Laporan Praktikum Ipa (1).docx

  • Uploaded by: JUARA
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Laporan Praktikum Ipa (1).docx as PDF for free.

More details

  • Words: 25,876
  • Pages: 136
PENGUKURAN ( Pu )

Judul Pratikum

: Pengukuran

Hari/Tanggal Pratikum

: Selasa, 18 September 2018

Pratikan

: Muhammad Haqqin Nazili

Kelas

: 5G

A. Landasan Teori Pengamatan suatu gejala umumnya tidak lengkap bila tidak menghasilkan informasi kuantitatif. Untuk memperoleh informasi semacam ini dibutuhkan pengukuran suatu sifat fisis, dan karenanya pengukuran merupakan suatu bagian besar dari kegiatan rutin para ahli fisika eksperimen. Lord Kevin mengatakan bahwa pengetahuan kita memuaskan hanya bila kita mampu menyatakan dalam bilangan. Meskipun tuntutan ini mungkin berlebihan, hal ini menyatakan suatu sifat fisis dalam bilangan membutuhkan tidak hanya penggunaan matematika untuk menunjukan hubungan antara berbagai besaran, tetapi juga untuk mengolah hubungan-hubungan ini. Matematika adalah bahasa dari fisika. Pengukuran adalah suatu teknik untuk mengkaitkan suatu bilangan pada suatu sifat fisis dengan membandingkannya dengan suatu besaran standar yang telah diterima sebagai suatu satuan. Sebelum mengukur sesuatu, pertama-tama kita harus memiliki suatu satuan bagi masing-masing besaran yang akan di ukur. Hukum-hukum fisika menyatakan hubungan antara besaran-besaran fisik, seperti panjang, waktu, gaya, energi, dan suhu. Jadi, kemampuan untuk mendefinisikan besaran-besaran tersebut secara tepat dan mengukur secara teliti merupakan suatu syarat dalam fisika. Pengukuran setiap besaran fisik mencakup perbandingan besaran tersebut dengan beberapa nilai satuan besaran tersebut, yang telah didefinisikan secara tepat. Semua besaran fisik dapat dinyatakan dalam beberapa satuan-satuan pokok. Sebagai contoh, kelajuan dinyatakan dalam satuan panjang dan satuan waktu, misalnya meter per sekon atau mil per jam. Banyak besaran seperti gaya, momentum, kerja, energi, dan daya, dapat dinyatakan dalam tiga besaran pokok–panjang, waktu dan massa. Pemilihan satuan standar untuk besaran-besaran pokok ini mengahasilkan suatu sistem satuan. Sistem satuan yang digunakan secara universal dalam masyrakat ilmiah adalah Sistem Internasional (SI). Dalam SI, standar satuan untuk panjang adalah meter, satuan untuk

1

waktu adalah sekon dan standar satuan untuk massa adalah kilogram. Alat yang digunakan dalam pengukuran : 1. Jangka Sorong Jangka sorong mempunyai dua rahang dan satu penduga. Rahang dalam digunakan untuk mengukur diameter dalam atau sisi dalam suatu benda. Rahang luar untuk mengukur diameter luar atau sisi luar suatu benda. Sedangkan penduga digunakan untuk mengukur kedalaman. Skala utama pada jangka sorong memiliki skala dalam cm dan mm. Sedangkan skala nonius pada jangka sorong memiliki panjang 9 mm dan di bagi dalam 10 skala, sehingga beda satu skala nonius dengan satu skala pada skala utama adalah 0,1 mm atau 0,01 cm. Jadi, skala terkecil pada jangka sorong adalah 0,1 mm atau 0,01 cm. Jangka sorong tepat digunakan untuk mengukur diameter luar, diameter dalam, kedalaman tabung, dan panjang benda sampai nilai 10 cm. 2. Mikrometer sekrup Mikrometer sekrup digunakan untuk mengukur panjang benda yang memiliki ukuran maksimum sekitar 2,50 cm, Benda yang akan diukur panjangnya dijepit diantara bagian A dan B. Untuk menggerakan bagian B anda harus memutar sekrup bagian C. Pada micrometer sekrup dalam 0,5 mm pada skala utama terbagi atas 50 skala putar, dan pada setiap penunjukan tidak selalu terdapat skala utama yang berimpit dengan skala putar 3. Gelas kimia Gelas kimia adalah gelas yang terbuat dari kaca borosilikat sehingga tahan terhadap panas. Alat ini mampu menahan panas hingga 200 derajat celsius. Cara menggunakan gelas kimia sendiri sebenarnya mirip dengan cara menggunakan gelas ukur jika ingin mengukur volume. Dimana zat yang ingin diukur dimasukkan ke dalam gelas kimia dan lihat sampai dimana zat tersebut berhenti. Volume dapat dilihat dari garis-garis yang ada di gelas kimia. Namun untuk menghitung zat cair, sebaiknya gunakan corong gelas agar zat tersebut tidak tumpah-tumpah dan lebih mudah dalam menuangkannya. Cara menggunakan corong gelas yaitu letakkan corong gelas dipermukaan gelas kimia dan tuang cairan. Sambil menuang cairan, perhatikan volume cairan tersebut agar dapat dituangkan sesuai dengan takaran yang seharusnya. Selanjutnya, lakukan cara menggunakan gelas kimia berikutnya sesuai dengan aktivitas yang ingin Anda lakukan. 2

B. Tujuan Pratikum 1. Melalui pratikum ini dapat mengukur panjang degan menggunakan jangka sorong. 2. Melalui pratikum ini dapat mengukur ketebalan dengan menggunakan mikrometer sekrup. 3. Melalui pratikum ini dapat menentukan skala terkecil dari gelas kimia. 4. Melalui pratikum ini dapat mengukur volume benda menggunakan gelas kimia.

C. Alat dan Bahan Pratikum 1. Jangka Sorong

1 Buah

2. Mikrometer Sekrup

1 Buah

3. Gelas Kimia

1 Buah

4. Mistar

1 Buah

5. Air

1 Buah

6. Kelereng Kecil

1 Buah

7. Kelereng Besar

1 Buah

8. Kubus Alumunium

1 Buah

9. Lempengan Alumunium

1 Buah

D. Rangkaian Alat Pratikum 1. Pengukuran kelereng kecil menggunakan jangka sorong

3

2. Pengukuran kubus alumunium menggunakan jangka sorong

3. Pengukuran kelereng besar menggunakan jangka sorong

4. Pengukuran lempengan alumunium menggunakan jangka sorong

4

5. Pengukuran kelereng kecil menggunakan mikrometer sekrup

6. Pengukuran kubus alumunium menggunakan mikrometer sekrup

7. Pengukuran kelereng besar menggunakan mikrometer sekrup

8. Pengukuran lempengan alumunium menggunakan mikrometer sekrup

5

9. Pengukuran kelereng kecil menggunakan gelas kimia

10. Pengukuran kubus alumunium menggunakan gelas kimia

11. Pengukuran kelereng besar menggunakan gelas kimia

6

12. Pengukuran lempengan alumunium menggunakan gelas kimia

E. Prosedur Pratikum Prosedur Pratikum I 1. Tempatkan benda yang akan diukur di antara dua rahang jangka sorong. 2. Perhatikan angka pada skala utama (SU) yang berdekatan dengan angka 0 pada nonius. 3. Perhatikan garis nonius (SN) yang tepat berhimpit dengan garis pada skala utama. 4. Tentukan hasil pengukuran anda ! (P = SU + (SN x tk) )

Prosedur Pratikum II 1. Tempatkan benda yang akan diukur di antara selubung ulir. 2. Putar mau selubung luar sesuai dengan ketebalan benda yang akan diukur. 3. Perhatikan angka pada skala utama (SU) yang berdekatan dengan tepi selubung luar. 4. Perhatikan garis mendatar (SN) pada selubung luar yang berhimpit dengan garis mendatar pada skala utama. 5. Tentukan hasil pengukuran anda !

Prosedur Pratikum III 1. Catatlah batas ukur gelas kimia. 2. Hitunglah banyaknya skala terkecil. 3. Tentukan nilai skala terkecil. 4. Isi gelas kimia dengan air pada ukuran 100 ml.

7

5. Masukkan benda yang akan diukur ke dalam gelas kimia sehingga volume air dalam gelas kimia bertambah. 6. Volume benda tak beraturan diukur dengan cara mengurangi volume zat cai setelah dimasukkan benda dikurangi zat cair sebelum dimasukkan benda.

F. Perolehan Data Pratikum I No. 1. 2.

Jangka Sorong

Benda yang P1

P2

P3

P4

16,25 mm

16,20 mm

15,10 mm

15,10 mm

20,90 mm

20,90 mm

19,90mm

19,90mm

Diukur Kelereng Kecil Kubus Alumunium

3.

Kelereng Besar

24,10 mm

24,10 mm

24,90 mm

24,90 mm

4.

Lempengan

21,90 mm

20,80 mm

20,90 mm

20,90 mm

Pratikum II No. 1. 2.

Mikrometer Sekrup

Benda yang Diukur Kelereng Kecil Kubus Alumunium

P1

P2

P3

P4

16,90 mm

16,34 mm

16,18 mm

16,18 mm

20,38 mm

20,34 mm

20,35 mm

20,35 mm

3.

Kelereng Besar

24,09 mm

24,12 mm

24,15 mm

24,15 mm

4.

Lempengan

20,39 mm

20,37 mm

19,25 mm

19,25 mm

Pratikum III No. 1. 2.

Volume

Benda yang Diukur

P1

P2

P3

P4

Kelereng Kecil

3,80 mm

3,80 mm

3,80 mm

3,80 mm

7,60 mm

7,60 mm

7,60 mm

7,60 mm

Kubus Alumunium

3.

Kelereng Besar

7,60 mm

7,60 mm

7,60 mm

7,60 mm

4.

Lempengan

1,90 mm

1,90 mm

1,90 mm

1,90 mm 8

G. Analisis Data Pada praktikum ini kita melakukan pengukuran menggunakan alat jangka sorong, mikrometer sekrup, dan gelas kimia Alat pengukuran tersebut memiliki kegunaan dan fungsi yang berbeda serta memiliki ketelitian yang berbeda juga. Pada alat jangka sorong berfungsi untuk mengukur ketebalan suatu benda, diameter suatu benda, baik diameter dalam maupun diameter luar. Jangka sorong memiliki ketelitian 0,1 mm dan juga terdapat dua satuan besaran yaitu dalam cm dan inci. Jangka sorong memiliki skala utama dan skala nonius. Pada pengukuran diameter kelereng kecil, kelereng besar, lempengan alumunium, kubus alumunium menggunakan jangka sorong kami melakukan percobaan sebanyak 3 kali dan data hasil pengukuran bervariasi yaitu sebesar 15,1 mm sampai dengan 24,9 mm. Jangka sorong memiliki angka ketidakpastian sebesar ½ kali skala terkecil sama dengan 0,05 m. Micrometer sekrup memiliki fungsi untuk mengukur panjang benda dengan sangat teliti. Micrometer sekrup memiliki ketelitian 0,01 mm. Mikrometer sekrup memiliki skala utama dan skala putar. Pada pengukuran diameter kelereng kecil, kelereng besar, lempengan alumunium, kubus alumunium menggunakan micrometer sekrup kami melakukan percobaan sebanyak 3 kali dan data hasil pengukuran bervariasi yaitu sebesar 16,18 mm sampai dengan 24,15 mm. Sedangkan gelas kimia berfungsi untuk mengukur volume suatu benda. Pada pengukuran volume suatu benda tidak beraturan dilakukan dengan cara mengisi volume air terlebih dahulu kemudian dimasukkan benda tidak beraturan kedalamnya. Dilihat berapa volume air akhir ketika benda masuk, volume benda tersebut dapat dihitung dengan cara menghitung selisih antara volume air akhir dikurang dengan volume air awal. Pada pratikum kali ini, kami mengukur volume benda yang tidak beraturan yaitu kelereng kecil, kelereng besar, lempengan alumunium, dan kubus alumunium. Kami melakukan percobaan sebanyak 3 kali dan hasil data pengukuran tidak bervariasi yaitu sebesar 3,80 ml pada kelereng kecil, 7,68 ml pada kelereng besar, 1,90 ml pada lempengan alumunium, dan 7,60 ml pada kubus alumunium. Ketika pengukuran dapat terjadi kesalahan atau ketidakpastian, yaitu: 1. Kesalahan kalibrasi. Cara memberi nilai skala pada waktu pembuatan alat tidak tepat sehingga berakibat setiap kali alat digunakan, suatu ketidakpastian melekat pada hasil pengukuran. Kesalahan ini dapat diketahui dengan cara membandingkan alat

9

tersebut dengan alat baku. Alat baku, meskipun buatan manusia juga, dianggap sempurna padanya hampir tidak terdapat kesalahan apapun. 2. Kesalahan titik nol. Titik nol skala alat tidak berimpit dengan titik nol jarum petunjuk atau jarum tidak kembali tepat pada angka nol. 3. Kelelahan komponen alat. Misalnya dalam pegas; pegas yang telah dipakai beberapa lama dapat agak melembek hingga dapat mempengaruhi gerak jarum penunjuk. 4. Gesekan-gesekan selalu timbul antara bagian yang satu yang bergerak terhadap bagian alat yang lain.

H. Kesimpulan Dalam pengukuran ada dua hal penting, yaitu presisi dan akurasi. Presisi merupakan kecenderungan tetapnya hasil pengukuran ketika dilakukan pengurangan. Dalam percobaan, misalnya panjang suatu diameter dari percobaan 3 kali adalah sama, hal ini menunjukkan bahwa presisi dari pengukuran sangat bagus karena pengulangannya tetap, sedangkan akurasi merupakan kedekatan hasil pengukuran dengan literaturnya. Jadi dalam sebuah pengkuran sebuah data harus diusahakan sepresisi dan seakurat mungkin. Dalam pengukuran pengetahuan tentang kegunaan alat dan prinsip-prinsipnya adalah hal yang sangat penting agar dapat mengurangi angka ketidakpastian yang dibuat dan juga agar hasil pengukran yang didapat akurat. Dalam percobaan kali ini didapatkan hasil yang berbeda-beda karena perhitungan dan ketelitian yang tidak akurat dapat membuat nilai ketidakpastian pengukuran.

I. Daftar Pustaka Alonso, Marcello & Edward J. Finn. 1980. Dasar-Dasar Fisika Universitas. Erlangga. Jakarta Buku Penuntun Praktikum Fisika Dasar . Universitas Pakuan. Bogor Hilliday, David & Robert Resnick. 1985. Fisika. Erlangga. Jakarta Suhada, Resa Taruna. 2009. Modul Fisika Dasar. Universitas Mercu Buana. Jakarta

10

AIR ( A ) Judul Pratikum

: Air

Hari/Tanggal Pratikum

: Selasa, 25 September 2018

Pratikan

: Muhammad Haqqin Nazili

Kelas

: 5G

A. Landasan Teori Air adalah zat atau materi atau unsur yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang diketahui sampai saat ini di bumi, tetapi tidak di planet lain. Air dalam bentuk cair adalah tidak bewarna, tidak berbau, tidak mempunyai rasa dan merupakan senyawa yang sukar dimampatkan yang memiliki beberapa sifat yang khas. Salah satu sifatnya yang khas tersebut yaitu dalam mengalami pendinginan/pembekuan. Berlinan dengan sifat

sebagian

besar

senyawa

yang

akan

mengkerut

bila

mengalami

pendinginan/pembekuan, volume air akan mengembang bila membeku. Air memiliki sifat yaitu air mengalir dari tempat yang tinggi menuju permukaan rendah, air memberi tekanan maksudnya air akan memberikan tekanan kesegala arah apabila ada suatu lubang disetiap wadah airnya. Lalu, kapilaritas adalah kemampuan zat cair untuk meresap melalui celah-celah kecil. Contohnya kain yang dicelupkan sebagian pada bak yang diisi air, kain akan menyerap air karena kain memiliki celah-celah kecil, kertas tisu yang digunakan untuk menyerap keringat dan air. Sedangkan contoh untuk bahan yang tidak dapat diserap air adalah plastik dan alumunium foil kedua benda itu sangat kedap terhadap air sehingga proses kapilaritas tidak bisa berlaku. Bentuk permukaan air selalu tenang dan datar merupakan salah satu contoh dari sifa air, contohnya jika kita menuangkan air kedalam ember maka kedudukan air akan datar, begitu pula jika ember di miringkan maka kedudukan air tetap datar. Zat cair dapat melarutkan benda tertentu contohnya garam, gula, dapat dilarutkan oleh air, sedangkan contoh zat yang tidak bisa larut dalam cair adalah tanah, pasir dan minyak. Fakor yang mempengaruhi suatu pelarutan benda adalah suhu air yang tinggi akan lebih cepat melarutkan daripada suhu air yang rendah, Dan kecepatan mengaduk, mengaduk dengan cepat akan lebih cepat pula benda larut. Air akan berubah-ubah bentuk sesuai dengan wadah yang ditempatinya. Contohnya apabila air ditempatkan pada botol maka bentuknya akan seperti botol. Sifat yang dimiliki oleh air selanjutnya adalah memiliki massa atau berat. Massa atau berat memang merupakan sifat yang dimiliki oleh semua jenis benda, dan hal ini 11

tidak terkecuali oleh benda cair termasuk air. Menempati ruang adalah sifat yang dimiliki oleh air selanjutnya. air merupakan benda yang sangat fleksibel. Artinya, air dapat dengan mudah berubah bentuk sesuai dengan wadah yang menampungnya. Sifat ini merupakan sifat yang unik yang dimiliki oleh air dan bahkan tidak dimiliki oleh benda padat. Kita dapat mengamati sifat ini pada air yang ada di dalam gelas, botol, ember, dan lain sebagainya. Maka apabila kita memasukkan air ke dalam wadah apapun, tidak akan pernah terjadi bahwa lubang wadah tersebut tidak cukup untuk dimasuki air. Sekecil apapun lubang wadah pasti akan bisa dimasuki oleh air karena sifatnya yang menempati ruang.

B. Tujuan Pratikum 1. Melalui pratikum ini dapat dibuktikan dan disimpulkan bahwa air menempati ruang dan mempunyai berat. 2. Melalui pratikum ini dapat disimpulkan bahwa permukaan air yang tenang selalu datar. 3. Melalui pratikum ini dapat disimpulkan bahwa air yang mengalir dari tempat tinggi ke tempat yang rendah. 4. Melalui pratikum ini dapat disimpulkan bahwa air dapat melarutkan berbagai zat. 5. Melalui pratikum ini dapat dibuktikan dan disimpulkan air dapat menekan ke segala arah. 6. Melalui pratikum ini dapat disimpulkan bahwa air dapat meresap melalui celah-celah kecil. 7. Melalui pratikum ini dapat disimpulkan bahwa benda padat bila dimasukkan ke dalam air dapat terapung, tenggelam, dan melayang.

C. Alat dan Bahan Pratikum 1. Gelas kimia

2 Buah

2. Air

Secukupnya

3. Tabung Plastik Kecil

1 Buah

4. Tiang Neraca

1 Buah

5. Lengan Neraca

1 Buah

6. Piring Neraca

2 Buah

7. Penggantung Piring Neraca

2 Buah

8. Kubus Logam

1 Buah 12

9. Kelereng Besar

1 Buah

10. Lempengan Aluminium

Secukupnya

11. Mistar (disediakan sendiri)

1 Buah

12. Selang Plastik Tembus Pandang

1 Buah

13. Kubus Kayu

1 Buah

14. Bejana Serbaguna

1 Buah

15. Pewarna Makanan

Secukupnya

16. Pengaduk

1 Buah

17. Garam

Secukupnya

18. Gula

Secukupnya

19. Pasir

Secukupnya

20. Jarum

1 Buah

21. Balon

2 Buah

22. Kapur Tulis

1 Buah

23. Kain

1 Buah

24. Koran

1 Buah

25. Plastik

1 Buah

26. Pipa Kaca

1 Buah

27. Paku Kecil

Secukupnya

28. Karet Gelang

2 Buah

D. Rangkaian Alat Pratikum

1. Pengukuran air menempati ruang dan mempunyai berat menggunakan kubus alumunium dan sebuah kelereng yang dimasukkan ke dalam gelas kimia.

13

2. Pengukuran jumlah lempengan pada saat menimbang tabung plastik kosong

3. Pengukuran jumlah lempengan pada saat menimbang tabung plastik diisi air

4. Pengukuran tinggi permukaan air ketika gelas kimia dalam keadaan tegang dan air tenang dari meja ketitik A, B, dan C.

5. Pengukuran tinggi permukaan air ketika gelas kimia salah satu sisi bagian bawahnya diganjal dan keadaan air tenang dari meja ketitik D dan E.

14

6. Pengukuran tinggi permukaan air ketika sisi bagian bawah gelas kimia diganjal dan keadaan air tenang dari meja ketitik F dan G.

7. Pengukuran tinggi permukaan air ketika bejana serbaguna dalam keadaan tegang dan air tenang dari meja ketitik A dan B.

8. Pengukuran tinggi permukaan air ketika bejana serbaguna salah satu sisi bagian bawahnya diganjal dan keadaan air tenang dari meja ketitik C dan D.

9. Pengukuran tinggi permukaan air ketika sisi bagian bawah bejana serbaguna diganjal dan keadaan air tenang dari meja ketitik E dan F.

15

10. Keadaan air diam pada bejana serbaguna mendatar

11. Air mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah pada saat salah satu tepinya bejana serbaguna dinaikkan

12. Air mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah pada saat tepi lainnya bejana serbaguna dinaikkan

13. Keadaan airnya berada ditengah-tengah selang diam pada saat selang mendatar

16

14. Tinggi air sama pada saat keadaan selang plastik ujung kiri dinaikkan.

15. Tinggi air sama pada saat keadaan selang plastik ujung kanan dinaikkan.

16. Garam yang dimasukkan kedalam gelas kimia yang berisi air dan diaduk sebentar dapat larut.

17. Pasir yang dimasukkan kedalam gelas kimia yang berisi air dan diaduk sebentar tidak dapat larut.

17

18. Gula yang dimasukkan kedalam gelas kimia yang berisi air dan diaduk sebentar dapat larut.

19. Air dapat menekan kesegala arah ketika balon yang berisi udara di tekan ke dalam air.

20. Ketika balon yang telah dilubangi berisi air ditiup melalui selang, maka air keluar dari arah balon yang telah dilubangi.

21. Air meresap melalui celah-celah kecil kapur yang dimasukkan ke dalam bejana serbaguna

18

22. Air meresap melalui celah-celah kecil kain yang dimasukkan ke dalam bejana serbaguna

23. Air meresap melalui celah-celah kecil koran yang dimasukkan ke dalam bejana serbaguna

24. Air tidak dapat meresap melalui celah-celah kecil plastik yang dimasukkan ke dalam bejana serbaguna

25. Air tidak dapat meresap melalui celah-celah kecil pipa kaca yang dimasukkan ke dalam bejana serbaguna

19

26. Kubus kayu dapat terapung dalam air

27. Kubus kayu dapat melayang dalam air jika kubus kayu dan beberapa paku diikat dengan menggunakan karet

28. Kubus alumunium tenggelam jika dimasukkan ke dalam gelas kimia yang berisi air

E. Prosedur Pratikum Prosedur Pratikum I 1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan pada praktium ini. 2. Isilah 2 gelas kimia dengan air sampai penuh, kemudian masukkan kubus logam dan kelereng kedalam masing-masing gelas kimia yang berisi air. 3. Amatilah apa yang terjadi pada masing-masing gelas kimia yang penuh berisi air tersebut.catatalah pada lembar pengamatan

20

4. Rangkailah neraca. Letakkan tabung plastik kecil pada piring neraca sebelah kiri, kemudian pada piring neraca sebelah kanan diletakkan lempenga alumunium sampai seimbang. 5. Amatilah neraca yang telah dalam keadaan seimbang catatlah jumlah lempengan alumunium pada lembar pengamatan. 6. Isilah tabung plastik tadi dengan air sampai sepertiga bagian. Kemudian letakkan lempengan alumunium sampai keadaan neraca kembali seimbang. Catatlah jumlah lempengan alumunum tersebut pada lembar pengamatan.

Prosedur Pratikum II 1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan pada praktikum ini. 2. Larutkan pewarna makanan dalam gelas kimia yang telah terisi air setengah bagian gelas kimia. 3. Pada air dalam keadaan tenanglakukan pengukurang tinggi permukaan air di 3 tempat (titik A, B, C dengan menggunakan mistar). Amati tinggi permukaan air dari meja dititik A, B, dan C. Catatlah hasil pengukuran pada lembar pengamatan. 4. Ganjal salah satu sisi bagian bawah gelas kimia. Ketika air dalam keadaan tenang, lakukan pengukurang tinggi permukaan di 2 tempat (titik D dan E). Amati tinggi permukaan air dari meja ke titik D dan titik E. Catatlah hasil pengukuran pada lembar pengamatan. 6. Ganjal salah satu sisi lain bagian bawah gelas kimia. Ketika air dalam keadaan tenang, lakukan pengukurang tinggi permukaan di 2 tempat (titik F dan G). Amati tinggi permukaan air dari meja ke titik F dan titik G. Catatlah hasil pengukuran pada lembar pengamatan.

Prosedur Pratikum III 1. Masukkan air berwarna kedalam bejana serbaguna pada air dalam keadaan tenanglakukan pengukurang tinggi permukaan air di 2 tempat (titik A dan B dengan menggunakan mistar). Amati tinggi permukaan air dari meja dititik A dan B. Catatlah hasil pengukuran pada lembar pengamatan. 2. Ganjal salah satu sisi bagian bawah bejana serbaguna. Ketika air dalam keadaan tenang, lakukan pengukurang tinggi permukaan di 2 tempat (titik C dan D). Amati tinggi permukaan air dari meja ke titik C dan titik D. Catatlah hasil pengukuran pada lembar pengamatan. 21

3. Ganjal salah satu sisi lain bagian bawah bejana serbaguna. Ketika air dalam keadaan tenang, lakukan pengukurang tinggi permukaan di 2 tempat (titik E dan F). Amati tinggi permukaan air dari meja ke titik E dan titik F. Catatlah hasil pengukuran pada lembar pengamatan.

