Laporan Sistem Integumen.docx

  • Uploaded by: ANJALIA SANTIKA
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Laporan Sistem Integumen.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,875
  • Pages: 5
Sistem Integumen Integumentary System Cut Rizkani [email protected] Abstrak Sistem integumen merupakan penutup luar pada tubuh, yang meliputi kulit, tanduk, kuku, rambut, bulu, cakar, sisik, dan sebagainya. Kulit adalah organ yang berfungsi untuk membungkus dan melindungi seluruh permukaan luar tubuh. Kulit pada vertebrata terdiri dari kulit tebal dan kulit tipis. Praktikum tentang “Sistem Integumen” telah dilakukan pada tanggal “11 Maret 2019” bertempat di Laboratorium Jurusan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah Kuala. Tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui macam-macam sistem kulit pada vertebrata. Praktikum dilakukan dengan metode pengamatan langsung terhadap beberapa preparat tanpa bantuan mikroskop. Hasil yang didapati pada praktikum ini adalah dapat melihat struktur kulit yang terdiri dari dua lapisan utama yaitu lapisan epidermis dan dermis, selain itu kulit juga memiliki turunan diantaranya rambut, kuku, bulu, cakar, telapok, dan sisik. Kata Kunci: integumen, derivat, rambut. Abstract The integument system is the outer covering of the body, which includes the skin, horns, nails, hair, feathers, claws, scales, and so on. The skin is an organ that serves to wrap and protect the entire outer surface of the body. The skin of vertebrates consists of thick skin and thin skin. Practicum about the "Integumentary System" has been carried out on "March 11, 2019" at the Biology Department Laboratory, Faculty of Teacher Training and Education, Syiah Kuala University. This practice aims to determine the various skin systems in vertebrates. The practicum is done by direct observation method of against several preparations. The results the skin consists of two major layers of the epidermis layer and the dermis, but the skin also has derivatives including hair, nails, feathers, claws, telapok, and scales. KeyWord: integumentary, derivative, hair.

1

Cut Rizkani: Sistem Integumen

Pendahuluan Integumen berasal dari bahasa latin “integumentum” yang berarti “penutup”. Sistem integumen adalah suatu sistem organ yang berfungsi sebagai pemisah, pembeda, pelindung, dan sebagai alat perangsang pada hewan terhadap lingkungan sekitarnya. Sistem ini juga merupakan bagian sistem organ yang terbesar yang mencakup kulit, rambut, bulu, sisik, kuku, kalenjar kulit dan produknya (kelenjar atau lendir). Sistem integumen pada manusia terdiri dari kulit, kuku, rambut, kalenjar keringat, kalenjar minyak dan kelenjar susu. Sistem integumen juga mampu memperbaiki sendiri apabila terjadi kerusakan yang tidak tetrlalu parah (self-repairing) dan mekanisme pertahanan tubuh pertama (pembatas antara lingkungan luar tubuh dengan dalam tubuh) (Andriyani, 2015, p. 134). Kulit di umpamakan sebagai “selimut” yang menutupi permukaan tubuh dan memiliki fungsi utama sebagai pelindung dari berbagai macam gangguan dan rangsangan luar. Fungsi perlindungan ini terjadi melalui sejumlah mekanisme biologis, seperti pembentukan lapisan tanduk secara terus menerus (keratinisasi dan pelepasan sel-sel yang sudah mati), respirasi dan pengaturan suhu tubuh, produksi sebelum dan keringat, dan pembentukan pigmen melanin untuk melindungi kulit dari bahaya sinar ultraviolet matahari, sebagai peraba dan perasa, serta pertahanan terhadap tekanan dan infeksi dari luar. Selain itu, kulit merupakan suatu kelenjar holokrin yang besar besar (Latifah, 2007, p. 11). Kulit terdiri dari dua lapisan utama yaitu epidermis dan dermis. Epidermis merupakan lapisan paling luar dari kulit yang terdiri dari epitel berlapis gepeng dan lapisan tanduk. Epidermis hanya terdiri dari dari jaringan epitel, tidak mempunyai pembuluh darah maupun limfa, oleh karena itu semua nutrien dan oksigen diperoleh dari kapiler pada lapisan dermis. Sedangkan dermis berupa jaringan ikat agak padat dan berasal dari mesoderm (Sonny, 2009, p. 12) Rambut adalah salah satu jenis integumen pada vertebrata kelas mamalia. Hampir seluruh permukaan tubuh ditumbuhi rambut. Rambut rontok (hair loss) adalah

