Laporan Praktikum Gis.docx

  • Uploaded by: raza qul
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Laporan Praktikum Gis.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,948
  • Pages: 41
Laporan

Praktikum GIS Asisten Praktikum :

1. Siti Syarifah Azzahra 2. M. Ghifari Sulvi

Disusun oleh :

M. Razzaqul 1604108010006

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA KOTA BANDA ACEH 2018

KATA PENGANTAR Assalamualaikum Wr. Wb. Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat dan taufik-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan Laporan Hasil Praktikum Sistem Informasi Geografis. Shalawat beiring salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Rasulullah SAW . Laporan ini saya susun dengan metode dan kajian pustaka dengan tujuan untuk memahami tentang software QGIS. Saya berharap agar pembaca mendapatkan pembelajaraan dan informasi melalui laporan yang saya buat ini. Namun saya menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata kesempurnaan, Maka, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat saya harapkan demi peningkatan kualitas laporan ini. Saya berharap semoga laporan ini dapat menjadi secuil sumbangan dalam dunia pendidikan kita.

Wassalam.

Darussalam ,02 Juni 2018

Penyusun

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar belakang GIS adalah singkatan dari Geographic Information System atau sistem informasi geografis. GIS merupakan suatu alat yang dpat digunakan untuk mengelola (input, manajemen, dan output) data spasial atau data yang bereferensi geografis. Setiap data yang merujuk lokasi di permukaan bumi dapat disebut sebagai data spasial bereferensi geografis. Misalnya data kepadatan penduduk suatu daerah, data jaringan atau saluran dan sebagainya. Data GIS dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu data spasial dan data atribut atau tabular. Data grafis adalah data yang menggambarkan bentuk atau kenampakan objek di permukaan bumi. Sedangkan data tabular adalah data deskriptif yang menyatakan nilai dari data grafis tersebut. Secara garis besar, data grafis dibedakan menjadi tiga macam yaitu data titik (point), garis (line) dan area (region atau polygon). Data grafis Titik biasanya digunakan untuk mewakili objek kota, bangunan, kondisi lahan. Data Garis dapat dipakai untuk menggambarkan jalan, sungai, jaringan atau saluran dan lain-lain. Sementara data Area digunakan untuk mewakili batas administrasi, penggunaan lahan, kemiringan lereng dan lain-lain. Sedangkan struktur data SIG ada dua macam yaitu vector dan raster . Pada struktur data vector posisi objek dicatat pada system koordinat. Sedangkan objek pada struktur data raste disimpan pada grid dua dimensi yaitu baris dan kolom. Data atribut atau tabular merupakan data yang menyimpan informasi mengenai nilai atau besaran dari data grafis. Untuk struktur data vector, data atribut tersimpan secara terpisah dalam bentuk tabel. Sementara pada stuktur data raster nilai data grafis-nya tersimpan langsung pada nilai grid atau piksel tersebut. 2. Tujuan 

Mengerti akan teori dasar dari Perpetaan GIS (Geographic Information System)



Memahami dan dapat melakukan Rektifikasi dengan menggunakan software QGIS



Memahami dan dapat melakukan Digitasi dengan menggunakan software QGIS



Memahami dan dapat melakukan proses ekstrasi informasi atau Query



Memahami serta dapat membuat Layout pada peta

BAB II DASAR TEORI Sistem Informasi Geografis atau disingkat SIG dalam bahasa Inggris Geographic Information System (disingkat GIS) merupakan sistem informasi khusus yang mengelola data yang memiliki informasi spasial (bereferensi keruangan). Atau dalam arti yang lebih sempit adalah sistem komputer yang memiliki kemampuan untuk membangun, menyimpan, mengelola dan menampilkan informasi berefrensi geografis atau data geospasial untuk mendukung pengambilan keputusan dalam perencanaan dan pengelolaan suatu wilayah, misalnya data yang diidentifikasi menurut lokasinya, dalam sebuah database.

Peta merupakan gambaran permukaan bumi yang diperkecil, dituangkan dalam selembar kertas atau media lain dalam bentuk dua dimensional. Melalui sebuah peta kita akan mudah dalam melakukan pengamatan terhadap permukaan bumi yang luas, terutama dalam hal waktu dan biaya (Miswar, 2013).

