1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu pengetahuan dan kesadaran, pola pemikiran manusia yang semakin maju seiring dengan perkembangan zaman. Pola konsumsi manusia sebagai konsumen pun ikut berubah. Di abad 20 ini konsumen menjadi lebih selektif dalam memilih makanan yang akan dikonsumsi. Konsumen makin menyadari tentang arti pentingnya kesehatan apalagi terkait dengan masalah makanan yang akan dikonsumsi. Seiring berkembangnya zaman juga menuntut suatu unit pengolahan hasil perikanan (UPI) mempunyai manajemen mutu produk yang dihasilkan, oleh karena itu perlu menerapkan aspek-aspek sanitasi dan higiene, serta Sanitation Standard Operating Procedure (SSOP) yang baik dan benar. Sanitasi menurut WHO (World Health Organisation) adalah “suatu usaha untuk mengawasi beberapa faktor lingkungan fisik yang berpengaruh kepada manusia, terutama pada hal-hal yang mempunyai efek merusak perkembangan fisik, kesehatan, dan kelangsungan hidup. Sedang higiene adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari kesehatan. Higiene erat hubungannya dengan perorangan, makanan dan minuman karena merupakan syarat untuk mencapai derajat kesehatan. Sanitasi adalah upaya kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi kebersihan lingkungan dari subjeknya. Misalnya, menyediakan air yang bersih untuk keperluan mencuci tangan, menyediakan tempat sampah untuk mewadahi sampah agar sampah tidak dibuang sembarangan (SNI, 2004). SSOP (Standard Sanitation Operating Procedur) adalah prosedur pembentukan dalam pengembangan dan pencegahan kontaminasi langsung atau pemalsuan produk. Berdasarkan pada sanitasi operasional prosedur, dalam lingkup kerja di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Selili meliputi sanitasi kapal beserta peralatan yang digunakan dalam menangkap ikan, sanitasi tempat cold storage, sanitasi lingkungan kerja yang berada di
2
lingkungan PPI Selili, diantaranya termasuk fasilitas seperti toilet, musholla, kantin, dan dermaga tempat ikan setelah ditangkap.
B. Tujuan Tujuan dari Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini ialah untuk mengetahui penerapan Sanitation Standard Operating Procedure (SSOP) yang berada di PPI Selili, Kota Samarinda Kalimantan Timur.
C. Manfaat Manfaat dari dilaksanakannya praktek kerja lapangan (PKL) ini ialah. Mahasiswa dapat mengetahui penerapan Sanitation Standard Operating Procedure (SSOP) yang berada disekitar area dermaga, tempat pelelangan, dan lokasi sekitar di PPI Selili, Kota Samarinda Kalimantan Timur.
3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. HIGIENE SANITASI 1. Pengertian Higiene dan Sanitasi 2.1. a. Higiene Higiene adalah upaya kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi kebersihan individu, seperti mencuci tangan untuk kebersihan tangan, mencuci piring untuk melindungi kebersihan piring, membuang bagian makanan yang telah rusak. Berdasarkan hasil penelitian ada hubungan antara sebelum bekerja mencuci tangan dan tidak mencuci tangan menggunakan sabun setelah dari kamar kecil (WC) dengan kualitas bakteriologis. (Depkes RI , 2004). 2.2. b. Sanitasi Sanitasi sebagai bagian penting yang berkaitan dengan pengolahan makanan yang sesuai dengan persyaratan yang ada. Sanitasi makanan adalah upaya untuk menjaga kebersihan dan keamanan makanan agar tidak terjadi keracunan dan penyakit pada manusia akibat makanan. (1) Higiene sanitasi makanan adalah upaya kesehatan dalam memelihara dan melindungi kebersihan makanan, melalui pengendalian faktor lingkungan dari makanan yang dapat atau mungkin dapat menimbulkan penyakit dan gangguan kesehatan. Sanitasi yang baik dapat mencegah penyakit yang terdapat di bahan makanan. (Depkes RI , 2004). B. Ruang Lingkup Sanitasi Lingkungan Kesehatan lingkungan merupakan ilmu kesehatan masyarakat yang menitikberatkan usaha preventif dengan usaha perbaikan semua faktor lingkungan agar manusia terhindar dari penyakit dan gangguan kesehatan. Kesehatan lingkungan adalah karakteristik dari kondisi lingkungan yang mempengaruhi derajat kesehatan. Kesehatan lingkungan merupakan salah satu dari enam usaha dasar kesehatan masyarakat. Istilah kesehatan lingkungan seringkali dikaitkan dengan istilah sanitasi/sanitasi lingkungan yang oleh Organisasi Kesehatan
4
