Laporan Praktikum Fisika Dasar 1 Fixxxx.docx

  • Uploaded by: WARIH MIFTAKHUL J J
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Laporan Praktikum Fisika Dasar 1 Fixxxx.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 5,851
  • Pages: 32
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR I ALIRAN AIR PIPA KAPILER PERCOBAAN G5

DISUSUN OLEH : NAMA NIM FAKULTAS/JURUSAN HARI, TANGGAL NO. URUT PAKTIKUM PARTNER ASISTEN PRAKTIKUM

: WARIH MIFTAKHUL JANAH : 18/424158/PA/18263 : MIPA / FISIKA : SENIN, 5 NOVEMBER 2018 : 23A : NURUNAHDLI : ROHMAWATI METANINGRUM

LABORATORIUM FISIKA DASAR DEPARTEMEN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2018

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan hal yang tidak bisa lepas dari kehidupan makhluk hidup, terutama manusia. Dalam kehidupan sehari-hari, air merupakan senyawa yang penting bagi semua bentuk kehidupan. Air menutupi hampir 71% permukaan bumi. Dua per tiga komponen penyusun senyawa tubuh manusia adalah cairan. Tanpa air, manusia tidak akan bisa hidup serta fungsi-fungsi organ pada tubuh manusia tidak akan bekerja dengan baik. Berdasarkan pada sifat air, air akan mengalir dari tempat tinggi ke tempat yang lebih rendah. Peristiwa ini sering ditemuiu desekitar kita, seperti aliran air pada kran bak mandi, pegunungan, maupun air terjun. Pada percobaan kali ini, praktikan akan mengamati aliran air pada pipa kapiler. Prinsip aliran air pada pipa kapiler ini adalah semakin lama selang waktu air mengalir, maka semakin besarpula pengurangan tinggi airnya. Aliran air pada pipa kapiler dapat diigunakan sebagai indikator waktu paro dari pemerosotan eksponensial dan pengaruh diameter, panjang, dan posisi pipa kapiler pada waktu paro. 1.2 Tujuan 1. Belajar menerapkan dan menginterpretasikan grafik 2. Menentukan waktu paro dari pemrosotan eksponensial untuk bermacam-macam pipa kapiler

BAB II DASAR TEORI Air adalah suatu senyawa kimia yang memiliki rumus molekul H2O. Senyawa H2O merupakan senyawa yang istimewa karena didalam kandungannya terdiri dari senya hydrogen dan senyawa oksigen yang keduanya merupakan komponen pokok serta mendasar dalam memenuhi keperluan seluruh makhluk hidup di muka bumi. Kedua elemen ini dapat berikatan dikarenakan oksigen lebih bersifat elektronegatif daripada elemen-elemen lain. Tarikan atom oksigen mampu meninggalkan jumlah muatan positif pada atom hidrogen dan muatan negative pada atom oksigen. Air memiliki massa molar seberat 18.0153 g/mold an beku pada titik beku 273.25 K serta mampu mendidih pada titik didih 373.15 K. Air merupakan fluida. Fluida adalah suatu zat yang mengalir. Zat yang dappat mengalir adalah gas dan cairan. Fluida baik cair maupun gas yang jenisnya berbeda memiliki tingkat kekntalan yang berbeda. Kekentalan suatu zat atau disebut viskositas merupakan gaya gesek pada molekul-molekul yang menuyusun suatu fluida ketika mengalir. Aliran fluida terdiri dari 2 macam, yaitu : 1) Aliran Laminer Aliran laminar adalah aliran fluida yang bergerak pada kondisi lapisan-lapisan (laminalamina) membentuk garis-garis alir yang tidak berpotongan satu sama lain. Aliran

laminer tergambar sebagai filamen panjang yang mengalir lancer tanpa hambatan sepnjang aliran 2) Aliran Turbulen Aliran turbulen adalah aliran fluida yang partikel-partikelnya bergerak secara acak dan tidak stabil dengan kecepatan berfluktuasi yang saling interaksi. Akibat dari hal tersebut garis alir air antar partikel fluidanya saling berpotongan. Bentunya tidak stabil dan memecah. Aliran air dikatakan memiliki sifat ideal apabila air tersebut tidak dapat dimanfaatkan dan berpindah tanpa mengalami gesekan, hal ini berarti pada gesekan air tersebut memiliki kecepatan yang tetap pada masing-masing titik dalam pipa dan gerakannya beraturan akibat pengaruh gravitasi bumi. Suatu pipa kapiler dihubungkan dengan buret berkran, dengan sebuah mistar tinggi air dalam buret diukur. Jika tinggi air dalam buret h, pengurangan tinggi air dalam burt โˆ†โ„Ž, maka untuk sela waktu pengaliran air โˆ†๐‘ก dipenuhi : โˆ†โ„Ž = โˆ†๐‘ก โ€ฆ โ€ฆ . (1) Debit air merupakan banyaknya volume air yang dapat lewat dalam suatu tempat atau yang dapat ditampung dalam suatu tempat tiap satu satuan waktu. Debit air yang mengalir secara laminer lewat pipa kapiler ( hukum poisoille), yaitu : โˆ†๐‘‰ ๐œ‚๐‘Ÿ 4 ฮ”๐‘ ๐œ‚= = โ€ฆ โ€ฆ โ€ฆ . (2) โˆ†๐‘ก 8๐œ‚๐ฟ Dimana : โˆ†๐‘‰ = volume air yang mengalir melalui pipa kapiler selama waktu โˆ†๐‘ก โˆ†๐‘ก = selang waktu pengaliran, r = radius pipa kepiler ฮ”๐‘ = beda tekanan antara kedua ujung pipa kapiler ๐œ‚ = tetapan viskositas air L = panjang pipa kapiler Untuk aliran dalam buret: ฮ”โ„Ž Q ๐‘„ = ๐ด ฮ”๐‘ก ฮ”โ„Ž = ๐ด ฮ”๐‘ก Dimana A adalah luas penampang buret. Dengan Q dari persamaan (2), didapat: ๐œ‚๐‘Ÿ 4 ฮ”๐‘ฮ”๐‘ก ฮ”โ„Ž = โ€ฆ โ€ฆ . (3) 8๐ด๐œ‚๐ฟ Beda tekanan antara kedua ujung pipa kapiler sebanding dengan tinggi air dalam buret h. ฮ”๐‘ = ๐œŒ๐‘”โ„Ž โ€ฆ โ€ฆ . (4) Dimana ๐œŒ adalah massa jenis, dan g adalah percepatan gravitasi. Karena ฮ”๐‘ = ฮ”โ„Ž maka โ€“ ฮ”h = ฮฑh (tanda negatif menunjukkan pengukuran ฮ”โ„Ž negatif). Dari persamaan (3) dan (4) didapat : ๐œ‚๐‘Ÿ 4 ๐‘๐‘”โ„Žฮ”๐‘ก โ„Ž= ๐‘Ž๐‘ก๐‘Ž๐‘ข ๐‘‘โ„Ž = โˆ’๐œ†โ„Ž ๐‘‘๐‘ก โ€ฆ โ€ฆ โ€ฆ (5) 8๐ด๐œ‚๐ฟ dimana ๐œ† merupakan suatu tetapan yang disebut tetapan peluruhan. Penyelesian persamaan (5) adalah : โ„Ž = โ„Ž. ๐‘’ โˆ’๐œ†๐‘ก

BAB III METODE EKSPERIMEN 3.1 Alat dan Bahan ๏‚ท 1 buret berkran dalam statif ๏‚ท 1 gelas ukur ( beker glass) 100ml ๏‚ท 1 tabung ukur (maat glass) 50ml ๏‚ท 1 stopwatch ๏‚ท 1 jangka sorong ๏‚ท Air ๏‚ท 4 pipa kapiler :a. Dengan diameter 0.23 cm dan panjang 10 cm b. Dengan diameter 0.12 cm dan panjang 10 cm c. Dengan diameter 0.36 cm dan panjang 9 cm d. Dengan diameter 0.36 cm dan panjang 15 cm 3.2 Skema Percobaan

