Bab I Pendahuluan
1.1 LatarBelakang Proses perencanaan adalah suatu proses yang kontinu, yang menyangkut tentang pengambilan keputusan tentang alternative pemanfaatan sumberdaya yang tersedia untuk mencapai tujuan tertentu dimasa yang akan datang (D. Conyers, 1984). Proses perencanaan adalah sebagai proses mempersiapkan kegiatan-kegiatan secara sistematis yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu (Bintoro Tjokroaminoto, 2008). Proses perencanaan juga dapat diartikan sebagai perhitungan dan penentuan tentang sesuatu yang akan dijalankan dalam rangka mencapai tujuan tertentu, siapa yang melakukan, bilamana, di mana, dan bagaimana cara melakukannya (Prajudi Atmosudirjo, 2008). Dalam proses perencanaan ini, terdapat beberapa aspek yang dikaji, yaitu aspek fisik dan lingkungan, aspek kependudukan, aspek perekonomian, aspek prasarana dan sarana, serta aspek kelembagaan. Dalam proses perencanaan ini terdapat beberapa aspek perencanaan yang perlu dipertimbangkan. Pertama adalah aspek fisik dan lingkungan berguna untuk mengidentifikasi daya dukung lingkungan, kemampuan dan kesesuaian lahan, Selanjutnya, aspek sosial kependudukan untuk menganalisis demografi (struktur kependudukan dan ketenagakerjaan), dankompetensi SDM. Pada aspek perekonomian terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain pendapatan perkapita, lalu jumlah per amenitas. Selanjutnya, aspek prasarana dan sarana berguna untuk mengidentifikasi penyediaan, pengelolaan dan kualitas pelayanan dari kelengkapan fisik dasar berupa fasilitas penunjang penyelenggaraan kegiatan wilayah, serta kebutuhan dan juga kondisi dari prasarana dan sarana. Sedangkan pada aspek kelembagaan dan partisipatif, berfungsi menganalisis dukungan kelembagaan, dukungan pembiayaan dan kemitraan. Amenitas adalah semua bentuk fasilitas yang memberikan pelayanan bagi wisatawan untuk segala kebutuhan selama tinggal atau berkunjung pada suatu daerah tujuan wisata, seperti hotel, motel, restaurant, bar, discotheques, café, shopping center, souvenir shop. Perusahaanperusahaan inilah yang member pelayanan bila mereka datang berkunjung pada suatu DTW (Lawson dan Baud Bovy dalam bukunya “Tourism And Recreation Handbook Of Planning And Design” yang dikutip dalam penelitian Muslimah Nurul yang berjudul Potensi Gunung Puntang Sebagai Objek Wisata Sejarah Di Kabupaten Bandung (2011)). Kecamatan Cimenyan merupakan salah satu Kecamatan di Kabupaten Bandung. Apabila dilihat dari sudut pandang pengembangan pariwisata, Kecamatan Cimenyan memiliki banyak daya tarik dan potensi untuk dapat dikembangkan. Nilai positifnya adalah Kecamatan Cimenyan dapat menjadi alternatif baru daerah tujuan wisata yang selama ini masih terpusat di kawasan utara. Dalam upaya pengembangan tujuan wisata yang ada di Kecamatan Cimenyan, maka diperlukan juga evaluasi terhadap amenitas di sekitar tujuan wisata. Hal tersebut perlu dilakukan, karena amenitas akan menjadi sebuah faktor pendukung terhadap keberhasilan pengembangan suatu tujuan wisata, karena secara tidak langsung dengan lengkapnya amenitas 1
di suatu tujuan wisata maka akan menarik minat wisatawan yang mengunjungi tempat wisata tersebut. 1.2 Rumusan Masalah Menurut KBBI rumusan berasal dari kata “rumus” artinya ringkasan yang dilambangkan oleh huruf, angka, atau tanda, sedangkan masalah adalah sesuatu yang harus diselesaikan atau dipecahkan. Jadi rumusan masalah menurut kelompok kami adalah tulisan singkat berupa pertanyaan yang biasa terletak diawal laporan atau proposal dan biasanya terletak setelah latar belakang yang dijelaskan dalam laporan tersebut.
Adapun rumusan masalah dalam tugas proses perencanaan ini adalah bagaimana pengaruh pengembangan amenitas dalam mendukung kegiatan pariwisata di Kecamatan Cimenyan 1.3 Tujuan Tujuan dari tugas proses perencanaan ini adalah merumuskan strategi pengembangan amenitas pendukung kegiatan pariwisata di Kecamatan Cimenyan. 1.4 Sasaran Guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan diatas, maka ditentukan sasaran yang merupakan tahapan-tahapan yang akan dilakukan dalam mencapai tujuan tersebut. Adapun sasaran dalam tugas ini adalah : 1. Teridentifikasinya kondisi amenitas di kawasan wisata Taman Hutan Raya Ir.H. Djuanda 2. Teridentifikasinya kondisi amenitas di kawasan wisata Bukit Bintang 3. Teridentifikasinya Kondisi amenitas di kawasan wisata Oray Tapa 4. Teridentifikasinya potensi dan permasalahan terkait amenitas dimasing-masing lokasi wisata di Kecamatan Cimenyan 5. Membuat strategi pengembangan amenitas dimasing-masing lokasi wisata dengan menggunakan analisis SWOT 1.5 Ruang Lingkup Ruang lingkup dalam tugas ini terdiri atas ruang lingkup substansi yaitu berisikan aspek-aspek perencanaan yang perlu dipertimbangkan dalam proses perencanaan dan ruang lingkup wilayah yaitu berisikan luas wilayah studi dan batasan-batasan administrasi wilayah studi dari tugas ini.
2
Commented [U1]: Rumusan masalah adalah pernyataan masalah
Commented [U2]: Ini adalah pertanyaan penelitian
1.5.1 Ruang Lingkup Substansi Pada tugas ini, ada beberapa aspek yang akan kami identifikasi dari Kecamatan Cimenyan. Substansi adalah perencanaan pembangunan yang berorientasi kepada kehidupan masyarakat. 1. Identifikasi fisik lingkungan Wilayah Kecamatan Cimenyan meliputi daya dukung lahan dan kemampuan serta kesesuaian lahan. 2. Identifikasi sosial Wilayah Kecamatan Cimenyan meliputi struktur penduduk dan kompetensi SDM. 3. Identifikasi ekonomi Wilayah Kecamatan Cimenyan meliputi pendapatan dan jumlah per amenitas. 4. Identifikasi prasarana dan sarana Wilayah Kecamatan Cimenyan meliputi ketersediaan prasarana dan sarana,kebutuhan prasarana dan sarana serta kondisi prasarana dan sarana yang mendukung pariwisata. 5. Identifikasi kelembagaan di Wilayah Kecamatan Cimenyan meliputi dukungan kelembagaan,pembiayaan dan kemitraan. 1.5.2 Ruang Lingkup Wilayah Adapun lingkup wilayah Kecamatan Cimenyan sebagai wilayah studi dalam tugas proses perencanaan ini terletak disebelah Utara Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Kecamatan Cimenyan memiliki luas wilayah 4.057,70 Ha yang secara administrasi berbatasan dengan: Bagian Utara Bagian Timur Bandung. Bagian Selatan Bagian Barat Barat
: Berbatasan dengan Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung. : Berbatasan dengan Kecamatan Cilengkrang, Kabupaten : Berbatasan dengan Kota Bandung. : Berbatasan dengan Kota Bandung dan Kabupaten Bandung
3
Gambar 1.1 Peta Adminstrasi Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung
Sumber: Pemerintah Provinsi Jawa Barat
4
1.6 Metodologi Metodologi adalah prosedur ilmiah yang di dalamnya termasuk pembentukan konsep, preposisi, model, hipotesis, dan teori, termasuk metode itu sendiri (Tuchman, 2009). Metodologi merupakan cara – cara yang mengatur prosedur penelitian ilmiah pada umumnya, sekaligus pelaksanaannya terhadap masing – masing bidang keilmuan secara khusus (Bakker,1984). 1.6.1 Metode Pengumpulan Data Di dalam tahap pengumpulan data pada penelitian ini tidak hanya memerlukan data sekunder namun juga memerlukan data primer. Hal ini dapat digunakan untuk memperoleh data dan informasi mengenai kondisi wilayah penelitian. Lebih lanjut mengenai metode pengumpulan data adalah sebagai berikut: 1. Studi Literatur Data dan informasi yang didapat dari studi literatur ini berasal dari berbagai sumber seperti: buku, skripsi dan jurnal yang digunakan untuk kajian teoritis serta penambahan pemahaman terhadap penanganan permasalahan sejenis yang pernah dilakukan di wilayah-wilayah lain, baik itu perumusan masalah, penggunaan alat analisis maupun penyusunan rencana ataupun rekomendasi studi. 2. Survei Primer Survei primer pada penelitian ini dilakukan melalui observasi langsung. Observasi langsung adalah cara pengambilan data menggunakan mata tanpa ada pertolongan alat standar lain untuk keperluan tersebut (Nazir, 1988). Sedangkan menurut Surachmad (1975) observasi langsung adalah: “Teknik pengumpulan data dimana penyelidik mengadakan pengamatan secara langsung atau tanpa alat terhadap gejala-gejela subjek yang diselidiki baik pengamatan itu dilakukan di dalam situasi sebenarnya maupun dilakukan di dalam situasi buatan yang khusus diadakan.” Tujuan dari survei primer ini adalah untuk mencocokkan data yang didapat dari studi literatur dan survei sekunder dengan data yang ada di lapangan. Data dari hasil survei ini dinamakan data primer kualitatif dengan skala mikro. Teknik pengumpulan data primer yang dilakukan yaitu: a. Wawancara Teknik pengumpulan data melalui wawancara di dalam penelitian ini yaitu dengan melakukan wawancara secara mendalam dengan narasumber. Wawancara adalah proses pembekalan verbal, di mana dua orang atau lebih untuk menangani secara fisik, orang dapat melihat muka orang lain dan 5
mendengarkan suara telinganya sendiri, ternyata informasi langsung alat pengumpulan pada beberapa jenis data sosial, baik yang tersembunyi (laten) atau manifest (Sutrisno Hadi, 1989:192). Wawancara secara mendalam merupakan kegiatan komunikasi verbal dengan tujuan untuk mendapatkan data dan informasi dari beberapa narasumber yang dianggap mampu dan mengetahui permasalahan yang terjadi di dalam penelitian melalui tanya jawab dengan bertatap muka secara langsung. Wawancara di dalam penelitian ini dilakukan kepada tiap responden untuk mengetahui persepsi di dalam pemahaman mengenai pengaruh kesenjangan pembangunan dan ketersediaan infrastruktur antar desa serta terhadap kegiatan ekonomi di Kecamatan Cimenyan.Hasil dari wawancara tersebut direkam di dalam catatan lapangan dan menggunakan alat bantu yaitu tape recorder dan camera. Tabel 1.1 Tabel Wawancara Pengunjung Pertanyaan 1. Berasal dari manakah pengunjung? 2. Bagaimana pelayanan yang diberikan oleh pihak pengelola? 3. Menurut anda apakah harga HTM sesuai dengan fasilitas yang disediakan? 4. Apakah fasilitas yang disediakan sudah memenuhi kebutuhan pengunjung? 5. Apa kendala yang dirasakan pengunjung untuk menuju tempat ini? 6. Apa harapan yang pengunjung untuk meningkatkan tempat wisata ini? 7. Dariamanakah anda mendapatkan informasi tentang tempat wisata ini?
Jawaban
b. Observasi Langsung Dalam observasi, peneliti langsung turun ke lapangan guna memperoleh gambaran umum aktivitas di wilayah studi dan data yang diinginkan dengan mempergunakan catatan lapangan dan pengajuan pertanyaan-pertanyaan (Creswell, 2003: 185). Observasi diperlukan untuk menyelaraskan antara informasi yang diperoleh pada saat survei sekunder dengan kondisi yang ada dilapangan. Didalam penelitian ini peneliti selaku pengamat yang hanya melakukan satu fungsi yaitu mengadakan pengamatan suatu objek penelitian yaitu fokus untuk mengetahui kondisi eksisting wilayah studi, keberadaan dan kondisi infrastruktur di Kecamatan Cimenyan yang mencakup kondisi jalan untuk sektor pariwisata.
6
3. Survei Sekunder Survei sekunder yaitu data yang diperoleh dari instansi-instansi atau lembaga setempat yang terkait dengan data yang diperlukan. Survei sekunder dilakukan melalui penelusuran berbagai pustaka yang ada diberbagai instansi terkait, yaitu: Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (BAPPEDA). Badan Pusat Statistik (BPS). Dinas Pekerjaan Umum / Cipta Karya dan Tata Ruang / Bina Marga. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata. Kantor Kecamatan. Survey primer lokasi studi. Data-data dan informasi yang diperoleh melalui survei sekunder ini, seperti: RTRW Kecamatan Cimenyan, RDTR Kecamatan Cimenyan, PDRB Kecamatan Cimenyan, Peta Jaringan jalan dan jembatan Kecamatan Cimenyan, Peta aliran listrik Kabupaten Bandung, Monografi Kecamatan Cimenyan, UMR Kabupaten Bandung, RIPDA Kabupaten Bandung, SLHD Kecamatan Cimenyan, Peta Rawan Bencana Kabupaten Bandung, Peta rencana jaringan prasarana Kabupaten Bandung, Peta topografi Kecamatan Cimenyan, Peta kawasan lindung Kabupaten Bandung, Peta pola ruang Kabupaten Bandung, Peta penggunaan lahan Kecamatan Cimenyan, Kecamatan Cimenyan Dalam Angka dan buku, literatur atau pustaka data lainnya yang berasal dari instansi milik pemerintah dan resmi. Data yang dikumpulkan kemudian diidentifikasi dan dikelompokan berdasarkan jenisnya, kemudian disajikan dalam bentuk narasi, tabel, gambar, peta dan grafik. Tabel 1.3 Tabel Data Sekunder No
1
Aspek
Fisik Lingkungan
Data
Cekllist Data Sekunder Jenis Tahun Data
1. Profil Kecamatan Cimenyan 2. Peta topografi Kabupaten Bandung 3. Peta guna lahan Kabupaten Bandung 4. Peta rawan bencana Kabupaten Bandung 5. SLDH Kabupaten Bandung
Instansi
Keterangan
Sekunder
20122017
Kecamatan Cimenyan
Sudah ada
Sekunder
20122017
BAPEDA
Sudah ada
Sekunder
20122017
BAPEDA
Sekunder
20122017
BPBD
Sudah ada
Sekunder
20121017
Dinas Lingkungan Hidup
Sudah ada
Sudah ada
7
No
Aspek
Tahun
Instansi
Keterangan
20122017
BAPEDA
Sudah ada
20122017
BPS
Sudah ada
20122017
Kecamatan Cimenyan
Sudah ada
20122017
Kecamatan Cimenyan
Sudah ada
20122017
Kecamatan Cimenyan
Sudah ada
Sekunder
20122017
BAPEDA
Sudah ada
Sekunder
20122017
PUPR
Sudah ada
3. Peta jaringan drainase
Sekunder
20122017
PUPR
Belum ada
4. Peta dan data jaringan listrik
Sekunder
20122017
PUPR
Sudah ada
1. Data jumlah lembaga non pemerintah di
Sekunder
20122017
Pengelola
Sudah ada
6.
1.
2.
2
Kependudukan
3.
1. 3
4
5
Perekonomian
Prasarana dan Sarana
Kelembagaan
Cekllist Data Sekunder Jenis Data Peta Pola Ruang Sekunder Kabupaten Bandung jumlah penduduk Sekunder Kecamatan Cimenyan Data jumlah penduduk Kecamatan Cimenyan menurut Sekunder pendidikan yang ditamatkan (Pend. Terakhir) Data jumlah penduduk Kecamatan Cimenyan Sekunder berdasarkan mata pencaharian utama Monografi Kecamatan Sekunder Cimenyan Data
1. Data jaringan jalan Kabupaten Bandung 2. Peta jaringan jalan Kecamatan Cimenyan
8
No
Aspek
6
Lainnya
Cekllist Data Sekunder Jenis Data bidang pariwisata 1. RTRW Kabupaten Sekunder Bandung 2. RIPDA Kabupaten Sekunder Bandung 3. Data Objek Wisata (pendapatan Sekunder dan sarana dan prasarana) Data
Tahun
Instansi
Keterangan
20122017
BAPEDA
Sudah ada
20122017
DISPARBUD
Sudah ada
20122017
Pengelola
Sudah ada
4. Teknik Pengolahan dan Penyajian Data a. Teknik Pengolahan Data
1.
2.