Prosedur Praktikum IV 1. Isilah selang plastik dengan air berwarna. Kemudian posisikan selang tersebut membentuk huruf U. Amati keadaan air dalam selang dan catatlah pada lembar pengamatan. 2. Tarik selang bagian kiri keatas sehingga posisi selag bagian kiri berada lebih tinggi dibanding bagian kanan. Amati keadaan air dalam selang dan catatlah pada lembar pengamatan. 3. Tarik selang bagian kanan keatas sehingga posisi selag bagian kanan berada lebih tinggi dibanding bagian kiri. Amati keadaan air dalam selang dan catatlah pada lembar pengamatan.

Prosedur Praktikum V 1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan pada praktikum ini. 2. Teteskan sedikit air pada bagian tengah bejana serbaguna dalam keadaan mendatar. 3. Amati keadaan air dalam bejana serbaguna, kemudian catat hasil pengamatan pada lembar pengamatan. 4. Naikkan salah satu tepi bejana sebaguna. Amati keadaan air dalam bejana serbaguna, kemudian catat hasil pengamatan pada lembar pengamatan. 5. Naikkan tepi lain bejana sebaguna. Amati keadaan air dalam bejana serbaguna, kemudian catat hasil pengamatan pada lembar pengamatan. 6. Isilah selang dengan air berwarna, kemudian letakkan selang diatas meja dengan posisi emdatar. 7. Amati keadaan air dalam selang plastik, kemudian catat hasil pengamatan pada lembar pengamatan. 8. Naikkan ujung selang bagian kiri, sehingga bagian ujung kiri lebih tinggi dibanding bagian ujung kanan. Amati keadaan air dalam selang plastik, kemudian catat hasil pengamatan pada lembar pengamatan.

22

9. Naikkan ujung selang bagian kanan, sehingga bagian ujung kanan lebih tinggi dibanding bagian ujung kiri. Amati keadaan air dalam selang plastik, kemudian catat hasil pengamatan pada lembar pengamatan.

Prosedur Praktikum VI 1. Isilah gelas kimia dengan air. 2. Masukkan 1 sendok garam kedalam gelas kimia yang telah terisi air, aduk sebentar, amati dan catat apa yang terjadi. 3. Ulangi langkah 1 dan 2 untuk bahan yang berbeda.

Prosedur Praktikum VII 1. Tiuplah balon sampai agak mengembung. 2. Isilah gelas kimia dengan air sampai ¾ bagian. 3. Masukkan balon yang telah ditiup kedalam gelas kimia berisi air, kemudian tekan balon tersebut. Amatilah yang terjadi dan catat hasil pengamatanmu. 4. Lubangi balon dengan menggunakan jarum. 5. Isilah balon tersebut dengan menggunakan air. 6. Masukkan salah satu ujung selang kedalam balon. 7. Tiuplah balon tersebut melalui ujung selang. Amatilah yang terjadi dan catat hasil pengamatanmu.

Prosedur Praktikum VIII 1. Isilah bejana serbaguna dengan menggunaan air sampai ¾ bagian. 2. Celupkan kapur tulis kedalam bejana serbaguna yang berisi air. 3. Amatilah apa yang terjadi dan catat hasil pengamatanmu. 4. Ulangi langkah 2 dan 3 untuk bahan yang berbeda.

Prosedur Praktikum IX 1. Isilah gelas kimia dengan air sampai ¾ bagian. 2. Masukkan kubus kayu kedalam gelas kimia berisi air. 3. Amati apa yang terjadi dan catat hasil pengamatanmu. 4. Ikat paku pada kubus kayu dengan karet gelang, kemudian dimasukkan ke dalam gelas kimia berisi air. Amati dan catat apa yang terjadi. 5, Masukkan kubus alumunium ke dalam gelas kimia yang berisi air. 23

6. Amati apa yang terjadi dan catat hasil pengamatanmu.

F. Perolehan Data Pratikum I 1. Ketika sebuah kubus logam dimasukkan ke dalam gelas kimia yang penuh

berisi

air, maka keadaan air akan naik. 2. Ketika sebuah kelereng dimasukkan ke dalam gelas kimia yang penuh berisi air, maka keadaan air akan naik. 3. Jumlah lempengan pada saat menimbang tabung plastik kosong adalah 4 buah. 4. Jumlah lempengan pada saat menimbang tabung plastik diisi air adalah 7 buah. Pratikum II 1. Ketika gelas kimia dalam keadaan tegak dan air tenang. a. Tinggi permukaan air dari meja ketitik A adalah 3,5 cm. b. Tinggi permukaan air dari meja ketitik B adalah 3,5 cm. c. Tinggi permukaan air dari meja ketitik C adalah 3,5 cm. 2.

Ketika gelas kimia salah satu sisi bagian bawahnya diganjal dan keadaan air tenang. a. Tinggi permukaan air dari meja ketitik D adalah 4,4 cm. b. Tinggi permukaan air dari meja ketitik E adalah 4,4 cm.

3. Ketika sisi bagian bawah gelas kimia diganjal dan air dalam keadaan tenang. a. Tinggi permukaan air dari meja ketitik F adalah 4,5 cm. b. Tinggi permukaan air dari meja ketitik G adalah 4,5 cm. 4. Buatlah rangkuman berdasarkan Pratikum II dengan memberi tanda ceklis (V) pada tabel di bawah ini.

No

Keadaan Gelas Kimia

1.

Tegak

2.

3.

Salah satu sisi bawahnya diganjal Sisi lain bagian bawah diganjal

Tinggi Permukaan

Tinggi Permukaan

Air Sama

Air Tidak Sama

V V

V

24

Pratikum III 1. Ketika bejana serbaguna dalam keadaan tegak dan air tenang. a. Tinggi permukaan air dari meja ketitik A adalah 0,8 cm. b. Tinggi permukaan air dari meja ketitik B adalah 0,8 cm. 2. Ketika bejana serbaguna salah satu sisi bagian bawahnya diganjal dan keadaan air tenang. a. Tinggi permukaan air dari meja ketitik C adalah 1,7 cm. b. Tinggi permukaan air dari meja ketitik D adalah 1,7 cm. 3. Ketika sisi bagian bawah bejana serbaguna diganjal dan air dalam keadaan tenang. a. Tinggi permukaan air dari meja ketitik E adalah 1,7 cm. b. Tinggi permukaan air dari meja ketitik F adalah 1,7 cm. 4. Buatlah rangkuman berdasarkan Pratikum III dengan memberi tanda ceklis (V) pada tabel di bawah ini. no

Keadaan Bejana

Tinggi Permukaan Air

Tinggi Permukaan

Serbaguna

Sama

Air Tidak Sama

1

Tegak

V

2

Salah satu sisi bawahnya

V

diganjal 3

Sisi lain bagian bawah

V

diganjal

Pratikum IV Berilah tanda ceklis (V) sesuai dengan pratikum yang anda lakukan pada tabel di bawah ini.

No

1.

2.

3.

Keadaan Selang

Tinggi Permukaan

Tinggi Permukaan

Plastik

Air Sama

Air Tidak Sama

Keadaan ujung selang sama tinggi Keadaan ujung selang kiri lebih tinggi Keadaan ujung selang kanan lebih tinggi

V

V

V

25

Pratikum V 1. Keadaan air pada bejana serbaguna. No

Keadaan Bejanan Serbaguna

1.

Mendatar

2.

Salah satu tepinya dinaikkan

3.

Tepi lainnya dinaikkan

Yang terjadi pada air dalam bejana serbaguna Air diam Air mengalir ke tempat yang lebih rendah Air mengalir ke tempat yang lebih rendah

2. Keadaan air pada selang plastik. No

Keadaan Selang Plastik

Yang terjadi pada air dalam selang plastik

1.

Mendatar

Airnya berada ditengah-tengah selang

2.

Ujung kiri dinaikkan

Tinggi air sama

3.

Ujung kanan dinaikkan

Tinggi air sama

Pratikum VI No

Bahan

Dimasukkan ke dalam air dan diaduk sebentar

1.

Garam

Larut

2.

Pasir

Tidak Larut

3.

Gula Pasir

Larut

Pratikum VII 1. a) Ketika balon yang berisi udara ditekan ke dalam air, mudahkah kamu menekan balon itu sampai tercelup sepenuhnya ke dalam air ? Sulit untuk menekan balon sampai tercelup sepenuhnya ke dalam air. b) Apa sebabnya ? Karena adanya tekanan dari air. 2. Ketika balon yang telah di lubangi berisi air ditiup melalui selang, kearah mana air keluar dari balon ? Ke arah lubang. 26

Pratikum VIII Berilah tanda ceklis (V) sesuai dengan pratikum yang anda lakukan pada tabel di bawah ini No

Benda

Meresap

Tidak Meresap

1.

Kapur Tulis

V

2.

Kain

V

3.

Koran

V

4.

Plastik

V

5.

Pipa Kaca

V

Pratikum IX 1. Ketika kubus kayu dimasukkan ke dalam gelas kimia berisi air, kubus berada di atas permukaan air. 2. Peristiwa yang terjadi disebut terapung. 3. Ketika kubus kayu diikat dengan paku, kemudian dimasukkan ke dalam gelas kimia berisi air, kubus berada di antara tengah – tengah air. 4. Peristiwa yang terjadi disebut melayang. 5. Ketika kubus alumunium dimasukkan ke dalam gelas kimia berisi air, kubus alumunium berada di bawah air. 6. Peristiwa yang terjadi disebut tenggelam.

G. Analisis Data Pada praktikum ini kita melakukan pengamatan tentang sifat – sifat air, pada praktikum 1 menunjukan sifat air yaitu menempati ruang dan memiliki berat menempati ruang terjadi ketika sebuah kubus logam dimasukan kedalam gelas kimia yang penuh berisi air, maka keadaan air volume nya akan naik, lalu untuk membuktikan air memiliki berat , dilakukan penimbangan air menggunakan neraca dan untuk mengukurnya dengan menambahkan lempengan alumunium pada saat menimbang tabung plastik berisi air sebanyak 7 buah. Pada praktikum 2 untuk membuktikan sifat air yang tenang permukaanya selalu datar. Dari percobaan yang kami lakukan, ketinggian permukaan air dalam gelas kimia pada keadaan tegak dan kondisi air tenang, yang diukur dari tiga titik yang berbeda menunjukan tinggi yang sama terhadap meja. Lalu, pada saat gelas kimia diganja

l 27

pada salah satu bagian bawahnya juga menunjukan hasil pengukuran ketinggian permukaan air yang sama walaupun diukur dari dua titik yang berbeda. Begitu pula ketika gelas kimia diganjal pada sisi lain pada bagian bawahnya juga menunujukan hasil pengukuran ketinggian permukaan air terhadap meja yang sama. Hal serupa juga terjadi ketika percobaan dilakukan dengan menggunakan bejana. Hasil percobaan ini menunjukan bahwa permukaan air dalam keadaan tenang selalu mendatar. Pada praktikum 3 untuk membuktikan sifat air mengalir dari tempat yang tinggi ketempat yang rendah, dari percobaan yang kami lakukan pada bejana serbaguna serta selang plastik menunjukan hasil yang sama pada bejana serbaguna air yang dimasukan pada bagian tengah akan diam/mendatar dan jika salah satu sisi dinaikan maka air akan mengalir ke sisi yang lebih rendah,hal serupa terjadi pada selang plastik. Hasil percobaan ini menunjukan bahwa air mengalir ketempat yang rendah. Pada praktikum 4 untuk membuktikan air dapat melarutkan berbagai macam zat Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan dapat diketahui hasil sebagai berikut : 1. Garam yang dimasukkan kedalam air (zat pelarut) kemudian diaduk sebentar , ternyata lama kelamaan garam larut dalam air, sehingga tidak tampak lagi bidang batasannya menjadi larutan garam. 2. Gula pasir yang dimasukkan kedalam air (zat pelarut) kemudian diaduk sebentar , ternyata lama kelamaan gula pasir larut dalam air, sehingga tidak tampak lagi batasannya menjadi larutan gula pasir. 3. Sedangkan pasir yang dimasukkan kedalam air kemudian diaduk sebentar, ternyata pasir tidak larut dalam air, sehingga masih ada batasannya Pada praktikum 5 untuk membuktikan air dapat menekan ke segala arah, dari percobaan yang kami lakukan pada balon yang di lubangi lalu di isi air dan ditiup menggunakan pipa plastik maka air keluar melalui lubang . Keluarnya air itu karena air memiliki sifat menekan ke segala arah. Pada praktikum 6 untuk membuktikan air meresap melalui celah – celah kecil kami melakukan percobaan dengan menggunakan kapur tulis,kain,koran,plastik,dan pipa kaca, untuk zat padat yang memiliki rongga seperti kapur,kain,koran maka benda tersebut akan meresap air, sedangkan untuk zat padat yang tak berongga seperti plastik dan pipa kaca,air tidak bisa meresap.

28

Pada praktikum 7 untuk membuktikan benda dapat terapung, melayang, dan tenggelam dalam air kami melakukan percobaan pada kubus kayu yang memiliki ruang udara lebih banyak / pori-pori jika dimasukan kedalam air akan terapung karena berat jenis benda lebih kecil dari berat jenis air. Sedangkan kubus kayu yang dililit paku kecil yang sebagian memiliki ruang udara dan sebagian tidak memiliki ruang udara jika dimasukan kedalam air akan melayang karena berat jenis benda hampir sama dengan air. Dan kubus alumunium yang tidak memiliki ruang udara sama sekali jika dimasukan kedalam air akan tenggelam karena berat jenis benda lebih besar dari berat jenis air.

H. Kesimpulan Dari berbagai macam percobaan yang kita lakukan terbukti kita telah mengetahui sifat- sifat air diantaranya: 1. Air mengalir dari tempat yang tinggi menuju permukaan rendah. 2. Air memberi tekanan. 3. Mempunyai daya kapilaritas. 4. Bentuk permukaan air selalu tenang dan datar. 5. Melarutkan benda tertentu. 6. Berubah-ubah bentuknya sesuai wadahnya. 7. Benda dapat terapung, melayang, dan tenggelam.

I. Daftar Pustaka Andewi, Inggriani.“Makalah Praktikum Untuk Membuktikan Sifat-sifat Air”. 22 September 2018. http://ikip-ae.blogspot.com/2012/10/makalah-praktikum-untukmembuktikan.html Fatma, Desy. “9 Sifat-Sifat Air Beserta Contohnya”. 22 September 2018. https://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/hidrologi/sifat-sifat-air Junaidi, Wawan. “Sifat-Sifat Air”. 22 September junaidi.blogspot.com/2010/06/sifat-fisik-air.html

2018.

http://wawan-

Sudjoko, dkk. 2010. Pendidikan Lingkungan Hidup. Jakarta: Universitas Terbuka.

29

UDARA (U)

Judul Pratikum

: Udara

Hari/Tanggal Pratikum

: Selasa, 2 Oktober 2018

Pratikan

: Muhammad Haqqin Nazili

Kelas

: 5G

A. Landasan Teori Udara merupakan campuran berbagai gas yg tidak berwarna dan tidak berbau yang memenuhi ruang di atas bumi. Udara merujuk kepada campuran gas yang terdapat pada permukaan bumi. Udara bumi yang kering mengandungi 78% nitrogen, 21% oksigen, dan 1% uap air, karbon dioksida, dan gas-gas lain. Kandungan elemen senyawa gas dan partikel dalam udara akan berubah-ubah dengan ketinggian dari permukaan tanah. Demikian juga massanya, akan berkurang seiring dengan ketinggian. Semakin dekat dengan lapisan troposfer, maka udara semakin tipis, sehingga melewati batas gravitasi bumi, maka udara akan hampa sama sekali. Udara mempunyai sifat diantaranya apa saja sifat- sifat yang dimiliki oleh udara? Berikut ini merupakan sifat-sifat udara, yakni: Berbentuk gas. Sudah seringkali dikatakan sebelumnya bahwasannya udara merupakan salah satu benda yang berbentuk gas. Selain itu udara yang ada di permukaan Bumi ini terdiri atas berbagai macam gas. Hal ini mempunyai arti bahwasannya udara adalah benda yang berbentuk gas. Benda- benda gas, khususnya udara ini tidak dapat kita lihat, tidak dapat kita cium baunya namun dapat kita rasakan. Salah satu bukti kita bisa merasakannya adalah ketika kita bisa menghirup udara dan juga ketika udara bergerak maka kita akan bisa merasakan melalui pori- pori kulit kita. Memiliki massa atau berat. Salah satu sifat yang dimiliki oleh udara adalah bahwa udara memiliki massa atau berat. Udara memiliki massa atau berat yang dapat diukur dengan suatu alat tertentu. Sebagai contoh yang dapat kita lihat adalah kita bisa membandingkan tabung gas kosong dengan tabung gas yang berisi. Jika kita mengangkat keduanya maka kita bisa merasakan bahwa tabung gas yang berisi akan terasa lebih berat dan memiliki massa dibandingkan dengan tabung yang kosong.

30

Menempati ruang. Sifat dari udara yang selanjutnya adalah bahwa udara menempati ruang. Udara merupakan benda yang sangat ajaib karena di berbagai sudut ruangan selalu ada udara. Selain itu di celah terkecil pun dapat ditempati oleh udara. Sebagai bukti yang dapat kita rasakan adalah kita bisa bernafas dimanapun kita berada, bahkan ketika berada di tempat yang tertutup dan tanpa ventilasi sekalipun. Hal inilah yang terkadang menyadarkan kita bahwa udara selalu ada dimana saja dan udara juga selalu ada bahkan di area tertutup sekalipun. Namun perlu diketahui, untuk di tempat tertutup tanpa ventilasi, mula- mula kita bisa tetap bernafas, namun lama- kelamaan kita tidak akan bisa bernafas apabila tidak ada sirkulasi udara. Hal ini bukan karena udara habis, namun karena saat kita menghirup udara ubtuk berbafas, maka kita akan menghirup Oksigen, sementara yang kita keluarkan adalah Karbondioksida. Maka dari itulah kita bisa sesak nafas apabila kekurangan Oksigen dalam pernafasan. Mempunyai tekanan. Sifat yang dimiliki udara selanjutnya adalah bahwa udara memiliki tekanan. Tekanan yang dimiliki udara ini berbeda- beda antara satu tempat dengan tempat yang lain. Salah satu hal penting dari tempat yang sangat bisa mempengaruhi tekanan adalah ketinggian (baca: jenis hutan berdasarkan ketinggiannya) tempat tersebut. Udara yang panas akan mempunyai tekanan udara yang lebih rendah daripada udara yang dingin. Selain itu udara yang bergerak memiliki tekanan yang lebih rendah daripada udara yang diam. Hal- hal tersebut yang membedakan antara udara yang bertekanan tinggi dan juga udara yang bertekanan rendah. Untuk mengukur tekanan udara sendiri kita bisa mengukurnya dengan suatu alat tertentu. Akan memuai apabila dipanaskan. Udara merupakan sebuah benda yang tidak dapat kita lihat bentuknya, karena memang udara tidak berbentuk. Namun hal tersebut bukan berarti bahwa udara tidak bisa mengalami perubahan. Salah satu sifat yang dimiliki udara adalah akan memuai apabila udara tersebut dipanaskan. Jika penasaran dan ingin membuktikannya, kita bisa melakukan percobaan sendiri secara sederhana. Akan menyusut apabila didinginkan. Jika sebelumnya sudah dikatakan bahwasannya udara dapat memuai apabila dipanaskan, maka hal yang sebaliknya juga akan berlaku, yakni udara akan mengalami penyusutan apabila didinginkan. Apabila

31

kita penasaran dengan sifat udara yang demikian maka kita juga bisa melakukan percobaan sendiri secara sederhana tentunya. Berhembus dari tempat yang bertekanan tinggi menuju ke tempat yang bertekanan rendah. Udara yang dapat bergerak bebas ini mempunyai pola atau sifat. Seperti halnya air yang mengalir dari tempat yang lebih tinggi menuju ke tempat yang lebih rendah maka udara berhembus dari tempat yang memiliki tekanan tinggi menuju ke tempat yang mempunyai tekanan yang lebih rendah. Nah, inilah sifat gerak yang dimiliki oleh udara. Ada dimana saja. Hal ini dibuktikan bahwa ada banyak sekali makhluk hidup yang dapat bertahan hidup di sudut- sudut Bumi, bahkan ditempat yang sangat terpencil ataupun tertutup sekalipun. Hal ini membuktikan bahwa udara selalu ada di manamana. Bukti seperti ini juga dapat kita buktikan sendiri. kita masih tetap bisa bernafas apabila sedang berada di tempat yang tertutup sekalipun, misalnya di lift. Hal ini karena udara selalu ada dimana- mana. Tidak dapat dilihat, namun dapat dirasakan. Ada tiga macam benda yang ada di Bumi, yakni padat, cair dan juga gas. Benda padat dan benda cair mempunyai sifat dapat kita lihat dan dapat kita rasakan. Namun hal ini tidak berlaku pada benda gas. Benda gas memiliki sifat yang lain yakni tidak dapat dilihat oleh manusia. Meski tidak dapat kita lihat namun udara dapat kita rasakan. Udara dapat kita rasakan salah satunya adalah ketika udara bergerak. Udara bergerak berupa angin, angin yang berhembus akan dapat kita rasakan ketika angin ini menerpa pori- pori kulit. Perubahan suhu akan kita rasakan, terkadang kita akan merasakan dingin namun terkadang kita akan merasakan segar. Hal ini darat kita rasakan, Bentuk, volume dan massa jenisnya selalu berubah- ubah. Sifat yang dimiliki oleh udara adalah sangat fleksibel. Ada beberapa hal yang dimiliki oleh udara, diantaranya adalah bentuk, volume dan juga massa jenisnya. Sebelumnya dikatakan bahwasannya udara tidak dapat kita lihat, namun udara ini mempunyai bentuk. Bentuk dari udara adalah berubah- ubah sesuai dengan tempat atau wadahnya. Selain bentuk, volume dan juga massa jenis yang dimiliki oleh udara juga selalu berbeda- beda tergantung tempat atau keberadaan dari udara itu sendiri.

32

B. Tujuan Pratikum 1. Melalui pratikum ini dapat dibuktikan dan disimpulkan bahwa udara menempati ruang. 2. Melalui pratikum ini dapat dibuktikan dan disimpulkan bahwa udara mengembang bila dipanaskan dan menyusut bila didinginkan. 3. Melalui pratikum ini dapat dibuktikan dan disimpulkan bahwa udara diperlukan dalam pembakaran.

C. Alat dan Bahan Pratikum 1. Gelas kimia

1 Buah

2. Selang plastik

1 Buah

3. Corong

1 Buah

4. Labu erlenmeyer

1 Buah

5. Bejana serbaguna

1 Buah

6. Plastisin

Secukupnya

7. Air

Secukupnya

8. Sumbat karet

1 Buah

9. Alat timbangan 10 g

1 Buah

10. Pewarna makanan

Secukupnya

11. Air panas

Secukupnya

12. Jembatan Pembakar

1 Buah

13. Lilin (disediakan sendiri)

2 Buah (sama tingginya)

14. Korek api (disediakan sendiri)

Secukupnya

D. Rangkaian Alat Pratikum

Corong di dalam air dan ujung selang ditutup dengan ibu jari. 33

Corong di dalam air dan ujung selang ditutup dengan ibu jari.

Labu erlenmeyer dan selang yang berisi air dibalik ke dalam bejana serbaguna dengan hati-hati.

Labu erlenmeyer dalam keadaan belum dimasukkan ke dalam air panas.

34

Labu erlenmeyer dimasukkan ke dalam air panas.

Labu erlenmeyer dimasukkan ke dalam air bersuhu normal.

Lilin yang ditutup menggunakan labu erlenmeyer. 35

Lilin dimasukkan ke dalam gelas kimia yang berisi air kurang lebih 1/3 bagian.

Lilin dalam gelas kimia yang berisi air di tutup dengan menggunakan labu erlenmeyer.

Lilin yang ditutup dengan menggunakan gelas kimia dan labu erlenmeyer. 36

E. Prosedur Pratikum Prosedur Pratikum I 1. Isi gelas kimia dengan air ¾ bagian. 2. Sambungkan salah satu ujung selang pada kaki corong. 3. Tutup ujung selang lain dengan ibu jari kemudian masukkan corong ke dalam gelas kimia yang telah berisi air dengan posisi air menghadap ke bawah. 4. Amatilah apa yang terjadi dan catat pada lembar pengamatan. 5. Keluarkan corong dari gelas kimia 6. Lepaskan ibu jari dari ujung selang lainnya. 7. Masukkan corong ke dalam gelas kimia yang berisi air dengan posisi corong menghadap ke bawah. 8. Amatilah apa yang terjadi dan catat pada lembar pengamatan.

Prosedur Pratikum II 1. Isilah labu erlenmeyer dengan air sampai penuh. 2. Masukkan selang ke dalam labu erlenmeyer yang berisi air kemudian balik labu erlenmeyer yang berisi air dan selangke dalam bejana serbaguna secara hati-hati agar air tidakkeluar dari labu erlenmeyer. 3. Tiuplah selang bagian luar untuk memasukkan udara ke dalam labu erlenmeyer. 4. Amatilah apa yang terjadi dan catat pada lembar pengamatan.

Prosedur Pratikum III 1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan dalam praktikum. 2. Masukkan selang plastik ke dalam kedua lubang jembatan pembakar sehingga posisi selang berbentuk U. 3. Tutup labu erlenmeyer dengan sumbat karet masukkan salah satu ujung selang plastik sedalam lubang sumbat karet dan lubang sumbat yang lainnya ditutup anak timbangan.. 4. Larutkan pewarna makanan pada gelas kimia kemudian masukkan sedikit air berwarna pada selang plastik. 5. Amatilah tinggi air pada kedua permukaan kaki selang plastik sebelum labu erlenmeyer dimasukkan ke dalam air panas dan catat pada lembar pengamatan.

