Laporan Praktikum Percobaan Slump Beton_p3_farel Muhammad.docx

  • Uploaded by: Lucky S
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Laporan Praktikum Percobaan Slump Beton_p3_farel Muhammad.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,286
  • Pages: 8
LAPORAN PRAKTIKUM PROPERTI MATERIAL IV.2 PERCOBAAN SLUMP BETON

KELOMPOK P3: Alzahra Aisha Namira

1706024854

Farel Muhammad

1706025232

Isfan Chuzaify

1706024961

Muhammad Abyan Raflipasya

1706024873

Muhammad Fathurrizqi

1706024993

Muhammad Kautsar N

1706024740

Tanggal Praktikum

: 25 November 2018

Nama Asisten

: Lucky Situmorang

Tanggal Disetujui

:

Nilai

:

Paraf Asisten

:

LABORATORIUM STRUKTUR DAN MATERIAL DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK 2018

IV.2 – PERCOBAAN SLUMP BETON

I.

TUJUAN PERCOBAAN

Menentukan nilai slump untuk mutu beton. II.

PERALATAN PERCOBAAN 1. Tatakan adonan 2. Slump Cone 3. Penggaris 4. Slump Rod 5. Tamping Rod 6. Pita Ukur

III.

BAHAN Material pembentuk beton yang telah dihitung dan telah mengalami proses di bak mix beton

IV.

TEORI Slump pada dasarnya merupakan salah satu pengetesan sederhana untuk mengetahui workability beton segar sebelum diterima dan diaplikasikan dalam pekerjaan pengecoran. Workability beton segar pada umumnya diasosiasikan dengan : 

Homogenitas atau kerataan campuran adukan beton segar (homogenity)



Kelekatan adukan pasta semen (cohesiveness)



Kemampuan alir beton segar (flowability)



Kemampuan beton segar mempertahankan kerataan dan kelekatan jika dipindah dengan alat angkut (mobility). Mengindikasikan apakah beton segar masih dalam kondisi plastis (plasticity)

Namun selain besaran nilai slump, yang harus diperhatikan untuk menjaga kelayakan pengerjaan beton segar adalah tampilan visual beton, jenis dan sifat keruntuhan pada saat pengujian slump dilakukan. Slump beton segar harus dilakukan sebelum beton dituangkan dan jika terlihat indikasi plastisitas beton segar telah menurun cukup banyak, untuk melihat apakah beton segar masih layak dipakai atau tidak. Pengukuran slump dilakukan dengan mengacu pada aturan yang ditetapkan dalam 2 peraturan standar : 

PBI 1971 NI 2 (Peraturan Beton Bertulang Indonesia)



SNI 1972-2008 (Cara Uji Slump Beton)

Terdapat sedikit perbedaan pada dua peraturan tersebut, sehingga pengukuran slump harus dilakukan sesuai peraturan atau standar yang ditetapkan dalam RKS (Spesifikasi Teknis) atau yang disetujui oleh Pengawas Proyek Standar nilai slump yang biasa dipakai 

0-25 mm untuk jalan raya



10-40 mm untuk pondasi (low workability)



50-90 mm untuk beton bertulang normal menggunakan vibrator (medium workability)



>100 mm untuk high workability

Penyimpangan nilai slump dari nilai yang direkomendasikan, diijinkan a. b. c.

apabila Beton

tetap

terbukti dapat

dan dikerjakan

dipenuhi dengan

: baik

Tidak terjadi pemisahan dalam adukan beton segar Mutu

beton

yang

disyaratkan

tetap

terpenuhi

Rekomendasi nilai slump untuk pemakaian beton segar pada elemen-elemen struktur untuk mendapatkan workability yang diperlukan :

Commented [LS1]: Rapihin ya

Perbedaan antara PBI 1971 N.I.-2 dan SNI 1972:2008 pada keruntuhan slump :



PBI 1971 N.I.-2 mengijinkan slump geser dan diukur rata-rata seberti gambar b di atas



SNI 1972:2008 menggolongkan slump geser sebagai keruntuhan yang tidak diijinkan (karena mengindikasikan kurangnya plastisitas beton atau kurangnya kohesi adukan pasta semen/mortar untuk mengikat beton)

V.

PROSEDUR 1.

Membasahi slump cone dan meletakkan di tatakan plat.

2.

Mengisi slump cone dengan beton muda dalam 3 lapis setiap 1/3 bagian.

3.

Memadatkan setiap lapis sebanyak 25 kali secara merata lalu proses diulang hingga penuh,

4.

Meratakan permukaan sampel dengan memakai tamping rod dan tunggu selama setengah menit, dan dalam jangka waktu tersebut semua benda uji yang jatuh harus disingkirkan

5.

Mengangkat dengan perlahan slump cone.

6.

Membalikkan cetakan dan meletakkan cetakan perlahan-lahan disamping benda uji

7.

Mengukur besar slump dari perbedaan tinggi cone dengan permukaan jatuhan beton yang tertinggi.

VI.

DATA PERCOBAAN Tinggi cetakan

: 30 cm

Tinggi benda uji

:

-

Titik 1 : 12 cm

-

Titik 2 : 13 cm

-

Titik 3 : 11,5 cm

-

Rata – rata benda uji : 12,167 cm

Kuat Beton

VII.