Teknik pengolahan dan analisis data yang digunakan dalam studi ini meliputi: Klasifikasi yaitu pemilahan data berdasarkan kebutuhan analisis potensi secara deskriptif, analisis skalogram, analisis indeks williamson dan analisis keterkaitan fisik. Tabulasi yaitu pengelompokan data untuk mempermudah proses.
b. Teknik Penyajian Data Dari data yang direduksi (data primer dan data sekunder serta data teknis di lapangan) disajikan dalam bentuk tabel-tabel untuk dikompilasi. Data-data primer maupun sekunder, setelah dilakukan kompilasi data, kemudian dianalisis sesuai dengan metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini. 1.6.2 Metode Analisis Tahapan penelitian setelah pengumpulan data adalah analisis data, yang merupakan tahapan mengolah data yang telah diperoleh dari hasil survei sehingga menghasilkan informasi yang dibutuhkan untuk menjawab tujuan penelitian. Penelitian pengaruh kesenjangan pembangunan infrastruktur antar desa dalam kegiatan ekonomi di Kecamatan Cimenyan menggunakan pendekatan kualitatif. Analisis data dilakukan sedemikian rupa sehingga mampu menjelaskan tujuan dan sasaran studi yang telah ditetapkan. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini ialah identifikasi potensi secara deskriptif, dan SWOT 9
1. Analisis Potensi Secara Deskriptif Menggunakan pendekatan deskriptif yang bertujuan untuk mencapai fakta dengan pengintepretasian yang tepat yaitu dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul, antara lain dengan cara: mendeskripsikan atau menggambarkan mengenai situasi dan kondisi yang ada; menginterpretasikan kondisi atau hubungan yang ada; memperhatikan yang sedang berlangsung serta memprediksikan kecenderungan yang akan terjadi kemudian; sehingga dari data yang ada dapat ditafsirkan serta disimpulkan. Dalam studi ini, analisis ini secara umum digunakan pada semua tahapan analisis. 2. SWOT SWOT adalah akronim untuk kekuatan (Strenghts), kelemahan (Weakness), peluang (Opportunities), dan ancaman (Threats) dari lingkungan eksternal perusahaan. SWOT digunakan untuk menilai kekuatan-kekuatan dan kelemahankelemahan dari sumber-sumber daya yang dimiliki perusahaan dan kesempatankesempatan eksternal dan tantangan-tantangan yang dihadapi. (Jogiyanto 2005:46). Berikut ini merupakan penjelasan dari SWOT (David,Fred R., 2005:47) yaitu : 1. Kekuatan (Strenghts) Kekuatan adalah sumber daya, keterampilan, atau keungulan-keungulan lain yang berhubungan dengan para pesaing perusahaan dan kebutuhan pasar yang dapat dilayani oleh perusahaan yang diharapkan dapat dilayani. Kekuatan adalah kompetisi khusus yang memberikan keunggulan kompetitif bagi perusahaan di pasar 2. Kelemahan (Weakness) Kelemahan adalah keterbatasan atau kekurangan dalam sumber daya, keterampilan, dan kapabilitas yang secara efektif menghambat kinerja perusahaan. Keterbatasan tersebut dibuat berupa fasilitas, sumber daya keuangan, kemampuan manajemen dan keterampilan pemasaran dapat merupakan sumber dari kelemahan perusahaan. 3. Peluang (Opportunities) Peluang adalah situasi penting yang mengguntungkan dalam lingkungan perusahaan. Kecenderungan – kecenderungan penting merupakan salah satu sumber peluang, seperti perubahan teknologi dan meningkatnya hubungan antara perusahaan dengan pembeli atau pemasok merupakan gambaran peluang bagi perusahaan.
10
4. Ancaman (Threats) Ancaman adalah situasi penting yang tidak menguntungan dalam lingkungan perusahaan. Ancaman merupakan pengganggu utama bagi posisi sekarang atau yang diinginkan perusahaan. Adanya peraturan-peraturan pemerintah yang baru atau yang direvisi dapat merupakan ancaman bagi kesuksesan perusahaan 1.7 Kerangka Pemikiran Kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai hal yang penting jadi dengan demikian kerangka berpikir adalah sebuah pemahaman yang paling mendasar dan menjadi pondasi bagi setiap pemikiran atau suatu bentuk proses dari keseluruhan dari penelitian yang akan dilakukan (Uma Sekaran, 2011:90).
11
Bagaimana pengaruh pengembangan amenitas dalam mendukung kegiatan pariwisata di Kecamatan Cimenyan?
Merumuskan strategi pengembangan amenitas pendukung kegiatan pariwisata di Kecamatan Cimenyan
Membuat strategi pengembangan amenitas dimasing-masing lokasi wisata dengan menggunakan analisis SWOT
1.Studi Literatur 2.Survei Primer 3.Survei Sekunder
Aspek Fisik Lingkungan
1.Daya Dukung Lahan 2. Kemampuan dan Kesesuaian Lahan
Aspek Sosial Kependudukan
Aspek Ekonomi
1.Pendapatan
1.Struktur Penduduk
2.Jumlah per amenitas
2.Kompetensi SDM
Aspek Prasaran dan Sarana
Aspek Kelembagaan
1.Ketersediaan Prasarana dan Sarana
1.Dukungan Kelembagaan
2.Kebutuhan Prasarana dan Sarana
2.Dukungan Pembiayaan
3.Kondisi Prasarana dan Sarana 4.Cakupan Pelayanan
1. 2.
Deskriptif Komparatif SWOT
Kesimpulan dan Rekomendasi
12
Tabel Kerangka Pemikiran No
1
Variabel
Fisik dan Lingkungan
Definisi Variabel
Indikator
1. Fisik & Lingkungan adalah analisa untuk mengenali karakteristik sumber daya alam dengan menelaah kemampuan dan kesesuaian lahan agar pemanfaatan lahan dapat dilakukan
1. Daya Dukung Lahan 2. Kemampuan dan Kesesuaian Lahan
Data
1. Profil wilayah Kecamatan
keseimbangan ekosistem (Menteri PU no. 20
Kecamatan
tahun 2007).
CImenyan
Kabupaten
ketersediaan lahan berpengaruh besar terhadap
Bandung
Bratakusumah, 2004).
penggunaan pertimbangan
lahan lahan
yang
(Notohadiprawiro, 1986).
Kualitatif
Deskriptif Komparatif
4. Peta guna lahan Kecamatan
menentukan
dalam
Analisis
3. Peta topografi
tanah mencukupi kebutuhan ruang sehingga
3. Kemampuan
Analisis
2. Kemiringan lahan/kontur di
aktivitas manusia (McCall dalam Riyadidan
Alat
Cimenyan
secara optimal dengan tetap memperhitungkan
2. Daya dukung lahan merupakan penggunaan
Commented [U3]: Data sesuai indikator
Pendekatan
kelayakan
menjadi
tata
guna
pangkal lahan
Cimenyan 5. Peta satuan kemampuan lahan 6. Peta tutupan lahan
13
2
Sosial Kependudukan
1. Kependudukan adalah hal yang berkaitan dengan
1. Struktur Penduduk
jumlah, pertumbuhan, persebaran, mobilitas,
2. Kompetensi SDM
1. Data jumlah penduduk
penyebaran, kualitas, kondisi kesejahteraan,
berdasarkan
yang menyangkut politik, ekonomi, sosial,
kategori pria dan
budaya, agama serta lingkungan (UU No. 23
Komparatif
2. Data jumlah
2. Struktur kependudukan merupakan pertumbuhan
penduduk
penduduk jauh lebih cepat dari bahan makanan
berdasarkan mata
(Thomas Robert Malthus, 1776-1824).
pencaharian
3. Kompetensi SDM adalah usaha kerja yang dapat dalam
Deskriptif
wanita
tahun 2006).
diberikan
Kualitatif
proses
produksi
utama
(Sonny
Sumarsono, 2003). 3
Perekonomian
1. Ekonomi adalah suatu penyelidikan tentang
1. Pendapatan
1. Data pendapatan
kondisi dan sebab adanya atau hadirnya
2. Jumlah per
per pariwisata
kekayaan negara (Adam Smith). 2. Pendapatan adalah uang yang diterima oleh segenap orang dan merupakan balas jasa untuk faktor-faktor produksi (Tohir, 2004).
amenitas
Kualitatif
Deskriptif Komparatif
2. Data pendapatan per amenitas 3. Data jumlah per amenitas
3. Amenitas adalah semua bentuk fasilitas yang memberikan pelayanan bagi wisatawan untuk segala kebutuhan selama tinggal atau berkunjung pada suatu daerah tujuan wisata, seperti hotel, motel, restaurant, bar, discotheques, café, shopping center, souvenir shop. Perusahaanperusahaan inilah yang member pelayanan bila mereka datang berkunjung pada suatu DTW 14
(Lawson dan Baud Bovy dalam bukunya “Tourism And Recreation Handbook Of Planning And Design” yang dikutip dalam penelitian Muslimah Nurul yang berjudul Potensi Gunung Puntang Sebagai Objek Wisata Sejarah Di Kabupaten Bandung (2011)). 4. 4
Prasarana dan Sarana
1. Prasarana adalah kelengkapan dasar fisik suatu
1. Ketersediaan
1. Data
lingkungan, kawasan, kota atau wilayah (spatial
Prasarana dan
ketersediaanya
space) sehingga memungkinkan ruang tersebut
Sarana
amenitas
berfungsi sebagaimana mestinya. Sarana adalah
2. Kebutuhan
fasilitas
penunjang
yang
berfungsi
untuk
penyelenggaraan dan pengembangan kehidupan sosial, ekonomi, dan budaya (UU No.1 tahun 2011 tentang Perumahan dan Pemukiman). 2. Fasilitas adalah segala sesuatu yang bisa mempermudah upaya serta memperlancar kerja dalam rangka pencapaian suatu tujuan tertentu (Daradjat & Zakiah, 1999 : 6). 3. Kebutuhan
adalah
sebuah
konstruk
Prasarana dan Sarana 3. Kondisi Prasarana dan Sarana
Kualitatif
Deskriptif Komparatif
2. Data ketersediaan pelayanan umum 3. Data masukan dari masyarakat sekitar mengenai amenitas sekitar tempat pariwisata 4. Data kondisi amenitas yang
yang
ada
menunjukkan sebuah dorongan dalam wilayah otak yang mengatur berbagai proses seperti persepsi, pikiran, dan tindakan dengan maksud untuk mengubah kondisi yang ada dan tidak memuaskan (Murray, 1939 hal 123-125). 15
4. Kondisi infrastruktur merupakan sistem fisik yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia dalam lingkup sosial dan ekonomi (Stone, 1974 dalam Kodoatie, R.J., 2005). 5
Kelembagaan dan Partisipatif
1. Kelembagaan merupakan aturan dan ramburambu sebagai panduan yang dipakai oleh para anggota suatu kelompok masyarakat untuk mengatur hubungan yang saling mengikat atau saling tergantung satu sama lain (Ostrom, 1985 ; 1986). 2. Menjaga
1. Dukungan Kelembagaan 2. Dukungan Pembiayaan
1. Data program pengembangan
Deskriptif Komparatif
pariwisata di Kabupaten Bandung 2. Bentuk atau
integritas
masyarakat
yang
skema
bersangkutan merupakan salah satu fungsi
pembiayaan di
lembaga (Soerjono Soekanto).
masing-masing
3. Pembiayaan
Kualitatif
yaitu
pemberian
fasilitas
lokasi pariwisata
penyediaan dana untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak
yang
merupakan
defisit
unit
(Antonio, 2001:160).
16
1.8 Sistematika Penulisan Adapun sistematika tugas proses perencanaan ini selengkapnya adalah sebagai berikut: Bab I Pendahuluan Pendahuluan berisikan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan sasaran, manfaat tugas proses perencanaan, ruang lingkup kajian dan substansi yang dimana menjelaskan penjelasan singkat mengenai lokasi penelitian dan bagaimana permasalahan dipecahkan serta bab ini berisikan mengenai sistematika tugas. Bab II Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka berisikan mensintesa basis teori dan mengkritik serta mengaitkan antara teori dan permasalahan-permasalahan yang akan dibahas di penelitian ini. Bab III Data dan Metodologi Data dan Metodologi berisikan uraian mengenai potensi dan penjabaran pohon masalah, data-data pendukung yang sesuai, dan analisis yang akan dilakukan serta interpretasinya. Bab ini juga menjelaskan tahapan utama penelitian. Bab IV Analisis Analisis berisikan hasil analisis mengenai aspek fisik dan lingkungan, sosial kependudukan, ekonomi, prasana dan sarana, serta kelembagaan. Bab V Rekomendasi Pada bab rekomendasi ini berisikan saran/anjuran yang dihasilkan dari penelitian tentang sektor pariwisata di Kecamatan Cimenyan. Bab VI Penutup Penutup berisikan harapan peneliti agar survei data penelitian untuk memenuhi tugas proses perencana dapat diterima dan dapat digunakan peneliti dalam melaksanakan kegiatan penelitian. Dalam penutup ini juga terdapat ucapan terima kasih peneliti kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan bagi peneliti dalam pelaksanaan kegiatan penelitian survei data tugas proses perencanaan. Daftar Pustaka Daftar pustaka ini berisikan daftar referensi-referensi yang diambil dalam penelitian.
17
1.9 Rencana Kerja Rencana kerja adalah suatu proses yang tidak akan berakhir, apabila rencana telah ditetapkan, maka dokumen mengenai perencanaan yang terkait harus diimplementasikan. Karena perencanaan atau rencana kerja adalah pemilihan sekumpulan kegiatan dan pengambilan keputusan tentang apa yang harus dilakukan, kapan, bagaimana, dan oleh siapa. (Husein Umar, 2009 : 65).
No. KEGIATAN
Februari 1
1.
Sosialisasi Tugas
2.
Pembagian Materi Tugas
3.
Penyiapan Peta Wilayah Kajian
4.
Penyusun dan revisi Bab I
5.
Penyusun dan revisi Bab II,
6.
Ujian Presentasi 1, Survey Wilayah kajian
7.
Penyusun Bab III dan revisi Bab III, Survey wilayah kajian
8.
Penyusun Bab IV dan revisi Bab IV, Survei wilayah kajian
9.
Penyusun Bab V dan Revisi Bab V
10.