3.3 Tata Laksana 3.3.1 Percobaan pipa kapiler dengan posisi vertikal 1. Alat dan bahan yang akan digunaan untuk praktikum disiapkan 2. Pipa kapiler disambungkan ke buret dengan menggunakan selang karet 3. Gelas beker diletakkan dibawah buret untuk menampung air 4. Air dituangkan ke dalam buret hingga batas tertentu (h0=92,93 dan 95) dalam keadaan kran tertutup 5. Keran dibuka bersamaan tombol stopwatch ditekan 6. Tiap penurunan ketinggian air dalam selang waktu 2 detik dicatat sampai air di dalam buret habis, kemudian kran ditutup. 7. Percobaan diulang dari tahap 1-6 dengan pipa kapiler diganti sebanyak 2 variasi pipa kapiler, sehingga didapat hasil percobaan sebanyak 3 kali. 3.3.2 Percobaan pipa kapiler dengan posisi horizontal 1. Alat dan bahan yang akan digunaan untuk praktikum disiapkan 2. Pipa kapiler disambungkan ke buret dengan menggunakan selang karet 3. Selang karet dibengkokkan sebesar 900 dan selang karet ditahan menggunakan penyangga yang sudah ada di statif 4. Gelas beker diletakkan disamping buret untuk menampung air 5. Air dituangkan ke dalam buret hingga batas tertentu (h0=92,93 dan 95) dalam keadaan kran tertutup 6. Keran dibuka bersamaan tombol stopwatch ditekan 7. Tiap penurunan ketinggian air dalam selang waktu 2 detik dicatat sampai air di dalam buret habis, kemudian kran ditutup. 8. Percobaan diulang dari tahap 1-7 dengan pipa kapiler diganti sebanyak 2 variasi pipa kapiler, sehingga didapat hasil percobaan sebanyak 3 kali. 3.4 Analisa Data โ„Ž = โ„Ž๐‘œ๐‘’ โˆ’๐œ†๐‘ก โ„Ž โ„Ž๐‘œ

= ๐‘’ โˆ’๐œ†๐‘ก

โ„Ž = โˆ’๐œ†๐‘ก โ„Ž๐‘œ โ„Ž ln = โˆ’๐œ† ๐‘ก โ„Ž๐‘œ ln

๏‚ท

โ†“

โ†“ โ†“

๐‘ฆ

๐‘š ๐‘ฅ

Mencari nilai tetapan peluruhan (๐œ†) โˆด ๐‘š ยฑ โˆ†๐‘š = ๐œ† ยฑ โˆ†๐œ†

๏‚ท

1

Menentukan waktu paro ๐‘ก 2 1

๐‘ก2 = 1 2

ln 2 ๐œ†

โˆ†๐‘ก = 1

ln 2 ๐œ†2

โˆ†๐œ†

1

โˆด ๐‘ก 2 ยฑ โˆ†๐‘ก 2 = (

๏‚ท

ยฑ

)๐‘ 

Mencari viskositas air ษณ ๐œ‹๐‘Ÿ 4 ๐œŒ๐‘”

๐œ†=

ษณ=

8๐ดษณ๐ฟ ๐œ‹๐‘Ÿ4 ๐œŒ๐‘”

8๐ด๐œ†๐ฟ ๐œ•ษณ ๐œ‹๐‘Ÿ4 ๐œŒ๐‘” โˆ†ษณ = = โˆ†๐œ† ๐œ•๐œ† 8๐ด๐œ†2 ๐ฟ โˆด ษณ ยฑ โˆ†ษณ = ( ยฑ )๐‘˜๐‘”/๐‘š๐‘  ๐œŒ = 1000 ๐‘˜๐‘”/๐‘š๐‘  ๐‘” = 9,8 ๐‘š/๐‘  2 A = luas penampang buret = 0.00011304 m2 r = jari-jari pipa kapiler =โ€ฆm L = panjang pipa kapiler = โ€ฆm 3.4.1

Analisa Ralat โˆ†โ„Ž๐‘œ = 0.5 ๐‘๐‘š ; โˆ†โ„Ž = 0,5 ๐‘๐‘š 2 2 โ„Ž๐‘œ โ„Ž๐‘œ ๐œ• ( ) ๐œ• ( ) โ„Ž๐‘œ โ„Ž โˆ†โ„Ž๐‘œ) โˆ† ( ) = โˆš( โ„Ž โˆ†โ„Ž) + ( โ„Ž ๐œ•โ„Ž ๐œ•โ„Ž๐‘œ

= โˆš(

2 โ„Ž๐‘œ โˆ†โ„Ž๐‘œ 2 โˆ†โ„Ž) + ( ) โ„Ž2 โ„Ž

โ„Ž๐‘œ

3.4.2

โ„Ž๐‘œ ) โ„Ž โ„Ž0 ๐œ•( ) โ„Ž

๐œ•๐‘™๐‘›(

โˆ† ln ( โ„Ž ) = (

โ„Ž๐‘œ

โˆ† ( โ„Ž ))

โ„Ž โ„Ž๐‘œ = ( )โˆ†( ) โ„Ž๐‘œ โ„Ž Metode Grafik ๐‘š= โˆ†๐‘š =

โˆ†๐‘ฆ ๐‘ฆ2 โˆ’ ๐‘ฆ1 = โˆ†๐‘ฅ ๐‘ฅ2 โˆ’ ๐‘ฅ1

โ”‚๐‘š โˆ’ ๐‘š1โ”‚ + โ”‚๐‘š โˆ’ ๐‘š2โ”‚ 2

3.4.3

Metode Regresi

๐‘š=

๐‘ ๐‘ฆ

๐‘โˆ‘๐‘ฅ๐‘ฆ โˆ’ โˆ‘๐‘ฅโˆ‘๐‘ฆ ๐‘โˆ‘๐‘ฅ 2 โˆ’ (โˆ‘๐‘ฅ)2

2

1 โˆ‘๐‘ฅ 2 (โˆ‘๐‘ฆ)2 โˆ’ 2โˆ‘๐‘ฅโˆ‘๐‘ฆโˆ‘๐‘ฅ๐‘ฆ + ๐‘(โˆ‘๐‘ฅ๐‘ฆ)2 2 = [ (โˆ‘๐‘ฆ โˆ’ )] ๐‘โˆ’1 ๐‘โˆ‘๐‘ฅ 2 โ€“ (โˆ‘๐‘ฅ)2

๐‘ โˆ†๐‘š = ๐‘ ๐‘ฆ ( ) 2 ๐‘โˆ‘๐‘ฅ โˆ’ (โˆ‘๐‘ฅ)2

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Tabel 4.1.1 No

Pipa kapiler posisi vertical dengan ukuran d= 0.23 cm , L = 10 cm dan ho = 92

โ„Ž๐‘œ โ„Ž๐‘œ ยฑ โˆ†๐‘™๐‘› โ„Ž โ„Ž

t(s)

h(cm)

1

2

0.113 ยฑ 0.008

2

4

82.17 74.67

3

6

68.17

0.300 ยฑ 0.009

4

8

62.00

0.39 ยฑ 0.01

5

10

55.83

0.50 ยฑ 0.01

6

12

49.17

0.63 ยฑ 0.01

ln

cm.

0.044 ยฑ 0.009

Tabel 1 Pengukuran dengan pipa kapiler d= 0.23 cm , L = 10 cm dan ho = 92 cm secara vertical.

No

โ„Ž๐‘œ โ„Ž๐‘œ ยฑ โˆ†๐‘™๐‘› โ„Ž โ„Ž

t(s)

h(cm)

1

2

88.00

0.055 ยฑ 0.008

2

4

83.83

0.104 ยฑ 0.008

3

6

79.67

0.155 ยฑ 0.008

4

8

74.17

0.226 ยฑ 0.009

5

10

70.17

0.282 ยฑ 0.009

6

12

65.67

0.348 ยฑ 0.01

7

14

62.00

0.41 ยฑ 0.01

8

16

58.00

0.47 ยฑ 0.01

ln

9

18

55.00

0.53 ยฑ 0.01

4.1.2

Pipa kapiler

10

20

52.00

0.58 ยฑ 0.01

posisi horizontal dengan

ukuran d= 0.23 cm , L = 10 cm dan ho = 93 cm.

