Laporan Praktikum Kimia Fisika II Entropi Sistem
H. Analisis Data dan Pembahasan Percobaan ini bertujuan agar mahasiswa dapat mempelajari perubahan entropi sistem dan entalpi sistem yang diketahui melalui perubahan suhu suatu reaksi. Ada 4 reaksi berbeda dalam percobaan ini : Percobaan 1 : 1. Reaksi antara Natrium hidroksida dengan aquades Langkah pertama yang dilakukan adalah memasukan aquades tidak berwarna sebanyak 10 mL ke dalam tabung reaksi. Kemudian diukur suhunya dan dicatat. Suhu ini dianggap sebagai suhu awal larutan (Ti). Kemudian ditambahkan sebanyak setengah sendok spatula padatan Natrium hidroksida berwarna putih yang sudah ditimbang massanya. Penimbangan dilakukan dengan bantuan alat neraca analitik digital, agar data yang didapatkan lebih akurat. Dalam menambahkan Natrium hidroksida harus dilakukan secara cepat karena sifat Natrium hidroksida yang reaktif dengan udara. Selanjutnya dikocok hingga larut sempurna, dikatakan larut sempurna jika dilihat sudah tidak ada gumpalan Natrium hidroksida dalam larutan. Perubahan suhu juga terjadi pada reaksi yaitu tabung yang awalnya dingin berubah menjadi hangat yang menandakan reaksi bersifat eksoterm atau terjadi pelepasan kalor dari sistem ke lingkungan. Sebenarnya apabila padatan NaOH dimasukkan dalam aquades akan membutuhkan energi untuk terurai menjadi ion Na+ dan OH- namun dengan segera energi itu diperoleh dari pelepasan energi yang lebih besar dari pembentukan gaya antar molekul ion Na+ dan OH- dengan molekul-molekul air yang terpolarisasi sehingga menyebabkan NaOH dapat larut dalam air dan reaksi akhir bersifat eksoterm.
11
Laporan Praktikum Kimia Fisika II Entropi Sistem
H2O (l) + NaOH (s)→ Na+(aq) + OH- (aq)
∆H = -8,1885 J
Tepat saat larut sempurna suhu larutan diukur dan dicatat. Suhu ini dianggap sebagai suhu akhir larutan (Tf). Percobaan ini dilakukan 1 kali, untuk mencapai data yang relatif valid. Reaksi yang terjadi adalah H2O(l) + NaOH (s)→ NaOH (aq)
∆H = -8,1885 J
m NaOH (s)
Ti
Tf
0,1884 gram
33oC
36oC
Dilihat dari fasanya entropi system meningkat, karena yang semula NaOH (s) berubah menjadi NaOH (aq). Fasa padat memiliki keteraturan molekul > fasa cair, sedangkan arti dari entropi (S) sendiri adalah suatu ketidak teraturan suatu system. Jadi SNaOH(aq)> SNaOH(s) = S +. Reaksi ini bersifat eksoterm maka reaksi berlangsung spontan dan nilai dari ΔS adalah positif karena q = - ∆𝐻, sehingga perubahan entropi adalah : ∆𝑆= ∆𝑆=
q 𝑟𝑒𝑣𝑒𝑟𝑠𝑖𝑏𝑒𝑙 T − ∆𝐻 T
∆𝐻= − ∆𝑆 𝑥 𝑇. Dan nilainya adalah sebagai berikut 𝑇
ΔS = n NaOH x Cp H2O ln 𝑇2 1
0,1884 𝑔𝑟𝑎𝑚
309 𝐾
= 40 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑚𝑜𝑙 x 75,291 J/K mol ln 306 𝐾 = 0,0034 J/K ΔH = - ΔS x T2 12
Laporan Praktikum Kimia Fisika II Entropi Sistem
= - 0,0034 J/K x 309 K = - 1,0506 J
2. Reaksi antara Kalium nitrat dengan aquades Langkah pertama yang dilakukan adalah memasukan aquades tidak berwarna sebanyak 10 mL ke dalam tabung reaksi. Kemudian diukur suhunya dan dicatat. Suhu ini dianggap sebagai suhu awal larutan (Ti). Kemudian ditambahkan sebanyak setengah sendok spatula padatan Kalium nitrat berwarna putih yang sudah ditimbang massanya. Penimbangan dilakukan dengan bantuan alat neraca analitik digital, agar data yang didapatkan lebih akurat. Selanjutnya dikocok hingga larut sempurna, dikatakan larut sempurna jika dilihat sudah tidak ada gumpalan Kalium nitrat dalam larutan. Larutan tidak mengalami perubahan. Selain dari warna, ada perubahan lain yaitu tabung yang awalnya sama dengan suhu kamar berubah menjadi lebih dingin atau terjadi penurunan suhu yang menandakan reaksi bersifat endoterm atau terjadi penyerapan kalor oleh sistem dari lingkungan. Sebenarnya apabila padatan KNO3 dimasukkan dalam aquades, energi yang dibutuhkan pada saat KNO3 terurai menjadi ion K+ dan NO3lebih besar dari pada energi yang dilepaskan dari pembentukan gaya antar molekul ion K+ dan NO3- dengan molekul-molekul air yang terpolarisasi. Sehingga reaksi akhir bersifat endotrem atau terjadi penyerapan kalor oleh sistem dari lingkungan sehingga menyebabkan suhu lingkungan menjadi turun. perlu perlakuan agar reaksi berjalan spontan seperti pengadukan dan lainnya.