Sedunia (WHO), menyebutkan pengertian sanitasi lingkungan/kesehatan lingkungan adalah suatu usaha untuk mengawasi beberapa faktor lingkungan fisik yang berpengaruh kepadamanusia, terutama terhadap hal-hal yang mempunyai efek merusak perkembangan fisik, kesehatan dan daya tahan hidup manusia (Kusnoputranto, 1986). Sanitasi, menurut kamus bahasa Indonesia diartikan sebagai pemelihara kesehatan. Menurut (WHO), sanitasi adalah upaya pengendalian semua faktor lingkungan fisik manusia, yang mungkin menimbulkan atau dapat menimbulkan hal-hal yang merugikan, bagi perkembangan fisik, kesehatan, dan daya tahan hidup manusia. Sedangkan menurut Chandra (2007), sanitasi adalah bagian dari ilmu kesehatan lingkungan yang meliputi cara
dan
usaha
individu
atau masyarakat
untuk
mengontrol
dan
mengendalikan lingkungan hidup eksternal yang berbahaya bagi kesehatan serta yang dapat mengancam kelangsungan hidup manusia. Menurut Kusnoputranto (1986) ruang lingkup dari kesehatan lingkungan meliputi : 1. Penyediaan air minum. 2. Pengolahan air buangan dan pengendalian pencemaran air. 3. Pengelolaan sampah padat. 4. Pengendalian vektor penyakit. 5. Pencegahan/pengendalian pencemaran tanah. 6. Higiene makanan. 7. Pengendalian pencemaran udara. 8. Pengendalian radiasi. 9. Kesehatan kerja, terutama pengendalian dari bahaya-bahaya fisik, kimia dan biologis. 10. Pengendalian kebisingan. 11. Perumahan dan pemukiman, terutama aspek kesehatan masyarakat dari perumahan penduduk, bangunan-bangunan umum dan institusi. 12. Perencanaan daerah dan perkotaan. 13. Aspek kesehatan lingkungan dan transportasi udara, laut dan darat.
5
14. Pencegahan kecelakaan. 15. Rekreasi umum dan pariwisata. 16. Tindakan-tindakan sanitasi yang berhubungan dengan keadaan epidemi bencana alam, perpindahan penduduk dan keadaan darurat. 17. Tindakan pencegahan yang diperlukan untuk menjamin agar lingkungan padaumumnya bebas dari resiko gangguan kesehatan. Dari ruang lingkup sanitasi lingkungan di atas tempat-tempat umum merupakan bagian dari sanitasi yang perlu mendapat perhatian dalam pengawasannya (Kusnoputranto, 1986).
C. Sanitasi Dasar Sanitasi dasar adalah sanitasi minimum yang diperlukan untuk menyediakan lingkungan sehat yang memenuhi syarat kesehatan yang menitik beratkan pada pengawasan berbagai faktor lingkungan yang mempengaruhi derajat kesehatan manusia (Azwar, 1995). Upaya sanitasi dasar meliputi penyediaan air bersih, pembuangan kotoran manusia, pengelolaan sampah, dan pengelolaaan air limbah.
D. Pengertian Sanitasi Tempat-tempat Umum Sanitasi tempat-tempat umum merupakan usaha untuk mengawasi kegiatan yang berlangsung di tempat-tempat umum terutama yang erat hubungannya dengan timbulnya atau menularnya suatu penyakit, sehingga kerugian yang ditimbulkan oleh kegiatan tersebut dapat dicegah (Fahmi, 2009). Sanitasi tempat-tempat umum menurut Mukono (2006), merupakan problem kesehatan masyarakat yang cukup mendesak. Karena tempat umum merupakan tempat bertemunya segala macam masyarakat dengan segala penyakit yang dipunyai oleh masyarakat. Oleh sebab itu tempat umum merupakan tempat menyebarnya segala penyakit terutama penyakit yang medianya makanan, minuman, udara dan air. Dengan demikian sanitasi tempat-tempat umum harus memenuhi persyaratan kesehatan dalam arti melindungi, memelihara, dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
6
Tempat-tempat umum harus mempunyai kriteria sebagai berikut : 1. Diperuntukkan bagi masyarakat umum, artinya masyarakat umum boleh keluar masuk ruangan tempat umum dengan membayar atau tanpa membayar. 2. Harus ada gedung/ tempat peranan, artinya harus ada tempat tertentu dimana masyarakat melakukan aktivitas tertentu. 3. Harus ada aktivitas, artinya pengelolaan dan aktivitas dari pengunjung tempat-tempat umum tersebut. 4. Harus ada fasilitas, artinya tempat-tempat umum tersebut harus sesuai dengan ramainya, harus mempunyai fasilitas tertentuyang mutlak diperlukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di tempattempat umum. Tempat atau sarana layanan umum yang wajib menyelenggarakan sanitasi lingkungan antara lain, tempat umum atau sarana umum yang dikelola secara komersial, tempat yang memfasilitasi terjadinya penularan penyakit, atau tempat layanan umum yang intensitas jumlah dan waktu kunjungannya tinggi. Tempat umum semacam itu meliputi hotel, terminal angkutan umum, pasar tradisional atau swalayan pertokoan, bioskop, salon kecantikan atau tempat pangkas rambut, panti pijat, taman hiburan, gedung pertemuan, pondok pesantren, tempat ibadah, objek wisata, dan lain-lain (Chandra, 2007).