Tabel 2 Pengukuran dengan pipa kapiler d= 0.23 cm , L = 10 cm dan ho = 93 cm secara horizontal.

No

t(s)

h(cm)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19

2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36 38

88.50 85.67 83.00 80.50 77.92 75.17 72.00 69.50 67.50 65.33 62.50 60.33 58.50 56.33 54.50 52.50 50.50 48.67 46.67

ln

โ„Ž๐‘œ โ„Ž๐‘œ ยฑ โˆ†๐‘™๐‘› โ„Ž โ„Ž

0.039 ยฑ 0.008 0.071 ยฑ 0.008 0.103 ยฑ 0.008 0.134 ยฑ 0.008 0.166 ยฑ 0.008 0.202 ยฑ 0.009 0.245 ยฑ 0.009 0.280 ยฑ 0.009 0.310 ยฑ 0.009 0.342 ยฑ 0.009 0.39 ยฑ 0.01 0.42 ยฑ 0.01 0.45 ยฑ 0.01 0.49 ยฑ 0.01 0.52 ยฑ 0.01 0.56 ยฑ 0.01 0.60 ยฑ 0.01 0.64 ยฑ 0.01 0.68 ยฑ 0.01

20

40

44.67

0.72 ยฑ 0.01

4.1.3

Pipa kapiler

posisi vertical dengan ukuran d= 0.12 cm , L = 10 cm dan ho = 92 cm.

Tabel 3 Pengukuran dengan pipa kapiler d= 0.12 cm , L = 10 cm dan ho = 92 cm secara vertikal.

4.1.4

Pipa kapiler posisi horizontal dengan ukuran d= 0.12 cm , L = 10 cm dan ho = 92 cm.

No

t(s)

h(cm)

1 2

2 4

88.33 86.17

ln

โ„Ž๐‘œ โ„Ž๐‘œ ยฑ โˆ†๐‘™๐‘› โ„Ž โ„Ž

0.041 ยฑ 0.008 0.066 ยฑ 0.008

3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

0.087 ยฑ 0.008 0.109 ยฑ 0.008 0.131 ยฑ 0.008 0.152 ยฑ 0.008 0.178 ยฑ 0.008 0.202 ยฑ 0.009 0.227 ยฑ 0.009 0.259 ยฑ 0.009 0.280 ยฑ 0.009 0.305 ยฑ 0.009 0.335 ยฑ 0.009 0.358 ยฑ 0.009 0.38 ยฑ 0.01 0.41 ยฑ 0.01 0.43 ยฑ 0.01 0.45 ยฑ 0.01 0.48 ยฑ 0.01 0.51 ยฑ 0.01 Tabel 4 Pengukuran dengan pipa kapiler d= 0.12 cm , L = 10 cm dan ho = 92 cm secara horizontal. 4.1.5 Pipa kapiler posisi vertikal dengan ukuran d= 0.36 cm , L = 9 cm dan ho = 95 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36 38 40

84.33 82.50 80.67 79.00 77.00 75.17 73.33 71.00 69.50 67.83 65.83 64.33 62.67 61.33 60.07 58.50 57.00 55.33

cm. No

t(s)

h(cm)

1 2 3 4 5 6

2 4 6 8 10 12

83.5 73.0 63.5 54.5 47.3 41.0

No

t(s)

h(cm)

2 4

82.33 72.83

ln

โ„Ž๐‘œ โ„Ž๐‘œ ยฑ โˆ†๐‘™๐‘› โ„Ž โ„Ž

0.108 ยฑ 0.008 0.242 ยฑ 0.009 0.382 ยฑ 0.009 0.53 ยฑ 0.01 0.68 ยฑ 0.01 0.82 ยฑ 0.01 Tabel 5 Pengukuran dengan pipa kapiler d= 0.36 cm , L = 9 cm dan ho = 95 cm secara vertikal.

1 2

ln

โ„Ž๐‘œ โ„Ž๐‘œ ยฑ โˆ†๐‘™๐‘› โ„Ž โ„Ž

0.143 ยฑ 0.008 0.266 ยฑ0.009

3 4 5 6 7 8

6 8 10 12 14 16

64.50 57.33 51.00 44.83 39.00 33.83

0.387 ยฑ0.009 0.50 ยฑ 0.01 0.62 ยฑ 001 0.75 ยฑ 0.01 0.89 ยฑ 0.01 1.03 ยฑ 0.02

4.1.6

Pipa kapiler

posisi horizontal dengan ukuran d= 0.36 cm , L = 9 cm dan ho = 95 cm.

Tabel 6 Pengukuran dengan pipa kapiler d= 0.36 cm , L = 9 cm dan ho = 95 cm secara horizontal. 4.1.7

Pipa kapiler posisi vertikal dengan ukuran d= 0.36 cm , L = 15 cm dan ho = 95 cm. No 1 2 3 4 5 6

t(s)

h(cm)

2 4 6 8 10 12

80.67 70.33 60.33 51.83 43.83 37.17

ln

โ„Ž๐‘œ โ„Ž๐‘œ ยฑโˆ† โ„Ž โ„Ž

0.164 ยฑ 0.008 0.301 ยฑ 0.009 0.45 ยฑ 0.01 0.61 ยฑ 0.01 0.77 ยฑ 0.01 0.94 ยฑ 0.01

Tabel 7 Pengukuran dengan pipa kapiler d= 0.36 cm , L = 15 cm dan ho = 95 cm secara vertikal.

No 1 2 3 4 5

t(s)

h(cm)

2 4 6 8 10

82.67 73.00 65.17 58.00 51.33

ln

โ„Ž๐‘œ โ„Ž๐‘œ ยฑ โˆ†๐‘™๐‘› โ„Ž โ„Ž

0.139 ยฑ 0.008 0.263 ยฑ 0.009 0.377 ยฑ 0.009 0.49 ยฑ 0.01 0.62 ยฑ 0.01

6 7 8

12 14 16

45.17 39.67 34.67

4.1.8

0.74 ยฑ 0.01 0.87 ยฑ 0.01 1.01 ยฑ 0.02

Pipa kapiler

posisi horizontal dengan ukuran d= 0.36 cm , L =

15 cm dan ho = 95 cm.

Tabel 8 Pengukuran dengan pipa kapiler d= 0.36 cm , L = 15 cm dan ho = 95 cm secara vertical. 4.2 Grafik 4.2.1 Pipa kapiler posisi vertical dengan ukuran d= 0.23 cm , L = 10 cm dan ho = 92 cm.

Grafik ln(โ„Ž๐‘œ/โ„Ž) vs t 0.7 0.6

0.5 0.4 0.3 0.2 0.1 0 0

2

4

Grafik 1 Hubungan t (waktu) dengan ln

6 โ„Ž๐‘œ โ„Ž

8

10

12

dengan pipa kapiler d= 0.23 cm , L = 10 cm dan

ho = 92 cm. 4.2.2 Pipa kapiler posisi horizontal dengan ukuran d= 0.23 cm , L = 10 cm dan ho = 92 cm.

Grafik ln(โ„Ž๐‘œ/โ„Ž) vs t 0.7 0.6

Axis Title

0.5 0.4 0.3 0.2 0.1 0

-0.1

0

2

4

6

Grafik 2 Hubungan t (waktu) dengan ln

8

โ„Ž๐‘œ โ„Ž

10 t (s)

12

14

16

18

20

dengan pipa kapiler d= 0.23 cm , L = 10 cm dan

ho = 93 cm.

