Laporan Resm1.docx

  • Uploaded by: Luluk P
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Laporan Resm1.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,362
  • Pages: 16
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI II PEMERIKSAAN KUALITAS AIR DEIONISASI SECARA MIKROBIOLOGI

Disusun Oleh : Kelompok G-4 Fadhil Yusral

2016210085

Indira Puspawardana

2016210112

Luluk Pramesti

2016210139

Tanggal Praktikum : 28 Maret 2019

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS PANCASILA JAKARTA 2019

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Air adalah kebutuhan dasar bagi kehidupan bahkan air adalah sumber dari kehidupan itu sendiri. Air bersih adalah air yang jernih dan tidak berwarna, tawar, dan tidak berbau.

Sumber daya alam yaitu air dapat

diperoleh dari air permukaan meliputi air sungai, danau, waduk, rawa dan genangan air lainya. Secara umum fungsi air dalam tubuh setiap mikroorganisme adalah untuk melarutkan senyawa organik, menstabilkan suhu tubuh dan melangsungkan berbagai reaksi kimia tingkat seluler. Air yang ada di alam bukanlah didapat sebagai air murni, melainkan sebagai air yang mengandung bermacam-macam zat lain yang terlarut ataupun tersuspensi. Jenis dan jumlah zat tersebut tergantung dari kondisi lingkungan di sekitar sumbernya. Namun, tidak semua air baku dapat digunakan manusia untuk memenuhi kebutuhan air minum, hanya air baku yang memenuhi persyaratan kualitas air minum yang dapat digunakan untuk air minum. Hal ini disebabkan karena adanya berbagai jenis bakteri yang dapat mengkotaminasi air dengan menjadikannya media untuk berkembang biak.

Hal

tersebut

dapat

membahayakan

makhluk

hidup

yang

menggunakannya khususnya ketika air terkontaminasi tersebut digunakan sebagai air minum. Salah satu cara untuk menguji kelayakan air untuk diminum ialah dengan menggunakan uji pemeriksaan kualitas air. Uji bakteriologis ini dilakukan dengan menguji keberadaan bakteri coliform. Bakteri coliform adalah bakteri yang dapat dijadikan sebagai indikator pencemaran air karena dapat berkorelasi positif dengan bakteri patogen. Uji kualitatif Coliform secara lengkap terdiri dari tiga tahap yaitu uji duga (presumptive test), uji penegasan (confirmed test), dan uji sempurna (completed test). Metode pengujian yang digunakan adalah metode MPN (Most Probable Number) atau Angka Paling Mungkin.

Oleh karena itu, percobaan ini dilakukan untuk dapat mengetahui uji kualitas air berdasarkan adanya bakteri coliform (khususnya E. coli) dalam contoh air yang diperiksa, juga dapat mempraktikkan cara pengujian perkiraan pada air untuk mengetahui adanya jasad coliform, serta dapat membedakan mikroba fekal dan non fekal.

1.2 TUJUAN 1. Untuk mengetahui dan memahami tipe-tipe mikroorganisme yang ada di air dan indikator biologis yang dapat menunjukkan kelayakan air untuk dikonsumsi 2. Untuk menganalisis kelayakan air untuk dikonsumsi dengan menggunakan prosedur standard secara kualitatif maupun kuantitatif

