Laporan Refleksi Kasus 5 Transfusi Tukar.docx

  • Uploaded by: Dio Resna
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Laporan Refleksi Kasus 5 Transfusi Tukar.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,521
  • Pages: 8
LAPORAN REFLEKSI KAS US STASE ILMU KESEHATAN ANAK TRANSFUSI TUKAR PADA BAYI Nurmahida Mutia Sari / 20174011155 I. PENGALAMAN II. MASALAH YANG DIKAJI 1. Apa itu transfusi tukar pada bayi baru lahir? 2. Bagaimana darah yang digunakan dalam transfusi tukar? 3. Apa saja teknik transfusi tukar pada bayi? 4. Bagaimana pelaksanaannya? 5. Apa indikasi dilakukannya transfusi tukar pada bayi? 6. Apa komplikasi dari transfusi tukar? 7. Bagaimana perawatannya?

III. ANALISIS KRITIS 1. Transfusi tukar Transfusi tukar adalah suatu tindakan pengambilan sejumlah kecil darah yang dilanjutkan dengan pengembalian darah dari donor dalam jumlah yang sama yang dilakukan berulang sampai sebagian besar darah penderita tertukar .Pada hiperbilirubinemia, tindakan ini bertujuan mencegah terjadinya ensefalopati bilirubin dengan cara mengeluarkan bilirubin indirek dari sirkulasi. Pada bayi dengan isoimunisasi, transfusi tukar memiliki manfaat tambahan, karena membantu mengeluarkan antibodi maternal dari sirkulasi bayi. Sehingga mencegah hemolisis lebih lanjut dan memperbaiki anemia. 2. Darah yang digunakan A. Tipe Darah 1) Inkompatibilitas ABO Darah donor harus golongan O, rhesus (-) atau rhesus yang sama dengan ibu dan bayinya. Crossmatched terhadap ibu dan bayi yang mempunyai titer rendah antibodi anti A dan anti B. Biasanya menggunakan eritrosit golongan O dengan plasma AB, untuk 1

memastikan bahwa tidak ada antibodi anti A dan anti B yang muncul. 2) Pada penyakit hemolitik rhesus, jika darah disiapkan sebelum persalinan, harus golongan O dengan rhesus (-), crossmatched terhadap ibu. Bila darah disiapkan setelah kelahiran, dilakukan juga crossmatched terhadap bayi. 3) Pada penyakit hemolitik isoimun yang lain, darah donor tidak boleh berisi antigen tersensitisasi dan harus di crossmatched terhadap ibu. 4) Pada hiperbilirubinemia karena sebab lain, gunakan golongan darah yang sesuai dan darah harus di crossmatched dengan darah bayi. B. Kesegaran darah dan penyimpanannya 1) Dianjurkan untuk menggunakan darah segar ( kurang dari 72 jam ) yang diawetkan dengan sitrat 2) Hematokrit yang dihendaki untuk bayi adalah 50-70%. Ini bisa diminta pada bank darah. Selama prosedur darah di goyang pelan secara periodik untuk menjaga hematokrit tetap konstan. C. Jumlah darah yang digunakan 1) Double volume Darah yang ditransfusi tukar sebanyak dua kali lipat volume darah bayi. Bayi cukup bulan mempunyai volume darah 80ml/kgBB, sedangkan bayi prematur 95ml/kgBB. Jumlah ini dikali dua, menjadi jumlah darah yang harus ditransfusi tukar. Dihitung dengan rumus : π·π‘œπ‘’π‘π‘™π‘’ π‘£π‘œπ‘™π‘’π‘šπ‘’ = 𝐡𝐡 Γ— π‘‰π‘œπ‘™π‘’π‘šπ‘’ π·π‘Žπ‘Ÿπ‘Žβ„Ž Γ— 2 2) Transfusi tukar parsial Pada polisistemia, dilakukan transfusi tukar dengan NaCl 0,9% atau plasma, sedangkan pada anemia digunakan PRC. Volume darah yang dibutuhkan pada polisistemia di hitung dengan rumus : π‘‰π‘œπ‘™π‘’π‘šπ‘’ π‘‘π‘Žπ‘Ÿπ‘Žβ„Ž π‘‘π‘Ÿπ‘Žπ‘›π‘ π‘“π‘’π‘ π‘– (π‘šπ‘™) =

π‘£π‘œπ‘™π‘’π‘šπ‘’ π‘‘π‘Žπ‘Ÿπ‘Žβ„Ž π‘π‘Žπ‘¦π‘– (π‘šπ‘™) Γ— 𝐡𝐡(π‘˜π‘”) Γ— (𝐻𝑐𝑑 π‘ π‘’π‘˜π‘Žπ‘Ÿπ‘Žπ‘›π‘” βˆ’ 𝐻𝑐𝑑 π‘‘π‘Žπ‘Ÿπ‘”π‘’π‘‘) 𝐻𝑐𝑑 π‘ π‘’π‘˜π‘Žπ‘Ÿπ‘Žπ‘›π‘” 2