Peta memuat berbagai informasi tentang judul, skala, orientasi, letak koordinat, legenda, dan sumber peta, semua informasi peta ini dinamakan informasi tepi peta. Informasi tepi peta ini sangat penting untuk mengetahui identitas dan tema peta. Peta dengan komposisi informasi tepi peta yang diatur dan disusun dengan baik dan benar pada ruang garis tepi peta, akan diperoleh penampilan peta yang menarik. Penampilan peta yang menarik dapat mengundang pengguna peta (map users) untuk mempelajari dan memanfaatkan peta tersebut. Komposisi peta disebut juga tata letak peta atau layout peta. Komposisi peta merupakan unsur terpenting dalam mengatur informasi tepi peta. Informasi tepi peta adalah semua keterangan yang terdapat di tepi peta, pada bagian atas, bawah atau samping kanan dan kiri peta (Miswar, 2013).

1. Rektifikasi Rektifikasi adalah suatu proses melakukan transformasi data dari satu sistem grid menggunakan suatu transformasi geometrik. Oleh karena posisi piksel pada citra output tidak sama dengan posisi piksel input (aslinya) maka piksel-piksel yang digunakan untuk mengisi citra yang baru harus di-resampling kembali. Resampling adalah suatu proses melakukan ekstrapolasi nilai data untuk piksel-piksel pada sistem grid yang baru dari nilai piksel citra aslinya. Rektifikasi juga dapat diartikan sebagai pemberian koordinat pada citra berdasarkan koordinat yang ada pada suatu peta yang mencakup area yang sama.

2. Proyeksi Sebelum melakukan koreksi geometrik ,analisis harus terlebih dahulu memahami tentang sistem proyeksi peta.untuk Indonesia sistem proyeksi yang digunakan adalah sistem proyeksi UTM (Universal Transverse Mercator) dengan datum DGN95(Datum Geodesi Nasional).untuk tingkat internasional DGN-95 sesungguhnya sama dengan WGS 1984.masing-masing sistem proyeksi sangat terkait dengan sistem koordinat peta. 3. Digitasi Digitasi merupakan suatu teknik digitasi atau proses konversi dari data format raster ke dalam format vektor. Digitasi di bagi ke dalam 3 kelompok berdasarkan tipe shapefile-nya yaitu: 

Digitasi Point : digitasi untuk membuat simbol fasilitas umum, tempat wisata, Gunung, Kota, dll.



Digitasi Line : digitasi untuk membuat jalan tol, arteri dan kolektor, sungai.



Digitasi Polygon : digitasi untuk membuat wilayah Kabupaten, Kota dll.

4. Query Query adalah proses ekstraksi informasi sesuai dengan kebutuhan pengguna dari sekumpulan data. (Refer kembali perbedaan data dan informasi). Dalam GIS ada 2 jenis query: 

Query atribut : ekstraksi informasi yang diinginkan dari tabel atribut dan data-data lain yang berhubungan dengan data spasial tersebut.



Spatial Query : Spatial query adalah ekstraksi objek-objek berdasarkan kondisi tertentu di lapangan (dunia nyata)

5. Layout Layout di dalam bahasa memiliki arti tata letak. Sedangkan menurut istilah, layout merupakan usaha untuk menyusun, menata, atau memadukan elemen-elemen atau unsurunsur komunikasi grafis (teks, gambar, tabel dll) menjadikan komunikasi visual yang komunikatif, estetik dan menarik. Di sini diperlukan pertimbangan ketika sedang mendesain suatu informasi yang seefektif mungkin. Tujuan utama layout adalah menampilkan elemen gambar dan teks agar menjadi komunikatif dalam sebuah cara yang dapat memudahkan pembaca menerima informasi yang disajikan.

Layout Peta ialah proses akhir setelah peta direktifikasi dan didigitasi, pada proses ini peta dibuat sesempurna mungkin dengan menambah elemen-elemen pada peta juga dibuat semenarik mungkin untuk membuat orang-orang tertarik melihatnya.

BAB III PEMBAHASAN 3.1 Pengambilan Peta Area Kerja Gambar area kerja didapat dari peta geologi Lembar Buntok, Kalimantan dengan skala 1:250.000

Gambar 1. Peta geologi Lembar Buntok, Kalimantan

3.2 Langkah Kerja 3.2.1 Rektifikasi 1. Buka software QGIS 3.0.2

Gambar 2. Tampilan awal QGIS

2. Untuk menginput gambar peta yang sudah disiapkan, pada panel browser pilih peta yang akan diinput.

Gambar 3. Input data

3. Untuk memberikan suatu sistem koordinat, pilih raster > georeferencer > georeferencer…

Gambar 4. Georeferencing

4.