37

Prosedur Praktikum IV 1. Siapkan bejana serbaguna yang telah berisi air panas. 2. Masukkan labu erlenmeyer + selang plastik yang masih terpasang pada jembatan pembakar ke dalam air panas beberapa saat. 3. Amatilah tinggi air pada kedua permukaan kaki selang plastik, catat pada lembar pengamatan.

Prosedur Praktikum V 1. Angkat labu erlenmeyer + selang plastik yang masih terpasang pada jembatan pembakar dari bejana serbaguna, kemudian masukkan lebu erlenmeyer ke dalam airbersuhu normal. 2. Amatilah tinggi air pada kedua permukaan kaki selang plastik dan catat pada lembar pengamatan. 3. Prosedur Praktikum VI 1. a. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan dalam praktikum. b. Nyalakan 1 buah lilin. c. Tutup lilin yang sedang menyala dengan erlenmeyer. d. Amatilah apa yang terjadi pada nyala lilin sebelum dan sesudah ditutup menggunakan labu Erlenmeyer. Kemudian catat pada lembar pengamatan.

2. a. Letakkan lilin dalam gelas kimia kemudian nyalakan lilin tersebut. b. Isilah gelaskimia tersebut dengan air ± 1⁄3 bagian secara perlahan agar lilin tidak padam. c. Tutuplah lilin dengan labu Erlenmeyer. d. Amatilah apa yang terjadi pada nyala lilin dan keadaan air di dalam gelas kimia. Catat pada lembar pengamatan. 3. a. Nyalakan dua buah lilin yang sama tingginya biarkan sebentar. b. Tutuplah dua buah lilin tersebut dengan menggunakan gelas kimia dan labu erlenmeyer.

38

F. Perolehan Data Praktikum 1 1. Pada saat ujung selang lainnya ditutup dengan ibu jari, dan corong dimasukan kedalam gelas kimia yang telah berisi air dengan posisi menghadap kebawah maka maka ketinggian air dalam corong adalah rendah sekitar 25 ml karena air hamper tidak masuk sama sekali. 2. Pada saat ujung selang lainnya terbuka, dan corong dimasukan kedalam gelas kimia yang telah berisi air dengan posisi menghadap kebawah maka maka ketinggian air dalam corong adalah tinggi mencapai bibir selang.

Praktikum 2 1. Setelah meniup selang plastic, peristiwa apa yang terjadi? Jelaskan! Udara masuk(menempati ruang) dan air dalam labu erlenmayer keluar. 2. a). Adakah udara didalam labu erlenmayer sebelum selang plastic ditiup? Tidak ada b). Meniup selang plastic berarti memasukan Udara ke dalam labu erlenmayer. 3. Masukan selang ke dalam labu erlenmayer yang berisi air kemudian balik labu erlenmayer yang berisis air dan selang ke dalam bejana serbaguna dan ujung selang lainnya dituip, maka yang terjadi pada air yang berada di bejana serbaguna adalah bertambah banyak

Praktikum 3 Berilah tanda ceklis (v) sesuai dengan praktikum yang anda lakukan pada table dibawah ini ! No

1 2 3

Tinggi air pada selang Ketika labu erlenmayer dalam keadaan belum dimasukan ke dalam air panas Ketika labu erlenmayer dimasukkan ke dalam air panas Ketika labu erlenmayer dimasukkan ke dalam air bersuhu normal

Sama tinggi

Kanan lebih tinggi

Kiri lebih tinggi

V v v

39

Praktikum 4 1. a. Sebelum di tutup dengan gelas kimia, lilin menyala b. Beberapa saat setelah di tutup gelas kimia, lilin mati 2. Setelah lilin di dalam gelas kimia berisi air ditutup dengan labu erlenmayer maka api lilin mati dan air dalam gelas kimia naik 3. a. lilin yang menyala lebih lama adalah lilin yang ditutupi gelas kimia b. mengapa demikian?jelaskan! Lilin yang ditutup dengan gelas ukur lebih lama menyala dari pada erlenmayer. Karena udara di dalam gelas ukur lebih besar dari pada erlenmayer.

G. Analisis Data Setelah melakukan percobaan pertama untuk membuktikan bahwa udara menempati ruang Setelah kami melakukan percobaan maka kami mengetahui bahwa pada selang yang ditutup, air tidak masuk kedalam corong. Dan tidak masuk nya air kedalam corong menandakan udara menempati ruang dalam corong. Setelah melakukan percobaan kedua untuk membuktikan udara dapat mengembang jika di panaskan dan menyusut bila di dinginkan dan mencatat hasil pengamatan maka kami menganalisis data yang sudah didapatkan. Apakah volume udara akan berubah bila dipanaskan atau didinginkan? Mengapa demikian? Setelah kami melakukan percobaan maka kami mengetahui bahwa perubahan volum dari udara yang dipanaskan ini terjadi, karena pada saat suhunya dingin molekul-molekul yang menysun udara tersebut rapat dan bergerak lambat, sedangkan pada saat suhunya tinggi molekulmolekul yang menyusun udara tersebut renggang dan bergerak cepat. Setelah kami melakukan percobaan pada udara maka kami dapat mengetahui bahwa udara yang terdapat pada tabung Erlenmeyer yang ditutup dengan sumbat karet lalu dimasukkan selang plastic yang berisi air, lalu tabung tersebut dimasukkan ke dalam baskom yang berisi air panas maka udara yang terdapat pada tabung tersebut akan mengembang sehingga mendorong permukaan air yang terdapat pada selang plastic naik ke atas. Setelah melakukan percobaan ke 3 tentang udara diperlukan untuk pembakaran dan mencatat setiap hasil percobaan maka kita menganalisis dari data yang sudah didapatkan. 40

1. Pada percobaan 1. Sebelum lilin ditutup dengan gelas ukur, lilin masih dalam keadaan menyala, beberapa saat setelah di tutup dengan gelas ukur maka lilin menjadi mati. 2. Pada percobaan 2. Sebelum lilin di dalam gelas ukur berisi air ditutup dengan erlenmayer, lilin masih dalam keadaan menyala, beberapa saat setelah di tutup dengan gelas ukur maka lilin menjadi mati kemudian air di dalam gelas ukur menjadi naik ke dalam erlenmayer. Tekanan udara di luar erlenmayer terhisap oleh tekanan udara di dalam erlenmayer. 3. Pada percobaan 3. Kedua lilin yang dinyalakan mempunyai api yang sama besar 4. Percobaan 4. Lilin yang ditutup dengan gelas ukur lebih lama menyala dari pada erlenmayer. Karena udara di dalam gelas ukur lebih besar dari pada erlenmayer. dari hasil penelitian maka dapat kami ambil kesimpulan yaitu: udara berpengaruh terhadap pembakaran lilin, dibuktikan dengan padamnya lilin saat lilin ditutup dengan gelas.

H. Kesimpulan Udara merupakan campuran berbagai gas yg tidak berwarna dan tidak berbau yang memenuhi ruang di atas bumi . Udara memiliki sifat-sifat yaitu udara dapat menempati ruang. Udara mengembang bila dipanaskan dan menyusut bila didinginkan. Udara diperlukan dalam pembakaran.

I. Daftar Pustaka Indrajit, Dudi. 2009. Mudah Dan Aktif Belajar Fisika. (Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional). Sifat-Sifat Udara. Diakses pada 29 September 2018. https://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/udara/sifat-sifat-udara Sudarwanto, Putut. 2007. Rangkuman Pengetahuan Alam Lengkap. Surabaya : Giri Utama

41

BUNYI (B)

Judul Pratikum

: Bunyi

Hari/Tanggal Pratikum

: Selasa, 2 Oktober 2018

Pratikan

: Muhammad Haqqin Nazili

Kelas

: 5G

A. Landasan Teori Gelombang Bunyi adalah salah satu bentuk energi. Energi bunyi tersebut berasal dari benda yang bergetar, getaran yang merambat disebut gelombang. Bunyi merupakan gelombang longitudinal yang merambat secara perapatan dan perenggangan terbentuk oleh partikel zat perantara serta ditimbulkan oleh sumber bunyi yang mengalami getaran. Kita dapat mendengar bunyi karena bunyi tersebut merambat dari sumber bunyi sampai telinga kita. Sumber bunyi yang bergetar akan menggetarkan udara disekitarnya, selanjutnya molekul udara yang bergetar akan menjalar sampai telinga kita. Getaran molekul udara membentuk rapatan dan regangan. Apabila sebuat senar gitar kita petik maka akan terjadi getaran pada senar gitar yang menimbulkan bunyi. Jika senar dawai gitar tersebut kita pegang, maka getaran dan bunyi pada senar akan hilang. Ketika beduk dipukul, atau gitar di petik, senar gitar atau beduk tampak bergetar waktu dibunyikan. Saat senar bergetar terdengarlah bunyi. Bunyi gitar akan melemah jika getarannya melemah, akhirnya bunyi pun menghilang. Kebanyakan suara adalah merupakan gabungan berbagai sinyal, tetapi suara murni secara teoritis dapat dijelaskan dengan kecepatan osilasi atau frekuensi yang diukur dalam Hertz (Hz) dan amplitudo atau kenyaringan bunyi dengan pengukuran dalam desibel. Sifat-sifat bunyi meliputi : 1. Gelombang bunyi memerlukan medium dalam perambatannya .Karena gelombang bunyi merupakan gelombang mekanik, maka dalam perambatannya bunyi memerlukan medium. Medium atau zat perantara ini dapat berupa zat cair, padat, gas. Jadi, gelombang bunyi dapat merambat misalnya di dalam air, batu bara, atau udara.

42

2. Gelombang bunyi mengalami pemantulan (refleksi). Salah satu sifat gelombang adalah dapat dipantulkan sehingga gelombang bunyi juga dapat mengalami hal ini. Hukum pemantulan gelombang: sudut datang = sudut pantul juga berlaku pada gelombang bunyi. Hal ini dapat dibuktikan bahwa pemantulan bunyi dalam ruang tertutup dapat menimbulkan gaung. 3. Gelombang bunyi mengalami pembiasan (refraksi). Salah satu sifat gelombang adalah mengalami pembiasan. Peristiwa pembiasan dalam kehidupan sehari-hari misalnya pada malam hari bunyi petir terdengar lebih keras dari pada siang hari. Hal ini disebabkan karena pada pada siang hari udara lapisan atas lebih dingin daripada dilapisan bawah. Karena cepat rambat bunyi pada suhu dingin lebih kecil daripada suhu panas maka kecepatan bunyi dilapisan udara atas lebih kecil daripada dilapisan bawah, yang berakibat medium lapisan atas lebih rapat dari medium lapisan bawah. Hal yang sebaliknya terjadi pada malam hari. Jadi pada siang hari bunyi petir merambat dari lapisan udara atas kelapisan udara bawah. Untuk lebih jelasnya hal ini dapat kalian lihat pada gambar dibawah. 4. Gelombang bunyi mengalami pelenturan (difraksi). Gelombang bunyi sangat mudah mengalami difraksi karena gelombang bunyi diudara memiliki panjang gelombang dalam rentang sentimeter sampai beberapa meter. Seperti yang kita ketahui, bahwa gelombang yang lebih panjang akan lebih mudah didifraksikan. Peristiwa difraksi terjadi misalnya saat kita dapat mendengar suara mesin mobil ditikungan jalan walaupun kita belum melihat mobil tersebut karena terhalang oleh bangunan tinggi dipinggir tikungan. 5. Gelombang bunyi mengalami perpaduan (interferensi). Gelombang bunyi mengalami gejala perpaduan gelombang atau interferensi, yang dibedakan menjadi dua

yaitu

destruktif

interferensi

konstruktif

(penguatan

bunyi)

dan

interferensi

(pelemahan bunyi). Misalnya waktu kita berada diantara dua

buah loud-speaker dengan frekuensi dan amplitudo yang sama atau hampir sama maka kita akan mendengar bunyi yang keras dan lemah secara bergantian.

B. Tujuan Pratikum 1. Melalui pratikum ini dapat dibuktikan dan disimpulkan bahwa bunyi dihasilkan oleh benda yang bergetar. 2. Melalui pratikum ini dapat dibuktikan dan disimpulkan bahwa bunyi dapat merambat melalui zat padat, cair, dan gas. 43

3. Melalui pratikum ini dapat dibuktikan dan disimpulkan bahwa kuat lemahnya bunyi ditentukan oleh simpangan getar.

C. Alat dan Bahan Pratikum 1. Garputala

1 Buah

2. Kotak resonansi

1 Buah

3. Pensil kayu (disediakan sendiri)

1 Buah

4.Gelas kimia

1 Buah

5. Air

Secukupnya

6. Mistar alumunium

1 Buah

7. Batang pengatur nada

2 Buah

8. Karet gelang (disediakan sendiri)

2 Buah

9. Jembatan nada

1 Buah

D. Rangkaian Alat Pratikum

Garputala yang diletakkan pada lubang kotak resonansi kemudian dipukul menggunakan pensil.

Garputala yang diletakkan pada lubang kotak resonansi kemudian dipukul menggunakan pensil dan jari garputala dipegang dengan tangan. 44

Garputala yang telah dipukul lalu dimasukkan ke dalam permukaan air pada gelas kimia.

Gelas kimia kosong diketuk menggunakan pensil kayu.

Gelas kimia yang berisi air diketuk menggunakan pensil kayu. 45

Gelas kimia yang terisi air dan telah dimasukkan mistar alumunium diketuk menggunakan pensil kayu.

Karet gelang yang dikaitkan pada ujung kotak resonansi dan melintasi jembatan nada sampai batang pengatur nada.

Karet yang dipetik dengan lemah.

46

Karet yang dipetik dengan kuat.

E. Prosedur Pratikum Prosedur Pratikum I 1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan dalam praktikum. 2. Letakkan garputala dan lubang kotak resonansi, amati keadaan garputala kemudian catat pada lembar pengamatan. 3. Pukullah garputala dengan menggunakan pensil kayu, amatilah apa yang terjadi pada garputala dan catat pada lembar pengamatan. 4. Pukullah kaki garputala dengan menggunakan pensil, sedangkan jari garputala dipegang dengan tangan, , amati apa yang terjadi pada garputala dan tangan anda kemudian catat dalam lembar pengamatan. 5. Lepaskanlah garputala dari kotak resonansi. 6. Isi gelas kimia dengan air air ± ½ bagian gelas kimia. 7. Pegang kaki garputala kemudian pukulkan pada benda yang keras (meja atau kursi kayu), kemudian dengan segera mungkin sentuhkan jari-jari garputala pada permukaan air dalam gelas kimia. 8. Amatilah apa yang terjaadi pada permukaan air dan catat pada lembar pengamatan.

Prosedur Pratikum II 1. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan untuk praktikum ini. 2. Ketuklah gelas kimia kosong menggunakan pensil kayu, kemudian amati apa yang terjadi catat pada lembar pengamatan. 3. Isilah gelas kimia ± 100 ml air. 47

4. Ketuklah gelas kimia yang berisi air menggunakan pensil kayu dan amati apa yang terjadi. 5. Masukkan mistar alumunium ke dalam gelas kimia yang telah diisi air. 6. Ketuklah gelas kimia dengan menggunakan pensil kayu. 7. Dekatkanlah telinga pada ujung mistar alumunium bagian atas.

Prosedur Pratikum III 1. Siapkan alat dan bahan yang digunakan untuk praktikum ini. 2. Letakkan jembatan nada dan batang pengatur nada pada lubang - lubang kotak resonansi. 3. Kaitkan karet gelang pada kait yang terdapat pada ujung kotak resonansi sehingga melintasi jembatan nada dan kaitkan lagi karet gelang tersebut pada batang pengatur nada. 4. Petiklah karet dengan lemah, kemudian agak kuat dan lebih kuat lagi. 5. Amatilah apa yang terjadi pada karet yang dipetik lemah, agak kuat dan lebih kuat lagi. 6. Catat hasil pengamatan pada lembar pengamatan.

F. Perolehan Data Praktikum 1 No

Keadaan Garputala

1 Diletakan dalam kotak resonansi 2

Diletakan pada lubang kotak resonansi kemudian dipukul menggunakan pensil

Hasil Pengamatan Tidak berbunyi Berbunyi

Diletakkan pada lubang resonansi kemudian kaki 3 garputala dipukul menggunakan pensil kayu

Tidak berbunyi

sedangkan jari garputala dipegang dengan tangan 4

Memasukan garputala yang telah dipukul ke dalam

Air menghasilkan

permukaan air dalam gelas kimia

gelombang

48

Praktikum 2 No 1

2

Kegiatan pengamatan Gelas kimia kosong diketuk menggunakan pensil kayu Gelas kimia yang berisi air diketuk menggunakan pensil kayu

Berbunyi

Tidak Berbunyi

V

V

Gelas kimia yang terisi air dan telah 3 dimasukkan mistar alumunium

V

diketuk menggunakan pensil kayui

Praktikum 3 1.

Pada saat karet dipetik dengan lemah, bunyi terdengar lemah simpangan getar karet rendah.

2.

Pada saat karet dipetik dengan agak kuat, bunyi terdengar agak nyaring simpangan getar karet sedang.

3.

Pada saat karet dipetik dengan kuat, bunyi terdengar nyaring simpangan getar karet tinggi.

G. Analisis Data Resonansi adalah peristiwa ikut bergetarnya suatu benda karena ada benda lain yang bergetar dan memiliki frekuensi yang sama atau kelipatan bilangan bulat dari frekuensi itu. Dalam percobaan pertama yaitu garputala yang diletakan pada lubang resonansi dan dipukul pensil akan menghasilkan bunyi karena Garpu tala mengeluarkan bunyi berupa getaran (resonansi) bila bersentuhan dengan benda lain sedangkan pada saat garputala dipegang dan dipukul menggunakan pensil, tidak ada bunyi yang dihasilkan karena tidak adanya getaran yang terjadi pada garputala sehingga tidak ada bunyi yang dikeluarkan,dan pada saat garputala yang telah dipukul dimasukan kedalam air akan menghasilkan gelombang karena garputala bergetar. jadi dapat dibuktikan bahwa bunyi dihasilkan oleh benda yang bergetar. Untuk membuktikan bunyi dapat merambat melalui zat padat, cair, dan gas kami melakukan percobaan kedua dengan menggunakan gelas kimia, pada saat gelas kimia yang kosong diketuk menggunakan pensil dapat mengeluarkan bunyi karena bunyi merambat melalui udara (zat gas) pada saat gelas kimia diisi setengah air dan dipukul 49

juga menghasilkan bunyi kdan saat gelas kimia berisi air dimasukan mistar alumunium maka bunyi terdengar melalui mistar hal tersebut membuktikan bahwa bunyi merambat melalui zat cair,padat, dan gas. Untuk membuktikan kuat lemahya bunyi ditentukan oleh simpang getar maka kami melakukan percobaan dengan menggunakan kotak resonansi yang dililitkan karet, pada saat karet di petik dengan lemah maka bunyi yang terdengar juga sedikit karena simpang getar yang dihasilkan oleh petikan rendah sedangkan saat karet dipetik dengan kuat maka bunyi akan terdengar nyaring karena simpang getar yang dihasilkan tinggi. Maka percobaan yang kami lakukan dapat membuktikan bahwa kuat lemahya bunyi ditentukan oleh simpang getar.

H. Kesimpulan Bunyi merupakan gelombang mekanik yang dalam perambatan arahnya sejajar dengan arah getarnya (Foster : 2004). Agar suatu bunyi dapat didengar oleh manusia, maka harus memenuhi syarat-syarat berikut yaitu ada benda yang bergetar (Ada sumber bunyi). Ada medium yang merambatkan bunyi (baik melalui zat padat, cair atau gas). Pendengar berada dalam jangkauan sumber bunyi. Frekuensi bunyi termasuk ke dalam frekuensi yang dapat didengar oleh penerima bunyi. Sifat - sifat bunyi adalah bunyi dikategorikan sebagai gelombang, yaitu berupa hasil getaran yang merambat. Membutuhkan medium dalam perambatannya (tidak dapat merambat dalam ruang hampa). Cepat rambatnya dipengaruhi oleh medium perambatannya. Semakin padat / rapat mediumnya maka semakin cepat perambatan bunyi. Dapat mengalami Resonansi dan Pemantulan.

I. Daftar Pustaka Sifat

Dasar Bunyi. Diakses pada 29 September https://cepatrambatbunyi.blogspot.com/2015/01/sifat-dasar-bunyi.html

2018.

Rangkuman Materi IPA. Diakses pada 29 September http://putrajunio.blogspot.com/2014/05/rangkuman-materi-ipa-tentangpengertian.html

2018.

Getaran Gelombang dan Bunyi. Diakses pada 29 September 2018. http://www.crayonpedia.org/mw/BAB_8_GETARAN,_GELOMBANG_DAN_B UNYI

50

CAHAYA (C)

Judul Pratikum

: Cahaya

Hari/Tanggal Pratikum

: Selasa, 9 Oktober 2018

Pratikan

: Muhammad Haqqin Nazili

Kelas

: 5G

A. Landasan Teori Pada dasarnya cahaya merupakan gelombang elektromagnetik yang dapat merambat, yaitu gelombang yang getarannya adalah medan listrik dan medan magnet. Di dalam medium homogen, cahaya merambat lurus. Semua benda yang menghasilkan cahaya disebut sumber cahaya. Kita memerlukan cahaya untuk dapat melihat. Bendabenda yang ada di sekitar kita dapat kita lihat apabila ada cahaya yang mengenai benda tersebut, serta cahaya yang mengenai benda tersebut dipantulkan oleh benda ke mata. Lintasan cahaya melewati medium yang kurang kerapatannya ke medium yang lebih besar kecepatannya misalnya dari medium udara ke medium air akan terlihat berkas cahaya seolah-olah dipatahkan mendekati garis normal. Jika seberkas cahaya jatuh pada permukaan benda, maka sebagian cahaya akan dipantulkan. Sifat-sifat cahaya: 1. Cahaya Merambat Lurus Cahaya dari lampu senter dan cahaya matahari yang menerobos masuk melalui genting, arah rambatnya berupa garis lurus. Kedua hal tersebut membuktikan bahwa cahaya merambat lurus. 2. Cahaya dapat Menembus Benda Bening Bayangan terbentuk karena cahaya tidak dapat menembus suatu benda. Bayangan adalah daerah gelap yang terbentuk akibat cahaya tidak dapat menembus suatu benda. Bayangan dibedakan menjadi dua yaitu, bayangan nyata yakni bayangan yang dapat ditangkap layar, dan bayangan maya yakni bayangan yang dapat dilihat mata, tapi tidak dapat ditangkap layar. 3. Cahaya dapat Dipantulkan Pantulan (refleksi) atau pencerminan adalah proses terpancarnya kembali cahaya dari permukaan benda yang terkena cahaya.

51

4. Cahaya dapat Dibiaskan Pembiasan adalah pembelokan arah rambat cahaya, saat melewati dua medium yang berbeda kerapatannya. Pembiasan cahaya dimanfaatkan manusia dalam pembuatan berbagai alat optik. 5. Cahaya dapat Diuraikan Cahaya putih termasuk cahaya polikromatik. Cahaya polikromatik adalah cahaya yang tersusun atas beberapa komponen warna. Cahaya putih tersusun atas spektrumspektrum cahaya yang berwarna merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, ungu. Spektrum warna yang tidak dapat diuraikan lagi disebut cahaya monokromatik.

B. Tujuan Praktikum C1. Cahaya Merambat Lurus Melalui praktiku ini dapat membuktikan dan menyimpulkan bahwa cahaya merambat lurus. C2. Cahaya dapat Menembus Benda Bening Melalui praktikum ini dapat membuktikan dan menyimpulkan bahwa

cahaya

dapat menembus benda bening. C3. Sifat-sifat Cahaya (Ukuran dan Bentuk Bayangan Suatu Benda Ditentukan oleh Letak Sumber Cahaya Terhadap Benda itu) Melalui praktikum ini dapat membuktikan dan menyimpulkan bahwa ukuran dan bentuk bayangan suatu benda ditentukan oleh letak sumber cahaya terhadap benda itu. C4. Cahaya dapat Dipantulkan Melalui praktikum ini dapat membuktikan dan menyimpulkan bahwa cahaya dapat dipantulkan C5. Permukaan Bayangan oleh Cermin Datar dan Lensa Cembung Melalui praktikum ini dapat membuktikan dan menyimpulkan tentang bayangan yang terbentuk oleh cermin datar dan lensa cembung. C6. Cahaya Dibiaskan bila Melalui Dua Zat yang Berbeda Melalui praktikum ini dapat membuktikan dan menyimpulkan bahwa cahaya dapat dibiaskan jika cahaya menembus dari suatu zat ke zat yang berbeda kerapatannya

52

C7. Cahaya Putih terdiri dari Berbagai Warna Melalui praktikum ini dapat menmbuktikan dan mentimpulkan bahwa sinar matahari dapat diuraikan menjadi beberapa warna cahaya.

