Laporan Sistem Pencernaan Burung.docx

  • Uploaded by: Shin Oriflame Malang
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Laporan Sistem Pencernaan Burung.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,614
  • Pages: 12
LAPORAN PRAKTIKUM PENGAMATAN ANATOMI BURUNG

Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Ornitologi Yang dibimbing oleh Ibu Sofia Ery Rahayu

Anisa Meilia Ashoffi

150342605236

Devy Atika Farah

150342605754

Ghalia Nowafi

150342607224

Shohib Manzili

150342607634

Yusliha Fitria Firdaus

150342603555

UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN BIOLOGI April 2018

ANATOMI AVES Rabu, 28 Maret 2018

TUJUAN PRAKTIKUM 1. Mahasiswa dapat menyebutkan organ-organ penyusun sistem pencernaan burung 2. Mahasiswa dapat menyebutkan organ-organ penyusun sistem ekskresi burung 3. Mahasiswa dapat menyebutkan organ-organ penyusun sistem reproduksi burung 4. Mahasiswa dapat menggambar organ-organ penyusun sistem pencernaan burung 5. Mahasiswa dapat menjelaskan perbedaan antara sistem pencernaan burung pemakan biji, buah, daging, dan nektar/madu bunga 6. Mahasiswa dapat menggambar organ-organ penyusun sistem ekskresi burung 7. Mahasiswa dapat menjelaskan perbedaan antara burung berjenis kelamin betina dengan jantan ditinjau dari sistem reproduksinya DASAR TEORI Pencernaan atau digesti merupakan sebua proses perombakan partikel besar dari makanan yang tidak larut menjadi partikel larut dibantu oleh kerja enzim. Sebelum teradinya proses absorbsi makanan yang berlangsung di dalam saluran pencernaan di dalam sel-sel endokrin

tersebar

hormon

peptida

yang

mempengaruhi

fungsi

pencernaan

dan

mengandung tujuh belas asam amino. (Kimball, 1983) Sistem pencernaan terdiri atas saluran pencernaan, kelenjar-kelenjar yang berhubungan.

Susunan

saluran

pencernaan

terdiri

atas:

rongga

mulut,

faring

(tekak), esophagus (kerongkongan), lambung (ventriculus), usus halus (intestinum minor), usus besar (intestinum mayor), rectum dan anus. Makanan yang dicerna mengalami proses pencernaan sejak atau dimulai dari makanan berada di dalam mulut hingga proses pengeluaran sisa-sisa makanan hasil pencernaan (Irianto, 2004). Organ pencernaan pada burung terbagi atas saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Saluran pencernaan burung dimulai dari paruh yang merupakan sebuah modifikasi dari gigi, rongga mulut terdiri atas rahang atas yang merupakan penghubung antara rongga mulut dan tanduk. Kemudian menuju faring yang berupa saluran pendek, esophagus pada burung terdapat pelebaran pada bagian ini yang disebut dengan tembolok dan berperan sebagai tempat penyimpanan makanan yang dapat diisi dengan cepat. Adanya

tembolok memungkinkan unggas untuk menerima makanan lebih cepat dari pada absorpsinya (Zainudin dkk, 2014).Kemudiang menuju ke lambung, lambung terdiri atas proventrikulus (lambung

kelenjar)