4.2.3 Pipa kapiler posisi vertical dengan ukuran d= 0.12 cm , L = 10 cm dan ho = 92 cm.

Grafik ln(โ„Ž๐‘œ/โ„Ž) vs t 0.8 0.7

0.6 ln ho/h

0.5 0.4 0.3 0.2 0.1

0 -0.1

0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36 38 40 t (s)

Grafik 3 Hubungan t (waktu) dengan ln

โ„Ž๐‘œ โ„Ž

dengan pipa kapiler d= 0.12 cm , L = 10 cm dan

ho = 92 cm. 4.2.4 Pipa kapiler posisi horizontal dengan ukuran d= 0.12 cm , L = 10 cm dan ho = 92 cm.

Grafik ln(โ„Ž๐‘œ/โ„Ž) vs t 0.6 0.5

ln ho/h

0.4 0.3 0.2 0.1 0

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

t (s)

Grafik 4 Hubungan t (waktu) dengan ln

โ„Ž๐‘œ โ„Ž

dengan pipa kapiler d= 0.12 cm , L = 10 cm dan

ho = 92 cm.

4.2.5 Pipa kapiler posisi vertical dengan ukuran d= 0.36 cm , L = 9 cm dan ho = 95 cm.

Grafik ln(โ„Ž๐‘œ/โ„Ž) vs t 0.9

0.8 0.7

ln ho/h

0.6 0.5 0.4 0.3 0.2 0.1 0 0

2

4

6

8

10

12

14

t (s)

Grafik 5 Hubungan t (waktu) dengan ln ho = 95 cm.

โ„Ž๐‘œ โ„Ž

dengan pipa kapiler d= 0.36 cm , L = 9 cm dan

4.2.6 Pipa kapiler posisi vertical dengan ukuran d= 0.36 cm , L = 9 cm dan ho = 95 cm.

Grafik ln (ho/h) vs t 1.2 1

ln h0/h

0.8 0.6 0.4 0.2 0 0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

t (s)

Grafik 6 Hubungan t (waktu) dengan ln

โ„Ž๐‘œ โ„Ž

dengan pipa kapiler d= 0.36 cm , L = 9 cm dan

ho = 95 cm.

4.2.7 Pipa kapiler posisi vertical dengan ukuran d= 0.36 cm , L = 15 cm dan ho = 95 cm.

ln ho/h

Grafik ln (ho/h) vs t 1 0.9 0.8 0.7 0.6 0.5 0.4 0.3 0.2 0.1 0 0

2

4

6

8

10

12

14

t (s)

Grafik 7 Hubungan t (waktu) dengan ln ho = 95 cm.

โ„Ž๐‘œ โ„Ž

dengan pipa kapiler d= 0.36 cm , L = 15 cm dan

4.2.8 Pipa kapiler posisi vertical dengan ukuran d= 0.36 cm , L = 15 cm dan ho = 95 cm.

Grafik ln (ho/h) vs t 1.2 1

ln ho/h

0.8 0.6 0.4 0.2 0 0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

t (s)

Grafik 7 Hubungan t (waktu) dengan ln

โ„Ž๐‘œ โ„Ž

dengan pipa kapiler d= 0.36 cm , L = 15 cm dan

ho = 95 cm.

BAB V PEMBAHASAN Pada percobaan kali ini praktikan diminta untuk mencari nilai h (tinggi air di dalam buret) yang mengalami penurunan akibat keran pada buret dibuka. Dengan peristiwa keluarnya air dari bermacam-macam pipa kapiler kita dapat menentukan waktu rata-rata (yang merupakan sumbu x) dan menghitung nilai in ho/h (yang merupakan sumbu y) pada grafik. Pada percobaan aliran air praktikan melakukan tiga kali eksperimen dengan menggunakan variasi diameter dan panjang pipa kapiler. Masing-masing pipa kapiler dipasang vertikal dan horisontal dan dicatat penurunan ketinggian airnya tiap 2 detik, sehingga mendapatkan delapan data. Data yang didapatkan dari percobaan ini kemudian digunakan untuk menentukan viskositas dan akhirnya kita dapat mengetahui bagaimana besar aliran air pada pipa kapiler dalam berbagai keadaan. Setelah dilakukan percobaan, praktikan mengolah data menjadi tabel dan grafik agar pembacaan menjadi lebih mudah dan jelas. Pada grafik, kelipatan dari waktu (2 detik) dijadikan sumbu x dan perubahan ketinggian (h) yang sudah dirubah menjadi ln ho/h di jadikan sebagai sumbu y karena merupakan variabel terikat. Pada grafik tersebut akan dihasilkan garis lurus(linier). Dapat kita lihat bahwa sehingga untuk perhitungan menggunakan regresi linier. Hasil dari perhitungan tersebut adalah : 1. Pipa kapiler panjang 10 cm dan diameter 0,23 cm : ๏‚ท Vertikal : โˆด ๐œ† ยฑ โˆ†๐œ† = (0.051 ยฑ 0.002)

1

1

โˆด ๐‘ก 2 ยฑ โˆ†๐‘ก 2 = ( 13.6 ยฑ 0.5 ) ๐‘  โˆด ษณ ยฑ โˆ†ษณ = (0.187 ยฑ 0.007 )๐‘˜๐‘”/๐‘š๐‘ 

๏‚ท

Horisontal : โˆด ๐œ† ยฑ โˆ†๐œ† = (0.0299 ยฑ 0.0003) 1

1

โˆด ๐‘ก 2 ยฑ โˆ†๐‘ก 2 = ( 23.2 ยฑ 0.2 ) ๐‘  โˆด ษณ ยฑ โˆ†ษณ = (0.319 ยฑ 0.003)๐‘˜๐‘”/๐‘š๐‘ 

2. Pipa kapiler panjang 10 cm dan diameter 0,12 cm : ๏‚ท Vertikal : โˆด ๐œ† ยฑ โˆ†๐œ† = (0.0172 ยฑ 0.0002) 1

1

โˆด ๐‘ก 2 ยฑ โˆ†๐‘ก 2 = ( 4.029 ยฑ 0.004 ) ๐‘  โˆด ษณ ยฑ โˆ†ษณ = (0.0410 ยฑ 0.0004)๐‘˜๐‘”/๐‘š๐‘ 

๏‚ท

Horisontal : โˆด ๐œ† ยฑ โˆ†๐œ† = (0.0118 ยฑ 0.0002) 1

1

โˆด ๐‘ก 2 ยฑ โˆ†๐‘ก 2 = ( 58 ยฑ 1 ) ๐‘  โˆด ษณ ยฑ โˆ†ษณ = (0.060 ยฑ 0.001)๐‘˜๐‘”/๐‘š๐‘ 

3. Pipa kapiler panjang 9 cm dan diameter 0,36 cm : ๏‚ท Vertikal : โˆด ๐œ† ยฑ โˆ†๐œ† = (0.0715 ยฑ 0.0006) 1

1

โˆด ๐‘ก 2 ยฑ โˆ†๐‘ก 2 = ( 9.70 ยฑ 0.08) ๐‘  โˆด ษณ ยฑ โˆ†ษณ = (0.888 ยฑ 0.007)๐‘˜๐‘”/๐‘š๐‘ 

๏‚ท

Horisontal : โˆด ๐œ† ยฑ โˆ†๐œ† = (0.0628 ยฑ 0.0009) 1

1

โˆด ๐‘ก 2 ยฑ โˆ†๐‘ก 2 = ( 11.0 ยฑ 0.2) ๐‘  โˆด ษณ ยฑ โˆ†ษณ = (1.01 ยฑ 0.01)๐‘˜๐‘”/๐‘š๐‘ 

4. Pipa kapiler panjang 15 cm dan diameter 0.36cm: ๏‚ท Vertikal : โˆด ๐œ† ยฑ โˆ†๐œ† = (0.077 ยฑ 0.001) 1

1

โˆด ๐‘ก 2 ยฑ โˆ†๐‘ก 2 = ( 9.0 ยฑ 0.1) ๐‘  โˆด ษณ ยฑ โˆ†ษณ = (0.0495 ยฑ 0.0006)๐‘˜๐‘”/๐‘š๐‘  ๏‚ท Horizontal : โˆด ๐œ† ยฑ โˆ†๐œ† = (0.0616 ยฑ 0.0006) 1