Ujian Presentasi 2
Maret
2 3 4 1 2 3 4
April 1
2
Mei 3
4 1
2 3
Juni 4 1
v v v
18
2 3
4
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Proses Perencanaan Proses perencanaan adalah suatu proses yang didalamnya metiputi identifikasi masalah, penentuan tujuan, perancangan alternatif solusi pemecahan masalah, evaluasi tentang dampak potensial, pengambilan keputusan dan implementasi. (Anderson) 2.2 Isu Besar Pengembangan amenitas pendukung kegiatan wisata di Kecamatan Cimenyan. 2.3 Amenitas Amenitas adalah semua bentuk fasilitas yang memberikan pelayanan bagi wisatawan untuk segala kebutuhan selama tinggal atau berkunjung pada suatu daerah tujuan wisata, seperti hotel, motel, restaurant, bar, discotheques, café, shopping center, souvenir shop. Perusahaanperusahaan inilah yang member pelayanan bila mereka datang berkunjung pada suatu DTW (Lawson dan Baud Bovy dalam bukunya “Tourism And Recreation Handbook Of Planning And Design” yang dikutip dalam penelitian Muslimah Nurul yang berjudul Potensi Gunung Puntang Sebagai Objek Wisata Sejarah Di Kabupaten Bandung (2011)). 2.4 Aspek – Aspek Dalam proses perencanaan ini terdapat beberapa aspek perencanaan yang perlu dipertimbangkan, yaitu adalah aspek fisik dan lingkungan, aspek kependudukan, aspek perekonomian, aspek prasarana dan sarana, dan aspek kelembagaan. 2.4.1 Aspek Fisik dan Lingkungan Dalam peraturan mentri pekerjaan umum NO.20/PRT/M/2007 menyatakan bahwa Aspek fisik lingkungan digunakan untuk mengenali karakteristik sumber daya alam dengan menelaah kemampuan dan kesesuaian lahan agar pemanfaatan lahan dapat dilakukan secara optimal dengan tetap memperhatikan keseimbangan ekosistem. Aspek ini memiliki beberapa indikator yang mendukung yaitu daya dukung lahan, dan kemampuan serta kesesuaian lahan. 2.4.1.1 Daya Dukung Lahan Menurut Manik (2003:12), daya dukung lahan adalah suatu ukuran jumlah individu dari suatu spesies yang dapat di dukung oleh lingkungan tertentu. Daya dukung suatu wilayah sangat ditentukan oleh potensi sumber daya (alam, buatan, dan manusia). Teknologi untuk mengelola sumber daya (alam, buatan, dan 19
manusia), serta jenis pekerjaan dan pendapatan penduduk. Ketersediaan sumber daya alam yang dapat dikelola dan dimanfaatkan untuk manusia akan meningkatkan daya dukung lingkungan. Penggunaan teknologi sebagai factor produksi yang dapat meningkatkan produktivitas lahan, industry, dan jasa akan memperbesar daya dukung lahan suatu wilayah. 2.4.1.2 Kemampuan dan Kesesuaian Lahan Notohadiprawiro (1986), berpendapat bahwa kemampuan lahan (land capability) dan kesesuaian lahan (land suitability) menentukan kelayakan penggunaan lahan yang menjadi pangkal pertimbangan dalam tata guna lahan. Dengan pandangan ini maka tata guna dapat dinyatakan sebagai suatu rancangan peruntukan lahan menurut kelayakannya. Jadi apabila penggunaannya tidak sepenuhnya memanfaatkan daya dukung yang tersediakan,maka akan terjadi pemanfaatan yang tidak efektif/kurang guna (under utilized). Sebaliknya apabila intensitas penggunaan melampaui daya dukung yang tersediakan,makaakanterjadipemanfaatan yang lewat batas/lewat guna (over utilized). Oleh karena itu, perlu dicari penggunaan yang selaras dengan daya dukungnya,yaitu penggunaan yang tepat guna. 2.4.2 Aspek Kependudukan Kependudukan adalah hal yang berkaitan dengan jumlah, pertumbuhan, persebaran, mobilitas, penyebaran, kualitas, kondisi kesejahteraan, yang menyangkut politik, ekonomi, sosial, budaya, agama serta lingkungan (UndangUndang No. 23 Tahun 2006). Aspek ini memiliki beberapa indikator yaitu stuktur kependudukan dan kompetensi Sumber Daya Manusia 2.4.2.1 Struktur Penduduk Thomas Robert Malthus (1776 – 1824) mengatakan bahwa pertumbuhan penduduk jauh lebih cepat dari bahan makanan. Akibatnya pada suatu saat akan terjadi perbedaan yang besar antara penduduk dan kebutuhan hidup. Dalil yang dikemukakan Malthus yaitu bahwa jumlah penduduk cenderung untuk meningkat secara geometris (deret ukur), sedangkan kebutuhan hidup riil dapat meningkat secara arismatik (deret hitung) 2.4.2.2 Kompetensi Sumber Daya Manusia Sonny Sumarsono (2003), Sumber Daya Manusia atau human recources mengandung dua pengertian. Pertama, adalah usaha kerja atau jasa yang dapat diberikan dalam proses produksi. Dalam hal lain SDM mencerminkan kualitas usaha yang diberikan oleh seseorang dalam waktu tertentu untuk menghasilkan 20
barang dan jasa. Pengertian kedua, SDM menyangkut manusia yang mampu bekerja untuk memberikan jasa atau usaha kerja tersebut. Mampu bekerja berarti mampu melakukan kegiatan yang mempunyai kegiatan ekonomis, yaitu bahwa kegiatan tersebut menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan atau masyarakat. 2.4.3 Aspek Perekonomian Ekonomi adalah suatu penyelidikan tentang kondisi dan sebab adanya atau hadirnya kekayaan negara (Adam Smith). Ekonomi adalah suatu bidang keilmuan yang dapat menyelesaikan permasalahan kehidupan manusia lewat penggemblengan seluruh sumber ekonomi yang tersedia berdasarkan pasa teori dan prinsip dalam suatu sistem eknomi yang memang diangga[ efisien dan efektif (Abraham Maslow). Aspek ini memiliki beberapa indikator yaitu pendapatan dan jumlah per amenitas. 2.4.3.1 Pendapatan Pendapatan adalah uang yang diterima oleh segenap orang dan merupakan balas jasa untuk faktor-faktor produksi (Tohir, 2004). Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal entitas selama suatu periode, jika arus masuk tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal (Kieso,Warfield, dan Weygantd, 2011;955). 2.4.3.2 Jumlah Amenitas Fasilitas dibagi dalam dua jenis, yaitu: Fasilitas dasar untuk kompleks rekreasi dimanapun berada, yang memberikan pelayanan kepada wisatawan secara umum seperti akomodasi, makanan, dan minuman, hiburan bersantai dan juga infrastruktur dasar untuk pengelolaan sebuah obyek wisata. Fasilitas khusus sesuai karakteristik lokasi dan sumber daya yang tersedia yang menunjukkan karakter alamiah sebuah objek pariwisata.(Lawson dan Baud-Bovy, 1998:24 dikutip dari buku “Tourism And Recreation Handbook Of Planning And Design”). Yang termasuk dalam fasilitas wisata adalah fasilitas pendukung kegiatan wisata seorang pengunjung harian atau wisatawan. Lawson dan Baud-Bovy (1998:24) membagi fasilitas pendukung (ancillary facilities) kedalam enam jenis fasilitas, yaitu: akomodasi (hotel, motel, cottage, apartement, dan lainnya), makan minum (restaurant, coffe shop, snack bar, dan lainnya), sanitasi, Aksesbilitas (jalan akses, setapak, pintu masuk/gerbang utama dan tempat parkir, fasilitas aktif yaitu fasilitas yang dijadikan sebagai salah satu penunjang aktifitas yang dapat dilakukan oleh pengunjung atau wisatawan., dan lain-lain (gedung kantor/administrasi, pos keamanan, pos penjaga pantai, dan lainnya.
21
2.4.4 Aspek Prasarana dan Sarana Prasarana adalah kelengkapan dasar fisik suatu lingkungan, kawasan, kota atau wilayah (spatial space) sehingga memungkinkan ruang tersebut berfungsi sebagaimana mestinya. Sarana adalah fasilitas penunjang yang berfungsi untuk penyelenggaraan dan pengembangan kehidupan sosial, ekonomi dan budaya. (UU No.1 th 2011 tentang Perumahan dan Permukiman. Aspek ini memiliki beberapa indikator yaitu ketersediaan prasarana dan sarana, kebutuhan prasarana dan sarana, kondisi prasarana dan sarana. 2.4.4.1 Ketersediaan Fasilitas : Fasilitas adalah segala sesuatu yang bisa mempermudah upaya serta memperlancar kerja dalam rangka mencapai suatu tujuan tertentu (Daradjat, Zakiah, 1999 : 6) 2.4.4.2 Kebutuhan : Kebutuhan adalah sebuah konstruk yang menunjukkan “sebuah dorongan dalam wilayah otak” yang mengatur berbagai proses seperti persepsi, pikiran, dan tindakan dengan maksud untuk mengubah kondisi yang ada dan tidak memuaskan. Sebuah kebutuhan dapat diakibatan oleh proses internal namun lebih dari sepuluh distimulasi oleh factor lingkungan. Secara umum, sebuah kebutuhan disertai oleh perasaan tertentu atau emosi dan ia memiliki sebuah cara khusus mengekspresikan dirinya dalam mencapai resolusi (Murray, 1938) 2.4.4.3 Kondisi Infrastruktur : Fasilitas-fasilitas fisik yang dikembangkan atau dibutuhkan oleh agen-agen public untuk fungsi-fungsi pemerintahan dalam penyediaan air, tenaga listrik, pembuangan limbah, transportasi dan pelayanan-pelayanan similar untuk memfasilitasi tujuan-tujuan social dan ekonomi. Jadi infrastruktur merupakan system fisik yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia dalam lingkup social dan ekonomi. (Stone, 1974 Dalam Kodoatie,R.J.,2005) 2.4.5 Aspek Kelembagaan Kelembagaan merupakan suatu aturan di dalam suatu kelompok masyarakat atau organisasi yang memfasilitasi koordinasi antar anggotanya untuk embantu mereka dengan harapan dimana setiap orang dapat bekerja sama atau berhubungan satu dengan yang lain untuk mencapai tujuan ersama yang diinginkan (Ruttan dan Hayani, 1984). Aspek ini memiliki beberapa indikator yaitu dukungan kemitraan, dukungan kelembagaan, dan dukungan pembiayaan.
22
2.4.5.1 Dukungan Kelembagaan Menurut Soerjono Soekanto, lembaga memiliki fungsi sebagai berikut: 1. Memberikan bimbingan kepada anggota komunitas, bagaimana mereka haru s bersikap atau bertindak dalam menangani masalah yang timbul atau berke mbang di masyarakat, termasuk yang berkaitan dengan pemenuhan hubunga n. 2. Menjaga integritas masyarakat yang bersangkutan. 3. Memberikan bimbingan kepada masyakat untuk sistem kontrol sosial, angg ota sistem pengawasan publik. 2.4.5.2 Dukungan Pembiayaan Antonio (2001:160) “Pembiayaan yaitu pemberian fasilitas penyediaan dan a untuk memenuhi kebutuhan pihak - pihak yang merupakan defisit unit”.
23
BAB III Gambaran Umum 3.1 Fisik Lingkungan Menurut Undang-Undang Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang,wilayah adalah suatu ruang kesatuan geografis beserta segenap unsur yang terkait dengan batas dan sistemnya dan ditentukan berdasarkan aspek administratif dan/atau aspek fungsional. Kecamatan Cimenyan merupakan salah satu dari 31 kecamatan yang ada di Kabupaten Bandung dengan batas-batas wilayah sebagai berikut.
Sebelah Utara
: Berbatasan dengan Kecamatan Lembang
Sebelah Timur
: Berbatasan dengan Kecamatan Cilengkrang
Sebelah Selatan
: Berbatasan dengan Kota Bandung
Sebelah Barat
: Berbatasan dengan Kota Bandung dan Kabupaten Bandung Barat
Kecamatan Cimenyan terletak di sebalah Utara Kabupaten Bandung dengan luas wilayah 4.057,70 Ha dan jumlah penduduk sebanyak 117.322 jiwa.Kecamatan Cimenyan terbagi dalam 2 kelurahan,7 desa, 28 dusun,139 rukun warga (RW) dan 581 rukun tetangga (RT).Berikut 2 kelurahan dan 7 desa di Kecamatan Cimenyan:
Kelurahan Cibeunying
Kelurahan Padasuka
Desa Mandalamekar
Desa Cikadut
Desa Sindanglaya
Desa Mekarmanik
Desa Cimenyan
Desa Mekarsaluyu
Desa Ciburial
24
Tabel 3-1 Luas Wilayah per Kelurahan dan Desa di Kecamatan Cimenyan No
Desa/Kelurahan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 Jumlah
Cibeunying Padasuka Mandalamekar Cikadut Sindanglaya Mekarmanik Cimenyan Mekarsaluyu Ciburial
Luas (Hektar)
Wilayah
341,80 202,00 196,50 295,00 159,90 747,90 1.051,00 464,40 599,20 4.059,70
Sumber: BPS Kecamatan Cimenyan Dalam Angka 2017 Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahawa Desa Cimenyan merupakan wilayah dengan total luas lahan terbesar di Kecamatan Cimenyan yaitu 1.051,00 Ha atau persentase terhadap luas kecamatan sebesar 25,90%, sedangkan Desa Sindanglaya merupakan wilayah dengan total luas lahan terkecil yaitu 159,90 Ha atau persentase terhadap luas kecamatan sebesar 3,94%. 3.1.1 Daya Dukung lahan Daya dukung lahan merupakan penggunaan lahan yang mencukupi kebutuhan ruang sehingga ketersediaan lahan berpengaruh besar terhadap aktivitas manusia (McCall dalam Riyadidan Bratakusuma,2004)
a. Topografi Menurut M.Suparno dan Marlina Endy (2005:139),keadaan topografi adalah keadaan yang menggambarkan kemiringan lahan,atau kontur lahan,dimana semakin besar kontur lahan berarti lahan tersebut memiliki kemiringan lereng yang semakin besar.
25
Berdasarkan peta topografi Kabupaten Bandung diatas,dapat diketahui bahwa Kecamatan Cimenyan berada diketinggian <650 hingga 1400 meter diatas permukaan laut.Kelurahan Padasuka dan Cibeunying serta Desa Cikadut dan Sindanglaya berada pada ketinggian <650 meter diatas permukaan laut,sedangkan Desa Ciburial, Mekarsaluyu, dan Mandalamekar berada diketinggian 650 hingga 900 meter diatas permukaan laut ,serta Desa Cimenyan berada pada ketinggian 900 hingga 1150 meter diatas permukaan laut dan Desa Mekarmanik yang merupakan desa yang terletak paling tinggi dibandingkan desa atau kelurahan lainnya yaitu berada diketinggian 1150 hingga 1400 meter diatas permukaan laut. 3.1.2 Kemampuan dan Kesesuaian Lahan Kemampuan lahan menentukan kelayakan penggunaan lahan yang menjadi pangkal pertimbangan dalam tata guna lahan (Notohadiprawiro,1986) a. Gempa Bumi Menurut Howel (2004),gempa bumi adalah getaran atau serangkaian getaran dari kerak bumi yang tidak kekal dan kemudian menyebar ke segala arah. Berdasarkan peta rawan bencana gempa bumi Kabupaten bandung diatas,dapat diketahui bahwa Kecamatan Cimenyan termasuk dalam tingkat kerentanan gempa bumi menengah hingga tinggi.Desa Cimenyan dan Mekarmanik termasuk dalam tingkat
kerentanan
yang
tinggi
sedangkan
Kelurahan
Padasuka
dan
Cibeunying,Desa Ciburial.Mekarsaluyu,Mandalamekar,Cikadut,dan Sindanglaya termasuk dalam tingkat kerentanan yang menengah. b. Gerakan Tanah Menurut Chowdhury (1978),gerakan tanah merupakan salah satu proses geodinamik,berupa proses perpindahan massa tanah atau batuan penyusun lereng,akibat dari terjadi gangguan kestabilan pada lereng tersebut. Berdasarkan
peta rawan bencana gerakan tanah Kabupaten Bandung
diatas,dapat diketahui bahwa Kecamatan Cimenyan termasuk dalam
tingkat 26
kerentanan gerakan tanah sedang hingga tinggi.Desa Ciburial merupakan desa dengan tingkat kerentanan gerakan tanah yang tinggi sedangkan Kelurahan Padasuka dan Cibeunying serta Desa Cimenyan, Mekarmanik, Mekarsaluyu, Mandalamekar, Cikadut, dan Sindanglaya termasuk dalam tingkat kerentanan gerakan tanah yang sedang. c. Pola Ruang Menurut Undang-undang nomor 26 tahun 2007 tentang penataan ruang, pola ruang adalah distribusi peruntukkan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi peruntukkan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukkan ruang untuk fungsi budidaya. Berdasarkan peta pola ruang Kabupaten Bandung diatas,dapat diketahui bahwa peruntukkan ruang di Kecamatan Cimenyan didominasi oleh peruntukkan hutan lindung dan kawasan ruang terbuka hijau (RTH).Hal tersebut dikarenakan Kecamatan Cimenyan berada di Kawasan Bandung Utara yang merupakan kawasan resapan air. d. Resapan Air Menurut Keputusan Presiden Republik Indonesia 32 tahun 1990 tentang pengelolaan kawasan lindung,kawasan resapan air adalah daerah yang mempunyai kemampuan tinggi untuk meresapkan air hujan sehingga merupakan tempat pengisian air bumi (akifer) yang berguna sebagai sumber air. Berdasarkan peta kawasan resapan air diatas,dapat diketahui bahwa seluruh desa maupun kelurahan di Kecamatan Cimenyan merupakan kawasan resapan air. Oleh
karena
itu,menurut
Rencana
Tata
Ruang
Wilayah
Kabupaten
Bandung,pembangunan di Kecamatan Cimenyan dibatasi. e. Kawasan Lindung Geologi Menurut undang-undang nomor 26 tahun 2007 tentang penataan ruang, Kawasan Lindung adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam, sumber daya buatan dan nilai sejarah serta budaya bangsa, guna kepentingan pembangunan berkelanjutan.
27
Pada Kecamatan Cimenyan, terdapat kawsan lindung geologi yaitu kawsan rawan aliran tanah yang terletak sepanjang Desa Ciburial yang ditandai oleh warna kuning. f. Penggunaan Lahan Menurut Malingreau (1979), penggunaan lahan merupakan campur tangan manusia baik secara permanen atau periodik terhadap lahan, dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan, baik kebutuhan kebendaan, spiritual maupun gabungan keduanya.
Penggunaan
lahan
merupakan
unsur
penting
dalam
perencanaan wilayah. Bahkan menurut Campbell (1996), disamping sebagai faktor penting dalam perencanaan, pada dasarnya perencanaan kota adalah perencanaan penggunaan lahan. Penggunaan lahan pada Kecamatan Cimenyan didominasi oleh penggunaan lahan tegalan dan perkebunan. g. Rencana Struktur Ruang Menurut Nia K. Pontoh & Iwan Setiawan (2008), unsur pembentuk struktur tata ruang kota terdiri dari pusat kegiatan, kawasan fungsional, dan jaringan jalan. Kota atau kawasan perkotaan pada dasarnya dapat dipandang sebagai suatu sistem spasial, yang secara internal mempunyai unsur-unsur yang menjadi pembentuknya serta keterkaitannya satu sama lain. Menurut Peta Rencana Struktur Ruang Kecamatan Cimenyan merupakan kawasan yang berada pada kawasan keselamatan oprasi penerbangan h. Kawasan Strategis Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 15/PRT/M/2009, kawasan strategis provinsi memiliki fungsi 1. Untuk mewadahi penataan ruang kawasan yang tidak bisa terakomodasi dalam rencana struktur ruang dan rencana pola ruang. 2. Sebagai alokasi ruang untuk berbagai kegiatan sosial ekonomi masyarakat dan kegiatan pelestarian lingkungan dalam wilayah provinsi yang dinilai
28
mempunyai pengaruh sangat penting terhadap wilayah provinsi bersangkutan. 3. Sebagai dasar penyusunan rencana tata ruang kawasan strategis provinsi. Menurut peta Kawasan Strategis Kabupaten Bandung, Kecamatan Cimenyan termasuk dalam kawasan strategis provinsi, yang merupakan Kawasan Bandung Utara dimana kawasan tersebut difungsikan sebagai kawasan resapan air, dan sebagai daerah penyangga Cekungan Bandung.