3. Teknik Transfusi Tukar A. Simple Double Volume (Push Pull Method) Untuk keluar masuk darah hanya di perlukan satu jalur transfusi (biasanya dari vena besar, seperti vena umbilikal). Teknik ini dipergunakan untuk hiperbilirubinemia tanpa komplikasi seperti anemia, sepsis dll. Waktu ratarata perkali untuk keluar masuk kira-kira 3-5 menit, sehingga total transfusi akan berlangsung selama 90-120 menit. B. Isovolumetric Darah secara bersamaan dan simultan dikeluarkan melalui arteri umbilikalis dan dimasukkan melalui vena umbilikalis dalam jumlah yang sama. Keuntungan dari metode ini adalah proses masuk dan keluar darah bisa dilakukan pada waktu bersamaan sehingga gangguan hemodinamik minimal, di samping itu waktu pelaksanaan transfusi tukar juga lebih singkat (45-60 menit). Waktu pelaksanaan bisa diperpanjang sampai 4 jam untuk memungkinkan ekuilibrasi bilirubin di darah dan jaringan, hal ini akan meningkatkan kadar bilirubin yang bisa dihilangkan. C. Partial Exchange Transfusion Tranfusi tukar sebagian, dilakukan biasanya pada bayi dengan polisitemia. 4. Pelaksanaan A. Jelaskan tentang prosedur dan minta informed consent kepada orang tua. B. Puasakan bayi selama 3-4 jam sebelum transfusi tukar dimulai. Pasang OGT untuk mengosongkan lambung dan alirkan (buka tutupnya) selama prosedur. Tindakan ini berguna untuk dekompresi, mencegah regurgitasi serta aspirasi cairan lambung. C. Tidurkan bayi terlentang dan tahan posisinya dengan baik (tahan dengan erat, tetapi tidak ketat, dengan bantuan bantal pasir ataupun plester ke tempat tidur). Jangan lupa pasang urine collector. D. Lakukan prosedur seperti tindakan mayor (lihat prosedur pemasangan kateter umbilikal), kemudian pasang kateter vena umbilikal untuk teknik push and pull, serta arteri atau vena umbilikal untuk teknik isovolumetrik. E. Siapkan unit darah. Pastikan bahwa darah tersebut memang benar untuk pasien, golongan darah cocok, dan temperature cocok. Kalau masih dingin, 3

hangatkan ke suhu tubuh (tidak lebih dari 37o C), jangan terlalu panas karena bisa menyebabkan hemolisis. F. Selanjutnya pasang darah ke set infuse, pastikan posisi three way stopcock berada pada posisi yang tepat sebelum memulai prosedur. 1) Untuk teknik pull-push, pasang set transfusi di jalur vena (umbilicus atau vena besar lain) dengan bantuan four way stopcock. Kalau tidak ada bisa diganti dengan 2 buah three way stopcock yang dipasang seri. Di outlet stopcock tersebut, dipasang satu buah spuit 10 atau 20 cc, darah yang akan ditransfusikan dan set infuse untuk darah kotor. Pasang set transfusi sedemikian rupa sehingga stopcock akan berotasi searah jarum jam dengan urutan (1) tarik darah dari pasien (2) buang ke tempat darah kotor (3) ambil darah baru dan (4) masukkan dengan perlahan. Jika vena umbilikal tidak bisa digunakan, teknik pull-push boleh dilakukan di arteri umbilikal dengan syarat ujung kateter berada di bagian bawah aorta (di bawah lumbal 3) 2) Untuk teknik isovolumetrik, jalur vena dipasang satu buah three way stopcock yang dihubungkan dengan satu buah spuit 10 atau 20 cc dan darah yang akan ditransfusikan, sedangkan di jalur arteri, three way stopcock dihubungkan dengan satu buah spuit 10 atau20 cc dan set infuse untuk tempat darah kotor. 3) Darah kotor. Jika jalur arteri tidak bisa ditemukan, alternative dari teknik ini adalah dengan penggunaan dua vena. Vena besar untuk menarik darah, sedangkan vena perifer untuk memasukkan darah. Bilas jalur penarikan dengan NaCl-heparin 1UI/cc tiap 10-15 menit sekali untuk mencegah bekuan. G. Mulailah prosedur transfusi tukar dengan perlahan, volume keluar masuk darah disesuaikan dengan berat badan bayi (lihat table), rata-rata 5ml/kgBB. Volume perkali (aliquots), minimal 5cc dan maksimal 20cc.