Untuk menginput gambar peta yang akan diberikan sistem koordinat, klik open raster > pilih gambar peta > open > pada coordinate reference system, pilih WGS 84 > klik ok.

Gambar 5. georeferencing

Gambar 6. Membuat sistem koordinat

5. Untuk retifikasi, klik add point untuk membuat titik-titik kontrol > klik pada ujung peta > masukkan titik koordinat. Lakukan hal yang sama pada ujung peta lainnya.

Gambar 7. Input titik koordinat

6. Pilih transformation settings.

Gambar 8. Transformation setting

7. Klik start georeferencing

Gambar 9. Start georeferencing

8. Klik raster > kemudian klik projections > pilih warp (reproject)

Gambar 10. reproject

9. Pada window Warp (reproject), untuk Source CRS pilih Project CRS: EPSG:4326 – WGS 84 > untuk Target CRS pilih EPSG:32750 – WGS 84 / UTM zone 50S > pada reprojected, pilih Save to File… > simpan data UTM tersebut di dalam folder yang telah disediakan > kemudian tekan Run in Background

Gambar 11. reproject

10. Setelah menunggu beberapa saat, apabila reproject berhasil maka akan tampak seperti gambar dibawah ini. Kemudian tekan close.

Gambar 12. Proses reproject

11. Untuk menginput data UTM, pada menu layer, pilih add layer > kemudian pilih add raster layer.

Gambar 13. Add raster layer

12. Pilih raster > input data UTM > klik add > close

Gambar 14. Input raster database

3.2.2 Proses Digitasi dan labeling Digitasi yang akan dilakukan adalah point, polyline, dan polygon. Point digunakan untuk mendigitasi titik nama kota dan titik mineral. Polyline digunakan untuk mendigitasi jalan, sesar, sesar mendatar, antiklin, siklin, dan sungai. Sedangkan polygon digunakan untuk mendigitasi daerah persebaran batuan dan danau.

A. Proses digitasi dan labelling point

1. Pada project toolbar, klik new shapefile layer. Pilih point untuk geometry type

Gambar 15. Membuat layer point

2. Pada digitizing toolbar, klik toggle editing > klik add point feature > kemudian klik pada titik nama kota yang akan didigitasi.

Gambar 16. Digitasi point

3. Untuk mengedit, pada layer point klik kanan kemudian pilih properties.

Gambar 17. Properties

4. Untuk menampilkan nama kota, pada labels pilih show labels for this layer > pilih label with abc > tekan apply > lalu tekan ok.

Gambar 18. Membuat label point

B. Proses digitasi dan labeling polyline

1. Pada project toolbar, klik new shapefile layer. Pilih polyline untuk geometry type. Pilih type text data untuk nama sungai > klik add to field list > kemudian untuk panjang dari geometri tersebut, pilih type decimal number > lalu klik add to field list > tekan ok.

Gambar 19. Membuat layer polyline

Gambar 20. Membuat layer polyline

2. Pada digitizing toolbar, klik toggle editing > klik add line feature > kemudian klik pada sepanjang garis yang akan didigitasi.

Gambar 21. Proses digitasi polyline

3. Untuk mengedit, pada layer polyline klik kanan kemudian pilih properties.

Gambar 22. Properties pada layer polyline

4. Untuk polyline satu jenis seperti sungai, pilih single symbol, jika polyline banyak jenis seperti garis geologi (sinklin, antiklin, sesar, dll) pilih categorized.

Gambar 23. mengklasifikasi polyline

5. Untuk menampilkan nama dari polyline tersebut, pada labels pilih label with abc > klik apply > lalu ok.

Gambar 24. Membuat label polyline

C. Proses digitasi dan labeling polygon 1. Pada project toolbar, klik new shapefile layer. Pilih polygon untuk geometry type. Pilih type text data untuk nama daerah > klik add to field list > kemudian untuk luas dari geometri tersebut, pilih type decimal number > lalu klik add to field list > tekan ok.

