LAPORAN PRAKTIKUM ZOOLOGI VERTEBRATA
Disusun oleh: Kelompok Praktikum/ Kelas : 2 / 3A
Ika Febri Kusumaningtyas Yuni Astuti Raisafitri Febrianti
152154051 162154005 162154015
Chestalita Oktaviana Fila Aulia
162154017 162154023
JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SILIWANGI 2019
A. TUJUAN Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui bentuk morfologi dari kelas amphibia, mengetahui karakter dan sifat-sifat untuk pengidentifikasian dan pengklasifikasian kelas amphibia dan untuk mengetahui jenis-jenis dari kelas amphibia. B. TINJAUAN PUSTAKA Amphibia berasal dari kata Amphi yang artinya rangkap, dan bios yang artinya kehidupan. Dan amphibia adalah hewan yang hidup dengan dua bentuk kehidupan,mula-mula dalam air tawar kemudian dilanjutkan di darat. Fase kehidupan di dalam air berlangsung sebelum alat reproduksinya masak, keadaan ini merupakan fase larva atau biasa disebut berudu. Amphibi mempunyai ciri-ciri, tubuhnya diselubungi kulityang berlendir, merupakan hewan berdarah dingin atau poikiloterm, amphibi mempunyai jantung yang terdiri dari tiga ruangan, yaitu dua serambi dan satu bilik, mempunyai dua pasang kaki dan pada setiap kakinya terdapat selaput renang yangterdapat di antara jari-jari kakinya dan kakinya berfungsi untuk melompat dan berenang diair, pernafasan pada saat masih kecebong berupa insang, setelah dewasa alat pernafasannya berupa paru-paru. (Anonim: 2011) Pembuahan pada kodok dilakukan di luar tubuh. Kodok jantan akan melekat di punggung betinanya dan memeluk erat ketiak si betina dari belakang. Sambil berenang di air, kaki belakang kodok jantan akan memijat perut kodok betina dan merangsang pengeluaran telur. Pada saat yang bersamaan kodok jantan akan melepaskan spermanya ke air, sehingga bisa membuahi telur-telur yang dikeluarkan si betina. (Anonimous :2011) Pada pembuahan eksternal biasanya dibentuk ovum dalam jumlah besar, karena kemungkinan terjadinya fertilisasi lebih kecil dari pada pembuahan secara internal. Pada katak betina menghasilkan ovum yang banyak, kalau kita membedah katak betina yang sedang bertelur, kita akan menjumpai bentukan berwarna hitam yang hampir memenuhi rongga perutnya, itu merupakan ovarium yang penuh berisi sel telur, jumlahnya mencapai ribuan. Pada katak betina juga ditemukan semacam lekukan pada bagian leher, yang berfungsi sebagai tempat ”pegangan” bagi katak jantan ketika mengadakan fertilisasi. Hal ini diimbangi oleh katak jantan dengan adanya struktur khusus pada kaki depannya, yaitu berupan telapak yang lebih kasar. Fungsinya untuk memegang erat katak betina ketika terjadi fertilisasi. (Iqbalali: 2009) Amphibia adalah hewan berdarah dingin yang mampu menyesuaikan cara hidupnya dengan lingkungan. Di daerah beriklim sedang, bila musim dingin tiba, hewan ini bersembunyi dimana saja, misalnya mengubur diri dalam lumpur parit, dikubanan atau di tanah yang basah di antara batu-batuan. Selama tidur pada waktu musim dingin, hewan ini tidak makan, dan sedikit pertukaran udara yang dibutuhkannya, yang berlangsung melalui kulitnya. (Anonimous : 2010). Amphibia dikelompokan kedalam empat Ordo yaitu Gymnophiona (Caecilians), Trachystomata (Sirens), Caudata dan Anura (Frogs and Toads). Sementara ahli lain membagi
amphibi kedalam tiga ordo meliputi Gymnophiona (Caecilians), Caudata (Salamanders) dan Anura (Frogs and Toads). (Muetya: 2011) a. Ordo Caecilia ( Gymnophiona) Ordo ini mempunyai anggota yang ciri umumnya adalah tidak mempunyai kaki sehingga disebut Apoda. Tubuh menyerupai cacing (gilig), bersegmen, tidak bertungkai, dan ekor mereduksi. Hewan ini mempunyai kulit yang kompak, mata tereduksi, tertutup oleh kulit atau tulang, retina pada beberapa spesies berfungsi sebagai fotoreseptor.Dibagian anterior terdapat tentakel yang fungsinya sebagai organ sensory. Kelompok ini menunjukkan 2 bentuk dalam daur