C. Alat dan Bahan Praktikum 1. Kubus alumunium 2. Kubus kayu 3. Lampu dan dudukannya 4. Kabel 5. Baterai 6. Dudukan baterai 7. Saklar 8. Kertas putih 9. Kotak resonansi 10. Lensa 11. Uang logam 12. Plastik bening 13. Karton tebal 14. Gelas kimia 15. Piring neraca 16. Air 17. Batang bayang-bayang 18. Mistar plastik 19. Cermin datar 20. Lensa cembung 21. Lilin 22. Korek api 23. Labu erlenmeyer 24. Sumbat karet 25. Tutup gelas kimia 26. Teropong 27. Corong 28. Spidol hitam dan merah 29. Pensil kayu 53

30. Senter 31. Bejana serbaguna

D. Rangkaian Alat Praktikum

Gambar 4.1. Cahaya Merambat Lurus

Gambar 4.2. Cahaya tidak dapat Menembus Benda tidak Bening

Gambar 4.3. Cahaya dapat Menembus Benda Bening 54

Gambar 4.4. Ukuran dan Bentuk Bayangan suatu Benda Ditentukan oleh Letak Sumber Cahaya

Gambar 4.5. Cahaya dapat Dipantulkan

Gambar 4.6. Pembetukan Bayangan oleh Cermin Datar dan Lensa Cembung

Gambar 4.7. Cahaya dapat Dibiaskan bila Melalui Dua Zat yang Berbeda

55

Gambar 4.8. Cahaya Putih terdiri dari Berbagai Warna

E. Prosedur Praktikum C1. Cahaya Merambat Lurus 1. Menyiapkan alat dan bahanyang dibutuhkan dalam praktikum ini. 2. Merangkai alat-alat sehingga menjadi rangkaian seperti gambar di bawah ini.

Gambar 4.9. Rangkaian listrik 3. Meletakkan kertas putih di bawah kubus kayu dan kubus alumunium. 4. Menekan saklar sehingga lampu pada rangkaian tersebut menyala. 5. Mengamati lebar celah antara kedua kubus dan jarak antara celah dengan lampu, perhatikan garis cahaya yang keluar melalui celah kubus. Menandai berupa garis pada kertas putih yang berimpit dengan berkas cahaya yang keluar dari celah antar kubus. 6. Mengamati dan catat pada lembar pengamatan. 7. Pada rangkaian lampu yang sudah menyala, meletakan kubus kayu dan kubus alumunium pada selembar kertas putih. Kemudian mengarahkan lampu sehingga terarah pada kubus kayu. 8. Kemudian mengamati serta buat garis pada berkas cahaya yang keluar dari celah antar kedua kubus. Mencatat pada lembar pengamatan. 9. Mengulangi langkah 7 dengan arahkan lampu pada kubus alumunium (kanan). 10. Kemudian mengamati serta membuat garis pada berkas cahaya yang keluar dari celah antar kedua kubus. Mencatat pada lembar pengamatan. 56

C2. Cahaya dapat Menembus Benda Bening 1. Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan pada praktikum ini. 2. Merangkai alat-alat sehingga lampu menyala. 3. Meletakan kotak resonansi yang telah dilapisi kertas putih di depan lampu yang menyala. 4. Mengamati cahaya lampu pada layar kertas putih. 5. Menghalangi cahaya lampu ke layar kertas putih berturut-turut dengan: a. Lensa b. Uang logam c. Plastik bening d. Karton tebal e. Gelas kimia kosong f. Gelas kimia berisi air g. Piring neraca. 6. Mengamati cahaya lampu pada layar kertas putih dan catatlah pada lembar pengamatan.

C3. Sifat-sifat Cahaya (Ukuran dan Bentuk Bayangan Suatu Benda Ditentukan oleh Letak Sumber Cahaya Terhadap Benda itu). 1. Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan pada praktikum ini. 2. Merangkai alat-alat sehingga lampu menyala. 3. Meletakan kotak resonansi yang telah dilapisi kertas putih di depan lampu yang menyala. 4. Mengatur jarak lampu ke batang bayang-bayang berturut-turut: a. 5cm b. 10cm c. 7cm d. 6cm 5. Mengatur pula jarak batang bayang-bayang ke layar kertas putih 6cm. 6. Mengamati bayangan yang tampak pada layar kertas putih kemudian ukur tinggi bayangan tersebut. 7. Meletakan lampu di kanan batang bayang-bayang setelah itu letakan pula lampu di kiri batang bayang-bayang.

57

C4. Cahaya dapat Dipantulkan 1. Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan dalam melaksanakan praktikum ini. 2. Merangkai alat-alat sehingga lampu menyala. 3. Meletakan kubus kayu dan kubus alumunium di depan lampu sehingga terbentuk berkas cahaya melalui celah antara kedua kubus tersebut. 4. Mengamati berkas cahaya yang keluar melalui kedua celah kubus tersebut, kemudian mencatat pada lembar pengamatan. 5. Sama seperti langkah 2 dan 3, kemudia menempatkan cermin datar pada salah satu sisi kubus alumunium. 6. Mengamati berkas cahaya yang keluar melalui celah yang terpantul pada kubus alumunium . kemudian mencatat pada lembar pengmatan. 7. Sama halnya dengan langkah 2 dan 3, kemudian menempatkan cermin datar pada salah satu sisi kubus kayu. 8. Mengamati berkas cahaya yang keluar melalui celah yang terpantul pada kubus kayu. Kemudia mencatat pada lembar pengamatan.

C5. Pembentukan Bayangan oleh Cermin Datar dan Lensa Cembung. 1. Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan pada praktikum ini. 2. Berdirilah di depan cermin sambil memegang telinga kanan dengan tangan kanan. 3. Mengamati bayang yang dibentuk pada cermin kemudia catat pada lembar pengamatan. 4. Meletakan lilin yang menyala di depan cermin datar denga jarak 5cm. 5. Mengamati bayangan lilin pada cermin kemudian mencatat hasil pengamatan pada lembar pengamatan. 6. Meletakan lensa cembung di anatar lilin dan kertas (sebagai layar). 7. Meletakan cermin datar di belakang lilin dan mengatur lensa cembung sedemikian rupa sehingga bayangan lilin tampak jelas pada layar. 8. Mengamati bayangan lilin pada layar dan mencatat pada lembar pengamatan.

C6. Cahaya dapat Dibiaskan bila Melalui Dua Zat yang Berbeda. 1. Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan pada praktikum ini. 2. Merangkai alat-alat sehingga lampu menyala. 58

3. Memasukan lampu ke salah satu lubang pada sumbat karet. 4. Memasang tutup gelas kimia yang telah terpasang teropong pada gelas kimia. 5. Meletakan gelas kimia tersebut di atas dua buah kubus. 6. Mengarahkan lampu yang telah terpasang pada salah satu lubang sumbat ke teropong. 7. Mengamati cahaya yang terdapat pada gelas kimia tersebut dan mencatat pada lembar pengamatan. 8. Pada saat keadaan lampu menyala, mengamati gerak cahaya lampu pada gelas kimia yang diisi air secara perlahan-lahan sampai penuh menggunakan corong. 9. Mencatat hasil pengamatan pada lembar pengamatan. 10. Menandai gelas kimia kosong yang telah terpasang penutup + teropong dengan menggunakan spidol hitam dan merah. 11. Menandai bintik merah pada gelas kimia kosong yang searah dengan lubang pada teropong (dinding gelas kimia). 12. Menandai bintik hitam pada gelas kimia kosong yang searah dengan lubang gelas kimia (dasar gelas kimia). 13. Mengamati bintik warna yang terlihat saat mengamati dari teropong. Kemudian mencatat pada lembar pengamatan. 14. Saat mengisi air ke dalam gelas kimia mengamati pula bintik warna apa yang terlihat melalui teropong. Kemudian mencatat pada lembar pengamatan. 15. Memasukan pensil kayu ke dalam gelas kimia kosong, mengamati pensil tersebut dan mencatat pada lembar pengamatan. 16. Memasukan pensil kayu ke dalam gelas kimia yang berisi air, mengamati dan mencatat pada lembar pengamatan.

C7. Cahaya Putih Terdiri dari Berbagai Warna. 1. Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan pada praktikum ini. 2. Meletakan cermin datar di dalam bejana serbaguna kosong dengan posisi miring. 3. Mengarahkan sinar yang berasal dari senter ke arah cermin datar tersebut. 4. Mengatur sedemikian rupa sehingga pantulan sinar yang berasal dari senter dapat mengenai kertas putih.

59

5. Mengamati apa yang tampak pada kertas putih kemudian mencatat pada lembar pengamatan. 6. Mengisi air ke bejana serbaguna yang telah terdapat cermin datar di dalamnya secara perlahan-lahan. 7. Menunggu hingga airnya menjadi tenang. 8. Kemudian mengarahkan sinar yang berasal dari senter ke arah cermin datar. 9. Mengatur sedemikian rupa sehingga pantulan sinar yang berasal dari senter dapat mengenai kertas putih. 10. Mengamati apa yang tampak pada kertas putih tersebut kemudian mencatat pada lembar pengamatan.

F. Perolehan Data C1. Cahaya Merambat Lurus 1. Ketika lampu dinyalakan berkas cahaya yang keluar dari celah antara kubus kayu dan kubus alumunium berbentuk garis lurus. 2. Garis yang dibuat berhimpit dengan garis berkas cahaya yang keluar dari celah bila diperpanjang akan lurus menuju ke lampu. 3. Isilah tabel di bawah ini! No. 1.

2. 3.

Posisi Lampu

Terbentuk Garis

Di tengah

Cahaya

Jika Diteruskan

berbentuk Ke arah lampu

lurus Digeser ke kiri

Tidak berbentuk garis

Menuju

kubus

alumunium Digeser ke kanan

Berbentuk garis

Menuju lampu

Tabel 4.1. Cahaya Merambat Lurus

C2. Cahaya dapat Menembus Benda Bening. 1. Ketika cahaya lampu tidak dihalangi, maka adakah cahaya yang tampak pada layar kertas putih? Ya, ada cahaya pada layar kertas putih.

60

2. Beri tanda ( √ )

No.

Cahaya

Cahaya Tidak

Benda yang Mengalangi

Terlihat pada

Terlihat pada

Cahaya Lampu

Layar Kertas

Layar Ketas

Putih

Putih



1.

Lensa

2.

Uang logam

3.

Plastik bening

4.

Karton tebal

5.

Gelas kimia kosong



6.

Gelas kimia berisi air



7.

Piring neraca

√ √ √



Tabel 4.2. Cahaya dapat Menembus Benda Bening

3. Kelompokan benda-benda yang yang dapat menembus cahaya dan yang tidak dapat menembus cahaya pada tabel di bawah ini! Benda yang dapat Menembus Benda yang tidak dapat Menembus Cahaya Cahaya Lensa, plastik bening, gelas kimia Uang logam, karton tebal, piring kosong, gelas kimia berisi air

neraca

Tabel 4.3. Benda-benda yang dapat Menembus Cahaya

C3. Sifat-sifat cahaya (Ukuran dan Bentuk Bayang suatu Benda Ditentukan oleh Letak Sumber Cahaya Terhadap Benda itu. 1. Jarak antara batang bayang-bayang ke layar kertas putih 6cm, dengan jarak lampu ke batang bayang-bayang berbeda-beda, yaitu: a. 5cm : bayangan yang tampak adalah batang bayang-bayang. : tinggi 6,5 cm b. 10cm : bayangan yang tampak adalah batang bayang-bayang. : tinggi 5,7 cm c. 7cm : bayangan yang tampak adalah batang bayang-bayang. : tinggi 6,7 cm d. 6cm : bayangan yang tampak adalah batang bayang-bayang. : tinggi 7,3 cm 61

2. Jarak antara batang bayang-bayang ke layar kertas putih 6cm. Maka bayangan yang tampak pada layar kertas putih saat: a. Lampu diletakan di kanan batang bayang-bayang? Maka bayangan batang bayang-bayang terletak di sebelah kiri. b. Lampu diletakan di kiri batang bayang-bayang? Maka bayangan batang bayang-bayang terletak di sebelah kanan.

C4. Cahaya dapat Dipantulkan 1. Ketika lampu dinyalakan, berkas cahaya yang keluar dari celah antara kubus kayu dan kubus alumunium berupa? Gambarkanlah arah berkas cahaya yang keluar dari celah anatar kedua kubus tersebut! -

Berupa garis lurus yang semakin jauh semakin melebar

Gambar 4.10. Garis Lurus Cahaya

2. Setelah ditempatkan cermin datar pada salah satu sisi kubus alumunium maka berkas cahaya yang keluar dari celah anatara kedua kubus tersebut berupa? Gambarkanlah arah berkas cahaya tersebut! -

Berupa garis lurus yang terpantul cermin dan pantulan ke arah kus kayu (belok ke kanan)

Gambar 4.11. Cahaya berbelok ke kanan

62

3. Setelah ditempatkan cermin datar pada salah satu sisi kubus kayu maka berkas cahaya yang keluar dari celah anatara kedua kubus tersebut berupa? Gambarkanlah arah berkas cahaya tersebut! -

Berupa berkas cahaya seperti garis lurus, ketika mengenai cermin akan terpantul ke arah kubus alumunium (belok ke kiri).

Gambar 4.12. Cahaya berbelok ke kiri

C5. Pembentukan Bayangan oleh Cermin Datar dan Lensa Cembung 1. Ketika menghadap ke cermin tangan kanan memegang telinga kanna. Maka bayangan telinga kanan yang terbentuk pada cermin tampak di sebelah kiri dan bayangan telinga kiri yang terbentuk pada cermin tampak di sebelah kanan kita. 2. Bayangan api pada cermin terletak di depan bayangan lilin. Tinggi lilin dan bayangan lilin berbeda. 3. Ketika cermin datar, lilin, lensa cembung, dan kertas putih, bayangan api lilin yang terbentuk di kertas putih tampak membesar.

C6. Cahaya Dibiaskan bila Melalui Dua Zat yang Berbeda. 1. Ketika lampu disorotkan ke teropong pada gelas kimia kosong maka terdapat dimana berkas cahaya lampu tersebut? Di luar/ di depan gelas kimia. 2. Ketika gelas kimia diisi dengan air dan lampu dalam keadaan menyala disorotkan ke teropong, maka terdapat dimana berkas cahaya lampu tersebut? Di bawah gelas kimia. 3. Ketika gelas kimia kosong dan melihat melalui teropong, maka bintik warna apakah yang terlihat? Bintik warna merah 4. Ketika gelas kimia diisi air dan secara bersamaan melihat melalui teropong maka bintik warna apakah yang terlihat? 63

Bintik warna hitam dan merah. 5. Jelaskan peristiwa yang terjadi pada no.3 dan 4! Ketika gelas kosong, cahaya bergerak lurus ke titik merah. Ketika gelas berisi air cahaya terbias sehingga dapat melihat titik merah dan hitam karena cahaya bengkok. 6. Ketika pensil kayu dimasukan pada gelas kimia kosong maka yang terjadi pada pensil kayu tersebut adalah? Pensil terlihat tegak dan lurus. 7. Ketika pensil kayu dimasukan ke dalam gelas kimia yang telah berisi air, maka apa yang terjadi pada pensil kayu tersebut? Serta jelaskan peristiwa apa yang terjadi! -

Pensil terlihat bengkok/patah

-

Karena adanya pembiasan cahaya, pensil kayu yang lurus di dalam air terbias oleh cahaya maka terlihat bengkok.

C7. Cahaya Putih terdiri dari Berbagai Warna 1. Ketika sinar yang berasal dari senter diarahkan ke cermin datar yang terdapat di dalam bejana serbaguna kosong pada posisi miring, maka cahaya warna apakah yang tampak pada kertas putih? Cahaya berwarna putih sesuai dengan aslinya. 2. Ketika sinar yang berasal dari senter diarahkan ke cermin datar yang terdapat di dalam bejana serbaguna berisi air pada posisi miring, maka cahaya warna apakah yang tampak pada kertas putih serta jelaskan peristiwa apa yang terjadi! -

Yang tampak cahaya warna pelangi (merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, ungu)

-

Warna putih pada cahaya bila terkena air akan terurai dan terlihat memiliki 7 warna yang terkandung.

G. Analisis Data C1. Cahaya Merambat Lurus Cahaya terlihat seperti garis lurus dikarenakan tidak ada benda/medium yang menghalanginya. Maka di anatar kubus kayu dan kubus alumunium terdapat celah sehingga cahaya dapat merambat lurus. 64

C2. Cahaya dapat Menembus Benda Bening -

Cahaya dapat menembus benda bening seperti contoh lensa, plastik bening, gelas kosong maupun berisi air karena saat cahaya menembus benda bening bayangan terbentuk dari arah yang berlawanan dengan arah datangnya cahaya.

-

Cahaya tidak dapat menembus benda yang tidak bening seperti contoh karton tebal, piring neraca, uang logam, dan lain sebagainya karena cahaya terhalang oleh benda tersebut, sehingga terbentuk bayangan.

C3. Sifat-sifat Cahaya (Ukuran dan Bentuk Bayangan suatu Benda Ditentukan oleh Letak Sumber Cahaya terhadap benda itu). Apabila suatu benda bergerak mendekati titik pusat cahaya, bayang-bayang benda tersebut akan membesar karena benda tersebut mendekati titik cahaya pada sumber cahaya itu, sehingga bayangan benda menjadi lebih besar. Dan apabila benda menjauhi cahaya, bayang-bayang benda itupun menjadi kecil karena benda tersebut menjauhi titik sumber cahaya, hal ini sesuai dengan sifat cahaya yang merambat merupakan garis lurus menyebar dari satu titik pusat cahaya

C4. Cahaya dapat Dipantulkan -

Pada kegiatan nomor 1, cahaya tidak ada yang menghalangi sehingga cahaya dapat merambat lurus dan menyebar.

-

Pada kegiatan nomor 2 dan 3, cahaya yang terpantul dengan cermin akan terpantul hanya pada satu arah saja, hal ini dikarenakan cahaya jatuh pada bidang yang permukaannya rata sehingga dipantulkan ke satu arah tersebut, biasanya disebut dengan Pemantulan Biasa.

C5. Pembentukan Bayangan oleh Cermin Datar dan Lensa Cembung -

Ketika kita bercermin menggunakan cermin datar, akan terlihat bahwa tangan kanan kita akan terlihat seperti di kiri, hal ini dikarenakan cermin datar mempunyai sifat maya dan terbalik.

-

Cahaya api dari lilin tampak membesar jika dilihat dengan cermin cembung dikarenakan sifat cermin cembung adalah memperbesar bayangan benda asli.

65

C6. Cahaya Dibiaskan bila Melalui Dua Zat yang Berbeda -

Jika gelas kimia kosong dilihat melalui teropong yang diberi cahaya, maka cahaya akan lurus, begitu juga pensil kayu yang diletakan pada gelas kimia kosong akan tetap terlihat seperti biasanya, yaitu lurus, dikarenakan ketika cahaya mengemai pensil tersbut, tidak ada zat/medium yang mengahalangi cahaya, sehingga mata dapat melihat bentuk asli dari benda tersebut.

-

Tetapi jika kita lihat gelas kimia yang berisi air, dan pensil kayu dimasukan pada gelas kimia berisi air akan terlihat pata/bengkok karena adanya pembiasan, yaitu bertemunya dua zat/medium yakni air dan cahaya.

C7. Cahaya Putih terdiri dari berbagai Warna Ketika cahaya yang dipantulkan ke cermin lalu mengenai air maka cahaya tersebut akan terurai menjadi beberapa warna yang terlihat pada kertas putih, yaitu ada warna merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, ungu.

H. Kesimpulan Berdasarkan dari praktikum yang telah dilaksanakan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa: 1. Benda-benda yang ada di sekita kita dapat kita lihat apabila ada cahaya yang mengenai benda tersebut, serta cahaya yang mengenai benda tersebut dipantulkan oleh benda ke mata. 2. Cahaya mempunyai beberapa sifat: a. Cahaya merambat lurus b. Cahaya dapat menembus benda bening c. Cahaya dapat dipantulkan d. Cahaya dapat dibiaskan e. Cahaya dapat diuraikan

I. Daftar Pustaka Sari, Prima Mutia, dkk. 2017. Panduan Praktikum IPA SD. Jakarta : UHAMKA Press

66

GAYA

Judul Pratikum

: Gaya

Hari/Tanggal Pratikum

: Selasa, 16 Oktober 2018

Pratikan

: Muhammad Haqqin Nazili

Kelas

: 5G

A. Landasan Teori Gaya, dalam ilmu fisika, bisa diartikan interaksi antar apapun yang dapat menyebabkan sebuah benda bermassa mengalami perubahan bentuk arah, baik dalam gerak, maupun konstruksi geometris. Kata lainnya, sebuah gaya bisa menyebabkan sebuah objek dengan berat massa tertentu untuk mengubah kecepatannya (termasuk untuk bergerak dari keadaan diam), berakselerasi, atau untuk terdeformasi. Gaya mempunyai besaran (magnitude) dan arah, sehingga merupakan kuantitas vektor. Satuan SI yang berguna untuk mengukur gaya adalah Newton (dilambangkan dengan N). Gaya dapat dilambangkan dengan simbol F.

G1. Gaya gesek terjadi bila permukaan benda saling bersentuhan A. Tujuan Pratikum Melalui pratikum ini dapat di simpulkan bahwa dua buah benda yang bersentuhan akan menimbulkan gaya gesek.

B. Alat dan Bahan Pratikum 1. Neraca pegas

1 buah

2. Kaca

1 buah

3. Kotak resonansi

1 buah

4. Buku

1 buah

C. Prosedur Pratikum 1. Siapkan alat dan bahan untuk melaksanakan pratikum ini 2. Letakkan kotak resonansi diatas meja 3. Kaitkan neraca pegas pada kotak resonansi. Kemudian Tarik kotak resonansi dan amati apa yang terjadi

4. Letakkan kotak resonansi diatas buku. 67

5. Kaitkan neraca pegas pada kotak resonansi. Kemudian Tarik kotak resonansi dan amati yang terjadi

6. Letakkan kotak resonansi diatas kaca 7. Kaitkan neraca pegas pada kotak resonansi. Kemudian Tarik kotak resonansi dan amati apa yang terjadi.

D. Lembar Pengamatan 1. Sebelum kotak resonansi yang di letakkan diatas meja ditarik maka keadaan pegas? Masih 0

2. Kotak resonansi ditarik dengan neraca maka keadaan pegas ? 0,2 N 3. Ketika tarikkan diteruskan maka kotak resonansi? Tetap 4. Ketika kotak resonansi di letakkan diatas buku kemudian ditarik dengan neraca pegas, maka kotak resonansi? Terjadi gesekan dengan buku.

5. Regangan pegas saat menarik kotak resonansi di atas buku jika disbanding saat menarik diatas meja ? regangan pada buku lebih berat.

6. Ketika kotak resonansi di letakkan diatas kaca kemudian di Tarik dengan neraca pegas, maka kotak resonansi? Bergesek dengan kaca.

7. Regangan pegas saat menarik kotak resonansi di atas kaca jika dibandingkan saat menarik di atas meja ? sama berat .

E. Pembahasan Gaya merupakan suatu kekuatan (tarikan atau dorongon) yang berakibat kepada benda tersebut, dengan seperti ini benda itu mengalami perubahan posisi (bergerak), atau berubah bentuk. Gaya juga bisa diartikan sebagai tarikan atau dorongan yang ditujukan kepada sebuah benda dari benda lain. Contohnya pada suatu kegiatan atau permainan tarik tambang yang mampu membuat pelakunya untuk berpindah tempat. Gaya yang berupa suatu tarikan atau dorongan memiliki arah gaya. Tarikan mempunyai arah yang mendekati hewan, orang, atau benda yang menariknya. Sedangkan dorongan memiliki arah yang menjauhi orang, hewan, atau benda yang mendorongnya. Selain memiliki arah gaya, gaya juga mempunyai nilai, maka gaya merupakan besaran vektor.

68

F. Kesimpulan Gaya gesekan adalah gaya yang timbul akibat persentuhan langsung antara dua permukaan benda. Arah gaya gesekan berlawanan dengan kecenderungan arah gerak benda. Besarnya gaya gesekan di tentukan oleh kehalusan dan kekasaran permukaan benda yang statis. Gaya gesekan yang terjadi sewaktu benda bergerak disebut gaya gesekan kinetis. Besar gaya gesekan statis lebih besar dari gaya gesekan kinetis.

G. Daftar Pustaka 

https://id.wikipedia.org/wiki/Gaya_(fisika)



Buku panduan fisika dasar di SD ( Gaya)

69

PESAWAT SEDERHANA ( F )

Judul Pratikum

: Pesawat Sederhana

Hari/Tanggal Pratikum

: Selasa, 16 Oktober 2018

Pratikan

: Muhammad Haqqin Nazili

Kelas

: 5G

A. Landasan Teori Pesawat sederhana adalah alat mekanik yang dapat mengubah arah atau besaran dari suatu gaya. Secara umum, alat-alat ini bisa disebut sebagai mekanisme paling sederhana

yang

memanfaatkan keuntungan

mekanik untuk

menggandakan

gaya. Sebuah pesawat sederhana menggunakan satu gaya kerja untuk bekerja melawan satu gaya beban. Dengan mengabaikan gaya gesek yang timbul, maka kerja yang dilakukan oleh beban besarnya akan sama dengan kerja yang dilakukan pada beban. Kerja yang timbul adalah hasil gaya dan jarak. Jumlah kerja yang dibutuhkan untuk mencapai sesuatu bersifat konstan, walaupun demikian jumlah gaya yang dibutuhkan untuk mencapai hal ini dapat dikurangi dengan menerapkan gaya yang lebih sedikit terhadap jarak yang lebih jauh. Dengan kata lain, peningkatan jarak akan mengurangi gaya yang dibutuhkan. Rasio antara gaya yang diberikan dengan gaya yang dihasilkan disebut keuntungan mekanik. F1. Tuas A. Tujuan Pratikum Melalui pratikum ini dapat disimpulkan bahwa tuas dapat mempermudah mengangkat suatu benda.

