LAPORAN PRAKTIKUM SEL DAN ORGANISASI KEHIDUPAN “MEMPELAJARI JARINGAN PADA HEWAN DAN TUMBUHAN”
Oleh : Rohmatul Ilma (180210104010) A/4
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA JURUSAN PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JEMBER 2018
1.
Judul Mempelajari Jaringan pada Hewan dan Tumbuhan
2.
Tujuan 2.1. Menjelaskan jaringan penyusun pada hewan 2.2. Menggambarkan jaringan penyusun pada tumbuhan.
3.
Dasar Teori Sekelompok sel yang mempunyai bentuk adan fungsi yang sama disebut dengan jaringan. Tumbuhan, seperti sebagian besar hewan, memiliki organorgan yang tersusun atas jaringan-jaringan yang berbeda, yang pada akhirnya terdiri dari berbagai tipe sel yang berbeda. Jaringan adalah sekelompok sel dengan fungsi dan struktur yang sama, atau dua-duanya. Organ terdiri dari sejumlah tipe jaringan yang bersama-sama melaksanakan fungsi-fungsi tertentu. Dalam mempelajari hierarki organ, jaringan, dan sel tumbuhan, kita akan memulai dari organ karena organ merupakan struktur tumbuhan yang paling familiar dan mudah diamati (Campbell.,dkk;2008: 316). Macam-macam jaringan pada tumbuhan:
1.
Jaringan muda (meristem) Umumnya terdapat pada sel yang embrional pada ujung organ. Fungsi
jaringan meristem yaitu, membelah menghasilkan sel baru. Membentang atau tumbuh. Berdeferensiasi menjadi jaringan dewas yang dilanjutkan dengn spesialisasi. Meristem dibedakan atas dasar: a. Asalnya: Meristem primer dan meristem sekunder b.
Letaknya: Meristem apikal (ujung), meristem interkalar (antara), meristem lateral (samping).
2.
Jaringan dewasa Sifat- sifat jaringan dewasa: Tidak mempunyai aktivitas untuk
membelah. Ukuran sel relati lebih besar dari pada sel meristem. Vakuola besar, sehingga plasma sel merupakan selapis yang menempel pada dinding sel. Kadang-
kadang selnya telah mati dan berisi udara. Kadang-kadang dinding selnya sangat tebal sesuai dengan fungsinya. Dapat dijumpai adanya ruang antar sel. 3.
Jaringan dasar (parenkim) Jaringan ini merupakan dasar dari semua jaringan, karena sebagian besar
organ tumbuhan terdiri dari jaringan parenkim ini. Siifat-sifat jaringan parenkim ialah: bentuk sel bermacam-macam seperti silindris, prismatis, isodiametris, seperti bintang dan ada yang tidak teratur. Selnya masih hidup, yang mengandung kloroplas disebut klorenkim yang banyak terdapat pada batang yang masih muda Dinding selnya tipis, tersusun atas selulosa dan hemiseluosa. Sel berdinding tebal mempunyi noktah sederhana. Terdapat ruang diantara selnya. Pada parenkim skerotik dinding selnya tersusun lignin. 4.
Jaringan pelindung (epidermis) Jaringan epidermis merupakan jaringan paling luar pada setiap organ
tumbuhan, misalnya batang, akar, daun dan lain-lain yang biasanya terdiri atas selapis sel saja, yang melindungi bagian dalam dari organ tumbuhan. 5.
Jaringan mekanik Jaringan mekanik disebut juga jaringan penguat karena mempunyai
dinding sel yang tebal dan kuat karena telah mengalami spesialisasi. Jenis jaringan mekanik dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu jaringan kolenkim dan jaringan skelrenkim. Jaringan kolenkim mempunyai ciri-ciri yaitu tersusun atas sel yang masih hidup. Bentuk sel memanjang dengan ujung runcing. Penebalan dinding tidak merata mengandung zat pektin dan selulosa dengan kadar air yang tinggi. Susunan selnya berkelompok dan beranastomosis (tumpang tindih seperti anyaman). Jaringan skelerenkim .Adapun ciri-ciri jaringan sklerenkim yaitu tersusun atas sel yang sudah mati. Penebaan dengan dinding yang merata, dengan kadar air rendah. Dinding sel sangat keras mengandung lignin. Bentuk sel memanhang dengan ujung meruncing (serabut sklerenkim). Membulat dangan atau tanpa tonjolan (sklereida). Terdapat pada bagian tubuh tumbuhan yang telah dewasa. Dan penebalan yang merata.
6.
Jaringan pengangkut Jaringan pengangkut ini terdiri dari sel-sel dengan bentuk dan susunannya sesuai dengan tugasnya, yang dibedakan menjadi dua yaitu: 1. Unsur floem yang terdiri atas sel-sel tapis, buluh tapis dan sel pengiring. Berfungsi mengangkut hasil fotosintesis. 2. Unsur xylem yang terdiri atas trakeida, trakea dan serabut xylem. Berfungsi mengangkut air dan unsur hara dari tanah kebagian lain dari tubuh tumbuhan.
7.
Jaringan sekretori Sel atau jaringan atu ruangan yang didalamnya berisizat hasil sekresi, sekresi ataupun ekskresi disebut jaringan atau ruangan rekresi, sekresi ataupun ekskresi, yang apabila sel atau jaringan tersebut terdapat diantara jaringan lain yang disebut idioblas yaitu suatu sel atau bangunan yang mempunyai struktur, fungsi, sifat yang berlainan dengan sel sekitarnya (Mudakir, I;2000: 17-44). Tumbuhan mempunyai jenis sel dan jaringan yang sama di semua
organnya, tetapi mereka terorganisasi dengan cara yang berbeda. Organisasi struktural jaringan dasar dan tipe yang berbeda pada organ-organ tumbuhan secara langsung berkaitan dengan perbedaan fungsinya. Sebagai contoh, daun sebagai organ fotosintesis secara umum memiliki tonjolan untuk mendukung suatu fungsi akar, yaitu penyerapan. 1.
