LAPORAN PRAKTIKUM KFA II PEMBUATAN LARUTAN NaOH 0,5N
Disusun Oleh : Kelompok 1 ( A ) 1. 2. 3. 4. 5.
Abdulloh Fadli H.T Ajeng Wulandari Alma Dita Rizkia Amalia Darojatun F Anzaina Sukmawati
170106001 170106002 170106003 170106004 170106005
PROGAM STUDI FARMASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANDUNG Jalan Palasari No.9A. Kecamatan Lengkong. Kota Bandung Tahun Ajaran 2018-2019
PEMBUATAN LARUTAN NaOH 0,5N
I.
Hari/Tanggal Eksperimen Rabu / 12 Desember 2018
II.
Waktu Eksperimen 11.00 s/d 13.00 WIB
III.
Tujuan Eksperimen 3.1 Pembuatan pereaksi larutan NaOH 0,5N yang digunakan dalam titrasi asam-basa.
IV.
Teori Dasar Analisis kuantitatif berurusan dengan penetapan banyaknya suatu zat tertentu yang ada dalam sampel. Zat yang ditetapkan, yang sering dirujuk sebagai konstituen yang diinginkan atau analit, dapat merupakan sebagian kecil atau sebagian besar dari contoh yang dianalisis (Day dan Underwood, 1986). Titrasi adalah suatu proses atau prosedur dalam analisis volumetric di mana suatutitran atau larutan standar (yang telah diketahui konsentrasinya) diteteskan melalui buret ke larutan lain yang dapat bereaksi dengannya (belum diketahui konsentrasinya) hingga tercapai titik ekuivalen atau titik akhir. Artinya, zat yang ditambahkan tepat bereaksi dengan zat yang ditambahi. Zat yang akan ditentukan kadarnya disebut sebagai “titrant” dan biasanya diletakan di dalam Erlenmeyer, sedangkan zat yang telah diketahui konsentrasinya disebut sebagai “titer” dan biasanya diletakkan di dalam “buret”. Baik titer maupun titrant biasanya berupa larutan (Ika, D. 2009). Indikator artinya “penunjuk”. Biasanya indikator asam basa berupa zat kimia yang mempunyai warnayang berbeda apabila ditambahkan ke dalam larutan asam dan basa.Ada beragam jenis indikator asam basa yang biasanya digunakan di laboratorium kimia, diantaranya adalah lakmus, indikator universal, larutan indikator ( seperti fenolftalein, metil merah, bromtimol biru), dan indikator alam (Indira, C. 2015). Indikator asam basa adalah senyawa organik yang berubah warnanya dalam larutan pH larutan (Rivai, 1995). Asam adalah zat yang bila dilarutkan dalam air akan mengalami disosiasi dengan pembentukan ion hidrogen sebagai salah satu ion positif. Basa adalah zat yang bila dilarutkan dalam air akan mengalami disosiasi pembentukan ion hidroksil (OH) sebagai satu-satunya ion negatif(Svehla. 1979). Larutan standar adalah larutan yang konsentrasinya telah diketahui secara teliti. Larutan standar disebut juga larutan baku. Larutan standar ditambahkan melalui buret. Dalam titrasi sering digunakan larutan asam karena lebih mudah dilewati dari pada larutan basa. Dalam memilih larutan asam sebagai larutan standar, faktor-faktor yang harus diperhatikan adalah :
1. 2. 3. 4. 5.
Asam harus kuat terdisosiasi tinggi. Asam tidak boleh mudah menguap. Larutan asam harus stabil Garam dan asamnya harus kuat. Asam bukan oksidator yang kuat untuk marusak senyawa organik (Underwood. 1983). Volume dalam jumlah tertentu yang ditambahkan tepat sama dengan yang diperlukan untuk bereaksi sempurna oleh zat yang dianalisis disebut Titik ekuivalen.Volume dimana perubahan warna indicator Nampak oleh pengamatan disebut Titik Akhir Titrasi(Khopkar.1990).Proses pengenceran adalah pencampurkan larutan pekat (konsentrasi tinggi) dengan cara menambahkan pelarut agar diperoleh volume akhir yang lebih besar. V1. N1 = V2. N2
Keterangan :V1 : Volume awal N1. : Normalitas awal V2. : Volume akhir N2: Normalitas akhir (Brady. 1997). V.