B. Alat dan Bahan Pratikum 1. Tuas neraca

1 buah

2. Dudukan neraca beralur

1 buah

3. Lengan neraca beralur

1 buah

4. Penggantung piring neraca

1 buah

5. Piring neraca

1 buah

6. Kubus aluminium

1 buah

70

C. Prosedur Pratikum 1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan 2. Rakitlah dudukan neraca . letakkan pada alur ke 14 3. Kaitkan piring neraca pada ujung sebelah kiri 4. Letakkan kubus aluminium di atas piring negara 5. Kaitkan neraca pegas pada ujung sebelah kanan (alur 14) 6. Manarik neraca pegas sehingga keadaan neraca dalam posisi seimbang 7. Ukurang panjang regangan pegas. Kemudian catat pada lembar pengamatan 8. Hitunglah jarak (alur) antara penggantung piring neraca dengan dudukan neraca beralur. 9. Ulangi langkah di atas untuk alur ke 12 dan ke 10

D. Lembar Pengamatan No

Piring neraca digantung pada

Panjang regangan

Jarak neraca pegas

lubang ke-

pegas

ke dudukan lengan neraca

1

14

0,5 N

12

2

12

0,3 N

14

3

10

0,2 N

16

F2. Bidang Miring A. Tujuan Pratikum Melalui pratikum ini dapat disimpulkan bahwa bidang miring dapat mempermudah memindahkan suatu benda. B. Alat dan Bahan Pratikum 1. Kotak resonansi

1 buah

2. Neraca Pegas

1 buah

3. Piring naraca

1 buah

4. Penggantung piring neraca

1 buah

5. Kubus kayu

1 buah

6. Kubus aluminium

1 buah

7. Papan plastic bidang miring

1 buah

8. Penyangga bidang miring

2 buah

71

C. Prosedur Pratikum 1. Siapkan alat dan bahan 2. Angkat kotak resonansi dengan cara mengaitkan pengait neraca pegas dengan kaitan pada kotak resonansi 3. Hitunglah panjang regangan neraca 4. Pasanglah papan bidang miring pada penyangga bidang miring 5. Letakkan kotak resonansi pada bidang miring, kemudian angkat dan Tarik tutup kotak resonansi yang terkait pada neraca pegas dari bawah ke atas 6. Hitung panjang regangan pegas 7. Landaikan papan bidang miring. Kemudian angkat dan Tarik kotak resonansi yang terkait pada neraca pegas dari bawah keatas 8. Hitunglah panjang regangan pegas

D. Lembar Pengamatan No

Keadaan kotak resonansi

Panjang regangan pegas

1

Diangkat langsung ke atas

0,7 N

2

Diangkat melalui bidang miring

0,5 N

3

Diangkat bidang miring yang lebih landai

0,4 N

F4. Katrol A. Tujuan Pratikum Melalui pratikum ini dapat disimpulkan bahwa katrol dapat mempermudah mengangkat suatu benda. B. Alat dan Bahan Pratikum 1. Piring neraca

1 buah

2. Penggantung piring neraca

1 buah

3. Kubus kayu

1 buah

4. Kubus aluminium

1 buah

5. Tali

secukupnya

6. Katrol tunggal

1 buah

7. Katrol ganda

1 buah

8. Neraca pegas

1 buah

72

C. Prosedur Pratikum 1. Siapkan alat dan bahan 2. Gantung piring neraca pada neraca pegas kemudian letakkan kubus alimunium dan kubus kayu pada piring neraca 3. Hitung panjang regangan neraca pegas tersebut 4. Gantunglah katrol tunggal kemudian letakkan tali pada alur katrol 5. Ikan penggantung piring neraca pada salah satu ujung tali dan ujung tali lainnya diikatkan pada neraca pegas 6. Letakkan kubus kayu dan kubus aluminium pada piring neraca 7. Tariklah neraca pegas sampai piring neraca bergerak 8. Hitunglah panjang regangan neraca pegas tersebut 9. Lakukan langkah 4, 8 pada katrol ganda

D. Lembar Pengamatan No

Keadaan

Panjang regangan pegas

1

Piring neraca di gantung pada neraca pegas

0,4 N

2

Piring neraca ditarik katrol tunggal

0,3 N

3

Piring neraca ditarik katrol ganda

0,5 N

F4. Roda A. Tujuan Pratikum Melalui pratikum ini dapat disimpulkan bahwa roda dapat mempermudah memindahkan suatu benda B. Alat dan Bahan Pratikum 1. Kereta roda empat

2 buah

2. Kotak resonansi

1 buah

3. Neraca pegas

1 buah

C. Prosedur Pratikum 1. Siapkan akat dan bahan 2. Kaitkan neraca pegas dengan kotak resonansi, kemudia hitung rgangan pegas apabila kotak tersebut ditarik 3. Pasang kereta roda empat sebagai alat pengangkut kotak resonansi

73

4. Kaitkan neraca pegas dengan kotak resonansi yang telah dipasang kereta roda empat, kemudian hitung regangan pegas apabila di Tarik

D. Lembar Pengamatan 1. Panjang regangan pegas ketika menarik kotak resonansi 0,2 cm 2. Panjang regangan pegas ketika menarik kotak resonansi yang telah di pasang kereta roda empat 0,1 cm 3. Berdasarkan pengamatan 1 dan 2 maka selisih panjang ragngan pegas 0,1 cm

E. Bukti Pratikum

F. Kesimpulan Pengertian pesawat sederhana adalah alat yang digunakan untuk mempermudah melakukan usaha. Dalam kehidupan sehari-hari kita sebenarnya sering menggunakan pesawat sedernana. Kalau kalian mau memotong kertas, kalian menggunakan gunting sehingga potongan kertas menjadi rapi. Saat kita ingin memotong kuku, kita bisa menggunakan alat pemotong kutu. 74

1. Tuas Tuas sering dikenal dengan nama pengungkit. Sistem kerjanya terdiri dari titik tumpu, beban, dan kuasa. Berdasarkan sistem kerjanya, tuas dibagi menjadi tiga yaitu tuas jenis pertama, tuas jenis kedua, dan tuas jenis ketiga. 2. Bidang miring Bidang miring adalah salah satu jenis pesawat sederhana yang bentuknya miring. Contoh bidang miring adalah mata pisau yang semakin tipi, ujung pisau yang lancip, baji, mur, jalan di pegunungan yang berkelok-kelok, tangga yang berundakundak di rumah. 3. Katrol Katrol adalah salah satu jenis pesawat sederhana yang berupa roda yang diberi tali. Contoh katrol adalah kerekan atau alat untuk mengambil air (timba). Katrol dibagi menjadi dua yaitu katrol tetap dan katrol bergerak. 4. Roda atau gear Roda atau gear adalahs salah satu jenis pesawat sederhana yang berbentuk roda atau gear. Contoh roda atau gear adalah gear (gigi) pada , sepeda, sepeda motor atau mobil. Pada saat kita mengendarai sepeda motor di daerah tanjakan kita akan menggunakan gear yang kecil, misalnya gear (gigi) satu. Sedangkan pada jalan yang lurus kita menggunakan gear yang besar agar sepeda motor dapat berjalan dengan cepat.

G. Daftar Pustaka 

https://id.wikipedia.org/wiki/Pesawat_sederhana



Buku panduan fisika di SD (pesawat sederhana)

75

ENERGI ( E )

Judul Pratikum

: Energi

Hari/Tanggal Pratikum

: Selasa, 13 November 2018

Pratikan

: Muhammad Haqqin Nazili

Kelas

: 5G

A. Landasan Teori Tenaga air pada dasarnya adalah sebuah kekuatan yang berasal dari energi air yang mengalir. Pemanfaatan energi air pada dasarnya adalah pemanfaatan energi pontensial gravitasi. Energi mekanik aliran air yang merupakan transportasi dari energi potensial gravitasi dimanfaatkan untuk mengerakan turbin atau kincir. Umumnya turbin digunakan untuk membangkitkan energi listrik sedangkan listrik untuk pemanfaataan energi mekanik secara langsung. Pada umumnya untuk mendapatkan energi mekanik aliran air ini, perlu beda tinggi air yang diciptakan dengan menggunakan bendungan. Akan tetapi dalam menggerakkan kincir, aliran air pada sungai dapat dimanfaatkkan ketika airnya memadai. Matahari merupakan sumber energi terbesar di alam ini. Kita dapat memanfaatkkan sinar matahari sebagai energi pengganti minyak bumi. Sinar matahari dapat dimanfaatkkan dengan cara menggumpulkan atau memusatkan sinar matahari kesatu titik sehingga terkumpul energi panas yang besar. Energy panas ini dapat dipergunakkan untuk memanaskan air atau untuk menghangatkan ruangan. Peralatan untuk menyimpan energi matahari itu disebut fotosel. Energi matahari ini kemudian diubah menjadi energy listrik, yang dapat digunakan baik untuk keperluan rumah tangga maupun industry. Kondisi adalah perpindahan panas melalui benda padat. Benda yang dapat menghantarkan panas dengan baik disebut konduktor. Pada umumnya konduktor terbuat dari logam. Benda yang sukar menghantarkan panas disebut isolator. Pada peristiwa konduksi, panas mengalir melalui molekul-molekul zat tanpa memindahkan atau menggerakan molekul zat itu. Benda padat memiliki kemampuan merambatkan panas secara kunduksi yang berbeda-beda.

76

B. Tujuan Praktikum E1. Air sebagai Sumber Energi Gerak A. Tujuan Praktikum Melalui praktikum ini dapat disimpulakan bahwa air yang mengalir mempunyai kemampuan untuk menggerakan atau memindahkan benda-benda yang dilaluinya. E2. Uap Sebagai Sumber Energi Gerak 4. Tujuan Praktikum Melalui praktikum ini dapat disimpulakan bahwa uap dapat menggerakkan suatu benda. E3. Angin Sebagai Sumber Energi Gerak 4. Tujuan Praktikum Melalui praktikum ini dapat disimpulakan bahwa angina mempunyai kemampuan untuk menggerakkan suatu benda. E4. Cahaya Matahari dapat Merubah Bentuk Benda 9. Tujuan Praktikum Melalui praktikum ini dapat disimpulakan bahwa cahaya matahari sebagai energi dapat merubah bentuk benda. E5. Energi Listrik Menjadi Energi Cahaya A. Tujuan Praktikum Melalui praktikum ini dapat disimpulakan bahwa energi lisitik dapat berubah menjadi energi cahaya.

C. Alat dan Bahan Praktikum E1. Air sebagai Sumber Energi Gerak Alat dan Bahan Praktikum 7. Selang plastic tembus pandang

1 Buah

8. Turbin

1 Buah

9. Labu Erlenmeyer

1 Buah

10. Bejana Serbaguna

1 Buah

11. Air

Secukupnya

12. Mistar Almunimum

1 Buah

13. Batang Korek/potongan lidi (disediakan sendiri) Secukupnya 14. Kubus Kayu

1 Buah 77

15. Pasir (disediakan sendiri)

secukupnya

16. Gelas kimia

1 Buah

E2. Uap Sebagai Sumber Energi Gerak Alat dan Bahan Praktikum 8. Tabung reaksi

1 Buah

9. Lampu Spirtus

1 Buah

10. Kelereng Kecil

1 buah

11. Penjepit tabung reaksi

1 Buah

12. Air

Secukupnya

E3. Angin Sebagai Sumber Energi Gerak Alat dan Bahan Praktikum 4. Turbin

1 Buah

5. Selang plastic transparan

1 Buah

6. Kertas (disediakan sendiri)

1 Lembar

7. Kardus ukuran kertas HVS (disediakan sendiri)

1 Lembar

E4. Cahaya Matahari dapat Merubah Bentuk Benda Alat dan Bahan Praktikum 4. Lensa cembung

1 Buah

5. Kertas timah rokok (disediakan sendiri)

Secukupnya

6. Kain (disediakan sendiri)

Secukupnya

7. Batang korek api/kertas karbon(disediakan sendiri) Secukupnya E5. Energi Listrik Menjadi Energi Cahaya Alat dan Bahan Praktikum 1. Lampu dan Dudukannya

1 Buah

2. Baterai

3 Buah

3. Kabel

2 Buah

4. Dudukan baterai

1 Buah

78

D. Rangkaian Alat Praktikum

79

E. Prosedur Praktikum E1. Air sebagai sember gerak 1. Siapkan alat dan bahan praktikum yang diperlukan. 2. Isilah bejana serbaguna dengan pasir secukupnya, kemudian ganjallah salah satu sisi bejana serbaguna dengan menggunakan kubus kayu. 3. Tuangkan air kedalaam bejana serbaguna. Amati apa yang terjadi. 4. Letakkan salah satu ujung mistar kedalam bejana serbaguna. Dan salah satu ujung mistar yang lain diposisikan lebih tinggi.

80

5. Letakkan batang korek apai atau potongan lidi ke dalam celah mistar alumunium kemudian aliri air melalui celah mistar alumunium.. Amati apa yang terjadi dengan korek api atau potongan lidi dan catat pada lembar pengamatan. 6. Isilah labu erlenmeyer dengan air sampai ¾ bagian. Masukkan selang pelastik kedalam labu erlenmeyer yang berisi air. Isaplah salah satu ujung selang sehingga ada air yang masuk kedalam selang. Kemudian segera tutup ujung selang tadi dengan ibu jari. 7. Arahkan ujung selang turbin, letakkan bejana serbaguna dibawah turbin, keudian alirkan air pada turbin. Amatilah apa yang terjadi dengan turbin dan catat pada lembar pengamatan.

E2. Uap sebagai sumber energi gerak. 1. Isilah tabung reaksi sampai 1/3 bagian. 2. Tutuplah tabung reaksi dengan menggunakan kelereng. Amatilah apa yang terjadi. 3. Panaskan tabung reaksi yang telah diisi air dan telah disumbat kelereng sampai mendidih. 4. Amatilah apa yang terjadi dan catat pada lembar pengamatan.

E3. Angin sebagai sumber energi gerak 1. Peganglah selembar kertas kemudian kipaslah kertas tersebut menggunakan kerdus. 2. Amatilah apa yang terjadi pada selembar kertas tersebut. 3. Peganglah turbin kemudian tiuplah turbin dengan menggunakan selang plastik transparan. 4. Amatilah apa yang terjadi pada turbin dan catat pada lembar pengamatan.

E4. Cahaya matahari dabat merubah bentuk benda. 1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan. 2. Basahi kain kemudian letakkan ditempat yang tidak terkena cahaya matahari biarkan beberapa saat dan amati yang terjadi. 3. Letakkan kain basah tadi di bawah sinar matahari, biarkan dijemur beberapa saat. Amati apa yang terjadi. 81

E5. Energi listrik menjadi energi cahaya. 1. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan. 2. Rangkailah kedua kabel dan lampu tanpa baterai seperti gambar dibawah ini. 3. Amatilah apa yang terjadi pada lampu. 4. Rangkailah kedua kabel, lampu dan satu baterai sehingga menjadi rangkaian tertutup seperti gambar dibawah ini. 5. Amatilah apa yang terjadi pada lampu. 6. Rangkailah kedua kabel, lampu dan dua baterai sehingga menjadi rangkaian tertutup seperti gambar dibawah ini. 7. Amatilah apa yang terjadi pada lampu. 8. Rangkailah kedua kabel, lampu dan tiga baterai sehingga menjadi rangkaian tertutup seperti gambar dibawah ini. 9. Amatilah apa yang terjadi pada lampu dan catat pada lembar pengamatan.

F. Perolehan Data. E1. Air sebagai Sumber Energi Gerak NO

BENDA

SEBELUM DIKENAI

SETELAH DIKENAI

AIR

AIR

1.

Lapisan pasir

Diam

Bergerak

2.

Batang korek api / lidi

Diam

Bergerak

3.

Turbin

Diam

Bergerak

E2. Uap sebagai Sumber Energi Gerak NO

KEADAAN TABUNG

UAP AIR

REAKSI

KEADAAN KELERENG

1.

Sebelum dipanaskan

Tidak ada

Diam

2.

Sesudah dipanaskan

Ada

Bergerak dan Bergetar

82

E3. Angin Sebagai Sumber Energi Gerak KEADAAN KERTAS

KEADAAN TURBIN

Tidak ada angin

Diam

Diam

Ada angin

Bergerak

Bergerak

E4. Cahaya Matahari Dapat Merubah Bentuk Benda Ujung BatangKorekApi Kain Basah

Timah Rokok

Tidak Menggunakan Lensa Cembung

Menggunaka n Lensa Cembung

Tidak dikenai

Tidak ada

Tidak berubah

Tidak berubah / tidak

Tidak

cahaya matahari

penguapan

terbakar

berubah /

langsung

tidak terbakar

Dikenai cahaya

Mengalami

matahari

penguapan /

langsung

kering

Mengkerut

Tidak terbakar

Terbakar

E5. Energi Listrik Menjadi Energi Cahaya.

No

Rangkaian

Keadaan lampu

1.

Tanpa Baterai

Tidak menyala

2.

Dengan satu baterai

Redup

3.

Dengan dua baterai

Terang

4.

Dengan tiga baterai

Sangat Terang

83

G. Analisis Data E1. Air Sebagai Sumber Energi Gerak. Analis data pada praktikum air sebagai sumber energi gerak itu adalah kita benar benar membuktikan bahwa air itu sebagai sumber energi yang contohnya itu yang kita lakukan pada praktikum yaitu pasir yang diletakkan di bejana serbaguna lalu diganjal salah satu sisinya dengan kubus kayu dan yang terjadi adalah pasir tidak ada gerak apapun atau diam tetapi jika kita tuangkan air kedalam bejana serbaguna maka pasir tersebut mengalir atau bergerak begitu pula dengan batang korek api dan turbin jika dialiri dengan air maka akan menghasilkan pergerakan.

E2. Uap Sebagai Sumber Energi Gerak. Analisis data pada paktikum uap sebagai suber energi gerak itu adalah bahwa uap pun bisa menjadi sumber gerak yaitu contohnya adalah jika tabung reaksi yang sudah berisi air dan tabung reaksi ditutup oleh kelereng kecil dan dipanaskan maka jika air yang didalam tabung reksi sudah mendidih atau mencapai titik didih maka akan mengeluarkan uap (adanya uap) dan uap itulah yang memberikan pergerakan atau bergetar pada kelereng kecil yang menutupi tabung reaksi tetapi jika tabung reaksi nya tidak dipanaskan maka hasilnya adalah uap tidak ada dan kelereng pun tidak bergerak atau bergetar kelereng diam.

E3. Angin Sebagai Energi Gerak. Analisis data pada praktikum angin sebagai sumber energi gerak itu adalah angin juga bisa menjadi salah satu sumber gerak yaitu jika sebuah kertas dikipaskan dengan sebuah kardus yang menghasilkan angin maka kertas tersebut menjadi bergerak tetapi jika kertas tersebut tidak dikipaskan maka kertas tersebut akan diam dan jika sebuah turbin terkena angin atau tertiup angin maka turbin tersebut akan bergerak atau berputar pada kincirnya tetapi jika turbin tidak terkena angin maka turbin akan diam saja itulah yang membuktikan bahwa angin pun mempunyai kemampuan untuk menggerakkan suatu benda. E4. Cahaya Matahari Dapat Merubah Bentuk Benda. Analisis data pada praktikum cahaya matahari dapat merubah bentuk benda adalah jika sebuah kain yang basah terkena sinar matahari langsung maka lama kelamaan kain tersebut akan kering tetapi jika tidak terkena cahaya matahari maka kain 84

tersebut akan tetap basah, pada batang korek api jika di kenakan cahaya matahari langsung dan dibantu oleh lensa cembung untuk memusatkan atau mengumpulkan cahaya (konvorgen) maka lama kelamaan batang korek api tersebut akan terbakar tetapi jika tidak menggunakan kaca cembung maka pada batang korek api tersebut tidak terbakar, dan jika kertas timah kita tidak dikenakan cahaya matahari langsung maka kertas tersebut tidak melakukan perubahan atau tidak mengkerut tetapi jika kita kenakan matahari secara langsung dan dengan waktu yang agak lama maka kertas timah tersebut akan berubah bentuk yaitu menjadi mengkerut. E5. Energi Listrik Menjadi Energi Cahaya Analisis data pada praktikum energi listrik menjadi energi cahaya adalah jika sebuah rangkaian lampu tidak memiliki sumber energi yaitu baterai pada praktikum ini maka lampu tersebut tidak akan menyala karena tidak memiliki sumber energi, jika kita menggunakan hanya 1 (satu) baterai maka lampu tersebut menyala tetapi redup cahaya lampunya karena sumber energinya lemah atau sedikit, jika digunakan 2 (dua) baterai maka maka lampu tersebut akan mengeluarkan cahaya yang terang karena sumber cahayanya sudah mencukupi, tetapi jika kita menggunakan 3 (tiga) baterai maka cahaya lampu tersebut akan sangat terang karena sumber energinya yang sudah sangat mencukupi maka lampu menyala sangat terang. Jadi jika semakin banyak sumber energi listrik maka akan semakin terang juga lampu menyala. H. Kesimpulan. Energi adalah sesuatu yang dapat menyebabkan benda dapat melakukan kerja. bahwa tenaga air dan matahari dapat menimbulkan sebuah energi maupun energi gerak ataupun listrik dan energi ini juga sangat membantu untuk kehidupan manusia seperti turbin membangkitkan energi listrik sedangkan kincir untuk pemanfaatan energi mekanik secara lansung energi cahaya pun bisa untuk dimanfaatkan di kehidupan sehari hari contohnya menjemur baju sehingga adanya penguapan yang terjadinya kain menjadi kering. Dan pada praktikum kali ini adalah membuktikan energi yaitu befungsi sebagai membantu kehidupan sehari hari manusia. I.

Daftar Pustaka Buku

Penuntun Praktikum Fisika Laporan_Fisika_Energi

Dasar.

http://www.academia.edu/12663286/

85

PANAS ( P )

Judul Pratikum

: Panas

Hari/Tanggal Pratikum

: Selasa, 4 Desember 2018

Pratikan

: Muhammad Haqqin Nazili

Kelas

: 5G

A. Landasan Teori Panas, bahang, atau kalor adalah energi yang berpindah akibat perbedaan suhu. Satuan SI untuk panas adalah joule. Panas bergerak dari daerah bersuhu tinggi ke daerah bersuhu rendah. Setiap benda memiliki energi dalam yang berhubungan dengan gerak acak dari atom-atom atau molekul penyusunnya. Energi dalam ini berbanding lurus terhadap suhu benda. Ketika dua benda dengan suhu berbeda bergandengan, mereka akan bertukar energi internal sampai suhu kedua benda tersebut seimbang. Jumlah energi yang disalurkan adalah jumlah energi yang tertukar. Kesalahan umum untuk menyamakan panas dan energi internal. Perbedaannya adalah panas dihubungkan dengan pertukaran energi internal dan kerja yang dilakukan oleh sistem. Mengerti perbedaan ini dibutuhkan untuk mengerti hukum pertama termodinamika. Radiasi inframerah sering dihubungkan dengan panas, karena objek dalam suhu ruangan atau di atasnya akan memancarkan radiasi kebanyakan terpusat pada rentang inframerah-tengah.

B. Tujuan Pratikum P1. Melalui pratikum ini dapat disimpulkan bahwa wujud suatu benda dapat berubah apabila dipanaskan atau didinginkan. P2. Melalui pratikum ini dapat disimpulkan bahwa benda padat memuai bila dipanaskan P3. Melalui pratikum ini dapat disimpulkan bahwa zat cair memuai bila dipanaskan. P4. Melalui pratikum ini dapat disimpulkan bahwa panas dapat berpindah secara radiasi. P5. Melalui pratikum ini dapat disimpulkan bahwa panas dapat menimbulkan aliran air dan udara.

86

P6. Melalui pratikum ini dapat disimpulkan bahwa benda padat dapat menghantarkan panas

dengan cara konduksi.

C. Alat dan Bahan P1. Panas dapat menyebabkan benda berubah wujud 1. Gelas kimia

1 buah

2. Jembatan pembakar

1 buah

3. Kasa

1 buah

4. Lampu spiritus

1 buah

5. Penjepit tabung reaksi

1 buah

6. Es batu

secukupnya

7. Lilin

secukupnya

8. Tabung reaksi

1 buah

9. Air

secukupnya

P2. Panas dapat menyebabkan benda padat memuai 1. Peralatan muai panjang

1 set

2. Batang alumunium

1 buah

3. Mistar

1 buah

P3. Panas dapat menyebabkan benda cair memuai 1. Labu erlenmayer

1 buah

2. Pipa kapiler

1 buah

3. Sumbat karet

1 buah

4. Lampu spiritus

1 buah

5. Jembatan pembakar

1 buah

6. Kasa pembakar

1 buah

7. Termometer

1 buah

8. Air

secukupnya

P4. Panas dapat berpindah secara radiasi 1. Gelas kimia

1 buah

2. Termometer

1 buah

3. Air panas

1 buah 87

P5. Panas dapat berpindah secara konveksi 1. Gelas kimia

1 buah

2. Lampu spiritus

1 buah

3. Jembatan pembakar

1 buah

4. Kasa

1 buah

5. Lilin

1 buah

6. Air

1 secukupnya

7. Serbuk gergaji

1 buah

8. Pintalan kertas

1 buah

9. Semprong

1 buah

10. Sekat karton berbentu T

1 buah

P6. Panas dapat berpindah secara konduksi 1. Lampu spiritus

1 buah

2. Kubus alumunium

1 buah

3. Kubus kayu

1 buah

4. Sumbat karet

1 buah

5. Anak timbangan 10 g

1 buah

6. Batang alumunium

1 buah

7. Tusuk sate

2 buah

C. Rangkaian Alat Pratikum

88

D. Prosedur Pratikum P1. Panas dapat menyebabkan benda berubah wujud 1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan 2. Masukkan es batu ke dalam gelas kimia sampai ¼ bagian. 3. Panaskan es batu dalam gelas kimia dengan pembakar spiritus. Amati apa yang terjadi 4. Masukkan lilin ke dalam gelas kimia, kemudian panaskan dengan pembakar spiritus. Amati apa yang terjadi. 5. Masukkan air ke dalam tabung reaksi sampai ¼ bagian, kemudian panaskan dengan pembakar spiritus. Amati apa yang terjadi dan catat pada lembar pengamatan.