H2O (l) + KNO3 (s) → K+(aq) + NO3- (aq)
13
∆H = +0,4256 J
Laporan Praktikum Kimia Fisika II Entropi Sistem
Tepat saat larut sempurna suhu larutan diukur dan dicatat. Suhu ini dianggap sebagai suhu akhir larutan (Tf). Percobaan dilakukan 1 kali. Reaksi yang terjadi adalah H2O (l) + KNO3 (s) → KNO3 (aq)
∆H = +0,4256 J
m KNO3 (s)
Ti
Tf
0,2901gram
33oC
31 oC
Dilihat dari fasanya entropi system meningkat, karena yang semula KNO3 (s) berubah menjadi KNO3 (aq). Fasa padat memiliki keteraturan molekul > fasa cair, sedangkan arti dari entropi (S) sendiri adalah suatu ketidak teraturan suatu system. Jadi SKNO3 (aq) > SKNO3 (s) = S +. Sedangkan untuk nilainya adalah berikut : 𝑇
ΔS = n KNO3 x Cp H2O ln 𝑇2 1
0,2901 𝑔𝑟𝑎𝑚
304𝐾
= 101 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑚𝑜𝑙 x 75,291 J/K mol ln 306 𝐾 = - 0,0014 J/K ΔH = - ΔS x T2 = - (-0,0014 J/K x 302 K) = 0,4256 J Reaksi bersifat endoterm dan nilai dari ΔS adalah negatif karena q = - ∆𝐻, sehingga perubahan entropi adalah : ∆𝑆= ∆𝑆=
q 𝑟𝑒𝑣𝑒𝑟𝑠𝑖𝑏𝑒𝑙 T − ∆𝐻 T
∆𝐻= − ∆𝑆 𝑥 𝑇
3. Reaksi antara Asam klorida dengan logam Magnesium Langkah pertama yang dilakukan adalah memasukan HCl 0,1 N tidak berwarna sebanyak 5 mL ke dalam tabung reaksi. Kemudian diukur suhunya dan dicatat. Suhu ini dianggap sebagai suhu awal larutan (Ti). Kemudian ditambahkan beberapa potong logam Magnesium berwarna abu 14
Laporan Praktikum Kimia Fisika II Entropi Sistem
yang sudah ditimbang massanya. Penimbangan dilakukan dengan bantuan alat neraca analitik, agar data yang didapatkan lebih akurat. Selanjutnya dikocok hingga larut sempurna, dikatakan larut sempurna jika dilihat sudah tidak ada bercak abu - abu dalam larutan. Larutan timbul gelembung. Gelembung ini adalah gas H2. Selain dari warna, ada perubahan lain yaitu tabung yang awalnya sama dengan suhu kamar berubah menjadi hangat yang menandakan reaksi bersifat eksoterm. Tepat saat larut sempurna suhu larutan diukur dan dicatat. Suhu ini dianggap sebagai suhu akhir larutan (Tf). Percobaan ini dilakukan 1 kali. Reaksi yang terjadi adalah 2 HCl (aq) + Mg (s) → MgCl2 (s) + H2 (g)
m Mg (s)
Ti
Tf
0,1004 gram
33oC
34 oC
∆H = -0,0307 J
Dilihat dari suhunya entropi system meningkat, karena yang semula 33oC menjadi 34 oC.Sebab entropi sangat bergantung dengan suhu jika tekanan tetap dan volume tetap. Jadi S MgCl2 (s) > S Mg (s) = S +. Sedangkan untuk nilainya adalah berikut : 𝑇
ΔS = n MgCl2 x Cp H2O ln 𝑇2 1
307 𝐾
= 0,00025 mol x 75,291 J/K mol ln 306 𝐾 = 0,00005 J/K ΔH = - ΔS x T2 = - 0,00005 J/K x 307 K = - 0,01535 J reaksi eksoterm dan nilai dari ΔS adalah positif karena q = - ∆𝐻, sehingga perubahan entropi adalah : ∆𝑆= ∆𝑆=
q 𝑟𝑒𝑣𝑒𝑟𝑠𝑖𝑏𝑒𝑙 T − ∆𝐻 T
∆𝐻= − ∆𝑆 𝑥 𝑇.