Jaringan penyusun akar Akar merupakan organ tumkbuhan yang penting karen berperan
sebagi penancap pada tanah serta alat penyerap air, sehingga bentuk luar dan anatominya sesuai dengan fungsi tersebut. Susunan anatomi akar juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan, misalnya didaerah kekurangan air. Akar mempunyai bangunan pelindung yang tidak dipunyai organ lain yaitu tudung akar. Berdasarkan atas asalnya akar dapat berupa akar primer yang berasal dari pertumbuhan embrio dan periske. Akar primer akan membentuk akar tunggang atau akar serabut yang mampu mengadakan pertumbuhan sekunder dengan percabangannya, yang lain berupa akar adventif yang berasal dari bagian akar
yang teah dewasa, biasanya tidak mengadakan pertumbuhan sekunder. Pada penampang melintang akar dijumpai tiga sistem jaringan yaitu epidermis, korteks dan jaringan pengangkut. Jaringan penyusun akar dari luar kedalam tersusun dari beberapa lapis, sebagi berikut: a. Epidermis, lapisan jaringan ini bisa tersusun satu lapis atau lebih, dan bisa dibungkus oleh lapisan lilin. Di daerah dekat ujung akar, epidermis ini menghasilkan tonjolan yang terdiri dari bebrapa sel, dikenal sebagai rambut akar. b. Korteks, sel-sel korteks biasanya tidak berklorofil tetapi seringkali dijumpai menyimpan pati. Umumnya banyak dijumpai ruang antar sel yang merupakan jalan bagi udara yang mengandung oksigen berdifusi kedalam akar. Oksigen diperlukan untuk mempertahankan akar tumbuhan tetap hidup dan berfungsi. Air dan mineral terlarut dapat juga bergerak dari lingkungan kedalam akar menembus ruang-ruang antara sel-sel korteks. c. Berkas pembuluh, terdiri dari xilem dan floem yang dibungkus satu lapis sel tersusun silindris yang dikenal sebagai periskle. Fungsi utama periskel untuk membentuk akar cabang. Sel-sel periskle meristematis dan dari bagian sel itu akan muncu percabangan akar. Akar cabang harus tumbuh menembus korteks untuk sampai kepermukaan. 2. Jaringan penyusun batang Batang merupakan organ yang dominan pada seluruh tumbuhan. Seluruh organ lainnya sperti akar, tunas, daun, bungan dan buah melekat pada batang. Batang dapat memanjang, ,membesar maupun mengalami perubahan struktur permukaannya akibat aktivitas meristem apikal. Umumnya batang memiliki banyak percabangan , pada beberapa batang juga dapat berperan dalam fotosintesis karena memilki kloroplas. Kadang-kadang batang juga digunakan menyimpan cadangan makanan. Batang berfungsi mengangkut air dan mineral-mineral
yang
dikumpulkan oleh akar dari tanah menuju kedaun. Bahan-bahan tersebut diperlukan untuk proses fotosintesis. Batang juga menyalurkan gula yang dihasilkan didaun ke akar dan bagian tubuh lain. Gula ini diperlukan untuk
sumber energi proses metabolisme dan pertumbuhan. Penyaluran bahan-bahan itu terjadi pada jaringan khusus, yaitu xilem yang menyalurkan air dan mineralmineral. Floem akan mengangkut komponen organik yang terlarut dalam air. Susunan jaringan menyusun batang, sebagai berikut: a. Epidermis, bagian terluar dari sistem jaringan dermal merupakan lapisan pelindungg tumbuhan. Jaringan tersebut adalah epidermis dan penutupnya berupa lapisan kutikula. Pada epidermis ini juga dapat ditemukan adanya trikom dipermukaan luar tubuh tumbuhan. b. Korteks, bagian ini berisi meristem dasar yang mengisi ruang antara epidermis dan berkas pembuluh. Sebagian besar tersusun dari parenkim, tetapi kadang-kadang juga terisi oleh kolenkim, sesuai dengan perannya sebagai jarngan penguat primer. c. Empulur bagian ini terletak ditengah atau pusat batang, tepatnya didalam cincin berkas pembuluh. Jaringan yang menyususnnya adalah parenkim. Pada batang tanaman herba sel-sel ini berfungsi untuk menjaga kestabilan tekanan turgor. Daerah ini juga penting sebagai sel-sel penyimpan pati. d. Sitem berkas pembuluh, suatu sistem yang bersambungan antara xilem dan floem berfungsi sebagai pengangkut dan penguat pada sejumlah tumbuhan berkas pembuluh ini tersusun seperti cincin yag melingkari empulur, namun ada juga berkas pembukuh yang letaknya menyebar, tidak membentuk cincin (Rachmawati, F., dkk.;20007: 187-195). 3. Jaringan penyusun daun Daun pada kebanyakan tumbuhan vaskuler merupakan organ fotosintesis utma, walupun batang hijau juga melakukan fotosintesis. Bentuk daun sangat bervariasi namun biasanya terdiri atas sebuah helaian piih dengan satu tangkai daun, yang menyambungkan daun kebatang pada nodus. Rumput dan kebanyakan monokotil lain tidak memiliki tangkai daun, sebagai gantinya, dasar daun membentuk seludang yang membungkus seludang batang. Hampir semua daun terspesialisasi untuk fotosintesis. Akan tetapi, beberapa spesies memiliki daun-daun dengan berbagai adaptasi yang
memungkinkan dun daun tersebut melakukan fungsi-fungsi tambahan, misalnya sebagai pendukung pelindung, tempat penyimpanan dan reproduksi. Sistem jaringan pada daun, sebagai berikut: 1.
Jaringan dermis Sistem jaringan dermis adalah lapisan pelindung terluar tumbuhan, seperti kulit kita, sistem tersebut menjadi barisan pertahanan pertama melawan kerusakan fisik dan patogen. Pada tumbuhan tak berkayu, sistem jaingan ini biasanya merupakan jaringan tunggal yang disebut epidermis.
2.
