LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI
PENGARUH INTENSITAS BUNYI DALAM PERKECAMBAHAN PHASEOLUS RADIATUS
1. Ariyanti Putri
Disusun Oleh :
(04) 2. Raden Handidwiono (29) 3. Ruby Anugerah (34) 4. Yulia Putri (40)
Kelas
:
XII IPA 5
(GEN)
Jl. Dr. Wahidin Sudirohusodo No. 81 Telp 203666 Fax : 208011
E-mail
[email protected] Web : www.smansacirebon.net
I.
JUDUL KEGIATAN Pengaruh Intensitas Bunyi dalam Perkecambahan Phaseoulus Radiatus
II. TUJUAN Mengetahui ada tidaknya pengaruh intensitas bunyi dalam proses perkecambahan Phaseoulus Radiatus.
III. TEORI PENUNJANG –
–
– – – –
–
–
Pengaruh kebisingan terhadap manusia secara fisik tidak saja mengganggu organ pendengaran, tetapi juga dapat menimbulkan gangguan pada organ –organ tubuh yang lain, seperti penyempitan pembuluh darah dan sistem jantung (Sasongko et al., 2000). Manusia memiliki ambang dengar rata -rata 1000 Hz, sedangkan bunyi yang mempunyai frekuensi di bawah 15 Hz disebut Subsonic sedangkan bunyi yang frekuensinya di atas 16.000 Hz disebut Ultrasonic. Secara fisik tekanan dengan frekuensi 1000 Hz adalah sama dengan 0.0002 dyne/cm2= 2.10-5 N/m , ini dapat dijadikan refrensi tekanan bunyi, yang merupakan tekanan suara terkecil yang masih dapat didengar oleh telinga manusia (ambang pendengaran). Intensitas bunyi (db) yang dikeluarkan oleh sumber bunyi berupa radio/loud speaker adalah 60db dan digolongkan dalam kategori kuat (Sumber : Fisika Kedokteran,1996). Regardless of the type of music, with a greater volume of music, more growth is observed in plants. (Tan Shen Mynn and Huang Shiqin, Jean). Louder music appears to be have positive effects on germination. (Tan Shen Mynn and Huang Shiqin, Jean). Studies have been done on the use of music to improve crop yield and quality in plants such as tomato plants (Hou and Mooneyham, 1999), barley (Spillane, 1991), and vegetables (Xiao Hai, 1990). This field of science is known as acoustic biology, whereby plants are subjected to sound waves or music in order to improve the crop yield and quality, and is still in its infancy. A study was done by Hou et al (1994) to establish the fact that plants do respond to external sound stimulation. Tingkat intensitas suara atau tingkat intensitas akustik adalah logaritmik ukuran intensitas bunyi (diukur dalam W / m 2), dibandingkan dengan tingkat referensi 10 -12 W / m 2. Dimana I1
dan I0 adalah intensitas. Intensitas bunyi dilambangkan oleh "L I " dan diukur dalam "dB", dB adalah berdimensi. Jika I0 adalah intensitas bunyi referensi standar, di mana ;
maka bukannya "dB" kita menggunakan "dB SIL". (SIL = tingkat intensitas suara). –
I.
Vibrations induce electrical signals across the leaflets of this plant, and cells at the base of the leaflets respond to these action potentials osmotically. This response results in a sharp change in the turgor pressure in these pulvinus cells, and that pressure change, in turn, results in the folding of the blade at the pulvinus. Another pulvinus at the base of the petiole may also respond if the vibration is severe enough. This kind of response is known as seismonasty. (Ross E. Koning 1994).
ALAT DAN BAHAN Alat : 1. Gelas plastik
2. Kapas 3. Loud Speaker Bahan : 1. Kacang hijau
2. Air
I.
CARA KERJA 1. Masukkan 5 biji kacang hijau ke dalam setiap 3 gelas plastik. 2. Beri air secara berkala dengan durasi dan kuantitas yang sama 3. 4. 5. 6.
