Laporan Praktikum Osmosis.docx

  • Uploaded by: gabrielle
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Laporan Praktikum Osmosis.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,479
  • Pages: 13
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI Mata Kuliah: PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN OSMOSIS PADA CACING TANAH

OLEH: kelompok 2 Abdul Rasyid Fahrun Gani Astrida Manalu Desi Sakinah Tinendung Dian Lara Sati Gabariel simamora Tgl. Pelaksanaan : 20 Februari 2019 BIOLOGI DIK A 16

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2018

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

LABORATORIUM BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM Jl. Williem Iskandar Psr. V Estate Telp. (061) 6625970 Medan I.

JUDUL PERCOBAAN

: OSMOSIS PADA CACING TANAH

II.

TUJUAN PERCOBAAN

:

1. 2. 3. 4. 5.

III.

Mengetahui proses Terjadinya Osmosis. Mengetahui faktor Yang Mempengaruhi Osmosis. Mengetahui perubahan yang terjadi pada cacing tanahyang dimasukan kedalam larutan garam. Mengetahui penurunan berat badan pada cacing tanah yang dimasukan didalam larutan garam. Mengetahui mengapa cacing tanah mengeluarkan lendir.

Tinjauan Pustaka Osmosis adalah proses perpindahan atau pergerakan molekul zat pelarut, dari larutan yang

konsentrasi zat pelarutnya tinggi menuju larutan yang konsentrasi zat pelarutya rendah melalui selaput atau membran selektif permeabel atau semi permeabel. Jika di dalam suatu bejana yang dipisahkan oleh selaput semipermiabel, jika dalam suatu bejana yang dipisahkan oleh selaput semipermiabel ditempatkan dua larutan glukosa yang terdiri atas air sebagai pelarut dan glukosa sebagai zat terlarut dengan konsentrasi yang berbeda dan dipisahkan oleh selaput selektif permeabel, maka air dari larutan yang berkonsentrasi rendah akan bergerak atau berpindah menuju larutan glukosa yang konsentrainya tinggi melalui selaput permeable. Prinsip osmosis: transfer molekul solvent dari lokasi hypotonic (potensi rendah) solution menuju hypertonic solution, melewati membran. Jika lokasi hypertonic solution kita beri tekanan tertentu, osmosis dapat berhenti, atau malah berbalik arah (reversed osmosis).Besarnya tekanan yang dibutuhkan untuk menghentikan osmosis disebut sebagai osmotic press.Jika dijelaskan sebagai konsep termodinamika, osmosis dapat dianalogikan sebagai proses perubahan entrropi. Komponen solvent murni memiliki entropi rendah, sedangkan komponen berkandunagn solut tinggi memiliki entropi yang tinggi juga (Yatim, 1990. ) Sel-sel hewan dilapisi oleh membrane yang disebut membrane biologis. Dengan adanya membrane biologis ini maka komposisi dari intraseleler serta organel-organel akan terjaga, sehingga fungsi serta integrasi sel-sel dan jaringan-jaringan dapat berjalan dengan baik. Sebagai pembatas dan pembentuk ruang, membrane membatasi sitosol (sitoplasma) dan organel-organel lainnya termasuk mitokondria, nucleus, vesikel-vesikel, dan reticulum.