Alat Dan Bahan 5.1 Alat NO. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
NAMA ALAT Batang Pengaduk Beaker Glass 500 mL Botol Coklat 250 mL Corong Gelas Ukur 250 mL Kaca Arloji Label Besar Label Kecil Spatel / Spatula
JUMLAH 1 1 2 1 2 1 2 1 1
NAMA BAHAN Akuades NaOH 0,5 N
JUMLAH ad 500 mL 12,567 gram
5.2 Bahan NO. 1. 2.
VI.
Prosedur Eksperimen 5.1 Pembuatan larutan NaOH 0,5 N Gelas kimia ad 500 mL dikalibrasi, kemudian diberi label kecil. NaOH ditimbang sebanyak 12,567 gram pada kaca Arloji. Kemudian, NaOH yang telah ditimbang dimasukan kedalam gelas kimia 500 mL. Akuadest diukur sebanyak 500 mL di gelas ukur. Kedalam gelas kimia yang berisi NaOH 12,567 gram dimasukan akuadest sedikit demi sedikit sambil diaduk ad tanda batas kalibrasi 500 mL, diaduk dengan batang pengaduk ad homogen. Label kecil kalibrasi dicabut. Setelah itu, larutan NaOH yang telah homogen, kemudian dimasukan kedalam 2 botol coklat 250 mL menggunakan corong. Terakhir, beri tanda menggunakan label besar pada masing-masing botol dengan tulisan “ Larutan NaOH 0,5 N 250 mL “.
VII.
Perhitungan a. Pembuatan Larutan NaOH 0,5 N, 1 N dan 0,1 N - Larutan NaOH 0,5 N 500 mL = 12,56 gram - Larutan NaOH 1 N 500 mL = 25 gram - Larutan NaOH 0,1 N 500 mL Pengenceran (lar.NaOH 1N) = (lar. NaOH 0,1 N) V1x N1 = V2 x N2 500mL X 1 N = V2 X 0,1 N V2 = b. c. d. e. f. g. h.
500 𝑚𝐿 𝑋 1 𝑁 0,1 𝑁
= 50 mL
Pembuatan Larutan NH4OH Pembuatan Larutan Iodium 0,1 N Pembuatan Larutan NaCl 0,1 N Pembuatan Larutan H2SO410% Pembuatan Indikator EBT Pembuatan Indikator Na-EDTA Pembuatan Larutan Natrium Tiosulfat
VIII. Hasil Pengamatan 8.1 Pengamatan Organoleptis a. Pembuatan Larutan NaOH 0,5 N, 1 N dan 0,1 N NO. NAMA ZAT 1. NaOH
WARNA Putih/Bening
BENTUK Kristal Padat
RASA -
AROMA -
b. Pembuatan Larutan NH4OH NO. NAMA ZAT 1. NH4OH
WARNA BENTUK Tak berwarna Cairan
RASA
AROMA Amis
RASA
AROMA Tak beraroma Bau khas iodin
RASA
AROMA
-
c. Pembuatan Larutan Iodium NO. NAMA ZAT 1. Kalium Iodida 2. Iodium
WARNA Putih Coklat kemerahan
BENTUK Serbuk Cairan
-
d. Pembuatan Larutan NaCl NO. NAMA ZAT 1. NaCl
WARNA Putih
BENTUK Serbuk
-
-
BENTUK Cairan
RASA Asam
AROMA Asam menyengat
BENTUK Serbuk
RASA
e. Pembuatan Larutan H2SO4 NO. NAMA ZAT 1. H2SO4
WARNA Tak berwana
f. Pembuatan Indikator EBT NO. NAMA ZAT 1. Indikator EBT
WARNA Ungu
-
AROMA Tak beraroma
g. Pembuatan Na-EDTA 1.