Jaringan vaskular Jaringan vaskular melaksanakan transpor material jarak jauh antara sistem akar dan sistem tunas. Kedua tipe jarngan vaskular adalah xilem dan floem. Xilem mengantarkan air dan mineral terlarut keatas dari akar menuju ketunas. Floem mentranspor gula yang merupakan produk fotosintesis, dari tempat pembuatannya (biasanya daun) ketempat yang membutuhkan biasanya akar dan tempat-tempat pertumbuhan, seperti daun dan buah yang sedang berkembang jaringan
vaskular
akar
atau
batang
secara
kolektif
disebut
stele.susunan stele bervariasi, bergantung pada spesies dan organ. Xilem dan floem terdiri dari berbagai macam tipe sel, termasuk sel-sel yang sangat terspesialisasi untuk pengangkut dan pendukung (Campbell.,dkk;2008:315). Semua hewan bersifat mutiseluler dan hampir semuanya memiliki sel yang terorganisasi sebagai jaringan. Jaringan teridiri dari sel-sel yang saling berinteraksi dan zat ekstraseluler yang melakukan satu atau
lebih funsi
terspesialisasi. Empat jenis jaringan terdapat disemua tubuh vertebrata. Jaringan epitel menutup permukaaan tubuh dan melapisi rongga internal. Jaringan penghubung (ikat) menggabungkan semua bagian tubuh bersam dan membentuk
struktur penopang. Jaringan otot menggerakkan tubuh dan bagiannya. Jaringan saraf mendeteksi stimulus dan meneruskan informasi. 1. Jaringan epitelium Epitelium (jamak:epitelia) jaringan epitelial ialah lembaran sel yang menutupi permukaan luar tubuh atau melapisi rongga internal.suatu permukaan epitelium berhadapan dengan lingkkungan luar atau cairan tubuh. Matriks ekstrakseluler yang disekresikan, dikenal dengan nama membran dasar, meningkatkan permukaan yang berhadapan dengan epitelium kejaringan dasar. Jaringan epitelial digambarkan dalam bentuk sel konstituen dan jumlah lapisan sel. Jaringan eptelial berdasarkan bentuk dan susunannya: a. Jaringan epitelial skuamosa sederhana (pipih selapis) Epitelium sederhana setebal satu sel. Epitelium skuamosa datar berbentuk lempeng. Epitelium skuamosa sederhana ialah jenis paling tipis. Epitelium tersebut melapisi pembuluh darah dan kantong udara kecil dalam paru-paru. Karena epitel tersebut tipis, gas dan nutris mudah berdifusi menembusnya. Sebaliknya, epitelium skuamosa stratifikasi lebih tebal memiliki fungsi perlindungan. Lapisan luar kulit mengandung jaringan tersebut. b. Jaringan kuboloid sederhana (kubus selapis) Sel pada epitelium kuboid ialah silinder pendek yang tampak seperti kubus pada irisan melintang. c. Jaringan kolumnar sederhana (memanjang) Sel pada epitel kolumnar lebih tinggi dibandingkan lebarnya. Sel epitelium kuboid dan kolumnar berperan dalam absorpsi dan sekresi. Pada beberapa jaringan, seperti lapisan ginjal dan usus kecil, struktur seperti jaringan tangan mikrovili meluas dari permukaan bebas epitelial. Struktur tersebut meningkatkan luas permukaan absorbsi zat. Pada jaringan lain, seperti saluran respirasi atas dan oviduk, permukaan bebas memiliki silia. Aksilia berperan menggerakkan lendir yang disekresikan oleh epitelium. 2. Jaringan ikat
Jaringan ikat tersebar luas di bagian tubuh dan berasal dari lapisan tengah embrio jaringan mesoderm, kecuali beberapa jenis jaringan ikat didaerah kepala yang berasal dari krista neural (ekstoderm). Mesoderm ialah tempat dimana sel mesensim berasal. Sel ini mempunyai kemampuan untuk berkembang menjadi berbagai jenis sel atau jaringan tertentu (sifat pluripoten), seperti: jaringan otot yang dikhususkan untuk koontraksi. Jaringan ikat terdiri dari dua komponen dasar utama yaitu:sel dan matriks intersel. Sel –sel jaringan ikat dapat dikelompokkan atas sel tetap dan sel bebas (transien) dengan fungsi khusus untuk masing-masing sel. Susunan berbagai komponen matriks intersel jaringan ikat sedemikian bervariasi sehingga dikenal berbagai jenis jaringan ikat sesuai dengan fungsinya (Wangko, S. dan Karundeng, R.;2014: 1) Berdasarkan jenis sel dan komposisi matriks ekstraseluler, jaringan ikat dibedakan menjadi dua, yaitu: 1) Jaringan ikat lunak Jaringan ikat lunak dibedakan berdasarkan fibroblas dan serabut matriksnya, yaitu jaringan padat dan longgar. Sementara jaringan padat dapat dibedakan menjadi dua berdasarkan susunan fibroblasnya yaitu jaringan ikat padat teratur dan jaringan ikat padat tidak teratur. 2) Jaringan ikat terspesialisasi Jaringan ikat terspesialisasi dibedakan menjadi: Jaringan tulang keras, Jaringan adiposa (jaringan lemak), Jaringan tulang rawan, Darah 3.
Jaringan Otot Sel jaringan otot berkontraksi atau memendek scara kuat sebagai respon terhadap sinyal dari jaringan syaraf. Jaringan otot mengandung banyak sel yang tersusun sejajar antara satu dengaan lain, pada susunan yang padat atau longgar. Kontraksi terkoordinasi lapisan atau cincin otot menggerakkan tubuh atau bagiannya. Jaringan otot dibedakan menjadi: Jaringan otot skeletal (bergaris melintang), Jaringan otot jantung Jaringan otot polos
dan
4. Jaringan saraf Jaringan saraf mengandung sel pemberi sinyal yang terspesialisasi disebut neuron dan sel yang menopangnya. Neuron memiliki badan sel yang memliki satu nukleus dan organel lainnya. Keluar badan sel ialah struktur sitoplasma tambahan yang memungkinkan sel untuk menerima dan mengirimkan sinyal elektrokimia. Ketika neuron menerima cukup stimulus, suatau sinyal elektrik bergerak sepanjang membran plasma ke akhir struktur tambahan sitoplasma tertentu. Distruktur tersebut, sinyal elektrik menyebabkan pelepasan molekul sinyal kimia. Molekul berdifusi menembus celah kecil neuron berhadapan, serabut otot, atau sel kelenjar serta mengubah perilaku sel. Sistem saraf memiliki lebih dari 100 miliar neuron. Terdapat tiga jenis. Neuron sensoris tereksitasi oleh stimulus tertentu seperti cahaya atau tekanan. Interneuron menerima dan mengintegrasikan informasi sensoris. Sel tersebut menyimpan informasi dan mengoordinasikan respons terhadap stimulus. Pada vertebrata, interneuron terdapat terutama diotak dan sumsum tulang belakang. Neuron motoris meneruskan perintah dari otak dan sumsum tulang belakang ke kelenjar dan sel otot. Sel
neuroglia
mempertahankan
kedudukan
neuron
dan
memberikan dukungan metabolik. Sel tersebut menyususn komposisi tertentu jaringan saraf. Lebih dari setengah volume ialah neuroglia ( Star, C.,dkk.;2013: 126-130)
4.