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

LABORATORIUM BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM Jl. Williem Iskandar Psr. V Estate Telp. (061) 6625970 Medan Membran juga disebut sebagai membrane permukaan, membrane sel, membrane plasma, atau plasmalema yang berlaku sebagai pembatas terhadap difusi bebas dan intraseluler ke ekstraseluler atau ekstraseluler ke intraseluler. Dapat dikatakan pula bahwa membrane secara aktif akan melakukan melakukan translokasi parrtikel-partikel atau substansi-subtansi tertentu sehingga membentuk kondisi intraseluler sedemikian rupa,” intacellulere miilleu”, sehingga dimungkinkan terjadinya aktivitas-aktivitas metabolism dan sintesis pada sel tersebut. Membran memiliki ketebalan sekitar 6-12 mm dan terdiri dari lapis ganda (dwilapis) yang terbentuk dari senyawa lipida dan protein (lipoprotein). Kandungan protein dari setiap membran tergantung dengan fungsi atau peran dari membrane tersebut (Kimball. 1983). Membran semipermeabel harus dapat ditembus oleh pelarut, tapi tidak oleh zat terlarut, yang mengakibatkan gradien tekanan sepanjang membran. Osmosis merupakan suatu fenomena alami, tapi dapat dihambat secara buatan dengan meningkatkan tekanan pada bagian dengan konsentrasi pekat menjadi melebihi bagian dengan konsentrasi yang lebih encer. Gaya per unit luas yang dibutuhkan untuk mencegah mengalirnya pelarut melalui membran permeabel selektif dan masuk ke larutan dengan konsentrasi yang lebih pekat sebanding dengan tekanan turgor (Keenan, et al,. 1984). Sifat membran yang memungkinkan pergerakan menyeberangi peregerakan membran disebut permeabilitas. Lingkungan internal sel harus dijaga sel dengan hati-hati oleh permeabilitas membran sel. Dulu, para peneliti mengira membran hanya memainkan peranan pasif dalam pergerakan zat-zat terlarut dan air ke dalam dan keluar sel melalui difusi dan osmosis. Dalam membran ada sejumlah mekanisme yang dapat memulai atau mempercepat proses transportasi zat. Transpor disebut pasif jika pergerakan molekul menyeberangi membran adalah sesuai gradien konsentrasi tanpa menggunakan energi. Transpor disebut aktif jika alirannya melawan gradien konsentrasi sehingga harus menggunakan energi. (Annur dan Santosa, 2008) Setiap sel dibatasi oleh membrane yang berperan sebagai jalur lalu lintas sejumlah substansi yang masuk dan keluar sel. Hal ini akan menetukan apakah sebuah sel berada dalam keadaan homeostasis atau tidak. Homeostasis adalah kemampuan sel untuk memperoleh lingkungan internal yang stabil melalui pengaturan lintasan zat cair melalui membrane sel (Parjatmo, 1987).

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

LABORATORIUM BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM Jl. Williem Iskandar Psr. V Estate Telp. (061) 6625970 Medan IV.

ALAT DAN BAHAN A. Alat

No.

Nama Alat

Jumlah

1.

Cup

6 buah

2.

Pengaris

1 buah

3.

Timbangan

1 buah

4.

Kertas label

Secukupnya

5.

Kamera

1 buah

6.

Stopwatch

1 buah

B. Bahan

V.

No.

Nama Bahan

Jumlah

1.

Cacing tanah

6 ekor

2.

Garam

Secukupnya

PROSEDUR KERJA PROSEDUR KERJA Sediakan semua bahan di meja praktikum Kemudian, terlebih dahulu bersihkan 6 cacing tersebut dari tanah yang masih menempel pada tubuh cacing. Sebelum cacing di timbang keringkan terlebih dahulu ke 6 cacing. Setelah ke 6 cacing tersebut kering timbanglah satu persatu cacing tersebut dan catat berat dari masing-masing cacing. Lalu di setiap cup isi garam yang dimana konsentrasi nya mulai dari 5%, 10%, 20%, 30% dan 40%.

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

LABORATORIUM BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM Jl. Williem Iskandar Psr. V Estate Telp. (061) 6625970 Medan Setelah itu, masukkan cacing satu persatu ke dalam cup yang dimana berat cacing yang paling berat di masukkan ke dalam konsentrasi garam yang paling besar sampai ke berat cacing yang paling ringan ke dalam konsetrasi garam yang paling kecil. Amati pegerakan dari semua cacing dalam waktu selama 10 menit. Setelah itu, angkat cacing dari dalam cup dan keringkan. Lalu timbang kembali cacing tersebut. Setelah didapatkan hasil timbangan, masukkan kembali cacing tersebut ke dalam cup sebelumnya, kemudian amati lagi pergerakan cacing selama 10 menit. Setelah 10 menit angkat cacing,lalu catatlah hasil yang telah didapat dari reaksi-reaksi dan berat cacing.

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

LABORATORIUM BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM Jl. Williem Iskandar Psr. V Estate Telp. (061) 6625970 Medan VI.