banyak

menghasilkan

enzim

pencernaan,

dinding

ototnya

tipis. Ventrikulus (lambung pengunyah), ototnya berdinding tebal. Pada burung pemakan biji-bijian terdapat kerikil dan pasir yang tertelan bersama makanan. Kemudian makanan menuju usus yang terdiri dari usus halus dan usus tebal yang bermuara pada kloaka (Syarifuddin, 2006). Menurut Kartowo (1979), sistem eksresi pada burung merpati mengarah ke posterior, yaitu ureter yang bermuara ke vesica urinaria. Penyaringan atau filtrasi adalah langkah pertama pada pembentukan urin. Sisa-sisa dan materi lain dibawa ke aliran darah oleh arteri renalis dan arteriola ke glomerulus. Penghisapan differensial oleh sel-sel tubulus convolunted proximal dan loop of handle serta tubulus convoluted distalis merupakan proses kedua setelah urin difiltrasi. Ginjal juga merupakan salah satu alat eksresi pada burung merpati. Ginjal terletak di sebelah dorsal dari selom di kedua sisi aorta. Ginjal pada semua vertebrata terdiri atas unit-unit yang disebut tubulus ginjal atau nefron yang ujungnya buntu dan menerima filtrat dari darah (Villee, 1988). Ginjal atau ren pada burung berukuran relatif besar, bewarna merah coklat, tertutup oleh peritonium (retroperitonial). Tiap-tiap ren terbagi atas 4 lobi. Dari dataran ren adalah ventral keluar ureter yang sempit menuju ke cauda dan berakhir pada cloaca. Daeah yang berasal dari arteri renalis akan disaring secara filtratis. Zat-zat yang tidak berguna dalam darah terutama berupa ureum akan dibuang dalam proses filtrasi ini (Jasin,1992). Sistem reproduksi pada burung dibedakan atas organ reproduksi jantan dan organ reproduksi betina. Organ reproduksi jantan berupa sepasang testis yang terletak ventro lateral dari ginjal. Sepasang ductus defferens yang merupakan saluran sperma ke kloaka dan sepasang epididimis. Organ reproduksi betina tersusun oleh ovarium yang hanya terdapat di sebelah kiri kemudian terdapat selaput mesovarium, osteum tuba yang berupa corong, berfungsi menerima sel telur yang telah diovulasikan, dan oviduct lanjutan dari osteum tuba, merupakan saluran telur yang bermuara pada kloaka. Dinding mengandung kelenjar-kelenjar yang dapat menggetahkan albumen, selaput telur, dan garam-garam kapur sebagai bahan cangkang telur (Radiopoetro, 1977).

ALAT DAN BAHAN Alat

Bahan

1. Papan bedah

1. Burung Merpati

2. Set alat bedah

2. Awetan Basah Anatomi Burung

3. Sunkup 4. Kapas 5. Lap Kering 6. Lup

PROSEDUR KERJA A. Pengamatan menngunakan awetan basah Menyiapkan awetan basah yang dibutukan

Mengamati awetan basah

Membuat ilustrasi gambar dan memberi keterangan

B. Pengamatan secara langsung Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan Melakukan prosedur pembedahan pada burung merpati Mengamati organ dan saluran pencernaan pada burung merpati Mencatat dan mendokumentasikan hasil pengamatan

DATA No 1

Gambar Pengamatan Sistem Pencernaan

Gambar Literatur

Jantung

2

1

3

4 5

(Dokumentasi Pribadi) Sistem Pencernaan aves terdiri dari: 1. Lambung 2. Hati 3. Usus kecil 4. Usus besar 5. Kloaka

(Zaher et al., 2012.) Sistem pencernaan aves terdiri dari: 1. Esofagus 2. Tembolok 3. Proventrikulus 4. Lambung 5. Hati 6. Pankreas 7. Usus kecil 8. Usus besar 9. Rektum 10. Kloaka

No 2

Gambar Pengamatan Sistem Reproduksi

Gambar Literatur

Testis

(Dokumentasi Pribadi) 3

(McLelland, 1990) Organ reproduksi; testis (a)

Sistem Ekskresi

a b c

(Dokumentasi Pribadi) Organ Ekskresi; Ginjal, yang terdiri dari tiga bagian, yaitu (a) kranial (b) tengah (c) dan kaudal

(McLelland, 1990) Organ Ekskresi; Ginjal, yang terdiri dari tiga bagian, yaitu (1) kranial (2) tengah (3) dan kaudal