Gambar 25. Membuat layer polygon

Gambar 26. Membuat layer polygon

2. Pada digitizing toolbar, klik toggle editing > klik add polygon feature > kemudian klik pada pada sepanjang garis mengikuti bentuk area yang akan didigitasi.

Gambar 27. Proses digitasi polygon

3. Untuk menampilkan nama daerah persebaran batuan, pada labels pilih show labels for this layer > pilih label with abc > tekan apply > lalu tekan ok.

Gambar 28. Membuat layer polygon

4. Untuk membedakan warna dari tiap-tiap geometri, pada symbology pilih categorized > pilih abc pada column untuk membedakan warna berdasarkan nama batuan > klik classify > klik apply > ok.

Gambar 29. Mengklasifikasi polygon

D. Hasil akhir setelah proses digitasi selesai

gambar 30. Hasil akhir digitasi

3.2.3 Menghitung panjang pada polyline dan luas pada polygon A. Menghitung panjang pada polyline Untuk menghitung panjang, pada attributes toolbar klik open attribute table. Pada window attribute table, klik open field calculator.

Gambar 31. Menghitung panjang polyline

B. Menghitung luas pada polygon Untuk menghitung luas, pada attributes toolbar klik open attribute table. Pada window attribute table, klik open field calculator.

Gambar 32. Menghitung luas polygon

3.2.4 Querry A. Menentukan daerah yang luasnya kurang dari 10000000 1. Select layer daerah atau polygon > pada attributes toolbar pilih open attribute table > tekan select features using an expression > masukkan fungsi > kemudian tekan select features.

Gambar 33. Proses querry

2. Maka daerah yang luasnya < 10000000 akan ter-select pada attribute table.

Gambar 34. Hasil querry

B. Menentukan daerah yang luasnya lebih dari 300000000 1. Select layer daerah atau polygon > pada attributes toolbar pilih open attribute table > tekan select features using an expression > masukkan fungsi > kemudian tekan select features.

Gambar 35. Proses querry

2. Maka daerah yang luasnya > 300000000 akan ter-select pada attribute table.

Gambar 36. Hasil querry

C. Menentukan daerah yang luasnya diantara 10000000 - 200000000 1. Select layer daerah atau polygon > pada attributes toolbar pilih open attribute table > tekan select features using an expression > masukkan fungsi > kemudian tekan select features.

Gambar 37. Proses querry

2. Maka daerah yang luasnya 10000000 - 200000000 akan ter-select pada attribute table.

Gambar 38. Hasil querry

3.2.5 Buffer 1. Untuk menentukan titik mana saja yang berada pada radius 1000 dari titik Bantaipaliwai, terlebih dahulu select di titik kota Bantaipaliwai, lalu pada menu toolbar pilih processing > klik toolbox.

Gambar 39. Select point

2. Lalu search Buffer > pilih buffer > pada input layer pilih kota > centang selected features only > buat distance menjadi 10000 dan segments adalah 5 > klik run in background.

Gambar 40. buffering

3. Tunggu beberapa saat sampai muncul window seperti pada gambar dibawah > lalu klik close.

Gambar 41. Proses buffering

4. Untuk melihat point mana saja yang masuk ke dalam buffer, pilih select by location > pada select features from pilih kota > centang intersect > pada by comparing to the features from pilih buffered > centang selected features only > lalu klik run.

Gambar 42. Menampilkan titik hasil buffering

43. hasil buffering

3.2.6 Querry 1. Untuk memilih daerah yang memiliki titik yang berada pada luasan tertentu, pada layer daerah klik open attribute table > tekan select features by using an expression > tulis fungsi seperti pada gambar 44 > tekan select features.

Gambar 44. Select features

2. Pada panel processing, pilih toolbox > pilih select by location. Pada select features from pilih point (kota) > pilih intersect > by comparing to the features from daerah > centang selected features only > run.

Gambar 45. Select features

3. Hasil daerah yang memiliki titik yang berada pada luasan tertentu.

Gambar 46. Hasil

4. Untuk memilih jalan apa saja yang berpotongan dengan daerah yang memiliki luasan tertentu, pada layer daerah klik open attribute table > tekan select features by using an expression > tulis fungsi seperti pada gambar 47 > tekan select features.

Gambar 47. Select features

5. Pada panel processing, pilih toolbox > pilih select by location. Pada select features from pilih polyline (jalan) > pilih cross > by comparing to the features from daerah > centang selected features only > run.

