Laporan Praktikum Mikrobiologi Umum (dewi).docx

  • Uploaded by: Putri Wahyu U
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Laporan Praktikum Mikrobiologi Umum (dewi).docx as PDF for free.

More details

  • Words: 956
  • Pages: 7
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI UMUM STERILISASI

Nama

: Agriani Dewinta

NIM

: 1608531042

Kelompok

:1

Tanggal Praktikum

: 8 Februari 2018

Asisten Dosen

: Yandika Theresia

PROGRAM STUDI BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS UDAYANA 2018

I.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Sterilisasi

adalah

suatu

proses

untuk

menghilangkan

semua

mikroorganisme yang tidak diinginkan yang terdapat pada suatu benda . Beberapa prinsip yang digunakan dengan aguensi mematikan pada setiap perlakuan. Setiap perlakuan untuk menghancurkan mikroorganisme menggunakan cara yang unik dan dengan tingkat efektivitas yang berbeda. (Nikhilesh et al., 2013) Bahan atau peralatan yang dipergunakan dalam bidang mikrobiologi harus dalam keadaan steril. Steril artinya tidak ada mikroba yang tidak diharapkan kehadirannya, baik yang menggangu kehidupan dan proses yang akan dikerjakan (Waluyo, 2008). Ada beberapa macam jenis sterilisasi secara umum dapat dilakukan disesuaikan dengan sifat bahan yang akan digunakan seperti sterilisasi secara fisik (misalnya pemanasan, pembekuan, penge-ringan, liofilisasi, radiasi), secara kimiawi (misalnya antiseptik, disinfektan), secara bio-logis (dengan antibiotika). (Waluyo, 2008).

1.2 Tujuan 1. Untuk mengetahui metode apa saja yang digunakan dalam proses sterilisasi 2. Untuk mengetahui metode apa saja yang paling efektif dalam proses sterilisasi

II.

MATERI DAN METODE

Pertama-tama meja praktikum disterilkan menggunakan wipol kemudian dilap, lalu bunsen dinyalakan dengan menggunakan korek api. Setiap perlakuan yang akan dilakukan harus berada di dekat api bunsen agar tidak terjadi kontaminasi. Setelah itu cawan petri disterilkan diatas nyala api bunsen. Selanjutnya Cawan Petri yang sudah steril yang telah diisi medium Nutrient Agar (NA) diberi garis pembagi untuk menbedakan dua bagian, dan diberi label kontrol dan perlakuan. Ibu jari protandus yang belum cuci dengan sabun mama limediapuskan di permukaan medium Nutrient Agar (NA) yang berlabel kontrol, kemudian ibu jari protandus yang sama di cuci dengan sabun mama lime, lalu dikeringkan dengan sendirinya, dan diapuskan pada permukaan medium Nutrient Agar (NA) yang berlabel perlakuan. Cawan Petri diinkubasi selama 24 jam pada suhu 370 C dalam keadaan dibalik. Diamati pertumbuhan mikroba didalam media. III.

HASIL & PEMBAHASAN

3.1 Hasil (terlampir) 3.2 Pembahasan Kelompok I melakukan sterilisasi kimia dengan menggunakan antiseptik (Mama lime). Diperoleh jumlah koloni kontrol sangat banyak (+++) jika dibandingkan dengan jumlah koloni perlakuan (+). Hal ini sesuai dengan literatur bahwa senyawa Linear Alkilbenzena Sulfonat(LAS)adalah surfaktan anionik yang digunakan secara luas untuk menggantikan golongan Alkil Benzena Sulfonat (ABS) sebagai bahan pembersih. (Budiawan et al., 2009). Kelompok

II

melakukan

sterilisasi

kimia

dengan

menggunakan

Handsanitizer (Dettol). Dimana diperoleh jumlah koloni sangat banyak (+++) baik pada kontrol maupun setelah perlakuan. Hal ini menyimpang dari literatur hand sanitizer mengandung alkohol sebagai bahan utama pembersih tangan, Alkohol bekerja pada bakteri dengan cara mendenaturasi protein dan menghancurkan membran sitoplasma bakteri (Isnaw et al., 2013)

Kelompok III melakukan sterilisasi kimia dengan menggunakan antiseptik (Nuvo). Dimana diperoleh jumlah koloni sangat banyak (+++) baik pada kontrol maupun setelah perlakuan. hal ini sangat menyimpang dari literatur yaitu Triclosan bekerja secara khusus dengan menghambat mikroba dengan menghalangi sintesis lipida (Annis, 2012; Dorugade & Bhagyashri 2010) Sehingga

mencegah

organisme

berfungsi

atau

karena

ia

menghambat

pertumbuhan mikroba dalam kontak dengan permukaan dengan menggunakan tindakan penghalang atau pemblokiran (Mansfield 2002; Ramachandran & Rajendran 2004). Kelompok