hidupnya. Pada fase larva hidup dalam air dan bernafas dengan insang. Pada fase dewasa insang mengalami reduksi, dan biasanya ditemukan di dalam tanah atau di lingkungan akuatik. (Anonimous : 2010) Ordo Caecilia mempunyai 5 famili yaitu Rhinatrematidae, Ichtyopiidae, Uraeotyphilidae, Scolecomorphiidae, dan Caecilidae. Famili yang ada di indonesia adalah Ichtyopiidae. Anggota famili ini mempunyai ciri-ciri tubuh yang bersisik, ekornya pendek, mata relatif berkembang. Reproduksi dengan oviparous. Larva berenang bebas di air dengan tiga pasang insang yang bercabang yang segera hilang walaupun membutuhkan waktu yang lama di air sebelum metamorphosis. Anggota famili ini yang ditemukan di indonesia adalah Ichtyophis sp., yaitu di propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. (Muetya : 2011) b. Ordo Urodela Urodela disebut juga caudata. Ordo ini mempunyai ciri bentuk tubuh memanjang, mempunyai anggota gerak dan ekor serta tidak memiliki tympanum. Tubuh dapat dibedakan antara kepala, leher dan badan. Beberapa spesies mempunyai insang dan yang lainnya bernafas dengan paru-paru. Pada bagaian kepala terdapat mata yang kecil dan pada beberapa jenis, mata mengalami reduksi. Fase larva hampir mirip dengan fase dewasa. Anggota ordo Urodela hidup di darat akan tetapi tidak dapat lepas dari air. Pola persebarannya meliputi wilayah Amerika Utara, Asia Tengah, Jepang dan Eropa. Urodella mempunyai 3 sub ordo yaitu Sirenidea, Cryptobranchoidea dan Salamandroidea. Sub ordo Sirenidae hanya memiliki 1 famili yaitu Sirenidae, sedangkan sub ordo Cryptobranchoidea memiliki 2 famili yaitu Cryptobranchidae dan Hynobiidae. Sub ordo Salamandroidea memiliki 7 famili yaitu Amphiumidae, Plethodontidae, Rhyacotritoniade, Proteidae, Ambystomatidae, Dicamptodontidae dan Salamandridae (Anonimous : 2010). c. Ordo Anura Anura merupakan ordo yang memiliki jumlah spesies terbesar dibandingkan Ordo lainnya. Anura mempunyai arti tidak memiliki ekor. Seperti namanya, anggota ordo ini mempunyai ciri umum tidak mempunyai ekor, kepala bersatu dengan badan, tidak mempunyai leher dan tungkai berkembang baik. Tungkai belakang lebih besar daripada tungkai depan. Hal ini mendukung pergerakannya yaitu dengan melompat. Pada beberapa famili terdapat selaput diantara jari-jarinya. Membrana tympanum terletak di permukaan kulit dengan ukuran yang cukup besar dan terletak di belakang mata. Kelopak mata dapat
digerakkan. Mata berukuran besar dan berkembang dengan baik. Fertilisasi secara eksternal dan prosesnya dilakukan di perairan yang tenang dan dangkal. (Muetya : 2011)
C. PELAKSANAAN PRATIKUM a. Waktu dan Tempat Praktikum ini dilaksanakan pada hari Senin pukul 07.00 – 09.30 WIB di Laboraturium Zoologi Universitas Siliwangi b. Alat dan Bahan Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah bak bedah, alat tulis, penggaris, benang kasur, buku tulis, pinset. Sedangkan bahan yang digunakan adalah Bufo asper, Bufo melanostictus, Bufo biforcatus, Limnonectos kuhlii, Limnonectus maurodon, Limnonectus Mikrodiscus, Fejervarya limnocharis, Fejervarya cancrivora, Fejervarya macrodon, P. Leucomystax , C. Calconata, M. Mortana, M. Achatina, L, haseltii. c. Cara Kerja Katak yang akan diamati terlebih dahulu diletakkan di dalam bak bedah dan dihadapkan ke arah kiri. Kemudian diamati ciri morfologi dan parameter, diantaranya panjang badan (PB), lebar kepala (LK), panjang kepala (PK), panjang kaki depan (PKD), panjang tibiafibula (PTF), panjang femur (PF), panjang kaki belakang (PKB), panjang moncong (PM), diameter tymphanium (DT), diameter mata (DM), jarak inter nares (JIN), urutan panjang jari kaki depan (UPJKD), urutan panjang jari kaki belakang (UPJKB), ada tidaknya gigi former, bentuk kelenjar parotoid, tutupan selaput renang, ada tidaknya kelenjar pada ekstrimitas dan bentuk ujung jari. Kemudian juga dicatat deskripsi tubuhnya.