7
BAB III METODOLOGI
A. Tempat Dan Waktu Pelaksanaan 3.1. Tempat Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini bertempat di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Selili Jalan Lumba – lumba NO.01 RT.004 / RW.001 Kelurahan Selili Kecamatan Samarinda Ilir. 3.2. Waktu Kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini dilaksanakan dimulai pada tanggal 10 Juli 2018 sampai dengan 10 Agustus 2018. B. Metode Pelaksanaan Metode pengambilan data dilakukan secara langsung dengan mewawancarai dan melihat langsung proses penanganan hasil tangkapan. Pengambilan data yang digunakan dalam praktek ini yaitu: 1.
Observasi, observasi ini melibatkan mahasiswa untuk ikut berpartisipasi melaksanakan pekerjaan yang dilakukan oleh pekerja secara sendiri atau bersama-sama dengan pekerja.
2.
Wawancara, bertujuan untuk melengkapi data yang dibutuhkan, mahasiswa melakukan wawancara secara langsung dengan narasumber.
3.
Dokumentasi, yaitu berupa kegiatan mengambil gambar yang berhubungan dengan kegiatan penerapan SSOP.
C. Metode Pengambilan Data Teknik yang digunakan dalam Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini adalah dengan mengambil dua macam data, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer didapat dari observasi, wawancara dan partisipasi aktif, sedangkan data sekunder didapat dari lapangan.
8
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. PROFIL PPI SELILI 4.1. Sejarah singkat PPI SELILI Sejak tahun 1992 pemerintah daerah kota Samarinda mulai membangun salah satu kawasan Selili yang berada di tepian Sungai Mahakam sebagai pusat pendaratan ikan yang masuk dan didistribusikan baik di dalam maupun ke luar wilayah kota Samarinda. Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Selili terletak di Kelurahan Selili, Kecamatan Samarinda Ilir Kota Samarinda. Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Selili merupakan unit kerja dari Dinas Perikanan dan Peternakan Kota Samarinda yang pemanfaatannya terhitung sejak tanggal 15 Mei 1992 dan mempunyai luas tahan ± 1,2 Ha. Pembangunan PPI merupakan upaya penyediaan prasarana perikanan yang ditujukan sebagai sarana pusat pemasaran dan retribusi hasil perikanan untuk menunjang kegiatan produksi/ peningkatan pendapatan nelayan serta stabilisator ketersediaan sumber pangan perikanan dan pengawasan yang berkaitan dengan pengembangan usaha perikanan tangkap. Lokasi PPI Selili selengkapnya dapat dilihat sebagai berikut : 1. Lokasi PPI Selili terletak di Jl Lumba – lumba No.01 RT.004 / RW.001 Kel. Selili Kec. Samarinda Ilir. Kota Samarinda Kalimantan Timur. 2. Terletak di Kecamatan Samarinda Ilir yang berbatasan dengan: a. Sebelah Utara
: Kelurahan Sungai Dama
b. Sebelah Selatan
: Sungai Mahakam
c. Sebelah Barat
: Sungai Mahakam
d. Sebelah Timur
:Kecamatan
Sambutan dan Sungai Kapih).