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan Tabel Hasil Pengamatan Cacing

Larutan

Berat Awal (gr)

Berat Akhir (gr) 10 menit (1)

10 menit (2)

1

5%

6,2

5,4

5,1

2

Kontrol

6,1

5,8

5,8

3

10 %

6,3

5,3

4,9

4

20 %

6,5

4,2

3,9

5

30 %

7,56

4,9

4,4

6

40 %

8,8

5,7

5,1

Dari praktikum yang dilakukan dapat dilihat bahwa semua cacing mengalami penurunan berat badan setelah diberi larutan garam dengan konsentrasi yang berbeda-beda. 

Pada larutan garam dengan konsentrasi 5%, berat awalnya adalah 6,2 gr namun setelah di masukkan kedalam larutan garam selama 10 menit (1) dengan konsentrasi 5% beratnya menjadi 5,4 gr dan setelah dimasukkan kedalam larutan garam selama 10 menit (2) beratnya menjadi 5,1 gr



Pada cup sebagai kontrol , berat awalnya adalah 6,1 gr namun setelah di masukkan kedalam cup selama 10 menit (1) sebagai kontrol beratnya menjadi 5,8 gr dan setelah dimasukkan kedalam cup selama 10 menit (2) beratnya tetap 5,8 gr



Pada larutan garam dengan konsentrasi 10%, berat awalnya adalah 6,3 gr namun setelah di masukkan kedalam larutan garam selama 10 menit (1) dengan konsentrasi 10% beratnya menjadi 5,3 gr dan setelah dimasukkan kedalam larutan garam selama 10 menit (2) beratnya menjadi 4,9 gr

 Pada larutan garam dengan konsentrasi 20%, berat awalnya adalah 6,5 gr namun setelah di masukkan kedalam larutan garam selama 10 menit (1) dengan konsentrasi 20% beratnya beratnya menjadi 4,2 gr dan setelah dimasukkan kedalam larutan garam selama 10 menit (2) beratnya menjadi 3,9 gr.

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

LABORATORIUM BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM Jl. Williem Iskandar Psr. V Estate Telp. (061) 6625970 Medan kontrol 5% 10% 20% 30% 40% 

Pada larutan garam dengan konsentrasi 30%, berat awalnya adalah 7,56 gr namun setelah di masukkan kedalam larutan garam selama 10 menit (1) dengan konsentrasi 30%



beratnya menjadi 4,9 gr dan setelah dimasukkan kedalam larutan garam selama 10 menit (2) beratnya menjadi 4,4 gr



Pada larutan garam dengan konsentrasi 40%, berat awalnya adalah 8,8 gr namun setelah di masukkan kedalam larutan garam selama 10 menit (1) dengan konsentrasi 40% beratnya menjadi 55,7 gr dan setelah dimasukkan kedalam larutan garam selama 10 menit (2) beratnya menjadi 5,1 gr

4.2 Grafik hubungan konsentrasi larutan dengan berat cacing

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

LABORATORIUM BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM Jl. Williem Iskandar Psr. V Estate Telp. (061) 6625970 Medan 4.3 Perubahan yang Terjadi Pada Cacing Yang terjadi saat cacing di masukkan kedalam larutan garam: 1. Pada cacing 1 Awalnya cacing akan menggeliat geliat. Cacing mengeluarkan lendir dan cairan putih pada waktu 1: 45 menit. Hal ini disebabkan karena si cacing tanah tadi melakukan itu untuk beradaptasi dengan lingkungannya. Si cacing tadi berusaha menyamakan konsentasi yang ada di dalam tubuhnya dengan larutan garam tadi. Namun karena konsentrasi yang begitu tinggi cacing tadi tetap mengalami osmosis yang mengakibatkan krenasi (mengkerutnya sel). 2. Pada cacing 2 Cacing pada cup kedua ini bergerak aktif karena bersifat sebagai kontrol yaitu tanpa larutan garam dan larutannya berwarna bening 3. Pada Cacing 3 Awalnya cacing akan menggeliat geliat dan gelisah. Cacing mengeluarkan lendir dan cairan putih pada waktu 53 detik. Hal ini disebabkan karena si cacing tanah tadi melakukan itu untuk beradaptasi dengan lingkungannya. Si cacing tadi berusaha menyamakan konsentasi yang ada di dalam tubuhnya dengan larutan garam tadi. Namun karena konsentrasi yang begitu tinggi cacing tadi tetap mengalami osmosis yang mengakibatkan krenasi (mengkerutnya sel). 4. Pada cacing 4 Awalnya cacing akan menggeliat geliat dan bergerak gelisah. Cacing mengeluarkan lendir dan cairan putih pada waktu 10 detik. Hal ini disebabkan karena si cacing tanah tadi melakukan itu untuk beradaptasi dengan lingkungannya. Si cacing tadi berusaha menyamakan konsentasi yang ada di dalam tubuhnya dengan larutan garam tadi. Namun karena konsentrasi yang begitu tinggi cacing tadi tetap mengalami osmosis yang mengakibatkan krenasi (mengkerutnya sel).