Alat dan bahan 4.1. Alat 4.1.1 Mikroskop 4.2 Bahan 4.2.1 Preparat awetan jaringan ikat dan otot (jaringan hewan)
4.2.2 Preparat awetan penampang melintang akar, batang, dan daun (jaringan tumbuhan) 5.
Langkah kerja 5.1. Pengamtan Jaringan Hewan Menggambar dan memberi keterangan bagian-bagian dari preparat yang dilihat
Memperhatikan struktur/bentuk selnya
Apabila mengalami kesulitan, Meminta petunjuk dari pembimbing 5.2. Pengamtan jaringan tumbuhan Meletakkan preparat melintang bahan (daun, batang, dan akar) dibawah mikroskop
Mengamati dibawah mikroskop dari perbesaran lemah ke kuat
Menggambar bagian yang terlihat serta beri keterangan secara lengkap
6.
Hasil pengamatan NO 1.
GAMBAR
KETERANGAN
Ja ringan Ikat padat teratur 1. Serabut Kolagen 2. Matriks
(Perbesaran 10 x 10) 2.
Jaringan Otot lurik 1. Inti Sel 2. Serabut otot
(Perbesaran 4 x 10) 3.
Jaringan otot polos 1. Inti sel
(Perbesaran 4 x 10)
4.
Jaringan Batang Monokotil 1. Jaringan pengangkut 2. Korteks 3. Epidermis
(Perbesaran 4 x 10) 5.
Jaringan Akar Monokotil (Zea Mays) 1. Epidermis 2. Korteks 3. Endodermis 4. Sklerenkim 5. Berkas pengangkut 6. Empulur
(Perbesaran 4 x 10) 6.
Jaringan Daun Monokotil 1. Kutikula 2. Epidermis 3. Jaringan bunga karang (spons) 4. Stomata
(Perbesaran 4 x 10)
7. Pembahasan Sel-sel membentuk tubuh hewan melalui sifat-sifat emergennya. Sifat emergen muncul melalui tingkat-tingkat organisasi struktural dan fungsional yang berurutan. Sel-sel terorganisasi menjadi jaringan , yaitu sekelompok sel dengna kenampakan yang serupa dan fungsi yang sama. Jaringan hewan dikelompokkkan kedalm empat kategori utama: jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf. Jaringan epitel,terdapat sebagai lembaran-lembaran sel, jaringan epitel yang menutupi bagian luar tubuh serta melapisi organ-organ dan rongga-rongga didalam tubuh. Sel-sel epitel tersusun rapat, seringkali melibatkan sambungan ketat, memungkinkan jaringan epitel berfungsi sebagai penghalang melawan cedera mekanis, patogen, dan kehilangan cairan. Sel-sel jaringan epitel atau epitelium juga membentuk antar muka aktif dengan lingkungan. Misalnya, epitelium yang melapisi saluran hidung memiliki fungsi yang sangat penting dalam olfaksi, indra penciuman. Jaringan epitel dibagi menjadi tiga, yaitu: Epitelium skuamosa, dibagi menjadi dua yaitu skuamosa sederhana dan skuamosa berlapis. Epitelium skuamosa sederhana bentuknya tipis dan mudah tembus, berfungsi dalam pertukaran material melalui difusi. Tipe epitelium ini melapisi pembuluh darah dan kantong paru-paru dan kantong udara paru-paru. Epitelium skuamosa beregeerasi dengan cepat melalui pembelahan sel dekat lamina basal. Sel-sel baru terdorong keluar, menggantikan sel-sel yang terkikis lepas. Epitelium ini umum dijumpai pada permukaan yang mengalami abrasi, misalnya kulit terluar serta lapisan esofagus, anus dan vagina. Epitelium kolumnar, dibagi menjadi dua yaitu kolumnar sederhana dan kolumnar bersilia dan berlapis semu. Epitelium kolumnar sederhana melapisi usus. Epitelium ini berfungsi menyekresikan getah pencernaan dan menyerap nutrien. Epitelium kolumnar berlapis dan bersilia semu membentuk membran mukus yang
melapisi bagian saluran respirasi banyak vertebrata. Silia yang berdenyut menggerakkan lapisan mukus disepanjang permukaan.Epitelium kubus dengan sel-sel yang berbentuk dadu yang terspesialisasi untuk sekresi, menyusun epitelium tubulus ginjal dan banyak kelenjar tiroid dan kelenjar ludah. Jaringan ikat, fungsi paling umum jaringan ikat adalah untuk mengikat dan mendukung jaringan-jaringan lain didalam tubuh. Jaringan ikat terdiri dari populasi sel-sel longgar yang tersebar diseluruh matriks ekstraseluler. Matriks umumnya terdiri dari jejaring serat yang tertanam dalam fondasi seragam yang mungkin cair, serupa jel, atau padat (Campbell, dkk.;2008: 6-11). Jaringan ikat dikelompokkan berdasarkan jenis sel yang meliputinya dan komposisi matriks ekstraselulernya, yang dibedakan menjadi dua yaitu: Jaringan ikat lunak, yang terdiri dari: Jaringan ikat longgar, yang terletak didasar sebagian besar epitelial, yang berfungsi membentuk penopang elastis dan penyimpana cairan. Jaringan ikat padat beraturan, terdapat pada pada tendong yang berfungsi menghubungkan otot ketulang keras serta ligamen yang mengikatkan tulang satu ketulang lain, dan membentuk ikatan yang elastis antar bagian tubuh. Jaringan ikat padat tak beraturan, terdapat pada lapisan kulit dalam, sekitar usus, dan kapsul ginjal. Jaringan ini berfungsi mengikatkan bagian bersama, menopang serta pelindung. Jaringan ikat terspesialisasi, yang terdiri dari: Tulang rawan, terdapat pada rangka internal hidung telinga, saluran nafas, menutupi akhir tulang keras. Tulang rawan berfungsi menopang jaringan lunak, membantali akhir tulang keras di sendi, membentuk permukaan friksi rendah pada pergeraan sendi.Jaringan adiposa, terletak disasar kulit, sekitar jantung dan ginjal. Berfungsi sebagai penyimpanan energi, membentuk insulasi, membantali dan melindungi beberapa bagian tubuh. Jaringan tulang keras, menyusun lapisan sebagian besar rangka vertebrata. Berfungsi sebagai penopang yang rapat, sisi ikatan otot melindugi organ internal,