7.
pada setiap gelas eksperimen. Beri bunyi dengan Tingkat Intensitas sebesar 60 db tiap 1 jam. Jarak gelas A ke sumber suara adalah 5cm Jarak gelas B ke sumber suara adalah 1 meter Gelas C diletakkan di tempat yang sangat jauh dari sumber suara, sehingga sumber suara hamper tidak terdengar. (Kondisi ruangan gelas C sama dengan kondisi ruangan gelas A dan B). Tingkat intensitas bunyi di daerah gelas A adalah 60 db, sedangkan tingkat intensitas pada gelas B dimasukkan pada rumus :
L2 = L1+ 20logR1R2 L2 = 60 + 20log5×10-21 L2 = 60 + 20 log5+log10-2 L2 = 60 + 20 0,7+-2 L2 = 60-26 L2 = 34 db
Sehingga besarnya tingkat intensitas bunyi pada gelas B adalah 34 db.
8. Amati perkembangan tiap gelas eksperimen. 9. Catat pertumbuhan perkecambahan tiap harinya. 10. Masukkan kedalam tabel penelitian.
I.
HASIL PENGAMATAN Dengan ditentukan variabel sebagai berikut : a. Variabel Bebas : Jarak gelas eksperimen terhadap sumber bunyi. b. Variabel Terkontrol : Air, Ph, Suhu, Cahaya.
c. Variabel Terikat
: Pertumbuhan perkecambahan Phaseolus
Radiatus. Diperoleh data pertumbuhan Phaseolus Radiatus ; No
Gelas A (cm)
Gelas B (cm)
Gelas C (cm)
Hari ke- 1
0
0
0
Hari ke- 2
0,2
0,1
0
Hari ke- 3
0,4
0,2
0,1
Hari ke- 4
0,7
0,4
0,2
Hari ke- 5
2,4
1,7
1
Hari ke- 6
4,6
3,5
2,5
Hari ke- 7
8,0
5,0
4
Hari ke8
9,0
6,5
4,5
Hari ke9
9,5
7,5
5
Hari ke10
10
8,0
6
Hari ke11
10,4
9,0
6,5
Gelas A: Dari 5 buah biji Phaseolus Radiatus, 4 biji mengalami perkecambahan dan pertumbuhan.
Gelas B: Dari 5 biji Phaseolus Radiatus, 2 biji mengalami perkecambahan dan pertumbuhan.
Gelas C: Dari 5 biji Phaseolus Radiatus, ada 1 biji yang mengalami perkecambahan tapi hanya satu yang mengalami pertumbuhan tinggi.
I.
ANALISIS Gelas A : Gelas A merupakan gelas yang paling dekat dengan sumber bunyi. Dengan jarak sebesar 5cm dari sumber bunyi, tingkat intensitas bunyi pada gelas A adalah sebesar 60 db (Intensitas bunyi (db) yang dikeluarkan oleh sumber bunyi berupa radio/loud speaker adalah 60db dan digolongkan dalam kategori kuat (Sumber : Fisika Kedokteran,1996)).Pada hari pertama belum ada perkembangan, namun pada hari kedua, 4 biji Phaseolus Radiatus mulai berkecambah. Selanjutnya makin bertambah panjang hingga pada hari ke-6, 4 biji Phaseolus Radiatus mengalami pertambahan tinggi sebesar ± 4 cm. Pada hari terakhir penelitian (hari ke-11) , 4 biji Phaseolus Radiatus tumbuh hingga mencapai 10,4 cm.Lebih tinggi dibandingkan gelas B maupun gelas C. Gelas B : Gelas B merupakan gelas percobaan kedua yang dekat dengan sumber bunyi. Dengan jarak sebesar 1m dari sumber bunyi, tingkat intensitas bunyi pada gelas B (setelah dihitung berdasarkan rumus) adalah sebesar 34 db. Pada hari pertama belum ada perkembangan, namun pada hari kedua, 2 biji Phaseolus Radiatus mulai