ANALISIS Pengamatan anatomi aves dilakukan pada burung merpati (Fam. Columbidae). Setelah dibedah, dapat diamati sistem pencernaan aves yang disusun oleh organ-argan pencernaan, yaitu esofagus, tembolok, proventrikulus, ventrikulus, hati, pankreas, usus kecil, usus besar, dan kloaka. Organ ekskresi terdiri atas ginjal yang terdiri dari tiga bagian, yaitu kranial, tengah, dan kaudal. Selain itu, sistem reproduksi disusun oleh organ reproduksi, yaitu sepasang testis. Hal tersebut menandakan bahwa burung merpati tersebut merupakan aves jantan. Selain itu, pengamatan organ-organ pencernaan juga dilakukan pada awetan basah yang menunjukkan beberapa organ pencernaan, sedangkan beberapa yang lain tertutup sehingga tidak nampak. PEMBAHASAN Banyak penelitian yang telah menguji bagaimana kebiasaan makan dapat membentuk fisiologi dan morfologi sistem pencernaan. Saluran pencernaan aves merupakan saluran berujung ganda yang berawal dari paruh dan berakhir pada kloaka. Secara lebih rinci, saluran pencernaan tersebut terdiri dari mulut, esofagus, tembolok, proventrikulus, ventrikulus, usus halus (duodenum, jejenum, dan ileum), usus besar (kaeka dan rektum) dan kloaka (Mclelland, 1990). Proses makanan melewati saluran tersebut terjadi secara urut yaitu melalui proses dibasahkan, dihaluskan, diasamkan, dihancurkan, dihidrolisasi, diemulsi, dan akhirnya produk sisa akan didorong keluar Beberapa struktur tersebut mungkin menghilang seiring evolusi pada beberapa spesies (Zaher et al., 2012). Burung merpati, seperti kebanyakan aves yang lain, menggunakan paruhnya untuk mengambil makanan. Burung merpati tidak memiliki gigi, sehingga tidak memungkinkan untuk mengunyah makanannya. Mulutnya mengeluarkan saliva untuk membasahi makanannya sehingga mudah untuk ditelan, sedangkan lidahnya digunakan untuk membantu menelan makanan (Jacob dan Tony, 2013). Esofagus terletak di bagian dorsal trakea dan di daerah atas leher. Esofagus menungkinkan aves untuk menelan makannya secara utuh dan memindahkannya dari faring menuju perut. Esofagus memanjang dari leher hingga rongga toraks dan berakhir pada proventrikuls. Esofagus terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian atas, tembolok, dan toraks. Esofagus memiliki pelebaran membentuk tembolok yang terletak di luar tubuh di area leher. Tembolok berfungsi untuk menyimpan makanan. Setelah itu, makanan melewati esofagus bawah menuju proventrikulus. Kontraksi peristaltik dari otot sirkular dan longitudinal menyebabkan makanan terdorong melewati esofagus (Zaher et al., 2012).