29
Sumber : BAPPEDA Kabupaten Bandung, 2018
Gambar 3-1 Peta Topografi Kecamatan Cimenyan 30
Sumber: BAPPEDA Kabupaten Bandung,2018 Gambar 3-2 Peta Rawan Bencana Gempa Bumi 31
Sumber: BAPPEDA Kabupaten Bandung,2018 Gambar 3-3 Peta Rawan Bencana Gerakan Tanah 32
Sumber: BAPPEDA Kabupaten Bandung,2018 Gambar 3-4 Peta Rencana Pola Ruang 33
Sumber: BAPPEDA Kabupaten Bandung,2018 Gambar 3-5 Peta Kawasan Resapan Air
34
Sumber: BAPPEDA Kabupaten Bandung,2018 Gambar 3-6 Peta Kawasan Lindung Geologi 35
Sumber: BAPPEDA Kabupaten Bandung,2018 Gambar 3-7 Peta Penggunaan Lahan
36
Sumber: BAPPEDA Kabupaten Bandung,2018 Gambar 3-8 Peta Struktur Rencana Ruang
37
Sumber: BAPPEDA Kabupaten Bandung,2018 Gambar 3-9 Peta Kawasan Strategis
38
3.2 Sosial Kependudukan 3.2.1 Struktur Kependudukan Struktur kependudukan merupakan keadaan penduduk pada suatu daerah dalam satu waktu. Berdasarkan data pada kecamatan dalam angka, Kecamatan Cimenyan pada tahun 2016 memiliki jumlah penduduk sebanyak 177.322 jiwa. Tabel 3-2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Menurut Desa di Kecamatan Cimenyan Tahun 2016 (orang) Desa/ Kelurahan Cibenying Cimenyan Ciburial Total
Penduduk Laki-laki Perempuan 16.272 7.748 7.072
15.792 7.541 6.524
Total 32.064 15.289 13.596
Sumber : Kecamatan Cimenyan Dalam Angka 2017 Tabel diatas menunjukkan Desa Cibeunying sebagai desa dengan penduduk terbanyak dibandingkan 2 desa yang lainnya ditahun 2016, dengan jumlah penduduknya 32.054 *lanjutan Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Menurut Desa di kecamatan Cimenyan Tahun 2015, 2014 (orang) Tahun 2015 2014 Total
Penduduk
Laki-laki
Perempuan
58.761 57.907
56.715 55.813
Total 115.576 113.720
Sumber : Kecamatan Cimenyan Dalam Angka 2016 Terjadi kenaikan jumlah penduduk sebanyak 1200 orang di selang tahun 2014 menuju tahun 2015 dengan rincian laki laki sebanyak 1000 dan perempuan sebanyak 1000 *lanjutan 39
Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Menurut Desa di kecamatan Cimenyan Tahun 2013 (orang) Desa/ Kelurahan Cibenying Cimenyan Ciburial Total
Penduduk
Laki-laki
Perempuan
14.492 6.900 6.298
13.890 6.633 5.736
Total 28.382 13.533 12.034 Commented [U4]:
Sumber : Kecamatan Cimenyan Dalam Angka 2014 Tabel diatas menunjukkan Desa Cibeunying sebagai desa dengan penduduk terbanyak dibandingkan 2 desa yang lainnya ditahun 2013, dengan jumlah penduduknya 28.282 dan desa ciburial denga jumlah penduduk paling sedikit yaitu 12.034 penduduk *Lanjutan Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Menurut Desa di kecamatan Cimenyan Tahun 2012 (orang) Desa/ Kelurahan Cibenying Cimenyan Ciburial Total
Penduduk Laki-laki Perempuan 13.826 6.930 6.298
13.512 6.435 5.736
Total 27.348 13.365 12.034
Sumber : Kecamatan Cimenyan Dalam Angka 2013 Tabel diatas menunjukkan Desa Cibeunying sebagai desa dengan penduduk terbanyak dibandingkan 2 desa yang lainnya ditahun 2013, dengan jumlah penduduknya 27.384 dan desa ciburial denga jumlah penduduk paling sedikit yaitu 12.034 penduduk
40
Tabel 3-3 Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur Menurut Desa di Kecamatan Cimenyan Tahun 2016 (orang) Desa / Kelurahan Cibenying Cimenyan Ciburial Jumlah
0-14
Kelompok Umur 15-64
65+
8.565 4.419 2.792
22.017 10.233 10.418
1.482 647 386
Sumber : Kecamatan Cimenyan Dalam Angka 2017 Menurut tabel diatas penduduk Kecamatan Cimenyan mayoritas berada pada usia produktif yaitu 15-64 tahun. Dengan keadaan alam yang mendukung, sebagian besar penduduk di Kecamatan Cimenyan bekerja pada sektor pertanian. *Lanjutan Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur Menurut Desa di Kecamatan Cimenyan Tahun 2013 (orang) Desa / Kelurahan Cibenying Cimenyan Ciburial Jumlah
0-14
Kelompok Umur 15-64
65+
9.112 4.701 2.970
17.694 8.216 8.374
1.576 616 690
Sumber : Kecamatan Cimenyan Dalam Angka 2014 Pada tahun 2013 Kelompok umur 15 – 64 merupakan kelompok umur dengan jumlah penduduk terbanyak di setiap desa yang ada di kecamatan cimenyan, bisa dilihat dari tabel, jumlah penduduk di desa cibeunying mayoritas berada di kelonpok umur 15-64
41
*Lanjutan Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur Menurut Desa di Kecamatan Cimenyan Tahun 2012 (orang) Desa / Kelurahan Cibenying Cimenyan Ciburial Jumlah
0-14
Kelompok Umur 15-64
65+
8.139 5.120 3.162
17.294 7.947 8.393
1.861 298 479
Sumber : Kecamatan Cimenyan Dalam Angka 2013 Menurut tabel diatas pada tahun 2012 mayoritas penduduk di setiap desa berada di kelompok umur produktif ( 15-64 ) desa cibeunying merupakan desa dengan kelompok umur produktif terbanyak yaitu ada 17.294 jiwa
42
3.2.2 Kompetensi SDM Menurut Spencer, kompetensi merupakan sebuah karakteristik dasar seseorang yang mengindikasikan cara berfikir, bersikap, dan bertindak serta menarik kesimpulan yang dapat dilakukan dan dipertahankan oleh seseorang paa waktu periode tertentu. Kompetensi sumber daya manusia di Kecamatan Cimenyan, dapat di liat dari data pendidikan terakhir penduduknya. Tabel 3-4 Jumlah Penduduk Menurut Pendidikan yang Ditamatkan Di Kecamatan Cimenyan Tahun Ajaran 2016 (orang) Desa / Kelurahan Pendidikan yang Ditamatkan
Total Cibeunying Cimenyan Ciburial
Belum/ Tidak Pernah Sekolah Tidak Tamat SD/ Sederajat SD/ Sederajat SLTP/ Sederajat SLTA/ Sederajat D1 D2 D3 D4 S1/ S2/ S3
1.173 2.983 6.907 5.337 8.140 893 600 264 1.927 2.198
564 1.574 5.976 2.130 1.593 118 134 108 140 169
546 1.444 4.795 2.098 2.120 324 369 87 93 107
Sumber : Kecamatan Cimenyan Dalam Angka 2017 Pada tabel diatas, didapatkan bahwa mayoritas penduduk di setiap desa di Kecamatan Cimenyan pendidikan terakhirnya adalah SD/Sederajat. Pendidikan sangat berpengaruh terhadap seseorang bagi kelangsungan hidupnya, karena dibutuhkannya pendidikan yang tinggi untuk mendapatkan pekerjaan yang layak.
43
*Lanjutan Jumlah Penduduk Menurut Pendidikan yang Ditamatkan Di Kecamatan Cimenyan Tahun Ajaran 2013 (orang) Desa / Kelurahan Pendidikan yang Ditamatkan
Total Cibeunying Cimenyan Ciburial
Belum/Tidak Pernah Sekolah
1.175
563
540
Tidak Tamat SD/ Sederajat
2.988
1.594
1.464
SD/ Sederajat
6.897
5.956
4.765
SLTP/ Sederajat
5.328
2.130
2.080
SLTA/ Sederajat
8.040
1.533
2.020
D1
893
118
324
D2
600
134
369
D3
264
108
87
D4
1.929
141
93
S1/ S2/ S3
2.197
161
106
Sumber : Kecamatan Cimenyan Dalam Angka 2014
Pada tabel diatas, desa cibeunying mendapatkan urutan paling teratas yang mayoritas pendidikan terakhir penduduknya adalah SD/ sederajat jika dibandingkan dengan 2 desa yang lainnya, dan jumlah penduduk yang pendidikan terakhirnya S1/S2/S3 hanya 2.197
44
*Lanjutan Jumlah Penduduk Menurut Pendidikan yang Ditamatkan Di Kecamatan Cimenyan Tahun Ajaran 2012 (orang)
Desa / Kelurahan Pendidikan yang Ditamatkan
Total Cibeunying Cimenyan Ciburial
Belum/Tidak Pernah Sekolah
1.175
563
540
Tidak Tamat SD/ Sederajat
2.988
1.594
1.464
SD/ Sederajat
6.614
5.711
4.569
SLTP/ Sederajat
4.749
1.899
1.854
SLTA/ Sederajat
7.405
1.412
1.860
D1
784
114
206
D2
527
118
324
D3
264
108
87
D4
-
-
-
S1/ S2/ S3
1.929
141
93
Sumber : Kecamatan Cimenyan Dalam Angka 2014 Dari tabel diatas bisa dilihat tidak ada penduduk yang memiliki pendidikan D4, dan di desa cibeunying mayoritas penduduknya memiliki pendidikan terakhir SLTA/ sederajat yaitu dengan jumlah 7.405 jiwa.
45
Tabel 3-5 Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian Utama Menurut Desa di Kecamatan Cimenyan (orang)
Tahun
2012
2013
2016
Mata Pencaharian Pertanian Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Bangunan / Kontruksi Pertanian Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Bangunan / Kontruksi Pertanian Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Bangunan / Kontruksi
Cibenying 59 6 218 2.017 163 6 218 2.017 126 85 536 138
Desa/Kelurahan Cimenyan 2.228 0 212 410 996 0 212 410 2.157 70 1.453 731
Ciburial 1.571 0 172 220 615 0 172 220 604 18 130 530
Sumber : Kecamatan Cimenyan Dalam Angka 2013,2014,2017 Dibandingkan dengan mata pencaharian pertanian, sektor pertambangan dan penggalian terhitung lebih sedikit pada tahun 2012 – 2013 dibandingkan dengan tahun 2014 yang mulai meningkat.sektor mata pencaharian bangunan/ kontruksi setiap tahunnya semakin meningkat
46
3.3 Perekomian Menurut Adam Smith ekonomi adalah penyelidikan tentang keadaan dan sebab adanya kekayaan negara. Ekonomi menurut Abraham Maslow adalah salah satu bidang pengkajian yang mencoba menyelesaikan masalah keperluan asas kehidupan manusia melalui penggemblengan segala sumber ekonomi yang ada dengan berasaskan prinsip serta teori tententu dalam suatu sistem ekonomi yang dianggap efektif dan efisien.
3.2.1 UMP dan UMK Menurut Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigran Republik Indonesia No. KEP-226/MEN/2000 Tahun 2000 Upah minimum adalah upah bulanan terendah yang terdiri dari upah pokok termasuk tunjangan tetap. Upah Minimum Provinsi (UMP) adalah upah minimum yang berlaku untuk seluruh Kabupaten/Kota di satu Provinsi. Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK) adalah upah minimum yang berlaku di daerah Kabupaten/Kota. UMP Provinsi Jawa Barat : Rp. 1.544.360 UMK Kabupaten Bandung : Rp. 2.678.028
3.2.2 Pendapatan Menurut John J. Wild pendapatan merupakan nilai maksimum yang dapat dikonsumsi oleh seseorang dalam suatu periode dengan mengharapkan keadaan yang sama pada akhir periode seperti keadaan semula.
47
Tabel 3-6 Pendapatan Sektor Pariwisata No Nama Tempat Pariwisata Pendapatan 1 Tahura Rp. 666,367,500,- / bulan 3 Puncak Bintang Rp. 652,450,000,- / bulan Sumber : Wawancara pengelola tempat wisata Pada tabel di atas dapat disimpulkan bahwa pendapatan tempat wisata paling besar yaitu Taman Hutan Raya sebesar Rp. 666,367,500,- / bulan. Tabel 3-7
No 1 2 3
4
Table Data FasilitasPendukungSektorPariwisataKecamatanCimenyan Lokasi :Tahura dan Tebing Keraton Jenis Fasilitas Jumlah Pendapatan Restaurant 6 Rp. 10.000.000,- / bulan Perdagangan 10Warung Rp. 2.000.000,- / bulan TempatParkir Rp. 2.000.000,- / bulan ±162𝑚2 Penginapan
6 7 8
Tempat Peribadatan Transportasi Halte Jasa
9 10 11
Kesehatan Toilet Pegawai
5
(SebesarLapangVoli) - 3 Homestay - 1 vila
2 Musola
-
Homestay : Rp. 500.000,- / bulan
-
Vila : Rp. 3.500.000,- / bulan
-
10 Ojek Rp. 200.000,- / hari 1 Tempat Penitipan Barang 6 Rp.250.000,-/ bulan Sektor Pariwisata : Rp. 2.700.000,-/bulan
Amenitas : Rp. 1.700.000,-/bulan Sumber : Observasi dan Wawancara Pada tabel diatas disimpulkan bahwa pendapatan amenitas yang paling besar itu dihasilkan dari Restaurant atau tempat makan yang pendapatannya Rp. 10.000.000,- setiap bulannya. 48
Tabel 3-8 Tabel Data Pendapatan Fasilitas Pendukung Sektor Pariwisata Kecamatan Cimenyan Lokasi :Puncak Bintang No JenisFasilitas Restaurant 1
Jumlah 3
Pendapatan ±Rp. 6.500.000,- / bulan
2
Perdagangan
77 Warung
Rp. 1.500.000,- / bulan
3
Tempat Parkir
3
±Rp. 8.000.000,-/bulan
4
Tempat Peribadatan
1 Musola
-
5
Kesehatan
6
Toilet
7
Keamanan
8
PetunjukArah
9
Pegawai
1 PuskesmasKec. Cimenyan Polsek Cimenyan Sektor Pariwisata Amenitas
-
Sektor Pariwisata : Rp. 2.000.000,-/bulan Amenitas : Rp. 1.500.000,-/bulan
Sumber : Observasi dan Wawancara Pada tabel diatas disimpulkan bahwa pendapatan amenitas yang paling besar itu dihasilkan dari tempat parkir yang pendapatannya Rp. 8.000.000,- setiap bulannya dan yang paling rendah yaitu perdagangan dan jumlah pendapatan pegawai amenitas sekitar Rp. 1.500.00,- setiap bulannya. 3.2.3 Jumlah Amenitas Amenitasadalah semua bentuk fasilitas yang memberikan pelayanan bagi wisatawan untuk segala kebutuhan selama tinggal atau berkunjung pada suatu daerah tujuan wisata, seperti hotel, motel, restaurant, bar, discotheques, café, shopping center, souvenir shop. Perusahaan-perusahaan inilah yang member pelayanan bila mereka datang berkunjung pada suatu DTW (Lawson dan Baud Bovy dalam bukunya “Tourism And Recreation Handbook Of Planning And Design” yang dikutip dalam penelitian Muslimah Nurul yang berjudul Potensi Gunung Puntang Sebagai Objek Wisata Sejarah Di Kabupaten Bandung (2011)). 49
Tabel 3-9 Jumlah Amenitas Table Data FasilitasPendukungSektorPariwisataKecamatanCimenyan Lokasi : Tahura No JenisFasilitas Jumlah Restaurant 18 1 Perdagangan 53Warung 2 TempatParkir 3 ±162𝑚2 4
Penginapan
5
TempatPeribadatan
6 7 8
Transportasi Halte Jasa
Kesehatan 9 10 Toilet 11 Sekolah 12 Puskesmas Sumber : Observasi dan Wawancara
(SebesarLapangVoli) - 3 Homestay - 1 vila - 5 Hotel 2 Musola 4 masjid 10 Ojek 1 TempatPenitipanBara ng 2 Tambal ban 6 2 2
50
Tabel 3-10 Jumlah Amenitas PendukungSektorPariwisataKecamatanCimenyan Lokasi : Tebing Keraton No JenisFasilitas Jumlah Restaurant 5 1 Perdagangan 23Warung 2 TempatParkir 3 ±200𝑚2 4
Penginapan
3 Homestay
4 Musola 2 10 Ojek 1 Pom bensin 2 Tambal Ban 1 10 Kesehatan 8 11 Toilet 1 12 Puskesmas 5 13 Tempat Sampah 1 14 Menara Pengawas Sumber : Observasi dan Wawancara 5 6 7 8 9
TempatPeribadatan Gazebo Transportasi Halte Jasa
Tabel 3-11 Jumlah Amenitas Table Data FasilitasPendukungSektorPariwisataKecamatanCimenyan Lokasi :Puncak Bintang No 1 2 3
JenisFasilitas Restaurant Perdagangan TempatParkir
4 5 6 7 8 9 10
TempatPeribadatan Kesehatan Toilet Keamanan PetunjukArah Gazebo Jasa
11
Shelter (tempat berteduh)
Jumlah 3 77 Warung 3 2 Musola 1 PuskesmasKec. Cimenyan 10 PolsekCimenyan 5 2 pom bensin 2 tambal ban 3
Sumber : Observasi dan Wawancara 51
