Laporan Praktikum Fisiologi Tumbuhan.docx

  • Uploaded by: Sella Plk
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Laporan Praktikum Fisiologi Tumbuhan.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,502
  • Pages: 9
I. TOPIK PRAKTIKUM “ AIR SEBAGAI PENYOKONG PADA TUMBUHAN ” II. TUJUAN PRAKTIKUM “ Untuk mengetahui jumlah air yang diperlukan oleh tumbuhan ” III. DASAR TEORI Air merupakan kebutuhan pokok bagi semua tanaman juga merupakan bahan penyusun utama dari protoplasma sel. Disamping itu, air adalah komponen utama dalam proses fotosintesis, pengangkutan assimilasi hasil proses ini ke bagian-bagian tanaman hanya dimungkinkan melalui gerakan air dalam tanaman. Dengan peranan tersebut di atas, jumlah pemakaian air oleh tanaman akan berkorelasi posistif dengan produksi biomassa tanaman, hanya sebagian kecil dari air yang diserap akan menguap melalui stomata atau melalui transpirasi (Dwidjoseputro,Gembong, 1990). Dalam fisiologi tumbuhan, peranan air dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman, yaitu : air merupakan bahan penyusun utama dari pada protoplasma. Kandungan air yang tinggi aktivitas fisiologis tinggi sedang kandungan air rendah aktivitas fisiologisnya rendah. Air merupakan reagen dalam tubuh tanaman, yaitu pada proses fotosintesis. Air merupakan pelarut substansi (bahan-bahan) pada berbagai hal dalam reaksi-reaksi kimia (Kramer dan Kozlowski, 1960). Air dapat diserap tanaman melalui akar bersama-sama dengan unsur-unsur hara yang terlarut didalamnya, kemudian diangkut kebagian atas tanaman, terutama daun, melului pembuluh xylem. Pembuluh xylem pada akar, batang dan daun merupakan suatu system yang kontinu, berhubungan satu sama lain (Campbell, Neil A, Jane B Reece, dan Lawrence G Mitchel. 2010). Air adalah pelarut terbaik yang sangat penting bagi tanaman, air juga sangat penting bagi kehidupan tanaman. Air merupakan 90-95% penyusun tanaman, aktivator enzim, pereaksi dalam reaksi hidrolisis, sumber H dalam fotosintesis, penghasil O2 dalam fotosintesis, pelarut dan pembawa berbagai senyawa, mengatur keluar masuknya zat terlarut ke dan dari sel, mendukung tegaknya tanaman terutama pada tanaman herbacius, mempertahankan suhu tanaman tetap konstan pada saat cahaya penuh (Kimball, John W. 1983). Didalam tumbuhan, air berperan sebagai pelarut. Sruktur molekul protein dan asam nukleat sangat ditentukan oleh adanya molekul air disekitarnya. Berarti juga aktivitas dari protein dan asam nukleat dapat berlangsung karena adanya air di sekitarnya. Selain protein dan asam nukleat, aktivitas senyawa lain di dalam protoplasma juga ditentukan oleh adanya air. Walaupun air dapat bertindak sebagai bahan pereaksi (reaktan) atau sebagai produk suatu

reaksi kimia, tetapi yang lebih penting adalah air menciptakan lingkungan yang memungkinkan untuk berlangsungnya berbagai reaksi biokimia dalam sel tumbuhan (Lakitan (2010). Daun merupakan alat yang penting bagi kelangsungan hidup tumbuhan, sebab disitu terjadi proses fotosintesis yang akan menghasilkan makanan bagi tumbuhan. Hasil fotosintesis akan didistribusikan ke seluruh organ untuk pertumbuhan dan perkembangan. Daun tidak seperti organ lain dari tumbuhan karena umumnya bersifat sementara. Untuk fotosintesis diperlukan sinar dan klorofil serta CO2 dan H2O sebagai bahan baku, dengan demikian posisi daun mempengaruhi strukturnya. Selain itu pengaruh lingkungan yang lain seperti ketersediaan air, adanya kadar garam yang tinggi dalam air disekitar tumbuhan juga berpengaruh terhadap struktur luar dan dalam dari daun. Mengenai penguapan yang terjadi di daun kita kenal penguapan melalui kutikula dan penguapan melalui stoma. Kegiatan transpirasi terpengaruh oleh banyak faktor, baik faktor dalam maupun faktor luar yang termasuk faktor dalam ialah besar-kecilnya daun, tebal tipisnya daun, berlapiskan lilin atau tidaknya permukaan daun, banyak sedikitnya bulu pada permukaan, banyak sedikitnya stoma, bentuk dan lokasi stomata. Sedangkan yang termasuk faktor luar adalah radiasi, temperatur, kebasahan udara, tekanan udara, angin keadaan air di dalam tanah (Sunariyati, Siti. 2013).