Sambutan
(Kelurahan
9
4.2. Kondisi bangunan dan fasilitas Pelabuhan perikanan seperti juga PPI Selili secara umum memiliki fasilitas pelabuhan perikanan dimana saat ini dalam upaya mendukung operasional kegiatan di PPI Selili telah dilengkapi beberapa sarana dan prasarana yang dibedakan menjadi 3 yaitu fasilitas pokok, fasilitas fungsional dan fasilitas tambahan penunjang. Adapun beberapa fasilitas tersebut antara lain: 1. Fasilitas pokok Fasilitas pokok PPI merupakan fasilitas yang diperlukan untuk kepentingan aspek keselamatan pada pelayanan, selain itu juga termasuk tempat berlabuh dan tambat serta bongkar muat kapal. Beberapa fasilitas pokok yang telah dibangun di PPI Selili diantaranya ialah : a. Fasilitas pelindung berupa tuap penahan tahan (revetment) dan jetty (pintu masuk yang berada pada area di atas perairan). b. Fasilitas tambat meliputi dermaga dan tiang tambat (bolder) c. Fasilitas transportasi yang berupa jembatan, jalan, dan areal tempat parker kendaraan. 2. Fasilitas fungsional Fasilitas fungsional merupakan fasilitas yang secara langsung dimanfaatkan untuk kepentingan manajemen dan operasional di pangkalan pendaratan ikan. Fasilitas fungsional yang telah tersedia di PPI Selili diantaranya ialah sebagai berikut : a. Gedung pelelangan dan tempat penjualan hasil perikanan b. Pabrik es (Cold Storage) c. Kendaraan angkutan ikan (inslulated truck) d. Mesin pompa dan rumahnya 3. Fasilitas tambahan Fasilitas tambahan atau penunjang pelabuhan perikanan merupakan fasilitas yang secara tidak langsung dapat meningkatkan kesejahteraan
10
masyarakat pelaku usaha perikanan dana tau memberikan kemudahan bagi masyarakat umum. Fasilitas tambahan/penunjang tersebut diantaranya ialah : a. Fasilitas untuk kesejahteraan nelayan yang terdiri atas kios/kedai pesisir yang merupakan penyediaan bahan perbekalan nelayan, musholla, toilet umum b. Fasilitas pengelolaan pelabuhan yang terdiri atas kantor, pos penjagaan keamanan dan ketertiban, gedung, rumah dinas dan mess karyawan. Gambar bangunan Pangkalan Pendaratan Ikan Selili, Kota Samarinda dapat dilihat pada Gambar 13.
1
2
3
5 6
4
10 9
7
11
8 12 13
14
15
Gambar 1. Layout PPI Selili, Kota Samarinda. Keterangan gambar : 1. Pintu gerbang 2. Pos jaga 3. Kantin 4. Area pemasaran ikan laut
11
5. Mess petugas PPI Selili 6. Kantor PPI Selili 7. Pusat pengawasan laut 8. Cold storage 9. Area pemasaran ikan laut 10. Area pemasaran ikan air tawar 11. WC umum 12. Gedung pelelangan 13. Musholla 14. Dermaga kapal 15. Dermaga kapal
4.3. Struktur Organisasi Struktur organisasi yang digunakan oleh Dinas Perikanan kota Samarinda merupakan struktur garis atau directing, dimana struktur organisasi dari PPI Selili termasuk di bawah directing dinas perikanan kota Samarinda. Directing adalah fungsi manajemen yang berhubungan dengan usaha memberikan bimbingan, saran-saran, dan perintah-perintah atau instruksi-instruksi kepada bawahan dalam pelaksanaan tugasnya masingmasing, agar tugas dapat dilaksanakan dengan baik dan benar-benar tertuju kepada tujuan yang telah ditetapkan. Gambar struktur organisasi pada Dinas Perikanan kota Samarinda dapat dilihat pada Gambar 14.