P2. Panas dapat menyebabkan benda padat memuai 1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan. 2. Mengukur panjang awal batang alumunium. 3. Letakkan batang alumunium pada perlatan muai panjang. 4. Nyalakan pembakar dan biarkan selama 15 menit. Kemudian matikan pembakar 5. Segera ukur panjang batang alumunium setelah dipanasi. Catat pada lembar pengamatan

P3. Panas dapat menyebabkan benda cair memuai 1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan 2. Isilah labu erlenmayer dengan 100 ml. 3. Pasanglah termometer pada salah satu lubang pada sumbat karet dan pipa kapiler pada lubang lainnya. 4. Tutuplah labu erlenmayer menggunakan sumbat karet yang telah di pasang termometer dan pipa kapiler. 5. Catatlah suhu awal pada termometer dan tinggi awal air pada pipa kapiler sebelum dipanaskan. 6. Letakkan lampu spiritus di bawah jembatan pembakar dan letakkan kasa di atas jembatan pembakar. 7. Panaskan labu erlenmayer yang berisi air selama 10 menit. 8. Amati dan catatlah suhu akhir pada termometer dan tinggi akhir air pada pipa kapiler setelah dipanaskan. 89

P4. Panas dapat berpindah secara radiasi 1. Letakkan atau dekatkan bagian punggung telapak tangan ke bagian gelas kimia yang kosong dengan jarak kira-kira 1 cm amati dan catat hasil pengematanmu pada lembar pengamatan. 2. Letakkan atau dekatkan punggung telapak tangan ke bagian samping gelas kimia kosong dengan jarak kira-kira 1 cm, amati dan catat hasil pengamatanmu pada lembar pengamtan. 3. Kemudian dekatkan thermometer ke bagian bawah gelas kosong dengan jarak kiakira 1 cm. amati dan catat hasil pengamatanmu pada lembar pengamatan. 4. Dekatkan thermometer ke bagian samping gelas kimia yang kosong dengan jarak kira-kira 1 cm, amati dan catat hasil pengamatanmu pada lembar pengamtan 5. Dekatkan punggung telapak tangan ke bagian bawah gelas kimia yang berisi air panas (mendidih) dengan jarak kira-kira 1 cm. amati dan catatlah pengamatan mu pada lembar pengamatan. 6. Setelah itu dekatkan thermometer ke bagian bawah gelas kimia yang berisi air panas (mendidih) dengan jarak kira-kira 1 cm. amati dan catatlah pengamatan mu pada lembar pengamatan. 7. Dekatkan punggung telapak tangan ke bagian samping gelas kimia yang berisi air panas (mendidih) dengan jarak kira-kira 1 cm. amati dan catatlah pengamatan mu pada lembar pengamatan. 8. Dekatkan termometer ke bagian samping gelas kimia yang berisi air panas (mendidih) dengan jarak kira-kira 1 cm. amati dan catatlah pengamatan mu pada lembar pengamatan.

P5. Panas dapat berpindah secara konveksi Pratikum 1 : 1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan. 2. Isilah gelas kimia dengan air sampai ½ bagian kemudian taburkan serbuk gergaji. 3. Amatilah dan catat hasil pengamatanmu pada lembar pengamatan. 4. Panaskan gelas kimia yang berisi air dan serbuk gergaji. 5. Amatilah dan catat hasil pengamatanmu pada lembar pengamatan. Pratikum 2: 1. Tutuplah lilin dengan semprong yang telah diberi sekat T kemudain dekatkan pintalan kertas berasap pada atas semprong 90

2. Amatilah dan catat hasil pengamatanmu pada lembar pengamatan. 3. Nyalakan lilin dan tutup kembali dengan menggunakan semprong yang telah di beri sekat berbentu T. dan dekatka pintalan kertas berasap pada atas semprong. 4. Amatilah dan catat hasil pengamatanmu pada lembar pengamatan.

P6. Panas dapat berpindah secara konduksi 1. Pegang salah satu ujung batang muai sebelum dan sesudah ujungnya dipanaskan atau dibakar dengan lampu spiritus. Amatilah dan catat hasil pengamatanmu pada lembar pengamatan. 2. Pegang salah satu ujung lidi dan batang muai atau besi sebelum dan sesudah ujungnya dipanaskan dengan lampu spiritus. Amatilah dan catat hasil pengamatanmu pada lembar pengamatan. 3. Pegang kubus kayu dan kubus alumunium (yang digunakan untuk memegang diapitkan ke batang muai) sebelum dan sesudah batang muai dipanaskan dengan lampu spiritus. Amatilah dan catat hasil pengamatanmu pada lembar pengamatan. 4. Pegang sumbat karet dan anak timbangan ( yang digunakan untuk memegang diapitkan ke batang muai) sebelum dan sesudah batang muai dipanaskan dengan lampu spiritus. Amatilah dan catat hasil pengamatanmu pada lembar pengamatan.

E. Pemerolehan Data P1. Panas dapat menyebabkan benda berubah wujud No

Nama benda/zat

Wujud benda Sebelum dipanaskan

Sesudah dipanaskan

1

Es batu

Padat

Cair

2

Lilin

Padat

Cair

3

Air

Cair

Cair

P2. Panas dapat menyebabkan benda padat memuai 1. Panjang batang alumunium sebelum dipanaskan ( 19,5) cm 2. Panjang batang alumunium setelah dipanaskna (20) cm 3. Berdasarkan pratikum tersebut maka disimpulkan (batang alumunium mengalami muai panjang setelah dipanaskan)

91

P3. Panas dapat menyebabkan benda cair memuai No

Keadaan

Suhu air

Tinggi air

1

Sebelum dipanaskan

29

0,6

2

Sesudah dipanaskan

70

0,9

P4. Panas dapat berpindah secara radiasi Bawah gelas kimia kosong Berisi air panas Punggung Tidak ada radiasi Ada radiasi tangan terasa panas panas Skala pada Tidak ada radiasi Ada radiasi termometer panas panas P5. Panas dapat berpindah secara konveksi

Samping gelas kimia Kosong Berisi air panas Tidak ada Ada radiasi radiasi panas panas Tidak ada Ada radiasi radiasi panas panas

Pratikum 1 : Keadaan serbuk gergaji

Arah aliran

Sebelum dipanaskan

Diam

Tidak ada arah

Sesudah dipanaskan

Bergerak

Arah aliran menyeluruh ke permukaan gelas kimia

Pratikum 2: Arah aliran asap Lilin mati

Asap ke atas

Lilin nyala

Asap ke bawah

P6. Panas dapat berpindah secara konduksi Batang alumunium dan lidi

Sebelum di panaskan Tidak ada rasa panas

Kubus kayu dan kubus Tidak ada rasa panas alumunium Sumbat karet dan anak Tidak ada rasa panas timbangan

Sesudah di panaskan Lidi terbakar dan batang alumunium mengalami konduksi panas Kubus kayu tidak panas dan kubus alumunium mengalami konduksi panas Sumbat karet tidak panas dan anak timbangan mengalami konduksi panas

92

F. Analisis Data Dari hasil pengamatan kelompok kami bahwa setiap benda pasti akan mengalami perubahan wujud sesuai dengan cara yang dilakukan. Dari hasil pengamatan kelmpok kami bahwa benda padat pun bisa mengalami pemuaian setelah dilakukan pemanasan yang lama dan bisa bertamabah panjang pada saat dipanaskan tetapi akan kembali seperti awal setelah didinginkan. Dari hasil pengamatan kelompok kami bahwa benda cair bisa mengalami pemuaian setelah dilakukan pemanasan dan tinggi air atau suhu benda cair akan bertambah pada saat benda cair dipanaskan. Dari hasil pengamatan kelompok kami bahwa radiasi itu bisa berpindah dari satu benda ke benda lain nya. Radiasi panas bisa dirasakan pada saat meletakkan tangan ke arah benda yang dipanaskan dan tangan pun akan merasakan radiasi panas dari benda tersebut. Dari hasil pengamatan kelompok kami bahwa konveksi bisa terjadi pada saat dipanaskan dan arah aliran nya pun pasti berpindah – pindah setiap benda. Dari hasil pengamatan kelompok kami bahwa konduksi bisa terjadi pada saat dipanaskan dan terjadi pada benda yang berbahan logam atau yang dapat menghantarkan panas, sehingga konduksi bisa terjadi dengan baik.

G. Kesimpulan Benda dapat berubah sifat apabila ada perlakuan atau peristiwa yang mengenainya. Benda dapat mengalami perubahan wujud jika dipanaskan. Pemanasan benda dapat mengubahh sifat benda, contohnya beras yang mulanya keras dan setelah dimasak menjadi empuk, adonan kue yang semula encer dan setelah dipanaskan dalam oven menjadi padat dan mengembang.

H. Daftar Pustaka Erwin. dkk. 2017 . Panduan Praktikum IPA SD. Jakarta: UHAMKA https://id.wikipedia.org/wiki/Panas Diakses pada tanggal 8 desember 2018

93

MAGNET ( M )

Judul Pratikum

: Magnet

Hari/Tanggal Pratikum

: Selasa, 11 Desember 2018

Pratikan

: Muhammad Haqqin Nazili

Kelas

: 5G

A. Landasan Teori Magnet atau magnit adalah suatu objek yang mempunyai suatu medan magnet. Kata magnet (magnit) berasal dari bahasa Yunani magnítis líthos yang berarti batu Magnesian. Magnesia adalah nama sebuah wilayah di Yunani pada masa lalu yang kini bernama Manisa (sekarang berada di wilayah Turki) di mana terkandung batu magnet yang ditemukan sejak zaman dulu di wilayah tersebut. Pada saat ini, suatu magnet adalah suatu materi yang mempunyai suatu medan magnet. Materi tersebut bisa dalam berwujud magnet tetap atau magnet tidak tetap. Magnet yang sekarang ini ada hampir semuanya adalah magnet buatan. Magnet selalu memiliki dua kutub yaitu: kutub utara (north/ N) dan kutub selatan (south/S). Walaupun magnet itu dipotong-potong, potongan magnet kecil tersebut akan tetap memiliki dua kutub. Magnet dapat menarik benda lain. Beberapa benda bahkan tertarik lebih kuat dari yang lain, yaitu bahan logam. Namun tidak semua logam mempunyai daya tarik yang sama terhadap magnet. Besi dan baja adalah dua contoh materi yang mempunyai daya tarik yang tinggi oleh magnet. Sedangkan oksigen cair adalah contoh materi yang mempunyai daya tarik yang rendah oleh magnet.

B. Tujuan Pratikum M1. Magnet Memiliki Gaya Yang Dapat Menarik Dan Menembus BendaBendaTertentu Melalui praktikum ini dapat membuktikan bahwa: 1. Magnet dapat menarik benda-benda yang mengandung besi atau baja. 2. Gaya tarik magnet yang paling kuat terletak pada kutub-kutubnya. 3. Semakin dekat kutub magnet terhadap suatau benda maka semakin kekuatan menariknya.

94

M2. Kutub-Kutub Magnet Senama Tolak-Menolak Dan Kutub-Kutub Magnet TidakSenama Tarik Menarik Melalui praktikum ini diharapkan dapat menyimpulkan bahwa kutub-kutub magnet senama tolak-menolak dan kutub-kutub magnet yang tidak senama saling tarik-menarik, M3. Besi dan baja dapat dibuat menjadi magnet dengan cara induksi gosokkandan aliran listrik Melalui praktikum ini diharapkan dapat menjelaskan benda-benda yang terbuat dari besi atau baja dapat dibuat magnet. M4. Magnet banyak kegunaannya Melalui praktikum ini diharapkan dapat menggunakan kompas serta memahami bahwa jarum kompas dapat dipengaruhi oleh medan magnet.

C. Alat dan Bahan Pratikum 1. Magnet batang

1 pasang

2. Tabung reaksi

1 buah

3. Kubus kayu

1 buah

4. Kubus alumunium

1 buah

5. Paper klip

1 buah

6. Anak timbangan

1 buah

7. Sumbat karet

1 buah

8. Jarum pentul

1 buah

9. Pulpen

1 buah

10. Paku kecil

1 buah

11. Mistar plastik

1 buah

12. Roda kecil

2 buah

13. Paku besar

1 buah

14. Kabel

2 buah

15. Batu baterai

2 buah

16. Dudukan Baterai

1 buah

17. Kawat tembaga

secukupnya

18. Landasan magnet

1 buah

19. Magnet jarum

1 buah

20. Paku payung

1 buah 95

D. Rangkaian Alat Pratikum

E. Prosedur Pratikum M1. Magnet Memiliki Gaya Yang Dapat Menarik Dan Menembus Benda-Benda Tertentu 1. Siapkan alat dan bahan praktikum yang diperlukan untuk melaksanakan praktikum ini. 2. Dekatkan satu persatu secara bergantian tabung reaksi, kubus kayu, kubus alumunium, paper clip, anak timbangan, sumbat karet, jarum pentul, pulpen, dan paku kecil dengan kutub magnet. 3. Amati yang terjadi dengan bahan-bahan yang didekatkan dengan kutub magnet dan catat pada lembar pengamatan. 4. Berilah tanda A, B, C, D, dan E pada magnet. 96

5. Dekatkan paku kecil secara bergantian pada titik magnet A, B, C, D, dan E. 6. Amati apa yang terjadi pada paku kecil saat didekatkan ke titik A, B, C, D, dan E. Kemudian catat pada lembar pengamatan. 7. Letakkan paper clip disamping mistar pada jarak 0 cm. Kemudian magnet didekatkan secara perlahan pada ujung papaer clip, sehingga paper clip tertarik. 8. Amatilah yang terjadi pada paper clip tersebut dan ukurlah jarak yang dibutuhkan hingga paper clip tersebut tertarik oleh magnet dan catatlah pada lebar pengamatan.

M2. Kutub-Kutub Magnet Senama Tolak Menolak Dan Kutub-Kutub Magnet Tidak Senama Tarik Menarik 1. Siapkan alat dan bahan praktikum yang diperlukan untuk melaksanakan praktikum ini. 2. Beri tanda pada ujung magnet yaitu U dan S 3. Letakkan masing-masing magnet batang pada roda kecil. 4. Dektankan ujung-ujung manget yang sama yaitu U dengan U 5. Amati apa yang terjadi pada ujung manget senama ( U dengan U ) yang didekatkan kemudian catat pada lembar pengamatan. 6. Ubahlah posisi magnet sehingga ujung-ujung magnet yang senama yaitu S dengan S saling berdekatan. 7. Amati apa yang terjadi pada ujung magnet senama (S dengan S) yang didekatkan kemudian catat pada lembar pengamatan. 8. Ubahlah posisi magnet sehingga ujung-ujung magnet yang tidak senama yaitu U dengan S saling berdekatan.

M3. Besi Dan Baja Dapat Dibuat Menjadi Magnet Dengan Cara Induksi Gosokkan Dan Aliran Listrik 1. Siapkan alat dan bahan praktikum yang diperlukan untuk melaksanakan praktikum ini. 2. Dekatkan paku besar pada paku kecil. Amatilah apa yang terjadi pada paku kecil kemudian catat pada lembar pengamatan. 3. Dekatkan magnet batang pada pangkal paku besar, kemudian ujung paku besar didekatkan pada paku kecil. 97

4. Ulangi prosedur praktikum no. 2 5. Amati apa yang terjadi pada paku kecil kemudian catat pada lembar pengamatan. 6. Ulangi prosedur no 2 7. Gosokkan beberapa kali paku besar ke magnet batang dengan satu arah. 8. Kemudian dekatkan paku yang telah digosokkan dengan magnet batang ke paku kecil. 9. Amati apa yang terjadi pada paku kecil kemudian catat pada lembar pengamatan. 10. Ulangi kembali prosedur praktikum no. 2 11. pasang baterai pada dudukan baterai, kemudian menghubungkan kabel ke pada dudukan baterai. 12. lilitkan kawat tembaga pada paku besar, kemudian jepitkan kabel ke ujungujung paku besar, tunggu beberapa saat kemudian dekatkan ujung paku besar pada paku kecil. 13. amati apa yang terjadi pada paku kecil kemudian catat pada lembar pengamatan. 14. lepaskan salah satu kabel yang dihubungkan dengan dudukan baterai, kemudian 15. amati apa yang terjadi pada paku kecil kemudian catat pada lembar pengamatan.

M4. Magnet Banyak Kegunaannya 1. Siapkan alat dan bahan praktikum yang diperlukan untuk melaksanakan praktikum ini. 2. Pasang paku payung pada landasan magnet bagian bawah kemudian pasang magnet jarum pada landasan magnet bagian atas. 3. Setelah terpasang, putarlah langsung magnet jarum tersebut yang kedudukannya terpasang bebas. Amati apa yang terjadi pada magnet jarum tersebut dan catat pada lembar pengamatan. 4. Setelah magnet jarum berimpit pada arah U dan S, kemudianmputar magnet jarum tersebut kemudian amati arah magnet jarum berhenti dan menunjuk ke arah mana dan catat pada lembar pengamatan.

98

5. Putar-putar kembali magnet jarum yang masih terpasang pada landasan magnet sampai berimpit ke arah U dan S. 6. dekatkan magnet batang ke salah satu arah mata angin selain U dan S. Amati apa yang terjadi pada magnet jarum tersebut dan catatlah pada lembar pengamatan.

F. Perolehan Data M1. Magnet Memiliki Gaya Yang Dapat Menarik Dan Menembus BendaBenda Tertentu 1. Setelah didekatkan secara bergantian ke magnet, maka : No.

Nama Benda

Dapat Ditarik

Tidak Dapat Ditarik

Magnet

Magnet

1

Tabung Reaksi



2

Kubus Kayu



3

Kubus Alumunium



4

Paper Clip

5

Anak Timbangan



6

Sumbat karet



7

Jarum Pentul

8

Puplen

9

Paku Kecil



√ √ √

2. Setelah magnet diberikan tanda A,B,C,D, dan E : a) pada bagian A magnet, maka paku ? Magnet menarik paku b) pada bagian B magnet, maka paku ?Magnet tidak menarik paku c) pada bagian C magnet, maka paku ? Magnet menarik paku d) pada bagian D magnet, maka paku ? Magnet tidak menarik paku e) pada bagian E magnet, maka paku ? Magnet menarik paku 2. Saat paper clip didekatkan dengan magnet sehingga paper clip akan tertarik, maka jarak yang dibutuhkan agar paperclip tertarik ? Jarak dari magnet ke paper clip yaitu 3 cm

99

M2. Kutub-Kutub Magnet Senama Tolak Menolak Dan Kutub-Kutub Magnet Tidak Senama Tarik Menarik No.

1.

Keadaan

Ujung Magnet U dengan U

2.

Ujung Magnet S dengan S

3.

Ujung Magnet U dengan S

Tolak

Tarik

Menolak

Menarik

√ √ √

M3. Besi Dan Baja Dapat Dibuat Menjadi Magnet Dengan Cara Induksi Gosokkan Dan Aliran Listrik Berilah tanda ceklis (√) sesuai dengan praktikum yang anda lakukan pada tabel dibawah ini. No. 1.

Keadaan Sebelum paku besar didekatkan dengan magnet

2.

Tarik Menarik √

Sesudah paku besar didekatkan



ke magnet 3.

Sebelum paku besar digosokkan dengan magnet

4.



Sesudah paku besar



digosokkan dengan magnet 5.

Sebelum paku besar dililitkan dengan kabel

6.

Sesudah paku besar dililitkan dengan kabel

7.

Tertarik

√ √

Sesudah paku besar dililitkan dengan kabel kemudian salah stau ujung kabel dilepaskan



dari dudukan baterai.

100

M4. Magnet Banyak Kegunaannya 1. Setelah magnet jarum terpasang pada landasan magnet, putarlah langsung magnet jarum tersebut yang kedudukannya terpasang bebas. Maka magnet jarum menunjukan ke arah barat laut 2. Setelah magnet jarum berimpit pada arah U dan S, kemudian putar magnet jarum tersebut, maka magnet jarum menunjukkan ke arah ... 3. Setelah memutar-mutar magnet jarum sehingga berimpit ke arah U dan S. Kemudian dekatkkan magnet batang ke salah satu arah mata angin selain U dan S. Maka magnet jarum menunjukkan ke arah ...

G. Analisis Data Pada pengamatan praktikum pertama dapat disimpulkan bahwa magnet dapat menarik benda-benda yang mengandung besi atau baja, gaya tarik magnet yang paling kuat terletak pada kutub-kutubbnya, semakin dekat kutub magnet terhadap suatu benda maka semakin kekuatan menariknya. Karena dari data yang didapat adalahketika tabung reaksi, kubus kayu, kubus alumunium, anak timbangan, sumbat karet, dan pulpen tidak dapat ditarik oleh magnet. Namun saat paper clip, jarum pentul, paku kecil di dekatkan pada titik magnet, maka benda tersebut dapat ditarik oleh magnet. Ketika setelah magnet diberikan tanda A, B, C, D, dan E. Maka pada bagian A, B, C, dan D paku akan menempel pada magnet, serta pada bagian D dan E maka paku tersebut akan menolak, karena kutub magnet pada bagian D dan E adalah kutub magnet yang sama dengan paku.Dan ketika paper clip didekatkan dengan magnet sehingga paper clip akan tertarik, maka jarak yang dibutuhkan agar paper clip tertarik ialah 3 cm Pada praktikum kedua ini dapat disimpulkan bahwa kutub-kutub magnet senama tolak-menolak dan kutub-kutub magnet yang tidak senama saling tarik-menarik. Karena dari data yang didapat adalah ketika ujung magnet yang senama U dengan U di dekatkan maka magnet tersebut akan saling menolak, begitu juga ketika magnet yang senama S dengan S. Namun hal sebaliknya ketika ujung magnet yang tidak senama didekatkan antara magnet U dengan S maka magnet tersebut akan saling tarik menarik.

101

Pada praktikum ketiga ini dapat disimpulkan bahwa benda-benda yang terbuat dari besi atau baja dapat dibuat magnet. Karena dari data yang didapat adalah o Sebelum paku besar didekatkan dengan magnet magnet maka paku kecil tidak akan tertarik, namun ketika paku besar sudah didekatkan dengan magnet maka paku kecil akan tertarik oleh paku besar o Sebelum paku besar digosokkan dengan magnet maka paku kecil tidak akan tertarik oleh paku besar, namun ketika paku besar sudah digosok pada magnet dengan satu arah secara beberapa kali maka paku kecil tersebut akan tertarik oleh paku besar, hal ini di akibatkan karna paku besar tersebut sudah mengandung magnet. o Sebelum paku besar dililitkan dengan kabel maka paku kecil tidak akan tertarik oleh paku besar tersebut, namun ketika paku besar sudah dililitkan dengan kabel maka paku besar akan dapat menarik paku kecil, sama hal nya pun saat paku besar sudah dililitkan pada kabel kemudian salah satu ujung kabel dilepaskan dari dudukan baterai maka paku kecil akan tertarik juga. Pada praktikum keempat ini dapat disimpulkan bahwa menggunakan kompas serta memahami bahwa jarum kompas dapat dipengaruhi oleh medan magnet. Karena dari data yang didapat adalah o Setelah magnet jarum terpasang pada landasan magnet dan magnet jarum diputar saat keduduknnya terpasang bebas, maka magnet jarum akan menunjukkan kearah barat laut o Saat magnet jarum berimpit pada arah U dan S, dan magnet jarum diputar maka magnet jarum akan menunjukkan ke arah selatan o Setelah memutar-mutar magnet jarum sehingga berimpit kea rah U dan S, lalu magnet didekatkan ke salah satu arah mata angina selain U dan S maka magnet jarum akan menunjukkan kea rah timur

H. Kesimpulan Sebuah magnet yang dipotong menjadi dua atau lebih bagian, tetapi memiliki dua kutub yaitu kutub utara dan kutub selatan. Jadi, sebuah magnet terdiri dari magnet-magnet kecil yang disebut magnet erlemeter yang juga memiliki kutub utara dan kutub selatan. Pada magnet, magnet-magnet elemeter tersusun teratur, namun pada benda nonmagnettik, magnet-magnet elemeternya tidak teratur.

102

Magnet bukan hanya sekedar benda yang memiliki medan magnet. Namun, magnet juga memiliki ciri khas tertentu, seperti : 1) Dapat menarik benda-benda yang terbuat dari besi dan baja. 2) Magnet dapat menembus benda-benda tertentu. 3) Gaya tarik terbesar terdapat pada kutubnya. 4) Kutub magnet yang senama akan tolak menolak, sedangkan kutub magnet yang tidaksenama akan tarik menarik. 5) Magnet dapat dibuat dengan cara dan benda-benda yang sederhana. Magnet memiliki manfaat yang sangat banyak dalam kehidupan sehari-hari.

I.

Daftar Pustaka Erwin. dkk. 2017 . Panduan Praktikum IPA SD. Jakarta: UHAMKA https://id.wikipedia.org/wiki/Magnet Diakses pada tanggal 15 Desember 2018

103

LISTRIK ( L )

Judul Pratikum

: Listrik

Hari/Tanggal Pratikum

: Selasa, 11 Desember 2018

Pratikan

: Muhammad Haqqin Nazili

Kelas

: 5G

A. Landasan Teori Arus

listrik

adalah

mengalirnya

electron

secara

terus

menerus

dan

berkesinambungan pada konduktor akibat perbedaan jumlah electron pada beberapa lokasi yang jumlah elektronnya tidak sama. Pengertian rangkaian listrik terbuka dan tertutup – Rangkaian listrik merupakan rangkaian yang terdiri dari komponenkomponen elektronika yang disusun dan dibentuk menjadi suatu kesatuan sehingga nantinya komponen-komponen tersebut memiliki fungsi dan berguna. Rangkaian listrik pun juga sering disebut dengan alat-alat listrik yang mempunyai hubungan listrik misalnya saja adalah stop kontak, saklar, tombol, bola lampu dan masih banyak lagi lainnya. Untuk bisa berguna, alat-alat listrik tersebut harus disusun sesuai dengan rangkaiannya. Jika Anda salah dalam menyusun rangkaiannya, maka rangkaian listrik tersebut tidak berjalan sebagaimana mestinya. Rangkaian listrik sendiri dibedakan menjadi dua macam yaitu terbuka dan tertutup. Untuk bisa menyala rangkaian listrik itu harus bersifat tertutup

1. RANGKAIAN SERI Rangkaian seri terdiri dari dua atau lebih beban listrik yang dihubungkan ke satu daya lewat satu rangkaian. Rangkaian seri dapat berisi banyak beban listrik dalam satu rangkaian. Contoh yang baik dari beberapa beban rangkaian dihubung seri adalah lampu pohon Natal. ( kurang lebih 20 lampu dalam rangkaian seri ). Dua buah elemen berada dalam susunan seri jika mereka hanya memiliki sebuah titik utama yang tidak terhubung menuju elemen pembawa arus pada suatu jaringan. Karena semua elemen disusun seri, maka jaringan tersebut disebut rangkaian seri. Dalam rangkaian seri, arus yang lewat sama besar pada masingmasing elemen yang tersusun seri.