15
Laporan Praktikum Kimia Fisika II Entropi Sistem
Percobaan 2 : Reaksi antara Barium hidroksida dengan Ammonium klorida Langkah pertama yang dilakukan adalah memasukan serbuk Ba(OH)2 berwarna putih sebanyak 1 sendok spatula ke dalam roll film (sudah ditimbang). Kemudian ditambahkan setengah sendok spatula NH4Cl berwarna putih yang sudah ditimbang massanya. Penimbangan dilakukan dengan bantuan alat neraca analitik, Selanjutnya diukur suhunya dan dicatat. Penimbangan bertujuan agar dapat menghitung perubahan entropi secara tepat. Suhu ini dianggap sebagai suhu awal larutan (Ti). Selanjutnya dikocok hingga tercampur sempurna, dikatakan tercampur sempurna jika dicium baunya, tercium bau gas amonia. Terjadi perubahan dalam campuran padatan yang awalnya
tidak menggumpal menjadi menggumpal,
dikarenakan terbentuknya air hasil dari reaksi. Tepat saat tercamur sempurna suhu campuran diukur dan dicatat. Suhu ini dianggap sebagai suhu akhir larutan (Tf). Percobaan ini dilakukan 1 kali, Reaksi yang terjadi adalah Ba(OH)2 (s) + 2 NH4Cl (s) → BaCl2 (s) + 2NH3 (g) + 2H2O (aq)
∆H
=
+0,1421 J
m Ba(OH)2 (s) m NH4Cl (s)
Ti
Tf
0,4228 gram
32oC
30 oC
0,1069 gram
Dilihat dari suhunya entropi system menurun, karena yang semula 32 oC menjadi 30 oC.Sebab entropi sangat bergantung dengan suhu jika tekanan tetap dan volume tetap. Jadi Sreaktan> Sproduk = - S . Sedangkan untuk nilainya adalah berikut : 𝑇
ΔS = mol BaCl2 x Cp H2O ln 𝑇2 1
303 𝐾
= 0,00095 mol x 75,291 ln 305 𝐾 = -0,00047 J/K
16
Laporan Praktikum Kimia Fisika II Entropi Sistem ΔH = - ΔS x T2 = - (-0,00047 J/K) x 305 K = 0,14335 J Reaksi endoterm dan nilai dari ΔS adalah negatif karena q = - ∆𝐻, sehingga butuh perlakuan atau energi dari luar sistem agar reaksi berjalan spontan seperti pengocokan dan perlakuan mekanik lainnya. perubahan entropi adalah : ∆𝑆= ∆𝑆=
q 𝑟𝑒𝑣𝑒𝑟𝑠𝑖𝑏𝑒𝑙 T − ∆𝐻 T
∆𝐻= − ∆𝑆 𝑥 𝑇.
I. Kesimpulan Pada praktikum yang telah dilakukan ini bertujuan untuk mempelajari perubahan entropi sistem pada beberapa reaksi. Dari hasil percobaan didapatkan bahwa percobaan pada tabung reaksi pertama dan ketiga menunjukkan kenaikan entropi (∆𝑆 > 0), nilai perubahan entropi yang positif menunjukkan bahwa reaksi berjalan spontan, Adanya kenaikan suhu serta nilai ∆𝐻 negatif yang menunjukkan reaksi bersifat eksoterm. Untuk tabung reaksi kedua dan roll film plastik mengalami penurunan entropi (∆𝑆 < 0), nilai perubahan entropi negatif yang menunjukkan reaksi tidak berjalan spontan dan butuh perlakuan mekanik atau energi dari luar agar reaksi tetap berjalan. Adanya penurunan suhu serta nilai ∆𝐻 positif menunjukkan bahwa reaksi yang terjadi bersifat endoterm. Dari hasil reaksi diatas, didapatkan keteraturan hubungan antara entropi dan entalpi yaitu saat nilai entalpi negatif, maka nilai entropi positif dan reaksi akan berjalan spontan. Sebaliknya, ketika entalpi positif, maka nilai entropi akan negatif dan reaksi tidak berjalan spontan.
