LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA TULANG (OSS) DAN PERSENDIAN Dosen Pengampu : Dr. Nugrahaningsih Wh, M.Kes
Oleh: Kelompok 4 Salwa Nurafifah
4401416004
Fitria Titrik Dwiwinahyu
4401416017
Definatun Naziyah
4401416044
Nurtantuhu Nastiti
4401416045
ROMBEL 2
PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2019
A. Latar belakang Tubuh manusia terdiri dari berbagai sistem, diantaranya adalah sistem rangka, sistem pencernaan, sistem peredaran darah, sistem pernafasan, sistems yaraf, sistem penginderaan, sistem otot, dll. Sistem-sistem tersebut saling terkait antara satu dengan yang lainnya dan berperan dalam menyokong kehidupan manusia. Akan tetapi dalam ergonomi, system yang paling berpengaruh adalah system otot, system rangka, dan system syaraf. Salah satu ciri mahluk hidup atau organisme adalah bergerak. Manusia yang merupakan bagian dari mahluk hidup juga melakukan gerakan dalam menjalankan aktivitasnya. Sistem rangka adalah suatu sistem organ yang memberikan dukungan fisik pada
makhluk
hidup.
Sistem rangka
umumnya
dibagi
menjadi tiga
tipe: eksternal,internal, dan basis cairan (rangka hidrostatik), walaupun sistem rangka hidrostatik dapat pula dikelompokkan secara terpisah dari dua jenis lainnya karena tidak adanya struktur penunjang. Rangka manusia dibentuk dari tulang tunggal atau gabungan (seperti tengkorak) yang ditunjang oleh struktur lain seperti ligamen, tendon, otot, dan organ lainnya. Rata-rata manusia dewasa memiliki 206 tulang, walaupun jumlah ini dapat bervariasi antara individu. Rangka tubuh manusia dikelompokkan atas dua bagian yaitu skeleton aksial. Terdiri atas sekelompok tulang yang menyusun poros tubuh dan memberikan
dukungan
serta
perlindungan
pada organ di kepala, leher dan badan. Tulang tengkorak merupakan tulang yang menyusun kerangka kepala. Tulang tengkorak tersusun atas delapan buah tulang yang menyusun kepala dan empat belas tulang yang menyusun bagian wajah. Tulang tengkorak bagian kepala merupakan bingkai pelindung dari otak. Sendi yang terdapat diantara tulang tengkorak merupakan sendi mati yang disebut sutera (Ayub, 2008) Sistem rangka adalah suatu sistem organ yang memberikan dukungan fisik pada makhluk hidup. Sistem rangka umumnya dibagi menjadi tiga tipe: eksternal, internal, dan basis cairan (rangka hidrostatik), walaupun sistem rangka hidrostatik dapat pula dikelompokkan secara terpisah dari dua jenis lainnya karena tidak adanya struktur penunjang. Rangka manusia dibentuk dari tulang tunggal ataugabungan (seperti tengkorak) yang ditunjang oleh struktur lain seperti ligamen, tendon, otot, dan organ lainnya (Irawan, 2013).
Adapun latar belakang dari dilakukannya praktikum ini adalah untuk mengetahui lebih jelas mengenai rangka atau tulang-tulang yang menyusun bagian tubuh manusia mulai dari ujung kepala hingga kaki.