2

suatu kelainan di mana jumlah rambut lebih sedikit atau terjadinya pelepasan rambut dari biasanya (dari normalnya) serta adanya penipisan. Rambut rontok dapat terjadi melalui kerontokan, patahnya batang rambut yang rusak, serta kebotakan/alopesia (Jafar, 2012, p. 156). Penyakit kepala merupakan suatu penyakit yang menyerang organ tubuh manusia di bagian kepala yaitu salah satunya adalah alopesia atau kebotakan. Alopesia juga diartikan sebagai kerontokan atau hilangnya rambut selaku salah satu jenis integumen pada manusia (Dessy, 2013, p. 9). Metode/Cara Kerja Waktu dan Tempat Praktikum ini telah dilakukan pada tanggal 11 Maret 2019. Bertempat di Laboratorium Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah Kuala. Target/Sampel/Subjek Praktikum ini dilakukan untuk mengetahui macam-macam sistem kulit pada vertebrata. Subjek atau pelaksana praktikum ini ialah mahasisiwa Pendidikan Biologi angkatan 2017. Sampel yang digunakan pada praktikum kali ini ialah kulit, rambut, kuku, ceker, sisik, telapok, dan bulu. Prosedur Pertama menyiapkan semua alat dan bahan yang akan digunakan seperti preparat yang akan diamati yaitu kodok, torso kulit, rambut, kuku, bulu, ceker, telapok lembu, sisik ikan, alat tulis, dan kamera untuk dokumentasi hasil pengamatan. Kemudian diamati dari setiap sampel yaitu bagain integumen. Selanjutnya digambar tangan dan diberi keterangan. Teknik Pengambilan Data Data diambil dengan melakukan pengamatan secara langsung terhadap beberapa preparat yang telah disediakan diantaranya rambut, kodok, cakar ayam, bulu unggas, telapok lembu, dan sisik ikan.

Cut Rizkani: Sistem Integumen

Teknik Analisis Data Data ditampilkan dalam bentuk gambar dan disajikan secara deskriptif. Hasil dan Pembahasan Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa kuku manusia terdapat sub unguis, lanula dan kuneus. Ceker ayam terdapat unguis, sub unguis dan kuneus. Telapok lembu memiliki bagian unguis, sub unguis dan kuneus. Bulu ayam memiliki bagian-bagiannya yaitu seperti kalamus, rachis, rami, radi, radioli, veksilum, umbrilicus inferior dan umbrilicus superior. Kulit ada bagian-bagiannya berupa batang rambut, akar, folikel, bulbus, papila,dan matrix rambut. Selanjutnya sisik ikan yaitu berbentuk cycloid atau seperti siklus. Sistem integumen adalah sistem pelindung yang melapisi permukaan luar tubuh yang disebut dengan kulit. Menurut (Qurniawan, 2013) kulit adalah lapisan atau jaringan yang menutup seluruh tubuh dan melindungi tubuh dari bahaya yang datang dari luar. Kulit terdiri dari dua lapisan utama yaitu epidermis dan dermis. Epidermis merupakan bagian kulit paling luar. Epidermis melekat erat pada dermis karena secara fungsional epidermis memperoleh zat-zat makanan dan cairan antar sel dari plasma yang merembes melalui dinding-dinding kapiler dermis ke dalam epidermis, hal ini sesuai dengan (Apriani, 2010). Sedangkan dermis adalah bagian kulit disebelah dalam dari lapisan epidermis atau disebut juga sebagai kulit sebenarnya. Dermis memiliki dua lapisan yaitu, pertama lapisan papilar jaringan ikat areolar renggang dengan fibroblas, sel mast dan makrofag. Lapisan ini mengandung banyak pembuluh darah yang memberi nutrisi lapisan epidermis. Lapisan ini terletak dibawah lapisan papilar (Gansar, 2012).