17
Laporan Praktikum Kimia Fisika II Entropi Sistem
J. Tugas 1. Berdasarkan data percobaan, tentukan perubahan entropi secara kualitatif maupun kuantitatif. Jawab : Percobaan 1a
Perubahan entropi secara kualitatif dan kuantitatif Pelarutan NaOH padat: - Terjadi perubahan fasa padat menjadi cair -
Mengalami kenaikan suhu (melepas kalor), sehingga terjadi reaksi eksoterm
-
Perubahan entalpi menjadi negatif
-
Perubahan entropi positif dan Perhitungan: 𝑇
ΔS = n NaOH x Cp H2O ln 𝑇2 1
0,1884 𝑔𝑟𝑎𝑚
309 𝐾
= 40 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑚𝑜𝑙 x 75,291 J/K mol ln 306 𝐾 = 0,0034 J/K 1b
Pelarutan KNO3 padat - Terjadi perubahan fasa padat menjadi cair -
Mengalami
penurunan
suhu
(menerima
kalor),
sehingga terjadi reaksi endoterm -
Perubahan entalpi menjadi positif
-
Perubahan entropi negatif dan Perhitungan: 𝑇
ΔS = n KNO3 x Cp H2O ln 𝑇2 0,2901 𝑔𝑟𝑎𝑚
1
304𝐾
= 101 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑚𝑜𝑙 x 75,291 J/K mol ln 306 𝐾 = - 0,0014 J/K 1c
Pelarutan Mg padat dalam HCl - Terjadi perubahan fasa padat menjadi cair dan cair menjadi gas (terbentuknya gelembung) -
Mengalami kenaikan suhu (melepas kalor), sehingga terjadi reaksi eksoterm
-
Perubahan entalpi menjadi negatif
-
Perubahan entropi positif dan Perhitungan: 𝑇
ΔS = n MgCl2 x Cp H2O ln 𝑇2 1
18
Laporan Praktikum Kimia Fisika II Entropi Sistem 307 𝐾
= 0,00025 mol x 75,291 J/K mol ln 306 𝐾 = 0,00005 J/K 2
Mereaksikan Ba(OH)2 (s) dengan NH4Cl(s) - Terjadi perubahan fasa padat menjadi gas -
Mengalami kenaikan suhu (menerima kalor), sehingga reaksi bersifat endoterm
-
Perubahan entalpi menjadi positif
-
Perubahan entropi negatif dan Perhitungan: 𝑇
ΔS = mol BaCl2 x Cp H2O ln 𝑇2 1
303 𝐾
= 0,00095 mol x 75,291 ln 305 𝐾 = -0,00047 J/K
2. Deskripsikan hasil analisis saudara. Jawab : Dari hasil pengamatan secara kualitatif dan kuantitatif maka percobaan di atas pada tabung 1 dan tabung 3 mengalami kenaikan entropi (ΔS>0), hal ini menandakan adanya peningkatan ketidakteraturan. Pada percobaan entropi ini reaksi merupakan reaksi reversibel dan spontan atau dapat langsung terjadi pada tekanan tetap serta mengalami reaksi eksoterm. Namun, pada percobaan 2 secara teori pembentukan gas ammonia dan pada tabung 2 reaksi antara KNO3 dengan aquades merupakan reaksi endoterm yaitu proses penyerapan kalor sehingga terjadi penurunan suhu dan entropi (ΔS<0), serta entalpi (ΔH) bernilai positif. Hal ini menunjukkan bahwa reaksi tidak berjalan spontan. Dan perlu energi luar melalui perlakuan mekanik seperti kocokan agar reaksi tetap berlangsung.