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

LABORATORIUM BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM Jl. Williem Iskandar Psr. V Estate Telp. (061) 6625970 Medan 5. Pada cacing 5 Cacing pada cup ini langsung menggeliat-geliat dan selama itu cacing ini mengeluarkan lender dan cairan berwarna putih. Cacing mengeluarkan lendir dan cairan putih pada waktu 10 detik setelah dimasukkan ke dalam larutan. Hal ini disebabkan karena si cacing tanah tadi melakukan itu untuk beradaptasi dengan lingkungannya. Si cacing tadi berusaha menyamakan konsentasi yang ada di dalam tubuhnya dengan larutan garam tadi. Namun karena konsentrasi yang begitu tinggi cacing tadi tetap mengalami osmosis yang mengakibatkan krenasi (mengkerutnya sel). 6. Pada Cacing 6 Awalnya cacing akan menggeliat geliat terutama pada larutan dengan konsentrasi tinggi yaitu 40 %. Kemudian selagi dia menggeliat-geliat cacing tanah tadi akan mengeluarkan cairan berwarna putih dari mulutnya atau bahkan kulitnya. Cacing mengeluarkan lendir dan cairan putih pada waktu 10 detik. Hal ini disebabkan karena si cacing tanah tadi melakukan itu untuk beradaptasi dengan lingkungannya. Si cacing tadi berusaha menyamakan konsentasi yang ada di dalam tubuhnya dengan larutan garam tadi. Namun karena konsentrasi yang begitu tinggi cacing tadi tetap mengalami osmosis yang mengakibatkan krenasi (mengkerutnya sel). Pada konsentrasi larutan 40% ini tidak lama kemudian cacing tanah tersebut mengalami kematian. Dan setelah cacing 1- cacing 6 dimasukkan ke dalam larutan garam untuk 10 menit (2) terjadi perubahan pada warna larutan tersebut. Pada cup untuk kontrol berubah berwarna bening. Sedangkan larutan cup yang lainnya berubah menjadi keruh

4.3 Faktor Yang Mempengaruhi Osmosis Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya osmosis adalah sebagi berikut: 1. Ukuran molekul yang meresap: Molekul yang lebih kecil daripada garis pusat lubang membran akan meresap dengan lebih mudah. 2. Keterlarutan lipid: Molekul yang mempunyai keterlarutan yang tinggi meresap lebih cepat daripada molekul yang kelarutan yang rendah seperti lipid.

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

LABORATORIUM BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM Jl. Williem Iskandar Psr. V Estate Telp. (061) 6625970 Medan 3. Luas permukaan membran: Kadar resapan menjadi lebih cepat jika luas permukaan membran yang disediakan untuk resapan adalah lebih besar. 4. Ketebalan membran: Kadar resapan sesuatu molekul berkadar songsang dengan jarak yang harus dilaluinya. Berbanding dengan satu membran yang tebal, kadar resapan melalui satu membran yang tipis adalah lebih cepat. 5. Konsentrasi air dan zat terlarut yang ada di dalam sel dan luar sel Osmosis akan terjadi dari zat yang berkonsentrasi pelarut tinggi dan konsentrasi zat terlarutnya rendah menuju zat yang berkonsentrasi pelarut rendah dan konsentrasi zat terlarutnya tinggi. 6. Suhu Semakin tinggi suhu, partikel mendapatkan energi untuk bergerak dengan lebih cepat. Maka, semakin cepat pula osmosisnya.