Gambar 48. Select features

6. Hasil jalan yang berpotongan dengan daerah yang memiliki luasan tertentu.

Gambar 49. hasil

3.2.7 Metadata 1. Untuk membuat keterangan peta, seperti nama pembuat dll. Klik properties pada salah satu layer > pilih metadata. 2. Untuk membuat kontak owner, pilih contact.

Gambar 50. Metadata

3. Untuk membuat abstrak, tekan identification.

Gambar 51. Metadata

4. Klik apply > ok.

3.2.8 Joint attribute 1. Untuk menggabungkan (join) attribute antara table attribute point dan table attribute polygon, klik properties pada layer point seperti layer kampung.

Gambar 51. Open properties

2. Pada joins tekan add new join (+). Pada join layer pilih daerah > pada join field pilih id > pada target field pilih id > ok.

gambar 52. Add vector join

3. Tekan apply > lalu ok.

Gambar 53. Add join layer

4. Untuk menampilkan hasil join attribute, pada layer point (kampung) tekan open attribute table.

Gambar 54. Hasil join attribute

3.2.9 Memasukkan data hasil tracking 1. Untuk memasukkan data hasil tracking, pindahkan data hasil tracking ke dalam computer/laptop. 2. Untuk menginput data hasil tracking pada QGIS, pada panel layer pilih add layer > pilih add vector layer.

Gambar 55. Add vector layer

3. Kemudian browse data hasil tracking > tekan add > ok.

Gambar 56. Memasukkan data hasil tracking

3.2.10 Membuat layout 1. Pada panel project, pilih new print layout.

Gambar 57. Membuat layout

2. Pilih adds a new map to the layout > select area pada halaman.

Gambar 58. Memasukkan peta

3. Tekan select/move item pada peta > pada item properties, atur skala agar sesuai dengan layout.

Gambar 59. Mengatur skala peta

4. Untuk menampilkan legenda, tekan add a new legend to the layout > select area yang akan diletakkan legenda. Untuk menghapus beberapa item, unchecklist pada auto update > pilih item yang akan dihapus > tekan (-).

Gambar 60. Menambah dan mengedit legenda

5. Untuk menampilkan grid, tekan select/move item pada peta > pada item properties pilih grid > tekan add a new grid > kemudian tekan modify grid.

Gambar 61. Membuat grid

6. Pada modify grid, interval units diganti dengan centimeter > atur interval dan offset.

Gambar 62. Membuat grid

7. Untuk membuat skala batang, tekan adds a new scale bar to the layout, select area yang akan kita tambah skala.

Gambar 63. Membuat skala batang

8. Untuk menampilkan arah mata angin, pada panel add item, pilih add picture.

Gambar 64. Membuat arah mata angina

9. Select area untuk memuat arah mata angin > pada search directories, pilih gambar simbol mata angin.

Gambar 65. Membuat arah mata angin

10. Untuk membuat judul peta, tekan add a new label to the layout.

Gambar 66. Membuat judul

11. Hasil layout dapat dilihat pada halaman lampiran.

BAB IV PENUTUP

Kesimpulan

SIG (Sistem Informasi Geografis) sebagai metode dan teknologi mampu melakukan pekerjaan-pekerjaan pemetaan yang semula sangat sulit untuk dilakukan secara manual. Informasi baru yang diperoleh dari hasil analisis SIG sangat akurat dan dapat dilihat pola keruangannya, sehingga memudahkan proses perencanaan, pemantauan, dan evaluasi pembangunan dan dapat menjadi pedoman untuk pengambilan keputusan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa kemunculan SIG atau aplikasi yang berhubungan dengan SIG adalah jawaban atas keterbatasan dari hasil pembuatan peta yang di lakukan dengan teknik pembuatan kartografi secara manual keterbatasan-keterbatasan pada pembuatan peta dengan teknik kartografi manual antara lain pembuatan, penyimpanan, pemanfaatan, dan pembaruan/modifikasi peta sesuai dengan perkembangan dan keperluan yang dikehendaki. Oleh sebab itu para ahli berusaha mencari cara agar data yang diperlukan untuk pemetaan mudah diperoleh sehingga peta menjadi mudah dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan agar dapat mempercepat dan mengefisienkan pembuatan peta.

Related Documents


More Documents from "Khairunnisa"