NAMA ZAT Na-EDTA
WARNA BENTUK Tak berwarna Kristal
RASA
AROMA Tidak berbau
RASA
AROMA Tak beraroma Tak beraroma
-
h. Pembuatan Larutan Natrium Tiosulfat 1. 2.
NAMA ZAT Natrium tiosulfat Natrium bikarbonat
WARNA BENTUK Tak berwarna Hablur besar Tak berwarna Hablur putih
-
8.2 Pengamatan Praktikum I. Pembuatan Larutan NaOH 0,5 N, 1 N dan 0,1 N NO. NAMA LARUTAN 1. Larutan NaOH 0,1 N 2. Larutan NaOH 0,5 N 3. Larutan NaoH 1 N II.
Pembuatan Larutan NH4OH
NO. NAMA LARUTAN 1. Larutan NH4OH
III.
KETERANGAN Larutan hitam ,bening, aroma asam menyengat terasa hangat
Pembuatan Indikator EBT
NO. NAMA 1. Indikator EBT VII.
KETERANGAN Larutan jernih,bening dan homogen
Pembuatan Larutan H2SO4
NO. NAMA LARUTAN 1. Larutan H2SO4
VI.
KETERANGAN Larutan kuning jernih dan tercium aroma khas iodin
Pembuatan Larutan NaCl
NO. NAMA LARUTAN 1. Larutan NaCl V.
KETERANGAN Larutan jernih, bening dan homogen serta tercium aroma khas.
Pembuatan Larutan Iodium
NO. NAMA LARUTAN 1. Larutan Iodium
IV.
KETERANGAN Larutan jernih, bening dan homogen Larutan jernih,bening dan homogen Larutan jernih,bening, homogen dan hangat
KETERANGAN Warna serbuk keunguan
Pembuatan Indikator Na-EDTA
NO. NAMA 1. Indikator Na-EDTA
KETERANGAN Larutan jernih dan bening
VIII. Pembuatan Larutan Natrium Tiosulfat NO. NAMA LARUTAN 1. Larutan Natrium Tiosulfat
KETERANGAN Larutan bening, tidak berwarna, dan homogen
IX.
PEMBAHASAN Pertanyaan pra-eksperimen 1. Larutan NaOH digunakan pada praktikum keberapa? 2. Larutan NaOH dalam titrasi digunakan sebagai apa? 3. Berapa konsentrasi yang dibuat?sebutkan! 4. Apa saja alat dan bahan yang digunakan? 5. Bagaimana prosedur pengerjaannya? 6. Selain pembuatan larutan NaOH, eksperimen pembuatan apa saja yang dilakukan hariini? (Rabu.12-12-18)
Pada praktikum pembuatan larutan NaOH yang telah dikerjakan, merupakan persiapan awal dari “ Percobaan 1 – Titrasi asam basa “. Dimana NaOH dalam praktikum titrasi asam basa nantinya akan digunakan sebagai peniter (pen-titrasi) atau larutan yang akan disimpan didalam buret. Konsentrasi NaOH yang digunakan dalam praktikum tersebut dan yang telah dibuat diantaranya konsentrasi 1 N, 0,1 N dan 0,5 N. Namun, konsentrasi 1 N akan digunakan nantinya untuk membuat NaOH dengan konsentrasi 0,1 N yang dilakukan dengan cara pengenceran. NaOH sendiri merupakan larutan baku sekunder, dimana larutan baku sekunder merupakan larutan yang mengandung suatu zat yang konsentrasinya tidak dapat diketahui dengan tepat karena berasal dari zat yang tidak pernah murni. Karakteristik dari NaOH sendiri merupakan suatu zat yang higroskopis, jadi saat penimbangan dilakukan diatas kaca arloji. Karena NaOH mudah mencair, jadi dalam proses pengerjaannya harus dilakukan dengan cepat,tepat dan akurat. Alat yang digunakan dalam praktikum tersebut diantaranya batang pengaduk,beaker glass, botol coklat, corong, gelas ukur, kaca