Perut terdiri dari dua bagian, yairu proventrikulus (pars glandularis) dan ventrikulus (pars muskularis). Kedua bagian ini dihubungkan oleh zona intermediet. Proventrikulus mensekresi HCL dan pepsin yang dibutuhkan untuk mencerna protein. Burung yang makanannya keras cenderung memiliki proventrikulus yang berdinding tipis dan mirip kelenjar, sedangkan ventrikulusnya memiliki banyak otot, berdiding tebal dan kuat. Ventrikulus terletak di sisi kiri area perut, yaitu di belakang lobus kiri hati. Ukuran ventrikulus lebih besar dan memiliki lebih banyak jaringan otot daripada proventrikulus. Jaringan otot tersebut berfungsi untuk menggiling makanan. Ujung ventrikulus yang berhubungan dengan duodenum disebut pyloric. Saat katup pyloric terbuka, maka makanan dapat masuk ke dalam duodenum (Zaher at al., 2012). Usus halus dibagi menjadi tiga bagian, yaitu duodenum, jejenum, dan ileum. Di dalam usus halus terjadi penyerapan sari makanan melalui vili-vili di jonjot usus sepanjang permukaan dalam (Jacob dan Tony, 2013). Duodenum berawal dari ujung ventrikulus hingga sepanjang sekitar 20 cm. Saluran duodenum melingkari pankreas dan menerima saluran dari pankreas dan hepar. Diameter duodenum, jejenum, dan ileum seragam, sehingga sulit untuk membedakan antara ketiganya (Mclelland, 1990). Jejenum diperkirakan bermula setelah duodenum melingkari pankreas secara sempurna, sedangkan ileum bermula pada divertikulum vitelin dan berakhir pada kaekal. Usus besar berbentuk saluran pendek yang lurus, terdiri atas kaeka dan rektum. Kaeka disusun oleh bagian proksimal dari rektum dan berhubungan dengan ileum. Kloaka memanjang dari ujung rektum ke lubang kloaka. Kloaka umumnya terrsusun atas tiga bagian, yaitu koprodeum, urodeum, dan proktodeum (Zaher et al., 2012). Hati berwarna merah gelap dan terdiri atas dua lobus, yaitu lobus kanan dan lobus kiri yang dihubungkan oleh isthmus kecil. Lobus kanan berukuran lebih besar dari lobus kiri. Kedua lobus berhubungan dengan diafragma dan dinding tubuh bagian ventral. Kantung empedu menempel di permukaan posterior lobus kanan, berbentuk oval, berwarna hijau gelap, berdinding tipis. Pankreas berwarna kuning pucat dan terdiri dari tiga lobus. Ketiga saluran pankreas secara langsung berhubungan dengan duodenum (Jacob dan Tony, 2013). Ginjal adalah bagian dari banyak mekanisme dalam tubuh yang saling berhubungan untuk menjaga homeostasis sel, dan merupakan organ utama yang meregulasi kadar dan kandungan cairan lingkungan internal tubuh. Secara umum, ginjal didiskribsikan sebagai organ ekskresi untuk membuang sisa metabolisme sesuai fungsi osmoregulator (Hickman et al., 2008). Ginjal merupakan salah satu alat ekskresi pada burung merpati. Ginjal terletak di sebelah dorsal. Ginjal pada semua vertebrata terdiri atas unit-unit yang disebut tubulus ginjal

atau nefron yang ujungnya buntu dan menerima filtrat dari darah. Saluran keluar pada merpati mengarah ke posterior yaitu ureter yang bermuara ke vesikula urinaria. Sama seperti vertebrata lain, proses terbentuknya urin melalui tahap sebagai berikut. Tahap pertama dalam pembentukan urin adalah penyaringan atau filtrasi. Sisa-sisa dan materi lain dibawa ke aliran darah oleh arteria renalis dan arteriola ke glomerulus. Langkah kedua yaitu penghisapan differensial oleh sel-sel tubulus convoluted proximal dan loop of handle serta tubulus convoluted distalis (Jasin, 1989) Pada sistem reproduksinya, hewan jantan memiliki sepasang testis yang bulat, berwarna putih, melekat disebelah anterior. Testis sebelah kanan lebih kecil daripada yang kiri. Dari masing-masing testis terjulur saluran vasa deferrens sejajar dengan ureter. Pada sebagian besar aves memiliki vesicular seminalis yang merupakan gelembung kecil bersifat kelenjar sebagai tempat menampung sementara sperma sebelum dituangkan melalui papil yang terletak pada kloaka. Di dalam kloaka pada beberapa species memiliki penis sebagai alat untuk menuangkan sperma ke kloaka hewan betina. Pada hewan betina terdapat sepasang ovari. Dari ovari menjulur oviduct panjang berkelok-kelok, berlubang pada bagian cranial dengan suatu bentuk corong yang disebut ostium opdominalis (McLelland, 1990).