: 38,5 Mpa

PENGOLAHAN DATA Dari percobaan yang dilakukan, diperoleh perhitungan pada slump sebagai berikut: Besar Slump = Tinggi Slump Cone − Tinggi Rata − Rata Benda Uji = 30 cm − 12,167 cm = 17,833 cm

Tinggi cetakan : 30 cm Besar slump titik 1 =

tinggi cetakan – tinggi benda uji di titik 1

=

30 cm – 1 cm

Commented [LS2]: Bukan tinggi benda uji setau gua kemarin angka2 ini

=

18 cm

Besar slump titik 2 =

tinggi cetakan – tinggi benda uji di titik 2

=

30 cm –13 cm

=

17 cm

Besar slump titik 3 =

tinggi cetakan – tinggi benda uji di titik 3

=

30 cm – 11,5 cm

=

18,5 cm

Besar slump rata-rata =

18+17+18,5 3

= 17,83 𝑐𝑚

Commented [LS3]: Ini salah semua, coba dicari tau, slump itu menunjukkan apa

VIII. ANALISIS 1. Analisis Percobaan Praktikum Properti dan Material Percobaan Slump beton dilakukan pada hari Minggu tanggal 25 November 2018, di Lab Beton Departemen Teknik Sipil Universitas Indonesia. Memiliki tujuan untuk menentukan nilai slump untuk mutu beton tiap bangunan. Pada praktikum ini, praktikan menggunakan material

Commented [LS4]: Bukan material

pembentuk beton yang telah dihitung sebelumnya dan telah mengalami proses pembuatan beton dalam bak pembuat beton. Praktikan mendesain beton dengan mutu 38,5 MPa. Pada awalnya praktikan membasahi slump cone, dan meletakkan pada tatakan adonan material. Lalu praktikan mengisi slump cone dengan 1/3 material lalu ditumbuk selama 25 kali, proses ini dilakukan hingga slump cone terisi penuh dengan material, hal ini dilakukan agar mengurangi rongga di dalam slump cone sehingga volume udara dalam adonan berkurang. Lalu praktikan meratakan adonan menggunakan tamping rod pada permukaan adonan agar rata dan

Commented [LS5]: Kemarin betonnya ditujukan untuk apa? Supaya tau targetan slumpnya Commented [LS6]: Bukan material, semua kata material diganti

mempermudah pengukuran. Uji slump dilakukan dengan mengangkat slump cone secara perlahan. Membalikkan cetakan dan meletakkan cetakan perlahan-lahan disamping benda uji. Penghitungan Nilai slump dilakukan dengan meletakan penggaris di permukaanya dan dihitung dengan pita ukur pada tiga titik untuk menghitung nilai rata-rata nilai slump. Lalu praktikan mendapatkan rata rata nilai slump

2. Analisis Hasil 

Pada praktikum kali ini, data-data yang dihasilkan diolah oleh praktikan menghasilkan slump sebesar 178,3 mm.



Commented [LS7]: Ini bener tau cara dpt nilai slumpnya, tp di pengolahan masih salah

Commented [LS8]: Analisis hasil jangan dalma poin2, dalam narasi ya Commented [LS9]: Salah ya

Karena Slump yang didapatkan pada praktikum kali ini sebesar 178,3 mm, maka nilai slump yang didapatkan termasuk untuk high workability.



Nilai slump menunjukkan kadar air beton dimana semakin kecil nilai slump maka semakin sedikit kandungan air beton begitu pula sebaliknya. Besar nilai slump tidak terlalu berpengaruh pada kuat tekan beton pada toleransi ± 20 mm namun berpengaruh pada workability beton tersebut.

3. Analisis Kesalahan Selama Praktikum dapat terjadi kesalahan sebagai berikut: a.

Kurangnya ketelitian pada saat membaca nilai slump pada beberapa titik benda uji.

b.

Terdapat ketidak tepatan dalam waktu menumbuk benda uji 25 kali.

c.

Ketidak tepatan praktikan saat mengisi slump pada 1/3 bagian, dan 2/3

Commented [LS10]: Kalimatnya ambigu

bagian d.

Ketidak tepatan praktikan dalam pembuatan campuran beton, sehingga

beton yang dihasilkan tidak padat dan membuat pengukuran tinggi slump tidak akurat

4. Analisis K3

Commented [LS11]: Ngga ada kata “padat” di campuran beton Commented [LS12]: Rapihin marginnya

Pada saat praktikum, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dari segi keselamatan kerja dan keamanan, diantaranya :

Commented [LS13]: Tambahin kenapa sih pentingnya harus memperhatikan K3

a. Praktikan menggunakan jas lab agar tidak terkena kulit atau pakaian langsung dari bahan-bahan berbahaya yang terdapat di lab. b. Praktikan menggunakan sepatu tertutup agar kaki terlindungi dari bahan-bahan berbahaya yang terdapat di lab. c. Praktikan menggunakan sarung tangan untuk menghindari tangan terkena bahanbahan berbahaya yang terdapat di lab. d. Praktikan berhati-hati saat menggunakan peralatan praktikum agar tidak terjadi hal-hal yang membahyakan dan tidak merusak peralatan praktikum.

IX.

KESIMPULAN 1. Nilai slump yang di dapat 178,3 mm. 2. Nilai slump mempengaruhi kekuatan beton yang dibuat 3. Nilai slump yang didapatkan merupakan High Workability slump

X.

REFERENSI 

Laboratorium Struktur dan Material, Departemen Teknik Sipil, Universitas Indonesia. Pedoman Praktikum Pemeriksaan Bahan Beton dan Mutu Beton. Modul II.3 Analisa Saringan Agregat Halus



https://Lauwtjunnji.webbly.com/pengukuran-slump

Commented [LS14]: Jangan dr web, minimal paper jurnal buku Commented [LS15]: Lampiran mana ?

Related Documents


More Documents from "Jonas Tesan"