12 KEPALA DINAS Ir. H. Syamsul Bachri, M.Si SEKRETARIS
JABATAN FUNGSIONAL TERTENTU
Hj. Euis Wikrama Dewi, .Si
Supinem
Hadi Syaukani Wahab, S.Pi
Ir. Badrie
Ir. Akhmad
Muliati, S.Pi
Sugeng Hariyadi, S.Pi
Ampang
Andri Mas’ud, S.ST.Pi, M.Si
Hendrico Dwintara T, S.Pi
Noor Janah, S.Pi
KEPALA SEKSI BAGIAN UMUM DAN KEPEGAWAIAN
KEPALA SEKSI PERENCANAAN PROGRAM DAN KEUANGAN
Erni Sri Sulistyawati, S.Pi
Widiarini Prahesty, S.Pi
KEPALA BIDANG USAHA PERIKANAN
KEPALA BIDANG PRODUKSI PERIKANAN
Hj. Ratnawati, S.Pi
Ir. Fauziah Azis Amin KEPALA SEKSI PEMBERDAYAAN KELEMBAGAAN PEMBUDIDAYAAN IKAN
KEPALA SEKSI TEKNOLOGI PEMBUDIDAYA IKAN
Jonathan, S.Pi
Ir. Edi M Aminullah Budiarta Sentosa, S.Pi Inda Deviani, S.Pi
Renata Triana, S.Pi
Junaidi
Amir Ridhoni Ansori, S.Pi
Ade Permana, S.Pi Ambara Putra Rama Wijaya, S.Pi Agus Sopian, S.Pi Parni
KEPALA SEKSI PEMBERDAYAAN KELEMBAGAAN NELAYAN
KEPALA SEKSI PENGELOLAAN SUMBERDAYA IKAN
Henny Apriyanti, S.Pi
Hj. Sy. Asfianti, S.Pt
Khalid Mubarak, S.Pi Agustina Rahmawati, S.Pi
Dwi Eva Yusita, S, St.Pi
Muhajir
Rina Eliyanti Asrie, S.Pi
Gita Lestari, S.Pi
Dino Suyatno, S.Pi
KEPALA SEKSI PENGELOLAAN TEMPAT PEMASARAN IKAN (PPI SELILI)
Dwi Rizky Amelia, S.Pi
Ambo Tang, S.Pi
KEPALA SEKSI PERIZINAN Tommy P. Badron
Samsul Bahri
Muhammad Jahar
Dedy Fitriyadi
Sofia Herawati, S.Pi
Romadhansyah, As
Armansyah
Basrie
Yunita Nengsih
Rizky Fajar
M. Yusuf
Agung Nugroho
Jamaludin
Muran
Gambar 2. Struktur Organisasi
Taufik Hidayat Eko Sudarto
13
B. Identifikasi Kegiatan Identifikasi dari kegiatan yang dilakukan dengan melihat lingkungan kerja penerapan SSOP di sekitar area lingkup PPI Selili dilakukan dengan pengamatanseperti kondisi umum di area PPI Selili, sarana yang digunakan, kondisi sanitasi dan higiene lingkungan PPI Selili. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Tabel dibawah ini. Tabel 1. Kondisi Umum PPI Selili No.
Kondisi Umum PPI Selili
Hasil
1.
Bangunan
Permanen
2.
Sumber Air Bersih
PDAM
3.
Pengelolaan Sampah
Ada
4.
Lokasi Penjualan Ikan Dengan Blok Lain
Berdekatan
Kondisi umum pada PPI Selili, seperti (1) Bangunan yang sudah semi permanen. (2) Sumber air bersih yang berasal dari air PDAM. (3) Pengelolaan sampah yang berada di PPI Selili ada. (4) Lokasi penjualan ikan dengan blok lain berdekatan. Tabel 2. Sarana Yang Digunakan Pada saat Berjualan di PPI Selili No.
Sarana
Hasil
1.
Meja pajangan
Tidak Ada
2.
Peralatan Pembantu
Timbangan, Selang Keranjang / Basket
3.
Jenis es
Es balok
4.
Sumber es
Cold Storage
5.
Tempat penyimpanan es
Sterofoam
Sarana yang digunakan pada saat berjualan di PPI Selili, seperti (1) Tidak terdapat meja pajangan. (2) Terdapat peralatan pembantu seperti,
14
timbangan, selang, keranjang / basket. (3) Jenis es yang digunakan yaitu es balok. (4) Sumber es yang digunakan yaitu cold storage. (5) Tempat penyimpanan es yang digunakan yaitu sterofoam. Tabel 3. Kondisi Sanitasi dan Higienis PPI Selili No.
Kondisi
Hasil
1.
Sanitasi Lingkungan PPI Selili
Tidak Cukup Bersih
2.
Lingkungan Letak Pemasaran Setiap
Tertata Setiap Pedagang /
Pedagang
agen
Pencucian Peralatan Setelah Kegiatan
Ya
3.
Penjualan 4.
Penggunaan Deterjen Saat Mencuci
Tidak
Peralatan 5.