3

Pengamatan pertama yaitu pada kulit menggunakan torso kulit yang telah disediakan oleh pihak laboratorium. Derivat atau penyusunan kulit manusia ada tiga lapisan yaitu epidermis, dermis, dan hipodermis. Lapisan epidermis adalah lapisan paling luar yang dibentuk oleh zat tanduk pada stratum korneum, pembelahan diri dan pembentukan sel baru pada stratum germinativum, kemudian ada lapisan bening pada stratum lucidum, dan ada lapisan sel pipih pada stratum granulosom. Lapisan dermis adalah lapisan yang terdapat akar-akar rambut, kelenjar minyak, kelenjar keringat, pembuluh darah dan saraf yang disusun oleh lapisan stratum papilare dan stratum retikulare. Lapisan hipodermis adalah lapisan kulit paling dalam. Pada kulit terdapat dua jenis kalenjar yaitu kelenjar apokrin dan eksokrin (Perceka, 2010). Kulit ada bagian-bagiannya berupa batang rambut yang merupakan bagian dari permukaan kulit, akar rambut merupakan bagian rambut yang terbenam di dalam kulit, folikel rambut merupakan bagian epitel pemungkus rambut, bulbus rambut merupakan bagian yang membesar dari rambut, matrix rambut merupakan sel yang ada di dasar akar rambut, papilla rambut merupakan jaringan yang menjorok ke dalam dan musculus arectores pilorum merupakan berkas otot polos. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar 1 di bawah ini.

(Sumber Google) Gambar 1. Kulit Manusia

Cut Rizkani: Sistem Integumen

Pengamatan kedua yaitu kuku manusia yang bagian ujungnya disebut unguis (bagian atas), bagian ventral subunguis (bagian bawah) dan lunula (bagian seperti bulan sabit). Menurut (Afrizal, 2009) kuku adalah suatu bentuk kuku yang khusus dibentuk oleh bagian kulit, yaitu akar kuku di jari tangan dan kaki. Kuku utama terletak terdiri dari lapisan Corneum (lapisan tanduk) dan berfungsi untuk melindungi jari yang sensitiv. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar 2 berikut.

(Sumber Google) Gambar 2. Kuku Manusia Pengamatan yang ketiga yaitu pada ceker ayam. Pada cekar ayam adanya bagian dorsal disebut unguis, bagian ventral sub unguis dan bagian yang melengkung agak tajam disebut kuneus, yang membedakan kuku manusia dan cekar ayam adalah pada cekar ayam tidak adanya lunulanya saja. Kuku manusia dan cekar ayam merupakan modifikasi dari sistem stratum korneum. Selain itu pada ceker juga terdapat sisik berwarna kekuningan. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar 3 berikut ini.

(Sumber Google) Gambar 3. Ceker Ayam

4

Pengamatan keempat yaitu telapok lembu yang merupakan modifikasi dari stratum korneum yang lapisannya menanduk mengandung keratin.Telapok pada lembu berwarana hitam kecoklatan dan memiliki belahan seperti sepatu. Telapok hanya memiliki bagian unguis yaitu pada ujung dan subunguis pada bagian yang melekat dengan kaki tambahan. Telapok ini digunakan sebagai alat pelindung saat berjalan, jadi fungsi telapok seperti sepatu (lihat gambar 4).

(Sumber Pribadi) Gambar 4. Telapok Lembu Pengamatan kelima yaitu bulu ayam yang memiliki bagian-bagian seperti kalamus, rachis, rami, radi, radioli, veksilum, umbrilicus inferior dan umbrilicus superior. Kalamus merupakan tangkai kosong untuk melekatkan diri pada kulit, rachis merupakan batang bulu, rami merupakan cabang kekiri dan kekanan dari rachis, radi merupakan cabang dari rami, sedangkan radioli merupakan kulit-kulit yang mempersatukan radi dan rami. Umbrilicus inferior adalah lubang kecil pada ujung proksimal kalamus dan umbrilicus superior adalah lubang berkas pembuluh darah dan saraf antara kalamus dan veksilum, untuk lebih jelasnya perhatikan gambar 5 dibawah ini.