1.3 RUMUSAN MASALAH 1. Apakah terdapat mikroba coliform di dalam sampel air yang diperiksa?

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1

BAKTERI COLIFORM Bakteri Coliform merupakan suatu grup bakteri yang digunakan sebagai indikator adanya polusi kotoran dan kondisi yang tidak baik terhadap air dan makanan. Coliform sebagai suatu kelompok dicirikan sebagai bakteri batang, gram negatif, tidak membentuk spora dan anaerobik fakultatif yang memfermentasi laktosa dengan menghasilkan asam dan gas dalam waktu 48 jam pada suhu 35oC. Bakteri coliform yang berada di dalam makanan atau minuman menunjukkan kemungkinan adanya mikroba yang bersifat enteropatogenik dan atau toksigenik yang berbahaya bagi kesehatan. Bakteri Coliform mempunyai banyak spesies diantaranya Escherichia coli. Bakteri ini meupakan indikator sanitasi yang keberadaannya dalam pangan menunjukkan bahwa air atau makanan tersebut pernah tercemar oleh feses manusia. Kebanyakan Escherichi coli tidak berbahaya, tetapi beberapa, dapat mengakibatkan keracunan makanan yang serius pada manusia. (Widianti, 2014). Bakteri coliform dalam air minum dikategorikan menjadi tiga golongan, yaitu coliform total, fekal coliform, dan E. coli. Masingmasing memiliki tingkat risiko yang berbeda. Coliform total kemungkinan bersumber dari lingkungan dan tidak mungkin berasal dari pencemaran tinja. Sementara itu, fekal coliform dan E. coli terindikasi kuat diakibatkan oleh pencemaran tinja, keduanya memiliki risiko lebih besar menjadi patogen di dalam air. Bakteri fekal coliform atau E. coli yang mencemari air memiliki risiko yang langsung dapat dirasakan oleh manusia yang mengonsumsinya. Kondisi seperti ini mengharuskan pemerintah bertindak melalui penyuluhan kesehatan, investigasi, dan memberikan solusi untuk mencegah penyebaran penyakit yang ditularkan melalui air (Hartini, 2009).

Escherichia coli adalah kuman oportunis yang banyak ditemukan di dalam usus besar manusia sebagai flora normal. Bakteri ini bersifat unik karena dapat menyebabkan infeksi primer pada usus, misalnya diare pada anak, seperti juga kemampuannya menimbulkan infeksi pada jaringan tubuh lain di luar usus. Escherichia coli terdiri dari 2 spesies yaitu: Escherichia coli dan Escherichia hermanis. Kedua spesies ini digunakan sebagai patokan dalam menentukan syarat bakteriologis karena pada umumnya bibit penyakit ini ditemukan pada kotoran manusia dan relatif lebih sukar dimatikan dengan pemanasan air. Bakteri golongan coli ini berasal dari usus besar dan tanah. Air yang mengandung golongan coli dengan kadar yang melebihi batas yang telah ditentukan, dianggap telah terkontaminasi

dengan

kotoran

manusia.

Demikian

dalam

pemeriksaan bakteriologi, tidak langsung diperiksa apakah air itu mengandung bakteri pathogen, tetapi diperiksa dengan indikator bakteri golongan Coli (Hartini,2009).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1

ALAT DAN BAHAN 



3.3

Alat yang digunakan: -

Mikro pipet

-

Tabung reaksi

-

Lampu spiritus

-

Erlenmeyer

-

Tabung durham

-

Rak tabung reaksi

-

Pipet volume

-

Jarum ose/sengkelit

-

Pipet tetes

-

Inkubator

Bahan: -

Air deionisasi

-

Lactosa Broth (LB)

-

Brilliant Green Lactosa Broth (BGLB)

-

Eosin Methylen Blue Agar (EMBA)

-

Nutrient Agar

-

Perbenihan IMVIC

-

Karbol Fuchsin

-

Gentian Violet

-

Pereaksi Kovac

-

Indikator metil merah

-

Pereaksi Barrits A dan B

CARA KERJA A.

Cara Pengambilan Contoh

Contoh dikumpulkan dalam wadah tertutup bersih dan steril. Sterilisasi wadah dilakukan dengan cara membungkus bagian leher dan tutup botol dengan kertas perkamen kemudian diikat, setelah itu disterilkan dengan cara panas-lembab di dalam autoklaf pada suhu 121o C selama 30 menit. Penutupan leher botol bertujuan untuk mencegah terjadinya kontaminasi. Botol pengumpul contoh yang akan digunakan untuk air yang mengandung klorin harus diisi dengan penetral klorin misalnya natrium tiosulfat dengan kadar 100 mg per liter air. B.