19
Laporan Praktikum Kimia Fisika II Entropi Sistem
K. Daftar Pustaka Alonson, M., & Finn, E. J. 1990. Dasar-Dasar Fisika Universitas Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga. Atkins P. W. 1986. Physical Chemistry. Oxford: Oxford University Press. Bahl. A., dkk. 1999. Essentials Of Physical Chemistry. Chandigar: S. Chand. Dixon, S. L. (986. Mekanika Fluida: Termodinamika Mesin Turbo. Jakarta: UI-Press. Liapril, J. 2012. Entropi Sistem. Retrieved Maret 23, 2016, from https://www.pdfcoke.com Reynolds, W. C., & Perkins, H. C. 1996. Termodinamika Teknik (Kedua ed.). Jakarta: Erlangga. Rohman, Ijang dan Sri Mulyani. 2004. Kimia Fisika I. Bandung: JICA. Sukardjo. 2002. Kimia Fisika. Jakarta: Bineka Cipta. Tim Penyusun. 2013. Petunjuk Praktikum Kimia Fisika II. Surabaya: UNESA Press
20
Laporan Praktikum Kimia Fisika II Entropi Sistem
L. Lampiran Perhitungan 1. Percobaan Pertama Tabung 1 Diketahui : M NaOH Mr NaOH T1 T2 Cp H2O Ditanya :
= 0,1884 g = 40 g/mol = 33℃ = 306 K = 36℃ = 309K = 75,291 J/K mol
ΔS dan ΔH?
Dijawab : n NaOH =
𝑔 𝑀𝑟
0,1884 𝑔
=
𝑔
40(𝑚𝑜𝑙)
= 0,00471 𝑚𝑜𝑙 𝑇2
Δ𝑆 = 𝑛 𝑁𝑎𝑂𝐻 𝑥 𝐶𝑝 𝐻2𝑂 𝑥 ln 𝑇1 𝐽
309 𝐾
Δ𝑆 = 0,00471 𝑚𝑜𝑙 𝑥 75,291 𝐾 𝑚𝑜𝑙 𝑥 ln 306 𝐾 Δ𝑆 = 0,3546 𝐽 𝑥 ln 1,0098 /𝐾 Δ𝑆 = 0,3456 𝐽 𝑥 0,0097 𝐽/𝐾 Δ𝑆 = 0,0034 𝐽/𝐾
Δ𝐻 = −Δ𝑆 𝑥 𝑇2 Δ𝐻 = −0,0034 J⁄K 𝑥 309𝐾 Δ𝐻 = − 1,0506 J
Tabung 2 Diketahui :
Ditanya :
M KNO3 Mr KNO3 T1 T2 Cp H2O
= 0,2901 g = 101 g/mol = 33℃ = 306 K = 31℃ = 304 K = 75,291 J/K mol
ΔS dan ΔH?
Dijawab : n KNO3
𝑔
= 𝑀𝑟 =
0,2901 𝑔 101 (
𝑔 ) 𝑚𝑜𝑙
21
= 0,0028 𝑚𝑜𝑙
Laporan Praktikum Kimia Fisika II Entropi Sistem
𝑇2
Δ𝑆 = 𝑛 𝐾𝑁𝑂3 𝑥 𝐶𝑝 𝐻2 𝑂 𝑥 ln 𝑇1 𝐽
304 𝐾
Δ𝑆 = 0,0028 𝑚𝑜𝑙 𝑥 75,291 𝐾 𝑚𝑜𝑙 𝑥 ln 306 𝐾 Δ𝑆 = 0,2125 𝐽 𝑥 ln 0,9934 /𝐾 Δ𝑆 = 0,2125 𝑥 − 0,0066 𝐽/𝐾 Δ𝑆 = −0,0014 𝐽/𝐾
Δ𝐻 = −Δ𝑆 𝑥 𝑇2 Δ𝐻 = −(−0,0014) J⁄K 𝑥 304 𝐾 Δ𝐻 = 0,4256 J
Tabung 3 Diketahui :
Ditanya :
M Mg Mr Mg T1 T2 Cp H2O n HCl
= 0,1004 g = 24 g/mol = 33℃ = 306 K = 34℃ = 307 K = 75,291 J/K mol =𝑀𝑥𝑣 = 0,1 𝑀 𝑥 5 𝑚𝐿 = 0,5 𝑚𝑚𝑜𝑙 = 0,0005 𝑚𝑜𝑙
n Mg
= 𝑀𝑟 =
𝑔
0,1004 𝑔 24 (
𝑔 ) 𝑚𝑜𝑙
= 0,0041 𝑚𝑜𝑙
ΔS dan ΔH?