104

Sifat-sifat Rangkaian Seri adalah sebagai berikut: 

Arus yang mengalir pada masing beban adalah sama.



Tegangan sumber akan dibagi dengan jumlah tahanan seri jika besar tahanan sama. Jumlah penurunan tegangan dalam rangkaian seri dari masing-masing tahanan seri adalah sama dengan tegangan total sumber tegangan.



Banyak beban listrik yang dihubungkan dalam rangkaian seri, tahanan total rangkaian

menyebabkan

naiknya

penurunan

arus

yang mengalir

dalam

rangkaian. Arus yang mengalir tergantung pada jumlah besar tahanan beban dalam rangkaian. 

Jika salah satu beban atau bagian dari rangkaian tidak terhubung atau putus, aliran arus terhenti. Prinsip dalam Rangkaian Seri adalah sebagai berikut:



Hambatan total merupakan hasil penjumlahan tiap-tiap hambatan serinya.



Kuat arus dalam tiap-tiap hambatannya tetap dan besar kuat arus setiap hambatan sama dengan kuat arus .



Contoh paling sederhana penerapan rangkaian listrik seri dalam kehidupan seharihari (di rumah) yaitu:



Lampu hias pohon Natal model lama (yang baru pakai rangkaian elektronik & lampu LED) merupakan rangkaian seri beberapa lampu (12V di-seri 20 pcs) sehingga dapat menerima tegangan sesuai dengan jala-jala (220V).



Lampu TL (tube Lamp) atau orang bilang lampu neon, model lama yang masih memakai ballast, di dalam box nya memakai rangkaian seri antara jala-jala dengan ballastnya.



Di dalam setrika listrik ada rangkaian seri dengan bimetal (temperatur kontrol), demikian juga kulkas.



2.

Sakelar/switch merupakan penerapan rangkaian seri dengan beban.

RANGKAIAN PARALEL Rangkaian Paralel merupakan salah satu yang memiliki lebih dari satu bagian garis edar untuk mengalirkan arus. Dalam kendaraan bermotor, sebagian besar beban listrik dihubungkan secara paralel. Masing-masing rangkaian dapat dihubung-putuskan tanpa mempengaruhi rangkaian yang lain.

105

Sifat-sifat Rangkaian Paralel adalah sebagai berikut: 

Tegangan pada masing-masing beban listrik sama dengan tegangan sumber.



Masing-masing cabang dalam rangkaian parallel adalah rangkaian individu. Arus masing-masing cabang adalah tergantung besar tahanan cabang.



Sebagaian besar tahanan dirangkai dalam rangkaian parallel, tahanan total rangkaian mengecil, oleh karena itu arus total lebih besar. (Tahanan total dari rangkaian parallel adalah lebih kecil dari tahanan yang terkecil dalam rangkaian.)



Jika terjadi salah satu cabang tahanan parallel terputus, arus akan terputus hanya pada rangkaian tahanan tersebut. Rangkaian cabang yang lain tetap bekerja tanpa terganggu oleh rangkaian cabang yang terputus tersebut.

Prinsip dalam Rangkaian Paralel adalah sebagai berikut: 

Seper hambatan paralel merupakan hasil penjumlahan seper tiap-tiap hambatan paralelnya.



Kuat arus dalam percabangannya berbeda-beda dan perbandingan kuat arus tiaptiap percabangan berbanding terbalik dengan perbandingan hambatan tiap-tiap percabangannya serta hasil penjumlahan kuat arus tiap-tiap percabangannya sama dengan kuat arus totalnya.



Beda potensial/ tegangan tiap-tiap percabangannya tetap dan besar tegangan setiap percabangan sama dengan tegangan totalnya.

Perbedaan Rangkaian seri dan paralel adalah sebagai berikut: 

Rangkaian seri besar arus listriknya sama besar, tapi besar tegangannya berbedabeda tergantung besar hambatan pada rangkaian tersebut.



Rangkaian paralel, besar tegangan adalah sama untuk masing hambatan yg terpasang, tapi arusnya berbeda tergantung besar hambatan yg terpasang.



Rangkaian seri, total hambatan tinggal dijumlah aja semua, kalo rangkaian paralel, jumlah hambatan adalah 1/Rt = (1/R1)+(1/R2)+ ...



Jumlah total hambatan pada rangkaian seri, lebih besar dari rangkaian paralel.

106

A. Tujuan Praktikum L1. Arus listrik dalam rangkaian tertutup dapat menyalakan lampu Melalui praktikum ini diharapkan dapat menyimpulkan bahwa arus listrik dalam rangkaian tertutup dapat menyalakan lampu. L2. Rangkaian seri dan pararel Melalui praktikum ini diharapkan dapat membedakan rangkaian seri dan rangkaian pararel. L3. Arus listrik dapat mengalir melalui benda-benda tertentu Melalui praktikum ini diharapkan dapat membedakan benda-benda yang dapat mengaliri listrik. L4. Listrik dapat menimbulkan panas Melalui praktikum ini diharapkan dapat membuktikan dan menyimpulkan bahwa listrik dapat menimbulkan panas. L5. Arus listrik dapat menimbulkan medan magnet Melalui praktikum ini diharapkan dapat membuktikan dan menyimpulkan bahwa listrik dapat menimbulkan medan magnet.

B. Alat dan Bahan Praktikum L1. Arus listrik dalam rangkaian tertutup dapat menyalakan lampu 1. Baterai

2 buah

2. Kabel

3 buah

3. Lampu dan dudukan

1 buah

4. Dudukan baterai

1 buah

5. Saklar

1 buah

L2. Rangkaian seri dan pararel 1. Beterai

2 buah

2. Kabel

5 buah

3. Lampu dan dudukan

2 buah

4. Dudukan baterai

1 buah

5. Saklar

1 buah

L3. Arus listrik dapat mengalir melalui benda-benda tertentu 1. Beterai

2 buah

2. Kabel

3 buah

3. Lampu dan dudukan

1 buah 107

4. Dudukan baterai

1 buah

5. Saklar

1 buah

6. Selang plastic

1 buah

7. Anak timbangan kuningan

1 buah

8. Tabung reaksi

1 buah

9. Baut

1 buah

10. Balon

1 buah

11. Kain

Secukupnya

12. Kertas

Secukupnya

L4. Listrik dapat menimbulkan panas 1. Beterai

2 buah

2. Kabel

4 buah

3. Lampu dan dudukan

1 buah

4. Dudukan baterai

1 buah

5. Saklar

1 buah

6. Kawat tembaga

Secukupnya

7. Termometer

1 buah

L5. Arus listrik dapat menimbulkan medan magnet 1. Beterai

2 buah

2. Kabel

3 buah

3. Lampu dan dudukan

1 buah

4. Dudukan baterai

1 buah

5. Saklar

1 buah

6. Kawat tembaga

Secukupnya

7. Kompas

1 buah

C. Rangkaian AlatPraktikum

108

D. Prosedur Praktikum L1. Arus listrik dalam rangkaian tertutup dapat menyalakan lampu 1. Siapkan alat dan bahan praktikum. 2. Rangkailah seperti rangkaian seri. 3. Kemudian lepaskan salah satu hubungan kabel dengan kutub negatif baterai. Amatilah apa yang terjadi. 4. Hubungkan kembali kabel kutub negatif dengan kutub baterai positif. Amatilah apa yang terjadi. 5. Lepaskan salah satu hubungan kabel dengan kutub positif baterai. Amatilah apa yang terjadi. 6. Hubungkan kembali, amatilah apa yang terjadi. 7. Lepaskan hubungan kabel dengan lampu sisi sebelah kanan, amatilah apa yang terjadi pada lampu. L2. Rangkaian seri dan pararel 1. Siapkan alat dan bahan praktikum. 2. Rangkailah seperti rangkaian seri. 3. Amatilah apa yang terjadi dengan lampu.

109

4. Lepaskan kabel yang menghubung pada salah satu kutub baterai, kemudian amatilah apa yang terjadi pada kedua lampu. 5. Sambungkan kembali kabel dengan kutub baterai,kemudian longgarkan lampu A. Amatilah apa yang terjadi pada lampu B. 6. Kencangkan kembali lampu A, longgarkan lampu B, amatilah apa yang terjadi pada lampu. 7. Rangkailah seperti rangkaian paralel. 8. Amatilah nyala kedua lampu. 9. Lepaskan salah satu ujung kutub baterai, kemudian amati apa yang terjadi pada lampu. 10. Hubungkan kembali, kemudian longgarkan lampu A amatilah apa yang terjadi pada lampu B. 11. Kencangkan kembali lampu A, kemudian bergantian longgarkan lampu B dan amatilah apa yang terjadi pada lampu A. L3. Arus listrik dapat mengalir melalui benda-benda tertentu 1. Siapkan alat dan bahan praktikum. 2. Rangkailah seperti pada gambar. 3. Rangkaian listrik yang sudah jadi disambungkan dengan benda yang telah disiapkan(selang pelastik, anak timbangan, tabung reaksi,baut, balon, kain, kertas) secara bergantian satu persatu. L4. Listrik dapat menimbulkan panas 1. Siapkan alat dan bahan praktikum. 2. Hubungkan kabel, baterai, lampu, saklar, kawat dan termometer sehingga menjadi rangkaian listrik, namun masih rangkain terbuka. 3. Sebelum salah satu kabel di hubungkan dengan kutub baterai, amati lampu dan skala termometer. 4. Hubungkan salah satu kabel dengan kutub baterai, kemudian amatilah lampu dan skala pada termometer. L5. Arus listrik dapat menimbulkan medan magnet 1. Siapkan alat dan bahan praktikum. 2. Letakan 1 buah kabel di atas kompas yang arah jarumnya mengarah ke utara dan selatan, letakan kabel sejajar dengan jarum kompas, amatilah apa yang terjadi pada jarum kompas.

110

3. Hubungkan kabel, baterai, lampu dan saklar sehingga menjadi sebuah rangkaian. 4. Letakan kabel kabel dari kutub negatif baterai di letakan di atas kutub selatan kompas, kemudian amatilah apa yang terjadi pada jarum kompas. 5. Mengulangi langkah 4 namun menukar kabel yang terhubung dengan baterai ke kutub positif. 6. Hubungkan rangkaian yang awal dengan kawat tembaga, dengan salah satub kabel tidak terhubung dengan kutub baterai dan letakan kawat tembaga di atas jarum kompas. Kemudian amatilah apa yang terjadi pada jarum kompas. 7. Ulangi langkah ke 6, namun di hubungkan dengan kutub baterai. 8. Tukarkan hubungan baterai dengan kutub baterai positif menjadi negatif dan sebaliknya. Kemudian amatilah apa yang terjadi pada jarum kompas.

E. Perolehan Data L1. Arus listrik dalam rangkaian tertutup dapat menyalakan lampu Berikan tanda ceklis (√) sesuai dengan praktikum yang anda lakukan pada tabel dibawah ini. No. 1.

Keadaan Lampu nyala Lampu mati Ketika hubungan kabel dengan kutub √ negative beterai diputus 2. Ketika hubungan kabel dengan kutub √ negative beterai disambungkan kembali 3. Ketika hubungan kabel dengan kutub √ positif beterai diputus 4. Ketika hubungan kabel dengan kutub √ positif baterai disambungkan kembali 5. Ketika kabel sisi kiri lampu diputus √ 6. Ketika kabel sisi kiri lampu √ disambung kembali 7. Ketika kabel sisi kanan lampu √ diputus 8. Ketika kabel sisi kanan lampu √ disambungkan kembali Tabel 9.1 Arus listrik dalam rangkaian tertutup dapat menyalakan lampu

111

L2. Rangkaian seri dan pararel 1. Gambarkanlah rangkaian seri dan pararel secara sederhana!

2. Catat hasil praktikum pada tabel pengamatan dibawah ini No. 1.

2.

3,

4. 5. 6. 7. 8.

9

10

Rangkaian listik Ketika kabel, baterai, lampu dan saklar dihubungkan menjadi rangkaian seri Ketika hubungan kabel dengan salah kutub baterai diputus Ketika hubungan kabel dengan salah kutub baterai disambung kembali Ketika lampu A dilonggarkan Ketika lampu A disambung kembali Ketika lampu B dilonggarkan Ketika lampu B disambung kembali Ketika kabel, lampu, beterai, dan saklar dihubungkan menjadi rangkaian pararel Ketika hubungan kabel dengan salah kutub baterai dihapus Ketika hubungan kabel

Lampu A Menyala terang

Keadaan Lampu B Redup

Mati

Mati

Menyala terang

Redup

Mati

Mati

Menyala terang Mati

Redup

Menyala terang Menyala terang

Redup

Mati

Menyala

Mati

Menyala terang

Menyala

Menyala 112

11 12 13 14

dengan salah kutub terang terang baterai disambungkan kembali Ketika lampu A Mati Menyala dilonggarkan Ketika lampu A Menyala Menyala disambungkan kembali Ketika lampu B Mati Menyala dilonggarkan Ketika lampu B Menyala Menyala disambungkan kembali Tabel 9.2 Rangkaian seri dan pararel

L3. Arus listrik dapat mengalir melalui benda-benda tertentu No. 1.

2.

3

4

5

6

Keadaan Ketika kabel, baterai, lampu dan saklar dihubungkan manjadi suatu rangkaian listrik Ketika rangkaian listrik disambungkan dengan selang plastic Ketika rangkaian listrik disambungkan dengan anak timbangan kuningan Ketika rangkaian listrik disambungkan dengan tabung reaksi Ketika rangkaian listrik disambungkan dengan baut Ketika rangkaian listrik disambungkan dengan balon

Lampu menyala √

Lampu mati











Ketika rangkaian listrik √ disambugkan dengan kain 8 Ketika rangkaian listrik √ disambungkan dengan kertas Tabel 9.3 Arus listrik dapat mengalir melalui benda-benda tertentu 7

113

L4. Listrik dapat menimbulkan panas

No.

1

2

Keadaan rangkaian listik

Suhu pada termometer Lampu menyala

Lampu mati 270C

Sebelum kabel dihubungkan dengan kutub baterai Sesudah kebel 300C dihubungkan dengan kutub baterai Tabel 9.4 Listrik dapat menimbulkan panas

L5. Arus listrik dapat menimbulkan medan magnet Berikan tanda ceklis (√) sesuai dengan praktikum yang anda lakukan pada tabel dibawah ini No. Keadaan

1.

2.

3.

4.

Letakkan sebuah kabel sejajar di atas jarum kompas yang mengarah Utara ke Selatan Pada saat rangkaian listrik yang terhubung, letakkan kabel yang terhubung ke kutub negative di atas jarum kompas yang menunjukkan ke arah selatan Pada saat rangkaian listrik telah terhubung, menukar kabel yang terhubung ke kutub negative baterai ke kutub positif baterai. (kabel tetap berada di atas jarum kompas) Pada saat rangkaian listrik telah terhubung dengan kawat tembaga, namun salah satu kabel tidak terhubung ke kutub baterai dan letakan kawat tembaga di atas jarum kompas

Arah jarum kompas Ke kanan

Ke kiri

-

-



-

-



-

-

114

5.

6.

Pada saat rangkaian listrik telah √ terhubung dengan kawat tembaga, letakkan kawat tembaga di atas jarum kompas Pada saat rangkaian listrik telah √ terhubung dengan kawat tembaga, menukar kabel yang terhubung ke kutub negative baterai ke kutub positif baterai Tabel 9.5 Arus listrik dapat menimbulkan medan magnet

F. Analisis Data Pada saat melakukan praktikum pertama yaitu arus listrik dalam rangkaian tertutup dapat menyalakan lampu. Saat hubungan kabel dengan kutub negatif baterai diputus maka keadaan lampu mati. Saat hubungan kabel dengan kutub negatif baterai disambungkan kembali maka keadaan lampu menyala. Saat hubungan kabel dengan kutub positif baterai diputus maka keadaan lampu mati. Saat hubungan kabel dengan kutub positif baterai disambungkan kembali maka keadaan lampu menyala. Saat kabel sisi kiri lampu diputus maka keadaan lampu mati . saat lampu disambungkan kembali maka keadaan lampu menyala . begitupun dengan sisi sebelah kanan saat kabel sisi kanan diputus maka keadaan lampu mati dan pada saat disambungkan kembali maka keadaan lampu menyala. Ini terjadi karena lampu akan menyala apabila rangkaian berada dalam kondisi tertutup (tersambung dengan saklar). Arus listrik dalam suatu rangkaian listrik hanya dapat mengalir jika rangkaian listrik tersebut berada dalam keadaan tertutup. Dalam rangkaian terbuka arus listrik tidak akan mengalir karena jalannya arus diputus ( dibuka). Pada saat melakukan praktikum kedua yaitu rangkaian seri dan pararel. Saat kabel, baterai, lampu dan saklar dihubungkan menjadi rangkaian seri keadaan pada lampu A menyala terang sedangkan pada lampu B menyala redup. Saat hubungan kabel dengan salah satu kutub baterai dipus maka keadaan lampu A mati dan lampu B juga mati. Saat hubungan kabel disambungkan kembali keadaan lampu A menyala terang dan lampu B menyala redup. Saat lampu A dilonggarkan maka keadaan lampu A dan lampu B mati. Saat disambungkan kembali keadaan lampu A menyala terang dan lampu B menyala redup. Begitupun pada saat lampu B 115

dilonggarkan maka keadaan lampu A dan lampu B mati dan saat disambungkan kembali keadaan lampu A menyala terang dan lampu B menyala redup. Ini terjadi karena rangkaian seri terdiri dari dua atau lebih beban listrik yang dihubungkan ke satu daya lewat satu rangkaian sehingga jika ada salahsatu kabel yang diputuskan maka aliran listrik tidak akan mengalir mengakibatkan beban listrik (lampu lampu ) pada rangkaian mati. Saat kabel, baterai, lampu dan saklar dihubungkan menjadi rangkaian pararel keadaan pada lampu A menyala terang dan pada lampu B juga menyala terang. Saat hubungan kabel dengan salah satu kutub baterai diputus maka keadaan lampu A mati dan lampu B menyala karena yang diputus kabel yang tersambung ke lampu A. Saat hubungan kabel disambungkan kembali keadaan lampu A menyala terang dan lampu B menyala terang. Saat lampu A dilonggarkan maka keadaan lampu A mati dan lampu B menyala terang. Saat disambungkan kembali keadaan lampu A menyala terang dan lampu B menyala redup. Pada saat lampu B dilonggarkan maka keadaan lampu A menyala terang dan lampu B mati dan saat disambungkan kembali keadaan lampu A menyala terang dan lampu B menyala terang. Ini terjadi karena rangkaian pararel memiliki lebih dari satu bagian edar untuk mengalirkan arus. Di rangkaian pararel ini rangakain dapat dihubungkan dan di putuskan tanpa mempengaruhi rangkaian yang lain . Pada saat melakukan praktikum ketiga yaitu arus listrik dapat mengalir melalui benda benda tertentu. Saat kabel, baterai, lampu dan saklar dihubungkan menjadi satu rangkaian listris maka keadaan lampu menyala. Saat rangkaian listrik disambungkan dengan selang plastik maka keadaan lampu mati. Saat rangkaian listrik disambungkan dengan anak timbangan kuningan keadaan lampu menyala. Saat rangkaian listrik disambungkan dengan tabung reaksi keadaan lampu mati. Saat rangkaian listrik disambungkan dengan baut keadaan lampu menyala. Saat rangkaian listrik disambungkan balon keadaan lampu mati. Saat rangkaian listrik disambungkan dengan kain keadaan lampu mati. Saat rangkaian listrik disambungkan dengan kertas keadaan lampu mati. Ini terjadi karena arus listrik dapat mengalir melalui suatu penghantar yang berasal dari bahan – bahan tertentu saja. Lampu dapat menyala apabila kabel dihubungkan pada benda – benda logam, karena logam dapat mengantarkan arus listrik. Benda yang bukan terbuat dari logam tidak dapat mengantarkan arua listrik. Pada saat melakukan praktikum keempat yaitu listrik dapat menimbulkan panas. Saat rangkaian listrik sebelum kabel dihubungkan dengan kutub baterai suhu 116

pada termometer 27C dan keadaan lampu mati. Saat rangkaian listrik setelah kabel dihubungkan kembali maka keadaan lampu nyala dan suhu pada thermometer 30C. Ini terbukti bahwa listrik dapat menimbulkan panas. Pada saat melakukan praktikum kelima yaitu Alur listrik dapat menimbulkan arus listrik. Saat meletakan sebuah kabel sejajar di atas jarum kompas yang mengarah utara ke selatan maka arah jarum kompas bebas. Saat rangkaian listrik telah terhubung lalu letakan kabel yang terhubung ke kutub negatif dan positif baterai diatas jarum kompas. Saat kabel yang terhubung ke kutub negatif diletakan pada jarum kompas arah jarum kompas ke kiri dan saat kabel yang terhubung ke kutub positif diletakkan pada jarum kompas ke kanan. Saat rangkaian listrik telah terhubung dengan kawat tembaga, namun salah satu kabel tidak terhubung ke kutub baterai dan meletakan kawat tembaga diatas jarum kompas maka arah jarum kompas ke kiri. Saat rangkaian listrik telah terhubung dengan kawat tembaga, dan meletakannya di atas jarum kompas maka arah jarum kompas ke kanan. Saat rangkaian listrik telah terhubung dengan kawat tembaga, dan menukar kabel yang terhubung ke kutub negative baterai ke kutub positif baterai maka arah jarum kompas ke kiri. Ini terjadi karena listrik dapat menimbulkan medan magnet sehingga jarum kompas dapat mengarah ke satu arah.

G. Kesimpulan L1. Arus listrik dalam rangkaian tertutup dapat menyalakan lampu Dari hasil praktikum yang kami peroleh dapat dibuktikan bahwa arus listrik dalam rangkaian tertutup dapat menyalakan lampu. L2. Rangkaian seri dan pararel Dari hasil praktikum yang kami peroleh kami jadi lebu mudah untuk dapat membedakan rangkaian seri dan rangkaian pararel. L3. Arus listrik dapat mengalir melalui benda-benda tertentu Dari hasil praktikum yang dipeoleh terbukti dapat membedakan benda-benda yang dapat mengaliri listrik. L4. Listrik dapat menimbulkan panas Dari hasil praktikum yang diperoleh

dan menyimpulkan bahwa listrik dapat

menimbulkan panas.

117

L5. Arus listrik dapat menimbulkan medan magnet Dari hasil praktikum yang diperoleh dapat terbukti bahwa melalui praktikum ini kami dapat membuktikan dan menyimpulkan bahwa listrik dapat menimbulkan medan magnet.

H. Daftar Pustaka Erwin. dkk. 2017 . Panduan Praktikum IPA SD. Jakarta: UHAMKA https://id.wikipedia.org/wiki/Listrik Diakses pada tanggal 15 desember 2018

118

PERNAPASAN ( N )

Judul Pratikum

: Pernapasan

Hari/Tanggal Pratikum : Selasa, 18 Desember 2018 Pratikan

: Muhammad Haqqin Nazili

Kelas

: 5G

A. Landasan Teori Respirasi atau penafasan merupakan proses pengambilan oksigen,pengeluaran karbondioksida dan sintesis energy melalkui reaksi kimia enzim didalam sel-sel tubuh dengan mengunakan oksigen .Respirasi Berlangsung dalam dua hal tingkatan yaitu : respirasi luar dan respirasi dalam .pada respirasi luar berlangsung difusi gas oksigen dari luar masuk kedalam aliran arah organ respirasi.pada respirasi dalam berlangsung pertukaran gas dari aliran darah ke sel-sel tubuh

1.

Tujuan Praktikum : N1. Pernafasan Pada Tumbuhan Dan Hewan Melalui praktikum ini diharapkan dapat membuktikan bahwa respirasi memerlukan udara N2. Pernafasan Pada Manusia Melalui praktikum ini diharapkan dapat membuktikan bahwa respirasi menghasilkan karbondioksida (C02)

2.

Alat Dan Bahan Praktikum ; 1. kapur sirih

secukupnya

2. kapas

secukupnya

3. kacang hijau yang sedang berkecambah

secukupnya

4. jangkrik

1 ekor

5. pipet tetes

3buah

6. air berwarna

secukupnya

7. kapur tohor

secukupnya

8. botol kecil

3 buah

9. sedotan limau

6 buah

10. gelas kimia

2 buah

11. selang plastic

1 buah 119

3.

Rangkaian Alat Pratikum

4.