D. HASIL DAN PEMBAHASAN BUFONIDAE B. Asper
B. Melanostictus
B. Biforcatus
Panjang badan
13 cm
10,1 cm
6 cm
Lebar badan
7 cm
3,2 cm
3 cm
Panjang kaki belakang Panjang kaki depan Jumlah kaki depan
18 cm
7,2 cm
5,5 m
10 cm
0,8 cm
3 cm
4 buah
4 buah
4 buah
5 buah
5 buah
5 buah
-kaki belakang berselaput dan berbintil -kaki depan tidak berselaput dan berbintil -badan berbintil dan berbentuk bulat
-kaki dempat empat buah. -tidak berselaput. -kaki belakang 5 buah berselaput pendek.
Semi akuatik
Semi akuatik
-badan berbintil . -di atas kepala terdapat gigir keras menonjol yang bersambungan, muali dari atas moncong, melewati atas, depan dan belakang mata, hingga di ats timpanium ( gendang telinga ). Semi akuatik
Jumlah kaki belakang Karakteristik
Habitat
Klasifikasi : a) Bufo Asper Kingdom
: Animalia
Filum
: Chordata
Class
: Amphibia
Ordo
: Anura
Famili
: Bufonidae
Genus
: Bufo
Spesies
: Bufo Sp
MORFOLOGI Pada pengamatan morfologi Bufo sp. diperoleh hasil bahwa tubuhnya terdiri dari beberapa bagian yaitu kepala (caput) , cervix, badan (truncus), extrimitas, dan kulit ( integumentum). Kepala (caput) berbentuk seperti segitiga yang terdiri atas rima oris (celah mulut) yang terletak pada ujung rostrum (moncong) berfungsi untuk menangkap mangsa dengan bantuan lidah yang berlendir, cavum oris (rongga mulut), nares anteriores yang merupakan lubang hidung kecil pada dorsal rima oris, mata (organon visus) Mata menonjol dan dilindungi oleh dua kelopak mata yang tidak dapat bergerak, bagian atas disebut kelopak mata atas (valvebra superior), bagian bawah disebut kelopak mata bawah (valvebra inferior) serta kelopak mata ketiga berupa selaput bening yang dapat digerakkan dari bawah keatas disebut membrane nictitans yang berfungsi untuk melindungi mata dari gesekan air, dan membrana tympani di belakang organon visus Merupakan gendang pendengaran yang berfungsi untuk menerima getaran suara, terletak caudal dari mata dan pada bagian permukaan. Pada telinga tidak terdapat daun telinga (pinna auricularis). Di dalam cavum oris terdapat organ-organ lain yang berupa maxilla (rahang atas), mandibula (rahang bawah), lingua (lidah) yang berpangkal di mandibula, berwarna merah muda dan bercabang serta ostium tubae auditivae yang terletak di dekat sudut mulut dan terdapat 2 buah. Cervix pada amphibi tidak tampak nyata karena bersatu dengan truncus yang terletak di sebelah caudal caput. Pada truncus terdapat 2 pasang extrimitas yaitu extrimitas anterior yang terdiri dari brachium (lengan atas), antebrachium (lengan bawah), manus (tangan secara keseluruhan), dan digiti (jari-jari) sebanyak 4 buah serta extrmiitas posterior yang terdiri dari femur (paha), crus (tungkai bawah), pes sive pedes (kaki secara keseluruhan). Bagian integumentum pada amphibi terdiri dari 2 bagian yaitu epidemis dan dermis (corium). Epidermis Bufo sp. berwarna cokelat dan memiliki benjolan-benjolan kecil berwarna hitam sehingga kulitnya menjadi kasar. Kulit kodok selalu basah karena adanya sekresi kulit yang banyak sekali. b) Bufo Melanostiscus Kingdom : Animalia
Pilum
: Chordata
Subpilum