Uji Duga (Presumptive Test) -

Disiapkan 12 tabung reaksi berisi perbenihan Laktosa Broth dan tabung Durham terbalik. Dibagi 12 tabung tersebut menjadi empat kelompok yang masing-masing terdiri dari 3 tabung. Diberi nama kelompok 10 (untuk 3 tabung pertama), kelompok 1 (untuk 3 tabung kedua), dan nomor 0,1 (untuk 3 tabung ketiga). Tiga tabung yang tersisa berfungsi sebagai blangko.

-

Diinokulasikan contoh air masing-masing 10 mL (untuk kelompok 10), masing-masing 1 mL (untuk kelompok 1), dan masing-masing 0,1 mL (untuk kelompok 0,1). Blangko tidak diisi sampel air.

-

Diinkubasikan seluruh tabung pada suhu 32-37o C selama 24-48 jam.

-

Diamati adanya pertumbuhan mikroba dan terbentuknya gas dalam tabung Durham.

-

Interpretasi hasil sebagai berikut : 

Ada pertumbuhan, tetapi tidak ada gas dalam tabung Durham, maka reaksi adalah negatif dan tidak perlu dilakukan pemeriksaan selanjutnya



Ada pertumbuhan, ada gas kurang dari 10% volume tabung Durham, reaksi meragukan, maka pemeriksaan tetap dilanjutkan pada uji penegasan



Aa pertumbuhan, ada gas lebih dari 10% volume tabung Durham, maka reaksi positif dan uji dilanjutkan pada uji penegasan

C.

Dihitung MPN sesuai dengan jumlah tabung yang positif

Uji Penegasan (Confirmed Test) -

Disiapkan 12 tabung reaksi yang berisi masing-masing 10 ml BGLB (Brilliant Green Lactose Broth) dan tabung Durham, diagi menjadi 4 kelompok seperti pada uji duga

-

Diambil satu sengkelit biakan dari satu tabung hasil uji duga yang menghasilkan gas paling banyak dari setiap seri. Diinokulasikan masing-masing biakan tersebut ke dalam satu seri perbenihan BGLB sesuai dengan kelompoknya

-

Setelah diinkubasian selama 24-48 jam pada suhu 35-27o C diamati perubahan dan terbentuknya gas dalam tabung Durham. Cara pengamatan sama dengan pengamatan pada perbenihan Laktosa Broth di atas.

-

Hasil uji BGLB yang positif dan atau meragukan dipindahkan pada perbenihan EMBA (Eosin Methylen Blue Agar) sebanyak masing-masing satu sengkelit dengan cara digores. Setelah diinkubasi pada suhu 35-37o C selama 24-48 jam dilakukan pengamatan

-

Interpretasi hasil uji penegasan adalah sebagai berikut : 

Terapat koloni E. coli kilap logam biru pada EMB agar, berarti air tidak layak minum, maka pemeriksaan dilanjutkan pada uji selanjutnya



Terdapat koloni agak lain dari E. coli maka hasil meragukan, pemeriksaan harus dilanjutkan pada uji selanjutnya



Tidak terdapat koloni E. coli, hasil pengujian negatif, pemeriksaan tidak perlu dilanjutkan

D.

Uji Sempurna (Confirmed Test) -

Dari koloni yang tumbuh (positif atau meragukan) dilanjutkan dengan menanamkan pada perbenihan Laktosa Broth (LB) dan agar miring Nutrient Agar (NA), kemudian diinkubasi selama 24-48 jam pada suhu 35-37o C

-

Diamati hasil yang terjadi. Interpretasi hasil sebagai berikut : 

Timbulnya gas dalam tabung Durham yang terdapat dalam perbenihan LB berarti hasil positif. Terdapat bakteri coliform.