(Sumber Google) Gambar 5. Bulu Ayam

Cut Rizkani: Sistem Integumen

Pengamatan yang terakhir yaitu sisik ikan. Sisik ikan yang diamati memiliki bentuk cycloid atau seperti siklus, dapat dilihat pada gambar 6 berikut ini.

(Sumber Google) Gambar 6. Sisik Ikan Sisik ikan memiliki empat tipe yaitu tipe Cycloid seperti lingkaran atau siklus, Ctenoid memiliki modifikasi seperti giligi berduri dan seperti sisir, Ganoid berbentuk seperti suatu lempengan dan terakhir Placoid berbentuk segitiga yang bagian basalnya mendatar dan menempel pada lapisan dermis serta pipih. Sirip (Pinnae) caudalis terdapat beberapa tipe yaitu Protocercal tampak satu tipe, Diphycercal tampak dua tipe, Heterocercal dan Homocercal. Simpulan dan Saran Simpulan Sistem integumen adalah sistem pelindung yang melapisi permukaan luar tubuh yang disebut dengan kulit. Derivat integumen berupa rambut, bulu, kuku, ceker, telapok, dan sisik pada ikan. Derivat bekerja sesuai dengan fungsinya. Derivat atau penyusunan kulit manusia ada tiga lapisan yaitu epidermis, dermis, dan hipodermis. Fungsi integumen sebagai pelindung, sebagai eksteroreseptor, sebagai alat ekskresi, sebagai alat osmoregulasi / homeostasis, sebagai alat thermoregulasi, dan sebagai alat pernafasan / respirasi. Saran Diharapkan kedepan nya praktikum lebih efektif lagi sehingga dapat memahai sistem integumen lebih mendetail lagi.

5

Daftar Pustaka Afrizal, L. (2009). Mekanisme Regenerasi Anggota Tubuh Hewan. Jurnal Penelitian, 2:2, 43-50. Andriyani, R. (2015). Biologi Reproduksi dan Perkembangan. Yogyakarta : Cv Budi Utama. Apriani, R. (2010). Struktur Integumen, Otot dan Skeleton serta Mekanisme Gerak Ular Terran (Ptyas mucosus Linn) dan Ular Aboreal (Ahaetulla prasina Boie). Jurnal Biologi Indonesia, 3:2, 65-70. Dessy, B. (2013). Sistem Pakar untuk Mendiagnosa Penyakit Alopesia pada Manusia dengan Metode Certainty Factor. Jurnal Penelitian, 4:3, 9-10. Gansar, B. dkk, (2012). Histokomparatif Organ Ontegumen, Instestinum, Pohon Respirasi dan Beberapa Jenis Teripang dari Perairan Karimunjawa. Jurnal of Marine Research, 19:10, 67-74. Jafar, G. (2012). Pengembangan Formula dan Karakterisasi Nanoelmulsi Ekstra Kombinasi Daun The dan Mangkokan yang Dinkorporasikan ke dalam Spray Sebagi Penumbuh Rambut, Jurnal Pharmascience, 4:12, 155-166. Latifah, F. (2007). Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan Kosmetik. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama. Perceka. (2010). Analisis Deskriptif Kemunduran Mutu Kulit Ikan Bandeng (Chanos chanos) Selama Penyimpanan Suhu Chilling Melalui Pengamatan Histologis. Jurnal Penelitian, 3:1, 50- 55. Qurniawan. (2013). Mikroanatomi Kelenjar Kulit Duttaphrynus Melanostictuc (Scheider 1799) dan Kalaoula Baleata (Muller, 1836) (Amphibia Anura), Jurnal Anatomi Fisiologi, 21:2, 1-8. Sonny J. R. (2009). Histofisiologi Kulit. Jurnal Penelitian, 2:1, 12-20.

Related Documents


More Documents from "Andi Jusman Hasanuddin"