: Vertebrata
Kelas
: Amphibia
Ordo
: Anura
Family
: Bufonidae
Genus
: Bufo
Spesies
: Bufo Melanotictus
MORFOLOGI Bufo Melanotictus mempunyai bagian-bagian kepala. Yaitu : rostral, preorbital, supraorbital, postorbital, dan orbito timpani yang pendek. Ruang interorbtial lebih luas daribagian atas kelopak mata, tympanumsangat berbeda, setidaknya dua pertiga diamter mata. Kodok berukuran sedang, yang dewasa berperut gendut, berbintil-bintil kasar. Di atas kepala terdapat gigir keras menonjol yang berseambungan, mulai dari atas moncong, melewari atas, depan dan belakang mata, hingga atas tympanm. Gigir ini biasanta berwarna kehitaman. Sepsang kelenjar parotoid yang besar panjang terdapat di atas tengkuk. Jari kaki dengan tuberkulum subarticular tunggal, elipticle parotis dengan coklat gelap concretions branching tersebar, kulit sangat tuberculated pada panggul, tuberkel biasanya berujung dengan duri coklat gelap, tuberkul metakarpal dan metatarsal yang cornified dengan coklat tua. Punggung berwarna coklat muda. c) Bufo Biforcatus Kingdom
: Animalia
Pilum
: Chordata
Subpilum
: Vertebrata
Kelas
: Amphibia
Ordo
: Anura
Family
: Bufonidae
Genus
: Ingerophrynus
Spesies
: I. Biforcapus
MORFOLOGI Ukuran tubuh sedang, tekstur kulit kasar dan tidak rata, dengan bintil-bintil berwarna merah kegelapan. Kelenjar parotoid kecil, berbentuk agak segitiga sampai lonjong dan
terlihat jelas. Beberapa individu jantan memiliki leher berwarna kemerahan sampai kehitaman. d) Limnonectes Kuhlii Kingdom
: Animalia
Pilum
: Chordata
Subpilum
: Vertebrata
Kelas
: Amphibia
Ordo
: Anura
Family
: Ranidae
Genus
: Limnonectes
Spesies
: Limnonectes Kuhlii
MORFOLOGI Merupakan katak yang tambun, cincin telinga tidak jelas, kepala lebar, pelipis berotot terutama pada yang jantan, jari seluruhnya berselaput renang sampai keujung jari. Kaki sangat pendek dan berotot. Ukuran tubuh yang jantan dewasa sampai 80mm dan betina dewasa sampai 70mm memiliki tekstur kulit yang sangat berkerut dan warnanya hitam marmer diseluruh bagian dorsum sampai kehitaman. e) Limnonoctes Macrodon Kingdom
: Animalia
Pilum
: Chordata
Subpilum
: Vertebrata
Kelas
: Amphibia
Ordo
: Anura
Family
: Ranidae
Genus
: Limnonectes
Spesies
: Limnonectes Macrodon
MORFOLOGI Katak batu (Limnonectes macrodon) atau saklon adalah sejenis katak besar yang kerap diburu orang untuk diambil dagingnya. Katak yang bertubuh besar, gempal, dengan kaki yang kuat dan paha yang berotot besar. Katak dewasa panjangnya sekitar 70 mm, namun
yang terbesar bisa sampai dengan 150 mm. Punggung berwarna coklat terang hingga kemerahan atau kehitaman, dengan bercak-bercak gelap kehitaman. Coret atau bercak kehitaman terdapat di antara kedua mata, di pipi di depan mata, di atas timpanum, di lengan, paha dan betis. Bibir berbelang-belang hitam dan putih. Kulit punggung halus, dengan beberapa bintil atau tonjolan membujur. Terdapat lipatan supratimpanik. Pada hewan muda, kadang-kadang ada lekukan bentuk V terbalik di tengah pundak. Sisi ventral berwarna krem pucat keputihan, dengan bintik-bintik hitam di dagu. Sisi bawah selaput renang berwarna hitam. f) Limnonectes Mikrodiscus Kingdom