IV

melakukan

sterilisasi

kimia

dengan

menggunakandesinfektan (Wipol). Diperoleh jumlah koloni kontrol sedikit (+) jika dibandingkan dengan jumlah koloni perlakuan yang sangat banyak (+++). Pada wipol terdapat kandungan Pine Oil. Minyak pinus adalah biosida yang memiliki khasiat desinfektan, pembersih, mikrobiosida / mikrobiostat, virisida, dan insektisida. Tetapi perlakuan ini sangat di dukung dengan bahwa Penelitian yang dilaporkan oleh Herbert et al (1989) tentang Hard Surface Cleaner Systemmenyatakan bahwa minyak pinus tidak memiliki khasiat anti-mikroba spektrum luas dimana tidak terbentuk zona penghambatan pertumbuhan bakteri (Sulistyaningsih et al., 2012) Kelompok V melakukan sterilisasi kimia dengan menggunakan antiseptik (Alkohol). Diperoleh jumlah koloni kontrol negatif (-) jika dibandingkan dengan jumlah koloni perlakuan alkohol 70% banyak (++) & alkohol 90% sedikit (+). Hal ini diperkuat dengan teori bahwa semakin tingginya konsentrasi alkohol maka akan semakin menghambat petumbuhan bakteri. Juga karena cara kerja alkohol yaitu dengan denaturasi protein (Muzhidah et al., 2009) Kelompok VI melakukan sterilisasi fisik dengan menggunakan sinar UV. Diperoleh jumlah koloni kontrol sangat banyak (+++) jika dibandingkan dengan jumlah koloni perlakuan sedikit (+) pada penyinaran selama1 menit maupun 3 menit. Hal ini diperkuat dengan teori bahwa Radiasi ultraviolet adalah metode

sterilisasi yang umum digunakan. Radiasi ultraviolet adalah metode sterilisasi yang umum digunakan, namun parameter masih harus ditentukan secara khusus (Sharma, 2012)

IV.

KESIMPULAN

1. Metode sterilisasi yang digunakan pada praktikum ini ada dua yaitu secara fisik (Sinar UV) maupun kimia (antiseptik, desinfektan, sabun, dan alkohol) 2. Metode yang paling efektif digunakan berdasarkan praktikum kali ini yaitu sterilisasi dengan menggunakan antiseptik (Mama lime, alkohol) dan Sinar UV

DAFTAR PUSTAKA Annis, P. A. (2012). Understanding and improving the durability of textile. Cambridge: Woodhead publishing Ltd. Bashar, M. M., & Khan, M. A. (2013). An overview on surface modification of cotton fiber for apparel use. Journal

of

Polymers

and

the

Environment,

21(1),

181–190.

doi:10.1007/s10924-012-0476-8. Budiawan., Yuni Fatisa., dan Neera Khairani. Optimasi Biodegradabilitas DanUji Toksisitas Hasil Degradasi Surfaktan Linear AlkilBenzena Sulfonat (LAS) Sebagai Bahan Detergen Pembersih. 2009. 13(2) : 125-133. Dorugade, V. A., & Bhagyashri, K. (2010). Antimicrobial finishing of textiles. Man-made textiles in India, 53(3), 89–95 Mansfield, R. G. (2002). Keeping it fresh. Textile World, 152, 42–45. Muzhidah., Tintin Sukartini., dan Arie Sunarno. Efektifitas Kombinasi Klorin 0,5% Dan Alkohol 70% Terhadap Pertumbuhan Kuman. 2009. 4(1) : 19-23. Nikhilesh, Bhana., Zanwar Aarti Sachin., Trivedi Vishal., and Jain Dipesh. 2013. Steam Sterilization A Method Of Sterilization. 1 (2) : 138-141. Ramachandran, T., & Rajendran, R. (2004). Antimicrobial textiles—An overview. IE (I) Journal TX, 84, 42–47. Sharma, Aishwariya. 2012. An Ultraviolet-Sterilization Protocol for Microtitre Plates. 16 : 144-147. Sulistyaningsih, Lembah., Eko Budi Koendhori., and Ramadhani. Benzalkonium Chloride And Pine Oil-Containing Cleaning Fluid Is Not Effetive Against Pseudomonas Aeruginosa. 2012. 48(3) : 121-125. Waluyo, L. Teknik Metode Dasar Mikrobiologi. Malang: UMM-Press: 2008, pp. 10-13

Related Documents


More Documents from "pratiwi kusuma"