IV. ALAT DAN BAHAN VI.1 Tabel Alat No

Nama Alat

Jumlah

1.

Stopwatch HP

1 buah

2.

Neraca digital

1 buah

3.

Kamera Handphone

1 buah

VI.2 Tabel Bahan No 1.

Nama Bahan Daun Acalypha SP. yang masih segar

Jumlah 1 helai daun

V. PROSEDUR KERJA 1. Mengambil satu helai daun Acalypha SP yang masih segar dan masih memperlihatkan bentuknya yang normal. 2. Menimbang segera daun tersebut dan mencatat beratnya dan keadaan fisik daun tersebut, kalau perlu digambar. 3. Membiarkan daun tersebut pada udara terbuka dan setiap 30 menit, kemudian menimbang kembali beratnya serta mencatat perubahan fisik daun. 4. Menunggu berapa lama daun tersebut menjadi benar-benar layu dan berapa banyak air yang hilang dari daun tersebut.

VI . HASIL PENGAMATAN A. Data Hasil Pengamatan No.

1

Menit ke

30 menit

Gambar daun Acalypha SP. Segar

Berat daun Acalypha SP. (gram) 0,57 gram

Kondisi Daun

 Kondisi daun masih segar.  Warna daun masih cerah, tua kehijauan  Ujung daun meruncing  Tepi daun rata  Pangkal daun lancip.  Tulang daun menyirip.  Bentuk daun memanjang.

 Daun layu dan

2. 0,55 gram

berwarna hijau tua, tulang daun tidak tegak  Daun lentur karena layu.  Bentuk daun bulat memanjang.

Gambar Pembanding

3.

90 menit

0,52 gram

 Daunnya sangat layu dan lentur .  Warna daun memudar tidak hijau.  Tulang daun tidak tegak lagi.

Catatan : Terjadinya sedikit perubahan ini dikarenakan kondisi lingkungan saat daun di biarkan di udara terbuka.

VII. PEMBAHASAN Berdasarkan data hasil pengamatan dapat dilihat bahwa pada percobaan (Air sebagai system penyokong pada tanaman) pengamatan dilakukan pada Acalypha sp. Pada daun Acalypha sp. yang dibiarkan selama 30 menit bentuk fisik daun sebelumnya berwarna hijau tua, ujung daun meruncing, tepi daun rata, pangkal daun lancip, tulang daun menyirip, bentuk daun memanjang, permukaan daun licin, daging daun tipis lunak dan berat daun 0,57 gram. Setelah dibiarkan terbuka di udara selama 60 menit, berat daun mengalami perubahan yaitu menjadi menjadi 0,55 gram dengan ciri-ciri fisiknya adalah daun layu, daun berwarna hijau tua, tulang daun tidak tegak, daun lentur karena layu, bentuk daun bulat memanjang. Setelah dibiarkan di udara 90 menit berikutnya, berat daun mengalami perubahan drastis yaitu menjadi 0,52 gram. Sehingga banyak air yang hilang pada daun yang disebabkan oleh proses transpirasi pada tumbuhan yaitu hilangnya air dalam bentuk uap air dari jaringan hidup tanaman yang terletak di atas permukaan tanah melewati stomata, lubang kutikula dan juga letisel. . Ciri-ciri fisik daun dengan berat 0,52 gram yaitu daun sangat layu dan lentur, warna daun memudar tidak hijau lagi. Sehingga diperoleh banyak air yang hilang adalah berat awal dikurangi berat akhir yaitu 0,57 gram – 0,52 gram = 0,05 gram. Daun Acalypha sp.