: Animalia
Pilum
: Chordata
Subpilum
: Vertebrata
Kelas
: Amphibia
Ordo
: Anura
Family
: Dicroglossidae
Genus
: Limnonectes
Spesies
: Limnonectes Microdiscus
MORFOLOGI Bangkong kerdil (L. microdiscus) merupakan amfibi yang berukuran kecil (sampel yang ditemukan berukuran 3,37 cm [SVL]). Tubuhnya ramping dengan kaki belakang yang panjang (Hind Limb Length sampel yang ditemukan: 6,27 cm), dan moncong yang mengerucut. Warna kulitnya coklat kemerahan, terlihat agak berbintil gelap, dengan corak gelap berbentuk V terbalik diantara bahu. Bangkong kerdil (L. microdiscus) tidak memiliki lipatan dorsolateral. Tympanum terlihat dan terdapat lipatan supratimpanik. Jari kakinya berselaput namun tidak mencapai ujung. Iskandar (1998) menyatakan bahwa corak gelap berbentuk V terbalik diantara bahu merupakan ciri khusus spesies ini. Bangkong kerdil (L. microdiscus) merupakan jenis katak yang kecil dengan anggota tubuh cenderung panjang dan ramping. Jari kaki dengan dua ruas jari tidak berselaput, jari kaki serta jari tangannya tidak melebar dan tidak membentuk piringan. Ukuran jantan dapat mencapai 3.5 cm, dan ukuran betina sekitar dua kali ukuran jantan. g) Fejevarya cancrivora
Kingdom
: Animalia
Phylum
: Chordata
Subphylum
: Vetebrata
Classis
: Amphibia
Ordo
: Anura
Familia
: Ranidae
Genus
: Fejevarya
Species
: Fejevarya cancrivora
Hasil yang diperoleh dari praktikum tentang morfologi katak (Fejevarya cancrivora), adalah bahwa katak terdiri dari caput, cavum oris, nares externa, membrane nictians, organon visus, annulus tymphanicus, dan truncus. Extrimitas anterior yang terdiri dari anthebrachium, carpus, brachium, dan jumlah digiti ada empat buah. Extrimitas posterior yang terdiri dari femur, crus, pes, dan jumlah digiti ada lima buah. Hal ini sesuai dengan pernyataan Susanto (1993), yang menyatakan bahwa morfologi katak sawah (Fejevarya cancrivora) terdiri dari rongga mulut (cavum oris), kepala (caput), lubang hidung (nares external), gendang telinga (membrane tymphani), tungkai depan (extrimitas anterior), perut (abdomen), tungkai belakang (extrimitas posterior) dan cloaca. Selain itu juga terdapat selaput (web) diantara jari-jari kaki yang berfungsi membantu katak berenang di air sehingga katak hidup di darat dan di air. h) Fejevarya limnocharis Kingdom
: Animalia
Filum
: Chordata
Kelas
: Amphibia
Ordo
: Anura
Family
: Ranidae
Genus
: Fejevarya
Species
: limnocharis
Nama ilmiah : Fejevarya limnocharis Hasil yang diperoleh dari praktikum tentang morfologi katak (Fejevarya limnocharis) Tubuh berukuran kecil, jantan sampai 50 mm, betina 60 mm. Kepala runcing dan pendek. Jari-jari setengah berselaput, tepat sampai pada ruas terakhir. Mempunyai sepasang bintil metarsal. Kulit berkerut, tertutup oleh bintil-bintil panjang yang tampak tipis. Bintil-bintil ini biasanya memanjang, parallel dengan sumbu tubuh. Warna kotor seperti lumpur dengan
bercak-bercak yang lebih yang kurang jelas tetapi simetris, kadang-kadang dengan warna kehijauan dan sedikit semu kemerahan. i) P Leucomystax Kingdom
: Animalia