Hewan Yang Berkeliaran Disekitar PPI
Tidak Ada
Kondisi sanitasi dan higienis yang terdapat di PPI Selili, seperti (1) Sanitasi lingkungan di PPI Selili tidak cukup bersih. (2) Lingkungan letak pemasaran setiap pedagang tertata setiap pedagang/ agen. (3) Pencucian peralatan setelah kegiatan penjualan selalu dicuci. (4) Tidak terdapat penggunaan deterjen saat mencuci peralatan. (5) Tidak terdapat hewan yang berkeliaran disekitar PPI Selili. C. Hasil Pengamatan 3.1. Sanitasi Lingkungan Hasil pengamatan yang telah dilakukan di area lingkungan kerja di PPI Selili disekitar tempat berlangsungnya kegiatan pelelangan ikan laut, di luar area lingkungan kegiatan pelelangan ikan laut tampak genangan air dan juga lumpur, yang diakibatkan oleh kegiatan perikanan berupa keluar masuknya kendaraan seperti gerobak dorong, motor, dan mobil pickup dan lain-lain.
15
Gambar 3.a. Tempat/ area pelelangan Gambar 3.b. Keadaan lingkungan di ikan laut
area pelelangan ikan laut
Tempat berlangsungnya kegiatan pelelangan ikan air tawar,juga tampak genangan air dan juga lumpur, yang diakibatkan oleh kegiatan perikanan berupa keluar masuknya kendaraan seperti gerobak dorong, motor, dan mobil pickup dan lain-lain.
Gambar 4.a. Keadaan area lingkungan
Gambar 4.b. Tempat / area
pelelangan ikan air tawar
pelelangan ikan air tawar
16
Lingkungan
di
sekitar
dermaga
setelah
kegiatan
perikanan
berlangsung, nampak bahwa darah ikan yang masih terlihat disekitar area dermaga. Dan dibiarkan hingga mengering disiang harinya.
Gambar 5. Keadaan area lingkungan di dermaga Lingkungan di sekitar UPTD PPI Selili juga terlihat genangan air dan juga lumpur yang disebabkan oleh kegiatan perikanan yang ada di dalam lingkup kerja PPI Selili. Terlihat juga rerumputan yang cukup tinggi yang terdapat di sekitar kantor UPTD.
Gambar 6. Keadaan area lingkungan disekitar UPTD PPI Selili Lingkungan di sekitar PPI Selili terdapat sebuah tangga naik, dimana tangga tersebut terlihat kotoran bercak – bercak lumpur yang membekas di
17
tangga tersebut. Tangga tersebut merupakan akses untuk para pekerja yang ingin pergi ke toilet, kantin, dan juga sembari tempat beristirahat. Ketika sudah berada di atas terlihat nampak bahwa lantai yang berada di area tersebut terdapat lantai terlihat kotoran bercak – bercak lumpur yang membekas di lantai tersebut.
Gambar 7. Keadaan lingkungan area kerja di PPI Selili 4.2. Sanitasi Kapal Kegiatan perikanan, dalam hal menangkap ikan salah satu aspek yang perlu diperhatikan yaitu ruang atau tempat penyimpanan untuk ikan setelah ditangkap. Ruangan yang digunakan harus bersih dan higienis, tidak terdapat bahan-bahan yang dapat menyebabkan ikan menjadi tidak segar dan dapat mengakibatkan penurunan mutu. Kapal yang bersender di area dermaga PPI Selili, ruang atau palka penyimpanan ikan, terlihat cukup bersih, dimana setelah ikan diangkat dari dalam palka kapal selalu dicuci atau dibersihkan. Seperti membuang sisa-sisa darah ikan, sehingga tidak menimbulkan bau yang amis pada palka penyimpanan di kapal nelayan.
Gambar 8.a. Tempat penyimpanan palka ikan
Gambar 8.b. Kegiatan membersihkan kapal
18
4.3. Sanitasi Peralatan Kerja Kegiatan perikanan, baik dalam lingkup kegiatan produksi maupun non produksi peralatan kerja merupakan salah satu aspek yang harus diperhatikan. Apabila peralatan yang digunakan tidak terjaga kebersihannya, hal ini akan membuat produk hasil akhir akan mengalami penurunan mutu, tentunya hal ini akan berdampak seperti turunnya daya minat konsumen untuk membeli yang diakibatkan oleh mutu yang tidak baik tersebut, dimana mutu yang tidak baik tersebut berasal dari peralatan kerja yang tidak higienis. Di PPI Selili terdapat peralatan kerja yang digunakan pada kegiatan penanganan ikan maupun di pelelangan, diantaranya yaitu terdapat : (a) kereta dorong, (b) selang air, (c) keranjang / basket, (d) timbangan (e), serok jaring dan (f) sterefoam. Pada kegiatan perikanan yang berlangsung di PPI Selili, wadah atau tempat yang digunakan untuk menyimpan es yaitu menggunakan sterofoam, dimana nampak bahwa sterofoam yang digunakan terdapat kotoran di beberapa titik didalam sterofoam tersebut, es yang diisi didalam sterofoam setelah kontak langsung dengan ikan. Dimana hal ini dapat mempengaruhi mutu kesegaran yang ada pada ikan, dan dapat membuat penurunan mutu hingga mendekati pembusukan.