arloji, label kecil,label besar dan spatel atau spatula. Dan bahan yang digunakan hanya NaOH dan akuadest. Tahapan yang dilakukan dimulai dari kalibrasi gelas beaker ad 500 mL lalu diberi tanda, agar dapat menandakan batas 500 mL dari larutan yang akan dibuat tidak lebih dan tidak kurang. Selanjutnya dilakukan pengambilan bahan menggunakan spatel lalu penimbangan menggunakan neraca digital. Dalam modul bobot yang seharusnya ditimbang ialah sebanyak 12,5 gram namun saat dilakukan penimbanga secara langsung bobot yang kami timbang sebanyak 12,567 gram dan proses penimbangannya dilakukan dikaca arloji, karena NaOH mudah mencair , apabila menggunakan kertas perkamen akan basah kemana-mana. Setelah ditimbang, dimasukan ke gelas beaker kemudian diukur akuadest di gelas ukur ad 500 mL, lalu akuadaest yang telah dikur dimasukan perlahan – lahan kedalam gelas beaker sambil diaduk dengan batang pengaduk agar NaOH dan akuadest dapat melarut sempurna sambil terus ditambahkan ad 500 mL (hingga tanda batas ) setelah homogen dan mencapai tanda batas, selanjutnya label kecil tersebut dilepas. Lalu larutan yang ada didalam gelas beaker dimasukkan kedalam botol kaca coklat 250 mL sebanyak 2 botol karena jumlah yang dibutuhkan 500mL, lalu botol kaca diberi label agar tidak tertukar dengan v larutan atau pereaksi lainnya yang telah dibuat. Pada praktikum pembuatan larutan NaOH ini dilakukan oleh 2 kelompok, dimana kelompok kedua membuat 2 konsentrasi larutan yaitu 1 N dan 0,1 N. Tidak hanya larutan NaOH saja yang dibuat. Saat praktikum hari Rabu tersebut dilakukan 9 pembuatan larutan,pereaksi dan indikator yang nantinya akan digunakan untuk masing-masing percobaan. Diantaranya larutan atau pereaksi dan indikator yang telah
dibuat pada praktikum hari Rabu pembuatan Larutan NH4OH ,Pembuatan Larutan Iodium 0,1 N, Pembuatan Larutan NaCl 0,1 N , Pembuatan Larutan H2SO4 10%, Pembuatan Indikator EBT, Pembuatan Indikator Na-EDTA dan Pembuatan Larutan Natrium Tiosulfat.
X.
KESIMPULAN
Pada praktikum ini dapat disimpulkan bahwa : Mahasiswa dapat membuat larutan NaOH membuat larutan NaOH 500 ml yang akan di gunakan praktikum asam basa.
DAFTAR PUSTAKA
Brady, James. 1997. Kimia Universitas. Jakarta. Binarupa Aksara Day, R. A danUnderwood,A.L.1986. Analisis Kimia kuantitatif.Erlangga:Jakarta. Day,R.AdanUnderwood,A.L.1983.AnalisisKimiakuantitatif.Erlangga:Jakarta. G. Svehla. 1979. Reaksi Redoks. Surakarta. Balai Pustaka. http://ejournal.uinmalang.ac.id/index.php/NEUTRINO. /article/view/1634 .Diakses pada tanggal 17 Desember 2018 pada jam 18.45. http://digilib.uinsuka.ac.id/27031/1/Cita%20Indira%2%20PEMBUATAN%20INDIKATOR%20ASA M%20BASA%20KARAMUNTING.pdf.Diakses pada tanggal 17 Desember 2018 pada jam 19.06. Khopkar, S. M. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta. PT. UI Press. Rivai, Harizul. 1995. Asas Pemeriksaan Kimia. Jakarta. Erlangga