Terhadap koloni yang tumbuh pada agar miring NA dilakukan pewarnaan Gram. Jika hasil Gram menunjukkan bakteri Gram negatif berbentuk batang, tidak berspora, maka hasil uji adalah positif terdapat bakteri coliform.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1

HASIL PENGAMATAN Sampel

: Air deionisasi

Waktu inkubasi

: 12.00 WIB

a) Uji Duga (Presumptive Test) Tabung keTabung

4.2

∑ Hasil

MPN Coliform (𝑗𝑎𝑠𝑎𝑑 𝑟𝑒𝑛𝑖𝑘 ⁄𝑚𝐿)

1

2

3

yang Positif

10 mL

-

-

-

0

1 mL

-

-

-

0

0,1 mL

-

-

-

0

Blangko

-

-

-

0

< 3.0

PEMBAHASAN Fadhil Yusral (2016210085) 1. Dilakukannya uji pemeriksaan kualitas air secara mikrobiologi karena air yang tercemar merupakan sumber penyakit yang sering dijumpai oleh karena itu dilakukannya pemeriksaan kualitas air agar kita dapat menilai apakah air yang menjadi sampel sudah terbebas dari mikroba intestinal dengan melihat indikator yang ada didalam sampel air tersebut dimana indikator yang paling tepat sebagai mikroba intestinal adalah bakteri E.coli yang dilihat dengan melakukan 3 tahapan uji yaitu uji duga, uji penegasan, dan uji sempurna. 2. Pada uji duga digunakan media pertumbuhan lactosa broth (LB) karena bakteri coliform mempunyai kemampuan untuk mengubah glukosa menjadi sumber karbon serta media LB juga mempunyai kemampuan untuk menekan pertumbuhan mikroba lain di dalam

sampel air sehingga hasil yang kita amati dapat lebih spesifik untuk mikroba intestinal. 3. Pada uji penegasan digunakan media EMBA karena mengandung zat warna metilen biru yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri gram positif dan suasan lingkungan asam dapat menyebabkan warna diserap oleh bakteri coliform sehingga dapat diamati. 4. Dari hasil uji yang telah dilakukan maka didapat hasil sampel air deionisasi pada uji duga negatif sehingga uji selanjutnya tidak perlu dilakukan karena dapat disimpulkan bahwa air deionisasi bebas dari kontaminan bakteri intestinal.

Indira Puspawardana (2016210112) 1. Uji pendugaan dengan menggunakan metode MPN dilakukan dengan carA menginokulasikan sampel air ke dalam tabung yang berisi medium laktosa cair dan tabung durham. Volume dari sampel air yang digunakan masing-masing 10 ml, 1 ml dan 0,1 ml dilakukan pada 5 tabung, sehingga seluruh tabung berjumlah 15 buah. Semua tabung diikubasi pada suhu 37 0 C selama kurang lebih 72 jam. Hasil positif dapat diketahui dengan terbentuknya gas atau gelembung yang terdapat pada tabung durham. 2. Fungsi dari tabung durham adalah untuk mengetahui terbentuknya gas gelembung atau untuk menangkap gas yang ditimbulkan akibat adanya fermentasi laktosa menjadi asam dan gas. 3. Bakteri coliform merupakan bakteri ang digunakan sebagai indikator adanya polutan dan kondisi yang tidak baik terhadap air maupun bahan makanan. Bakteri coliform merupakan bakteri yang berbentuk batang dan gram negatif, tidak mempunyai spora. 4. Pada uji duga digunakan media Laktose broth karena media LB adalah media yang paling baik untuk bakteri coliform. Dimana