DISKUSI

1. Mengapa antara berbagai jenis burung memiliki tipe lidah yang tidak sama? Hal tersebut dikarenakan burung memiliki jenis makanan yang berbeda beda. Tipe lidah yang berbeda merupakan adaptasi burung teradap lingkungan, dalam hal ini lidah yang merupakan alat indera dapat terjadi modifikasi karena disesuaikan dengan lingkungan atau makanannya. 2. Apakah struktur anatomi dari tembolok dan lambung sama? Jelaskan! Tembolok adalah pelebaran ujung bawah kerongkongan dan berbentuk seperti kantung. Fungsi tembolok adalah untuk menyimpan makanan sementara. Setelah melalui tembolok, kemudian makanan akan didorong menuju lambung kelenjar yang memiliki dinding yang tipis serta menghasilkan banyak enzim pencernaan untuk mencerna makanan secara kimiawi.

3. Apakah fungsi dari masing-masing lambung burung sama? Jelaskan! Secara umum, lambung aves berfungsi untuk menggiling atau menghaluskan makanan karena lambung disusun oleh otot-otot yang kuat. Namun, perilaku makan dapat mempengaruhi fisiologi dan morfologi lambung burung. Misalnya, burung yang makanannya keras cenderung memiliki ventrikulus yang memiliki banyak otot dan berdiding tebal dan kuat. Hal tersebut menunjukkan bahwa lambung burung yang makanannya cenderung lunak, misalnya nektar, buah, daging, dan sebagainya tentu memiliki struktur yang berbeda, namun memiliki fungsi yang sama. 4. Apakah fungsi sekum pada burung? Sekum adalah struktur seperti tabung di dalam rongga perut bagian bawah yang menerima bahan makanan yang tercerna dari usus kecil dan disebut sebagai bagian pertama dari usus besar. Sekum dipisahkan dari ileum (bagian akhir dari usus kecil) oleh katup ileosekal (juga disebut katup Bauhin), yang membatasi laju makanan ke sekum dan dapat membantu mencegah bahan dari kembali ke usus kecil. Fungsi utama dari sekum adalah untuk menyerap cairan dan garam yang masih tersisa setelah selesai pencernaan usus dan penyerapan dan untuk mencampur isinya dengan zat pelumas, lendir. 5. Apakah usus pada burung dapat dibedakan seperti pada manusia? Jelaskan! Pada burung memiliki organ pencernaan berupa usus halus dan usus besar. Usus halus pada burung tersusun atas duodenum, jejunum dan ileum. Di dalam duodenum terjadi proses penyerapan makanan. Pencernaan makanan di dalam usus halus dibantu oleh cairan empedu, enzim pankreas dan enzim usus. Di dalam usus besar terjadi pencernaan selulosa dan hemiselulosa yang belum terhidrolisis oleh enzim. Di dalam kolon terjadi pencernaan mikrobiologi dengan bantuan bakteri untuk mencerna protein. Jadi menurut kelompok kami usus pada burung dapat dibedakan seperti usus manusia,tetapi pada manusia terdapat usus 12 jari sedangkan pada burung tidak ada. 6. Apa akibatnya jika burung tidak memiliki kandung kemih? Burung tidak memiliki kandung kemih, akibatnya produk dari ginjal akan secara langsung dikeluarkan melalui kloaka. Produk tersebut adalah uric acid yang dikeluarkan melalui kloaka bersama feses.