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

LABORATORIUM BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM Jl. Williem Iskandar Psr. V Estate Telp. (061) 6625970 Medan VII. PERTANYAAN 1. cacing mana yang mengalami perubahan secara signifikan? Mengapa demikian? Jelaskan! Jawaban : cacing yang perubahannya paling signifikan pada konsentrasi larutan garam 40% sebesar 3.7 gr. Respon cacing terhadap garam dapur sangat cepat karena Pemberian garam pada cacing dapat menyebabkan terhambatnya produksi lendir pada tubuh mereka, sehingga tidak ada cairan yang muncul dan badan mereka bisa mengkerut. Dalam konsentrasi ini garam jauh lebih tinggi dari pada konsentrasi air, sehingga masuknya garam kedalam tubuh menyebabkan osmosis, akibatnya air dari sel sel tubuh ditarik keluar oleh garam sehingga menyebabkan dehidrasi dan kemudian mati. Sehingga semakin tinggi kadar garamnya maka semakin tinggi osmosis yang terjadi. 2. mengapa cacing di larutan control tidak berubah beratnya? Jawaban : Larutan control hanya berisi air sehingga tidak adanya perbedaan signifikan konsentrasi lingkungan dan bagian tubuh cacing. Sehingga produksi lendir pada cacing tidak terjadiu dan cacing dapat bernafas menggunakan kulitnya. Perbedaan konsentrasi inilah yang menyebabkan tidak terjadinya eksoosmosis atau perpindahan air dari dalam tubuh cacing ke lingkungannya yang memiliki konsentrasi lebih rendah

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

LABORATORIUM BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM Jl. Williem Iskandar Psr. V Estate Telp. (061) 6625970 Medan VII. KESIMPULAN 1.

2. 3.

4.

5.

Dari praktikum yang dilakukan dapat ditarik kesimpulkan bahwa : Osmosis merupakan suatu fenomena alami, tetapi dapat dihambat secara buatan dengan meningkatkan tekanan pada bagian dengan konsentrasi pekat melebihi bagian dengan konsentrasi cair. Faktor yang mempengaruhi terjadinya osmosis yaitu ukuran molekul yang meresap, keterlarutan lipid, luas permukaan membran dan ketebalan membran. Perubahan yang terjadi pada cacing tanah yang dimasukan kedalam larutan garam pertama cacing tanah akan mengeliat terutama pada konsentrasi tinggi. Lalu cacing tanah akan mengeluarkan lendir dari mulutnya dan terjadi perubahan warna pada cacing tanah. Setelah itu cacing tanah akan mati. Cacing tanah mengalami penurunan berat awalnya karena cacing tanah diletakan ditempat yang berkonsentrasi tinggi dan mengalami keadaan yang tidak stabil dikarenakan cacing tanah mengalami defisiensi atau akses yang berdampak dan menganggu fungsi sel – sel secara optimal dan dapat mengancam kehidupan cacing tanah. Sehingga berat badan cacing tanah akan menurun jika di letakkan di larutan yang berkonsentrasi tinggi Cacing tanah mengeluarkan lendir agar tubuhnya dapat mempertahankan kekonstantan relatif dari zat – zat kimia agar ia tetap dapat hidup.

VIII. DAFTAR PUSTAKA Annur, H dan H.H, Santosa, 2008, Analisa Temperatur Pada Proses Difusi Obat Dalam Membran Dengan Metode Diferensial Parabolik Untuk Mendeteksi Sinyal Fotoakustik, Jurnal Ilmiah GIGA, Vol. 11, No.3, Hal: 45-56. Parjatmo,W. 1987. Biologi Umum I. Angkasa Bandung: Bandung. Keenan, Donald, dan Jesse. 1984. Ilmu Kimia Untuk Universitas. Erlangga: Jakarta Kimball, J.W. 1999. Biologi Edisi Pertama. Erlangga: Jakarta. Yatim, Wildan. 1990. Biologi Modern. Tarsito: Bandung.

Medan, 27 Februari 2015 Asisten Laboratorium Anatomi Fisiologi Hewan.

Praktikan

Tim Asisten

kelompok Dua

Related Documents


More Documents from "Khairunnisa"