sel radang dan kerusakan alveoli. Akibat perubahan struktur dan fungsi saluran napas dan jaringan paru-paru pada perokok akan timbul permasalahan fungsi paru dengan segala macam gejala klinisnya. Hal ini menjadi unsur utama terjadinya penyakit obstruksi paru menahun (PPOM) termasuk emfisema paru-paru, bronkhitis kronis, dan asma (Hans, 2003). Herminto (1998) juga menyatakan bahwa, penurunan fungsi paru akan mulai terlihat pada lama pernapasan yang terjadi pada 2 tahun dan seterusnya akibat debu dan kebiasaan merokok. Rokok tampaknya mampu merusak fungsi enzim utama di dalam paru-paru. Keadaan inilah yang dapat menimbulkan berbagai jenis penyakit yang umumnya diderita perokok.

BAB V PENUTUP

5.1Kesimpulan Berdasarkan hasil pengamaran yang telah dibahas sebelumnya adalah dapat disimpulkan bahwasanya morfologi paru-paru dan histologi darah pada hewan mencit yang tidak terpapar asap rokok ataupun terpapar asap rokok dapat adalah berbeda atau mengalami perbedaan. Perbedaannya adalah terletak pada struktur morfologi dan anatomi paru-paru serta jaringan darah yang telah dibuat preparat sediaan menggunakan mikroteknik jaringan darah serta telah diamati dibawah mikroskop melalui perbesaran lemah sampai kuat. Paru-paru mencit yang terpapas asap rokok mengalami pembengkakan, terdapat bintik-bintik hitam dibagian belakang paru-paru serta warnanya merah muda agak kecoklatan (pucat), jaringan darahnya pecah serat terlihat kurang jelas dibawah mikroskop. Sedangkan paru-paru mencit yang control (tidak terpapar asap rokok) tidak mengalami pembengkakan, warnanya merah muda segar dan jarungan darahnya terlihat jelas dibawah mikroskop dan tidak mengalami perpecahan.

DAFTAR PUSTAKA Eurika, Novi.2018.Petunjuk Praktikum Struktur Perkembangan Hewan.jember: Universitas Muhammadiyah Jember Kimball, John W. Biologi Jilid III . Jakarta: Erlangga, 1983. Rohman, Anang Fathur. 2016.Pengaruh paparan asap rokok dengan biofilter cengkeh

dan

daun kelor terhadap gambaran histologi paru, hati, dam viskositas darah mencit (Mus musculus) http://etheses.uin-malang.ac.id/2831/1/10640081.pdf di akses pada tanggal 30 November 2018 pukul 03.00 WI.B. Triana, nanni dkk. 2015.GAMBARAN HISTOLOGIS PULMO MENCIT JANTAN

(Mus musculus L.) SETELAH DIPAPARI ASAP ROKOK ELEKTRI https://jurnal.usu.ac.id/sbiologi/article/view/1110 diakses pada tanggal 10 November 2018 pukul 02.00 WIB Loho, lili dkk. 2013.GAMBARAN HISTOPATOLOGI AORTA TIKUS WISTAR YANG TERPAPAR ASAP ROKOK. https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/ebiomedik/article/view/3654/3180 diakses pada tanggal 9 November 2018 pukul 07.00 WIB.

Related Documents


More Documents from "Wa Ode"