berkecambah. Selanjutnya makin bertambah panjang hingga pada hari ke-5, 2 biji Phaseolus Radiatus mengalami pertambahan tinggi sebesar ± 1,8 cm. Pada hari terakhir penelitian (hari ke-11) ,2 biji Phaseolus Radiatus tumbuh hingga mencapai 9 cm.Lebih tinggi dibandingkan gelas C namun lebih rendah 1,4 cm dibanding gelas A. Gelas C : Gelas C merupakan gelas yang paling jauh dengan sumber bunyi. Dengan jarak yang jauh , tingkat intensitas bunyi pada gelas C adalah sebesar <34 db. Pada hari pertama belum ada perkembangan, namun pada hari ketiga, 1 biji Phaseolus Radiatus mulai berkecambah. Selanjutnya makin bertambah panjang hingga pada hari ke-6, 1 biji Phaseolus Radiatus mengalami pertambahan tinggi sampai sebesar ± 1,5 cm. Pada hari terakhir penelitian (hari ke-11) , 1 biji Phaseolus Radiatus tumbuh hingga mencapai 6,5 cm.Paling rendah disbanding gelas A ataupun B. Dapat dilihat melalui tabel data antara gelas A, B, dan C. Gelas A yang merupakan gelas dengan jarak terdekat dengan sumber bunyi (5cm) sehingga mempunyai tingkat intensitas bunyi sebesar 60 db, mengalami perkecambahan pada 4 biji Phaseolus Radiatus dan juga mengalami pertumbuhan tanaman yang paling tinggi pada hari terakhir penelitian dibandingkan dengan gelas B dan C. Gelas B yang berjarak 1m, mempunyai tingkat intensitas bunyi sebesar 34 db, mengalami perkecambahan dan pertumbuhan hanya pada 2 biji Phaseolus Radiatus.Tinggi akhir pada tanaman adalah sebesar 9 cm. Pada gelas C, yang jauh dari sumber bunyi (<34db) hanya mengalami perkecambahan pada 1 biji Phaseolus Radiatus. Tinggi tanaman pada hari terakhir penelitian adalah 6,5 cm.
Jadi dapat disimpulkan bahwa, gelas A lebih tinggi dan lebih cepat mengalami perkecambahan karena dekat dengan sumber suara (Tan Shen Mynn and Huang Shiqin, Jean).
II. KESIMPULAN Melalui percobaan ini, tim peneliti mendapatkan kesimpulan, yaitu jarak tanaman Phaseolus Radiatus dengan sumber bunyi BERPENGARUH dalam perkecambahan dan pertumbuhan tanaman Phaseolus Radiatus. Dengan berbedanya jarak tanaman dengan sumber bunyi, lebih tepat dikatakan bahwa Tingkat Intensitas bunyi BERPENGARUH terhadap perkecambahan dan pertumbuhan tanaman Phaseolus Radiatus. III. – – – – – – – –
DAFTAR PUSTAKA AES.2009. Intensitas Bunyi . www.aes.org/e-lib/browse.cfm?elib=1349 Info. 2009. Sound effect on plant’s growth .plantphys.info/music.shtml CDLI.2009.www.cdli.ca/sciencefairs/biology.html sps.nus.edu.sg/~tanshenm/2172.pdf ([PDF INVESTIGATING THE EFFECTS OF SOUND ENERGY ON PLANT GROWTH.) www.ultrasonic-energy.com/index.shtml www.rexresearch.com/hhusb/hh5elc.htm www.ticcorp.com/outdoor_sound_growth.htm Wikipedia.2008.Tingkat Intensitas Bunyi.Wikipedia Indonesia:1.[web]. http://id.wikipedia.org/wiki/ Tingkat Intensitas Bunyi .