1

โˆด ๐‘ก 2 ยฑ โˆ†๐‘ก 2 = ( 11.2 ยฑ 0.1) ๐‘  โˆด ษณ ยฑ โˆ†ษณ = (0.0619 ยฑ 0.0006)๐‘˜๐‘”/๐‘š๐‘ 

Perbandingan waktu yang dibutuhkan ketika pipa kapiler diposisikan vertical maupun horizontal juga merupakan perhatian dari praktikan. Pada pipa kapiler yang dipasang secara horisontal memiliki tetapan peluruhan (๐œ†) lebih kecil daripada saat dipasang pada posisi vertikal. Hal ini disebabkan karena adanya gaya gravitasi, sehingga ketinggian air pada pipa vertikal akan lebih cepat berkurang. Hal tersebut dapat pula dilihat pada grafik. Garis pada pipa horisontal berada di atas garis pada pipa vertikal. Karena grafik tersebut memiliki gradien senilai โ€“m, dan tetapan peluruhan adalah ๐œ†, sedangkan -m= ๐œ†, maka semakin besar ๐œ†, garis akan semakin ke bawah. Dari hasil eksperimen ini juga dapat dilihat bahwa pipa kapiler yang memiliki diameter lebih besar penurunan airnya juga akan lebih cepat, dan pipa kapiler yang lebih panjang akan menghasilkan tetapan peluruhan yang lebih kecil. Karena nilai ๐œ† berbanding terbalik dengan L ( panjang pipa) seperti dalam rumus ๐œ† =

๐‘Ÿ 2 ๐œŒ๐‘” 8๐œ‚๐ฟ

.

Untuk viskositas, dapat dilihat masing-masing pipa memiliki nilai yang hampir sama antara vertikal dan horisontal sehingga grafiknya pun hampir sama (segaris). Hal itu disebabkan oleh perbedaan nilai ๐œ† yang kecil sehingga tidak berpengaruh besar terhadap viskositas. Kesalahan data dari perhitungan hasil disebabkan oleh beberapa factor : a. Ketidaktepatan praktikan melihat stopwatch dan penelitian ilmiah b. Kemampuan mata untuk melihat penurunan ketinggian air serta kemampuan tangan untuk membuat garis pembatas penurunan air tiap 2 detik masih belum baik c. Suhu dan tekanan dalam ruangan yang berubah-ubah, karena viskositas dipengaruhi oleh suhu dan tekanan

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ๏ƒ˜ Pada praktikum ini dapat diketahui waktu paro nya yaitu :

1. Pipa kapiler panjang 10 cm dan diameter 0,23 cm : ๏‚ท Vertikal : 1

๏‚ท

1

โˆด ๐‘ก 2 ยฑ โˆ†๐‘ก 2 = ( 13.6 ยฑ 0.5 ) ๐‘  Horisontal : 1

1

โˆด ๐‘ก 2 ยฑ โˆ†๐‘ก 2 = ( 23.2 ยฑ 0.2 ) ๐‘  2. Pipa kapiler panjang 10 cm dan diameter 0,12 cm : ๏‚ท Vertikal : 1

1

1

1

โˆด ๐‘ก 2 ยฑ โˆ†๐‘ก 2 = ( 4.029 ยฑ 0.004 ) ๐‘  ๏‚ท Horisontal : โˆด ๐‘ก 2 ยฑ โˆ†๐‘ก 2 = ( 58 ยฑ 1 ) ๐‘  3. Pipa kapiler panjang 9 cm dan diameter 0,36 cm : ๏‚ท Vertikal :

๏‚ท

1

1

1

1

โˆด ๐‘ก 2 ยฑ โˆ†๐‘ก 2 = ( 9.70 ยฑ 0.08) ๐‘  Horisontal :

โˆด ๐‘ก 2 ยฑ โˆ†๐‘ก 2 = ( 11.0 ยฑ 0.2) ๐‘  4. Pipa kapiler panjang 15 cm dan diameter 0.36 cm: ๏‚ท Vertikal : 1

1

1

1

โˆด ๐‘ก 2 ยฑ โˆ†๐‘ก 2 = ( 9.0 ยฑ 0.1) ๐‘  ๏‚ท Horizontal : โˆด ๐‘ก 2 ยฑ โˆ†๐‘ก 2 = ( 11.2 ยฑ 0.1) ๐‘  ๏ƒ˜ Waktu paro paling kecil berada pada saat posisi pipa kapiler vertical dengan panjang 15 cm dan diameter 0,36 cm yaitu (9.0 ยฑ 0.1) s ๏ƒ˜ Waktu paro paling besar berada pada saat posisi pipa kapiler horizontal dengan panjang 10 cm dan diameter 0,12 cm yaitu (58 ยฑ 1) s 5.2 Saran Dalam melakukan praktikum, disarankan praktikan harus teliti, jeli, dan tepat dalam mengukur ketinggian air dan menekan tombol stopwatch

DAFTAR PUSTAKA ๏ƒผ http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20090503203218AAc2lyd ๏ƒผ http://royvan.blogspot.com/2006/12/angka-bagi-seorang-insinyur-angka.html ๏ƒผ Staf Laboratorium Fisika Dasar . 2012. Panduan Praktikum Fisika Dasar Semester I. Jurusan Fisika. Laboratorium Fisika Dasar FMIPA UGM : Yogyakarta

Yogyakarta, 19 November 2018 Praktikan,

Asisten,

Rohmawati Metaningrum

Warih Miftakhul Janah

LAMPIRAN PERHITUNGAN A. Pecobaan 1 Pipa kapiler posisi vertical dengan ukuran d= 0.23 cm , L = 10 cm dan ho = 92 cm. x 2 4 6 8 10 12 42 1764

x" 4 16 36 64 100 144 364 132496

y 0.113 0.209 0.3 0.395 0.499 0.627 2.143 4.592449

๐‘โˆ‘๐‘ฅ๐‘ฆ โˆ’ โˆ‘๐‘ฅโˆ‘๐‘ฆ ๐‘โˆ‘๐‘ฅ 2 โˆ’ (โˆ‘๐‘ฅ)2 = 0.0505 = 0.051

๐‘š=

y" 0.012769 0.043681 0.09 0.156025 0.249001 0.393129 0.944605 0.892279

xy 0.226 0.836 1.8 3.16 4.99 7.524 18.536 343.5833

1 โˆ‘๐‘ฅ 2 (โˆ‘๐‘ฆ)2 โˆ’ 2โˆ‘๐‘ฅโˆ‘๐‘ฆโˆ‘๐‘ฅ๐‘ฆ + ๐‘(โˆ‘๐‘ฅ๐‘ฆ)2 2 ๐‘ ๐‘ฆ = [ (โˆ‘๐‘ฆ โˆ’ )] ๐‘โˆ’1 ๐‘โˆ‘๐‘ฅ 2 โ€“ (โˆ‘๐‘ฅ)2 sy = 0.013032012 2

๐‘ โˆ†๐‘š = ๐‘ ๐‘ฆ ( ) 2 ๐‘โˆ‘๐‘ฅ โˆ’ (โˆ‘๐‘ฅ)2 = 0.001557623 โ‰ˆ 0.002

โˆด ๐‘š ยฑ โˆ†๐‘š = ๐œ† ยฑ โˆ†๐œ† โˆด ๐œ† ยฑ โˆ†๐œ† = (0.051 ยฑ 0.002) 1

๐‘ก2 =

ln 2 ๐œ†

0.693 = 0.051 = 13.588 1

โˆ†๐‘ก 2 =

ln 2 ๐œ†2

โˆ†๐œ†

= 0.5328 1

1

โˆด ๐‘ก 2 ยฑ โˆ†๐‘ก 2 = ( 13.6 ยฑ 0.5 ) ๐‘ 

ษณ=

๐œ‹๐‘Ÿ4 ๐œŒ๐‘”