tersebut benar-benar layu setelah 90 menit. Dalam proses

fisiologinya, tumbuhan memiliki keterkaitan hubungan dengan air atau bahan-bahan (senyawa atau ion) yang terlarut di dalam air. Di dalam tubuh tumbuhan banyak mengandung air, hal inilah yang menyebabkan suhu tumbuhan relatif stabil walaupun menerima atau kehilangan energi. Tingginya energi yang dibutuhkan untuk menguapkan air disebabkan oleh adanya ikatan hydrogen. Bagi tumbuhan, tingginya panas evaporisasi (energi yang dibutuhkan untuk menguapkan 1 gram air pada suhu 200C) penting artinya dalam upaya untuk menjaga stabilitas suhu daun melalui proses transpirasi. Oleh karna itu pada praktikum yang telah dilakukan, kita dapat mengetahui penyebab menyusutnya massa sampel yang kita gunakan adalah dikarenakan adanya penguapan cairan yang ada pada sampel akibat adanya proses transpirasi. Transpirasi yaitu terjadi pengeluaran berupa H2O dan CO2 pada siang hari saat panas, melalui stomata atau mulut daun dan juga lentisel (celah batang). Dengan terlepasnya air dalambentuk uap air melalui mulut daun atau stomata dan kutikula ke udara bebas yang dikenal dengan istilah evaporasi maka akan semakin cepat terjadi laju traspirasi. Luasnya permukaan daun yang ada di udara merupakan salah satu hal yang menyebabkan penguapan dapat berjalan cepat, proses penguapanpun tak mungkin dicegah. Selain itu juga terdapat faktor-faktor lain yang dapat mempercepat proses penguapan meliputi

besar kecilnya daun, tebal tipisnya daun, berlapiskan lilin atau tidaknya permukaan daun, banyak sedikitnya bulu pada pada permukaan daun, banyak sedikitnya stomata serta bentuk dan lokasi stomata. Sedangkan yang termasuk faktor luar yaitu sinar matahari, temperatur, kebasahan udara, tekanan udara, angin. Kemungkinan kehilangan air dari jaringan tanaman melalui bagian tanaman yang lain dapat saja terjadi, tetapi porsi kehilangan tersebut sangat kecil dibandingkan dengan yang hilang melalui stomata. Oleh sebab itu, dalam perhitungan besarnya jumlah air yang hilang dari jaringan tanaman umumnya difokuskan pada air yang hilang melalui stomata.

VIII. KESIMPULAN Setelah melakukan kegiatan paraktikum dapat diambil kesimpulan bahwa air merupakan komponen yang sangat penting bagi tanaman. Berat daun Acalypha sp. yang pertama adalah 0,57 gram yang dibiarkan di udara terbuka selama 30 menit. Kemudian berat daun Acalypha sp. yang kedua dibiarkan di udara terbuka selama 60 menit berat daunnya mengalami perubahan yaitu 0,55 gram. Berikutnya pada daun Acalypha sp. yang ketiga dibiarkan di udara terbuka selama 90 menit, berat daun mengalami perubahan drastis yaitu 0,52 gram dimana terjadi perubahan berat karena proses transpirasi. Sehingga diperoleh banyak air yang hilang adalah berat awal dikurangi berat akhir yaitu 0,57 gram – 0,52 gram = 0,05 gram. .IX. SARAN Saran saya untuk praktikum selanjutnya diharapkan agar praktikan berhati-hati saat melakukan praktikum, praktikan juga harus mengerjakan paktikum sesuai dengan prosedur kerja yang ada agar tidak terjadi kesalahan saat pelaksanaan praktikum berlangsung. Sebaiknya lebih teliti dalam melakukan praktikum agar hasil yang di peroleh sesuai dengan tujuan yang diharapkan dan meningkatkan kerjasama antara sesama anggota kelompok serta tingkatkan tata tertib serta kedisiplin dalam pelaksanaan praktikum selanjutnya.

X. DAFTAR PUSTAKA Campbell, Neil A, Jane B Reece, dan Lawrence G Mitchel. 2010. Biologi Edisi ke 8 jilid II. Jakarta: Penerbit Erlangga. Dwidjoseputro, Gembong. 1990. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. Kimball, John W. 1983. Biologi. Jakarta: Penerbit Erlangga. Lakitan, Benyamin.2010.Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: Rajawali pers. Sunariyati, Siti. 2013. Bahan Ajar Fisiologi Tumbuhan. Palangka Raya: Universitas Palangka Raya. Anonim.2018.Transpirasi.http://ir-fa.blogspot.com/2012/04/hasil-praktikum transpirasi.html. (Diakses pada tanggal 30 Maret 2019 pada pukul 09.00 WIB).

Related Documents


More Documents from ""