menyimpan mineral, menghasilkan sel darah merah (Star, C., dkk;2013: 126-127). Darah, dianggap sebagai jaringan ikat karena sel darah terbentuk dalam tulnag keras. Sel dibawa bersama plasma, bagian cair darah. Jaringan otot bertanggung jawab terhadap hampir semua gerakan tubuh adalah jaringan otot. Jaringan otot berfungsi sebagai penopang pada semua gerakan pada tubuh hewan. Semua sel-sel otot terdiri atas filamen-filamen yang mengandung protein aktin dan miosin, yang bersama-sama memungkinkan otot berkontraksi. Otot adalah jaringan paling melimpah pada kebanyakan hewan, dan aktivitas otot menyusun debagian besar kerja selular yang mengonsumsi energi pada hewan yang aktif. Jaringan otot dibedakan menjadi tiga, yaitu: Jaringan otot rangka (skletal) yng dilekatkan ketulang oleh tendon, bertanggung jawab untuk pergerakan sadar. Otot rangka terdiri dari berkas-berkas sel panjang yang disebut serat otot. Susunan unit-unit kontraktil atau sarkomer, disepanjang serat otot menyebabkan sel-sel terlihat belang-belang lurik. Jaringan otot jantung membentuk dinding kontraktil jantung. Otot ini lurik seperti otot rangka. Akan tetapi, tidak seperti otot rangka, otot jantug melakukan tugas tak sadar, kontraksi otot jantung. Serat otot jantung bercabang-cabang dan saling berhubungan melalui cakram interkalar, yang merelaisinyal-sinyal dari sel ke sel dan membantu menyinkronsasi otot jantung. Jaringan otot polos, dinamakan demikian karena tidak berlurik, ditemukan pada dinding saluran pencernaan, kandung kemih, arteri, dan organ-organ internal lain. Sel-selnya berbentuk gelondong. Dikontrol oleh jenis saraf yang berbeda dibandingkan saraf yang mengontrol jaringan otot jaringan rangka. Otot polos bertanggungjawab terhadap aktivitas tubuh tak sadar, sperti pengadukan makanan dilambung atau konstriksi arteri Jaringan
saraf
berfungsi
untuk
mengindra
rangsangan
dan
menstransmisikan sinyal-sinyal dalam bentuk impuls-impuls saraf dari satu bagian hewab ke bagian yang lain. Jaringan saraf mengandung
neuron. Atau sel saraf yang memiliki penjuluran bernama akson yang terspesialisasi secara unik untuk untuk menstrnsmisikan impuls-impuls saraf. Jaringan saraf juga mencakup berbagai bentuk sel glia atau glia, yang membantu menyediakan makanan, menginsulasi dan menyegarkan kembali neuron. Sel-sel saraf neuron adalah unit-unit dasar sistem saraf. Neuron terdiri dari badan sel dan dua atau lebih penjuluran yang disebut dendrit dan akson. Dendrit mentransmisiskan sinyal-sinyal dari ujung keseluruh bagian neuron. Akson-akson yang seringkali terkumoul bersama menjadi saraf, mentransmisikan sinyal-sinyal kearah neuron lain atau ke efektor, struktur seperti sel otot yang melaksanakan neuron tubuh. Sel-sel glia pendukung membantu agar neuron berfungsi dengan benar. Jaringan tumbuhan adalah sekelompok atau sekumpulan sel yang mempunyai ciri yang serupa dalam bentuk, fungsi maupun sifat-sifatnya. Macam-macam jaringan beserta fungsinya: Jaringan meristem (muda) adalah jaringan yang terdiri dari jaringan yang masih aktif membelah. Umumnya terdapat pada sel embrional pada ujung organ tumbuhan.selnya kecil berdinding tipis , ukuran nukleusnya besar, sedangkan vakuolanya berukuran kecil-kecil, banyak sekali mengandung plasma, bentuk sel kuboid atau presmatis, tidak terdapat ruang antar sel. Meristem dibedakan berdasarkaan: Asalnya, dibagi menjadi dua, yaitu: Meristem primer dan meristem sekunder. Letaknya , dibagi menjadi tiga yaitu: Meristem apikal (ujung), meristem interkalar (antara), Meristem lateral (samping). Fungsi jaringan epidermis yaitu, membelah menghasilkan sel baru, embentang atau mengalami pertumbuhan serta berdeferensiasi menjadi jaringan dewasa yang dilanjutkan dengan spesialisasi. Jaringan dewasa adalah jaringan yang sel-selnya telah berhenti atau berhenti sementara untuk tumbuh. Sel-sel penyusunnya dapat berupa sel hidup atau sel mati, berdinding tipis atau tebal. Jaringan dewasa dapat berupa jaringan sederhana bila tersusun atas satu macam sel dan jaringan
kompleks yang terdiri lebih dari satu macam sel yang berfungsi bersama sebagai kesatuan. Jaringan dewasa dapat dibedakan menjadi: Jaringan Pelindung yang terdiri atas jaringan epidermis dan jaringan gabus. Jaringan epidermis merupakan jaringan paling luar pada setiap organ tumbuhan, misalnya batang, akar, daun dan lain-lain yang biasanya terdiri atas selapis sel saja, yang melindungi bagian dalam dari organ tumbuhan. Epidermis berfungsi untuk melindungi jaringan lainnya karena fungsinya tersebut beberapa epidermis mengalami modifikasi seperti rambut (trikom), duri dan mulut daun (stomata). Setiap jenis tumbuhan mempunyai struktur sel epidermis yang berbeda. Perbedaan struktur sel epidermis berupa bentuk dan susunan sel epidermis, letak stomata dll. Jaringan gabus,terbentuk dari sel-sel yang dindingnya terdiri bahan suberin yaitu bahan sejenis selulosa yang berlemak. Jaringan gabus merupakan bagian sel yang mati dan berfungsi sebagai pelindung untuk keluar keluar masuknya air. Jaringan ini terdapat pada bagian yang luka. Jaringan dasar disebut juga jaringan parenkim. Jaringan ini merupakan dasar dari semua jaringan, karena sebagian besar organ tumbuhan terdiri dari jaringan parenkim. jaringan ini mempunyai bentuk sel yang bermacam-macam seperti silindris, isodiametris, bintang dan ada yang tidak teratur. Selnya masih hidup, terdapat banyak ruang antar sel. Sel yang beridinding tebal mempunyai noktah yang sederhana. Sedangkan sel berdinding tipis mengandung selulosa dan hemiselulosa. Selnya masih bersifat embrional, sehingga dapat menjadi kambium gabus. Fungsi parenkim adalah sebagai penyimpan cadangan makanan karena adanya vakuola yang besar berisi pati, minyak dan alkohol. Tempat melakukan fotosintesis. Selain itu parenkim juga berungsi sebagai pernafasan karena adanya ruang antar sel. Sebgai jaringan penguat, karena sifatnya turgesen dimana selnya penuh berisi air pada tumbuhan xerophyta. Jaringan mekanik disebut juga jaringan penguat karena mempunyai dinding sel yang tebal dan kuat karena telah mengalami spesialisasi.. Fungsi jaringan mekanik adalah sebagai penguat tanaman pada batang,
percabangan dan tangkai daun. Jenis jaringan mekanik dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu jaringan kolenkim dan jaringan skelenkim Jaringan kolenkim, sel–selnya berdinding tebal
bentuk selnya