8๐ด๐œ†๐ฟ = 0.186808

โˆ†ษณ =

๐œ•ษณ

๐œ‹๐‘Ÿ4 ๐œŒ๐‘”

= โˆ†๐œ† ๐œ•๐œ† 8๐ด๐œ†2 ๐ฟ = 0.0073258 โˆด ษณ ยฑ โˆ†ษณ = (0.187 ยฑ 0.007 )๐‘˜๐‘”/๐‘š๐‘  ๐œŒ = 1000 ๐‘˜๐‘”/๐‘š๐‘  ๐‘” = 9,8 ๐‘š/๐‘  2 A = luas penampang buret = 0.00011304 m2 r = jari-jari pipa kapiler = 0.23 x 10-2m L = panjang pipa kapiler = 0.1 m B. Pecobaan 1 Pipa kapiler posisi horizontal dengan ukuran d= 0.23 cm , L = 10 cm dan ho = 93 cm.

x 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 110 12100

x" 4 16 36 64 100 144 196 256 324 400 0 1540 2371600

y 0.055 0.104 0.155 0.226 0.282 0.348 0.405 0.472 0.525 0.581 3.153 9.941409

y" xy 0.003025 0.11 0.010816 0.416 0.024025 0.93 0.051076 1.808 0.079524 2.82 0.121104 4.176 0.164025 5.67 0.222784 7.552 0.275625 9.45 0.337561 11.62 0 0 1.289565 44.552 1.662978 1984.8807

๐‘โˆ‘๐‘ฅ๐‘ฆ โˆ’ โˆ‘๐‘ฅโˆ‘๐‘ฆ ๐‘โˆ‘๐‘ฅ 2 โˆ’ (โˆ‘๐‘ฅ)2 = 0.029906061

๐‘š=

1 โˆ‘๐‘ฅ 2 (โˆ‘๐‘ฆ)2 โˆ’ 2โˆ‘๐‘ฅโˆ‘๐‘ฆโˆ‘๐‘ฅ๐‘ฆ + ๐‘(โˆ‘๐‘ฅ๐‘ฆ)2 2 ๐‘ ๐‘ฆ = [ (โˆ‘๐‘ฆ โˆ’ )] ๐‘โˆ’1 ๐‘โˆ‘๐‘ฅ 2 โ€“ (โˆ‘๐‘ฅ)2 Sy = 0.00592 ๐‘ โˆ†๐‘š = ๐‘ ๐‘ฆ ( ) 2 ๐‘โˆ‘๐‘ฅ โˆ’ (โˆ‘๐‘ฅ)2 = 0.00032636 โ‰ˆ 0.0003 2

โˆด ๐‘š ยฑ โˆ†๐‘š = ๐œ† ยฑ โˆ†๐œ† โˆด ๐œ† ยฑ โˆ†๐œ† = (0.0299 ยฑ 0.0003) 1

๐‘ก2 =

ln 2 ๐œ†

0.693 0.0299 = 23.177 = 1

โˆ†๐‘ก 2 =

ln 2 ๐œ†2

โˆ†๐œ†

= 0.23254 1

1

โˆด ๐‘ก 2 ยฑ โˆ†๐‘ก 2 = ( 23.2 ยฑ 0.2 ) ๐‘ 

ษณ=

๐œ‹๐‘Ÿ4 ๐œŒ๐‘”

8๐ด๐œ†๐ฟ = 0.3186

โˆ†ษณ =

๐œ•ษณ

๐œ‹๐‘Ÿ4 ๐œŒ๐‘”

= โˆ†๐œ† ๐œ•๐œ† 8๐ด๐œ†2 ๐ฟ = 0.00319701 โˆด ษณ ยฑ โˆ†ษณ = (0.319 ยฑ 0.003)๐‘˜๐‘”/๐‘š๐‘  ๐œŒ = 1000 ๐‘˜๐‘”/๐‘š๐‘  ๐‘” = 9,8 ๐‘š/๐‘  2 A = luas penampang buret = 0.00011304 m2 r = jari-jari pipa kapiler = 0.23 x 10-2m L = panjang pipa kapiler = 0.1 m

C. Pecobaan 1 Pipa kapiler posisi vertical dengan ukuran d= 0.12 cm , L = 10 cm dan ho = 92 cm. x 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36

x" 4 16 36 64 100 144 196 256 324 400 484 576 676 784 900 1024 1156 1296

y 0.038 0.071 0.102 0.133 0.166 0.202 0.245 0.28 0.309 0.342 0.386 0.421 0.452 0.29 0.523 0.56 0.599 0.636

y" 0.001444 0.005041 0.010404 0.017689 0.027556 0.040804 0.060025 0.0784 0.095481 0.116964 0.148996 0.177241 0.204304 0.0841 0.273529 0.3136 0.358801 0.404496

xy 0.076 0.284 0.612 1.064 1.66 2.424 3.43 4.48 5.562 6.84 8.492 10.104 11.752 8.12 15.69 17.92 20.366 22.896

38 40

1444 1600

0.678 0.722

0.459684 0.521284

25.764 28.88

๐‘โˆ‘๐‘ฅ๐‘ฆ โˆ’ โˆ‘๐‘ฅโˆ‘๐‘ฆ ๐‘โˆ‘๐‘ฅ 2 โˆ’ (โˆ‘๐‘ฅ)2 = 0.017163

๐‘š=

1 โˆ‘๐‘ฅ 2 (โˆ‘๐‘ฆ)2 โˆ’ 2โˆ‘๐‘ฅโˆ‘๐‘ฆโˆ‘๐‘ฅ๐‘ฆ + ๐‘(โˆ‘๐‘ฅ๐‘ฆ)2 2 ๐‘ ๐‘ฆ = [ (โˆ‘๐‘ฆ โˆ’ )] ๐‘โˆ’1 ๐‘โˆ‘๐‘ฅ 2 โ€“ (โˆ‘๐‘ฅ)2 Sy = 0.004164 ๐‘ โˆ†๐‘š = ๐‘ ๐‘ฆ ( ) 2 ๐‘โˆ‘๐‘ฅ โˆ’ (โˆ‘๐‘ฅ)2 = 0.000229264 โ‰ˆ 0.0002 2

โˆด ๐‘š ยฑ โˆ†๐‘š = ๐œ† ยฑ โˆ†๐œ† โˆด ๐œ† ยฑ โˆ†๐œ† = (0.0172 ยฑ 0.0002)

1

๐‘ก2 =

ln 2 ๐œ†

0.693 0.0172 = 4.0290 = 1

โˆ†๐‘ก 2 =

ln 2 ๐œ†2

โˆ†๐œ†

= 0.00468 1

1

โˆด ๐‘ก 2 ยฑ โˆ†๐‘ก 2 = ( 4.029 ยฑ 0.004 ) ๐‘ 

ษณ=

๐œ‹๐‘Ÿ4 ๐œŒ๐‘”

8๐ด๐œ†๐ฟ = 0.0410441

โˆ†ษณ =

๐œ•ษณ

๐œ‹๐‘Ÿ4 ๐œŒ๐‘”

= โˆ†๐œ† ๐œ•๐œ† 8๐ด๐œ†2 ๐ฟ = 0.0004 โˆด ษณ ยฑ โˆ†ษณ = (0.0410 ยฑ 0.0004)๐‘˜๐‘”/๐‘š๐‘ 

๐œŒ = 1000 ๐‘˜๐‘”/๐‘š๐‘  ๐‘” = 9,8 ๐‘š/๐‘  2 A = luas penampang buret = 0.00011304 m2 r = jari-jari pipa kapiler = 0.12 x 10-2m L = panjang pipa kapiler = 0.1 m