B. Tujuan 1. Mengenal bentuk tulang 2. Mengenal jenis dan fungsi persendian
C. Alat dan bahan 1. 2. 3. 4.
Rangka manusia Atlas manusia Kamera HP Alat tulis
D. Cara kerja Mahasiswa mengamati dan mengidentifikasi berbagai bentuk tulang
Mahasiswa mempraktekkan dan mengidentifikasi berbagai sendi pada tubuh
Membuat klasifikasi sendi
Membuat klasifikasi tulang berdasar bentuknya
Membuat klasifikasi tulang berdasar lokasi atau kelompok fungsinya
E. Hasil Tabel 1. Klasifikasi tulang berdasar bentuknya Nama Tulang Bentuk Tulang Latin Tulang Pipa (Long bone)
Tulang Pipih (Flat bone)
Tulang Pendek (Short bone)
Os Humerus
Tulang lengan atas
Os Radius
Tulang pengumpil
Os Ulna
Tulang hasta
Os Femur
Tulang paha
Os Tibia
Tulang kering
Os Fibula
Tulang betis
Os Clavicula
Tulang selangka
Os Scapula
Tulang belikat
Os Sternum
Tulang dada
Os Costae
Tulang rusuk
Os Cranium
Tulang tengkorak
Os Carpals
Tulang pergelangan tangan
Os Tarsals
Tulang pergelangan kaki
Tulang tidak beraturan (Irregular Columna vertebralis bone)
Indonesia
Tulang belakang
Tabel 2. Tulang penyusun bagian-bagian tubuh Bagian
Gambar
Tulang Penyusun 1. Os Parietal
2
2. Os Frontal
1
3. Os Oxipital
1
4. Os Temporal
2
5. Os Sphenoid
2
6. Os
2
Zygomatic
Tengkorak dan wajah (Os Cranium)
Jumlah
2
7. Os Lacrimal
1
8. Os Vomer
2
9. Osikel Inkus
2
10. Osikel
2
Malleus
2
11. Osikel
2
Stapes
2
12. Os Ethmoid
2
13. Os Palatum
1
14. Os Maxilla 15. Os Nasal 16. Os Mandibula 28
Extremitas Superior
1. Scapula
2
2. Clavicula
2
3. Humerus
2
4. Ulna
2
5. Radius
2
6. Carpals
16
7. Metacarpals
10
8. Phalanges
28
64 1. Os
7
Vertebrae Cervicalis
12
2. Os Vertebrae
5
Thoracalis 3. Os
5
Vertebrae Lumbalis
4
4. Os Vertebrae
1
Sacrum 5. Os Trunk (Thorax & Abdomen)
1
Vertebrae Coccyxalis
1
6. Os Manubrium sterni 7. Os Gladiolus Body 8. Os
7 pasang 3 pasang 2 pasang
Processus Xyphoid 9. Os Costae Vera 10. Os Costae Spuria 11. Os Costae Fluktuantes 48
1. Os Illeum
2
2. Os Ischium
2
3. Os Pubis
2
Tulang Panggul (Pelvic Girdle)
6 1. Os Phalanges
28
2. Os
10
Metatarsals
Extremitas Inferior
14
3. Os Tarsals
2
4. Os Tibia
2
5. Os Fibula
2
6. Os Patella
2
7. Os Femur
2
8. Os Calcaneus
62
Tabel 3. Macam sendi dan letaknya Macam sendi
Gerakan yang dihasilkan
Letak/contoh
Sendi putar
-
Rotasi
-
Sendi pada tulang leher
Sendi pelana
-
Rotasi Terbatas
-
Dasar ibu jari
-
Flexio-extensio
-
Artikulasi carpal-
-
Abduksi
-
Flexio
-
Siku
-
Extensio
-
Lutut
Sendi engsel
metacarpal
Sendi peluru
Sendi geser
Sendi luncur
-
Flexio
-
Sendi bahu
-
Extensio
-
Sendi panggul
-
Abduksi
-
Adduksi
-
Rotasi
-
Circumdixsi
-
Flexio
-
Pertemuan tulang
-
Extensio
radius lengan bawah
-
Abduksi
dengan tulang skaford
-
Adduksi
pergelangan tangan
-
Rotasi satu bidang
-
datar
Sendi pada pergelangan kaki
-
Sendi pada pergelangan tangan
F. Pembahasan Praktikum unit skeleton ini dilakukan melalui kegiatan pengamatan pada alat peraga/torso untuk mengetahui macam tulang, fungsi, dan jumlah tulang yang menyusun tubuh manusia. Menurut Tortora dan Derrickson (2011), tulang kerangka manusia dewasa terdiri dari 206 segmen tulang yang sebagian besar berpasangan satu dengan yang lain yaitu sisi kiri dan sisi kanan. Tulang kerangka pada bayi dan anakanak lebih dari 206 segmen tulang karena beberapa tulang dulunya belum mengalami penyatuan, misalnya tulang sacrum dan coxae pada tulang vertebra. Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, diketahui bahwa rangka penyusun tubuh manusia terdiri dari dua bagian yakni rangka aksial dan rangka apendikular. Rangka aksial merupakan sekelompok tulang yang menyusun poros tubuh dan memberikan dukungan dan perlindungan pada organ di kepala, leher dan badan. Sedangkan rangka apendikular merupakan rangka yang menyusun alat gerak, yaitu tangandan kaki yang dibedakan atas rangka bagian atas dan rangka bagian bawah.Rangka Aksial terdiri atas tengkorak, tulang Belakang, hyoid, Tulang dada dan tulang rusuk. Rangka Apendikuler terdiri atas tulang selangka, tulang belikat, tulang pangkal lengan, Pengumpil, hasta, tangan dan kaki. Berdasarkan pengamatan torso, terdapat empat titik pengamatan yakni kepala, badan, anggota gerak atas, dan anggota gerak