Prosedur Praktikum : N1. Pernafasan Pada Tumbuhan Dan Hewan 1. siapkan alat dan bahan yang diperlukan 2. masukkan sedikit kapur sirih kedalam dasar botol respirometer, selanjutnya masukkan kapas secukupnya 3. masukkan kacang hijau yang sedang berkecambah kedalam botol respirometer yang telah diberi kapas selanjutnya diberi label A 4. Ulangi langkah ke2 dengan cara yang sama,namun kacang hijau yang berkecambah diganti dengan jangkrik dan diberi label B 5. Ulangi langkag ke2 lagi, dengan cara yang sama pula tanpa menggunakan makhluk hidup sebagai control dan diberi Label C 6. Dalam waktu yang hamper bersamaan, dengan menggunajan pipet tetes, tetesilah ujung pipa pada respirometer dengan air yang diberi pewarna merah 7. amatilah tetesan air berwarna pada setiap respirometer, dengan selang waktu 3 menit selama 5 kali pengamatan 8. catatlah hasil pengamatan pada lembar pengamatan 120

N2. Pernafasan Pada Manusia 1.

siapakan alat dan bahan yang diperlukan

2.

larutkan kapur tohor kedalam air 250 ml hingga menjadi larutan jenuh

3.

biarkan air kapur mengendap selama semalaman hingga diperoleh air yang jernih

4.

sedotlah air kapur yang jernih dengan selang plastic kecil, hati-hati agar endapan kapur tidak ikut tersedot

5.

tuang aie kapur jernih dalam 3 botol kecil dengan ukuran yang sama

6.

pasanglah sedotan limun dan plastisin seperti gambar dibawah ini dan beri label ABC

7.

hisaplah udara dari botol A melalui sedotan limun 1 kemudian hembuskanlah nafas pada botol melalui sedotan limun 1

5.

8.

ulangi langkah 7 sebanyak 7 kali

9.

amatilah yang terjadi pada air kapur pada botol A B C

Perolehan Data N1 Respirometer

Botol berisi

Keadaan Air Berwarna pada Respirometer 3 Menit Pertama

Kedua

Ketiga

Keempat

Kelima

0,0

0.03

0,04

0,07

0,1

0,0

0,06

0,08

0,1

0,11

0,0

0,02

0,05

0,07

0,9

kecambah kacang hijau Botol berisi jangkri Botol kosong tanpa makhluk hidup N2 Botol

Keadaan Awal

Akhir

A

Bening

Keruh

B

Bening

Keruh

C

Bening

Keruh

121

6. Analisis Data Pada analisis 1 sampai 3 terdapat perbedaan yang sangat jauh,karena udara yang ada disetiap respirometer berbeda-beda sehingga udara menjadi berpengaruh kecepatannya Pada analisi data kapur jernih yang telah dihembuskan nafas menjadi keruh karena adanya udara yang dihirup

7.

Kesimpulan Dalam proses pernafasan ini dihasilkan sejumlah energy yang digunakan untuk semua aktifitas hidup seperti kontraksi otot,proses pembentukan enzim dan protein, pembelahan dan pertumbuhan sel mempertahankan suhu tubuh dan sebagainya

8. Daftar Pustaka https://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_pernapasan Diakses pada tanggal 20 desember 2018 Erwin. dkk. 2017 . Panduan Praktikum IPA SD. Jakarta: UHAMKA

122

TUMBUHAN ( T )

Judul Pratikum

: Tumbuhan

Hari/Tanggal Pratikum : Selasa, 2 Januari 2018 Pratikan

: Muhammad Haqqin Nazili

Kelas

: 5G

A. Landasan Teori Tumbuhan hijau dapat membuat makanan sendiri. Oleh karena itu, tumbuhan hijau merupakan sumber makanan bagi makhluk hidup lainnya termasuk manusia. Fotosintesis hanya dapat terjadi pada tumbuhan yang mempunyai klorofil, yaitu pigmen yang berfungsi sebagai penangkap energi cahaya matahari. Secara sederhana, keseluruhan proses kimia dalam fotosintesis adalah sebagai berikut: 6CO2 + 6H2O → C6H12O6 + 6O2 Dalam fotosintesis, dengan bantuan sinar matahari, karbon dioksida dan air diubah menjadi gula/amilum dan berlangsung di stroma. Di dalam organel tersebut, sekelompok pigmen pengabsorpsi energi cahaya matahari menggunakan energi tersebut dalam sintesis glukosa dari karbon

dioksida dan air. Sebagai hasil samping dari

fotosintesis, dilepaskan oksigen. Pada tahun 1860, Sach membuktikan bahwa fotosintesis menghasilkan amilum. Dalam percobaannya tersebut ia menggunakan daun segar yang sebagian dibungkus dengan kertas timah kemudian daun tersebut direbus, dimasukkan ke dalam alkohol dan ditetesi dengan iodium. Ia menyimpulkan bahwa warna biru kehitaman pada daun yang tidak ditutupi kertas timah menandakan adanya amilum.

B. Tujuan Praktikum T1. Tumbuhan Berhijau Daun dapat Menghasilkan Zat Tepung Melalui praktikum ini dapat disimpulkan bahwa fotosintesis menghasilkan amilum. T2. Tumbuhan Berhijau Daun dapat Menghasilkan Oksigen Melalui praktikum ini dapat disimpulkan bahwa fotosintesis menghasilkan oksigen.

123

C. Alat dan Bahan Praktikum T1. Tumbuhan Berhijau Daun dapat Menghasilkan Oksigen -

Gelas kimia

1 buah

-

Penjepit tabung reaksi

1 buah

-

Tabung reaksi

1 buah

-

Kaki tiga atau jembatan pembakar

1 buah

-

Lampu spirtus

1 buah

-

Kasa pembakar

1 buah

-

Aluminium foil

secukupnya

-

Air

secukupnya

-

Lugol

secukupnya

-

Alkohol

secukupnya

-

Daun

5 macam

-

Selotip

secukupnya

-

Korek api

secukupnya

-

Cawan petri

1 buah

T2. Tumbuhan Berhijau Daun dapat Menghasilkan Zat Tepung -

Gelas kimia

1 buah

-

Corong

1 buah

-

Hydrilla sp

secukupnya

-

Penjepit tabung reaksi

1 buah

-

Tabung reaksi

1 buah

-

Tang

1 buah

-

Kawat

secukupnya

-

Korek api

secukupnya

-

Air

secukupnya

124

D. Rangkaian Alat Praktikum T1. Tumbuhan Berhijau Daun dapat Menghasilkan Zat Tepung

Memanaskan alkohol

Merebus daun

Merebus dimasukkan

daun

yang

ke

dalam

alkohol

daun Daun mangga dan daun Daun melinjo yang telah mengkudu yang telah ditetesi rambutan yang telah ditetesi lugol ditetesi lugol lugol Daun

rangkaian ingehouz

percobaan

srikaya

dan

Ketika diletakkan di bawah sinar matahari

Ketika diletakkan di dalam ruangan

125

E. Prosedur Praktikum T1. Tumbuhan Berhijau Daun dapat Meghasilkan Zat Tepung 1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan. 2. Sehari sebelum melaksanakan praktikum ini (pagi hari), bungkus terlebih dahulu sebagian daun yang masih tertanam (5 macam daun) dengan menggunakan aluminium foil. 3. Petiklah 5 macam daun yang akan digunakan sesaat sebelum praktikum dimuali. 4. Isilah air secukupnya di dalam gelas kimia, kemudian masak air hingga mendidih. 5. Setelah mendidih, rebuslah daun tersebut hingga layu dan angkat. 6. Seelah merebus daun-daun tersebut, masukkan alkohol ke dalam tabung reaksi dan rebuslah di dalam gelas kimia hingga mendidih. 7. Setelah mendidih, masukkan daun yang telah direbus ke dalam alkohol yang telah mendidih rebuslah hingga alkohol berubah warna. 8. Angkat daun dan buka aluminium foil, letakkan daun pada cawan petri, diamkan daun tersebut hingga alkohol menguap. 9. Ulangi langkah 6 dan 7 untuk jenis daun yang berbeda. 10. Kemudian 5 macam daun tersebut ditetesi lugol. 11. Amati apa yang terjadi pada daun-daun tersebut dan catatlah pada lembar pengamatan. T2. Tumbuhan Berhijau Daun dapat Menghailkan Oksigen 1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan. 2. Letakkan tumbuhan air pada corong, kemudian masukkan corong yang berisi tumbuhan air ke dalam gelas kimia yang berisi air dalam posisi terbalik. 3. Letakkan tabung reaksi berisi air di atas corong yang berisi tumbuhan air, kemudian letakkan percobaan tersebut di tempat yang terkena cahaya matahari selama 30 menit. 4. Ulangi langkah 2 dan 3, namun diletakkan percobaan tersebut di tempat yang tidak terkena sinar matahari. 5. Amati apa yang terjadi dan catatlah pada lembar pengamatan! 6. Angkatlah tabung reaksi pada posisi mulut tabung reaksi terutup menggunakan jari, kemudian sisa air di dalam tabung reaksi dikeluarkan secara perlahan-lahan selanjutnya didekatkan dengan bara api. Amati apa yang terjadi pada bara api tersebut.

126

F. Perolehan Data T1. Tumbuhan Berhijau Daun dapat Menghasilkan Zat Tepung 1. Setelah daun yang disiapkan dimasukkan ke dalam alkohol panas, daun berubah warna menjadi pucat alkohol menjadi berwarna kuning kehijauan. 2. Rangkuman hasil praktikum. Warna Daun

No

Jenis Daun

1

Daun melinjo

Lebih pekat

Lebih pucat

2

Daun rambutan

Lebih pekat

Lebih pucat

3

Daun mangga

Lebih pekat

Lebih pucat

4

Daun mengkudu

Lebih pekat

Lebih pucat

5

Daun srikaya

Lebih pekat

Lebih pucat

Tidak ditutup aluminium foil Ditutup aluminium foil

3. Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan jelaskan kesimpulan tentang praktikum ini! Terbukti bahwa daun yang mengalami fotosintesis menghasilkan zat tepung atau amilum dengan perbedaan warna pada bagian daun yang ditutup aluminium foil dan yang tidak ditutup alumnium foil. Bagian daun yang tidak ditutup aluminium foil memiliki warna yang jauh lebih pekat dibandingkan dengan yang ditutup aluminium foil setelah diberi perlakuan direbus kemudian dimasukan kedalam alkohol yang dipanaskan dan ditetesi cairan lugol. Adanya zat tepung atau amilum dapat dilihat dari warna daun yang lebih pekat karena melakukan proses fotosintesis. Sedangkan daun yang ditutupi aluminium foil tidak dapat melakukan proses fotosintesis sehingga tidak mengandung amilum atau zat tepung.

T2. Tumbuhan Berhijau Daun dapat menghasilkan Oksigen 1. Tidak terkena sinar matahari: a. Dari batang tumbuhan Hydrilla sp keluar sangat sedikit gelembung b. Kemudian menuju celah corong kaca dan naik ke tabung reaksi c. Hal ini mengakibatkan air dalam tabung reaksi menjadi sedikit sekali berkurang 2. Terkena sinar matahari: a. Dari batang tumbuhan Hydrilla sp keluar banyak sekali gelembung b. Kemudian menuju celah corong kaca dan naik ke tabung reaksi c. Hal ini mengakibatkan air dalan tabung reaksi menjadi berkurang 127

3. Jelaskan apa yang terjadi pada bara api yang didekatkan dengan mulut tabung reaksi yang tidak terkena sinar matahari dan yang terkena sinar matahari? Pada tabung reaksi yang terkena matahari maka bara api akan menyala karena terdapat gas yang mengandung oksigen, sedangkan pada tabung reaksi yang tidak terkena matahari makan Hydrilla sp tidak berfotosintesis sehingga bara api tidak menyala karena tidak ada oksigen.

G. Analisis Data T1. Tumbuhan Berhijau Daun dapat Menghasilkan Zat Tepung Pada pengamatan yang sudah praktikan lakukan dapat disimpulkan bahwa tumbuhan berhijau daun dapat menghasilkan zat tepung, yang dibuktikan dengan daun-daun yang sebagian daunnya sudah dibungkus aluminium foil selama 3 hari dan kemudian direbus terlebih dahulu daun-daun sehingga klorofil atau zat hijau daun tersebut keluar dan setelah itu daun tersebut dimasukan kedalam alkohol yang sudah dipanaskan lalu ditetesi oleh cairan lugol sehingga sangat jelas sekali terdapat perbedaan warna antara bagian daun yang ditutup aluminium foil dan yang tidak ditutup aluminium foil. Bagian yang terbuka berwarna hijau pekat sedangkat bagian yang tertutup terlihat lebih pucat. Hal ini dikarenakan tidak terjadi nya fotosintesis pada bagian daun yang tertutup sehingga tidak menghasilkan amilum atau zat tepung.

T2. Tumbuhan Berhijau Daun dapat menghasilkan Oksigen Pada pengamatan yang sudah praktikan lakukan dapat disimpulkan bahwa tumbuhan berhijau daun dapat menghasilkan oksigen, yang dibuktikan dengan percobaan ingenhouz yaitu memakai tumbuhan Hydrilla sp yang diletakkan didalam corong kaca yang kemudian dimasukkan ke dalam gelas kimia berisi air, lalu pada celah corong kaca ditutup dengan menggunakan tabung reaksi. Rangkaian alat percobaan diletakkan didua keadaan yang berbeda, pertama diletakkan di bawah sinar matahari langsung dan yang kedua diletakkan di dalam ruangan sehingga tidak terkena sinar matahari. Ketika diletakkan dibawah sinar matahari, mucul banyak sekali gelembung-gelembung kecil yang kemudian naik ke celah corong kaca dan masuk ke dalam tabung reaksi. Sedangkan, ketika diletakkan didalam ruangan maka gelembung yang muncul hanya sedikit dan memerlukan waktu yang sedikit lama tidak seperti ketika diletakkan dibawah sinar matahari. 128

Adanya gelembung tersebut membuktikan terjadinya proses fotosintesis pada Hydrilla sp dan menghasilkan oksigen dalam bentuk gelembung-gelembung.

H. Kesimpulan Pada seluruh praktikum yang sudah dilakukan dapat disimpulkan bahwa tumbuhan berhijau daun dapat melakukan fotosintesis dan menghasilkan oksigen dan zat tepung atau amilum. Cahaya matahari sangat diperlukan bagi tumbuhan untuk berfotosintesis. Sehingga apabila tidak ada cahaya matahari maka tumbuhan tidak dapat berfotosintesis dan tidak bisa menghasilkan oksigen dan amilum. Itulah mengapa pada saat siang hari tumbuhan selalu menyumbangkan oksigennya pada bumi sehingga ketika kita berteduh dibawah pohon maka akan terasa sangat sejuk, hal ini karena banyak nya oksigen di sekitar kita yang dikeluarkan oleh tumbuhan yang melakukan fotosintesis. Sedangkan pada saat malam hari, tumbuhan tidak melakukan fotosintesis karena tidak ada nya cahaya matahari sehingga tumbuhan memerlukan oksigen untuk bernafas dan menghasilkan karbon dioksida sama seperti manusia dan hewan.

I.

Daftar Pustaka https://id.wikipedia.org/wiki/Tumbuhan Diakses pada tanggal 5 desember 2019 Erwin. dkk. 2017 . Panduan Praktikum IPA SD. Jakarta: UHAMKA

129

UJI MAKANAN ( UM )

Judul Pratikum

: Uji Makanan

Hari/Tanggal Pratikum : Jumat, 21 Desember 2018 Pratikan

: Muhammad Haqqin Nazili

Kelas

: 5G

A. Landasan Teori Untuk memiliki tubuh sehat dan tubuh normal, setiap orang memerlukan zat makanan seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air.Makanan adalah bahan, biasanya berasal dari hewan atau tumbuhan, dimakan oleh makhluk hidup untuk memberikan tenaga dan nutrisi. Setiap makhluk hidup membutuhkan makanan.Tanpa makanan, makhluk hidup akan sulit dalam mengerjakan aktifitas sehari-harinya. Makanan dapat membantu kita dalam mendapatkan energi,membantu pertumbuhan badan dan otak.Memakan makanan yang bergizi akan membantu pertumbuhan kita, baik otak maupun badan.Setiap makanan mempunyai kandungan gizi yang berbeda.Protein, karbohidrat, lemak, dan lain-lain adalah salah satu contoh gizi yang akan kita dapatkan dari makanan. Setiap jenis gizi yang kita dapatkan mempunyai fungsi yang berbeda.Karbohidrat merupakan sumber tenaga yang kita dapatkan sehari-hari.Salah satu contoh makanan yang mengandung karbohidrat adalah nasi.Protein digunakan oleh tubuh untuk membantu pertumbuhan kita,baik otak maupun tubuh kita.Lemak digunakan oleh tubuh kita sebagai cadangan makanan dan sebagai cadangan energi.Lemak akan digunakan saat tubuh kekurangan karbohidrat, dan lemak akan memecah menjadi glukosa yang sangat berguna bagi tubuh kita saat kita membutuhkan energi. Berikut zat-zat yang terkandung dalam makanan yang diperlukan oleh tubuh. Kandungan zat dalam makanan dapat diidentifikasi dari suatu pengujian sederhana namun jumlah kandungan dalam setiap zat makanan dalam bahan makanan hanya dapat diidentifikasi dengan cara yang kompleks. Karbohidrat atau amilum merupakan senyawa yang terdiri dari unsur karbon, hidrogen, dan oksigen. Untuk mengetahui amilum dibahan makanan dapat diuji dengan pemberian larutan iodium. Bahan makanan yang didtetesi larutan iodium akan berubah menjadi biru-ungu. Untuk mengetahui ciri-ciri sumber makanan yang mengandung lemak dapat dilakukan sebagai berikut. Misalnya minyak goreng, jika bahan tersebut 130

dipegang atau diraba akan terasa licin dan bila ditempelkan pada kertas koran, maka kertas akan terlihat meninggalkan bekas minyak pada kertas tersebut. Protein adalah zat makanan penting bagi pertumbuhan perkembangan dan mengganti sel-sel tubuh yang rusak. Keberadaan protein dapat diuji dengan cara membakar bahan makanan yang diuji dengan menambahkan laturan tembaga sulfat. Bahan makanan yang mengandung protein jika dibakar dapat mengeluarkan bau tidak enak seperti bau-bau ayam yang dibakar dan jika bahan makanan ditetesi larutan kapur dan tembaga sulfat, makanan akan berubah warna menjadi warna ungu.

B. Tujuan Praktikum UM1. Uji Karbohidrat Melalui praktikum ini dapat mengidentifikasi bahan makanan yang mengandung karbohidrat. UM2. Uji Lemak Melalui praktikum ini dapat mengidentifikasi bahan makanan yang mengandung lemak UM3. Uji Protein Melalui praktikum ini dapat mengidentifikasi bahan makanan yang mengandung protein.

C. Alat dan Bahan Praktikum Uji Karbohidrat 1. Plat tetes 2. Pipet 3. Pisau 4. Pisang 5. Apel 6. Nasi 7. Telur rebus 8. Telur putih 9. Margarine 10. Biskuit 11. Tepung terigu 12. Gula pasir 13. Kentang 14. Lugol

Uji Lemak 1. Plat tetes 2. Pipet 3. Kertas sampul coklat 10x10cm 4. Lampu senter 5. Lilin 6. Sendok 7. Kemiri 8. Margarin 9. Wortel 10. Seledri 11. Biji jagung 12. Sin1gkong rebus 13. Kacang tanah yang dikupas 14. Pepaya 15. Santan 16. Minyak goreng 17. Susu 18. Air

Uji Protein 1. Plat tetes 2. Pipet 3. Kertas label 4. Gula pasih 5. Putih telur trebus 6. Roti 7. Tempe 8. Daging ayam yang telah direbus 9. Tepung terigu 10. Susu 11. Telu rebus 12. Tembaga sulfat

131

D. Rangkaian Alat Praktikum

Alat dan Bahan Praktikum

Sample kertas disinarkan dengan lampu

Bahan makanan di haluskan di mortar Bahan Makanan yang telah ditetesi lugol

dan alu

Bahan makanan yang telah diletakkan Bahan makanan yang sudah ditetesi diatas kertas

biuret

132

C. Prosedur Praktikum 1. Uji Karbohidrat a. Menumbuk masing-masing bahan makanan yang akan diuji. Bahan makanan b. berupa tepung dan gula pasir diberi sedikit air hingga menjadi cairan yang pekat c. Meletakan bahan makanan yang akan diuji pada plat tetes d. Meneteskan lugol pada bahan makanan yang akan diuji dua sampai tiga tetes e. Mengamati apa yang terjadi can mencatat hasil pengamatan pada lembar pengamatan

2. Uji Lemak a. Mengambil pipet, isap air dengan pipet dan teteskan diatas salah satu kertas coklat b. Mengambil pipet yang lain, isap minyak dengan pipet dan teteskan diatas kertas coklat yang lainnya c. Membirkan kedua kertas tersebut selama sekitar lima menit. Setelah itu periknya keduanya dengan menghadap cahaya. Mengamati dan catat keadaan permukaan kertas tersebut d. Mengambil sepiluh lembar kertas coklat yang sama. Berilah nomor dan jenis bahan makanan yang diuji. (1) kemiri, (2) margarin, (3) seledri, (4) wortel, (5) biji jagung, (6) singkong, (7) kacaang, (8) pepaya, (9) santan, (10) susu. e. Menghaluskan kemiri, usap-usap diatas kertas coklat kira-kira 10 kali dan bersihkan sisa kemiri. Biarkan sekitar 5 menit f. Sambil menunggu waktu, menegrjakan hal serupa untuk ke sembilan bahan lainnya. Mencairkan margarine diatas sendok dengan menggunakan panas dari nyala lilin. Teteskan margarine diatas kertas coklat. Biarkan sekitar lima menit g. Setelah lima menit, mengamati lertas coklat satu-persatu h. Menggunakan lampu atau senter karah bekas usapan dari bahan-bahan makanan yang diuji. Kertas manakah yang meninggalkan bekas noda minyak? Mencatat hasil pengamatan pada tabel lembar kerja.

3. Uji Protein a. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan dalam praktikum b. Menumbuk masing – masing makanan yang akan diuji, dan melarutkan gula dan tepung dengan air sehingga menjadi cairan pekat 133

c. Mengatur bahan makanan yang akan diuji diatas plat tetes d. Memberikan dua tetes larutan kapur untuk setiap bahan makanan yang diuji. Pada daerah bekas tetesan air kapur, memberikan pula dua tetes biuret. Mengamati dan mencatat perubahan warna yang terjadi ke dalam lembar kerja yang sudah tersedia.

D. Perolehan Data 1. Uji Karbohidrat

No

Bahan Makanan

Warna Sebelum

Setelah

Ditetesi Lugol

Distetesi Lugol Coklat

Mengandung

kehitaman

amillum

1

Pisang

Putih

2

Apel

Putih

Coklat

3

Nasi

Putih

Biru kehitaman

4

Telur rebus

Putih

Putih

5

Tahu putih

Putih

Putih kecoklatan

6

Margarine

Kuning

7

Biskuit

Coklat

Biru kehitaman

Putih

Biru kehitaman

8

Tepung terigu

Mengandung amillum Tidak mengandung amillum Tidak mengandung amillum

kecoklatan

amillum

Putih

Putih kecoklatan

10

Kentang

Kuning

Biru kehitaman

Kuning

Biru kehitaman

rebus

amillum

Tidak mengandung

Gula pasir

Kentang

Tidak mengandung

Kuning

9

11.

Keterangan

Mengandung amillum Mengandung amillum Tidak mengamdung amillum Mengandung amillum Mengandung amilum 134

2.

Uji Lemak Meninggalkan bekas No.

noda minyak

Bahan yang diuji

Ya

3.

Keterangan

tidak

1.

Seledri



Tidak mengandung lemak

2.

Wortel



Tidak mengandung lemak

3.

Jagung



Tidak mengandung lemak

4.

Singkong



Tidak mengandung lemak

5.

Kacang tanah

6.

Pepaya

7.

Santan



Mengandung lemak

8.

Susu



Mengandung lemak

9.

Air

10.

Minyak



Mengandung lemak

11.

Margarine



Mengandung lemak

12.

Kemiri



Mengandung lemak

 √



Tidak Mengandung lemak Tidak mengandung lemak

Tidak mengandung lemak

Uji Protein Warna No

Jenis Bahan

Sebelum

Sesudah

Makanan

Ditetesi

Distetesi

Biuret

Biuret

Keterangan

1

Gula pasir

Putih

Putih kebiruan

Tidak mengandung protein

2

Roti

Putih

Ungu

Mengandung protein

3

Tempe

Putih

Ungu

Mengandung protein

4

Daging ayam

Putih

Ungu

Mengandung protein

5

Tepung terigu

Putih

Ungu

Mengandung protein

6

Susu

Putih

Ungu

Mengandung protein

7

Telur rebus

Putih

Ungu

Mengandung protein

135

G. Analisis Data 1. Uji Karbohidrat Bila suatu sample zat makanan yang yang ditetesi lugol kemudian sample tersebut berubah warna menjadi coklat –hitam berarti sample zat makanan tersebut mengandung karbohidrat

2. Uji Lemak Bila suatu sample zat makanan yang dioleskan ke kertas coklat, kemudian sample tersebut dikenakan lampu atau senter lalu dikertasnya tersebut terdapat noda minyak, berarti sample zat makanan tersebut mengandung lemak.

3. Uji Protein Bila suatu sample zat makanan yang diteteskaan biuret kemudian sample tersebut berubah waarna menjadi ungu, berarti sample zat makanan tersebut mengandung protein.

H. Kesimpulan Setelah melakukan percobaan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa dari beberapa bahan makanan yang dibawa oleh kami tidak semuanya mengandung karbohidrat, lemak dan protein hanya beberapa makanan saja yang mengandung karbohidrat, lemak, dan protein. Makanan yang mengandung karbohidrat adalah pisang, nasi, biskuit, tepung terigu, dan kentang. Bahan yang mengandung lemak adalah kacang tanah, santan, susu, minyak, margarine dan kemiri. Sedangkan, bahan makanan yang mengandung protein adalah roti, tempe, daging ayam, tepung terigu, susu, dan telur rebus. Selebihnya tidak mengandung karbohidrat, lemak dan protein

I.

Daftar Pustaka https://id.wikipedia.org/wiki/Makanan diakses pada tanggal 25 desember 2018 Erwin. dkk. 2017 . Panduan Praktikum IPA SD. Jakarta: UHAMKA

136

Related Documents


More Documents from "Ifah Syarifah"