3.4 Prasarana dan Sarana Prasarana adalah kelengkapan dasar fisik suatu lingkungan, kawasan, kota atau wilayah (spatial space) sehingga memungkinkan ruang tersebut berfungsi sebagaimana mestinya. Sarana adalah fasilitas penunjang yang berfungsi untuk penyelenggaraan dan pengembangan kehidupan sosial, ekonomi dan budaya. UU No.1 th 2011 tentang Perumahan dan Permukiman. Aspek ini memiliki beberapa indikator yaitu ketersediaan prasarana dan sarana, kebutuhan prasarana dan sarana, kondisi prasarana dan sarana. 3.4.1 Jumlah Fasilitas Perdagangan dan Jasa Fasilitas adalah segala sesuatu yang bisa mempermudah upaya serta memperlancar kerja dalam rangka mencapai suatu tujuan tertentu (Daradjat, Zakiah, 1999 : 6). Terkait dengan ketersediaan fasilitas yang terdapat di tiga tempat objek wisata (Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda, Tebing Karaton, Puncak Bintang) dalam observasi yang kami lakukan, menunjukkan bahwa masih terdapat beberapa kekurangan dalam aspek prasarana dan sarana. Hal tersebut didukung oleh data yang berhasil dihimpun melalui data sekunder, observasi dan juga wawancara langsung. Tersedianya prasarana dan sarana di tiga tempat wisata tersebut dapat dikatakan cukup. Berdasarkan data dari BPS dalam Kecamatan Cimenyan dalam Angka, 2017 terhitung perdagangan dan jasa yang ada di Kecamatan Cimenyan terdapat pada tabel dibawah ini:
52
Tabel 3-12 Jumlah Unit Kegiatan Perdagangan di Kecamatan Cimenyan, 2016
Desa/Kelurahan Cibeunying Padasuka Mandalamekar Cikadut Sindanglaya Mekarmanik Cimenyan Mekarsaluyu Ciburial Jumlah
Jumlah Pasar Jumlah Jumlah Mini Dengan Tanpa Kelompok Bangunan Bangunan Market Pertokoan (Unit) (Unit) (Unit) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 2 1 1 0 0 0 1 4 11
5 0 0 0 11 0 17 0 13 46
Sumber: Kecamatan Cimenyan dalam Angka, 2017
Tabel 3-13 Jumlah Unit Kegiatan Perdagangan Menurut Desa di Kecamatan Cimenyan, 2016 Jumlah Jumlah Jumlah Warung/Kedai Toko/Warung Restoran/Rumah Desa/Kelurahan Makanan Kelontong Makan/Kafe Minuman (Unit) (Unit) (Unit) 165 3 249 Cibeunying 86 7 132 Padasuka 24 2 64 Mandalamekar 30 2 153 Cikadut 25 2 26 Sindanglaya 21 0 41 Mekarmanik 36 4 95 Cimenyan 14 14 31 Mekarsaluyu 32 24 146 Ciburial Jumlah 433 58 937
Sumber: Kecamatan Cimenyan dalam Angka, 2017
53
3.5 Kelembagaan dan Pembiayaan 3.5.1 Tujuan pembangunan kepariwisataan Kabupaten Bandung Tujuan adanya pembangunan pariwisata di Kabupaten Bandung adalah untuk menerapkan aturan atau kaidah-kaidah pelesetarian alam yang berdaya kelanjutan dan konsisten dalam pengelolaan dan daya tarik wisata. Dengan daya tarik wisata pengunjung bisa menikmati sesuatu yang menarik dan mempunyai nilai tersendiri untuk dikunjungi dan dilihat. Selain itu kawasan wisata alam juga harus dikembangkan sesuai karakteristik kawasan, agar mengetahui kawasan tersebut cocok untuk wisata yang dikembangkan, dan mampu berpengaruh dalam peningkatan kualitas lingkungan alam. Suatu kawasan dapat dikembangkan menjadi kawasan wisata jika ada sesuatu yang menarik dilihat, seperti fenomena, budaya, sesuatu yang dapat dibeli oleh wisatawan seperti produk-produk lokal yang dijual oleh masyarakat, dengan harapan sesuatu produk dapat bermanfaat bagi wisatawan, dan aktifitas yang dilakukan ditempat wisata, seperti camping ataupun panjat tebing.. Untuk menunjang hal-hal tersebut harus ada pembinaan dan pemberdayaan masyarakat seperti dengan adanya usaha-usaha kecil dan menengah dengan begitu akan meningkatkan ekonomi secara berkualitas bagi masyarakat sekitar kawasan wisata. Mengembangkan sistem jaringan infrastruktur untuk kawasan wisata agar terbentuknya pengembangan kawasan yang mudah di capai dan strategis dan agar menjadi destinasi pariwisata nasional. Dan memperkuat peran fungsi kelembagaan pariwisata adapun maksud dari kelembagaan tersebut adalah agar pembangunan dan pengembangan kawasan wisata sesuai peraturan pemerintah, agar pengelola wisata dan kelelmbagaan bisa berjalan baik tidak ada kendala 3.5.2 Konsep, Prinsip dan Spektrum Ekowisata Konsep pengembangan kepariwisataan Kabupaten Bandung yaitu mencegah atau menanggulangi dampak-dampak negatif yang ditimbulkan oleh aktifitas wisatawan dengan cara menaati peraturan-peraturan yang ada, melibatkan masyarakat lokal dalam
54
pengelolaan karena masyarakat sekitar biasanya lebih paham tentang kawasan wisata, melakukan pemantauan lingkungan dan mengsosialiasasikan kepariwistaaan. Diperlunya pendidikan konservasi lingkungan untuk wisatawan, dengan begitu wisatawan akan lebih paham tentang pelestarian dan pelindungan alam, kemudian mengikut sertakan masyarakat dalam pengembangan wisata maksudnya yaitu masyarakat berperan aktif misalnya masyarkat menyediakan jasa kepada operator wisata ataupun membentuk usah-usaha seperti warung. Lalu menjaga keharmonisan dengan alam maksudnya sebagai penikmat kawasan wisata sebaiknya harus berupaya untuk meminimalisir dampak negatif yang dilakukan oleh aktifitas wisatawan karena masih banyak aktifitas wisatawan yang kurang peduli dengan pelestarian dan pelindungan alam, dan hendaknya hindarkan sejauh mungkin hal-hal yang bisa merusak pelestarian alam agar tetap terjaga.
55
Bagan Struktur Pengelolaan Lokasi Wisata Taman Hutan Raya Ir. Djuanda dan Tebing Karaton
KEPALA BALAI
LIANDA LUBIS, S.SI., MT NIP. 19640812 199803 1 004
TATA USAHA AKHMAD TUFIQURRACHMAN, S. AP NIP. 19810925 201001 1010
SEKSI PERENCANAAN DAN PEMANFAATAN
SEKSI PERLINDUNGAN KSDAE DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
HASAN KUSWARA, BSe.F
NUNUNG NURSEHA, S.P
NIP. 19620311 199102 1 002
NIP. 19610925 198603 2 002
56
Bagan Struktur Pengelolaan Tempat Wisata Kepala Dinas
Sekertaris
Kelompok Jabatan Fungsional
Sub Bagian Umum
Bidang Pengembangan destinasi
Sub Bagian Keuangan
Bidang Pengembangan Kapasitas
Bidang Pemasaran
Seksi SDM
Seksi Analisi Pasar
Seksi Kelembagaan Pariwisata
Seksi Promosi
Sub Bagian Program dan Informasi
Seksi ODTW
Seksi Prasarana dan Usaha Jasa Pariwisata
Seksi Standarisasi Produk Seksi Pelayanan Informasi Pariwisata
58
Berikut tabel yang menjelaskan mengenai sumber dana dan pengelola dari tiga lokasi wisata di Kecamatan Cimenyan Tabel 3-14 Alamat dan Sumber Dana Lokasi Wisata Kecamatan Cimenyan No
Lokasi Wisata
Alamat
Pengelola
Sumber Dana
1
Taman Hutan Raya Ir. H Djuanda
Kompleks Tahura Ir. H. Djuanda No.99, Dago Pakar, Desa Ciburial, Kecamatan Cimenyan, Bandung, Jawa Barat 40198
Balai Pengelola Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda
APBD Pemerintah Provinsi Jawa Barat
2
Tebing Karaton
Desa Ciburial, Kecamatan Cimenyan,Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, 40198
Balai Pengelola Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda
APBD Pemerintah Provinsi Jawa Barat
3
Bukit Bintang
Kecamatan Cimenyan, Bandung, Jawa Barat, 40197
Perhutani KPH Bandung Utara
APBD Perhutani Kabupaten Bandung
Tabel 3-15 Pembentukan Tempat Lokasi dan Peraturan Pembukaan Lokasi Wisata Kecamatan Cimenyan No
Lokasi Wisata
Alamat
1
Taman Hutan Raya Ir. H Djuanda
Kompleks Tahura Ir. H. Djuanda No.99, Dago Pakar, Desa Ciburial, Kecamatan Cimenyan, Bandung, Jawa Barat 40198
Pembentukan Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda 7 Maret 2012 diatur dalam UU No.5 tentang konservasi Sumber Daya Hayati dan Ekosistemnya..
2
Tebing Karaton
Desa Ciburial, Kecamatan Cimenyan,Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, 40198
Pembentukan Tebing Karaton Bulan Mei 2014 Oleh Founder Tebing Karaton Bpk Ase dan dikelola oleh Tahura
Kecamatan Cimenyan, Bandung, Jawa Barat, 40197
Pembentukan Tebing Karaton 23 September 2014 Oleh Kepala Perhutani Divreg Jabar dan Banten, diatur dalam UU No. 5 tentang konservasi Sumber Daya Hayati dan Ekosistemnya
3
Bukit Bintang
SK / Peratutan
59
BAB IV ANALISIS 4.1 Fisik Lingkungan a. Analisis Rawan Bencana Gempa Bumi Tabel 4-1 Analisis Rawan Bencana Gempa Bumi Kecamatan Cimenyan No 1
Lokasi Wisata Taman Hutan Raya Ir.H. Djuanda
2
Wisata Tebing Keraton
3
Wisata Puncak Bintang
Desa Desa Ciburial,Kecamatan Cimenyan. Desa Ciburial,Kecamatan Cimenya. Desa Cimenyan, Kecamatan Cimeyan
Rawan Bencana Gempa Bumi Gempa bumi dengan tingkat kerentanan menengah Gempa bumi dengan tingkat kerentanan tinggi Gempa bumi dengan tingkat kerentanan tinggi
Sumber : Hasil Analisis, 2018
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa lokasi wisata yang berada di Kecamatan Cimenyan yakni Taman Hutan Raya,Tebing Keraton,dan Puncak Bintang terletak dititik rawan bencana gempa bumi dengan tingkat kerentanan menengah hingga tinggi. b. Analisis Pola Ruang Tabel 4-2 Analisis Pola Ruang Kecamatan Cimenyan No
Lokasi
Desa
1
Wisata Taman Hutan Raya Ir.H. Djuanda
Desa Ciburial,Kecamatan Cimenyan.
2
Wisata Tebing Keraton
Desa Ciburial,Kecamatan Cimenya.
Pola Ruang Kawasan Lindung : hutan lindung Kawasan Budidaya : hutan produksi. Kawasan Lindung : hutan lindung dan Kawasan Budidaya : hutan produksi.
60
3
Desa Cimenyan, Kecamatan Cimeyan
Wisata Puncak Bintang
Kawasan Lindung : hutan lindung Kawasan budidaya : hutan produksi dan Potensi wisata dengan jenis wisata alam.
Sumber : Hasil Analisis, 2018
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa menurut Peta Pola Ruang Kabupaten Bandung,lokasi wisata tersebut berada dikawasan peruntukkan hutan lindung,hutan produksi dan wisata dengan jenis wisata alam.
c. Analisis Rawan Bencana Gerakan Tanah Tabel 4-3 Analisis Rawan Bencana Gerakan Tanah Kecamatan Cimenyan No
Lokasi
1
Wisata Taman Hutan Raya Ir.H. Djuanda
2
Wisata Tebing Keraton
3
Wisata Puncak Bintang
Desa Desa Ciburial,Kecamatan Cimenyan. Desa Ciburial,Kecamatan Cimenya. Desa Cimenyan, Kecamatan Cimeyan
Rawan Bencana Gerakan Tanah Rawan gerakan tanah dengan tingkat kerentanan sedang. Rawan gerakan tanah dengan tingkat kerentanan sedang. Rawan gerakan tanah dengan tingkat kerentanan sedang.
Sumber : Hasil Analisis, 2018
Berdasarkan tabel diatas,dapat disimpulkan bahwa lokasi wisata tersebut terletak dititik rawan bencana gerakan tanah dengan tingkat kerentanan sedang.
d. Analisis Topografi Tabel 4-4 Analisis Topografi Kecamatan Cimenyan No
Lokasi
1
Wisata Taman Hutan Raya Ir.H. Djuanda
2
Wisata Tebing Keraton
3
Wisata Puncak Bintang
Desa Desa Ciburial,Kecamatan Cimenyan. Desa Ciburial,Kecamatan Cimenya. Desa Cimenyan, Kecamatan Cimeyan
Topografi Terletak diketinggian 1150-1400 mdpl Terletak diketinggian 1150-1400 mdpl Terletak diketinggian 650-900 mdpl
61
Sumber : Hasil Analisis, 2018
Berdasarkan tabel diatas,dapat disimpulkan bahwa menurut Peta Topografi Kabupaten Bandung,lokasi wisata tersebut berada di ketinggian 650-1400 diatas permukaan laut. e. Analisis Kawasan Lindung Geologi Tabel 4-5 Analisis Kawasan Lindung Geologi Kecamatan Cimenyan No
Lokasi
1
Wisata Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda
2
Wisata Tebing Keraton
3
Wisata Puncak Bintang
Desa Desa Ciburial, Kecamatan Cimenyan. Desa Ciburial, Kecamatan Cimenyan. Desa Cimenyan, Kecamatan Cimenyan.
Kawasan Lindung Geologi Merupakan daerah rawan aliran lahar. Merupakan daerah rawan aliran lahar. Merupakan daerah rawan aliran lahar.
Sumber : Hasil Analisis, 2018
Berdasarkan tabel diatas,dapat disimpulkan bahwa menurut Peta Kawasan Lindung Geologi Kabupaten Bandung, beberapa lokasi wisata seperti Wisata Taman Hutan Raya dan Wisata Tebing Keraton berada pada daerah yang rawan aliran lahar yang ditunjukan oleh warna kuning pada peta. f.
Analisis Kawasan Resapan Air
Tabel 4-6 Analisis Kawasan Resapan Air Kecamatan Cimenyan No
Lokasi
1
Wisata Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda
2
Wisata Tebing Keraton
3
Wisata Puncak Bintang
Desa Desa Ciburial, Kecamatan Cimenyan. Desa Ciburial, Kecamatan Cimenyan. Desa Cimenyan, Kecamatan Cimenyan.
Kawasan Resapan Air Berada pada kawasan resapan air Berada pada kawasan resapan air Berada pada kawasan resapan air
Sumber : Hasil Analisis, 2018
Berdasarkan tabel diatas,dapat disimpulkan bahwa menurut Peta Kawasan Resapan Air Kabupaten Bandung,lokasi wisata tersebut berada pada kawasan resapan air. 62
63
g. Analisis Rencana Struktur Ruang
Tabel 4-7 Analisis Rencana Struktur Ruang Kecamatan Cimenyan No
Lokasi
1
Wisata Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda
2
Wisata Tebing Keraton
3
Wisata Puncak Bintang
Desa Desa Ciburial, Kecamatan Cimenyan. Desa Ciburial, Kecamatan Cimenyan. Desa Cimenyan, Kecamatan Cimenyan.
Rencana Struktur Ruang Berada pada kawasan keselamatan oprasi penerbangan Berada pada kawasan keselamatan oprasi penerbangan Berada pada kawasan keselamatan oprasi penerbangan
Sumber : Hasil Analisis, 2018
Berdasarkan tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa menurut Peta Rencana Struktur Ruang Kabupaten Bandung,lokasi wisata tersebut berada pada kawasan keselamatan oprasi penerbangan.Analisis Rencana Kawasan Strategis Tabel 4-8 Analisis Rencana Kawasan Strategis Kecamatan Cimenyan No
Lokasi
1
Wisata Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda
2
Wisata Tebing Keraton
3
Wisata Puncak Bintang
Desa Desa Ciburial, Kecamatan Cimenyan. Desa Ciburial, Kecamatan Cimenyan. Desa Cimenyan, Kecamatan Cimenyan.
Rencana Kawasan Strategis Berada pada KSP Kawasan Bandung Utara Berada pada KSP Kawasan Bandung Utara Berada pada KSP Kawasan Bandung Utara
Sumber : Hasil Analisis, 2018 Berdasarkan tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa menurut Peta Rencana Kawasan Strategis Kabupaten Bandung,lokasi wisata tersebut berada pada Kawasan Strategis Provinsi, yaitu Kawasan Bandung Utara.