bawah. bagian kepala yang
diamati yaitu tulang-tulang penyusun tengkorakyang terdiri atas os frontal, os ethomoidal, os nasal, os spenoidal yang terletakdengan tulang rongga mata, os lacrimal (tulang
kelenjar
air
mata),
os
zigomaticum (tulang
pipi),
os
maxilla yang menyusun sebagian dari hidung, os mandibula yang melekat pada tulang tengkorak bagian temporal, os oxipitalis daerah belakang dari tengkorak, os temporalis
tulang
samping
kiri
kanan
kepala
berada
didkeat telinga,
os
parietalis (tulang dahi). Pengamatan pada tulang badan yang teridiri tulang rusuk dengan ruas-ruas tulang belakang disusun oleh 33 buah. 33 buah tulang tersebut terbagi atas 5 bagian yaitu: os Columna cervicalis (7 buah), os Columna thoracalis (12 buah), os Columna lumbalis (5 buah), os Columna sacralis (5 buah), dan os Columna coccigialis (4 buah). Tulang pada bagian badan ini sangat penting karena berfungsi untuk melindungi organ-organ vital atau organ-organ lunak tubuh manusia. Pada bagian thoracalis terdapat tulang rusuk yang berfungsi untuk melindungi rongga dada, jumlahnya 12 pasang. Tiap rusuk merupakan sebuah tulang pipih dan melengkung,
pada bagian ventralnya berakhir sebagi tulang rawan rusuk (cartilago costalis). Tujuh pasang rusuuk yang berhubungan dengan tulang dada disebut rusuk sejati. Sedangkan 5 pasang lainnya disebut tulang palsu, karena tidak berhubungan satu dengan yang lainnya, sedang yang 2 pasang lagi melayang. Karena itu disebut rusuk melayang. Setiap rusuk mempunyai kepala yang disebut capitulum dan tuberculum. Capitulum bersendian dengan centrum vertebra, sedang tuberculum dengan diapophysis. Tulang dada disebut juga dengan osteum sternum, berupa tulang yang pipih memanjang dan terletak pada daerah medio-ventral dari dada. Tulang dada memiliki 3 bagian yaitu: Manubrium (presternum) yang berbentuk segitiga ini merupakan bagian dari sternum yang paling lebar. Terletak dibagian cranial dan bersendian dengan clavicula Gladiolus (mesosternum), merupakan bagian yang panjang dibentuk oleh segmensegmen tulang dada Xyphoid procces atau metasternum, merupakan bagian yang paling caudal Tulang penyusun anggota gerak atas terdapat os humerus termasuk tulang pipa, ujung atasnya besar, halus. Pada bagian bawah memiliki dua lekukan merupakan tempat melekatnya tulang radius dan ulna, setelah os radius dan os ulna terdapat os carpal, os metacarpal dan os falanges. Sedang pada tulang penyusun anggota gerak bawah terdiri dari os femur atau tulang paha termasuk tulang panjang, terletak mulai dari gelang panggul sampai ke lutut, os patella (tempurung lutut) terletak antara femur dengan tibia. Di samping os tibia ada os tarsal yakni tulang pergelangan kaki, os metatarsal yang merupakan tulang telapak kaki dan os falanges yang merupakan jarijari pada kaki. Pusat pembentukan tulang yang ditemukan pada corpus disebut diafisis, sedangkan pusat pada ujung-ujung tulang disebut epifisis. Lempeng rawan pada masing-masing ujung, yang terletak di antara epifisis dan diafisis pada tulang yang sedang tumbuh disebut lempeng epifisis. Metafisis merupakan bagian diafisis yang berbatasan dengan lempeng epifisis (Snell, 2012). Massa tulang bertambah sampai mencapai puncak pada usia 30-35 tahun setelah itu akan menurun karena disebabkan berkurangnya aktivitas osteoblas sedangkan aktivitas osteoklas tetap normal. Secara teratur tulang mengalami turn over yang dilaksanakan melalui 2 proses yaitu modeling dan remodeling. Pada keadaan normal jumlah tulang yang dibentuk remodeling sebanding dengan tulang yang dirusak. Ini disebut positively coupled jadi