Gambar 9.a. Pengisian es pada sterofoam
Gambar 9.b. Keranjang / Basket
19
4.4. Personal Personal atau kebersihan perorangan adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis. Di lingkungan kerja PPI Selili ini para pekerja yang berada dalam lingkup area PPI Selili para pekerja tidak menggunakan seperti tutup kepala, sarung tangan, dan juga memakai seragam khusus, para pekerja hanya menggunakan seragam yang biasa dan juga sepatu boot. Hal ini dikarenakan di PPI Selili sendiri bukan tempat seperti industri pengolahan yang memerlukan peralatan dan seragam khusus layaknya seperti ruang industri pengolahan perikanan. Di PPI Selili sendiri tempat yang memang khusus untuk kegiatan pelelangan ikan (Tarwoto dan Wartonah 2006).
Gambar 10. Kegiatan pelelangan ikan 4.5. Keamanan Air dan Es Keamanan bahan baku (air,es) yang berhubungan langsung dengan ikan dimana ikan sendiri merupakan bahan yang mudah cepat rusak (perishable food). Di PPI Selili sendiri terdapat ruang penyimpanan es (cold storage), dimana es tersebut diambil dari daerah pabrik es yang berada disungai meriam. Es sendiri menjadi bahan yang cukup berperan untuk mempertahankan tingkat kesegaran ikan, oleh sebab itu air yang digunakan untuk membuat es harus sesuai dengan standar yang telah disesuaikan, hal ini untuk mencegah terjadinya kontaminasi bakteri yang ada pada air tersebut. Di
20
PPI Selili sendiri terdapat mesin untuk menggiling es, es yang akan digiling dikeluarkan dari pintu yang berukuran kecil untuk mengambil es, di depan pintu kecil tersebut terdapat sebuah papan kayu yang digunakan untuk mendorong es. Dimana papan kayu sendiri memiliki serat dan juga lubang pori, hal ini dapat membuat es akan terkontaminasi akibat bakteri yang bermukim dipori – pori kayu tersebut, dan akan berdampak pada proses pembusukan pada ikan akan lebih cepat, karena es yang sudah terkontaminasi tersebut nantinya terkontak langsung dengan ikan.
Gambar 11.a. Tempat es balok
Gambar 11.b. Mesin Penggiling es
Gambar 11.c. Papan kayu wadah/alas pada es
21
Keamanan air yang digunakan di lingkungan area kerja PPI Selili untuk mencuci ikan sendiri menggunakan air PDAM, dimana setiap lapak penjual terdapat sebuah titik kran, dimana dari kran tersebut mengalir air yang digunakan untuk mencuci ikan.
Gambar 12. Kran dan bak tempat penyimpanan air
4.6. Sarana dan Prasarana Fasilitas yang dimiliki PPI Selili meliputi, musholla, toilet, kantin, dan lain-lain. Di PPI Selili terdapat sebuah gedung dimana gedung tersebut masih terbilang baru, terhitung diresmikan sejak pada bulan Januari tahun 2018, dan masih dalam tahap pembangunan. Di bawah gedung tersebut terdapat kegiatan pelelangan ikan laut, pada lantai atas gedung tersebut terdapat sebuah toilet, kantin, serta ruangan – ruangan yang berada di lantai atas gedung. Toilet yang berada di lantai atas hanya berjumlah satu buah toilet,
22
sedangkan letak toilet yang lain berada di dekat area musholla. Menurut Suma’mur (1984), bahwa tempat kerja harus menyediakan toilet yang memenuhi syarat kesehatan dan harus terpisah untuk pekerja pria dan wanita. Di dalam toilet tersebut harus ada persediaan air yang cukup dan bila perlu juga kertas tissue. Dari jumlah toilet yang ada, perbandingan toilet dan pekerja harus sesuai dengan jumlah pekerja. Menurut Suma’mur (1984). Perbandingan jumlah toilet dan pekerja dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Perbandingan jumlah toilet dan banyaknya pekerja Jumlah pekerja
Jumlah minimal toilet
1-9
1
10-24
2
25-49
3
90-100
4
Untuk setiap penambahan 30
Jumlah toilet tambahan satu buah
pekerja diatas seratus
Kantin yang terletak di lantai atas pada gedung tersebut, ruangan kantin terlihat berdekatan dengan toilet. Dimana aroma dari toilet dapat menimbulkan bau yang tidak sedap, serta membuat bahan makanan dapat menjadi tidak clean, dan higienis.