64
h. Analisis Penggunaan Lahan
Tabel 4-9 Analisis Penggunaan Lahan Kecamatan Cimenyan No
Lokasi
1
Wisata Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda
2
Wisata Tebing Keraton
3
Wisata Puncak Bintang
Desa Desa Ciburial, Kecamatan Cimenyan. Desa Ciburial, Kecamatan Cimenyan. Desa Cimenyan, Kecamatan Cimenyan.
Penggunaan Lahan Tegalan Tegalan Tegalan
Sumber : Hasil Analisis,2018
65
Sumber: BAPPEDA Kabupaten Bandung,2018 Gambar 4-1 Peta Analisis Rawan Bencana Gempa Bumi 66
Sumber: BAPPEDA Kabupaten Bandung,2018 Gambar 4-2 Peta Analisis Rencana Pola Ruang
67
Sumber: BAPPEDA Kabupaten Bandung,2018 Gambar 4-3 Peta Analisis Gerakan Tanah
68
Sumber: BAPPEDA Kabupaten Bandung,2018 Gambar 4-4 Peta Analisis Topografi
69
Sumber: BAPPEDA Kabupaten Bandung,2018 Gambar 4-5 Peta Analisis Kawasan Lindung Geologi
70
Sumber: BAPPEDA Kabupaten Bandung,2018 Gambar 4-6 Peta Analisis Kawasan Resapan Air
71
Sumber: BAPPEDA Kabupaten Bandung,2018 Gambar 4-7 Peta Analisis Rencana Struktur Ruang
72
Sumber: BAPPEDA Kabupaten Bandung,2018 Gambar 4-8 Peta Analisis Kawasan Strategis
73
Sumber: BAPPEDA Kabupaten Bandung,2018 Gambar 4-9 Peta Analisis Penggunaan Lahan
74
4.2 Sosial Kependudukan Tabel 4-10 Tabel Tenaga Kerja Lokasi Wisata Kecamatan Cimenyan No
1
2
3
Kategori
Lokasi Wisata
Alamat
Jumlah Pegawai
Ratarata Umur
Pendidikan Terakhir
Daerah Asal
Mulai Kerja
Kebersihan, keamanan, Peribadatan
Bukit Bintang
Kec.cimenyan, kab. Bandung, jawa barat 40197
35
30-40
SLTA/ sederajat
Bandung
2014
Kebersihan
Tebing Keraton
2
40
SLTA/ sederajat
Bandung
2014
Kebersihan
Taman Hutan Raya
-
-
-
-
-
Lahan Parkir
Bukit Bintang
58
18-40
SLTA/ sederajat
Bandung
2015
Lahan Parkir
Tebing Keraton
50
12-50
SD sederajat – SLTA/ sederajat
Bandung
2014
Lahan Parkir
Taman Hutan Raya
6
20-35
SLTP/ sederajat – SLTA/ sederajat
Bandung
2014
Perdagangan
Bukit Bintang
Kec.cimenyan, kab. Bandung, jawa barat 40197
11
30-50
SLTP/ sederajat
Bandung
2016
Perdagangan
Tebing Keraton
Ciharegeum puncak RW 10 RT 03 Desa Ciburial, Kecamatan Cimenyan
23
30-45
SD sederajat – SLTA/ sederajat
Bandung
2014
Perdagangan
Taman Hutan Raya
Kompleks Tahura Ir. H. Djuanda No.99, Dago Pakar, Ciburial, Kecamatan Cimenyan
33
30 – 50 tahun
SLTA/ Sederajat
Bandung
-
Ciharegeum puncak RW 10 RT 03 Desa Ciburial, Kecamatan Cimenyan Kompleks Tahura Ir. H. Djuanda No.99, Dago Pakar, Ciburial, Kecamatan Cimenyan Kec.cimenyan, kab. Bandung, jawa barat 40197 Ciharegeum puncak RW 10 RT 03 Desa Ciburial, Kecamatan Cimenyan Kompleks Tahura Ir. H. Djuanda No.99, Dago Pakar, Ciburial, Kecamatan Cimenyan
76
No
4
Kategori
Lokasi Wisata
Alamat
Jumlah Pegawai
Ratarata Umur
Pendidikan Terakhir
Daerah Asal
Mulai Kerja
Keamanan
Tebing Keraton
Ciharegeum puncak RW 10 RT 03 Desa Ciburial, Kecamatan Cimenyan
1
44
SLTA/ sederajat
Bandung
2014
Taman Hutan Raya
Kompleks Tahura Ir. H. Djuanda No.99, Dago Pakar, Ciburial, Kecamatan Cimenyan
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
5
30-45
-
-
-
Keamanan
Tour Guide
Tebing Keraton
Tour Guide
Taman Hutan Raya
5
Ciharegeum puncak RW 10 RT 03 Desa Ciburial, Kecamatan Cimenyan Kompleks Tahura Ir. H. Djuanda No.99, Dago Pakar, Ciburial, Kecamatan Cimenyan
Sumber : Hasil analisis 2018
4.2.1 Bukit Bintang Amenitas kebersihan dan keamanan yang ada di Bukit Bintang yang berada di Kec. Cimenyan, Kab. Bandung, mempunyai pegawai yang berjumlah 35 orang dengan rata-rata umur 30-40 tahun, pendidikan terakhir SLTA/Sederajat yang kebanyakan warganya berasal dari Cimenyan dan mulai bekerja pada tahun 2014. Lahan parkir yang ada di Bukit Bintang Kec. Cimenyan Kab. Bandung, mempunyai pegawai yang berjumlah 58 orang dengan rata-rata umur 18-40tahun, pendidikan terakhir SLTA/Sederajat yang kebanyakan warganya berasal dari Cimenyan dan mulai bekerja pada tahun 2014 Perdagangan yang ada di Bukit Bintang yang berada di Kec. Cimenyan Kab. Bandung yang berjumlah 11 orang
pedagang dengan rata-rata umur 30-50tahun,
pendidikan terakhir SLTP/Sederajat yang kebanyakan pedagangnya berasal dari Cimenyan dan mulai bekerja pada tahun 2016
77
4.2.2 Tebing Keraton Amenitas kebersihan dan keamanan yang ada di Tebing keraton yang berada di jalan Ciharegeum puncak Kec. Cimenyan, mempunyai pegawai yang berjumlah 3 orang dengan rata-rata umur 40-44tahun, pendidikan terakhir SLTA/Sederajat yang kebanyakan warganya berasal dari Cimenyan dan mulai bekerja pada tahun 2014 Lahan parkir yang ada di Tebing Keraton yang berada di jalan Ciharegeum puncak Kec. Cimenyan, mempunyai pegawai yang berjumlah 50 orang dengan rata-rata umur 1250tahun, pendidikan terakhir SD/Sederajat-SLTA/Sederajat yang kebanyakan warganya berasal dari Cimenyan dan mulai bekerja pada tahun 2014 Perdagangan yang ada di Tebing Keraton yang berada di jalan Ciharegeum puncak Kec. Cimenyan, yang berjumlah 23 pedagang dengan rata-rata umur 30-45tahun, pendidikan terakhir SD/Sederajat-SLTA/Sederajat yang kebanyakan pedagangnya dari Cimenyan dan mulai bekerja pada tahun 2014
31092 27054
27690
25683
26259
2012
2013
29857
perempuan
2016 laki-laki
Sumber : Kecamatan Cimenyan Dalam Angka 2013,2014.2017
78
Gambar 4- 10 Grafik Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Menurut Desa Di Kecamatan Cimenyan Bisa dilihat pertumbuhan di Kecamatan Cimenyan meningkat setiap tahunnya hanya saja di selang tahun 2013 – 2016 populasi pria di kecamatan cimenyan meningkat lebih pesat dibandingkan dengan populasi wanitanya 0-14
15-64
65+ 42668
33634
34284
16421
16783
2638
2882 2012
2013
15780
2515 2016
Sumber : Kecamatan Cimenyan Dalam Angka 2013,2014.2017 Gambar 4-11 Grafik Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur Menurut Desa Di Kecamatan Cimenyan Dari grafik diatas dapat disimpulkan jumlah penduduk pada saat berumur 15–64 meningkat pesat terutama di saat selang tahun 2013 – 2016 sedangkan kelompok umur 0–14 dan 65 + jumlah penduduknya meningkat namun tidak pesat seperti kelompok umur 15-64
79
2012
2013
2016
17678
17618
7648 6001
16894 5749
6046
8502
2283 2278 2278
6064
Tidak Pernah sekolah
Tidak Tamat SD
SD
SMP
2619 2539 9003
SMA
1335 1335 1104
1103 1103 969
459 459 459
D1
D2
D3
2160 2160 0
D4
2474 2464 2163
S1/S2/S3
Sumber : Kecamatan Cimenyan Dalam Angka 2017,2014.2013 Gambar 4-12 Grafik Jumlah Penduduk Berdasarkan Pendidikan Terakhir Menurut Desa Di Kecamatan Cimenyan Bisa dilihat, penduduk kecamatan cimenyan mayoritas pendidikan terakhirnya di beberapa desa hanya sampai sekolah dasar, ini sangat berpengaruh kepada seseorang jika ingin mencari pekerjaan, karena di zaman sekarang jika ingin mendapatkan pekerjaan yang gaji atau penghasilannya cukup ( standar UMR ) minimal harus mempunya ijazah sekolah menengah atas ( SMA )
80
3858
2887 2647 2119
1774 1399
602 173 6
Pertanian
Pertambangan dan Penggalian 2012
Industri Pengolahan 2013
Bangunan/ Kontruksi
2016
Sumber : Kecamatan Cimenyan Dalam Angka 2017,2014.2013 Gambar 4-13 Grafik Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian Menurut Desa Di Kecamatan Cimenyan Mayoritas mata pencaharian penduduk Kecamatan Cimenyan berasal dari sektor pertanian, bisa dikarenakan daerah dataran tinggi yang pas untuk dijadikan lahan pertanian bisa juga karena tidak ada pekerjaan yang bisa diambil oleh masyarakat cimenyan.
81
Sumber : Wawancara dan Observasi, 2018 Gambar 4-14 Peta Penduduk Yang Bekerja pada Sektor Pariwisata
82
4.3 Perekonomian
Sektor Penyedia Akomodasi dan Makan Minum (per juta) 1,800,000.00
1,660,985.60 1,559,534.87
1,600,000.00 1,400,000.00
1,318,430.67
1,390,485.44
1,455,712.99
PDRB
1,200,000.00 1,000,000.00 800,000.00
600,000.00 400,000.00 200,000.00 Tahun 2012
Tahun 2013
Tahun 2014
Tahun 2015
Tahun 2016
Sumber : BPS, 2018 Gambar 4-15 Grafik Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Bandung dengan sektor Penyedia akomodasi dan makan minum menurut harga konstan tahun 2012-2016 Tabel 4-11 Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Bandung Sektor Penyedia Akomodasi dan Makan Minum Sektor Penyedia Akomodasi dan Makan Minum Tahun Jumlah 2012 Rp.1.318.430,67 2013 Rp.1.390.485,44 2014 Rp.1.455.712,99 2015 Rp.1.559.534,87 2016 Rp.1.660.985,60
Sumber : BPS, 2017
84
Grafik diatas merupakan Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Bandung dengan sektor penyedia akomodasi dan makan minum dari tahun ke tahun semakin meningkat, dari Rp. 1.318.430,67,- di tahun 2012 sampai terakhir Rp. 1.660.985,60,- di tahun 2016 Tabel 4-12 Laju Pertumbuhan Pendapatan Taman Hutan Raya dan Tebing Keraton Tahun 2017 No
Bulan
Pendapatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
Rp.518.320.000 Rp.607.780.000 Rp.431.690.000 Rp.417.607.500 Rp.712.765.000 Rp.238.870.000 Rp.1.058.830.000 Rp.797.767.500 Rp.612.245.000 Rp.588.845.000 Rp.330.577.500 Rp.660.580.000
Sumber : Wawancara dan Observasi, 2018
85
1,200,000,000
Pendapatan Tahura dan Tebing Keraton 1,000,000,000 800,000,000 600,000,000
400,000,000 200,000,000 0
Sumber : Wawancara dan Observasi, 2018 Gambar 4-16 Grafik Laju Pertumbuhan Pendapatan Taman Hutan Raya dan Tebing Keraton Tahun 2017
Tabel dan Grafik di atas merupakan pendapatan Taman Hutan Raya dan Tebing Keraton di tahun 2017. Grafik Pendapatan untuk lokasi pariwisata tahura dan tebing keraton naik turun karena nyatanya memang tidak setiap bulan selalu stabil.Pendapatan paling tinggi berada di bulan Juli sebesar Rp.1.058.830.000,- dan pendapatan paling rendah berada di bulan Juni sebesar Rp.238.870.000,-.
86
Tabel 4-13 Laju Pertumbuhan Pendapatan Puncak Bintang Tahun 2017 Bulan
Pendapatan
Januari
Rp.129.238.000
Februari
Rp.235.682.500
Maret
Rp.66.900.000
April
Rp.82.191.000
Mei
Rp.91.059.000
Juni
Rp.78.130.400
Juli
Rp.320.050.800
Agustus
Rp.102.109.750
September
Rp.200.105.640
Oktober
Rp.90.124.100
November
Rp.82.030.400
Desember
Rp.84.151.200
Sumber : Wawancara, 2018
Pendapatan Puncak Bintang 350,000,000 300,000,000 250,000,000 200,000,000 150,000,000 100,000,000 50,000,000 0
Pendapatan
Sumber : Wawancra, 2018 Gambar 4-17 Grafik Laju Pertumbuhan Pendapatan Puncak Bintang Tahun 2017 87
Dari Garfik dan Tabel di atas dapat dijelaskan bahwa laju pertumbuhan pendapatan tempat pariwisata Puncak Bintang tahun 2017 paling besar berada di bulan Juli sebesar Rp.320.050.800,- dan pendapatan terendahnya berada di bulan Maret sebesar Rp.66.900.000,-
Pendapatan per satu tahun Perdagangan
Tempat Parkir
Toilet/WC Umum
Pendapatan (juta)
6,000,000 5,000,000 4,000,000 3,000,000 2,000,000 1,000,000 0
Bulan
Sumber : Wawancara dan Observasi, 2018 Gambar 4-18 Grafik Laju Pertumbuhan Pendapatan Amenitas Taman Hutan Raya dan Tebing Keraton Tahun 2017
88
Tabel 4-14 Laju Pertumbuhan Perdapatan Amenitas Taman Hutan Raya dan Tebing Keraton Tahun 2017 NO
BULAN
PERDAGANGAN TEMPAT PARKIR
TOILET
1
Januari
Rp.3.200.000
Rp.1.500.000
Rp.500.000
2
Februari
Rp.2.900.000
Rp.1.040.000
Rp.900.000
3
Maret
Rp.2.550.000
Rp.1.300.000
Rp.1.100.000
4
April
Rp.2.600.000
Rp.1.350.000
Rp.800.000
5
Mei
Rp.2.100.000
Rp.900.000
Rp.950.000
6
Juni
Rp.2.000.000
Rp.975.000
Rp.955.000
7
Juli
Rp.5.700.000
Rp.3.000.000
Rp.2.750.000
8
Agustus
Rp.3.050.000
Rp.1.200.000
Rp.900.000
9
September
Rp.2.800.000
Rp.1.400.000
Rp.1.100.000
10
Oktober
Rp.2.650.000
Rp.1.700.000
Rp.1.200.000
11
November
Rp.2.300.000
Rp.1.100.000
Rp.700.000
12
Desember
Rp.4.600.000
Rp.2.800.000
Rp.2.050.000
Sumber : Wawancara dan Observasi, 2018 Amenitas diluar lokasi pariwisata (Taman Hutan Raya dan Tebing Keraton) ada Perdagangan, Tempat Parkir, dan Toilet. 3 amenitas tersebut mempunyai nilai terbesar dan terkecil di setiap bulannya, seperti perdagangan, tempat parkir, dan toilet mendapatkan pendapatan tertinggi di bulan Juli, dan untuk yang terendah di bulan Juni untuk perdagangan, tempat parkir di bulan Mei, dan toilet pada bulan Januari.
89
Tabel 4-15 Laju Pertumbuhan Pendapatan Amenitas Puncak Bintang Tahun 2017 NO
BULAN
PERDAGANGAN
TEMPAT PARKIR
1 2 3
Januari Februari Maret
Rp.1.800.000 Rp.1.450.000 Rp.1.500.000
Rp.7.800.000 Rp.6.300.000 Rp.7.000.000
4 5 6 7 8 9 10 11 12
April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
Rp.1.370.000 Rp.1.100.000 Rp.1.300.000 Rp.2.000.000 Rp.1.240.000 Rp.1.500.000 Rp.1.730.000 Rp.1.650.000 Rp.2.200.000
Rp.6.700.000 Rp.6.200.000 Rp.6.500.000 Rp.8.200.000 Rp.6.100.000 Rp.6.200.000 Rp.7.100.000 Rp.7.000.000 Rp.8.000.000
Sumber : Wawancara dan Observasi, 2018 Keterangan : Pendapatan terendah Pendapatan tertinggi
12,000,000 10,000,000
Pendapatan Amenitas Puncak Bintang Tahun 2017 Perdagangan
Tempat Parkir
8,000,000 6,000,000 4,000,000
2,000,000 0
90
Sumber : Wawawncara dan Observasi,2018 Gambar 4-16 Grafik Laju Pertumbuhan Pendapatan Amenitas Puncak Bintang Tahun 2017 Grafik dan Tabel di atas merupakan Pendapatan dari tiap amenitas di lokasi pariwisata Puncak Bintang, untuk amenitas perdagangan paling tinggi berada di bulan Desember yaitu sebesar Rp.2.200.000,-/ bulan dan pendapatan terendah di bulan Mei sebesar Rp.1.100.000,- / bulan. Adapun untuk pendapatan amenitas tempat parkir paling tinggi berada di bulan Juli sebesar Rp.8.200.000,- / bulan dan pendapatan terendah berada di bulan Agustus sebesar Rp.6.100.000,-/ bulan.