masa tulang yang hilang nol. Apabila tulang yang dirusak lebih banyak terjadi kehilangan masa tulang ini disebut negatively coupled yang terjadi pada usia lanjut. Dengan bertambahnya usia terdapat penurunan masa tulang secara linier yang disebabkan kenaikan turn over pada tulang sehingga tulang lebih 17 rapuh. Pengurangan ini lebih nyata pada wanita, tulang yang hilang kurang lebih 0,5 sampai 1% per tahun dari berat tulang pada wanita pasca menopouse dan pada pria diatas 70 tahun, pengurangan tulang lebih mengenai bagian trabekula dibanding dengan korteks (Darmojo, 2004). Faktor pertumbuhan tulang berbeda-beda antara individu yang satu dengan individu yang lain. Menurut Supariasa (2002) hal tersebut berdasarkan dua faktor, yaitu: 1) Faktor Internal Genetik Faktor Genetik dikaitkan dengan adanya kemiripan anak-anak dengan orangtuanya dalam hal bentuk tubuh, proporsi tubuh dan kecepatan perkembangan. Gen tidak secara 18 pelepasan hormon seperti hormon pertumbuhan dari glandula endokrin dan menstimulasi pertumbuhan sel dan perkembangan jaringan terhadap status kematangannya (matur state) (Supariasa, 2002). Selama masa anak-anak, hormon yang paling penting dalam pertumbuhan adalah Insulinlike Growth Factors (IGFs), yang diproduksi oleh liver dan jaringan tulang.
Jenis Kelamin Pertumbuhan manusia dimulai sejak dalam kandungan, sampai usia kira-kira 10 tahun anak pria dan wanita tumbuh dengan kecepatan yang kirakira sama. Sejak usia 12 tahun, anak pria sering mengalami pertumbuhan lebih cepat dibandingkan wanita, sehingga kebanyakan pria yang mencapai remaja lebih tinggi daripada wanita. Secara teori disebutkan bahwa umumnya pria dewasa cenderung lebih tinggi dibandingkan wanita dewasa dan juga mempunyai tungkai yang lebih panjang, tulangnya yang lebih besar dan lebih berat serta massa otot yang lebih besar dan padat. Pria mempunyai lemak subkutan yang lebih sedikit, sehingga membuat bentuknya lebih angular. Sedangkan wanita dewasa cenderung lebih pendek dibandingkan pria dewasa
dan mempunyai tulang yang lebih kecil dan lebih sedikit massa otot. Wanita lebih banyak mempunyai lemak subkutan. Wanita mempunyai sudut siku yang lebih luas, dengan akibat deviasi lateral lengan bawah terhadap lengan atas yang lebih besar (Snell, 2012). 2) Faktor Eksternal
Lingkungan Lingkungan pra natal terjadi pada saat ibu sedang hamil, yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang janin mulai dari masa konsepsi sampai lahir seperti gizi ibu pada saat hamil 20 menyebabkan bayi yang akan dilahirkan menjadi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) dan lahir mati serta jarang menyebabkan cacat bawaan. Lingkungan post natal mempengaruhi pertumbuhan bayi setelah lahir antara lain lingkungan biologis, seperti ras/suku bangsa, jenis kelamin, umur, gizi, perawatan kesehatan, kepekaan terhadap penyakit infeksi dan kronis, adanya gangguan fungsi metabolisme dan hormone (Supariasa, 2002).
Gizi Beberapa zat gizi yang dibutuhkan dalam pertumbuhan dan remodeling tulang adalah mineral dan vitamin. Sejumlah besar kalsium dan fosfat dibutuhkan dalam proses pertumbuhan tulang, dan sejumlah kecil magnesium, fluoride dan mangan. Vitamin A menstimulasi aktivitas osteoblas. Vitamin C dibutuhkan untuk mensintesis kolagen, protein utama dari tulang. Vitamin D membantu pertumbuhan tulang dengan cara 21 meningkatkan absorbsi kalsium dari makanan pada sistem gastrointestinal ke dalam darah. Vitamin K dan B12 juga dibutuhkan untuk sintesis protein tulang (Tortora dan Derrickson, 2011).
Obat-obatan Beberapa jenis obat-obatan dapat mempengaruhi hormon pertumbuhan seperti growth hormon atau hormon tiroid. Penggunaan obat dengan dosis yang salah
dapat
menyebabkan
terganggunya
hormon
tersebut
dan
dapat
mempercepat berhentinya pertumbuhan. Jenis obat tersebut antara lain kortikosteroid, sitostatika (metotreksat), anti kejang, anti koagulan (heparin, warfarin).