berkelompok dan beranastomosis (tumpang tindih seperti anyaman). Jaringan kolenkim dapat dijumpai pada daerah perifer batang, cabaang dan tangkai daun yang perlu diperkuat oleh sel-sel kolenkim. Jaringan sklerenkim.Jaringan sklerenkim tersusun atas sel-sel yang telah mati, dinding selnya tebal dan sangat keras karena mengandung lignin, bentuk selnya bervariasi, selnya mengandung sedikit air. Jaringan sklerenkim biasanya terdapat pada bagian tumbuhan yang telah dewasa, misalnya daerah medula pada batang, mengelilingi dan didalam berkas vaskular, daerah korteks dan stele batabg, kulit biji dan buah. Jaringan pengangkut terdiri atas sel-sel dengan bentuk dan susunan sesuai dengan tugasnya, yang dibedakan menjadi dua yaitu: Floem, yang terdiri atas sel-sel tapis, buluh tapis dan sel pengiring. Berfungsi mengangkut hasil fotosintesis dari daun ke bagian lain dari tubuh tumbuhan. Floem tersusun dari sel yang masih hidup, bentuk selnya memanjang dengan ujung runcing, pada irisan melintang berbentuk segi banyak, dinding sel tipis, mengandung selulosa . Xylem, yang terdirin atas trakeid, trakea dan serabut xylem. Berfungsi mengangkut air dan unsur hara dari tanah ke bagian lain dari tumbuhan. Sel xylem tersusun atas sel yang telah mati, dinding sel tebal dan kuat karena mengalami lignifikasi. Dinding selnya terdapat noktah dan mengalami penebalan, bentuk selnya bervariasi berdasarkan fungsinya. Jaringan sekretori,dibagi menjadi 3 kelompok : Jaringan rekresi berfungsi
mengeluarkan
senyawa
yang
belum
masuk
kedalam
metabolisme, misalnya hidatoda didaun mengeluarkan air dan zat hara yang larut. Jaringan eskresi : menghasilkan senyawa hasil akhir proses metabolisme, misalnya kelenjar madu pada bunga. Jaringan sekresi : mengasilkan senyawa yang masih ikut berperan pada proses metabolisme
lebih lanjut, dapat berupa sel kelenjar, ruang kelenjar, saluran kelenjar dan saluran getah. Perbedaan jaringan penyusun pada tumbuhan monokotil dan dikotil. Pada organ daun jaringan penyusun pada monokotil derivat epidermisnya mempunyai stomata berderet urat daun. Jaringan mesofil terdapat pada cekungan diantara urat daun. Sementarao berkas pengangkut diselubungi oleh sklerenkim. Sementara jaringan penyusun daun pada monokotil derivat epidermisnya berupa stomata terdapat di epidermis atas dan bawah (amphistomatic). Jaringan mesofil dibedakan menjadi jaringan palisade dan parenkim spon. Selubung berkas pengangkut terbuat dari kolenkim. Pada organ batang, jaringan penyusun tumbuhan monokotil terdiri dari jaringan epidermis dimana terdapat derivat yang berupa rambut, pada lapisan epidermis bagian bawah umumnya berupa sklerenkim. Berkas pengangkut ukurannya berbeda-beda, terdapat rongga protoxilem. Serta mengalami pertumbuhan secara sekunder.sementara jaringan penyususn tumbuhan dikotil terdiri dari Jaringan epidermisnya lapis tunggal dengan kutikula yang tebal. Terdapat rambut pada epidermisnya (multicellular hairs). Hipodermis umumnya berupa kolenkim. Berkas pengangkut mempunyai ukuran yang seragam, tidak terdapat rongga dan selubung pada berkas pengangkut. Pertumbuhan xilem membentuk ‘lingkaran tahunan’ yang biasanya digunakan untuk mengetahui umur tumbuhan dikotil. Terdapat parenkim floem. Pertumbuhan sekunder terjadi karena terbentuknya meristem lateral. Pada organ akar, jaringan penyusun akar monokotil mempunyai empulur yang luas, berkas pengangkut yang berupa xylem dan floem letaknya berselang-seling seperti anyaman, sementara jaringan periskel hanya membentuk cabang. Dan tidak memiliki kambium. Sementara jaringan penyusun akar dikotil memiliki empulur yang sempit, berkas pengangkut dimana xylem selalu berada didalam dan floem diluar. Jaringan periskenya
membentuk cabang-cabang akar meristem sekunder. Serta kambium yang bentuknya seperti meristem sekunder. Praktikum kali ini mengenai jaringan pada hewan dan tumbuhan, Praktikum kali ini melkaukan pengamatan pada jaringan hewan dan tumbuhan. Pada jaringan hewan, kami mengamati jaringan ikat teratur, jaringan otot lurik serta jaringan otot polos. Sedangkan pada jaringan tumbuhan, kami mengamati jaringan pada monokotil yang berupa batang, akar dan daun. Pada kegiatan yang pertama, yaitu mengamati jaringan ikat padat teratur dengan perbesaran 10 x 10 atau 100 kali perbesaran. Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan pada jaringan ikat padat teratur selnya terdiri dari serabut kolagen dan matriks, dimana letak selnya tidak beraturan. Berdasarkan literatur yang ada yaitu menurut Star, c. dkk (2013) mengatakan bahwa jaringan ikat padat tidak beraturan terdiri dari matriks yaitu kumpulan fibroblas dan serabut kolagen yang berorientasi kesemua arah. Jaringan ini berfungsi menopang otot usus juga membentuk kapsul sekitar organ yang tidak meregang sepert ginjal. Jaringan ikat padat tidak beraturan ini terdapat pada kulit lapisan dalam, sekitar usus dan kapsul ginjal. Pada kegiatan yang kedua, yaitu mengamati jaringan otot lurik dengan perbesaran 4 x 10 atau 40 kali perbesaran. Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan pada jaringan otot lurik selnya terdiri dari inti sel yang berada ditepi sel, sel nya berbentuk panjang terdapat pula serabut otot yaitu berkas-berkas sel yang memanjang.. Berdasarkan literatur yaitu menurut Star, C., dkk (2013) mengatakan bahwa jaringan otot rangka memiliki susunan sejajar serabut otot panjang dengan banyak nukleus yang berada ditepi sel. Serabut terbentuk selama perkembangan ketika sel embrio bergabung bersama sehingga tiap serabut memiiki banyak nukleus. Serabut dipenuhi oleh miofibril atau pita panjang dengan lapisan unit kontraktil yang disebut sarkomer. Lapisan sarkomer teratur sehingga otot rangka memiliki penampakan lurik atau bergaris. Jaringan otot rangka ini berfungsi dalam menggerakkan dan menpertahankan kedudukan tubuh dan bagian tubuh.