91
sumber : wawancara dan observasi, 2018 Gambar 4-17 Peta Pendapatan Amenitas Sektor Pariwisata 92
Pada gambar diatas dapat dijelaskan bahwa plot yang menandakan bendera merupakan lokasi pariwisata, untuk lokasi bukit bintang pendapatan yang didapat perbulannya yaitu Rp.652.450.000,- / bulan dan untuk amenitas diluar lokasi ada restaurant, perdagangan, dan tempat parkir. Pendapatan retaurant perbulan yaitu Rp.6.500.000,- / bulannya, pendapatan perdagangan untuk perbulannya
yaitu
Rp.1.500.000,- / bulan, dan untuk pendapatan tempat parkir perbulannya yaitu Rp.8.000.000,- / bulannya. Tebing keraton termasuk kedalam tahura sehingga pendapatan dan amenitas nya pun sama, dengan pendapatan tiap bulannya sebesar Rp.666.367.500,-/ bulan dan untuk amenitas diluar lokasi ada restaurant dengan pendapatan Rp.10.000.000,-/ bulan, perdagangan dengan pendapatan Rp.2.000.000,-/ bulan, tempat parkir dengan pendapatan sebesar Rp.2.000.000,-/bulan, homestay dengan pendapatan sebesar Rp.500.000,- / bulan, villa dengan pendapatan sebesar Rp.3.500.000,- / bulan, dan toilet dengan pendapatan sebesar Rp.250.000,- / bulan.
93
4.3 Prasarana dan Sarana Amenitas adalah Fasilitas yang berguna dari sebuah bangunan atau tempat. Terletak di lokasi yang nyaman dan dekat dengan segala fasilitas lokal yang lainnya. Menurut Lawson dan Baud Bovy dalam bukunya “Tourism And Recreation Handbook Of Planning And Design” yang dikutip dalam penelitian Muslimah Nurul yang berjudul “Potensi Gunung Puntang Sebagai Objek Wisata Sejarah Di Kabupaten Bandung (2011)” menjelaskan bahwa Amenitas adalah semua bentuk fasilitas yang memberikan pelayanan bagi wisatawan untuk segala kebutuhan selama tinggal atau berkunjung pada suatu daerah tujuan wisata, seperti hotel, motel, restaurant, bar, discotheques, café, shopping center, souvenir shop. Perusahaan-perusahaan tersebut yang melayani kebutuhan turis diluar dari tanggung jawab pihak pengelola tempat wisata. Meskipun begitu andil yang diberikan oleh perusahaan-perusahaan tersebut cukup besar dalam mendukung kegiatan pariwisata di suatu tempat wisata. Lawson dan Baud-Bovy dikutip dari buku “Tourism And Recreation Handbook Of Planning And Design (1998:24)” membagi fasilitas dalam dua jenis, yaitu :
Fasilitas dasar untuk kompleks rekreasi dimanapun berada, yang memberikan pelayanan kepada wisatawan secara umum seperti akomodasi, makanan, dan minuman, hiburan bersantai dan juga infrastruktur dasar untuk pengelolaan sebuah obyek wisata.
Fasilitas khusus sesuai karakteristik lokasi dan sumber daya yang tersedia yang menunjukkan karakter alamiah sebuah objek pariwisata.
Yang termasuk dalam fasilitas wisata adalah fasilitas pendukung kegiatan wisata seorang pengunjung harian atau wisatawan. Lawson dan Baud-Bovy (1998:24) membagi fasilitas pendukung (ancillary facilities) ke dalam enam jenis fasilitas, yaitu:
Akomodasi (hotel, motel, cottage, apartement, dan lainnya)
Makan minum (restaurant, coffe shop, snack bar, dan lainnya)
Sanitasi
Aksesbilitas (jalan akses, setapak, pintu masuk/gerbang utama dan tempat parkir
Fasilitas aktif yaitu fasilitas yang dijadikan sebagai salah satu penunjang aktifitas yang dapat dilakukan oleh pengunjung atau wisatawan.
94
Lain-lain (gedung kantor/administrasi, pos keamanan, pos penjaga pantai, dan lainnya.)
4.3.1 Standar Amenitas Pedoman Destinasi Pariwisata Berkelanjutan ini menyesuaikan dengan indikator hasil penelitian dari peneliti MICE dunia seperti Oppermann (1996), Crouch & Ritchie (1997), Chacko and Fenich (2000), Baloglu and Love (2005) dan mendapatkan pengakuan dari hasil uji publikasi kriteria dan pedoman ke daerah, sehingga diharapkan dapat mensinergikan, memperkuat pengembangan di destinasi MICE Indonesia yang berdaya saing global. Pedoman Destinasi MICE ini diharapkan dapat memberikan pemahaman kepada Pemerintah, Pemerintah Daerah dan pemangku kepentingan lainnya untuk mewujudkan destinasi yang memenuhi seluruh kriteria dan indikator suatu destinasi MICE yang berdaya saing nasional dan internasional, sehingga Menteri perlu menetapkan Pedoman Destinasi Penyelenggaraan Pertemuan, Perjalanan Insentif, Konvensi dan Pameran. Tujuan digunakannya standar MICE untuk mengukur kekuatan Destinasi MICE dalam melakukan evaluasi diri (self evaluation) terhadap potensi destinasi guna mewujudkan MICE yang berdaya saing nasional dan internasional.
Kecamatan Cimenyan sendiri memiliki berbagai macam tempat tujuan wisata. Tempat wisata tersebut, tiga diantaranya adalah Taman Hutan Raya (Tahura) Ir.H.Djuanda, Tebing Karaton dan Puncak Bintang. Dalam mendukung kegiatan kepariwisataan, ketiga tempat wisata tersebut telah memiliki amenitas sendiri. Namun tentu, belum semua amenitas telah dimiliki oleh ketiganya. Standar amenitas untuk terselenggaranya kegiatan kepariwisataan di ketiga tempat wisata menurut Peraturan Menteri Pariwisata adalah sebagai berikut: a. Standar Berdasarkan Keadaan Lingkungan Merupakan kriteria yang menyangkut informasi terkait dimensi Iklim, situasi alam dan lingkungan yang menarik, infrastruktur dan keramahtamahan penduduknya. Kriteria keadaan lingkungan suatu destinasi MICE memiliki 12 (dua belas) indikator antara lain: Infrastruktur, Kepolisian, Pusat Informasi Pariwisata, Rumah Sakit, Moneychanger, Bank, Sistem Informasi, Layanan pengiriman barang, Transportasi, 95
1) Infrastruktur Destinasi memiliki infrastruktur lokal yang sesuai dengan standar yang telah ditentukan. 2) Kepolisian Penyebaran kantor dan kualitas pelayanan. Keberadaan kepolisian dalam destinasi tersebut serta yang siap mendukung keamanan dan perijinan suatu event. 3) Pusat Informasi Pariwisata (Tourist Information Center) Destinasi memiliki usaha penyediaan informasi mengenai kepariwisataan suatu destinasi dalam bentuk bahan cetak, maupun elektronik. 4) Rumah Sakit Destinasi memiliki fasilitas rumah sakit, baik rumah sakit umum daerah maupun rumah sakit internasional dengan lokasi yang mudah dijangkau dari seluruh area destinasi serta yang siap mendukung keberadaan suatu event. 5) Money Changer Destinasi dilengkapi dengan tempat penukaran mata uang dengan lokasi yang mudah dijangkau. 6) Perbankan Destinasi memiliki layanan dan lembaga perbankan untuk memfasilitasi kebutuhan finansial pengunjung. 7) Sistem Informasi Destinasi memiliki sistem informasi dalam penyelenggaraan kegiatan MICE. Merupakan kombinasi dari teknologi informasi dan aktivitas orang yang menggunakan teknologi untuk mendukung operasi dan manajemen. Sistem Informasi yang sering digunakan merujuk kepada interaksi antara orang, proses algoritmik, data, dan teknologi. 8) Layanan Pengiriman Barang Destinasi dilengkapi dengan lembaga yang melayani kebutuhan pengiriman barang secara lokal maupun internasional. 9) Transportasi Destinasi dilengkapi dengan fasilitas transportasi umum yang tersedia di setiap area serta mempunyai kesesuaian dan standar yang sesuai kebutuhan. 10) Keramahtamahan Masyarakat Umum Masyarakat lokal dalam destinasi memiliki sikap terbuka dan sigap membantu terhadap pengunjung. 11) Kebudayaan Lokal Destinasi memiliki kebudayaan lokal yang khas yang bisa menjadi keunikan tersendiri untuk destinasi. 12) Standar Harga Konversi nilai barang dan jasa yang harus dikeluarkan selama berada di destinasi. 96
b. Standar Berdasarkan Citra Destinasi Merupakan informasi terkait reputasi destinasi serta usaha pemasaran destinasi yang dilakukan. Kriteria citra destinasi MICE memiliki 8 (delapan) indikator antara lain: 1) Keamanan Destinasi memiliki citra aman di mata dunia internasional terkait dengan tindak kriminal dan perilaku bom teroris, khususnya bagi delegasi saat di destinasi pada penyelenggaraan suatu event. 2) Pengalaman Destinasi Destinasi pernah menyelenggarakan kegiatan MICE tingkat internasional dengan kinerja yang memuaskan. 3) Reputasi Reputasi destinasi di mata asosiasi nasional, para meeting planner, serta asosiasi internasional sebagai tempat penyelenggaraan MICE internasional. 4) Kondisi Sosial Politik Destinasi memiliki kestabilan sosial politik sehingga bisa menjamin kenyamanan pengunjung destinasi. 5) Kondisi Ekonomi Destinasi memiliki kestabilan ekonomi yang mendukung keberlangsungan kegiatan yang diselenggarakan dalam destinasi. 6) Kebersihan Destinasi memenuhi standar kebersihan internasional dan mampu memberikan kenyamanan serta tidak mengganggu kesehatan pengunjung. 7) Resiko Destinasi memiliki manajemen resiko yang memenuhi standar dunia internasional sehingga mampu meminimalisir resiko yang akan terjadi, contohnya seperti kemungkinan adanya pemogokan, bencana alam, boikot, dan kejadian lainnya. 8) Pemasaran Destinasi Destinasi memiliki program pemasaran yang efektif untuk memasarkan destinasi. Berdasarkan pada Peraturan Kementerian Pariwisata, yang mengacu pada standar internasional MICE (Meeting, Incentive, Convention, Exhibition) ketiga destinasi wisata yang terdapat di Kecamatan Cimenyan dapat dikatakan masih jauh dari standar tersebut. Hasil survei kami terhadap ketiga destinasi wisata tersebut, menunjukkan bahwa masih banyak amenitas yang belum memenuhi kriteria kelayakan suatu destinasi wisata berdasarkan standar internasional MICE. Dari hasil observasi kami terkait dengan kondisi amenitas terkait dengan tiga tempat wisata (Taman Hutan Raya Ir.H. Djuanda, Tebing Karaton, Puncak Bintang) menyimpulkan bahwa diantara ketiga tempat wisata tersebut, beberapa diantaranya masih dirasa kurang dalam segi kondisi amenitas. 97
Terlebih dalam kondisi jaringan jalan, kondisi jaringan jalan -+ 60 meter untuk menuju Tebing Karaton itu masih berupa bebatuan, sehingga baik pengunjung maupun warga sekitar merasa kesulitan dalam menjangkau Tebing Karaton ini. Kemudian pada Puncak Bintang. Ruas jalan di Kecamatan Cimenyan sebagian besar sudah diaspal, namun kurangnya perawatan pun disertai dengan kondisi alam menyebabkan jaringan jalan menuju Puncak Bintang itu beberapa mengalami kerusakan cukup parah. Seperti aspal yang retak, terbelah, hingga berlubang. Hal ini sangat dikeluhkan oleh pengunjung, karena mereka merasa cukup kesulitan dalam mencapai Puncak Bintang ini.
Tabel 4-17 Hasil Observasi Kondisi Jaringan Jalan Kecamatan Cimenyan, 2017 Lokasi: Puncak Bintang, Bukit Moko, Desa Cimenyan Nama Jalan
Jl. Terusan Padasuka
Jl. Cagak
Foto
Kondisi
Wewenang
Kondisi jalan masih rusak, meskipun sudah teraspal namun kembali berlubang.
Pemerintah Kabupaten Bandung
Kondisi jalan rusak, belum teraspal, sebagian besar masih berupa bebatuan. Menyulitkan wisatawan.
Pemerintah Kabupaten Bandung
98
Lokasi: Tebing Karaton dan Taman Hutan Raya, Desa Ciburial Nama Jalan
Foto
Kondisi
Jl. Cihargem
Kondisi jalan rusak, sebagian jalan belum teraspal.
Jl. Ciharegem Puncak
Kondisi jalan rusak, masih berupa bebatuan, belum teraspal sama sekali.
Wewenang
Pemerintah Kabupaten Bandung
Pemerintah Kabupaten Bandung
4.3.2 Analisis Kebutuhan Amenitas Amenitas dapat dikatakan adalah fasilitas yang dimiliki suatu tempat tujuan wisata atau destinasi seperti hotel, restoran, bar, sarana olahraga dan lainnya yang disediakan bagi wisatawan. Disamping
daya
tarik
wisata,
wisatawan
dalam
melakukan
kegiatan
wisata
juga
membutuhkan adanya fasilitas yang menunjang perjalanan dan memberikan berbagai kemudahan bagi wisatawan yang datang dalam rangka meningkatkan pengalaman rekreasi mereka. Suatu fasilitas kawasan wisata memiliki syarat-syarat dalam hal pengembangannya yaitu something to see (daya tarik wisata), something to do (aktivitas yang membuat wisatawan tinggal lebih lama), something to buy (kawasan perbelanjaan), how to arrive (aksesibilitas, transportasi), how to stay (penginapan). Untuk memenuhi kebutuhan perjalanan tersebut, perlu disediakan bermacam-macam fasilitas, mulai dari pemenuhan kebutuhan sejak berangkat dari tempat tinggal wisatawan, selama berada di destinasi pariwisata dan kembali ke tempat semula. Di samping fungsinya yang merupakan
99
fasilitas (sarana/prasarana) umum (publik), amenitas tentu juga perlu mempunyai standar minimal dalam penyediaannya di lapangan. Daya dan upaya gencar-gencaran yang dilakukan oleh pemerintah, entah itu Pemerintah Kabupaten, Propinsi ataupun Pusat tak akan pernah berhasil apabila tidak diimbangi adanya amenitas kepariwisataan yang mendukung dan membuat wisatawan memiliki rasa aman, nyaman, selamat, dan kangen untuk berkunjung kembali. Faktor kecil amenitas yang sesungguhnya tak dapat diabaikan adalah perilaku jujur dan keramahtamahan yang tidak dibuat-buat. a. Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda Taman Hutan Raya merupakan kawasan konservasi yang terpadu antara alam sekunder dengan hutan tanaman yang terletak Kabupaten Bandung, Indonesia. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya, Taman Hutan Raya adalah kawasan pelestarian alam yang mempunyai fungsi untuk tujuan koleksi tumbuhan dan atau satwa baik yang alami maupun buatan, jenis asli dan atau bukan asli yang dimanfaatkan bagi kepentingan ilmu pengetahuan, penelitian dan pendidikan serta menunjang budidaya, budaya, pariwisata dan rekreasi.
Tabel 4-18 Hasil Observasi Jenis Amenitas Taman Hutan Raya Ir.H.Djuanda NO
1.
Jenis
Jaringan Jalan
Foto
Kondisi
Wewenang
Mayoritas jalan baik namun ada beberapa titik yang terdapat lubang dimana membahayakan pengguna jalan
Pemerintah Kabupaten Bandung
100
NO
Jenis
Foto
2.
Klinik/Puskesmas
-
3.
4.
5.
Kondisi
Wewenang -
Tempat Peribadatan
Terdapat di dalam lokasi wisata dekat dengan pintu masuk, kondisi baik dan dapat digunakan
Balai Pengelolaan Taman Hutan Raya
Menara BTS
Pemacar sinyal telepon seluler dan pemancar radio komunikasi lokal tahura
Operator
Bank/ Moneychanger
Bank dan Atm yang terdapat dekat dengan tahura, dan juga ada beberapa yang bergabung dengan mini market
Swasta
101
NO
6.
7.