4

Tabel 1. Penyesuaian volume keluar dengan BB bayi

H. Selama prosedur berlangsung, operator harus berbicara dengan jelas tentang volume darah keluar masuk (misalnya: β€œdarah masuk” atau β€œdarah keluar”), sehingga asisten bisa mendengar dan mencatat dengan baik. 5. Indikasi Hingga kini belum ada kesepakatan global mengenai kapan melakukan transfusi tukar pada hiperbilirubinemia. Indikasi transfusi tukar berdasarkan keputusan WHO tercantum dalam tabel 1. Tabel 2. Indikasi Transfusi Tukar Berdasarkan Kadar Bilirubin Serum Usia

Kadar Bilirubin Serum pada

Kadar Bilirubin Serum pada

(Hari)

Bayi Cukup Bulan Sehat

Bayi dengan Faktor Risiko

(mg/dL)

(mg/dL)

1

15

13

2

25

15

3

30

20

β‰₯4

30

20

Bila transfusi tukar memungkinkan untuk dilaksanakan di tempat atau bayi bisa dirujuk secara cepat dan aman ke fasilitas lain, dan kadar bilirubin bayi telah mencapai kadar di atas, sertakan contoh darah ibu dan bayi.

5

Gambar 1. Panduan untuk transfusi tukar pada bayi dengan usia kehamilan 35 minggu atau lebih

Tabel 3. Indikasi Transfusi Tukar Pada Bayi Berat Badan Lahir Rendah Berat badan (gram)

Kadar Bilirubin (mg/dL)

≀1000

10 – 12

1000 – 1500

12 – 15

1500 – 2000

15 – 18

2000 – 2500

18 – 20

Tabel 4. Kriteria Transfusi Tukar Berdasarkan Berat Bayi dan Komplikasi

6

Pada penyakit hemolitik segera dilakukan tranfusi tukar apabila ada indikasi: A. Kadar bilirubin tali pusat > 4,5 mg/dL dan kadar Hb < > B. Kadar bilirubin meningkat > 6 mg/dL/12jam walaupun sedang mendapatkan terapi sinar C. Selama terapi sinar bilirubin meningkat > 6 mg/dL/12jam dan kadar Hb 11 – 13 gr/dL D. Didapatkan anemia yang progresif walaupun kadar bilirubin dapat dikontrol secara adekuat dengan terapi sinar. Transfusi tukar harus dihentikan apabila terjadi: A. Emboli (emboli, bekuan darah), thrombosis B. Hiperkalemia, hipernatremia, hipokalsemia, asidosis, hipoglikemia C. Gangguan pembekuan karena pemakaian heparin D. Perforasi pembuluh darah 6. Komplikasi A. Vaskular: emboli udara atau trombus, thrombosis B. Kelainan jantung: aritmia, overload, henti jantung C. Gangguan elektrolit: hipo/hiperkalsemia, hipernatremia, asidosis D. Koagulasi: trombositopenia, heparinisasi berlebih 7. Perawatan A. Lanjutkan dengan terapi sinar B. Awasi ketat kemungkinan terjadinya komplikasi

7

DAFTAR PUSTAKA

1. Sholeh K, Ari Y, Rizalya D, Gatot IS, Ali U. 2012. Buku Ajar Neonatologi. Edisi pertama. Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia; p. 147-169 2. Etika, Risa, Dkk. 2010. Hiperbilirubinemia Pada Neonatus. Surabaya: Divisi Neonatologi Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fk Unair/Rsu Dr. Soetomo. 3. Madan A, Macmahon JR, Stevenson DK. Neonatal Hyperbilirubinemia. Dalam: Taeusch HW, Ballard RA, Gleason CA, editor. Avery’s disease of the newborn. Edisi ke 8. Philadephia: WB Saunders CO. 2005; h.1226-53 4. KEMENKES. 2011. Pedoman Teknis Pemberian Injeksi Vitamin K1 Profilaksis Pada Bayi Baru Lahir.kesehatananak.depkes.go.id diakses 13 Mei 2015 5. Bhutani, V. 2011.Phototherapy to Prevent Severe Neonatal Hyperbilirubinemia in the Newborn Infant 35 or More Weeks of Gestationβ€–. Journal of the American Academy

of

Pediatrics,

Vol.

128,

No.

4,

PP

e1046

-

e1052,

http://pediatrics.aappublicatio ns.org/content/128/4/e1046. Diakses pada tanggal 13 Mei 2015 6. Meredith L. Porter, Beth L. Dennis. Hyperbilirubinemia In The Term Newborn. American Family Physician. 2002. Dewitt Army Community Hospital, Fort Belvoir, Virginia. 7. American Academy of Pediatrics.2004.Subcomittee on Hyperbilirubinemia. Management of Hyperbilirubinemia in the Newborn 35 or more weeks of Gestationβ€–. Journal of the American Academy of Pediatrics, Vol. 104, No.1, PP 297-316, http://pediatrics.aappublicatio ns.org/content/114/1/297. 8. Pudjiadi AH, Hegar B, Handryastuti S, dkk. Hiperbilirubinemia. Dalam: Pedoman Pelayanan Medis Ikatan Dokter Indonesia Edisi II. Jakarta: Ikatan Dokter Indonesia. 2011; h.114-122

8

Related Documents


More Documents from ""