Pada kegiatan yang ketiga, yaitu mengamati jaringan otot polos dengan perbesaran 4 x 10 atau 40 kali perbesaran. Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan pada jaringan otot polos memiliki sel yang bentuknya gelondong dengan ujung yang meruncing. Terdpat inti sel yang terdapat terletak ditengah sel. Selnya tidak bercabang dan tidak lurik. Berdasarkan
literatur
yaitu
menurut
Rachmadiarti,
F,(2007)
mengatakan bahwa otot polos terdiri atas sel yang panjang dan tidak bergaris melintang, masing-masing dibungkus oleh lamina basalis dan jalinan serat retikulin. Sel otot polos berbentuk fusiformis yaitu sel otot paling lebar ditangah dan meruncing pada kedua ujungnya. Setiap selotot polos memiliki inti tunggal dipusat bagian sel yang lebar. Menurut Campbel., dkk (2008) sel-selnya berbentuk seperti gelendong, otot polos bertanggung jawab terhadap aktivitas tubuh tak-sadar, seperti pengadukan makanan dilambung atau konstriksi arteri. Otot polos dapat ditemukan pada dinding saluran pencernaan, kandung kemih, arteri dan organ-organ internal lain. Pada kegiatan yang keempat, yaitu mengamati jaringan pada batang monokotil dengan perbesaran 4 x 10 kali atau 40 kali perbesaran. Dari pengamatan yang telah kami lakukan pada jarinagn batang monokotil dengan perbesaran 40 kali dapat dilihat pada batang monokotil terdapat beberapa jaringan penyusun batang seperti jaringan pengangkut yang letaknya tersebar diseluruh bagian dalam batang, sementara dibagian lebih luar terdapat korteks yang tersususn rapat, sedangkan dibagian paling luar terdapat jaringan epidermis yang berfungsi sebagia pelindung organ bagian dalam. Berdasarkan literatur jaringan pidermis adalah bagian terluar dari batang yang terdiri dari satu lapis sel parenkim yang tersusun padat tanpa adanya celah antar sel. Epidermis batang dilindungi oleh lapisan kutikula. Di lapisan epidermis batang dapat ditemukan adanya derivat epidermis berupa stomata. Korteks batang berukuran cukup luas, bagian dalam korteks utamanya terdiri dari parenkim dan beberapa lapis terdiri dari sklerenkim (tepat di bawah epidermis). Sklerenkim juga terdapat pada sekeliling berkas pengangkut. Sel sklerenkim memiliki fungsi untuk mendukung batang dan melindungi berkas
pengangkut. Sel parenkim memiliki ukuran yang lebar dengan dinding sel tipis. Sel parenkim tetap hidup sampai tumbuhan dewasa. Sel parenkim yang memiliki fungsi untuk menyimpan zat tepung yang dihasilkan dari fotosintesis. Jaringan pengangkut terdiri dari dua jaringan yaitu xilem dan floem. Xilem selalu berada lebih dalam daripada floem dan memiliki ukuran sel yang lebih lebar dibandingkan dengan floem. Fungsi xilem adalah menyalurkan air dan mineral yang terlarut dari akar ke bagian tubuh yang melakukan fotosintesis. Sedangkan fungsi dari floem adalah untuk menyalurkan makanan hasil fotosintesis dari bagian tanaman yang melakukan fotosintesis ke bagian lain yang membutuhkan suplai makanan. Pada pengamatan yang dilakukan stomta apada batang tidak terlihat, tidak diketahuinya perbedaan sel parenkimdan sel sklerenkim yang berada pada korteks, serta letak xylem dan floem secara pasti, hal ini dikarenakan kurangnya perbesaran yang dilakukan.