Jenis
Pos Keamanan/ Kepolisian
Foto
Kondisi
Wewenang
-
Berada di pintu masuk lokasi wisata, sekaligus tempat menjual tiket parkir kendaraan
Balai Pengelolaan Taman Hutan Raya
Selain memberikan informasi seputar lokasi wisata, Information center ini juga berfungsi sebagai tempat penjualan tiket masuk
Balai Pengelola Taman Hutan Raya
Tourist Information Center (TIC)
b. Tebing Keraton Tebing Keraton atau Tebing Karaton merupakan sebuah tebing yang berada di dalam kawasan Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda. Tebing ini terletak di Kampung Ciharegem Puncak, Desa Ciburial, Bandung, Jawa Barat, Indonesia. Pada awalnya, Tebing Karaton dikelola sendiri oleh warga sekitar. Namun karena semakin banyak pengunjung yang datang, juga karena jarak lokasi yang berdekatan dengan Taman Hutan Raya, Tebing Karaton sendiri kemudian dikelola oleh Balai Pengelolaan Taman Hutan Raya dibawah naungan Dinas Perhutanan Provinsi Jawa Barat. Tabel 4-19 Hasil Observasi Jenis Amenitas Tebing Keraton No
1.
Jenis
Jaringan Jalan
Foto
Kondisi
Wewenang
Kondisi jalan menuju lokasi wisata di Tebing Keraton, jalan rusak sepanjang ±700 meter,
Pemerintah Kabupaten Bandung
102
No
Jenis
Foto
Kondisi
Wewenang
menyulitkan kendaraan untuk menuju lokasi wisata
2.
Klinik/ Puskesmas
3.
Tempat Peribadatan
4.
Menara BTS
-
Mushola Terdapat di Dalam lokasi wisata dan juga terdapat pada warung milik masyarakat, mushola ini rapih dan bersih, dapat digunakan oleh pengunjung wisata Bts ini terganggu kinerjanya akibat ada pemancar radio lokal milik tahura, sehingga sinyal
Tebing keraton dan masyarakat
Operator Seluler
103
No
Jenis
Foto
Kondisi
Wewenang
operator seluler tergaggu
5.
Bank/ Moneychang er
6.
Pos Keamanan/ Kepolisian
7.
Tourist Information Center (TIC)
-
Pos keamanan sekaligus loket tiket parkir motor, berdekatan dengan lokasi wisata jarak 100 meter Infomation center sekaligus loket penjualan tiket tebing keraton yang selalu dijaga petugas
-
Masyarakat
Tebing keraton
104
No
8.
9.
10.
Jenis
Foto
Kondisi
Wewenang
Papan penunjuk jalan
Hanya terdapat 4 papan penjuk jalan menuju lokasi wisata, mudah dibaca dan ditempatkan di tempat yang tepat
Tebing Keraton
Bengkel
Bengkel kendaraan roda 2 yang bisa melayani pengunjung jika kendaraanny a bermasalah
Masyarakat
Penginapan
Home stay yang dapat disewa oleh pengunjung jika ingin bermalam di tebing keraton
Masyarakat
105
No
11.
Jenis
Transportasi
Foto
Kondisi
Wewenang
Pangkalan ojek yang mengantarka n pengunjung yang membawa kendaraan roda 4 dari tempat parkir menuju lokasi wisata
Masyarakat
c. Puncak Bintang, Bukit Moko Puncak bintang di kawasan Bukit Moko Bandung. Area Puncak Bintang terletak di Kampung Buntis Bongkor, Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung. Area ini termasuk wilayah Perhutani KPH Bandung Utara. Terletak berdekatan dengan tempat wisata lain seperti Caringin tilu. Puncak Bintang berada di ketinggian 1.442 meter diatas permukaan laut.Luas kawasan wisata ini adalah 11 hektare. Dari tempat ini, terlihat hampir keseluruhan area cekungan Bandung.
106
Tabel 4-20 Hasil Observasi Jenis Amenitas Puncak Bintang, Bukit Moko No.
1.
2.
3.
Jenis
Foto
Kondisi
Wewenang
Jaringan Jalan
Jalur menuju lokasi wisata masih banyak terdapat lubang yang menyebabkan munculnya kubagan air dan menyebabkan jalan basah dan licin sehungga membahayakan pengguna jalan
Pemerintah Kabupaten Bandung
Klinik/Puskesmas
Puskesmas cimenyan ini merupakan rujukan pertama jika terjadi kecelakaan di area bukit moko dan masyarakat kecamatan Cimenyan
Kecamatan Cimenyan
Tempat Peribadatan
Mushola bernuansa alam selaras dengan lokasi wisata, terawat dan baik layak digunakan
Perum Perhutani, Pengelola Puncak Bintang.
107
No.
Jenis
Foto
Kondisi
Wewenang
4.
Menara BTS
-
-
-
5.
Bank/ Moneychanger
-
-
-
Polrestabes Kota Bandung
Perum Perhutani, Pengelola Puncak Bintang
6.
Pos Keamanan/ Kepolisian
Selain terdapat pos keamanan di pintu masuk tahura, area 2km dari moko masih terdapat Polsek Cimenyan
7.
Tourist Information Center (TIC)
Berfungsi sebagai pusat informasi dan penjualan tiket
108
4.3.3 Kebutuhan Amenitas Dikaji dengan standar kelayakan amenitas di suatu tempat wisata sesuai dengan Peraturan Mentri Pariwisata nomor 5 tahun 2017, dimana peraturan tersebut berpegangan dengan standar MICE, apabila dikaji sesuai dengan fakta dan kejadian di lapangan, masih terdapat banyak kekurangan dalam amenitas penunjang pariwisata di Kecamatan Cimenyan, dan kekurangan ini akan menjadi kebutuhan yang perlu dicatat dan diperhatikan oleh pemerintah terkait, agar aktivitas warga maupun pariwisata dapat berjalan secara baik. 1. Jaringan Jalan Amenitas jenis jaringan jalan tentu dibutuhkan sebagai salah satu faktor utama dalam meningkatkan aksesibilitas publik. Kondisi jaringan jalan di tiga tempat wisata yaitu Taman Hutan Raya Ir.H.Djuanda, Tebing Karaton dan Puncak Bintang dirasa masih kurang. Kondisi jaringan jalan masih terdapat lubang, terlebih di Tebing Karaton dan Puncak Bintang, sebagian besar jalan masih belum diaspal. Jaringan jalan yang buruk tersebut tentu dikeluhkan, baik oleh warga lokal maupun para wisatawan. Hasil dari wawancara terhadap wisatawan yang berkunjung ke tiga tempat wisata tersebut, sebagian besar mengeluhkan jalan yang sangat rusak dan belum diaspal. Jaringan jalan yang rusak ini perlu menjadi prioritas bagi pemerintah setempat agar baik aktivitas warga maupun wisatawan dapat berjalan secara lancar. 2. Klinik / Puskesmas / Rumah Sakit Sarana kesehatan berupa klinik / puskesmas / rumah sakit di ketiga tempat wisata tersebut masih sangat kurang. Hasil observasi secara langsung memperlihatkan bahwa memang terdapat klinik/puskesmas/rumah sakit, hanya saja jarak dari pemukiman warga untuk menuju ke tempat tersebut sangat jauh. Hal ini dapat menyulitkan warga untuk mendapatkan akses kesehatan dengan baik. 3. Menara BTS Akses untuk menikmati layanan komunikasi yang lancar dan tanpa gangguan memang sangat diharapkan oleh warga lokal maupun wisatawan. Menara BTS perlu dibangun agar mempermudah akses masyarakat terhadap layanan komunikasi. Kekuatan sinyal yang rendah di ketiga tempat wisata tersebut menunjukkan kurang tersedia nya menara BTS. Hal ini perlu ditingkatkan, terlebih untuk mendukung kegiatan warga dan wisatawan dalam berkomunikasi. 109
4. Bank/Moneychanger Penambahan jumlah bank/moneychanger perlu diperhatikan, karena dengan demikian, tentu akan memudahkan wisatawan lokal ataupun asing yang akan mengambil uang secara cash di ketiga tempat wisata tersebut. Selain bagi aktivitas pariwisata, tentu aktivitas warga pun akan terbantu dengan adanya bank. 5. Transportasi Tersedianya moda transportasi umum untuk menjangkau tempat wisata secara keseluruhan masih kurang memadai. Hal ini dibuktikan dengan tidak tersedianya angkutan umum baik bus, angkutan kota ataupun transportasi lain yang memiliki rute untuk menuju ke tempat wisata. Tempat wisata yang diteliti hanya memiliki ojek sebagai transportasi umum yang mengantar langsung wisatawan untuk menuju tempat wisata. 6. Penginapan Penginapan mendukung kegiatan wisatawan yang bukan berasal dari dalam kota. Ketersediaan penginapan yang belum memadai perlu diperhatikan, dalam hal ini agar wisatawan dapat bermalam di sekitar tempat wisata.
4.3.4 Analisis SWOT terhadap Prasarana dan Sarana Analisis SWOT adalah instrumen yang digunakan untuk melakukan analisis strategis. Menurut Freddy Rangkuti (2001) analisis SWOT merupakan suatu alat yang efektif dalam membantu menstrukturkan masalah, terutama dengan melakukan analisis atas lingkungan strategis, yang lazim disebut sebagai lingkungan internal dan lingkungan eksternal. Dalam lingkungan internal dan eksternal ini pada dasarnya terdapat empat unsur yang selalu dimiliki dan dihadapi, yaitu secara internal memiliki sejumlah kekuatan-kekuatan (strengths) dan kelemahankelemahan (weaknesses), dan secara eksternal akan berhadapan dengan berbagai peluang-peluang (oppotunities) dan ancaman-ancaman (threats). Kekuatan utama analisis SWOT adalah teknik ini dapat melakukan evaluasi secara lebih tajam dan terarah tentang kondisi institusi atau daerah yang bersangkutan. Analisis SWOT dapat pula digunakan untuk perumusan strategi pembangunan secara sistematis sesuai dengan kondisi
110
dan lingkungan institusi atau daerah yang bersangkutan dalam rangka menghadapi persaingan sesama institusi atau daerah terkait. Ketersediaan prasarana dan sarana di wilayah Kecamatan Cimenyan secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa kondisi prasarana dan sarana pada kawasan di sekitar tiga tempat wisata yang diteliti belum memadai. Berdasarkan hasil penelitian, dilakukan analisis SWOT terhadap kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman pada ketiga tempat wisata tersebut, terkait dengan aspek prasarana dan sarana untuk mendukung kegiatan pariwisata.
111
4.5 Kelembagaan dan Pembiayaan Berikut merupakan tabel kegiatan yang diselenggarakan pada lokasi wisata yang ada di Kecamatan Cimenyan, beberapa kegiatan yang diselenggarakan di lokasi wisata tersebut sudah tercantum dengan pelaksanaan, sumber dana, dan juga waktu kegiatan diselenggarakan. Tabel 4-21 Tabel Kegiatan di Lokasi Wisata, Kecamatan Cimenyan No
Kegiatan
lokasi
Waktu
Pelaksanaan
Sumber Dana
1
Penenaman 123 Bibit Pohon
Taman Hutan Raya Ir. H Djuanda
2018
BRI (Bank Rakyat Indonesia)
BUMN
2
Pengelolaan Para Pedagang Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda
Taman Hutan Raya Ir. H Djuanda
November 2017 – Sekarang
PWP (Persatuan Warga Pedagang)
-
3
Pelestarian Kebun Kopi
Bukit Bintang
2014 – Sekarang
PHBM (Pemerdayaan Hutan Bersama Masyarakat)
-
4
Pengelolaan Tempat Outbond
Bukit Bintang
2015 – Sekarang
LMDH (Lembaga Masyarakat Dalam Hutan)
Perhutani Kabupaten Bandung
5
Pengelolaan Lahan Parkir
Tebing Karaton
2014 – Sekarang
Masyarakat Desa Ciburial
-
6
Pengelolaan Lahan Parkir
Bukit Bintang
2014 – Sekarang
Masyarakat Desa Cimenyan
-
Sumber : Wawancara dan Observasi, 2018 Dari tebel kegiatan tersebut beberapa kegiatan di lokasi wisata hanya sedikit kegiatan yang dilakukan pemerintah pada lokasi wisata tersebut.
112
Tabel berikut menjelaskan mengenai konlfik yang terdapat di Kecamatan Cimenyan, konflik yang terdapat pada lokasi wisata tersebut merupakan konflik yang bersangkutan dengan lokasi wisata. Beberapa konlik yang ada dijelaskan pada tabel berikut beserta dengan konflik Tabel 4-22 Tabel Konlfik di Lokasi Wisata, Kecamatan Cimenyan No
1
2
Lokasi
Konflik
Konflik Antara
Tebing Karaton
Area parkir unuk roda 4 yang dikuasi oleh pangkalan ojeg yang ada di bawah Tebing Karataon, pangkalan ojeg tersebut mematok harga sekitar 50.000 untuk dua kali jalan dengan jarak sekitar 1 Km. Hal ini membuat pendapatan tukang parkir di kawasan Tebing Karaton menurun. Di angkat sebagai konflik karena tidak adanya relasi antara tukang ojeg dengan tukang parkir Tebing Karaton dan juga tidak adanya kerja sama yang saling menguntungkan antara pihaknya.
Tukang parkir Tebing Karaton – Tukang ojeg pangkalan
Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda
Dengan berubahnya peraturan tentang lahan pedagan oleh pengelola Tahura maka para pedagang harus di pindahkan ke lahan yang telah disediakan oleh pihak Tahura. Setelah dipindahkannya para pedagang maka pendapat menurun dikarenakan lahan untuk para pedagang berada dipinggiran pintu masuk Tahura. Hal itu menyebabkan kurangnya para pembeli karena jarak yang cukup jauh dari pintu masuk dan area parkir.
Pengelola Taman Hutan Raya I. H. Djuanda – Para Warga yang berpendapatan sebagai pedagang di sekitar Taman Hutan Raya
Sumber : Wawancara dan Observasi, 2018
113
Tabel berikut merupakan upaya promosi dari masing-masing lokasi wisata
beserta
penyelenggara yang melakukan upaya promosi dari masing-masing lokasi wisata tersebut Tabel 4-23 Tabel Kegiatan Promosi Lokasi Wisata, Kecamatan Cimenyan No
Lokasi Wisata
Upaya Promosi
Penyelenggara
1
Tahura
Pengelola Tahura
2
Tebing Karaton
Wonderful Indonesia
3
Bukit Moko
Blogger
Sumber : Wawancara dan Observasi, 2018
114
4.6 Analisis SWOT a. Strengths (kekuatan)
Berada pada dataran tinggi, sehingga memiliki pemandangan yang indah dan suhu yang sejuk
Mayoritas penduduknya berada pada kelompok umur produktif
Dukungan dari pemerintah melalui kementrian Perhutani
Peraturan dan perundang-undangan serta kebijakan tentang konservasi sumber. da ya alam dan Serta lingkunganya
Status lahan dimiliki oleh pemerintah sehingga mudah pengelolaanya
Tersedia website dinas
Cukupnya jumlah amenitas, untuk dapat mendukung sektor pariwisata
Ketersediaan air bersih yang baik
Jumlah toilet cukup banyak di tempat wisata
b. Weakness ( kelemahan )
Rawan terjadi longsor (pergerakan tanah)
Berada pada daerah yang curam
rata rata pendidikan terakhir penduduk di Kecamatan Cimenyan hanya mencapai SD / Sederajat
Lemahnya peran dari kelembagaan masyarakat untuk kawasan wisata, terutama. Masyarakat sekitar kawasan
Konflik didalam kawasan yang menonjol dibandingkan potensi wisata
Tidak ada pelatihan dari dinas tentang kepariwisataan untuk masyarakat
Tingkat pendapatan masyarakat yang rendah atau di bawah umr
Kekuatan sinyal lemah untuk mendukung kegiatan komunikasi
Jumlah tempat sampah yang kurang banyak
Penerangan di tempat wisata yang kurang
d. Opportunities ( peluang )
Ditetapkan sebagai Kawasan Strategis Provinsi 115
Ditetapkan sebangai kawasan peruntukan pariwisata menurut peta rencana pola ruang
mata pencaharian penduduk Kecamatan Cimenyan yang mayoritas di sektor pertanian
Peluang investasi ke kawasan wisata
perkembangan pasar wisata agar siap menjadi destinasi wisata internasional
Keadaan lokasi yang masih asli
Investasi dari luar untuk mengembangkan sektor pariwisaata
Jalan yang tersedia mudah untuk menuju tempat wisata secara langsung
e. Threats ( ancaman )
Berada pada Patahan Lembang
Berada di dekat daerah yang berpotensi terkena aliran lahar
Standar Tingkat Pendidikan pada lapangan pekerjaan yang rata-rata SLTA/sederajat
Kurangnya kelompok sadar wisata
terhadap objek daya tarik wisata kurang masih mengandalkan pengetahuan dari p engunjung saja
Promosi yang masih bersifat umum
Kurangnya investor
Pedagang swasta yang mengambil alih atau menjadi pesaing terberat untuk masyarakat di dekat daerah sektor pariwisata
Kondisi jaringan jalan yang rusak
Terdapat jaringan jalan yang belum diaspal
Penerangan jalan umum yang kurang
116
117