Gambar 13. Ruangan yang berada di lantai atas gedung
23
Gambar 14. Toilet dan kantin yang berada di lantai atas gedung
Gambar 15. Bangunan musholla 4.7. Pengelolaan Limbah Limbah merupakan produk buangan yang telah terpakai, limbah dapat berasal dari pabrik, pertambangan, laboratorium, medis, dll. Limbah sendiri dapat berupa limbah cair dan limbah padat. Di PPI Selili tidak terdapat pengelolaan limbah yang khusus, dikarenakan di PPI Selili sendiri bukan tempat industri pengolahan. Berbeda dengan industri pengolahan yang memiliki pengelolaan limbah, seperti pengelolaan limbah cair dan limbah padat. Di PPI Selili, limbah/ sisa–sisa kotoran ikan disiram menggunakan air yang mengalir dari selang, kemudian air mengalir pada selokan yang ada di sekeliling PPI dan kembali terbuang ke laut.
24
Gambar 16. Saluran pembuangan air D. Pembahasan Umum Pembahasan yang didapat pada hasil pengamatan diatas terdapat beberapa poin-poin penting, yang terbagi atas : 1. Sanitasi lingkungan 2. Sanitasi kapal 3. Sanitasi peralatan kerja 4. Personal 5. Keamanan air dan es 6. Sarana dan prasarana 7. Pengelolaan limbah Berdasarkan dari hasil pengamatan terlihat bahwa pada sanitasi lingkungan yang berada di lingkungan PPI Selili, terdapat kubangan air yang bercampur lumpur di beberapa titik, diantaranya yaitu tempat kegiatan
25
pelelangan ikan laut dan ikan air tawar, area dermaga, jalan depan kantor UPTD, serta area lingkungan di atas gedung pelelangan yang terlihat bercak kotoran. Sanitasi kapal yang berada di PPI Selili, terlihat bahwa setelah kegiatan bongkar muat ikan ruang palka penyimpanan selalu dibersihkan dengan membuang/menguras sisa-sisa darah ikan. Peralatan kerja yang digunakan setelah kegiatan bongkar muat ikan di kapal, selalu dicuci setelah pemakaian terkecuali gerobak dorong, sterofoam, dan serok jaring. Para pekerja yang berada di PPI Selili berjualan ikan hanya menggunakan seragam biasa tidak menggunakan seragam khusus, serta memakai sepatu boot. Es yang terdapat di PPI Selili memiliki ruang penyimpanan sendiri yaitu ruang penyimpanan es atau cold storage, sarana dan prasarana yang terdapat di PPI Selili meliputi, musholla, toilet, kantin, dan ruangan-ruangan kosong yang berada di atas gedung pelelangan. Pengelolaan limbah yang berada di PPI Selili, tidak terdapat pengelolaan limbah yang khusus hal ini dikarenakan di PPI Selili hanya melakukan kegiatan pelelangan ikan saja.
26
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Penerapan SSOP yang berada di PPI Selili, masih memiliki beberapa kekurangan yaitu diantaranya faktor kebersihan lingkungan yang kurang diperhatikan, sepertidimana terlihat genangan air dan lumpur menjadi satu tidak hanya di satu titik namun hampir di semua titik yang berada dilingkungan PPI Selili. Dan juga kurangnya pengelolaan limbah sehingga limbah sisa-sisa dari ikan/ kotoran-kotoran ikan disiram dan kembali terbuang ke laut. Serta sarana dan prasarana yang tidak begitu banyak. PPI Selili saat ini masih belum pada tahap Standard Sanitation Operational Procedure (SSOP). Sehingga membuat penerapan sanitasi dan kehigienisan tertunda, adapun program pembangunan yang direncanakan oleh Dinas Perikanan dan Ilmu Kelautan Provinsi Kalimantan Timur, yaitu menjadikan PPI Higienis yang mempunyai visi, menjadi panutan atau percontohan PPI di Kalimantan Timur. B. Saran Dalam melaksanakan kegiatan PKL hendaknya mengikuti prosedur yang telah ditentukan, agar hasil yang ingin diraih dapat dicapai dengan maksimal.