D. Pecobaan 1 Pipa kapiler posisi horizontal dengan ukuran d= 0.12 cm , L = 10 cm dan ho = 92 cm. x 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36 38 40

x" 4 16 36 64 100 144 196 256 324 400 484 576 676 784 900 1024 1156 1296 1444 1600

y 0.04067 0.0655 0.087 0.1089 0.1314 0.1523 0.1779 0.202 0.2267 0.2591 0.2804 0.3047 0.3346 0.3577 0.3839 0.4054 0.42633 0.4527 0.4787 0.5084

y" 0.001654 0.00429 0.007569 0.011859 0.017266 0.023195 0.031648 0.040804 0.051393 0.067133 0.078624 0.092842 0.111957 0.127949 0.147379 0.164349 0.181757 0.204937 0.229154 0.258471

xy 0.08134 0.262 0.522 0.8712 1.314 1.8276 2.4906 3.232 4.0806 5.182 6.1688 7.3128 8.6996 10.0156 11.517 12.9728 14.49522 16.2972 18.1906 20.336

๐‘โˆ‘๐‘ฅ๐‘ฆ โˆ’ โˆ‘๐‘ฅโˆ‘๐‘ฆ ๐‘โˆ‘๐‘ฅ 2 โˆ’ (โˆ‘๐‘ฅ)2 = 0.011809606

๐‘š=

1 โˆ‘๐‘ฅ 2 (โˆ‘๐‘ฆ)2 โˆ’ 2โˆ‘๐‘ฅโˆ‘๐‘ฆโˆ‘๐‘ฅ๐‘ฆ + ๐‘(โˆ‘๐‘ฅ๐‘ฆ)2 2 ๐‘ ๐‘ฆ = [ (โˆ‘๐‘ฆ โˆ’ )] ๐‘โˆ’1 ๐‘โˆ‘๐‘ฅ 2 โ€“ (โˆ‘๐‘ฅ)2 Sy = 0.00373012 ๐‘ โˆ†๐‘š = ๐‘ ๐‘ฆ ( ) 2 ๐‘โˆ‘๐‘ฅ โˆ’ (โˆ‘๐‘ฅ)2 = 0.000205336 โ‰ˆ 0.0002 2

โˆด ๐‘š ยฑ โˆ†๐‘š = ๐œ† ยฑ โˆ†๐œ† โˆด ๐œ† ยฑ โˆ†๐œ† = (0.0118 ยฑ 0.0002)

1

๐‘ก2 =

ln 2 ๐œ†

= 58.728 1

โˆ†๐‘ก 2 =

ln 2 ๐œ†2

โˆ†๐œ†

= 0.9954 1

1

โˆด ๐‘ก 2 ยฑ โˆ†๐‘ก 2 = ( 58 ยฑ 1 ) ๐‘ 

ษณ=

๐œ‹๐‘Ÿ4 ๐œŒ๐‘”

8๐ด๐œ†๐ฟ = 0.0598269

โˆ†ษณ =

๐œ•ษณ

๐œ‹๐‘Ÿ4 ๐œŒ๐‘”

= โˆ†๐œ† ๐œ•๐œ† 8๐ด๐œ†2 ๐ฟ = 0.001 โˆด ษณ ยฑ โˆ†ษณ = (0.060 ยฑ 0.001)๐‘˜๐‘”/๐‘š๐‘  ๐œŒ = 1000 ๐‘˜๐‘”/๐‘š๐‘  ๐‘” = 9,8 ๐‘š/๐‘  2 A = luas penampang buret = 0.00011304 m2 r = jari-jari pipa kapiler = 0.12 x 10-2m L = panjang pipa kapiler = 0.1 m E. Pecobaan 1 Pipa kapiler posisi vertical dengan ukuran d= 0.36 cm , L = 9 cm dan ho = 95 cm. x 2 4 6 8 10 12 42

x" 4 16 36 64 100 144 364

y 0.1077 0.2421 0.3815 0.5343 0.6753 0.819 2.7599

y" 0.011599 0.058612 0.145542 0.285476 0.45603 0.670761 1.628022

xy 0.2154 0.9684 2.289 4.2744 6.753 9.828 24.3282

1764

132496

7.61704801 2.650454 591.86132

๐‘โˆ‘๐‘ฅ๐‘ฆ โˆ’ โˆ‘๐‘ฅโˆ‘๐‘ฆ ๐‘โˆ‘๐‘ฅ 2 โˆ’ (โˆ‘๐‘ฅ)2 = 0.071555714

๐‘š=

1 โˆ‘๐‘ฅ 2 (โˆ‘๐‘ฆ)2 โˆ’ 2โˆ‘๐‘ฅโˆ‘๐‘ฆโˆ‘๐‘ฅ๐‘ฆ + ๐‘(โˆ‘๐‘ฅ๐‘ฆ)2 (โˆ‘๐‘ฆ 2 โˆ’ )] ๐‘โˆ’1 ๐‘โˆ‘๐‘ฅ 2 โ€“ (โˆ‘๐‘ฅ)2 Sy = 0.004952551 ๐‘ โˆ†๐‘š = ๐‘ ๐‘ฆ ( ) 2 ๐‘โˆ‘๐‘ฅ โˆ’ (โˆ‘๐‘ฅ)2 = 0.000591 โ‰ˆ 0.0006 ๐‘ ๐‘ฆ 2 = [

โˆด ๐‘š ยฑ โˆ†๐‘š = ๐œ† ยฑ โˆ†๐œ† โˆด ๐œ† ยฑ โˆ†๐œ† = (0.0715 ยฑ 0.0006)

1

๐‘ก2 =

ln 2 ๐œ†

= 9.6923 1 2

โˆ†๐‘ก =

ln 2 ๐œ†2

โˆ†๐œ†

= 0.08133 1

1

โˆด ๐‘ก 2 ยฑ โˆ†๐‘ก 2 = ( 9.70 ยฑ 0.08) ๐‘ 

ษณ=

๐œ‹๐‘Ÿ4 ๐œŒ๐‘”

8๐ด๐œ†๐ฟ = 0.888618

โˆ†ษณ =

๐œ•ษณ

๐œ‹๐‘Ÿ4 ๐œŒ๐‘”

= โˆ†๐œ† ๐œ•๐œ† 8๐ด๐œ†2 ๐ฟ = 0.0074569 โˆด ษณ ยฑ โˆ†ษณ = (0.888 ยฑ 0.007)๐‘˜๐‘”/๐‘š๐‘  ๐œŒ = 1000 ๐‘˜๐‘”/๐‘š๐‘  ๐‘” = 9,8 ๐‘š/๐‘  2 A = luas penampang buret = 0.00011304 m2

r = jari-jari pipa kapiler = 0.36 x 10-2m L = panjang pipa kapiler = 0.09 m

F. Pecobaan 1 Pipa kapiler posisi horizontal dengan ukuran d= 0.36 cm , L = 9 cm dan ho = 95 cm. x 2 4 6 8 10 12 14 16 72 5184

x" 4 16 36 64 100 144 196 256 816 665856

y 0.1431 0.2657 0.3872 0.5049 0.622 0.75092 0.8903 1.0324 4.59652 21.1279961

y" xy 0.020478 0.2862 0.070596 1.0628 0.149924 2.3232 0.254924 4.0392 0.386884 6.22 0.563881 9.01104 0.792634 12.4642 1.06585 16.5184 3.305171 51.92504 10.92415 2696.2098

๐‘โˆ‘๐‘ฅ๐‘ฆ โˆ’ โˆ‘๐‘ฅโˆ‘๐‘ฆ ๐‘โˆ‘๐‘ฅ 2 โˆ’ (โˆ‘๐‘ฅ)2 = 0.062835

๐‘š=

1 โˆ‘๐‘ฅ 2 (โˆ‘๐‘ฆ)2 โˆ’ 2โˆ‘๐‘ฅโˆ‘๐‘ฆโˆ‘๐‘ฅ๐‘ฆ + ๐‘(โˆ‘๐‘ฅ๐‘ฆ)2 2 ๐‘ ๐‘ฆ = [ (โˆ‘๐‘ฆ โˆ’ )] ๐‘โˆ’1 ๐‘โˆ‘๐‘ฅ 2 โ€“ (โˆ‘๐‘ฅ)2 Sy = 0.011952 ๐‘ โˆ†๐‘š = ๐‘ ๐‘ฆ ( ) 2 ๐‘โˆ‘๐‘ฅ โˆ’ (โˆ‘๐‘ฅ)2 = 0.000922 โ‰ˆ 0.0009 2