Beberapa obat tertentu dapat meningkatkan resiko terkena osteoporosis. Osteoporosis merupakan penyakit tulang sistemik yang ditandai oleh penurunan densitas masa tulang dan perburukan mikroarsitektur tulang sehingga tulang menjadi rapuh dan mudah patah. Osteoporosis diklasifikasikan menjadi 2 tipe yaitu tipe I dan tipe II. Tipe I lebih disebabkan karena menopause sehingga perbandingan lakilaki dan perempuannya adalah 1:6 dengan usia kejadian 5075 tahun. Pada osteoporosis tipe II yang disebut juga sebagai osteoporosis senilis, disebabkan karena gangguan absorbsi kalsium di usus sehingga menyebabkan
hiperparatiroidisme
sehingga
menyebabkan
timbulnya
osteoporosis. Angka kejadian laki-laki dibanding perempuan adalah 1:2 dengan usia diatas 70 tahun (Setiyohadi, 2007). Obat tersebut tampaknya meningkatkan kehilangan tulang dan menurunkan laju pembentukan tulang. Obat tersebut antara lain kortison. Tetapi efek ini hanya terjadi jika obat tersebut digunakan dalam dosis tinggi, atau diberikan selama 3 bulan atau lebih. Penggunaan obat ini selama beberapa hari, atau beberapa minggu, biasanya tidak meningkatkan resiko timbulnya osteoporosis. Pengobatan tiroid juga berperan terhadap timbulnya osteoporosis (Supariasa, 2002).
G. Kesimpulan dan Saran Rangka penyusun tubuh manusia terdiri dari dua bagian yakni rangka aksial dan rangka apendikular. Rangka aksial merupakan sekelompok tulang yang menyusun poros tubuh dan memberikan dukungan dan perlindungan pada organ di kepala, leher dan badan. Sedangkan rangka apendikular merupakan rangka yang menyusun alat gerak, yaitu tangandan kaki yang dibedakan atas rangka bagian atas dan rangka bagian bawah.Rangka Aksial terdiri atas tengkorak, tulang Belakang, hyoid, tulang dada dan tulang rusuk.
Rangka Apendikuler terdiri atas tulang selangka, tulang
belikat, tulang pangkal lengan, Pengumpil, hasta, tangan dan kaki.
H. Daftar Pustaka Ayub, Reihard.2008. Tulang. Ponorogo: Satu Amal.
Darmojo & Martono .2004. Buku Ajar Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut). Jakarta : FKUI Irawan, Albertus B. 2013. Pembelajaran Biologi Mengenai Sistem Rangka Manusia. Seminar Riset Unggulan Nasional Informatika dan Komputer FTI UNSA 2013 Vol 2 No 1. Diakses pada tanggal 14 April 2017.
Setiyohadi, et. al. 2007.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Cetakan Ke-2.Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Snell, R. S. 2012. Anatomi Klinis Berdasarkan Sistem .Jakarta:EGC
Supariasa, dkk. 2002. Penilaian Status Gizi. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC
Tortora GJ, Derrickson B. 2011. Principles of Anatomy and Physiology Maintanance and Continuity of the Human Body 13th Edition. Amerika Serikat: John Wiley & Sons, Inc
I. Jawaban Pertanyaan 1. Jelaskan fungsi tulang sebagai pelindung ! Jawab: Tulang yang memiliki fungsi sebagai pelindung seperti ini adalah tulang dada dan tulang rusuk yang melindungi jantung dan paru-paru. Contoh lainnya adalah tulangtulang tulang tengkorak yang berfungsi untuk melindungi kepala dan bola mata.
2. Jelaskan fungsi tulang sebagai pemberi bentuk tubuh ! Jawab: Tulang memiliki fungsi sebagai pemberi bentuk tubuh seperti contoh pada seperti tulang belakang dan tulang kaki berfungsi sebagai penentu bentuk wajar dan juga menegakkan tubuh dan tulang – tulang tengkorak.
3. Jelaskan fungsi tulang sebagai alat gerak pasif ! Jawab: Tulang berfungsi sebagai alat gerak pasif karena rangka hanya dapat bergerak jika otot yang melekat pada rangka tersebut melakukan kontraksi.
J. Lampiran