Filum
: Chordata
Kelas
: Amphibia
Ordo
: Anura
Family
: Rhacophoridae
Genus
:Polypedates
Spesies
: P. Leucomystax
Hasil yang diperoleh dari praktikum tentang morfologi katak (P. Leucomystax) Ciriciri P. Leucomystax yaitu jari tangan dan jari kaki melebar dengan ujung rata, kulit kepala menyatu dengan tengkorak, jari tangan setengahnya berselaput, jari kaki hampir sepenuhnya berselaput serta pada berudunya terdapat cirri khas berupa bintik putih dan moncong. j) Rhacophorus reinwardtii Phylum
: Animalia
Class
: Chordata
Order
: Amphibia
Family
: Anura
Genus
: Rhacophoridae
Species
: R. reinwardti
Hasil yang diperoleh dari praktikum tentang morfologi katak pohon hijau (Rhacophorus reinwardtii) memiliki ukuran tubuh yang kecil dengan warna hijau dan kuning atau orange pada samping tubuh, kaki dan tangan. k) C Chalconota Kingdom
: Animalia
Filum
: Chordata
Kelas
: Amphibia
Ordo
: Anura
Family
: Ranidae
Spesies
: Chalcorana Chalconota
Hasil yang diperoleh dari praktikum tentang morfologi katak (C Chalconota) Memiliki kulit punggung berbintil kasar, lipatan kelenjar dorsolateral dan relative tertutup seluruhnya oleh bintil-bintil sangat halus yang menyerupai pasir. Pada bagian bawah berbintil kasar, jari tangan pertama lebih pendek dari yang kedua. l) M.Montana Kingdom
: Animalia
Filum
: Chordata
Kelas
: Amphibia
Ordo
: Anura
Famili
: Megophridae
Genus
: Megophrys
Spesies
: M. Montana
Katak yang bertubuh pendek agak gendut, kepala besar dengan runcingan kulit di atas kedua mata dan di ujung moncong. Sepasang runcingan kulit yang lain, yang lebih kecil, terdapat di ujung-ujung rahang. Ukuran tubuh umumnya sedang sampai besar, 60–95 mm; katak jantan lebih kecil daripada betinanya. Dorsal (bagian punggung) berkulit halus, coklat pucat kemerahan sampai coklat tua, dengan sepasang lipatan kulit di punggung, mulai dari bagian tengkuk hingga ke pinggang. Sering dengan sepasang bintil hitam kecil di pundak. Kadang-kadang terdapat sepasang lipatan kulit yang lebih samar dan lebih pendek di masing-masing sisi lateral tubuh, di belakang tangan hingga ke pinggang. Kaki dan tangan lebih kekuningan, dengan lipatanlipatan kulit melintang bertepi hitam, membentuk coret-coret hitam. Warna hitam juga terdapat di sekitar dan di belakang mata. Iris mata berwarna kemerahan. Sisi perut Ventral (sisi bawah tubuh) abu-abu keputihan, dengan bintil-bintil agak kasar. Bagian depan kecoklatan kotor, dengan bercak-bercak dan bintik-bintik hitam yang kurang lebih simetris di dagu, leher, tangan dan kaki. Selaput renang di kaki sangat pendek m) M. Achatina Kingdom
: Animalia
Filum
: Chordata
Kelas
: Amphibia
Ordo
: Anura
Familia
: Microhylidae
Genus
: Microhyla
Spesies
: M. Achatina
MORFOLOGI Kodok yang berukuran mini Hewan dewasa berukuran sekitar 20 mm (jantan) hingga 25 mm (betina) dari ujung moncong hingga anusnya Sisi punggung (dorsal) berwarna coklat muda kekuningan atau agak kemerahan, dengan sepasang garis gelap, agak kehitaman, membentuk pola-pola simetris sedikit menyerupai bentuk anak panah. Kadangkala sejalur garis putih tipis berjalan dari moncong ke anus lewat sebelah atas tulang punggungnya n) L.Hasseli Kingdom