7. Apakah fungsi dari setiap bagian dari sistem reproduksi betina dari burung? Ovarium terletak di rongga abdomen. Hanya ovarium sebelah kiri yang berkembang. Ovarium akan membesar pada musim kawin. Oviduk pada burung dibagi menjadi 5 daerah, yaitu 1). Infundibulum; Merupakan unit kontraktil yang menyelubungi ovum. 2). Magnum; Diselubungi sel-sel glandular, menghasilkan albumen (putih telur). 3). Isthmus; Tempat dibentuknya membrane cangkang dan mebran keratin. 4). Uterus; Cangkang disekresi oleh uterus 5). Vagina; Merupakan bagian akhir dan oviduk 8. Apakah fungsi dari setiap bagian dari sistem reproduksi jantan dari burung? (1) Testis, tersusun atas tubulus seminiferus, yang menghasilkan sperma, (2) Vas deferen, merupakan saluran dan tempat sperma ditampung sampai masa kopulasi. Kopulasi dilakukan dengan memindahkan sperma melalui papil yang terletak pada kloaka. Di dalam kloaka pada beberapa spesies memiliki penis sebagai alat untuk menuangkan sperma ke kloaka hewan betina KESIMPULAN 1. Saluran pencernaan burung terdiri dari mulut, esofagus, tembolok, proventrikulus, ventrikulus, usus halus (duodenum, jejenum, dan ileum), usus besar (kaeka dan rektum) dan kloaka. 2. Ginjal merupakan salah satu alat ekskresi pada burung yang berfungsi untuk membuang sisa metabolisme sesuai fungsi osmoregulator. Ginjal terdiri atas unit-unit yang disebut tubulus ginjal atau nefron yang ujungnya buntu dan menerima filtrat dari darah. Aves tidak memiliki kandung kemih, sehingga saluran keluar mengarah ke posterior yaitu ureter, kemudian produk dari ginjal akan dikeluarkan bersama feses melalui kloaka. 3. Sistem reproduksi jantan disusun oleh organ reproduksi, yaitu testis, vas differens, saluran reproduksi, dan kelenjar yang mensekresi sekret untuk mengaktifkan dan melindungi sperma. Sistem reproduksi betina disusun oleh ovarium untuk menghasilkan telur dan oviduk yang berfungsi untuk menghasilkan sekret pelindung telur, terdiri dari infundibulum, magnum, isthmus, uterus dan vagina. Aves tidak memiliki uterus yang sesungguhnya.

DAFTAR RUJUKAN Hickman,C. P. Jr., Larry S. R., Susan L. K., Allan L., Helen I., and David J. E. 2008. Integrated Principles of Zoology, Fourteenth Edition. New York: McGraw-Hill. Irianto, kus. 2004. Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia. Bandung : Yramawidjaya. Jacob, Jacquie dan Tony Pescatore. 2013. Avian Disgestive Sistem. Agriculture and Natural Resource. University of Kentucky College of Agricultue, Food, and Environment, Lexington, KY, 40546. Jasin, Maskoeri. 1989. Sistematika Hewan Avertebrata dan Vertebrata. Surabaya: Sinar Wijaya. Jasin, Maskoeri. 1992. Zoologi Vertebrata untuk Perguruan Tinggi. Sinar Wijaya: Surabaya. Kartowo, Hadi. 1979. Zoologi Umum. Alumni. Bandung Kimball, J. W., 1983. Biologi Jilid 2 Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga McLelland, John. 1990. A Colour Atlas of Avian Anatomy. Eylesbury: Wolf Publishing Ltd. Radiopoetro. 1977. Zoologi. Erlangga, Jakarta. Syarifuddin.2006. Anatomi Fisiologi. Jakarta: Buku Kedokteran EGC. Villee, C. A. Walker, W. F. And Smith, F. E. 1988. General Zoology. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta Zaher, M., Abdel W.E.G., Hamida Ha., and Fathia A.A. 2012. Anatomical, histological and histochemical adaptations of the avian alimentary canal to their food habits: I-Coturnix coturnix. Life Science Journal. 9(3). Zainudin dkk. 2014. Struktur Histologi Tembolok (Ingluvies) Pada Unggas . Jurnal Medika Vetrerina

Related Documents


More Documents from "Lina Wardani"