Dijawab : Mg (s) + 2HCl (aq) → MgCl2 (aq) + H2 (g) M : 0,0041
0,0005
-
-
R : 0,00025
0,0005
0,00025
0,00025
0,00025
0,00025
S : 0,00385
-
𝑇2
Δ𝑆 = 𝑛 𝑀𝑔𝐶𝑙2 𝑥 𝐶𝑝 𝐻2 𝑂 𝑥 ln 𝑇1 22
Laporan Praktikum Kimia Fisika II Entropi Sistem 𝐽
307 𝐾
Δ𝑆 = 0,00025 𝑚𝑜𝑙 𝑥 75,291 𝐾 𝑚𝑜𝑙 𝑥 ln 306
𝐾
𝐽
Δ𝑆 = 0,0188 𝐾 × ln 1,0032 Δ𝑆 = 0,0188 𝐽/𝐾 × 0,0031 Δ𝑆 = 0,000005 𝐽/𝐾
Δ𝐻 = −Δ𝑆 𝑥 𝑇2 Δ𝐻 = −0,00005 J⁄K 𝑥 307 𝐾 Δ𝐻 = −0,01535 J
2. Percobaan Kedua Diketahui : M Ba(OH)2 M NH4Cl T1 T2 Cp H2O
Ditanya :
= 0,4228 g = 0,1069 g = 32℃ = 305 K = 30℃ = 303 K = 75,291 J/K mol 𝑔
n NH4Cl
= 𝑀𝑟 =
n Ba(OH)2
= 𝑀𝑟 =
0,1069 𝑔 53,5 (
𝑔
𝑔 ) 𝑚𝑜𝑙
0,4228 𝑔 171 (
𝑔 ) 𝑚𝑜𝑙
Mr = 171 g/mol Mr = 53,5 g/mol
= 0,0019 𝑚𝑜𝑙 = 0,0024 𝑚𝑜𝑙
ΔS dan ΔH?
Dijawab : Ba(OH)2 (s) + 2NH4Cl (aq) → BaCl2 (aq) +2 NH3 (g) + H2O (l) M:
0,0024
0,0019
-
R:
0,00095
0,0019
0,00095
0,00095
S:
0,00145
-
0,00025
0,00095
Δ𝑆 = 𝑛 𝐵𝑎𝐶𝑙2 𝑥 𝐶𝑝 𝐻2 𝑂 𝑥 ln
𝑇2 𝑇1
Δ𝑆 = 0,00095 𝑚𝑜𝑙 𝑥 75,291
𝐽 303 𝐾 𝑥 ln 𝐾 𝑚𝑜𝑙 305 𝐾
Δ𝑆 = 0,0715 𝐽/𝐾 × ln 0,9934
23
-
Laporan Praktikum Kimia Fisika II Entropi Sistem
Δ𝑆 = 0,0715
𝐽 × (−0,0066) 𝐾
Δ𝑆 = −0,00047 𝐽/𝐾
Δ𝐻 = −Δ𝑆 𝑥 𝑇2 Δ𝐻 = −(−0,00047) J⁄K 𝑥 303 𝐾 Δ𝐻 = 0,14241 J
24
Laporan Praktikum Kimia Fisika II Entropi Sistem
M. Lampiran Foto No. Perc. 1.
Foto Percobaan
Keterangan Massa NaOH (s) sebesar 0,1884 gram.
2.
Massa serbuk Mg sebesar 0,1004 gram.
3.
Massa NH4Cl (s) sebesar 0,1069 gram.
25
Laporan Praktikum Kimia Fisika II Entropi Sistem
4.
Massa Ba(OH)2 (s) sebesar 0,4228 gram.
5.
Massa KNO3 (s) 0,2901 gram.
6.
Tabung 1 berisi aquades (l) + NaOH (s) Tabung 2 berisi aquades (l) + KNO3 (s) Tabung 3 berisi HCl (aq) + Mg (s)
7.
Mengukur suhu aquades (aq) pada tabung 1 dan 2 . Mengukur suhu larutan campuran pada tabung 1 dan 2.
26
Laporan Praktikum Kimia Fisika II Entropi Sistem
8.
Mengukur suhu HCl (aq) pada tabung 3. Mengukur suhu larutan campuran pada tabung 3.
9.
Vial 1 berisi serbuk Ba(OH)2 Vial 2 berisi serbuk NH4Cl
10.
Serbuk Ba(OH)2 dicampur dengan serbuk NH4Cl kemudian diukur suhunya.
Serbuk campuran yang sudah diukur suhunya ditutup dan dikocok hingga serbuk berubah menjadi lelehan. 11.
27
Laporan Praktikum Kimia Fisika II Entropi Sistem
Serbuk yang sudah menjadi lelehan kemudian di bau. Terdapat bau NH3 hasil reaksi. 12.
Diukur suhu lelehan yang terbentuk.
13.
28