: Animalia
Filum
: Chordata
Kelas
: Amphibia
Ordo
: Anura
Famili
: Megophrydae
Genus
: Leptobrachium
Spesies
: L.Hasseli
MORFOLOGI Bangkong yang bertubuh sedang, antara 50-70 mm. Jantan umumnya lebih kecil daripada yang betina. Gendut pendek dengan kepala bulat dan besar, lebih besar daripada tubuhnya; mata besar dan melotot. Dorsal (bagian punggung) berwarna coklat abu-abu kebiruan atau keunguan (fase gelap), atau keemasan (fase terang). Terdapat bercak-bercak bulat telur berwarna gelap yang terletak simetris, tepi luar bercak berwarna keemasan. Coreng hitam berjalan dari ujung moncong hingga mata, dan dilanjutkan di bawah lipatan supratimpanik hingga ke pundak. Iris berwarna gelap kehitaman. Ventral (sisi bawah tubuh) abu-abu hingga kehitaman di perut, berbintik-bintik putih. Tangan dan kaki bercoret-coret gelap. Selaput renang hanya terdapat di kaki, pendek. E. KESIMPULAN DAN SARAN a. Kesimpulan Dari pratikum Amphibia yang kami dilaksanakan pada tanggal 8 dan 15 Oktober maka dapat disimpulkan bahwa amphibia memiliki 3 ordo yaitu ordo Caecilia, Urodela dan ordo Anura. Adapun yang kami pratikumkan disini hanya dari ordo Anura saja yaitu spesies Bufo asper, Bufo melanostictus, Bufo biforcatus, Limnonectos kuhlii, Limnonectus maurodon, Limnonectus Mikrodiscus, Fejervarya limnocharis, Fejervarya cancrivora, Fejervarya macrodon, P. Leucomystax , C. Calconata, M. Mortana, M. Achatina, L, haseltii.
Dari semua ordo anura tersebut memiliki beberapa spesies yang memiliki ciri dan karakteristik yang berbeda antara spesies yang satu dengan yang lainnya, sehingga dengan ciri khas yang dimiliki oleh spesies tersebut maka kita dapat membedakannya dengan mudah b. Saran Dalam pelaksanan praktikum selanjutnya praktikan hendaknya melakukan pengamatan dan pengukuran dengan teliti sehingga data yang didapatkan akurat dan sesuai dengan teori yang ada.
F. DAFTAR PUSTAKA http://allysuharli.blogspot.com/2014/12/laporan-praktikum-amphibia-kataksawah.html http://deradesrita.blogspot.com/2011/10/laporan-praktikum-taksonomivertebrata.html https://www.academia.edu/25180050/laporan_praktikum_kelas_amphibia_bukan_am phibi https://www.academia.edu/13139298/Taksonomi_Amfibi http://yanuarefa.blogspot.com/2011/10/kodok-puru-hutan-bufo-biporcatus.html?m=1 https://qothrunizza.wordpress.com/2015/03/21/bangkong-kerdil-limnonectesmicrodiscus-boettger-1892/ ‘ https://qothrunizza.wordpress.com/2015/03/24/katak-serasah-leptobrachium-hasseltiitschudi-1838/ http://www.gedepangrango.org/wp-content/uploads/2018/07/Booklet-KATAKBBTNGGP.pdf https://repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/63366/1/E13fch.pdf http://digilib.uin-suka.ac.id/29394/1/11640014_BAB-I_IV-atau-V_DAFTARPUSTAKA.pdf https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://www.academia.ed u/13139298/Taksonomi_Amfibi&ved=2ahUKEwjY0OLyhJrhAhWB7nMBHR5uBlE QFjAIegQICBAB&usg=AOvVaw1HA3Nr8zkAmEFes_y0LZ1A https://www.academia.edu/23955838/ANATOMI_KATAK_SAWAH_Fejervarya_ca ncrivora https://www.academia.edu/13139298/Taksonomi_Amfibi