โˆด ๐‘š ยฑ โˆ†๐‘š = ๐œ† ยฑ โˆ†๐œ† โˆด ๐œ† ยฑ โˆ†๐œ† = (0.0628 ยฑ 0.0009)

1

๐‘ก2 =

ln 2 ๐œ†

= 11.0350 1

โˆ†๐‘ก 2 =

ln 2 ๐œ†2

โˆ†๐œ†

= 0.1581

1

1

โˆด ๐‘ก 2 ยฑ โˆ†๐‘ก 2 = ( 11.0 ยฑ 0.2) ๐‘ 

ษณ=

๐œ‹๐‘Ÿ4 ๐œŒ๐‘”

8๐ด๐œ†๐ฟ = 1.01172

โˆ†ษณ =

๐œ•ษณ

๐œ‹๐‘Ÿ4 ๐œŒ๐‘”

= โˆ†๐œ† ๐œ•๐œ† 8๐ด๐œ†2 ๐ฟ = 0.0144992 โˆด ษณ ยฑ โˆ†ษณ = (1.01 ยฑ 0.01)๐‘˜๐‘”/๐‘š๐‘  ๐œŒ = 1000 ๐‘˜๐‘”/๐‘š๐‘  ๐‘” = 9,8 ๐‘š/๐‘  2 A = luas penampang buret = 0.00011304 m2 r = jari-jari pipa kapiler = 0.36 x 10-2m L = panjang pipa kapiler = 0.09 m

G. Pecobaan 1 Pipa kapiler posisi vertical dengan ukuran d= 0.36 cm , L = 15 cm dan ho = 95 cm. 6 2 4 6 8 10 12 42 1764

x" 4 16 36 64 100 144 364 132496

y 0.16355 0.30063 0.45399 0.60584 0.77348 0.938465 3.235955 10.4714048

y" 0.026749 0.090378 0.206107 0.367042 0.598271 0.880717 2.169264 4.705706

xy 0.3271 1.20252 2.72394 4.84672 7.7348 11.26158 28.09666 789.4223

๐‘โˆ‘๐‘ฅ๐‘ฆ โˆ’ โˆ‘๐‘ฅโˆ‘๐‘ฆ ๐‘โˆ‘๐‘ฅ 2 โˆ’ (โˆ‘๐‘ฅ)2 = 0.077785

๐‘š=

1 โˆ‘๐‘ฅ 2 (โˆ‘๐‘ฆ)2 โˆ’ 2โˆ‘๐‘ฅโˆ‘๐‘ฆโˆ‘๐‘ฅ๐‘ฆ + ๐‘(โˆ‘๐‘ฅ๐‘ฆ)2 (โˆ‘๐‘ฆ 2 โˆ’ )] ๐‘โˆ’1 ๐‘โˆ‘๐‘ฅ 2 โ€“ (โˆ‘๐‘ฅ)2 Sy = 0.0110729 ๐‘ โˆ†๐‘š = ๐‘ ๐‘ฆ ( ) ๐‘โˆ‘๐‘ฅ 2 โˆ’ (โˆ‘๐‘ฅ)2 = 0.001323 โ‰ˆ 0.001 ๐‘ ๐‘ฆ 2 = [

โˆด ๐‘š ยฑ โˆ†๐‘š = ๐œ† ยฑ โˆ†๐œ† โˆด ๐œ† ยฑ โˆ†๐œ† = (0.077 ยฑ 0.001) 1

๐‘ก2 =

ln 2 ๐œ†

= 9 1

โˆ†๐‘ก 2 =

ln 2 ๐œ†2

โˆ†๐œ†

= 0.11688 1

1

โˆด ๐‘ก 2 ยฑ โˆ†๐‘ก 2 = ( 9.0 ยฑ 0.1) ๐‘ 

ษณ=

๐œ‹๐‘Ÿ4 ๐œŒ๐‘”

8๐ด๐œ†๐ฟ = 0.049508

โˆ†ษณ =

๐œ•ษณ

๐œ‹๐‘Ÿ4 ๐œŒ๐‘”

= โˆ†๐œ† ๐œ•๐œ† 8๐ด๐œ†2 ๐ฟ = 0.000642971 โˆด ษณ ยฑ โˆ†ษณ = (0.0495 ยฑ 0.0006)๐‘˜๐‘”/๐‘š๐‘  ๐œŒ = 1000 ๐‘˜๐‘”/๐‘š๐‘  ๐‘” = 9,8 ๐‘š/๐‘  2 A = luas penampang buret = 0.00011304 m2 r = jari-jari pipa kapiler = 0.36 x 10-2m L = panjang pipa kapiler = 1.5 m

H. Pecobaan 1 Pipa kapiler posisi horizontal dengan ukuran d= 0.36 cm , L = 15 cm dan ho = 95 cm. x 2 4 6 8 10 12 14

x" 4 16 36 64 100 144 196

y 0.13906 0.26341 0.37692 0.4934 0.6155 0.7435 0.8733

y" 0.019338 0.069385 0.142069 0.243444 0.37884 0.552792 0.762653

xy 0.27812 1.05364 2.26152 3.9472 6.155 8.922 12.2262

16 72 5184

256 816 665856

1.00809 1.016245 4.51318 3.184766 20.3687937 10.14273

16.12944 50.97312 2598.259

๐‘โˆ‘๐‘ฅ๐‘ฆ โˆ’ โˆ‘๐‘ฅโˆ‘๐‘ฆ ๐‘โˆ‘๐‘ฅ 2 โˆ’ (โˆ‘๐‘ฅ)2 = 0.061633929

๐‘š=

1 โˆ‘๐‘ฅ 2 (โˆ‘๐‘ฆ)2 โˆ’ 2โˆ‘๐‘ฅโˆ‘๐‘ฆโˆ‘๐‘ฅ๐‘ฆ + ๐‘(โˆ‘๐‘ฅ๐‘ฆ)2 (โˆ‘๐‘ฆ 2 โˆ’ )] ๐‘โˆ’1 ๐‘โˆ‘๐‘ฅ 2 โ€“ (โˆ‘๐‘ฅ)2 Sy = 0.008924393 ๐‘ โˆ†๐‘š = ๐‘ ๐‘ฆ ( ) 2 ๐‘โˆ‘๐‘ฅ โˆ’ (โˆ‘๐‘ฅ)2 = 0.000688 โ‰ˆ 0.0006 ๐‘ ๐‘ฆ 2 = [

โˆด ๐‘š ยฑ โˆ†๐‘š = ๐œ† ยฑ โˆ†๐œ† โˆด ๐œ† ยฑ โˆ†๐œ† = (0.0616 ยฑ 0.0006) 1

๐‘ก2 =

ln 2 ๐œ†

= 11.25 1

โˆ†๐‘ก 2 =

ln 2 ๐œ†2

โˆ†๐œ†

= 0.109577 1

1

โˆด ๐‘ก 2 ยฑ โˆ†๐‘ก 2 = ( 11.2 ยฑ 0.1) ๐‘ 

ษณ=

๐œ‹๐‘Ÿ4 ๐œŒ๐‘”

8๐ด๐œ†๐ฟ = 0.0618859

โˆ†ษณ =

๐œ•ษณ

๐œ‹๐‘Ÿ4 ๐œŒ๐‘”

= โˆ†๐œ† ๐œ•๐œ† 8๐ด๐œ†2 ๐ฟ = 0.000602785 โˆด ษณ ยฑ โˆ†ษณ = (0.0619 ยฑ 0.0006)๐‘˜๐‘”/๐‘š๐‘ 

๐œŒ = 1000 ๐‘˜๐‘”/๐‘š๐‘  ๐‘” = 9,8 ๐‘š/๐‘  2 A = luas penampang buret = 0.00011304 m2 r = jari-jari pipa kapiler = 0.36 x 10-2m L = panjang pipa kapiler = 1.5 m

Related Documents


More Documents from ""