Pada kegiatan yang kelima yaitu mengamati jaringan akar monokotil pada jagung (Zea mays) dengan perbesaran 4 x10 perbesaran atau 40 kali perbesaran. Dari pengamatan yang telah dilakukan pada perbesaran 40 kali terlihat pada batang monokotil jagung terdapat beberapa jaringan yaitu dimulai dari bagian luar terdapat jaringan epidermis, korteks, pada bagian dalam terdapat jaringan endodermis yang didalamnya terdapat jaringan sklerenkim dan berkas pengangkut yang tersebar dibagian dalamnya, serta terdapat empulur yang berfungsi sebagai cadangan makanan. Berdasarkan literatur struktur akar zea mays dari lapisan luar ke lapisan dalam adalah: epidermis, korteks, endodermis, floem, xilem, dan empulur. Pada lapisan paling luar terdapat jaringan epidermis dan dapat menemukan derivatnya yaitu berupa rambut akar, namun pada pengamatan belum terlihat rambut akar, hal ini dikarenakan awetan yang digunakan mungkin sudah berubah struktur pada rambut akarnya. Korteks berada pada bagian bawah epidermis yang memiliki ruang antar sel. Didalam Zea mays membentuk serabut sklerenkim dari berbagai sel yang berdinding tebal sebagai penguat. Disebalah dalam korteks terdapat endodermis yng terdiri dari satu lapis, dalam endodermis terdapat silindir
pusat dimana terletak jaringan pengangkut yang terdiri dari xylem dan floem yang tersusun secara Pada kegiatan yang terakhir yaitu melakukan pengamatan jaringan penyusun pada daun monokotil dengan perbesaran 4 x 10 kali atau 40 kali perbesaran. Dari pengamatan yang telah dilakukan pada perbesarana 40 kali nampak terlihat jaringan-jaringan enyususn pada daun monokotil yaitu berupa jaringan epidermis dengan kutikula dibagian atasnya, jaringan parenkim pada bagian dalm epidermis yang berbentuk seperti bunga karang sehingga bisa disebut jaringan bunga karang atau spons. Pada jaringan epidermis bagian bawah terdapat stomata yang berfungsi sebagai keluar masuknya gas. Berdasarkan literatur jaringan paling luar disebut epidermis yang terdiri dari satu lapis sel (unilateral) yang berbentuk batang dan memiliki kutikula sehingga bersifat kasar dan tahan air. Jaringan epidermis atas berbeda dengan epidermis bawah. Permukaan atas daun disebut permukaan adaksial dan permukaan bawah daun disebut dengan permukaan abaksial. Pada permukaan adaksial terdapat derivat epidermis seperti sel kipas (bulliform cell) dan stomata Stomata tersebar secara merata di kedua sisi epidermis (epidermis atas dan epidermis bawah) atau disebut juga dengan amfistomata. Stomata di batasi oleh dua sel penjaga yang memiliki klorofil Di bawah jaringan epidermis, terdapat jaringan mesofil yang memenuhi bagian tengah daun. Pada tanaman monokotil daun tidak memiliki jaringan palisade. Di dalam jaringan mesofil terdapat berkas pengangkut tipe kolateral tertutup. Setiap berkas pengangkut terletak berjajar, dan dikelilingi oleh jaringan parenkim yang keras namun tipis. Jaringan pengangkut diselubungi oleh sebuah selubung yang terdiri dari sel-sel parenkim yang di dalamnya terdapat klorofil sehingga dapat melakukan fotosintesis. Namun pada pengamatan yang ada terdapat beberapa bagian yang tak ada seperti derivat epidermis berupa sel kipas, berkas pengangkut serta jaringan parenkim hal ini dikarenakan mungkin pengamatan yang dilakukan kuarang mempunyai perbesaran yang tinggi, sehingga hasil pengamatan tidak sesuai dengan teori yang ada. Pada praktikum kali ini yang mempelajari tentang jaringan pada hewan dan tumbuhan dengan enam kegiatan pengamatan, tidak luput dari
kesalahan, misalnya dalam kegiatan yang terakhir, pada perbesaran 4 x 10 atau 40 kali perbesaran jaringan penyusun pada daun tidak nampak atau kurang jelas hal ini dikarenakan preparat yang digunakan telah kadaluars atau tidak layak lagi dipakai sehingga saat dilakukan pengamatan preparat aweatam jaringan penyusun pada daun tidak kelihatan dan kurang jelas. 8.
Penutup
8.1. Kesimpulan Pada praktikum kali ini yaitu tentang pengamatan pada jaringan hewan dan jaringan tumbuhan dapat diketahui bahwa Jaringan adalah sekelompok sel yang mempunyai kenampakan bentuk, serta fungsi yang sama. Jaringan pada hewan dibedakan menjadi empat yaitu jaringan epitel yang berfungsi sebagai pelindung jaringan dan organ pada bagian dalam, jaringan ikat yang berfungsi sebagai penghubung antara jaringan satu dengan jaringan yang lainnya, jaringan otot yang berfungsi sebagai penopang dan menggerakkan bagian tubuh, dan jaringan saraf yang berfungsi sebagai pemberi impuls atau sinyal sebagai komunikasi antar jaringan. Jaringan pada tumbuhan pada umumnya dibedakan menjadi dua yaitu jaringan meristem atau jaringan muda dan jaringan dewasa. Jaringan muda atau meristem adalah jaringan yang tersusun atas sel-sel yang masih aktif membelah yang berfungsi sebagi pertumbuhan primer, sedangkan jaringan dewasa tersusun atas jaringan yang sudah mati atau tidak aktif membelah, jaringan deawasa terbagi menjadi lima yaitu jaringan pelindung, jaringan dasar, jaringan pengangkut, jaringan penguat serta jaringan sekretori. Pada tumbuhan terdapat organ vegetatif dimana terdapat jaringan yang berbeda-beda menurut fungsinya yaitu akar, batang dan daun. Jaringan tumbuhan pada monokotil dan dikotil memiliki beberapa perbedaan umumnya terdapat pada berkas pengangkut
yang pada monokotil letaknya tersebar pada bagian dalam, sedangkan pada tumbuhan dikotil letaknya tersusun melingkar mengelilingi empulur..
8.2. Saran Dalam melakukan praktikum hasil pengamatn tidak usah dirubah oleh asisten laboratorium, karena menyalahi sifat dari ilmu biologi yaitu objektif dimana dalam merumuskan masalah harus berdasarkan pengamatan yang nyata, atau fakta yang ada. Pada laboratorium, kursi yang diperlukan kurang sehingga dibutuhkan tambahan kursi sehingga peserta didik yang ingin melakukan praktikum tidak lagi menggeser atau mencari kursi lagi.
DAFTAR PUSTAKA. Campbell, dkk.2008. Biologi jilid 2. Jakarta:Penerbit Erlangga. Campbell, dkk.2008. Biologi jilid 3. Jakarta:Penerbit Erlangga. Mudakir, Imam.2000.Anatomi Tumbuhan. Jember:Fakultas keguruan dan ilmu pendidikan Universitas Jember. Rachmadiart, F., dkk.2007. Bologi umum.Surabaya:Unesa University Press. Star,C.,dkk.2013.Biologi kesatuan dan keanekaragamn makhluk hidup Edisi 12 Buku 2.Jakarta:Salemba Teknika. Wangko, S., Karundeng, R. 2014. Komponen sel jaringan ikat. Jurnal Biomedik..6(3): 1.
LAMPIRAN Jaringan Ikat padat teratur
Jaringan Otot polos
Jaringan Akar Monokoti (Zea Mays)
Jaringan otot lurik
Jaringan batang monokotil
Jaringan daun monokotil