bakteri coliform dapat mengubah glukosa pada media LB menjadi sumber karbo. 5. Dari hasil uji sampel air deionisasi didapat hasil yang negatif, sehingga air deionisasi tidak mengandung bakteri coliform. Luluk Pramesti (2016210139) 1. Bakteri Coliform merupakan grup bakteri yang digunakan sebagai indikator adanya polusi kotoran dan kondisi yang tidak baik terhadap air, maupun bahan makanan. Kelompok bakteri ini digunakan sebagai indikator karena tidak patogen, mudah serta cepat dikenali dalam tes laboratorium, tidak berkembang biak saat bakteri patogen berkembang biak, serta dapat bertahan lebih lama dari pada bakteri patogen dalam lingkungan yang tidak menguntungkan. 2. Bakteri Coliform bukan penyebab dari penyakit-penyakit bawaan air, namun bakteri jenis ini mudah untuk dikultur dan keberadaannya dapat digunakan sebagai indikator keberadaan organisme patogen seperti bakteri lain, virus, atau protozoa yang merupakan parasit yang hidup dalam sistem pencernaan manusia serta terkandung dalam feses. Ketika seseorang terinfeksi oleh bakteri patogen, orang tersebut akan mengeksresi organisme indikator jutaan kali lebih banyak dari bakteri patogen. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa tingkat keberadaan organisme indikiator yang rendah menunjukkan bahwa organisme patogen akan jauh lebih rendah. 3. Pada percobaan uji kualitas air ini, sampel air yang digunakan adalah air deionisasi. Air deionisasi yaitu air yang ion-ionnya telah dihilangkan. Dalam proses pemurnian air yang berasal dari keran, mata air, atau air suling dialirkan melalui suatu resin penukar ion sehingga kation dan anion yang ada dalam air diganti dengan H+ dan OH– yang ada pada resin menghasilkan H2O.

Proses deionisasi tidak menghapus patogen atau kontaminan organik sehingga sumber air mempengaruhi kemurniannya. 4. Pada uji duga menggunakan media Lactose Broth, media ini mengandung laktosa yang dapat digunakan oleh bakteri coliform sebagai sumber karbonnya sedangkan mikroba enterik lainnya tidak, maka untuk uji ini menggunakan perbenihan laktosa. Perbenihan Lactose Broth ini juga mengandung garam empedu dan indikator pH untuk mendeteksi adanya asam, dua komponen tersebut dapat menekan pertumbuhan mikroba lain dalam sampel air yang diperiksa. 5. Setelah diinkubasi selama 24 jam, hasil uji duga dari sampel air deionisasi adalah negatif pada ketiga tabung. Hal ini berarti terdapat pertumbuhan, tetapi tidak ada gas dalam tabung Durham, sehingga tidak dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Maka, dapat disimpulkan bahwa tidak ditemukan mikroba yang mampu memfermentasi laktosa dan mikroba pembentuk gas. Dengan demikian didapatkan nilai MPN sebesar < 3,0. Berdasarkan Surat keputusan Dirjen POM Nomor : 037267/B/SK/VII/89 bahwa batas cemaran MPN Koliform per ml sampel adalah < 3. Nilai indeks MPN ini menunjukkan bahwa ketiga tabung yang mengandung sampel air deionisasi memenuhi standar mutu yang dikeluarkan oleh Dirjen POM.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1

KESIMPULAN Fadhil Yusral (2016210085) Dari uji yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa air deionisasi terbebas dari mikroba intestinal sehihngga dapat dinyatakan mempunyai kualitas yang sesuai secara mikrobiologi Luluk Pramesti (2016210139) Dari uji kualitas air yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa nilai MPN/g (Most Probable Number) dari sampel air deionisasi adalah < 3,0 dan sesuai dengan standard yang dipersyaratkan. Indira Puspawardana (2016210112) Sampel air deionisasi bebas kontaminan bakteri coliform secara mikrobiologi.

5.2

SARAN Sebaiknya praktikan memperhatikan teknik pengambilan sampel sesuai prosedur dan dengan aseptis.

DAFTAR PUSTAKA Bambang, Andrian G. dkk. 2014. Analisis cemaran bakteri coliform dan identifikasi Escherichia coli pada air isi ulang dari depot di Kota Manado. Jurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 3 No. 3 Hartini, P. B. 2011. Studi Keamanan Mikrobiologi Makanan jajanan Di Kantin Falesa IPB. Bogor: Institut Pertanan Bogor. Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Metodologi: Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Nursalam. 2008. Konsep dan Dasar Penerapan Metodologi Penelitian Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

LAMPIRAN

Related Documents

Laporan
August 2019 120
Laporan !
June 2020 62
Laporan
June 2020 64
Laporan
April 2020 84
Laporan
December 2019 84
Laporan
October 2019 101

More Documents from "Maura Maurizka"